i LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
(LAKIP)
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT(BBKPM)
SURAKARTA
Tahun 2019
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan
ii LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
NILAI-NILAI BBKPM SURAKARTA
AMAN MUTU
ADIL NURANI
ATURAN HARMONIS
iii LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan hidayah-Nya, sehingga
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM) Surakarta tahun 2019 dapat diselesaikan.
LAKIP BBKPM Surakarta tahun 2019 ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi
Presiden Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Penyusunan
LAKIP BBKPM Surakarta merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan
fungsi yang dibebankan kepada BBKPM Surakarta selama kurun waktu 2019. Selain itu, laporan
ini disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka mewujudkan
penyelenggaraan instansi pemerintah yang baik dan bersih (Good Corporate and Clean
Government).
LAKIP BBKPM Surakarta disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
LAKIP BBKPM Surakarta ini memuat pencapaian atas Perjanjian Kinerja BBKPM
Surakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI yang menyelenggarakan tugas pokok melaksanakan perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan
dan kemitraan serta pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat
sebagaimana diamanatkan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 532/MENKES/PER/VII/2007
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
2354/MENKES/PER/XI/2011.
Semoga penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta ini dapat digunakan sebagai bahan
evaluasi dalam upaya pengembangan BBKPM Surakarta kedepan.
Surakarta, 27 Januari 2020
Kepala,
Dr. Yudhaputra Tristanto, M.Kes NIP.196812121999021001
iv LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
RINGKASAN EKSEKUTIF
Dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
menuntut pelaksanaan kegiatan di setiap lingkungan instansi pemerintahan yang transparan,
akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan. Setiap pelaksanaan kegiatan di satuan kerja
pemerintah, utamanya di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan RI harus dilaporkan secara berkala, termasuk pelaksanaan kegiatan di BBKPM
Surakarta.
Pengukuran terhadap berbagai indikator yang telah ditetapkan BBKPM Surakarta
selama tahun 2019 memberikan hasil yang beragam, sebagian besar indikator telah mencapai
bahkan melebihi dari target yang ditetapkan. Meskipun, masih tetap ada beberapa indikator
yang tidak bisa mencapai target yang telah ditetapkan tahun 2019. Secara keseluruhan,
pencapaian indikator kinerja utama yang telah ditetapkan selama tahun 2019 adalah sebagai
berikut :
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
1. Terwujudnya cost effectiveness bidang pelayanan kesehatan paru;
% Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO)
Persen 40% 36,63%
2. Terwujudnya kepuasan stakeholders;
% Kepuasan Pasien Persen 82% 92.58%
% Kecepatan respon terhadap komplain
Persen 80% 91.67%
RS Akreditasi Nasional Persen 75% 75%
3. Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang;
Jumlah jenis pelayanan spesialistik
Jenis 7 7
4. Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi;
Waktu tunggu pelayanan Menit 60 Menit 52.3 Menit
Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana
Laporan 9 16
Kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan
Persen 95% 93.93%
Kepatuhan penggunaan formularium nasional
Persen 90% 88.9%
Nett Death Rate per
seribu ≤2 ‰ 0
Emergency Response Time 1
Menit < 5 Menit 1 Menit 3
Detik
5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru;
% Kasus TB HIV diobati Persen 75% 100%
% Implementasi penanganan TB Paru sesuai ISTC
Persen 85% 100%
v LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
6. Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring;
Jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru
Institusi 7 8
Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru
Kegiatan 6 12
7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru;
Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru
Institusi 26 26
8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana;
% Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Paru Kelas B
Persen 80% 87%
9. Terwujudnya sistem informasi dan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi;
% Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi
Persen 85% 91.67%
10. Terwujudnya budaya menolong dan berkinerja;
% Implementasi Sistem Manajemen SDM
Persen 80% 85%
11. Terwujudnya SDM yang excellent.
% Dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun
Persen 50% 72.58%
Alokasi anggaran BBKPM Surakarta di awal tahun anggaran 2019 adalah sebesar
Rp35,729,478,000,- dengan rincian Bersumber dari BLU Rp13.500.000.000,- dan bersumber
dari Rupiah Murni Rp22.229.478.000,-. Pada bulan November BBKPM Surakarta mendapatkan
tambahan alokasi anggaran sebesar Rp1.569.075.000,-. Tambahan tersebut merupakan
penambahan anggaran yang diperuntukkan bagi mencukupi kekurangan belanja pegawai
berupa gaji serta penambahan anggaran guna pembelian obat dan bahan medis habis pakai.
Total anggaran BBKPM Surakarta setelah dilakukan penambahan adalah sebesar
Rp37,298,553,000,-. Dengan rincian sebagai berikut Bersumber dari BLU Rp13.500.000.000,
Bersumber dari Rupiah Murni Rp23,798,553,000,-
Penerimaan PNBP BBKPM Surakarta tahun 2019 berjumlah Rp11,491,743,309,- atau
sebesar 85,12% dari target penerimaan yang ditetapkan di tahun 2019 sebesar
Rp13.500.000.000,-.
vi LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
A. Latar belakang ...................................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan ................................................................................. 2
C. Tugas pokok dan fungsi ............................................................................ 3
D. Sistematika penulisan ............................................................................. 6
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2019 ...................... 7
A. Perencanaan Kinerja ............................................................................... 7
B. Perjanjian Kinerja .................................................................................. 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ....................................................................... 11
A. Capaian Kinerja Organisasi ........................................................................ 11
B. Analisis Capaian Kinerja ........................................................................... 12
C. Analisis atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................................... 57
1. Sumber Daya Manusia ........................................................................ 57
2. Sumber Daya Anggaran ....................................................................... 57
D. Sumber Daya BBKPM Surakarta ................................................................... 57
1. Sumber Daya Manusia ........................................................................ 58
2. Sumber Daya Anggaran ....................................................................... 60
3. Sumber Daya Sarana dan Prasarana ........................................................ 61
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 64
LAMPIRAN
vii LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Perjanjian Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2019 .......................................... 9
Tabel 2. Target dan Realisasi atas Pencapaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019 ........... 11
Tabel 3. Pegawai BBKPM Surakarta berdasar status kepegawaian 2018- 2019 ..................... 58
Tabel 4. Pegawai PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Jabatan ..................................... 59
Tabel 5. PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Usia ..................................................... 59
Tabel 6. PNS BBKPM Surakarta berdasarkan golongan ............................................... 59
Tabel 7. PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Pendidikan ............................................. 59
Tabel 8. Anggaran BBKPM Surakarta berdasar Kegiatan ............................................. 60
Tabel 9. Perkembangan Barang Milik Negara Tahun 2019 ........................................... 61
Tabel 10. Realisasi Anggaran BBKPM Surakarta Tahun 2019 ........................................ 62
Tabel 11. Rincian Penerimaan BBKPM Surakarta Tahun 2019 ....................................... 63
1 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan yang merupakan bagian dari pembangunan nasional
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Tujuan
tersebut dapat dicapai melalui upaya kesehatan yang merata, bermutu dan dilaksanakan
secara berkelanjutan, terencana dan terarah.
Penanganan masalah kesehatan paru tersebut harus dilaksanakan terintegrasi dan
komprehensif meliputi upaya promosi, pencegahan, pengobatan dan, rehabilitasi.Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta adalah sarana pelayanan kesehatan
masyarakat yang dibentuk untuk mengatasi permasalahan kesehatan paru masyarakat
dan mendekatkan pelayanan spesialistik paru kepada masyarakat.
Pada awal berdirinya, BP4 Surakarta merupakan Unit Pelaksana Teknis Departemen
Kesehatan yang berada dibawah Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Dalam
perkembangannya, BP4 Surakarta kemudian berubah nama menjadi Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta. Tahun 2011, BBKPM Surakarta
mengalami perpindahan menjadi Unit Pelaksana Teknis Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan melalui Surat Penyerahan dari Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat
Nomor OT.01.01/BI.4/274/2011 tanggal 26 Januari 2011. Terbitnya Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 2354/MENKES/PER/XI/2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 532/MENKES/PER/IV/2007 meneguhkan keberadaan BBKPM Surakarta
berada di bawah Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan secara teknis fungsional
dibina oleh Direktorat Bina Upaya Kesehatan Rujukan. Seiring dengan perubahan
struktur organisasi di lingkungan Kementerian/Lembaga, pada tahun 2017 terbit
Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 2015 tentang Kementerian Kesehatan dan Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan. Dalam peraturan tersebut, Direktorat Jenderal Bina Upaya
Kesehatan berganti nama menjadi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, dengan
adanya perubahan tersebut terhitung tanggal 1 Januari 2018 BBKPM Surakarta berada
dibawah koordinasi dari Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan.
Sebagai instansi pemerintah dibawah Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan RI, BBKPM Surakarta berkewajiban untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi. Kewajiban tersebut
dijabarkan dengan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan laporan kinerja.
2 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Pelaporan kinerja atau LAKIP dimaksudkan untuk mengevaluasi dan mengkomunikasikan
capaian kinerja BBKPM Surakarta dalam satu tahun anggaran yang dikaitkan dengan
proses pencapaian tujuan dan sasaran. LAKIP juga menjelaskan keberhasilan dan
kegagalan tingkat kinerja yang dicapai sehingga kinerja ke depan dapat dilaksanakan
secara lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan,
pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaksanaannya.
Penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta juga dimaksudkan untuk mengaplikasikan prinsip
transparansi dan akuntabilitas yang merupakan pilar penting pelaksanaan pemerintahan
yang baik (good governance).
Tahun 2019, adalah tahun terakhir dari rangkaian 5 tahun pelaksanaan Rencana
Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Pada tahun terakhir ini, visi BBKPM
Surakarta menjadi Rumah Sakit telah terwujud, meskipun agak bergeser dari visi
awalnya menjadi Rumah Sakit Khusus Paru menjadi Rumah Sakit Umum Pusat. Terbitnya
Peraturan Menteri Nomor 61 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit
Umum Pusat Surakarta menjadi landasan bagi perubahan status organisasi BBKPM
Surakarta menjadi Rumah Sakit Umum Pusat.
LAKIP BBKPM Surakarta disusun mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta adalah sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan
dalam rangka mencapai visi dan misi BBKPM Surakarta.
Tujuan penyusunan LAKIP BBKPM Surakarta menilai dan mengevaluasi pencapaian
kinerja kegiatan dan sasaran BBKPM Surakarta. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan
kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi. Diharapkan rekomendasi yang dihasilkan ini
dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi untuk
meningkatkan kinerja BBKPM Surakarta.
C. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi.
Berdasar ketentuan dalam Pasal 2 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
RI Nomor 2354/MENKES/PER/XI/2011, BBKPM Surakarta mempunyai tugas pokok
melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi, pelayanan kesehatan, penunjang
3 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan serta pengembangan sumber daya di bidang
kesehatan paru masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diamanatkan pasal 2 tersebut, BBKPM
Surakarta menyelenggarakan fungsi :
1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan paru spesialistik
dan atau subspesialistik yang berorientasi kesehatan masyarakat;
2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pemberdayaan masyarakat dalam bidang
kesehatan paru masyarakat;
3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan sumberdaya di
bidang kesehatan paru masyarakat;
4. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pendidikan dan pelatihan teknis di bidang
kesehatan paru masyarakat;
5. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi penelitian dan pengembangan kesehatan paru
masyarakat;
6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha.
Susunan Organisasi BBKPM Surakarta terdiri atas :
1. Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan
Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan mempunyai tugas pokok :
melaksanakan perencanaan dan evaluasi di bidang pemeriksaan, pengobatan dan
pelayanan rehabilitasi kesehatan paru spesialistik dan subspesialistik yang
berorientasi masyarakat serta rujukan dengan sarana pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Pelayanan dan Penunjang
Kesehatan menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan pengobatan kesehatan
paru masyarakat;
b. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pelayanan rehabilitasi kesehatan paru
masyarakat;
c. Penyusunan perencanaan dan evaluasi pelayanan rujukan;
d. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang kesehatan;
e. Penyusunan perencanaan pelaksanaan dan evaluasi kegiatan pemeliharaan dan
pengembangan sarana kesehatan;
Bidang Pelayanan dan penunjang Kesehatan terdiri dari :
a. Seksi Pelayanan Kesehatan
Seksi Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi pemeriksaan dan pengobatan kesehatan
4 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
paru masyarakat, pelayanan rehabilitasi kesehatan paru masyarakat, serta
pelayanan rujukan.
b. Seksi Penunjang Kesehatan
Seksi Penunjang Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penunjang kesehatan, serta
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan sarana kesehatan.
2. Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya.
Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas
pokok : melaksanakan perencanaan dan evaluasi penyuluhan kesehatan dan
konseling pemberdayaan masyarakat, kerjasama, serta pengembangan sumber daya
di bidang kesehatan paru masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Bidang Promosi Kesehatan dan
Pengembangan Sumber Daya menyelenggarakan fungsi :
a. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan dan
konseling;
b. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan pemberdayaan masyarakat;
c. Penyusunan perencanaan dan evaluasi kerjasama;
d. Penyusunanperencanaan dan evaluasi kegiatan pengembangan sumber daya.
Bidang Promosi Kesehatan dan Pengembangan Sumber Daya terdiri atas :
a. Seksi Promosi Kesehatan
Seksi Promosi Kesehatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan perencanaan dan evaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan dan
konseling, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama.
b. Seksi Pengembangan Sumber Daya
Seksi Pengembangan Sumber Daya mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pengembangan sumber daya meliputi pendidikan, pelatihan, penelitian dan
pengembangan di bidang kesehatan paru masyarakat.
3. Bagian Tata Usaha
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program,
pengelolaan informasi, evaluasi dan laporan, urusan tata usaha, keuangan,
kepegawaian, rumah tangga, perlengkapan.
5 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Dalam melaksanakan tugasnya, Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi :
a. Pelaksanaan penyusunan rencana program dan anggaran, penyajian informasi,
evaluasi dan laporan;
b. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga
serta hubungan masyarakat;
c. Pelaksanaan urusan keuangan.
Bagian Tata Usaha terdiri dari :
1. Subbagian Umum
Subbagian Umum mempunyai tugas melakukan penyusunan rencana program
dan anggaran, penyajian informasi, evaluasi dan laporan, urusan kepegawaian,
tata usaha, perlengkapan dan rumah tangga.
2. Subbagian Keuangan
Subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan urusan verifikasi,
perbendaharaan dan akuntansi.
4. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor
532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kesehatan RI Nomor 2354/MENKES/PER/XI/2011 struktur organisasi BBKPM Surakarta
terdiri dari:
a. Kepala
b. Kepala Bagian Tata Usaha
1) Kepala Sub Bagian Umum
2) Kepala Sub Bagian Keuangan
c. Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Kesehatan
1) Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
2) Kepala Seksi Penunjang Kesehatan
d. Kepala Bidang Promosi dan Pengembangan Sumber Daya Kesehatan:
1) Kepala Seksi Promosi Kesehatan
2) Kepala Seksi Pengembangan Sumber Daya Kesehatan
e. Kepala Instalasi
f. Kelompok Jabatan Fungsional berangka kredit dan non angka kredit
6 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Gambar 1. Struktur Organisasi BBKPM Surakarta berdasar Permenkes Nomor :
532/MENKES/PER/VII/2007
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2018
adalah sebagai berikut:
Kata Pengantar
Ikhtisar Eksekutif
Daftar Isi
BAB I.PENDAHULUAN
Bab I disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis
organisasi serta permasalahan utama
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
Dalam Bab II dijelaskan mengenai rencana strategi dan rencana kinerja. Pada bab ini juga
disampaikan tujuan, sasaran, strategi, program dan kegiatan serta indikator kinerja yang
akan dilaksanakan tahun 2018 dalam rangka pencapaian visi dan misi BBKPM Surakarta
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Dalam Bab III diuraikan pengukuran kinerja, sumber daya manusia dan sumber daya
anggaran yang menggambarkan kekuatan yang dimiliki, evaluasi dan analisis akuntabilitas
kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilan dan kegagalan,
hambatan/kendala dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif dan
perbaikan yang akan diambil.
7 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
BAB IV.PENUTUP
Dalam Bab IV diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa
mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya..
LAMPIRAN-LAMPIRAN
8 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
BAB II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
Dalam rangka memberikan arah pandang kedepan terkait dengan kinerja dan peranan
BBKPM Surakarta serta untuk memberikan gambaran tentang kondisi masa depan yang ingin
dicapai oleh BBKPM Surakarta maka diperlukan visi yang mencerminkan keadaan yang ingin
dicapai pada akhir periode perencanaan.
BBKPM Surakarta telah menetapkan visinya sesuai dengan Rencana Strategis Bisnis
periode 2015-2019 yaitu :
Sejalan dengan visi BBKPM Surakarta maka diperlukan rumusan mengenai upaya-upaya
yang akan dilaksanan untuk mewujudkan visi yang akan dicapai BBKPM Surakarta. Adapun
misi BBKPM Surakarta adalah :
Berdasar perumusan visi dan misi BBKPM Surakarta diatas, maka dirumuskan lebih
lanjut mengenai sasaran strategis dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi, yaitu:
1. Terwujudnya cost efectiveness bidang pelayanan kesehatan paru;
2. Terwujudnya kepuasan stakeholder;
3. Terwujudnya RS Paru Unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru;
4. Terwujudnya RS Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta
penelitian di bidang kesehatan paru masyarakat;
5. Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan Penunjang;
6. Terwujudnya Rumah Sakit jejaring;
7. Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi;
VISI
“MENJADI RUMAH SAKIT PARU KELAS B UNGGULAN PADA TAHUN 2019 “
MISI
1. Menyelenggarakan pelayanan medik kesehatan paru dan pernapasan yang
terakreditasi;
2. Meningkatkan pelayanan Unggulan TB-HIV secara komprehensif
3. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian kesehatan paru ;
4. Mendorong kemandirian hidup sehat dan menjalin kemitraan dibidang
kesehatan paru masyarakat.
9 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana sebagai RS Paru kelas B;
9. Terwujudnya sistem informasi dan komunikasi rumah sakit yang terintegrasi.
10. Terwujudnya budaya menolong dan berkinerja;
11. Terwujudnya SDM yang excellent;
Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya agar efektif, efisien dan
akuntabel, BBKPM Surakarta berpedoman pada dokumen perencanaan yang terdapat pada:
1. Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019;
2. Perjanjian Kinerja Tahun 2019.
A. Perjanjian Kinerja
Perjanjian kinerja merupakan amanat dari Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 Tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah lembar/dokumen
yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan
instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan
indikator kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah
dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu
berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Dalam hal ini, perjanjian kinerja BBKPM Surakarta tahun 2019 merupakan pernyataan
komitmen antara Kepala BBKPM Surakarta dengan Direktur Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan.
BBKPM Surakarta telah menyusun perjanjian kinerja tahun 2019 sesuai dengan
kedudukan, tugas dan fungsinya. Perjanjian kinerja ini telah mengacu pada Rencana
Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019.
Tabel 1 Perjanjian Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2019
SASARAN STRATEGIS/PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
1. Terwujudnya cost effectiveness bidang pelayanan kesehatan paru;
1. % Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO)
40%
2. Terwujudnya kepuasan stakeholders;
2. % Kepuasan Pasien 82%
3. % Kecepatan respon terhadap
komplain 80%
4. RS Akreditasi Nasional 75%
3. Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang;
5. Jumlah jenis pelayanan spesialistik
7
10 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
SASARAN STRATEGIS/PROGRAM INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET
4. Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi;
6. Waktu tunggu pelayanan 60 Menit
7. Jumlah laporan pengawasan
internal yang terlaksana 9
8. Kelengkapan rekam medik
kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan
95%
9. Kepatuhan penggunaan
formularium nasional 90%
10. Nett Death Rate ≤2 ‰
11. Emergency Response Time 1 < 5 Menit
5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru;
12. % Kasus TB HIV diobati 75%
13. % Implementasi penanganan TB Paru sesuai ISTC
85%
6. Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring; 14. Jumlah institusi yang
bekerjasama dalam bidang pelayanan paru
7
15. Jumlah kegiatan UKM
kesehatan paru 6
7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru;
16. Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru
26
8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana;
17. % Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Paru Kelas B
80%
9. Terwujudnya sistem informasi dan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi;
18. % Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi
85%
10. Terwujudnya budaya menolong dan berkinerja;
19. % Implementasi Sistem Manajemen SDM
80%
11. Terwujudnya SDM yang excellent. 20. % Dokter dan perawat yang
mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun
50%
11 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Laporan Akuntabilitas Kinerja BBKPM Surakarta, merupakan bentuk
pertanggungjawaban kinerja berbagai program dan kegiatan yang telah dilaksanakan pada
tahun 2019. Pada bab ini akan diuraikan pengukuran, evaluasi dan analisis kinerja BBKPM
Surakarta selama tahun 2019, keberhasilan yang dicapai maupun permasalahan terkait,
beserta rekomendasi untuk peningkatan kinerja di masa mendatang.
Pengukuran tingkat capaian kinerja BBKPM Surakarta tahun 2019 dilakukan dengan
cara membandingkan antara target pencapaian indikator sasaran yang telah ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja BBKPM Surakarta tahun 2019 dengan realisasinya. Tingkat
capaian kinerja BBKPM Surakarta tahun 2019 berdasarkan hasil pengukurannya dapat
diilustrasikan sebagai berikut :
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran dan analisis pencapaian kinerja bertujuan untuk mendapat informasi
mengenai masing-masing sasaran dan indikator, pengukuran kinerja ini juga dimaksudkan
untuk mengetahui kinerja BBKPM Surakarta apabila dibandingkan dengan target yang
ingin dicapai dan ditetapkan di awal tahun. Pencapaian atas target dan realisasi seluruh
indikator yang ingin dicapai pada tahun 2018 ditampilkan sebagai berikut :
Tabel 2 Target dan Realisasi atas Pencapaian Indikator Kinerja Utama Tahun 2019
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Target Realisasi
1. Terwujudnya cost
effectiveness bidang
pelayanan kesehatan paru;
1. % Rasio pendapatan
operasional dibanding biaya
operasional (POBO)
40% 36.63%
2. Terwujudnya kepuasan
stakeholders; 2. % Kepuasan Pasien 82% 92.58%
3. % Kecepatan respon
terhadap komplain 80% 91.67%
4. RS Akreditasi Nasional 75% 75%
3. Terwujudnya pengembangan
jenis pelayanan spesialistik
dan pelayanan penunjang;
5. Jumlah jenis pelayanan
spesialistik 7 7
4. Terwujudnya transformasi
mutu pelayanan yang
terakreditasi;
6. Waktu tunggu pelayanan 60 Menit 52 menit 19
detik
7. Jumlah laporan pengawasan
internal yang terlaksana 9 16
8. Kelengkapan rekam medik
kembali kurang dari 24 Jam
setelah selesai pelayanan
95% 93.93%
9. Kepatuhan penggunaan 90% 88.9%
12 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Target Realisasi
formularium nasional
10. Nett Death Rate ≤2 ‰ 0
11. Emergency Response Time 1 < 5 Menit 1 Menit 19
detik
5. Terwujudnya Rumah Sakit
Paru Surakarta unggulan
sebagai Pusat Rujukan
Kesehatan Paru;
12. % Kasus TB HIV diobati 75% 100%
13. % Implementasi penanganan
TB Paru sesuai ISTC 85% 100%
6. Terwujudnya Rumah Sakit
Jejaring;
14. Jumlah institusi yang
bekerjasama dalam bidang
pelayanan paru
7 8
15. Jumlah kegiatan UKM
kesehatan paru 6 12
7. Terwujudnya Rumah Sakit
Paru Surakarta sebagai
wahana pendidikan dan
pelatihan serta penelitian di
bidang kesehatan paru;
16. Jumlah institusi pendidikan
yang bekerjasama dalam
bidang pendidikan
kesehatan paru
26 26
8. Terwujudnya kehandalan
sarana dan prasarana;
17. % Terpenuhinya kehandalan
sarana dan prasarana
sebagai Rumah Sakit Paru
Kelas B
80% 87%
9. Terwujudnya sistem informasi
dan Komunikasi Rumah Sakit
yang terintegrasi;
18. % Sistem Informasi
Kesehatan terintegrasi 85% 91.67%
10. Terwujudnya budaya
menolong dan berkinerja;
19. % Implementasi Sistem
Manajemen SDM 80% 85%
11. Terwujudnya SDM yang
excellent.
20. % Dokter dan perawat yang
mendapat pelatihan ≥ 20
Jam dalam satu tahun
50% 72.58%
B. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Sasaran pertama dalam rangka mencapai visi yang hendak dicapai BBKPM Surakarta
adalah Terwujudnya cost effectiveness Bidang Pelayanan Kesehatan Paru. Dalam rangka
mengetahui pencapaian keberhasilan sasaran tersebut, BBKPM Surakarta telah
menetapkan indikator kinerja utama yaitu :
Sasaran Terwujudnya cost effectiveness Bidang Pelayanan Kesehatan Paru
13 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
1. % Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO).
Rasio POBO merupakan perbandingan antara pendapatan PNBP dibagi dengan biaya
operasional. Sedangkan pengertian dari pendapatan PNBP merupakan pendapatan
yang diperoleh sebagai imbalan atas barang/jasa yang diserahkan kepada masyarakat
termasuk pendapatan yang berasal dari hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain,
sewa, jasa lembaga keuangan, dan lain-lain pendapatan yang tidak berhubungan
secara langsung dengan pelayanan BLU, tidak termasuk pendapatan yang berasal dari
APBN.
Kondisi yang dicapai
Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO) BBKPM
Surakarta tahun 2019 sebesar 36,63%. Dibanding target yang telah ditetapkan pada
tahun 2019 sebesar 40%, maka pencapaian indikator POBO masih dibawah target
yang ditetapkan.
Perbandingan tahun sebelumnya
Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional tahun 2019 mengalami
kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2018. Pada tahun 2018, POBO sebesar
35,22%. sedangkan tahun 2019 pencapaian indikator POBO adalah sebesar 36,63%.
Permasalahan yang dihadapi
Dalam rangka mencapai indikator kinerja % Rasio pendapatan operasional
dibanding biaya operasional (POBO) terdapat beberapa kendala dan permasalahan
diantaranya :
1. Belum adanya ijin operasional rawat inap khusus untuk Balai membuat
tindakan medis yang dilakukan oleh tenaga spesialis BBKPM Surakarta rentan
terhadap gugatan dari pihak ketiga dan tuntutan hukum. Ketiadaan izin
operasional tersebut mengakibatkan kunjungan rawat inap BBKPM Surakarta
terbatas untuk kasus-kasus tertentu yang berimplikasi kepada pendapatan
BBKPM Surakarta tahun 2018 yang tidak mencapai target;
2. POBO tahun 2019 tidak mencapai target, salah satunya dikarenakan tingginya
biaya operasional untuk pelaksanaan tugas dan fungsi pembinaan UKM di
wilayah binaan. Pada tahun 2019, BBKPM Surakarta kembali menargetkan
pelaksanaan pembinaan di wilayah binaan di 10 (sepuluh) provinsi sesuai
dengan amanat Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532 Tahun 2007 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
Surakarta sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 2354 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan
14 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Nomor 532 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar
Kesehatan Paru Masyarakat.
Usul pemecahan masalah
Terhadap kendala dan permasalahan yang muncul tersebut diusulkan beberapa
usulan pemecahan masalah, diantaranya :
1. Pengajuan ijin operasional dan pendirian rumah sakit, agar dapat segera
memberikan kejelasan status pelayanan BBKPM Surakarta dan memberikan
dasar bagi pemberian pelayanan pasien yang diberikan oleh tenaga medis
BBKPM Surakarta;
2. Optimalisasi utilisasi aset dan sarana yang dimiliki untuk peningkatan
pelayanan kepada pasien dan masyrakat serta pendapatan;
3. Pengendalian biaya operasional layanan kepada pasien secara efisien dan
efektif melalui pengadaan obat dan bahan medis habis pakai e- catalog.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas
indikator % Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO).
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% Rasio pendapatan operasional dibanding biaya
operasional (POBO)40.24% 37.75% 38.28% 35.22% 36.63%
Sasaran terwujudnya cost effectiveness Bidang Pelayanan Kesehatan Paru diukur
dengan % Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO). POBO
tahun 2019. POBO tahun 2019 telah mencapai target yang ditetapkan 40%. Cost
effectiveness adalah analisis biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat
yang diinginkan. POBO dikatakan sehat seharusnya diatas 50% yaitu beban yang
dikeluarkan harus lebih kecil dari pedapatan yang diperoleh. Tapi untuk Balai
ditetapkan 30% karena masih ada tugas kegiatan UKM, dalam hal ini biaya yang
dikeluarkan tidak menghasilkan pendapatan tetapi memberikan manfaat.
Pembinaan wilayah kerja (UKM) tidak memberikan manfaat langsung tetapi jangka
panjang. Untuk kegiatan UKP berbagai upaya dilakukan untuk memanfaatkan
operasional yang dibelanjakan untuk peningkatan layanan tanpa mengurangi mutu.
Sasaran strategis ini memberikan dampak :
1. Kepuasan pelanggan dengan pemenuhan sarana prasarana dan mutu layanan
2. Peningkatan program bersama dalam pelaksanaan pemberantasan TB dan
kesehatan paru;
15 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
3. Pencegahan dini penyakit TB di Masyarakat dengan Upaya Kesehatan
Masyarakat yang dilaksanakan.
Upaya efisiensi untuk operasional diantaranya yaitu :
Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
Penggunaan listrik 516,000,000 512,015,220 3,984,780
Penggunaan telepon 48,000,000 5,891,510 42,108,490
Penggunaan air 18,000,000 2,925,761 15,074,239
Penggunaan Internet 216,000,000 64,117,694 151,882,306
Sasaran strategis terwujudnya kepuasan stakeholders bertujuan untuk mengetahui tingkat
kepuasan stakeholders BBKPM Surakarta, dalam rangka mewujudkan perubahan BBKPM
Surakarta menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B. Guna mengetahui pencapaian
keberhasilan atas sasaran tersebut, telah ditetapkan 3 (tiga) indikator kinerja utama,
yaitu :
1. % Kepuasan Pasien
Kondisi yang dicapai
Sebagai instansi yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat,
kepuasan pasien dan seluruh stakeholders merupakan hal yang sangat penting.
Kepuasan pasien dan seluruh stakeholders merupakan cerminan dari tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh BBKPM
Surakarta.
Berdasar alasan tersebut untuk mengukur sasaran strategis terwujudnya kepuasan
stakeholders ditetapkanlah indikator kinerja utama % kepuasan pasien dengan
target sebesar 82% pada tahun 2019.
Tahun 2019 dilakukan Survei Kepuasan Masyarakat terhadap pasien BBKPM
Surakarta. Hasil penilaian kepuasan masyarakat terhadap pelayanan BBKPM
Surakarta pada tahun 2019 adalah sebesar 92,58%
Perbandingan tahun sebelumnya
Persentase kepuasan pasien (nilai IKM) tahun 2018 sebesar 82,27% dengan target
sebesar 81%. Capaian % kepuasan pasien 2019 jika dibandingkan dengan tahun
2018 mengalami kenaikan, kenaikan tersebut dapat tercapai melalui peningkatan
berbagai sektor, termasuk pelayanan kepada masyarakat.
Sasaran Terwujudnya Kepuasan Stakeholders
16 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Permasalahan yang dihadapi
Dalam rangka pencapaian indikator % kepuasan pasien, terdapat beberapa kendala
dan permasalahan yang dihadapi, diantaranya : Hasil Rekomendasi dari IKM belum
seluruhnya ditindakanjuti;
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut diantaranya monev tindak lanjut survei
kepuasan masyarakat dilaksanakan sesuai target agar dapat memperbaiki
kekurangan terkait pelayanan kepada pasien;
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhihr dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas
indikator % Kepuasan Pasien.
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% Kepuasan Pasien 81,77% 85,41% 76,83% 82,27% 92,58%
2. % Kecepatan respon terhadap komplain
Kondisi yang dicapai
Setiap komplain dan keluhan pada dasarnya merupakan masukan bagi perbaikan
pelayanan yang diberikan kepada pasien dan masyarakat, setiap komplain atau
keluhan dari masyarakat wajib untuk selalu ditindaklanjuti. Seluruh pasien atau
masyarakat yang menyampaikan komplain atau keluhan pada dasarnya
menginginkan tindaklanjut atas komplain yang mereka ajukan secara cepat dan
tepat, guna mengetahui tingkat responsive atas penanganan komplain tersebut
maka ditetapkanlah indikator kinerja utama berupa % kecepatan respon terhadap
komplain.
Kecepatan respon terhadap komplain adalah kecepatan Rumah sakit dalam
menanggapi komplain baik tertulis, lisan atau melalui mass media yang sudah
diidentifikasi tingkat risiko dan dampak risiko dengan penetapan grading/ dampak
risiko berupa ekstrim (merah), Tinggi (kuning), Rendah (hijau), dan dibuktikan
dengan data, dan tindak lanjut atas respon time komplain tersebut sesuai dengan
kategorisasi/grading/dampak risiko.
Warna Merah : cenderung berhubungan dengan polisi, pengadilan, kematian,
mengancam sistem/kelangsungan organisasi, potensi kerugian material dll.
Warna Kuning : cenderung berhubungan dengan pemberitaan media, potensi
kerugian in material, dll.
17 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Warna Hijau : tidak menimbulkan kerugian berarti baik material maupun
immaterial.
Komplain-komplain tersebut dapat disampaikan melalui form keluhan pelanggan,
email maupun langsung disampaikan kepada petugas.
Target atas indikator tersebut pada tahun 2019 adalah sebesar 80%. Sedangkan
dalam realisasinya pencapaian atas indikator tersebut mencapai 91,67%.
Perbandingan tahun sebelumnya
Apabila dibandingkan tahun 2018, pencapaian indikator kecepatan respon
terhadap komplain mencapai 100%, hal tersebut berkat koordinasi dari seluruh lini
dalam rangka menanggapi keluhan yang disampaikan oleh pelanggan BBKPM
Surakarta.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % Kecepatan
respon terhadap komplain adalah komplain dari pelanggan atau pasien BBKPM
Surakarta tidak mencantumkan identitas yang jelas sehingga mengakibatkan
keluhan atau komplain dari pelanggan yang bersangkutan tidak dapat
ditindaklanjuti.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah sebagai berikut memberikan informasi dan edukasi
kepada seluruh pelanggan atau pasien yang hendak mengajukan keluhan atau
komplain agar menuliskan identitas diri dengan lengkap sehingga memudahkan
BBKPM Surakarta untuk memberikan umpan balik tindaklanjut keluhan tersebut.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas
indikator % Kecepatan respon terhadap komplain adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% Kecepatan respon terhadap complain 98% 91% 100% 100% 91,67%
3. RS Akreditasi Nasional
Kondisi yang dicapai
BBKPM Surakarta telah menetapkan visinya untuk berubah menjadi Rumah
Sakit Khusus Paru. Sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia menyatakan bahwa setiap rumah sakit yang
18 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
telah memiliki izin operasional maka mempunyai kewajiban untuk diakreditasi
oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS).
Dalam rangka perubahan menjadi Rumah Sakit Khusus Paru, BBKPM Surakarta
menetapkan indikator kinerja utama RS Akreditasi nasional. Sesuai dengan
Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019, tahapan menuju
RS akreditasi nasional telah ditetapkan sebagai berikut :
a. Persiapan;
b. Pendampingan;
c. Penilaian;
d. Akreditasi.
Dalam Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019 proses
akreditasi rumah sakit akreditasi nasional baru dapat terlaksana apabila
BBKPM Surakarta telah berubah menjadi Rumah Sakit Khusus Paru. Perubahan
tersebut diharapkan dapat terlaksana secara bertahap mulai tahun 2017.
Tahun 2017, kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi tahapan persiapan
berupa sosialisasi kepada seluruh pegawai mengenai akreditasi tahun 2012
beserta komponen penilaiannya dan workshop akreditasi KARS tahun
2012/SNARS.
Pada tahun 2019, pencapaian atas indikator kinerja utama RS Akreditasi
nasional adalah sebesar 75%. Pencapaian pada tahun 2019 berupa proses
assessment penilaian oleh internal BBKPM Surakarta. Proses assessment oleh
KARS blm dapat dilaksanakan dikarenakan
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator kinerja utama RS Akreditasi Nasional tahun 2018
adalah sebesar 50%. Tahun 2018, kegiatan yang telah dilaksanakan meliputi
tahapan pendampingan dalam penyusunan beberapa kebijakan sebagai salah
syarat dalam akreditasi. Kebiajakan-kebijakan yang telah terbit tahun 2018,
diantaranya :
a. Kebijakan pelayanan laboratorium;
b. Kebijakan pelayanan farmasi;
c. Kebijakan pelayanan Unit Gawat Darurat;
d. Kebijakan pelayanan rawat inap;
e. Kebijakan trolley emergency.
19 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator RS akreditasi
nasional adalah masih minimnya pengetahuan dari pegawai mengenai
akreditasi rumah sakit. Akreditasi rumah sakit merupakan hal baru bagi
pegawai, sehingga diperlukan komitmen yang sangat kuat dari pegawai untuk
dapat memahami mengenai akreditasi beserta seluruh komponen
penilaiannya, khususnya akreditasi versi tahun 2012.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah dengan penguatan untuk persiapan menuju Rumah
Sakit terakreditasi dengan mengirimkan pegawai BBKPM Surakarta guna
mengikuti berbagai pelatihan dan workshop mengenai akreditasi versi SNARS.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator kinerja utama RS Akreditasi nasional adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
RS Akreditasi Nasional - - 30% 50% 75%
Pencapaian kepuasan stakeholder ini memberikan dampak peningkatan
kepercayaan masyarakat kepada BBKPM masyarakat :
1. Kepuasan pelanggan dengan peningkatan mutu layanan
2. Peningkatan kunjungan di BBKPM pada tahun 2019.
3. Kepercayaan Pemilik untuk menjadikan BBKPM Surakarta menjadi Rumah
Sakit.
Sasaran strategis terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan
penunjang bertujuan untuk mengukur perkembangan pelayanan spesialistik yang harus
dimiliki dalam rangka perubahan BBKPM Surakarta menjadi Rumah Sakit Khusus Paru
Kelas B.
Pengukuran pencapaian keberhasilan sasaran tersebut, melalui indikator kinerja utama
yaitu :
Sasaran Terwujudnya Pengembangan Jenis Pelayanan Spesialistik dan Pelayanan
Penunjang
20 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
1. Jumlah jenis pelayanan spesialistik
Kondisi yang dicapai
Target atas pencapaian indikator jumlah jenis pelayanan spesialistik pada tahun
2019 adalah 7 (tujuh) pelayanan spesialistik, yaitu :
a. Pelayanan spesialistik Paru;
b. Pelayanan spesialistik Radiologi;
c. Pelayanan spesialistik Penyakit Dalam;
d. Pelayanan spesialistik Anestesi;
e. Pelayanan spesialistik Patologi Klinik;
f. Pelayanan spesialistik Mikrobiologi Klinik;
g. Pelayanan spesialistik Kejiwaan.
Selama tahun 2019 telah terlaksana sebanyak 7 (tujuh) pelayanan spesialistik
tersebut. Sebagian besar pelayanan spesialistik yang terlaksana selama tahun
2019 dilaksanakan melalui kerjasama dengan instansi/fasilitas pelayanan
kesehatan lain :
a. Pelayanan spesialistik kejiwaan dilaksanakan bekerjasama dengan dokter
mitra;
b. Pelayanan spesialistik kedokteran dan rehabilitasi medik dilaksanakan
bekerjasama dengan Rumah Sakit Orthopedi Prof. dr. R. Soeharso
Surakarta;
c. Pelayanan spesialistik Mikrobiologi Klinik dilaksanakan bekerjasama dengan
Universitas Sebelas Maret Surakarta;
d. Pada tahun 2019, pelaksanaan pelayanan dokter spesialis penyakit dalam
dan spesialis patologi klinik telah dilaksanakan oleh tenaga PNS dari BBKPM
Surakarta yang telah selesai menempuh pendidikan dokter spesialis.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator jumlah jenis
pelayanan spesialistik adalah :
1. Kehadiran tenaga pelayanan spesialis saat ini terbatas hanya 1 kali
dalam 1 minggu. Kehadiran tenaga spesialistik yang hanya 1 kali dalam 1
minggu tersebut dirasa kurang optimal dalam rangka mendukung
pelayanan kepada masyarakat secara komprehensif. Kebutuhan
konsultansi terhadap kasus-kasus TB dengan penyakit penyerta diluar
jadwal kehadiran tenaga spesialis rehabilitasi medis menjadi tidak dapat
21 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
dilakukan oleh karena keterbatasan jadwal pelayanan dokter tersebut
yang hanya 1 kali dalam 1 minggu. Hal ini belum dapat memberikan
daya ungkit yang optimal;
2. Pemenuhan SDM terhambat oleh kewenangan BBKPM Surakarta dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator jumlah jenis pelayanan spesialistik pada tahun 2019
memberikan hasil yang sama apabila dibandingkan tahun 2018. Pada tahun
2018, jumlah jenis pelayanan spesialistik yang ada di BBKPM Surakarta
berjumlah 7 (tujuh) pelayanan spesialistik, yaitu :
- Pelayanan spesialistik Paru;
- Pelayanan spesialistik Radiologi;
- Pelayanan spesialistik Penyakit Dalam;
- Pelayanan spesialistik Kedokteran dan Rehabilitasi Medik;
- Pelayanan spesialistik Patologi Klinik;
- Pelayanan spesialistik Mikrobiologi Klinik;
- Pelayanan spesialistik Anak.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dan advokasi kepada fasilitas pelayanan
kesehatan/instansi lain agar apabila dapat memberikan izin untuk
melakukan pelayanan di BBKPM Surakarta bagi tenaga spesialis;
2. Mempersiapkan pemenuhan SDM, melalui peningkatan kompetensi dokter
umum melalui pendidikan tenaga dokter spesialis.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator jumlah jenis pelayanan spesialistik.
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah jenis pelayanan spesialistik 7 7 7 7 7
Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang
dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indikator kinerja
22 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
utama jumlah jenis pelayanan spesialistik mencapai 100% dari target rencana
jangka menengah yang telah ditetapkan.
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap
target jangka menengah 2019
jumlah jenis pelayanan
spesialistik 7 7 100%
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis sasaran terwujudnya
pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang
dilakukan melalui berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka
mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
No Uraian Pagu Realisasi
1 Pelayanan spesialistik Penyakit Dalam
294,000,000
52,761,200
2 Pelayanan spesialistik Anestesi
3 Pelayanan spesialistik Patologi Klinik
4 Pelayanan spesialistik Mikrobiologi Klinik
5 Pelayanan spesialistik Kejiwaan
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Realisasi atas penggunaan sumber daya, utamanya anggaran dalam pencapaian
indikator kinerja utama Jumlah jenis pelayanan spesialistik tahun 2019 adalah
sebesar Rp52,761,200,- sedangkan total pagu anggaran yang disediakan sebesar
Rp294.000.000,- Terdapat efisiensi atas penggunaan sumber daya anggaran
sebesar Rp241,238,800,- Efisiensi anggaran tersebut didapat dari :
1. Selisih honorarium dokter mitra spesialis dari luar BBKPM Surakarta yang
dimintai bantuan untuk membantu pelayanan di BBKPM Surakarta;
2. PNS dokter BBKPM Surakarta yang menempuh pendidikan dokter spesialis
penyakit dalam telah kembali aktif, sehingga alokasi untuk pembayaran
honorarium dokter spesialis penyakit dalam tidak terealisasi.
Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan
penunjang bertujuan untuk mengukur perkembangan pelayanan spesialistik yang
harus dimiliki dalam rangka perubahan BBKPM Surakarta menjadi RS Khusus Paru
kelas B. Terwujudnya sasaran strategis ini diwujudkan dengan indicator jumah
jenis pelayanan spesialistik. Indicator ini tercapai sesuai target. Pengembangan
jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang ini memberikan dampak
23 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
untuk pemenuhan kebutuhan pasien/pelanggan akan kebutuhan layanan kesehatan
sehingga kepuasan pelanggan juga meningkat. Pemenuhan jenis layanan ini juga
memanfaatkan sarana prasarana yang tersedia, sehingga meningkatkan
pendapatan BBKPM Surakarta.
Sasaran strategis terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi terdiri dari
6 (enam) indikator kinerja utama, yaitu :
1. Waktu tunggu pelayanan
Kondisi yang dicapai
Waktu tunggu pelayanan adalah waktu diperlukan pasien mulai dari pasien
mendaftar di poliklinik sampai dengan pasien dilayani oleh dokter di Poliklinik.
Target waktu tunggu pelayanan pada tahun 2019 adalah 60 Menit. Realisasi atas
waktu tunggu pelayanan di tahun 2019 adalah sebesar 52 Menit 19 detik.
Jumlah tersebut merupakan rata-rata dari penghitungan waktu tunggu layanan
dari bulan Januari-Desember.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator waktu tunggu pelayanan pada tahun 2018 adalah 43
Menit 51 detik. Apabila dibandingkan dengan pencapaian atas indikator waktu
tunggu pelayanan tahun 2018 maka hasil pencapaian atas indikator waktu
tunggu pelayanan pada tahun 2019 mengalami peningkatan. Pada tahun 2019,
pencapaian 52 Menit 19 detik.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator waktu tunggu
pelayanan adalah :
a) Adanya pemanfaatan gedung baru sehingga jarak tempuh layanan lebih
lama;
b) Adanya beberapa kegiatan yang melibatkan SDM yang ada di pelayanan;
c) Waktu mulai periksa dokter yang belum tepat waktu.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah melalui pemberlakuan sistem pendaftaran online
melalui WA/sms sehingga waktu tunggu pasien lebih cepat serta menghindari
Sasaran Terwujudnya Transformasi Mutu Pelayanan yang Terakreditasi
24 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
kedatangan pasien dalam satu waktu sehingga tidak menumpuk dalam suatu
waktu secara bersamaan.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator waktu tunggu pelayanan adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
waktu tunggu pelayanan 52 Menit 51 Detik 56 Menit 59 Menit 23 detik 43 Menit 51 Detik 52 Menit 19 detik
Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang
dalam dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indikator kinerja
utama waktu tunggu pelayanan mencapai 115% dari target rencana jangka
menengah yang telah ditetapkan.
Indikator Kinerja Utama Target s.d.
2019 Realisasi
% Realisasi 2019 dibanding target 2019
Waktu Tunggu Pelayanan 60 menit 52 Menit 19 detik 115%
Target waktu tunggu pelayanan sampai dengan tahun 2019 adalah sebesar 60
menit.
Perbandingan dengan target Nasional
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit menyebutkan bahwa standar waktu
tunggu pelayanan adalah kurang dari 60 Menit. Pada tahun 2019, pencapaian
rata-rata atas waktu tunggu pelayanan adalah sebesar 52 menit 19 detik.
Pencapaian tersebut masih sesuai dengan standar nasional sesuai dengan
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
2. Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana
Kondisi yang dicapai
BBKPM Surakarta merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Kementerian Kesehatan berdasar Keputusan Menteri Keuangan RI
Nomor 8/KMK.05/2011 tentang Penetapan BBKPM Surakarta pada Kementerian
Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum. Sebagai instansi yang telah menerapkan
pengelolaan keuangan badan layanan umum, BBKPM Surakarta harus
mengedepankan prinsip pengelolaan instansi yang baik melalui akuntabilitas
25 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
dan transparansi. Untuk menjalankan fungsi tersebut maka dibentuklah
Satuan Pemeriksaan Internal (SPI). SPI BBKPM Surakarta mempunyai tugas
untuk melaksanakan fungsi pengawasan terhadap pelayanan dan kinerja yang
ada di BBKPM Surakarta.
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan transparansi, ditetapkanlah
indikator kinerja kinerja utama berupa jumlah laporan pengawasan internal
yang terlaksana. Laporan pengawasan tersebut, berupa audit dan reviu
maupun pendampingan. Pada tahun 2019, target indikator tersebut telah
ditetapkan sebesar 9 laporan.
Pencapaian atas indikator jumlah laporan pengawasan internal yang
dilaksanakan selama tahun 2019 sebanyak 16 laporan, yang terdiri :
1. Audit Reviu LK BBKPM Surakarta Tahun 2018;
2. Reviu LAKIP BBKPM Surakarta Tahun 2018;
3. Pendampingan Audit BPK;
4. Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit BPK;
5. Penyiapan WBK Menpan;
6. Pemantauan Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Audit Itjen;
7. Pendampingan Audit KAP;
8. Pendampingan Pengisian LHKPN;
9. Evaluasi Penyerapan Anggaran dan PBJ TW I 2019;
10. Reviu LK Semester I Tahun 2019;
11. Reviu RKAKL indikatif;
12. Pendampingan Pengisian LHKASN;
13. Reviu RKBMN;
14. Reviu LK TW III Tahun 2019;
15. Evaluasi Penyerapan Anggaran TW III Tahun 2019;
16. Penilaian PIPK.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator jumlah laporan pengawasan internal yang
terlaksana pada tahun 2018 berjumlah 14 (empat belas) laporan pengawasan
berkala. 14 (empat belas) laporan pengawasan yang terlaksana pada tahun
2018 adalah :
1. Audit Farmasi;
2. Audit Pemanfaatan Aset;
3. Reviu LK Tahunan Tahun 2017;
4. Reviu LK TW I 2018;
26 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
5. Reviu LK Semester I 2018;
6. Reviu LK TW III 2018;
7. Reviu LAKIP;
8. Reviu RKA PAGU Indikatif 2019;
9. Reviu RKA PAGU Definitif 2019;
10. Evaluasi Penyerapan Anggaran;
11. Pemantaun TL Hasil Audit farmasi;
12. Pemantauan TL Hasil Audit Kantor Akuntan Publik (KAP);
13. Pendampingan Audit KAP;
14. Penampingan Audit Operasional Inspektorat Jenderal.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator jumlah
laporan pengawasan internal yang terlaksana adalah :
1. Masih adanya rangkap jabatan dari anggota SPI;
2. Kompetensi SDM SPI yang masih harus terus ditingkatkan terkait
dengan tugas mandatori kementerian kesehatan yang semakin besar ke
SPI.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah melalui :
1. Peningkatan Kapasitas SDM SPI terkait LAKIP, RKA dan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
2. Penataan Kembali SDM SPI sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 200/PMK.05/Tahun 2017 tentang Sistem Pengendalian Intern
pada BLU.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator waktu tunggu pelayanan adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana 7 8 8 14 16
Target jangka menengah indikator kinerja utama jumlah laporan pengawasan
internal yang terlaksana adalah sebanyak 9 laporan. Apabila membandingkan
27 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
antara realisasi pencapaian tahun 2019 dengan target jangka menengah tahun
2019 maka pencapaian indikator kinerja utama tersebut mencapai 178%.
Indikator Kinerja UtamaTarget s.d.
2019Realisasi
% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
jumlah laporan pengawasan internal
yang terlaksana9 16 178%
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis sasaran indikator kinerja utama
jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana dilakukan melalui
berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai indikator
kinerja utama tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
No Uraian Pagu Realisasi
1 Audit internal SPI 33.740.000 28.992.000
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Realisasi atas penggunaan sumber daya, utamanya anggaran dalam
pencapaian indikator kinerja utama jumlah laporan pengawasan internal yang
terlaksana tahun 2019 adalah sebesar Rp28.992.000,- sedangkan total pagu
anggaran yang disediakan sebesar 33.740.000,-. Berdasar data tersebut
terdapat efisiensi atas penggunaan sumber daya anggaran sebesar
Rp4.748.000,-
Efisiensi atas realisasi anggaran diatas, merupakan efisiensi dari belanja
bahan berupa penggandaan/fotokopi bahan pemeriksaan serta uang saku
pemeriksaan dalam kantor yang sama oleh SPI.
3. Kelengkapan Rekam Medik Kembali Kurang dari 24 Jam Setelah Selesai
Pelayanan
Kondisi yang dicapai
Guna mewujudkan sasaran strategis terwujudnya transformasi mutu
pelayanan yang terakreditasi, BBKPM Surakarta telah menetapkan beberapa
indikator salah satunya adalah kelengkapan rekam medik kembali kurang dari
24 Jam setelah selesai pelayanan. Indikator tersebut digunakan untuk
mengukur tingkat kepatuhan dokter dalam pengisian rekam medis maksimal
24 Jam setelah selesai pelayanan.
Pada tahun 2019, target indikator tersebut telah ditetapkan sebesar 95%.
Rata-rata capaian kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 jam
setelah selesai pelayanan selama tahun 2019 sebesar 93.93%, hal ini masih
dibawah target yang telah ditetapkan sebesar 95%.
28 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24
Jam setelah selesai pelayanan pada tahun 2018 adalah sebesar 95,33%.
Apabila dibandingkan rata-rata capaian tahun 2019 sebesar 93,93% maka
capaian tahun 2019 terjadi penurunan.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator kelengkapan
rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan adalah
belum terisinya resume medis pasien rawat inap secara lengkap akibat
kurangnya komitmen tenaga medis untuk mengisi rekam medis sesuai dengan
ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269
Tahun 2008 tentang Rekam Medis.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Melakukan koordinasi dengan unit terkait seperti Rawat Jalan, Rawat
Inap, dan UGD untuk segera mengembalikan dokumen rekam medis
setelah selesai pelayanan;
2. Berkoordinasi dengan komite medik untuk pengisian resume pasien
rawat inap.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator waktu tunggu pelayanan adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% kelengkapan berkas rekam medik kembali ≤24
jam setelah selesai pelayanan 96.84% 95.94% 95.41% 95.33% 93.93%
Target jangka menengah indikator kinerja utama % kelengkapan berkas rekam
medik kembali ≤24 jam setelah selesai pelayanan adalah sebanyak 95%.
Apabila membandingkan antara realisasi pencapaian tahun 2019 dengan target
jangka menengah tahun 2019 maka pencapaian indikator kinerja utama
tersebut mencapai 98,87%.
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
% kelengkapan berkas rekam medik
kembali ≤24 jam setelah selesai
pelayanan
95% 93.93% 98.87%
29 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
4. Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional
Kondisi yang dicapai
Terhitung tanggal 1 Januari 2014 Pemerintah mulai memberlakukan pelayanan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) melalui Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan. Dalam penyelenggaraan JKN, pemerintah telah
menetapkan penggunaan obat-obatan yang harus diberikan kepada pasien JKN
melalui daftar formularium nasional. Penggunaan formularium nasional
tersebut wajib digunakan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan bagi pasien JKN melalui BPJS Kesehatan.
Target indikator kepatuhan penggunaan formularium nasional dalam
penyelenggaraan pelayanan bagi pasien JKN pada tahun 2019 adalah sebesar
90%. Kepatuhan penggunaan formularium nasional di tahun 2019 rata-rata
sebesar 88,9%, hal ini masih di bawah target yang telah ditetapkan sebesar
90%.
Perbandingan tahun sebelumnya
Hasil penghitungan atas indikator Kepatuhan penggunaan formularium
nasional pada tahun 2018 memberikan hasil sebesar 92,14%. Apabila
dibandingkan dengan pencapaian tahun 2019, maka pencapaian indikator
kepatuhan penggunaan formularium nasional pada tahun 2019 mengalami
penurunan.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator Kepatuhan
penggunaan formularium nasional adalah :
1. Banyak obat-obat yang diperlukan untuk penyakit berkaitan dengan kasus
paru tapi tidak masuk formularium nasional, seperti GG, ambroxol, OBH,
pulmicort respule, dan lain-lain, padahal obat-obat tersebut digunakan
sehari-hari dan bahkan sangat sering digunakan di BBKPM Surakarta;
2. Sering kosongnya obat-obat yang masuk dalam formularium nasional
dalam e-catalog, sehinggga menghambat dalam pengadaannya;
3. Perubahan pola peresepan yang tidak bisa dihindari.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah yaitu
1. Perbaikan proses perencanaan obat;
2. Perbaikan proses pengadaan obat;
3. Optimalisasi peran Tim/Panitia Farmasi dan Terapi BBKPM Surakarta.
30 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator kepatuhan penggunaan formularium nasional adalah sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
Kepatuhan Penggunaan Formularium Nasional 88.88% 82.80% 83.85% 92,14% 88,9%
Pencapaian atas indikator kinerja utama Kepatuhan penggunaan formularium
nasional pada tahun 2019, dibandingkan dengan target jangka menengah yang
ingin dicapai pada tahun 2019 adalah sebesar 99%. Pencapaian atas indikator
kepatuhan penggunaan formularium nasional harus terus ditingkatkan.
Mengingat, program penggunaan formularium nasional dalam program
jaminan kesehatan nasional merupakan program wajib pemerintah yang harus
ditaati oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan.
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
Kepatuhan penggunaan formularium
nasional90% 88.90% 99%
Perbandingan dengan target Nasional
Sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/0173/2018 tentang Pedoman Teknis Penilaian Indikator Kinerja
Individu (IKI) Tahun 2018 Direktur Utama Rumah Sakit Umum/Khusus dan
Kepala Balai di lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan disebutkan bahwa target untuk indikator kinerja
Kepatuhan Penggunaan formularium Nasional adalah diatas 80%. Pencapaian
BBKPM Surakarta atas indikator tersebut pada tahun 2019 masih berada diatas
target yang telah ditetapkan secara nasional di lingkungan Rumah Sakit/Balai
di lingkungan lingkungan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan.
Dalam rangka tercapainya mencapai indikator %Kepatuhan Penggunaan
Formularium Nasional. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran
strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
No Uraian Pagu Realisasi
1 Pengadaan Obat 4,159,438,000 4,067,890,081
31 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Realisasi atas penggunaan sumber daya, utamanya anggaran dalam
pencapaian indikator kinerja utama % Kepatuhan penggunaan formularium
nasional adalah sebagai berikut :
No Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
1 Pengadaan Obat 4,159,438,000 4,067,890,081 91,547,919
Berdasar data tersebut terdapat efisiensi atas penggunaan sumber daya
anggaran sebesar Rp91,547,919,-. Efisiensi atas pengadaan obat obatan
didapat dari selisih antara pagu anggaran dan kontrak hasil tender obat,
selisih tersebut merupakan hasil negosiasi yang dilakasankan oleh Kelompok
Kerja Pengadaan Barang/Jasa Unit Layanan Pengadaan BBKPM Surakarta.
Selain itu, hampir seluruh pengadaan obat dilaksanakan melalui mekanisme e
catalog LKPP sehingga harga satuan lebih murah dibandingkan non e catalog.
5. Nett Death Rate
Kondisi yang dicapai
Nett Death Rate adalah angka kematian 48 jam setelah dirawat untuk tiap-
tiap 1000 penderita keluar. Indikator ini memberikan salah satu rumusan
untuk mengetahui gambaran mutu pelayanan di suatu rumah sakit. Target
atas pencapaian tersebut pada tahun 2019 adalah apabila ada kejadian
kematian 48 jam setelah dirawat adalah sebesar maksimal 2 orang per seribu.
Realisasi atas pencapaian indikator tersebut selama tahun 2019 adalah 0‰.
Permasalahan yang dihadapi
Pada dasarnya pencapaian atas indikator Nett Death Rate di BBKPM Surakarta
pada tahun 2019 memberikan hasil yang baik dimana angka Nett Death Rate
selama tahun 2019 adalah 0. Namun dalam pelaksanaannya tidak terlepas dari
adanya kendala dan permaasalahan, kendala dan permasalahan yang muncul
berkaitan dengan pencapian indikator tersebut adalah :
1. Kewenangan sebagai Balai dimana penanganan pasien disesuaikan dengan
kompetensi yang ada;
2. Sarana dan prasarana yang belum memadahi untuk penanganan kasus
berat sehingga pasien dengan kasus berat akan dirujuk ke faskes yang
lebih kompeten;
32 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
3. Kesulitan dalam merujuk pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih lanjut
setelah penanganan di BBKPM Surakarta karena stigma penyakit paru yang
telah ditangani di BBKPM Surakarta dalam kondisi parah dan infeksius.
Usulan Pemecahan Masalah
Dalam rangka mengatasi kendala dan permasalahan yang muncul tersebut
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Pengurusan izin operasional sebagai Rumah Sakit;
2. Koordinasi dan menjalin kerjasama dengan faskes dalam penanganan
pasien paru.
Perbandingan tahun sebelumnya
Penghitungan atas indikator Nett Death Rate pada tahun 2018 adalah sebesar
0.00‰.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator Nett Death Rate adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
Nett Death Rate 0‰ 0‰ 0‰ 0‰ 0‰
6. Emergency Response Time 1
Kondisi yang dicapai
Emergency Response Time 1 merupakan indikator untuk mengukur kecepatan
pasien mendapatkan pelayanan petugas di Unit Gawat Darurat. Indikator
tersebut bertujuan untuk mengukur respon petugas terhadap pasien yang
memerlukan pelayanan kegawatdaruratan. Tahun 2019, BBKPM Surakarta
telah menetapkan indikator Emergency Response Time 1. Target indikator
Emergency Response Time 1 adalah kurang dari 5 Menit. Realisasi atas
pencapaian indikator Emergency Response Time 1 adalah 1 menit 19 detik.
Pencapaian tersebut tidak terlepas dari ketersediaan dokter dan perawat
selama 24 jam di UGD BBKPM Surakarta serta pasien di UGD BBKPM Surakarta
yang relatif masih sedikit.
Permasalahan yang dihadapi
Kendala dan permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator
kinerja utama Emergency Response Time 1 adalah :
1. Pelayanan UGD 24 jam belum didukung oleh pelayanan penunjang seperti
radiologi, laboratorium, farmasi, kasir, dan pendaftaran. Dalam
33 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
memberikan pelayanan, pasien tidak dapat langsung mendapatkan
layanan penunjnag dalam waktu kedatangan malam;
2. Apabila pasien sudah tertangani di UGD BBKPM Surakarta, kesulitan
merujuk pasien ke fasilitas pelayanan kesehatan lain stigma pasien
infeksius dari BBKPM Surakarta.
Usulan Pemecahan Masalah
Dalam rangka mengatasi kendala dan permasalahan yang muncul tersebut
diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Sosialisasi kepada masyarakat agar dapat memanfaatkan pelayanan yang
ada selama 24 jam terutama kasus paru;
2. Advokasi untuk pelayanan penunjang 24 jam. Penambahan kinerja
perawat;
3. Masuk dalam jejaring dengan tim SPGDT di RS se-Solo raya. Selain itu
meminta bantuan DPJP untuk melakukan koordinasi dengan RS yang
ditunjuk.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator Emergency Response Time 1 pada tahun 2018
selama 1 menit 19 detik. Sedangkan pada tahun 2019, pencapaian atas
indikator emergency response time 1 selama 1 menit 20 detik. Pencapaian
tahun 2018 dan 2019 tersebut sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh
Kementerian Kesehatan, yaitu kurang dari 5 menit pasien harus sudah dilayani
sesuai dengan ketentuan dan standar prosedur pelayanan.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator Emergency Response Time 1 adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
Emergency Response Time 1 1 Menit 7 Detik 1 Menit 4 Detik 1 Menit 3 Detik 1 Menit 20 Detik 1 Menit 3 Detik
Perbandingan dengan target Nasional
Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit, standar Emergency Response Time di
Unit Gawat Darurat adalah kurang dari 5 menit. Pencapaian Emergency
Response Time di Unit Gawat Darurat BBKPM Surakarta tahun 2019 adalah
sebesar 1 Menit 19 detik.
34 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Hasil tersebut sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sesuai dengan
ketentuan dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 Tahun 2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya transformasi mutu
pelayanan yang terakreditasi pada tahun 2019 dilakukan melalu berbagai
kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis
tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
Audit kinerja dan keuangan oleh KAP
55,000,000 54,312,500 687,500
Surveilans ISO 50,450,000 47,589,700 2,860,300
Efektifitas atas realisasi anggaran dalam pencapaian sasaran strategis
terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi adalah :
1. Efisiensi atas anggaran audit kinerja dan keuangan oleh KAP didapat dari
selisih antara pagu anggaran dan kontrak hasil tender jasa konsultan
kantor akuntan publik, selisih tersebut merupakan hasil negosiasi yang
dilakasankan oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa BBKPM Surakarta;
2. Efisiensi atas anggaran surveilans ISO didapat dari efisiensi anggaran
belanja bahan dan konsumsi rapat kegiatan surveilans ISO;
Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi bertujuan untuk
peningkatan mutu pelayanan untuk menuju BBKPM Surakarta menjadi RS
Khusus Paru kelas B. Terwujudnya trasnformasi mutu pelayanan ini mencapai
target, sehingga memberikan dampak:
1. Meningkatkan kepuasan pelanggan di BBKPM Surakarta
2. Peningkatan mutu layanan (Sertifikasi ISO)
3. Akuntabilitas kinerja BBKPM Surakarta
Sasaran strategis terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan sebagai pusat
rujukan kesehatan paru mempunyai 2 (dua) indikator kinerja utama yaitu :
Sasaran Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta Unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru
35 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
1. % Kasus TB HIV diobati
Kondisi yang dicapai
Dalam rencana strategis bisnis periode 2015-2019, BBKPM Surakarta telah menetapakn
visinya untuk berubah menjadi rumah sakit khusus paru. Dalam rencana perubahan
tersebut, BBKPM Surakarta telah menetapkan layanan unggulannya sebagai pusat
rujukan TB-HIV. Dalam rangka mewujudkan layanan unggulan sebagai pusat rujukan
TB-HIV tersebut, pada tahun 2019 BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator kinerja
utama yaitu % kasus TB-HIV diobati. Target atas pencapaian indikator tersebut pada
tahun 2019 adalah 75%. Realisasi indikator % kasus TB-HIV diobati pada tahun 2019
adalah 100%.
Permasalahan yang dihadapi
1. Pengobatan Pasien TB-HIV diupayakan didekatkan dengan tempat tinggal pasien
(desantralisasi), sehingga beberapa pasien dirujuk di faskes tempat tinggal pasien;
2. Pemeriksaan penunjang CD 4 belum dapat dilakukan di BBKPM Surakarta.
Usulan Pemecahan Masalah
1. Melakukan refresing ilmu mengenai TB- HIV untuk medis maupun paramedis
yang terlibat di dalam penanganan pasien TB- HIV;
2. Melakukan koordinasi dengan jejaring eksternal di wilayah Surakarta dan
DKK terkait untuk menangani pasien TB-HIV;
3. Melakukan koordinasi denhan seksi penunjang untuk pemeriksaan
laboratorium yang belum bisa dilakukan di BBKPM Surakarta.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator % kasus TB HIV diobati pada tahun 2019 adalah
sebesar 100%. Apabila dibandingkan pencapaian tahun 2018 sebesar 67%,
maka pencapaian indikator % kasus TB HIV diobati pada tahun 2019
mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Walaupun indikator ini tercapai, namun masih diperlukan upaya untuk
pengembangan pelayanan TB-HIV yang merupakan unggulan BBKPM Surakarta,
antara lain melalui pemenuhan dokter spesialis penyakit dalam tetap.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator % Kasus TB HIV diobati adalah sebagai berikut :
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% Kasus TB HIV diobati 12% 42% 47.62% 67% 100%
36 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Pencapaian atas indikator kinerja utama % kasus TB HIV diobati pada tahun
2019, dibandingkan dengan target jangka menengah yang ingin dicapai pada
tahun 2019 mencapai 133,33%. Hasil tersebut telah melebihi apabila
dibandingkan dengan target yang hendak dicapai di akhir tahun 2019.
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
% Kasus TB HIV diobati 75% 100% 133.33%
2. % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC
Kondisi yang dicapai
Dalam rencana strategis bisnis periode 2015-2019, BBKPM Surakarta telah
menetapkan visinya untuk berubah menjadi rumah sakit khusus paru. Dalam
penyelenggaraan pelayanan paru kepada masyarakat/pasien, penanganan
penyakit paru harus sesuai dengan indikator/prosedur penanganan yang diakui
secara global/internasional. Guna mewujudkan pelayanan yang terstandar
internasional tersebut , telah ditetapkan indikator guna mengukur kepatuhan
pelayanan terhadap pasien paru/TB. Realisasi atas indikator % Implementasi
penanganan paru sesuai ISTC adalah sebesar 100%.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC pada
tahun 2018 sebesar 100%. Apabila dibandingkan dengan pencapaian pada
tahun 2019, maka pencapaian tahun 2019 mendapat hasil yang sama.
Pada tahun 2019, pencapaian atas indicator ini telah melebihi target yang
telah ditetapkan namun masih memerlukan komitmen internal dan penguatan
jejaring eksternal untuk penanganan penyakit paru.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis
Bisnis BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun
atas indikator % Implementasi penanganan paru sesuai ISTC adalah sebagai
berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
mplementasi penanganan kasus paru sesuai
ISTC72% 92% 93% 100% 100%
Pencapaian atas indikator kinerja utama % Implementasi penanganan paru
sesuai ISTC pada tahun 2019 sebesar 100%, dibandingkan dengan target jangka
menengah yang ingin dicapai pada tahun 2019 ditampilkan sebagai berikut.
37 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
% Implementasi penanganan paru sesuai
ISTC90% 100% 111.11%
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya rumah sakit paru
Surakarta unggulan sebagai pusat rujukan kesehatan paru dilakukan melalu
berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis
tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
1. Koordinasi rujukan pasien TB HIV 27,150,000 23,821,000 3,329,000
2. PMT pasien TB murni 23,040,000 10,488,717 12,551,283
3. PMT pasien TB dengan penyakit penyerta
12,960,000 7,596,448 5,363,552
Sisa anggaran sebagaimana ditampilkan dalam tabel diatas merupakan efisiensi
dari penggunaan sumber daya keuangan tanpa mengurangi atau kualitas maupun
kuantitas dari output maupun outcome yang ingin dicapai. Efisiensi atas anggaran
PMT didapat dari efisiensi harga pengadaan bahan makanan untuk PMT.
Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan sebagai Pusat Rujukan
Kesehatan paru mencapai target dengan indicator yang ditetapkan sebagai
unggulan. Indikator ini memberikan dampak : Kepuasan pelanggan dengan
pemenuhan layanan TB HIV
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis terwujudnya rumah sakit jejaring
ditetapkanlah 2 (dua) indikator kinerja utama, yaitu :
1. Jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru
Kondisi yang dicapai
Selama tahun 2019, jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan
paru dengan BBKPM Surakarta sebanyak 8 (delapan) institusi. 8 (delapan) institusi
yang telah mengadakan kerjasama dengan BBKPM Surakarta adalah :
a. Rumah Sakit Panti Waluyo;
b. Klinik Pratama Nurifa,
c. Rumah Sakit Islam Surakarta;
Sasaran Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring
38 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
d. RSUD Karanganyar;
e. Palang Merah Indonesia Surakarta;
f. Puskesmas Kartasura;
g. Klinik Ananda;
h. Puskesmas Masaran.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang
pelayanan paru pada tahun 2018 adalah 8 institusi. Apabila dibandingkan dengan
pencapaian tahun 2017, pencapaian atas indikator institusi yang bekerjasama
dalam bidang pelayanan paru pada tahun 2018 memberikan hasil yang sama.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas
indikator jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
jumlah institusi yang bekerjasama dalam
bidang pelayanan paru5 6 7 8 -
Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang dalam
dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indikator kinerja utama
jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru mencapai 114%
dari target rencana jangka menengah yang telah ditetapkan yang ditetapkan.
Koordinasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan lain perlu ditingkatkan guna
mencapai target jangka menengah sebesar 7 fasilitas pelayanan kesehatan.
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
jumlah institusi yang bekerjasama
dalam bidang pelayanan paru7 8 114%
2. Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru
Kondisi yang dicapai
BBKPM Surakarta telah menetapkan perubahan untuk menjadi Rumah Sakit Khusus
Paru, perubahan menjadi Rumah Sakit Khusus Paru tersebut diharapkan tidak
menghilangkan tugas pokok dan fungsi pembinaan UKM di wilayah binaan. Sesuai
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532 Tahun 2007 Organisasi dan Tata
Kerja Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2354 Tahun 2011 tentang Peruabahan atas
39 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 532 Tahun 2007 Organisasi dan Tata Kerja
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat, BBKPM Surakarta memiliki wilayah binaan
di 10 (sepuluh) provinsi yang meliputi :
Jawa Tengah;
Jawa Timur;
Daerah Istimewa Yogyakarta;
Bali;
Nusa Tenggara Timur;
Nusa Tenggara Barat;
Kalimantan Selatan;
Kalimantan Tengah;
Kalimantan Barat;
Kalimantan Timur.
Untuk mengakomodir pembinaan UKM di wilayah binaan tersebut, BBKPM
Surakarta telah menetapkan indikator Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru.
Jumlah kegiatan UKM yang ditargetkan pada tahun 2019 berjumlah 6 kegiatan,
sedangkan realisasi atas pencapaian indikator tersebut selama tahun 2019
berjumlah 12 kegiatan. 12 Kegiatan yang telah terlaksana pada tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
a. Talkshow
Kegiatan talkshow kesehatan paru dilaksanakan dengan sasaran masyarakat
luas, kegiatan ini dilaksanakan setiap bulan bekerjasama dengan Radio
Solopos FM dan TA TV, dengan menghadirkan narasumber tenaga spesialis dan
dokter umum mahir paru dari BBKPM Surakarta.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut adalah promosi kesehatan
tentang kesehatan/penyakit paru dan pelayanan yang ada di BBKPM
Surakarta.
b. Visitasi Kesehatan Paru
BBKPM sebagai sarana kesehatan yang menyelenggarakan Upaya kesehatan
perorangan dan Upaya kesehatan masyarakat dituntut untuk dapat
melaksanakan promosi kesehatan paru melalui berbagai strategi dan metode
yang yang efektif dan efisien untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat maupun stake holder di bidang kesehatan paru. Promosi
kesehatan di BBKPM perlu dilakukan harus dilakukan sebagai bentuk
40 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi organisasi. Pelaksanaan fungsi tersebut
dilakukan melalui berbagai kegiatan diantaranya visitasi kesehatan paru.
Kegiatan visitasi kesehatan paru dilakukan sebagai upaya proaktif untuk
mensosialisasikan kesehatan paru kepada masyarakat. Pengetahuan dan
kesadaran masyarakat perlu ditingkatkan seiring dengan masih tingginya
masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit paru dan pernapasan.
Tahun 2019, kegiatan visitasi dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu :
1. Visitasi ke SMA Warga
Visitasi ke SMA Warga dilaksanakan
pada tanggal 30 April dan 2 Mei 2019.
Kegiatan ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman mengenai
berbagai penyakit pernafasan serta
penyakit yang diakibatkan oleh rokok.
2. Visitasi ke PT. Tyfountex
Visitasi ke PT. Tyfountex dilaksanakan pada 12 Desember 2019
bertempat di PT. Tyfountex. Rangkaian kegiatan pada visitasi tersebut
diantaranya Pemeriksaan kesehatan paru (peakflow dan spirometri) bagi
pihak manajemen dan karyawan di PT. Tyfountex serta konsultansi
kesehatan dengan dokter.
c. Kampanye Kesehatan Paru
Status atau derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satunya adalah faktor perilaku. Upaya untuk merubah perilaku tidak
bisa dilaksanakan secara instan. Perlu proses panjang yang dapat menjadikan
seseorang yakin bahwa apa yang ditawarkan itu baik dan pada akhirnya orang
tersebut bersedia melakukan sesuai dengan yang kita harapkan. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan kampanye.
Kegiatan kampanye kesehatan merupakan salah satu proses edukasi kepada
masyarakat dan bertujuan untuk mendorong kemandirian individu, keluarga
dan masyarakat agar hidup sehat. Kegiatan ini merupakan upaya promotif dan
preventif yang pada akhirnya dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat sehingga tercipta masyarakat yang sehat, produktif yang pada
akhirnya dapat berperan aktif dalam pembangunan nasional.
41 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
1) Kampanye Kesehatan dalam rangka Hari Kesehatan Nasional
Sebagai salah satu bentuk upaya penyebarluasan informasi kesehatan
kepada masyarakat, BBKPM Surakarta pada tahun 2019 melaksanakan
kegiatan kampanye
kesehatan dalam bentuk
fun bike pada tanggal 24
Nopember 2019
bertempat di BBKPM
Surakarta. Kegiatan
kampanye kesehatan
paru tersebut diisi
dengan fun bike yang dilakukan di Kawasan BBKPM Surakarta dengan
mengambil rute BBKPM Surakarta--Fajar Indah--Patung Wisnu Manahan--
Pertigaan Gondang--Fly Over--Patung Wisnu Manahan--Pertigaan RS Panti
Waluyo--Pertigaan Varoka--BBKPM Surakarta. Para peserta yang terdiri dari
karyawan, masyarakat serta mahasiswa membawa poster tentang
pentingnya PHBS. Acara kemudian dilanjutkan senam HKN, pembagian
doorprize dan cek kesehatan gratis bagi peserta. Kegiatan ini diikuti
peserta kurang lebih 500 orang;
d. Pembinaan di Wilayah Kerja BBKPM Surakarta
1) Kalimantan Barat
Balai Besar Kesehatan Paru
Masyarakat (BBKPM)
Surakarta sebagai Unit
Pelaksana Teknis
Kementerian Kesehatan yang
mempunyai tugas dan fungsi
memberikan pelayanan
kesehatan paru secara
komprehensif melalui upaya
preventif, kuratif , promotif dan rehabilitatif kepada masyarakat.
Kerjasama, koordinasi dan membangun system komunikasi dengan
semua fasyankes ada serta dengan steakholders atau para pengambil
kebijakan sangat diperlukan untuk keberhasilan suatu program. Saat ini
salah satu program bidang kesehatan yang masih menjadi permasalahan
adalah masih tingginya kasus tuberkulosis.
42 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan kasus penyakit
tuberkulosis adalah dengan berkoordinasi dengan semua sektor
pengambil kebijakan. Hal ini perlu dilakukan agar pelaksanaan program
ini menjadi issue bersama dan menjadi bagian dari salah satu
permalahan yang perlu diatasi bersama.
Dalam rangka penguatan eliminasi TB, BBKPM Surakarta telah
melaksanakan kegiatan penguatan program eliminasi TB di wiayah kerja
BBKPM Surakarta, termasuk Kalimantan Barat. Koordinasi tersebut
melibatkan berbagai stakeholders pada tanggal 31 Oktober- 1 November
2019.
2) Kalimantan Utara
Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Surakarta sebagai Unit
Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang mempunyai tugas dan
fungsi memberikan pelayanan kesehatan paru secara komprehensif
melalui upaya preventif, kuratif , promotif dan rehabilitatif kepada
masyarakat.
Dalam rangka assesment eliminasi TB, BBKPM Surakarta telah
melaksanakan kegiatan penguatan program eliminasi TB di wiayah kerja
BBKPM Surakarta, termasuk Kalimantan Utara. Koordinasi tersebut
melibatkan berbagai stakeholders pada tanggal 6-7 Februari 2019.
3) Kalimantan Selatan
Dalam rangka penguatan akselerasi eliminasi TB, BBKPM Surakarta telah
melaksanakan kegiatan penguatan program eliminasi TB di wiayah kerja
BBKPM Surakarta, termasuk Kalimantan Selatan. Koordinasi tersebut
melibatkan berbagai stakeholders pada tanggal 17-18 Juli 2019.
4) Kalimantan Timur
Dalam rangka penguatan akselerasi eliminasi TB, BBKPM Surakarta telah
melaksanakan kegiatan penguatan program eliminasi TB di wiayah kerja
BBKPM Surakarta, termasuk Kalimantan Timur. Koordinasi tersebut
melibatkan berbagai stakeholders pada tanggal 3-4 Juli 2019.
e. Kegiatan Peran Serta di Masyarakat
Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)
adalah komitmen perusahaan untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan
ekonomi yang berkelanjutan bekerjasama dengan tenaga kerja dan organisasi
representasinya, dengan masyarakat lokal dan dengan masyarakat dalam
43 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
lingkup yang lebih luas, untuk
memperbaiki kualitas hidup
dengan cara yang
menguntungkan kedua belah
pihak baik untuk dunia usaha
maupun untuk pembangunan.
Upaya penanggulangan masalah
kesehatan paru bukan hanya
tanggung jawab pemerintah s
emata. Peran serta swasta sangat diharapkan untuk memperkuat program dan
upaya tersebut. Karena itu diperlukan kerjasama antara pemerintah sebagai
pemegang program kesehatan dengan pihak swasta yang juga mempunyai
tanggung jawab sosial kepada lingkungan dan komunitasnya.
Tahun 2019, BBKPM Surakarta melaksanakan kegiatan CSR bagi masyarakat
sekitar BBKPM Surakarta yang dilaksanakan tanggal 22 September 2019.
Kegiatan tersebut berisi rangkaian kegiatan berupa senam kesehatan,
dilanjutkan cek kesehatan gratis (pemeriksaan Spirometri, Mikro Co, Gula
darah, Asam urat dan kolesterol). Peserta pada kegiatan tersebut adalah
karyawan BBKPM Surakarta dan masyarakat umum dari Kelurahan Jajar, yang
berjumlah kurang lebih 250 peserta.
f. Pameran Kesehatan
Dalam rangka memberikan pemahaman
mengenai kesehatan paru, BBKPM
Surakarta terus meningkatkan
pengetahuan akan kesehatan paru
masyarakat. Pemahaman tersebut
diberikan melalui kegiatan pameran
kesehatan yang dilaksanakan padatanggal
8-10 November 2019 di Hartono Mall.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam acara tersebut yaitu Konseling Berhenti
Merokok, Pemeriksaan Micro CO, Gula Darah, Peak Flow Meter (PFM), Tekanan
Darah dan Pemeriksaan Spirometri. Selain itu juga diadakan kegiatan talkshow
tentang kesehatan paru dengan nara sumber dokter spesialis. Selain itu
diadakan pula pemilihan Putra dan Putri Agen Paru sehat. Diharapkan dengan
adanya pemilihan putra dan putrid agen paru sehat tersebut dapat menjadi
agen yang membawa pesan kesehatan paru kepada masyarakat luas.
44 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
g. Sarasehan Pelanggan
Sarasehan pelanggan dilaksanakan guna menyerap aspirasi dan masukan dari
berbagai pihak guna pengembangan BBKPM Surakarta. Sarasehan pelanggan
selama tahun 2019 dilaksanakan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu :
1) Sarasehan Pelanggan dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tk. I
Sarasehan pelanggan dengan fasilitas pelayanan kesehatan Tk. I
dilaksanakan pada tanggal 18 September 2019 bertempat di Hotel Sunan
Surakarta. Sarasehan ini bertujuan guna menyerap aspirasi khususnya
dari fasilitas pelayanan kesehatan tingkat I guna peningkatan pelayanan
BBKPM Surakarta.
2) Sarasehan Pelanggan dengan Biro Haji dan Umroh
Sarasehan pelanggan dengan Biro Haji dan Umroh dilaksanakan pada
tanggal 6 November 2019 bertempat di Hotel Syariah Surakarta.
Sarasehan ini bertujuan guna menyerap aspirasi khususnya dari Biro Haji
dan Umroh guna peningkatan pelayanan BBKPM Surakarta, khususnya
dalam rangka pengembangan pelayanan vaksin.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator jumlah kegiatan UKM pada tahun 2018 adalah 6
kegiatan.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator jumlah kegiatan
UKM kesehatan paru adalah :
1. Keterbatasan sumber daya manusia dan anggaran untuk menjangkau 10
(sepuluh) provinsi;
2. Kurangnya dukungan dari unit utama untuk pelaksanaan kegiatan UKM, dimana
saat ini Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan fokus pada Upaya Kesehatan
Perorangan (UKP).
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
usulan pemecahan masalah diantaranya melaksanakan kegiatan pembinaan
wilayah binaan melalui webinar dan kursus online untuk menjangkau 10 (sepuluh)
provinsi.
45 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas
indikator jumlah kegiatan UKM kesehatan paru adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru 5 6 6 6 -
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya rumah sakit jejaring
dilakukan melalu berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai
sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
1. Promosi melalui media massa 98,400,000 79,560,000 18,840,000
2. Visitasi 20,224,000 6,086,600 14,137,400
3. Sarasehan Pelanggan 37,200,000 27,070,000 10,130,000
4. Pembinaan Wilayah Kerja di Kalimantan Barat
103,892,000 83,573,800 20,318,200
5. Pembinaan Wilayah Kerja di Kalimantan Selatan
131,889,000 125,856,500 6,032,500
6. Pembinaan Wilayah Kerja di Kalimantan Tmur
104,089,000 77,443,000 26,646,000
7. Pameran Kesehatan 53,950,000 50,658,600 3,291,400
Efisiensi anggaran diatas didapat dari penghematan atas komponen-komponen biaya
berupa :
1. Honorarium narasumber;
2. Komponen konsumsi, baik snack maupun makan;
3. Biaya atas tiket perjalanan dan transport bagi peserta.
Terwujudnya Rumah Sakit jejaring bertujuan untuk meningkatkan rumah sakit jejaring
untuk menuju Rumah Sakit Paru Surakarta. Sasaran strategis ini tercapai dengan
pencapaian target indicator 1) jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan
paru, indicator ini tercapai 8 jumlah institusi yang bekerjasama dan 2) jumlah kegiatan
UKM kesehatan paru, indicator ini tercapai 6 kegiatan UKM. Sasaran strategis ini
memberikan dampak :
1. Peningkatan program upaya promotif dan preventif dalam upaya kesehatan paru;
2. Pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang sehat.
46 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis Terwujudnya Rumah Sakit Paru
Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan
paru ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu :
1. Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan
paru.
Kondisi yang dicapai
BBKPM Surakarta merupakan tempat bagi mahasiswa untuk melakukan penelitian dan
praktek kerja lapangan. Penelitian dan dan praktek kerja lapangan tersebut dilakukan
oleh mahasiswa dari berbagai insitusi pendidikan baik dari sekitar Kota Surakarta
maupun dari luar Kota Surakarta. Melihat tingginya minat dari berbagai institusi
pendidikan untuk mengirimkan mahasiswanya untuk melakukan penelitian dan praktek
kerja lapangan serta untuk mengukur pencapaian atas sasaran strategis terwujudnya
Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian
di bidang kesehatan paru maka pada tahun 2019 ditetapkanlah indikator berupa
jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru
dengan jumlah target 26 institusi pendidikan.
Realisasi atas pencapaian indikator jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama
dalam bidang pendidikan kesehatan paru pada tahun 2019 adalah sebanyak 26
institusi. Institusi yang telah bekerjasama tersebut adalah :
1) Akademi Farmasi Nasional;
2) Apikes Citra Medika;
3) Akademi Analis Kesehatan Nasional;
4) Apikes Mitra Husada;
5) Biologi MIPA UNS;
6) Fakultas Ilmu Kesehatan UMS;
7) Fakultas Kedokteran UMS;
8) Prodi DIII Farmasi Poltekkes Bhakti Mulia;
9) Prodi D III RMIK Poltekkes Bhakti Mulia;
10) Universitas Sahid Surakarta;
11) Universitas Setia Budi Surakarta;
12) SMK Farmasi Nasional;
13) SMK Santo Paulus;
14) Fakultas Ilmu Keolahragaan UNNES;
Sasaran Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan
pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru
47 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
15) Fakultas Kedokteran UNS;
16) Universitas Abdurrab Pekanbaru;
17) Stiker Aisyiyah Surakarta;
18) Stikes Al Irsyad Al Islamiyah Cilacap;
19) Stikes Baiturrahim Jambi;
20) SMK Negeri Gondang Sragen;
21) Stikes Ngudi Waluyo Ungaran;
22) Universitas/STIKES Pekalongan;
23) Stikes Cirebon;
24) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta;
25) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Veteran Bantara Surakarta;
26) SMK Negeri 1 Gondang, Sragen.
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang
pendidikan kesehatan paru pada tahun 2018 adalah 26 institusi. Jumlah tersebut sama
dengan jumlah institusi yang bekerjasama pada tahun 2019.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator Jumlah institusi
pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru adalah :
1. Waktu pelaksanaan kegiatan bersamaan;
2. Ada jadwal praktek lapangan yang tidak sesuai dengan kalender akademik yang
dikirim ke BBKPM sehingga mempengaruhi kapasitas lahan praktek;
3. Jumlah yang melaksanakan kegiatan melebihi kapasitas tempat kegiatan.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan
pemecahan masalah sebagai berikut meningkatkan koordinasi dengan mitra kerjasama
untuk pengaturan jadwal kegiatan penelitian dan magang mahasiswa, sehingga
pelaksanaan kegiatan penelitian dan magang tidak terkumpul pada satu waktu
pelaksanaan.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas indikator
Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan
paru adalah sebagai berikut:
48 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama
dalam bidang pendidikan kesehatan paru22 23 24 26 26%
Apabila dibanding target rencana jangka menengah sebagaimana tertuang dalam
dokumen Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta, indikator kinerja utama jumlah
institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru telah
tercapai 100% dari target rencana jangka menengah yang telah ditetapkan yang
ditetapkan.
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
Jumlah institusi pendidikan yang
bekerjasama dalam bidang pendidikan
kesehatan paru
26 26 100%
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta
sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru
dilakuk;an melalu berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka mencapai
sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Uraian Pagu Realisasi
Penelitian 215,094,000 191,516,200
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Berdasar realisasi anggaran diatas, terdapat efisiensi atas penggunaan anggaran
ditampilkan sebagai berikut :
Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
Penelitian 215,094,000 191,516,200 23,577,800
Realisasi atas penggunaan sumber daya, utamanya anggaran dalam pencapaian sasaran
strategis Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan
pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru adalah sebesar Rp23.577.800,-
sedangkan total pagu anggaran yang disediakan sebesar Rp215.094.000,-. Berdasar data
tersebut terdapat efisiensi atas penggunaan sumber daya anggaran sebesar
Rp23.577.800,-
Efisiensi atas realisasi anggaran diatas, merupakan efisiensi dari belanja bahan berupa
penggandaan/fotokopi bahan serta biaya pertemuan dari total pagu yang telah
dianggarakan tanpa mengurangi output yang dihasilkan.
49 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Terwujudnya Rumah Sakit Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta
penelitian di Bidang Kesehatan Paru bertujuan untuk meningkatkan fungsi BBKPM
Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di Bidang
Kesehatan Paru menuju Rumah Sakit Paru Surakarta. Sasaran strategis ini tercapai
dengan pencapaian target pada indicator jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama
dalam bidang pendidikan kesehatan paru, indicator ini tercapai 26 jumlah institusi.
Sasaran strategis ini memberikan dampak :
1. Dikenalnya BBKPM Surakarta sebagai institusi tempat pendidikan, pelatihan serta
penelitian
2. Pengembangan keilmuan dengan kegiatan penelitian yang dilaksanakan
3. Meningkatkan pendapatan selain pelayanan kesehatan yang dilaksanakan
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis terwujudnya kehandalan sarana dan
prasarana ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu :
% Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru
Kelas B.
Kondisi yang dicapai
BBKPM Surakarta telah menetapkan visinya untuk berubah menjadi Rumah Sakit Khusus
Paru sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis Bisnis BBKPM Surakarta periode
2015-2019. Dalam rangka mempersiapkan perubahan dari BBKPM menjadi Rumah Sakit
Khusus Paru tersebut diperlukan pemenuhan dari seluruh aspek untuk dapat menjadi
Rumah Sakit Khusus Paru. Termasuk pemenuhan dari segi sarana dan prasarana sebagai
Rumah Sakit Khusus Paru sesuai lampiran dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
340 Tahun 2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit.
Sejalan dengan hal tersebut, BBKPM Surakarta telah menetapkan indikator %
terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas
B. Pada tahun 2019, BBKPM Surakarta telah menargetkan pencapaian atas indikator
tersebut sebesar 80%.
Realisasi atas indikator % terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai
Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B adalah sebesar 87%. Sarana dan prasarana yang telah
dipenuhi pada tahun 2019 diantaranya adalah Hematology Analyzer, Mikroskop, Printer
Film Rontgen.
Sasaran Terwujudnya Kehandalan Sarana dan Prasarana
50 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Perbandingan tahun sebelumnya
Pencapaian atas indikator % Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai
Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B pada tahun 2018 adalah 85%. Adapun sarana dan
prasarana yang dibangun pada tahun 2018 adalah instalasi generating set BBKPM
Surakarta, untuk ruang OK dan ICU, alat kesehatan berupa diagnostic set THT, laju
endap darah, analisa gas darah, Micro CO, electrolit analyzer, Diagnostic Audiometri,
Blood refrigerator, Centrifuge mikro, Vortex.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % Terpenuhinya
kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B adalah
Keterbatasan anggaran dalam rangka pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana
guna pemenuhan persyaratan menjadi Rumah Sakit.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah
pemecahan masalah adalah dengan melakukan advokasi kepada Kementerian
Kesehatan guna pemenuhan sarana dan prasarana perubahan BBKPM Surakarta menjadi
Rumah Sakit Khusus Paru;
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas indikator %
Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas
B adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% Terpenuhinya kehandalan sarana dan
prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru
Kelas B
40% 70% 82% 85% 87%
Pencapaian atas indikator kinerja utama % Terpenuhinya kehandalan sarana dan
prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus Paru Kelas B pada tahun 2019, dibandingkan
dengan target jangka menengah yang ingin dicapai pada tahun 2019 adalah sebesar
108.75%.
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
% Terpenuhinya kehandalan sarana dan
prasarana sebagai Rumah Sakit Khusus
Paru Kelas B
80% 87% 108.75%
51 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis terwujudnya kehandalan sarana dan
prasarana dilakukan melalui berbagai kegiatan. Realisasi anggaran dalam rangka
mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel sebagai berikut :
Uraian Pagu Realisasi
Hematology Analyzer 233,701,000 233,700,603
Mikroskop 175,260,000 175,260,000
Printer film rontgen 97,073,000 97,073,000
Diagnostic Audiometri 179,449,000 158,000,000
Blood refrigerator 96,067,000 96,066,500
Centrifuge mikro 103,000,000 103,000,000
Vortex 4,698,000 4,697,880
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Berdasar realisasi anggaran diatas, terdapat efisiensi atas penggunaan anggaran
ditampilkan sebagai berikut :
Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
Hematology Analyzer 233,701,000 233,700,603 397
Mikroskop 175,260,000 175,260,000 -
Printer film rontgen 97,073,000 97,073,000 -
Diagnostic Audiometri 179,449,000 158,000,000 21,449,000
Blood refrigerator 96,067,000 96,066,500 500
Centrifuge mikro 103,000,000 103,000,000 -
Vortex 4,698,000 4,697,880 12
Efisiensi atas anggaran pengadaan sarana dan prasarana diatas didapat melalui
efisiensi atas :
1. Pengadaan alat kesehatan, dimana harga atas alat kesehatan tersebut
merupakan harga dari pabrikan yang telah dilakukan negosiasi olehh LKPP;
2. Efisiensi atas pengadaan yang berasal dari non e katalog, didapat dari efisiensi
Efisiensi atas penggunaan sumber daya anggaran tersebut didapat dari hasil
negosiasi antara pejabat pengadaan BBKPM Surakarta dengan penyedia,
mengingat pelaksanaan kegiatan diatas dilaksanakan melalui mekanisme
pengadaan langsung.
52 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana sebagai upaya untuk mengukur sarana
prasarana menuju Rumah Sakit Khusus Paru. Sasaran strategis ini tercapai dengan
pencapaian indicator % terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah
Sakit Khusus Paru Kelas B, tercapai 87%. Sasaran strategis ini memberikan dampak :
1. Kepuasan pelanggan dengan penyediaan sarana prasarana layanan
2. Peningkatan pendapatan dengan kelengkapan sarpras untuk pelaksanaan
layanan.
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis terwujudnya sistem informasi dan
komunikasi rumah sakit yang terintegrasi ditetapkanlah indikator kinerja utama %
terpenuhinya sistem informasi kesehatan terintegrasi
Kondisi yang dicapai
Pasal 44 Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 menyebutkan bahwa “Setiap Rumah
Sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan
penyelenggaraan Rumah Sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah
Sakit”. Guna melaksanakan pencatatan dan pelaporan tersebut dibutuhkan sistem
informasi kesehatan yang handal guna mendukung pelayanan di Rumah Sakit.
Atas dasar itulah, BBKPM Surakarta dalam rangka perubahan menjadi Rumah Sakit
Khusus Paru menetapkan indikator terwujudnya sistem informasi dan komunikasi
Rumah Sakit yang terintegrasi. Target yang ditetapkan pada tahun 2019 untuk target
tersebut adalah sebesar 85%,.
Selama tahun 2019, pencapaian atas indikator terwujudnya sistem informasi dan
komunikasi rumah sakit yang terintegrasi mencapai 91,67%. Unit yang telah
terintegrasi sistem informasinya adalah :
1. Pendaftaran;
2. Kasir;
3. Poliklinik;
4. Radiologi;
5. UGD;
6. Apotek;
7. Laboratorium Mikro;
8. Laboratorium Darah;
9. Rawat inap;
10. Logistik;
11. Konseling.
Sasaran Terwujudnya sistem informasi dan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi
53 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Perbandingan Tahun Sebelumnya
Pada tahun 2018, pencapaian atas indikator terwujudnya sistem informasi dan
komunikasi rumah sakit yang terintegrasi mencapai 83,33%. Unit yang telah
terintegrasi sistem informasinya adalah :
1. Pendaftaran;
2. Kasir;
3. Poliklinik;
4. Radiologi;
5. UGD;
6. Apotek;
7. Laboratorium Mikro;
8. Laboratorium Darah;
9. Rawat inap;
10. Logistik.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator indikator terwujudnya
sistem informasi dan komunikasi rumah sakit yang terintegrasi adalah komitmen SDM
untuk implementasi simkes yang ada masih kurang, sehingga banyak data yang masih
belum valid sehingga menghambat penyempurnaan sistem yang ada.
Usul pemecahan masalah
Dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada diperlukan langkah-langkah usulan
pemecahan masalah dengan melakukan koordinasi internal untuk meningkatkan
komitmen sebagai upaya penyempurnaan SIMKES.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas indikator %
terpenuhinya sistem informasi kesehatan terintegrasi adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% terpenuhinya sistem informasi kesehatan
terintegrasi25% 40% 75% 83,33% 91,67%
Pencapaian atas indikator kinerja utama % terpenuhinya sistem informasi kesehatan
terintegrasi pada tahun 2019, dibandingkan dengan target jangka menengah yang ingin
dicapai pada tahun 2019 adalah sebesar 108%.
54 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Indikator Kinerja Utama Target s.d. 2019 Realisasi% Realisasi 2019 terhadap target
jangka menengah 2019
% terpenuhinya sistem informasi
kesehatan terintegrasi85% 91.67% 108%
Terwujudnya sistem informasi dan komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi bertujuan
untuk mengembangkan sistem informasi dan komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi
untuk meningkatkan layanan menuju Rumah Sakit Khusus Paru. Sasaran strategis ini
diwujudkan dengan % terpenuhinya sistem informasi kesehatan terintegrasi. Sasaran
strategis ini tercapai dengan pencapaian indicator % terpenuhinya sistem informasi
kesehatan terintegrasi 83,33%. Sasaran strategis ini memberikan dampak :
1. Kepuasan pelanggan dengan peningkatan kecepatan dan kemudahan layanan
2. Kepuasan pelanggan dengan adanya Informasi pelanggan
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis terwujudnya budaya menolong dan
berkinerja ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu % Implementasi Sistem
Manajemen SDM.
Kondisi yang dicapai
Dalam rangka menilai keberhasilan atas pencapaian sasaran strategis terwujudnya
budaya menolong dan berkinerja, disusunlah indikator % implementasi sistem
manajemen SDM. Indikator % implementasi sistem manajemen SDM bertujuan untuk
mengukur pencapaian atas seluruh indikator yang tertuang dalam perjanjian kinerja.
Pencapaian atas indikator % implementasi sistem manajemen SDM selama tahun 2018
mencapai 90%, dengan rincian dari 20 (dua puluh) indikator kinerja utama yang telah
ditetapkan sebanyak 18 (delapan belas) indikator telah melebihi target yang
ditetapkan dan 2 (dua) indikator belum mencapai target yang ditetapkan.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhirdari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis BBKPM
Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas indikator %
Implementasi Sistem Manajemen SDM adalah sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% Implementasi Sistem Manajemen SDM 75% 95% 90% 95% 85%
Terwujudnya budaya menolong dan berkinerja diwujudkan dengan indicator %
implementasi sistem manajemen SDM. Sasaran strategis ini tercapai dengan
Sasaran Terwujudnya Budaya Menolong dan Berkinerja
55 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
tercapainya indicator % implementasi sistem manajemen SDM 90%. Manajemen SDM ini
diukur dari pencapaian semua indicator. Manajemen SDM diwujudkan dengan program
strategis 1) penerapan budaya kinerja, 2) menyusun ABK Rumah Sakit dan 3)
mengusulkan kebutuhan SDM Rumah Sakit. Sasaran strategis ini meningkatkan budaya
meolong dan berkinerja pegawai BBKPM Surakarta dengan pencapaian beberapa
indicator utama. Dengan tercapainya budaya menolong dan berkinerja memberikan
kepuasan kepada pelanggan BBKPM Surakarta.
Dalam rangka menilai keberhasilan sasaran strategis Terwujudnya SDM yang excellent
ditetapkanlah indikator kinerja utama, yaitu % Dokter dan perawat yang mendapat
pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun.
Kondisi yang dicapai
Untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan khususnya dokter dan perawat,
BBKPM Surakarta menyelenggarakan pelatihan/pengembangan kompetensi dan
mengirimkan pegawai untuk mengikuti pelatihan yang diselenggarakan berbagai pihak.
Tahun 2019 dokter dan perawat yang mengikuti pelatihan ≥20 JP sebesar 72,58%
Perbandingan Tahun Sebelumnya
Jumlah dokter dan perawat yang mengikuti pelatihan ≥ 20 jam pada tahun 2018
sebesar 47,37%. Persentase realisasi tahun 2019 sebesar 72,58%, jika dibandingkan
dengan realisasi tahun 2018, maka hasil pencapaian tahun 2019 mengalami kenaikan
yang cukup signifikan.
Permasalahan yang dihadapi
Permasalahan yang dihadapi dalam rangka pencapaian indikator % dokter dan perawat
yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun adalah pemenuhan pelatihan
dipenuhi melalui pelatihan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal, sehingga jadwal
pelaksanaan sangat bergantung dengan jadwal dari pihak eksternal.
Usul pemecahan masalah
Dalam menentukan pegawai yang akan dikirim untuk pelatihan, perlu
mempertimbangkan jumlah dan jenis pelatihan yang pernah diikuti oleh masing-masing
dokter dan perawat, sehingga lebih merata dalam kesempatan mengikuti pelatihan.
Perlu disusun dokumen TNA (Training Need Assesment) sebagai pedoman dalam
memberikan pelatihan kepada pegawai agar sesuai kebutuhan organisasi dan individu.
Pencapaian periode 5 tahun
Tahun 2019 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
BBKPM Surakarta periode 2015-2019. Data pencapaian periode 5 tahun atas indikator %
Sasaran Terwujudnya SDM yang Excellent
56 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja Utama 2015 2016 2017 2018 2019
% Dokter dan perawat yang mendapat
pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun34.45% 66.03% 44.83% 47.37% 72.58%
Dalam rangka tercapainya sasaran strategis % dokter dan perawat yang mendapat
pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun dilakukan melalui berbagai kegiatan. Realisasi
anggaran dalam rangka mencapai sasaran strategis tersebut ditampilkan dalam tabel
sebagai berikut:
Uraian Pagu Realisasi Efisiensi
Pengiriman Pelatihan Medis dan Paramedis serta Pengiriman Pelatihan Manajerial
300,600,000 214,520,560 86,079,440
Efisiensi penggunaan Sumber Daya
Pada tahun 2019, BBKPM Surakarta mengalokasikan anggaran guna pencapaian
indikator kinerja utama % dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam
dalam satu tahun sebesar Rp300,600,000,- Realisasi anggaran atas pencapaian
indikator tersebut Rp214,520,560,-. Terdapat efisiensi anggaran sebesar
Rp86,079,440,- pada tahun 2019, namun target atas pencapaian target indicator telah
melebihi target yang ditetapkan pada tahun 2019. Efisiensi tersebut dapat terwujud
salah satunya melalui pengiriman pelatihan dengan menggunakan biaya/anggaran dari
instansi yang menyelenggarakan pelatihan sehingga target pencapaian indicator
indikator kinerja utama % dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam
dalam satu tahun dapat melebihi target dengan anggaran yang seefisien mungkin.
Terwujudnya SDM yang excellent bertujuan untuk mewujudkan SDM yang kompeten
menuju Rumah sakit khusus paru. Sasaran strategis ini diwujudkan dengan indicator %
dokter dan perawat yang mendapat pelatihan > 20 jam dalam satu tahun. Sasaran
strategis ini tercapai dengan pencapaian indicator dokter dan perawat yang mendapat
pelatihan > 20 jam dalam satu tahun tercapai 72,58%. Dengan pencapaian SDM yang
excellent dapat meningkatkan mutu layanan sehingga diharapkan memberikan dampak
kepuasan terhadap layanan
57 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
C. ANALISIS ATAS EFISIENSI PENGGUNAAN SUMBER DAYA
BBKPM Surakarta sebagai satuan kerja Badan Layanan Umum dituntut untuk terus
meningkatkan kinerja terutama kinerja BLU dalam meningkatkan pelayanan dengan tetap
megutamakan keselamatan pasien serta pendapatan setiap tahunnya.
Pemenuhan dan penggunaan sumber daya tentu sangat berkaitan erat dengan sumber
dana (anggaran). Dalam setiap pelaksanaan kegiatan penunjang kinerja BBKPM Surakarta
senantiasa berupaya melakukan efisiensi dalam rangka pencapaian atas target kinerja
yang telah ditargetkan.
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia di lingkungan BBKPM Surakarta tahun 2018 apabila
dibandingkan tahun 2017 ditampilkan sebagai berikut :
Dari diagram diatas jumlah SDM BBKPM Surakarta tahun 2019 dibandingkan tahun
2018 menunjukkan tren zero growth untuk semua jenis pegawai, baik PNS maupun
non PNS BBKPM Surakarta. Analisis efisiensi dari segi sumber daya manusia terlihat
dari jumlah pegawai di lingkungan BBKPM Surakarta yang tidak mengalami
kenaikan, namun pencapaian atas indicator kinerja utama BBKPM Surakarta tahun
2019 rata-rata telah melebihi pencapaian atas indicator kinerja utama BBKPM
Surakarta tahun 2018.
2. Sumber Daya Anggaran
Analisis efisiensi dari segi sumber daya anggaran terlihat dari realisasi anggaran
tahun 2018 dan tahun 2019 apabila dibandingkan dengan pencapaian atas
indikator kinerja utama. Realisasi anggaran tahun 2018 dan tahun 2019
ditampilkan sebagai berikut :
BBKPM Surakarta
Jumlah PNS 2018 138
Jumlah PNS 2019 139
Jumlah non PNS 2018 22
Jumlah non PNS 2019 22
138 139
0
20
40
60
80
100
120
140
160
58 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Tahun Realisasi Anggaran
2018 Rp27.047.767.427,-
2019 Rp32,706,872,583,-
Dari tabel diatas terlihat bahwa realisasi anggaran tahun menunjukkan tren
minus growth dari sebesar Rp27.047.767.427,- pada tahun 2018 menjadi Rp.
Pada tahun 2019 Rp32,706,872,583,- Realisasi anggaran meningkat dibandingka
tahun 2018 meskipun dari jumlah pegawai tetap. Realisasi anggaran tersebut
dilaksanakan melalui efisiensi dalam pelaksanaan kegiatan dan pengadaan yang
telah dilakukan tanpa mengurangi volume kegiatan maupun output yang
diharapkan serta tidak adanya alokasi untuk belanja modal pembangunan gedung.
Dari sisi pengadaan, efisiensi anggaran didapat dari selisih nilai HPS yang
dilelangkan dengan nilai kontrak berdasarkan penawaran yang diajukan oleh
penyedia.
Efisiensi anggaran yang telah dilakukan tersebut tidak berpengaruh terhadap
pencapaian indikator kinerja utama tahun 2019, hal ini terbukti tercapainya rata-
rata kinerja tahun 2019 rata rata melebihi target sehingga terjadi efisiensi dari
sisi anggaran.
D. SUMBER DAYA BBKPM SURAKARTA
1. Sumber Daya Manusia.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagaimana diamanatkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI Nomor 532/MENKES/PER/VII/2007 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 2354/MENKES/PER/XI/2011, BBKPM
Surakarta perlu didukung dengan adanya sumber daya manusia yang memadai, sumber
daya manusia selama kurun waktu sampai dengan 31 Desember tahun 2019 adalah
sebagai berikut :
Tabel 3 Pegawai BBKPM Surakarta berdasar status kepegawaian 2018-2019
No Jenis Ketenagaan 2018 2019
1. PNS 139 139
2. Non PNS 22 22
Jumlah 161 161
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa total pegawai BBKPM Surakarta kondisi
sampai bulan Desember tahun 2018 berjumlah 160 Orang, dengan rincian 139 Orang
berstatus PNS (90%) dan 22 Orang berstatus Non PNS (10%).
59 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Tabel 4 Pegawai PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Jabatan
No Jabatan 2018 Tambah Kurang 2019
1.
Pejabat Struktural
a. Pejabat Eselon II B 1 0 1
b. Pejabat Eselon III B 3 0 3
c. Pejabat Eselon IV A 6 0 6
2. Jabatan Fungsional Tertentu
80 6 1 85
3. Jabatan Fungsional Umum 49 2 7 44
Jumlah 139 139
Berdasar tabel diatas, per bulan Desember 2018 jumlah pejabat struktural eselon
IIb sejumlah 1 Orang (0,7%), pejabat eselon IIIb sejumlah 3 Orang (2,2%), pejabat eselon
IV a sejumlah 6 orang (4,3%), jabatan fungsional tertentu sejumlah 80 orang (57,6%),
jabatan fungsional umum sejumlah 49 orang (35,3%).
Tabel 5 PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Golongan
No Golongan 2018 Tambah Kurang 2019
1. Golongan IV 12 12
2. Golongan III 94 8 1 101
3. Golongan II 33 1 8 26
Jumlah 139 139
Berdasar data pada tabel diatas, terlihat bahwa jumlah PNS BBKPM Surakarta
Golongan IV berjumlah 12 Orang (9%), Golongan III berjumlah 101 Orang (73%) dan
Golongan II berjumlah 26 (19%).
Dilihat dari segi usia, PNS BBKPM Surakarta dikelompokkan menjadi sebagai
berikut :
Tabel 6. PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Usia
No Usia 2018 Tambah Kurang 2019
1. Usia 20 tahun – 30 tahun 18 1 7 12
2. Usia >30 tahun – 40 tahun 52 5 1 56
3. Usia >40 tahun – 50 tahun 53 53
4. Usia >50 tahun 16 2 18
Jumlah 139 139
Berdasar data pada tabel diatas, terlihat bahwa jumlah PNS BBKPM Surakarta
mayoritas berusia antara 30-50 tahun. Usia tersebut merupakan usia produktif guna
melaksanakan tugas dan fungsi. Kondisi tersebut harus dimanfaatkan guna
mengembangkan BBKPM Surakarta.
60 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Tabel 7. PNS BBKPM Surakarta berdasarkan Pendidikan
No Pendidikan 2018 Tambah Kurang 2019
1. SLTP 1 1
2. SLTA 15 1 14
3. Diploma 1 1 1
4 Diploma III/Akademi 61 2 1 62
5. Diploma IV 4 4
6. Sarjana 29 1 1 29
7 Pasca Sarjana dan Dokter 22 22
8 Spesialis 6 6
TOTAL 139 139
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pegawai memiliki latar
belakang pendidikan diploma, sarjana serta pasca sarjana. Potensi ini merupakan
kekuatan BBKPM Surakarta untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat sesuai
dengan disiplin dan jenjang pendidikan yang dimiliki oleh masing-masing pegawai.
2. Sumber Daya Anggaran
Alokasi anggaran BBKPM Surakarta di awal tahun anggaran 2019 adalah sebesar
Rp35,729,478,000,- dengan rincian sebagai berikut :
- Bersumber dari BLU : Rp13.500.000.000,-
- Bersumber dari Rupiah Murni : Rp22.229.478.000,-
Pada bulan November BBKPM Surakarta mendapatkan tambahan alokasi anggaran
sebesar Rp1.569.075.000,-. Tambahan tersebut merupakan penambahan anggaran yang
diperuntukkan bagi mencukupi kekurangan belanja pegawai berupa gaji serta
penambahan anggaran guna pembelian obat dan bahan medis habis pakai. Total anggaran
BBKPM Surakarta setelah dilakukan penambahan adalah sebesar Rp37.298.553.000,-
dengan rincian sebagai berikut :
- Bersumber dari BLU : Rp13.500.000.000,-
- Bersumber dari Rupiah Murni : Rp23.798.553.000,-
Dari total alokasi anggaran yang diterima BBKPM Surakarta tersebut, rincian
alokasi anggaran berdasar kegiatan ditampilkan dalam tabel berikut :
61 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Tabel 8. Anggaran BBKPM Surakarta berdasar Kegiatan
No Kegiatan Alokasi DIPA
SEBELUM REALOKASI APBN
1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan
35.729.478.000
SETELAH REALOKASI APBN
1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya pada Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan
37.298.553.000,-
62 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
3. Sumber Daya Sarana Dan Prasarana
Laporan perkembangan Barang Milik Negara (BMN) tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 9. Perkembangan Barang Milik Negara Tahun 2019
No Akun Neraca Nilai BMN Periode Tahun 2019
Saldo awal Mutasi Saldo akhir
-1 -2 -3 -4 -5
I POSISI BMN DI NERACA
A ASET LANCAR 3.865.238.912 411.832.252 4.277.071.164
1 Persediaan 3.865.238.912 411.832.252 4.277.071.164
B ASET TETAP 242.980.203.133 47.536.447 243.027.739.580
1 Tanah 149.676.973.000 - 149.676.973.000
2 Peralatan dan Mesin 39.715.058.383 47.536.447 39.762.594.830
3 Gedung dan Bangunan 52.995.365.150 - 52.995.365.150
4 Jalan, Irigasi dan Jaringan 592.806.600 - 592.806.600
5 Aset Tetap Lainnya -
6 Konstruksi Dalam Pengerjaan -
7 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap -
C ASET LAINNYA 2.073.354.503 4.029.432.576 6.102.787.079
1 Kemitraan dengan Pihak Ketiga -
2 Aset Tidak Berwujud 257.940.000 1.300.000 259.240.000
3 Aset Tidak Berwujud dalam Pengerjaan -
4 Aset lain lain 836.355.064 1.980.221.700 2.816.576.764
5 Aset Tidak Berwujud yang tidak digunakan 1.300.000 - 1.300.000
6 Akum. Penyusutan Aset Lainnya 836.355.064 1.969.440.279 2.805.795.343
7 Akum Amortisasi Software 140.429.375 78.340.597 218.769.972
8
Akum Amortisasi Aset Tak Bewujud yang
tidak digunakan 975.000 130.000 1.105.000
II BMN NON NERACA 208.973.098 1.650.310 210.623.408
A EKSTRAKOMPTABEL 208.973.098 1.650.310 210.623.408
1 BMN Ekstrakomptabel 105.820.734 627.000 106.447.734
2 Akum. Penyusutan Ekstrakomptabel 103.152.364 1.023.310 104.175.674
B BPYBDS -
C BARANG HILANG -
D BARANG RUSAK BERAT -
TOTAL I + II 249.127.769.646 4.490.451.585 253.618.221.231
63 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
B. Realisasi Anggaran
Alokasi anggaran BBKPM Surakarta di awal tahun anggaran 2019 adalah sebesar
Rp35,729,478,000,- dengan rincian sebagai berikut :
- Bersumber dari BLU : Rp13.500.000.000,-
- Bersumber dari Rupiah Murni : Rp22.229.478.000,-
Pada bulan November BBKPM Surakarta mendapatkan tambahan alokasi anggaran
sebesar Rp1.569.075.000,-. Tambahan tersebut merupakan penambahan anggaran yang
diperuntukkan bagi mencukupi kekurangan belanja pegawai berupa gaji serta
penambahan anggaran guna pembelian obat dan bahan medis habis pakai. Total anggaran
BBKPM Surakarta setelah dilakukan penambahan adalah sebesar Rp37,298,553,000,-
dengan rincian sebagai berikut :
- Bersumber dari BLU : Rp13.500.000.000,-
- Bersumber dari Rupiah Murni : Rp23,798,553,000,-
Dari total anggaran BBKPM Surakarta tersebut, realisasi anggaran BBKPM Surakarta
tahun 2019 ditampilkan sebagai berikut :
Realisasi Pelaksanaan Anggaran 2019
Anggaran BBKPM Surakarta terdiri dari anggaran yang bersumber dari Rupiah Murni dan
bersumber dari PNBP. Realisasi pelaksanaan anggaran selama tahun 2019 ditampilkan
sebagai berikut :
Tabel 10. Realisasi Anggaran BBKPM Surakarta Tahun 2019
No Keterangan Pagu Realisasi Sisa Anggaran %
A. APBN
1 Belanja Pegawai 9,363,944,000 9,169,700,017 194,243,983 97.93
2 Belanja Barang 12,532,593,000 10,542,429,417 1,990,163,583 84.12
3 Belanja Modal 1,902,016,000 1,842,144,340 59,871,660 96.85
TOTAL APBN 23,798,553,000 21,554,273,774 2,244,279,226 90.57
B. PNBP/BLU
1 Belanja Pegawai 8,649,469,000 7,931,303,298 718,165,702 91.70
2 Belanja Barang 4,314,372,000 3,035,681,704 1,278,690,296 70.36
3 Belanja Modal 536,159,000 185,613,807 350,545,193 34.62
TOTAL PNBP/BLU 13,500,000,000 11,152,598,809 2,347,401,191 82.61
TOTAL ANGGARAN 37,298,553,000 32,706,872,583 4,591,680,417 87.69
64 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Penerimaan Tahun 2019
Penerimaan PNBP BBKPM Surakarta tahun 2019 berdasarkan data akrual basis
berjumlah Rp11,491,743,309,- atau sebesar 85,12% dari target penerimaan yang
ditetapkan di tahun 2019 sebesar Rp13.500.000.000,-. Rincian atas penerimaan BBKPM
Surakarta tahun 2019 ditampilkan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 11. Rincian Penerimaan BBKPM Surakarta Tahun 2019
No Penerimaan Jumlah
1 Pasien umum rawat jalan 1.318.961.750
2 Pasien umum rawat inap 505.971.950
3 Diklit 263.848.750
4 Jaminan Kesehatan 6.150.657.914
-BPJS Kesehatan 6.150.510.067
-In Health 147.847
5 Farmasi 2.849.614.682
6 Bunga Bank 277.904.213
7 Dari kerjasama (PKS/MoU) 124.784.050
Jumlah 11.491.743.309
65 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
PENUTUP BAB IV
LAKIP BBKPM Surakarta ini menunjukkan pencapaian kinerja BBKPM Surakarta sebagai
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Kesehatan RI yang berada dibawah pembinaan
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan selama kurun waktu dari Bulan Januari–Desember
2019 sesuai dengan tugas pokok yaitu melaksanakan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi, pelayanan kesehatan, penunjang kesehatan, promosi kesehatan dan kemitraan
serta pengembangan sumberdaya di bidang kesehatan paru masyarakat.
Tahun 2019 telah dilaksanakan berbagai program dan kegiatan oleh masing-masing
bagian dan bidang, kegiatan-kegiatan tersebut mencakup bagian ketatausahaan, bidang
pelayanan dan penunjang kesehatan serta bidang promosi kesehatan dan pengembangan
sumber daya kesehatan. Salah satu unsur penting dalam penilaian organisasi adalah kinerja
aparatur yang diaktualisasikan dengan perencanaan program yang tepat sasaran,
pelaksanaan kegiatan dan evaluasi hasil kegiatan.
Pengukuran terhadap berbagai indikator yang telah ditetapkan BBKPM Surakarta
selama tahun 2019 sebagian besar telah mencapai bahkan melebihi dari target yang
ditetapkan. Realisasi atas pencapaian indikator kinerja utama BBKPM Surakarta 2019 secara
lengkap ditampilkan sebagai berikut :
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
1. Terwujudnya cost effectiveness bidang pelayanan kesehatan paru;
% Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO)
Persen 40% 36.63%
2. Terwujudnya kepuasan stakeholders;
% Kepuasan Pasien Persen 82% 92.58%
% Kecepatan respon terhadap komplain
Persen 80% 91.67%
RS Akreditasi Nasional Persen 75% 75%
3. Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang;
Jumlah jenis pelayanan spesialistik
Jenis 7 7
4. Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi;
Waktu tunggu pelayanan Menit 60 Menit 52 menit 19
detik
Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana
Laporan 9 16
Kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan
Persen 95% 93.93%
Kepatuhan penggunaan formularium nasional
Persen 90% 88.9%
Nett Death Rate per
seribu ≤2 ‰ 0
66 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
Emergency Response Time 1 Menit < 5 Menit 1 Menit 19
detik
5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru;
% Kasus TB HIV diobati Persen 75% 100%
% Implementasi penanganan TB Paru sesuai ISTC
Persen 85% 100%
6. Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring;
Jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru
Institusi 7 8
Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru
Kegiatan 6 12
7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru;
Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru
Institusi 26 26
8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana;
% Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Paru Kelas B
Persen 80% 87%
9. Terwujudnya sistem informasi dan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi;
% Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi
Persen 85% 91.67%
10. Terwujudnya budaya menolong dan berkinerja;
% Implementasi Sistem Manajemen SDM
Persen 80% 85%
11. Terwujudnya SDM yang excellent.
% Dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun
Persen 50% 72.58%
Alokasi anggaran BBKPM Surakarta di awal tahun anggaran 2019 adalah sebesar
Rp35,729,478,000,- dengan rincian Bersumber dari BLU Rp13.500.000.000,-dan bersumber
dari Rupiah Murni Rp22.229.478.000,-. Pada bulan November BBKPM Surakarta
mendapatkan tambahan alokasi anggaran sebesar Rp1.569.075.000,-. Tambahan tersebut
merupakan penambahan anggaran yang diperuntukkan bagi mencukupi kekurangan
belanja pegawai berupa gaji serta penambahan anggaran guna pembelian obat dan bahan
medis habis pakai. Total anggaran BBKPM Surakarta setelah dilakukan penambahan
adalah sebesar Rp37,298,553,000,-. Dengan rincian sebagai berikut Bersumber dari BLU
Rp13.500.000.000, Bersumber dari Rupiah Murni Rp23,798,553,000,-
Penerimaan PNBP BBKPM Surakarta tahun 2019 berjumlah Rp11,491,743,309,- atau
sebesar 85,12% dari target penerimaan yang ditetapkan di tahun 2019 sebesar
Rp13.500.000.000,-.
Seluruh output kegiatan telah dilaksanakan sehingga dana yang tidak terserap
merupakan efisiensi kegiatan.
67 LAKIP BBKPM SURAKARTA Tahun 2019
Seluruh program dan kegiatan yang telah direncanakan diharapkan dapat
berkontribusi terhadap program Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan. Hambatan-hambatan yang ada dan keberhasilan-keberhasilan yang telah
dicapai diharapkan dapat menjadi tolak ukur untuk efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
program dan kegiatan dimasa depan.
LAMPIRAN
REKAPITULASI PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA
BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2019
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Target Realisasi
1. Terwujudnya cost effectiveness
bidang pelayanan kesehatan paru;
1. % Rasio pendapatan operasional
dibanding biaya operasional
(POBO)
40% 36.63%
2. Terwujudnya kepuasan
stakeholders; 2. % Kepuasan Pasien 82% 92.58%
3. % Kecepatan respon terhadap
komplain 80% 91.67%
4. RS Akreditasi Nasional 75% 75%
3. Terwujudnya pengembangan jenis
pelayanan spesialistik dan
pelayanan penunjang;
5. Jumlah jenis pelayanan spesialistik 7 7
4. Terwujudnya transformasi mutu
pelayanan yang terakreditasi; 6. Waktu tunggu pelayanan 60 Menit
52 menit 19 detik
7. Jumlah laporan pengawasan
internal yang terlaksana 9 16
8. Kelengkapan rekam medik kembali
kurang dari 24 Jam setelah selesai
pelayanan
95% 93.93%
9. Kepatuhan penggunaan
formularium nasional 90% 88.9%
10. Nett Death Rate ≤2 ‰ 0
11. Emergency Response Time 1 < 5 Menit 1 Menit 19
detik
5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru
Surakarta unggulan sebagai Pusat
Rujukan Kesehatan Paru;
12. % Kasus TB HIV diobati 75% 100%
13. % Implementasi penanganan TB
Paru sesuai ISTC 85% 100%
6. Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring; 14. Jumlah institusi yang bekerjasama
dalam bidang pelayanan paru 7 8
15. Jumlah kegiatan UKM kesehatan
paru 6 12
7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru
Surakarta sebagai wahana
pendidikan dan pelatihan serta
penelitian di bidang kesehatan
paru;
16. Jumlah institusi pendidikan yang
bekerjasama dalam bidang
pendidikan kesehatan paru
26 26
8. Terwujudnya kehandalan sarana
dan prasarana;
17. % Terpenuhinya kehandalan sarana
dan prasarana sebagai Rumah Sakit 80% 87%
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Target Realisasi
Paru Kelas B
9. Terwujudnya sistem informasi dan
Komunikasi Rumah Sakit yang
terintegrasi;
18. % Sistem Informasi Kesehatan
terintegrasi 85% 91.67%
10. Terwujudnya budaya menolong
dan berkinerja;
19. % Implementasi Sistem Manajemen
SDM 80% 85%
11. Terwujudnya SDM yang excellent.
20. % Dokter dan perawat yang
mendapat pelatihan ≥ 20 Jam
dalam satu tahun
50% 72.58%
REKAPITULASI PENCAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi
2015 2016 2017 2018 2019
1. Terwujudnya cost effectiveness bidang pelayanan kesehatan paru;
% Rasio pendapatan operasional dibanding biaya operasional (POBO)
Persen 40,03% 37,75% 38.28%. 35,22% 36.63%
2. Terwujudnya kepuasan stakeholders;
% Kepuasan Pasien Persen 80,08% 85,41% 76.83 82,27% 92.58%
% Kecepatan respon terhadap komplain
Persen 98% 91,67%. 100% 100% 91.67%
RS Akreditasi Nasional Persen - - 30% 50% 75%
3. Terwujudnya pengembangan jenis pelayanan spesialistik dan pelayanan penunjang;
Jumlah jenis pelayanan spesialistik
Jenis 7 7 7 7 7
4. Terwujudnya transformasi mutu pelayanan yang terakreditasi;
Waktu tunggu pelayanan Menit 52 Menit 51
detik 56 Menit
59 Menit 23 detik
43 Menit 51 Detik 52 menit 19
detik
Jumlah laporan pengawasan internal yang terlaksana
Laporan 8 8 8 14 16
Kelengkapan rekam medik kembali kurang dari 24 Jam setelah selesai pelayanan
Persen 96,7% 95,94% 95.41% 95.33%, 93.93%
Kepatuhan penggunaan formularium nasional
Persen 88,88% 82,80% 83.85% 92,14% 88.9%
Nett Death Rate per
seribu 0 0 0 0 0
Emergency Response Time 1 Menit 1 Menit 10
Detik 1 Menit 4
Detik 1 menit 3
detik 1 Menit 20 detik 1 Menit 19 detik
5. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta unggulan sebagai Pusat Rujukan Kesehatan Paru;
% Kasus TB HIV diobati Persen 12% 42% 47.62% 67% 100%
% Implementasi penanganan TB Paru sesuai ISTC
Persen 72% 92% 93% 100% 100%
Sasaran Strategis/program Indikator Kinerja Utama Satuan Realisasi
2015 2016 2017 2018 2019
6. Terwujudnya Rumah Sakit Jejaring;
Jumlah institusi yang bekerjasama dalam bidang pelayanan paru
Institusi 5 Institusi 7 7 8 8
Jumlah kegiatan UKM kesehatan paru
Kegiatan 9 Kegiatan 7 6 6 12
7. Terwujudnya Rumah Sakit Paru Surakarta sebagai wahana pendidikan dan pelatihan serta penelitian di bidang kesehatan paru;
Jumlah institusi pendidikan yang bekerjasama dalam bidang pendidikan kesehatan paru
Institusi 22 Institusi 23 24 26 26
8. Terwujudnya kehandalan sarana dan prasarana;
% Terpenuhinya kehandalan sarana dan prasarana sebagai Rumah Sakit Paru Kelas B
Persen 66% 70% 82% 85% 87%
9. Terwujudnya sistem informasi dan Komunikasi Rumah Sakit yang terintegrasi;
% Sistem Informasi Kesehatan terintegrasi
Persen 25% 40% 75% 83,33% 91.67%
10. Terwujudnya budaya menolong dan berkinerja;
% Implementasi Sistem Manajemen SDM
Persen 75% 100% 90% 95% 85%
11. Terwujudnya SDM yang excellent.
% Dokter dan perawat yang mendapat pelatihan ≥ 20 Jam dalam satu tahun
Persen 41,8% 66,03% 44,%83 47,37% 72.58%