Tantangan dalamMewujudkan Pertumbuhan Ekonomiyang Inklusif di Sulawesi Selatan
the SMERU Research Institute
Dipaparkan pada “Forum Pembangunan Daerah”
Makassar, 8 Mei 2018
Garis Besar Presentasi
Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan dan Ketimpangan di Sulawesi Selatan
Memahami Dinamika dan Sumber-SumberKetimpangan
Rekomendasi Kebijakan untuk MengurangiKetimpangan dan Kemiskinan
2
PerkembanganPertumbuhan Ekonomi, Kemiskinan danKetimpangandi Sulawesi Selatan
Sulawesi Selatan perlu melakukan terobosan untuk mencapai target: pertumbuhan ekonomi 9,1%, angka kemiskinan 6,6%, danpengangguran 4,4% pada 2019
9.1 9.1
7.27.4
7.2
7.2
6.6
9.39 9.40 9.38
5.04.4
5.95
4.80
5.61
4
6
8
10
12
14
5
6
7
8
9
10
2015 2016 2017 2018 2019
An
gka
Pen
gan
ggu
ran
(%)
Pert
um
bu
han
Eko
no
mid
anTi
ngk
at K
emis
kin
an(%
)
Target dan Capaian Indikator Makro di Provinsi Sulawesi Selatan (2015-2019)
Pertumbuhan Ekonomi (Target)
Pertumbuhan Ekonomi (Capaian)
Tingkat Kemiskinan (Target)
Tingkat Kemiskinan (Capaian)
Angka Pengangguran (Target)
Angka Pengangguran (Capaian)
Sumber: BPS dan Bappenas.4
.. tetapi Provinsi Sulawesi Selatan berhasil mencatatpertumbuhan ekonomi tertinggi kedua pada 2017
Sumber: BPS.
7.677.25 7.12
6.84 6.77 6.76 6.69 6.586.31 6.22
5.83 5.71 5.61 5.50 5.45 5.29 5.29 5.28 5.27 5.26 5.17 5.17 5.16 5.12 5.004.66 4.63 4.54
4.193.96
3.152.71
2.01
0.02
5.23
0
2
4
6
8
Mal
uku
Uta
ra
Sula
wes
i Sel
atan
Sula
wes
i Te
nga
h
Sula
wes
i Te
ngg
ara
Kal
iman
tan
Ten
gah
Go
ron
talo
Sula
wes
i Bar
at
Kal
iman
tan
Uta
ra
Sula
wes
i Uta
ra
DK
I Jak
arta
Mal
uku
Ban
ten
Bal
i
Sum
ater
a Se
lata
n
Jaw
a Ti
mu
r
Jaw
a B
arat
Kal
iman
tan
Sel
atan
Sum
ater
a B
arat
Jaw
a Te
nga
h
DI Y
ogy
akar
ta
Lam
pu
ng
Kal
iman
tan
Bar
at
Nu
sa T
engg
ara
Tim
ur
Sum
ater
a U
tara
Ben
gku
lu
Pap
ua
Jam
bi
Kep
. Ban
gka
Bel
itu
ng
Ace
h
Pap
ua
Bar
at
Kal
iman
tan
Tim
ur
Ria
u
Kep
. Ria
u
Nu
sa T
engg
ara
Bar
at
Pert
um
bu
han
(%
)
Peringkat Pertumbuhan Ekonomi 2017 menurut Provinsi (Konstan 2010)
Pertumbuhan PDRB (%) Pertumbuhan PDB Nasional (%)
5
Bahkan laju pertumbuhan ekonominya selalu lebih tinggi dariNasional di hampir semua sektor, sejak 2003
Sumber: BPS, diolah.
3.4%
4.4% 4.5% 4.5%
5.4% 5.2%5.6% 5.6% 5.6%
6.1% 6.4%6.0%
5.8%
5.2% 5.1%
5.2%
4.1%
5.4% 5.3%
6.0%
6.7%6.3%
7.8%
6.2%
8.2%
7.6%
9.4%
7.6% 7.5%7.2%
0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
8.0%
9.0%
10.0%
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertumbuhan PDB dan PDRB Total (harga konstan 2000)
Indonesia Sulawesi Selatan
-5.0%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015
Sektor Pertanian
Pertanian Indonesia
Pertanian Sulawesi Selatan
-15.0%
-10.0%
-5.0%
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20.0%
20
012
002
20
032
004
20
052
006
20
072
008
20
092
010
20
112
012
20
132
014
20
15Sektor Migas
Migas Indonesia Migas Sulawesi Selatan
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
2001 2003 2005 2007 2009 2011 2013 2015
Sektor Manufaktur
Manufaktur Indonesia
Manufaktur Sulawesi Selatan
0.0%
5.0%
10.0%
15.0%
20
01
20
02
20
03
20
04
20
05
20
06
20
07
20
08
20
09
20
10
20
11
20
12
20
13
20
14
20
15
Sektor Jasa
Jasa Indonesia Jasa Sulawesi Selatan
6
Konsumsi rumah tangga menyumbang PDRB terbesar (53,8%), namun pertumbuhan investasi tinggi (8,18%) dan memberikontribusi tertinggi pada pertumbuhan ekonomi (3,1%)
Sumber: BPS, diolah.
37.49
53.8
8.718.186.15 6.00
3.1 2.89 1.2
0
10
20
30
40
50
60
PMTDB Pengeluaran Konsumsi RT Lainnya
Per
sen
tase
(%)
Distribusi, Pertumbuhan, dan Sumber Pertumbuhan EkonomiSulawesi Selatan (2017)
Distribusi Pertumbuhan Sumber Pertumbuhan
7
Perekonomian Sulawesi Selatan mengalami transformasi daridominasi sektor pertanian ke sektor jasa, meskipun peralihan tenagakerja lebih lamban daripada perkembangan PDRBnya
49%41% 41% 40%
10%
13% 14%13%
38%43% 43% 47%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
2007 2010 2013 2016
Proporsi Tenaga Kerja di Sulawesi Selatan menurut Sektor, 2007-2016
Pertanian Manufaktur Jasa
Sumber: BPS dan Susenas 2016 (BPS), diolah.
36.0 34.6 34.7 33.2 31.0 31.1 30.4 29.5 29.0 28.6 27.0 26.7 25.7 25.0 25.6 25.2
10.0 10.1 9.3 9.8 10.1 10.0 10.0 10.1 9.1 8.1 8.7 7.5 7.5 7.4 7.6 7.7
13.6 13.6 13.5 13.7 13.9 14.0 14.1 13.9 14.0 13.7 13.4 13.4 13.5 13.7 13.9 13.8
40.5 41.8 42.5 43.3 45.0 44.8 45.5 46.6 47.9 49.6 50.8 52.4 52.7 53.1 52.3 52.6
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Proporsi PDRB Sulawesi Selatan menurut Sektor2000-2015 (Konstan 2000)
Pertanian Migas Manufaktur Jasa
8
IPM di Sulawesi Selatan sedikit lebih rendah dibandingkanangka nasional terutama karena rendahya pengeluaran per kapita
66
.53
67
.09
67
.70
68
.31
68
.90
69
.55
70
.18
8,000
9,000
10,000
11,000
0
20
40
60
80
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Nasional
IPM
Angka HarapanHidup (Tahun)
Rata-rata LamaSekolah (Tahun)
Harapan LamaSekolah (Tahun)
Pengeluaran perKapita (Rp 000)
66
.00
66
.65
67
.26
67
.92
68
.49
69
.15
69
.76
8,000
9,000
10,000
11,000
0
20
40
60
80
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Selatan
IPM
Angka HarapanHidup (Tahun)
Rata-rata LamaSekolah (Tahun)
Harapan LamaSekolah (Tahun)
Pengeluaran perKapita (Rp 000)
Sumber: BPS.
9
Angka kemiskinan Provinsi Sulawesi Selatan juga selalu lebih rendah dariangka Nasional, tetapi laju penurunan kemiskinan lebih lambat danmakin melambat dalam beberapa tahun terakhir
Sumber: BPS.
10.7%10.1%
9.2% 9.5%
5.0%
7.0%
9.0%
11.0%
13.0%
15.0%
17.0%
19.0%
Persentase Penduduk Miskin di Indonesia dan Sulawesi Selatan, 2002-2017
Indonesia Sulawesi Selatan
10
Banyak penduduk yang berada sedikit di atas garis kemiskinan (jumlahnyameningkat lebih dari 2 kali lipat juga GKN dinaikkan 50%) dan sebagian besarberada di perdesaan
152.8 133.62 166.5
930.6
672.29659.47
0
5
10
15
20
25
30
0
200
400
600
800
1000
1200
2007 2012 September 2017 September
% P
end
ud
uk
Mis
kin
Jum
lah
Pen
du
du
k M
iski
n (
00
0 ji
wa)
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Sulawesi Selatan menurut Desa-Kota
Jumlah Penduduk Miskin (Perkotaan) Jumlah Penduduk Miskin (Perdesaan)
Angka Kemiskinan (Perkotaan) Angka Kemiskinan (Perdesaan)
153.455
427.576661.325
659.083
1178.784
1657.067
9.38
18.54
26.76
0
5
10
15
20
25
30
35
0
500
1000
1500
2000
2500
1 x GKN 1.25 x GKN 1.5 x GKN
Per
sen
tase
Pen
du
du
k M
iski
n &
Ren
tan
Jum
lah
Pen
du
du
k M
iski
n
Tho
usa
nd
s
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin dan Rentan Miskin di Sulawesi Selatan
Jumlah Penduduk Miskin (Perkotaan) Jumlah Penduduk Miskin (Perdesaan)
% Penduduk Miskin (Perkotaan) % Penduduk Miskin (Perdesaan)
% Penduduk Miskin (Total)
Sumber: Susenas (BPS), diolah.
Jumlah di perkotaanmeningkat
11
% Tingkat Kemiskinan
(GKN)
% Tingkat Kemiskinan
(GKN)
Pola persebaran tingkat kemiskinan di kabupaten/kota relatif tidak berubahselama 2010- 2015. Beberapa wilayah dengan tingkat kemiskinan relatiftinggi ada di bagian Utara, Selatan dan kepulauan
Sumber: Peta Kemiskinan dan Penghidupan Indonesia 2010 & 2015 (SMERU).
Provinsi Sulawesi Selatanmenurut Kabupaten/Kota2010
Provinsi Sulawesi Selatanmenurut Kabupaten/Kota2015
12
Ketimpangan Pengeluaran (Rasio Gini) di Sulawesi Selatan lebih tinggi dari Indonesia. Cenderung naik di 2017, tetapimasih lebih rendah daripada 2014
Sumber: BPS.
0.414
0.394 0.391
0.448
0.400
0.429
0.200
0.250
0.300
0.350
0.400
0.450
0.500
Ras
io G
ini
Rasio Gini - Desa+Kota
Indonesia Sulawesi Selatan
13
Ketimpangan di perkotaan hampir sama dengan angka Nasional, tetapicenderung naik;Ketimpangan di perdesaan lebih tinggi, meskipun menurun drastis dalam 3 tahun terakhir
Sumber: BPS.
0.404
0.4290.444
0.200
0.250
0.300
0.350
0.400
0.450
0.500
Ras
io G
ini
Rasio Gini - Perkotaan
Indonesia Sulawesi Selatan
0.3360.320
0.429
0.332
0.200
0.250
0.300
0.350
0.400
0.450
0.500
Ras
io G
ini
Rasio Gini - Perdesaan
Indonesia Sulawesi Selatan
14
Akses di beberapa layanan dasar juga masih timpang. Persentase masyarakatkelompok terbawah yang memiliki akses lebih kecil dibandingkan dengan masyarakat kelompok teratas.
Sumber: Susenas 2016 (BPS), diolah.
95.2%
83.9%
75.8%
76.1%
64.1%
92.7%
82.1%
78.3%
72.8%
64.5%
99.7%
99.1%
98.6%
97.6%
94.8%
20% Terkaya
20% Terkaya Ke-dua
20% Menengah
20% Termiskin Ke-dua
20% Termiskin
Air Minum Toilet ListrikBersih Pribadi
Distribusi Rumah Tangga yang MemperolehAir Minum Bersih, Toilet, dan Listrik (%)
9.5%
11.2%
12.3%
11.9%
9.6%
28.8%
23.5%
18.9%
16.6%
12.0%
50.0%
26.3%
18.3%
12.0%
7.2%
20% Terkaya
20% Terkaya Ke-dua
20% Menengah
20% Termiskin Ke-dua
20% Termiskin
Tertinggi: Tertinggi: MemakaiSMP SMA Internet
Distribusi Rumah Tangga yang MencapaiPendidikan dan Menggunakan Internet (%)
15
Memahami Dinamika danSumber-SumberKetimpangan
Ketimpangan di Sulawesi Selatan lebih banyak disumbang oleh ketimpangan di dalam wilayah/sektor daripada antarwilayah/sektor
Sumber: Susenas (BPS), diolah.
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
0.35
0.4
2014 2017
Thei
lIn
dex
Theil’s (T): Perkotaan/Perdesaan
2014 2017
Theil's (T): 24 Kabupaten/Kota
Total Within Between
2014 2017
Theil's (T): 3 Sektor
17
02
46
Ra
ta-r
ata
ken
aik
an
tah
un
an
(%
)
0 20 40 60 80 100% Termiskin Desil pengeluaran per kapita % Terkaya
Pertumbuhan konsumsi Rata-rata Prov. Sulawesi Selatan
Laju pertumbuhan pengeluaran per kapita, 2014-2017 (Harga konstan 2000)
Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Prov. Sulawesi Selatan (Perkotaan)
02
46
8
Ra
ta-r
ata
ken
aik
an
tah
un
an
(%
)
0 20 40 60 80 100% Termiskin Desil pengeluaran per kapita % Terkaya
Pertumbuhan konsumsi Rata-rata Prov. Sulawesi Selatan
Laju pertumbuhan pengeluaran per kapita, 2014-2017 (Harga konstan 2000)
Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Prov. Sulawesi Selatan (Perdesaan)
Penurunan ketimpangan di perdesaan selama 2014-2017 disebabkan oleh pertumbuhan konsumsi kelompok menengah, namun laju pertumbuhankonsumsi kelompok miskin terlalu kecil untuk mengurangi ketimpangan
Sumber: Susenas (BPS), diolah.
Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Sulawesi Selatan (Perkotaan)Laju Pertumbuhan Pengeluaran per Kapita, 2014-2017 (Harga Konstan 2000)
Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Sulawesi Selatan (Perdesaan)Laju Pertumbuhan Pengeluaran per Kapita, 2014-2017 (Harga Konstan 2000)
Gini naik dari 0,429 ke 0,444 Gini turun dari 0,429 ke 0,332
18
Ciri-ciri masing-masing tingkat kesejahteraan menurut masyarakat(hasil FGD)
CIRIKESEJAHTERAAN
KAYA SEDANG MISKIN
Pekerjaan PengusahaBanyak usaha sampinganPegawai tetap (PNS)
PegawaiPetani penyewaPedagangNelayan
Buruh taniBuruh cuciBuruh bangunanNelayanPedagang kecil
Penghasilan Rata-rata Rp5 juta/hari (Maros)Double gardan (Gowa)
Rp2-3juta/bulan (Maros) Harian dan tidak menentu
Rumah Mewah, permanen, luas, bertingkatKepemilikan lebih dari satuStatus kepemilikan milik sendiri
Permanen, Semi permanen, luas sedang, satu lantaiKepemilikan biasanya satuStatus kepemilikan ada yang milik sendiri, menyewa
Semi permanen dan tidak permanen, rapuh, dinding seng, pagar bambu, lantai tanahStatus kepemilikan milik sendiri, menyewa/kost, menumpang
Kepemilikan asset Banyak, dimana-mana, luasSawah >1Ha (Maros)
Terbatas Sawah 0.5-1 Ha (Maros)
Terbatas atau bahkan tidak punyaSawah <0.5 Ha (Maros)
Alat transportasi Mobil, truck, motor, sepedaMerk mewahJumlah banyakBaru
Mobil, motor Motor, sepeda
Pendidikan Anak S1-S2Ortu SMA (Maros)
Anak SMA-S1(Maros) Anak SD-SMP, putus sekolah Ortu tidak sekolah atau SD (Maros)
Kesehatan Ke dokter, RS besar Ke dokter, puskesmas puskesmas
Sanitasi dan air bersih Sumur bor, toilet pribadi, “Aqua” galon WC umum, toilet sendiri, sumur WC umum, tadah hujan
Gaya hidup Makan di restaurantRekreasi ke tempat yang jauh
Rekreasi dekat Rekreasi dekat, jarang/tidak pernah rekreasi
Sumber: “Studi Dinamika Ketimpangan Desa-Kota: Studi Kasus di Solo Raya dan Makassar Raya” The SMERU Research Institute dengan dukungan Ford Foundation, 2016-2017 19
Manfaat pembangunan yang dirasakan masing-masingkelompok kesejahteraan berbeda-beda
Sumber: “Studi Dinamika Ketimpangan Desa-Kota: Studi Kasus di Solo Raya dan Makassar Raya” The SMERU Research Institute dengan dukungan Ford Foundation, 2016-2017
Bagi kelompok perempuan (di Makassar), banyaknya pembangunan mall membuka lapangan kerja bagi kelompok miskin perempuan. Begitu juga dengan adanya program pemerintah seperti PNPM yang banyak dirasakan manfaatnya oleh kelompok miskin.
20
Peningkatan kesejahteraan kelompok menengah, banyakterjadi di daerah semi-urban
Sumber: “Studi Dinamika Ketimpangan Desa-Kota: Studi Kasus di Solo Raya dan Makassar Raya” The SMERU Research Institute dengan dukungan Ford Foundation, 2016-2017
Desa studi kasus terletak di perbatasandengan Makassar. Perekonomian awalnyadidominasi oleh pertanian dan tambak ikandarat. Sejak 2012 marak pembebasan lahanuntuk dialihfungsikan menjadi kawasanpergudangan
Kelompok kaya dan sedang pemilik lahan lahyang paling banyak mendapat manfaat gantirugi tanah
Kesejahteraan kelompok miskin stagnankarena ketiadaan asset dan modal, sertarendahnya skill/pendidikan membuatmereka tidak bisa banyak terserap oleh industri baru, kecuali menjadi pekerja lepas.
21
22
Cakupan penerima program bantuan sosial (PKH dan Raskin/Rastra) diantara kelompok miskin di Sulawesi Selatan lebih rendah daripadaNasional, tetapi cakupan BSM lebih tinggi
Sumber: Susenas 2014 & 2015
42.16
32.3728.64
2522.44
15.5612.97
8.353.76 1.95
25.5423.34
17.95 16.29 16.13
9.99 8.28 6.62.33 1.49
47.92
40.1136.79 38.07
31.8827.98
20.19
14.38
9.05
3.093.6 2.98 4.562.27 1.97 1.96 0.54 0.99 0.42 0
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Per
sen
tase
pen
erim
a
Desil pengeluaran rumah tangga
Penerima program berdasarkan desil pengeluaran, Provinsi Sulawesi Selatan
BLSM BSM RASKIN/RASTRA PKH
42.37
33.5929.35
27.05
21.5717.46
13.029.45
5.291.55
19.316.77 15.62 13.81
11.248.89
6.72 4.992.54 0.97
71.08
65.7
60.858.1
51.06
45.96
37.62
29.48
19
7.227.985.72 4.07 3.36 2.32 1.83 1.35 0.69 0.45 0.17
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Per
sen
tase
pen
erim
a
Desil pengeluaran rumah tangga
Penerima program berdasarkan desil pengeluaran, Nasional
BLSM BSM RASKIN/RASTRA PKH
23
Program Bantuan Sosial juga masih kurang terintegrasi
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desil pengeluaran rumah tangga
Persentase penerima manfaat program per desil, Nasional
Menerima 1 program Menerima 2 program
Menerima 3 program Tidak menerima program
Sumber: Susenas 2014 & 2015
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase penerima per desil
Menerima 1 program Menerima 2 program Menerima 3 program Tidak menerima program
Peningkatan infrastruktur jalan cenderung meningkatkanketimpangan dalam jangka pendek
Perbaikan jalan nasional – EINRIP(baseline 2009 – setelahkonstruksi 2016)
Bulukumba
Angka kemiskinan: 10,5% (2009) –8,4% (2016)
Rasio Gini: 0,27 (2009) – 0,39 (2014) – 0,32 (2017)
Sektor jasa dan manufakturberkembang pesat
Sinjai
Angka kemiskinan: 11,4% (2009) –9,6% (2014)
Rasio Gini: 0,31 (2009) – 0,38 (2014) – 0,37 (2017)
Masih tetap didominasi sektor pertanian, perkembangan sektor jasa dan
manufaktur sangat kecil
Peningkatan/perbaikanjalan nasional
Industri Manufaktur(Bulukumba) Perdagangan
Transport
Mobilitas & kegiatan
sosial(perempuan
Kesehatan Pendidikan
Perumahan & property (Bulukumba)
Sumber: “Qualitative Social Monitoring and Impact Evaluation Study for EINRIP Road Improvemen Studi “The SMERU Research Institute dengan dukungan EINRIP-DFAT, 2009 & 2016
24
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan tidak merata dandidominasi oleh Makassar dan Sinjai
Sumber: BPS, diolah.
Makassar, 29.68%
Sinjai, 17.97%
Bone, 5.42%Luwu Timur, 4.61%
Pangkajene Kepulauan, 4.50%
Maros, 3.71%
Wajo, 3.60%
Gowa, 3.46%
Lainnya, 27.05%
Proporsi PDRB menurut Kabupaten/Kota (2016)
25
Beberapa Kabupaten/Kota mengalami peningkatan ketimpangan (2014-2017), termasuk Makassar; sedangkanketimpangan di Sinjai tidak berubah
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Ras
io G
ini
Rasio Gini Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan, 2014 dan 2017
2014 2017
Sumber: Susenas (BPS), diolah.
26
Tingkat pengangguran tertinggi ada di kota besar seperti Makassar, Pare Pare, danPalopo serta di kabupaten dengan tingkat kemiskinan relatif tinggi: Pangkajene & Kepulauan dan Luwu Timur.
Kabupaten /Kota
Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja (%)
TingkatPengangguran
Terbuka (%)Kabupaten /
Kota
Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja (%)
Tingkat Pengangguran
Terbuka (%)
2010 2014 2010 2014 2010 2014 2010 2014
Kepulauan Selayar 67.7 60.6 8.2 2.1 Wajo 63.7 55.6 4.8 4.9
Bulukumba 66.4 65.0 7.5 2.8 Sidrap 57.8 54.0 8.8 6.2
Bantaeng 77.9 71.9 5.5 2.4 Pinrang 58.9 60.1 7.8 2.8
Jeneponto 66.9 61.7 6.3 2.7 Enrekang 74.3 68.2 4.1 1.4
Takalar 59.7 62.9 7.6 2.7 Luwu 64.2 62.5 6.8 5.1
Gowa 64.7 66.3 7.8 2.3 Tana Toraja 68.6 80.3 3.9 3.3
Sinjai 66.6 68.8 3.8 0.9 Luwu Utara 69.1 66.7 4.9 1.8
Maros 64.1 63.0 9.7 4.6 Luwu Timur 75.9 67.2 13.2 8.1
Pangkajene & Kep. 61.0 57.6 9.7 9.9 Toraja Utara 69.5 69.8 8.8 3.7
Barru 57.0 50.4 8.9 2.3 Makassar 60.7 56.9 13.3 10.9
Bone 64.7 63.9 6.6 5.0 Pare Pare 65.2 60.6 11.9 7.1
Soppeng 57.7 57.6 8.3 2.4 Palopo 60.2 58.0 10.5 8.1
Sumber: BPS.
27
Diantara ke-3 sektor perekonomian, sektor jasa memilikitingkat ketimpangan tertinggi walaupun cenderung menurun
Sumber: Susenas (BPS), diolah.
0.315 0.314
0.3850.380
0.412
0.403
0.30
0.33
0.36
0.39
0.42
2014 2017
Ras
io G
ini
Rasio Gini Sektoral
Pertanian
Manufaktur
Jasa
28
Peningkatan penyerapan tenaga kerja dan peningkatan pertumbuhansektor jasa perlu didukung peningkatan pendidikan dan ketrampilantenaga kerja agar tidak meningkatkan kesenjangan
Mobilitas naik
• Pengetahuan/ketrampilan/kemauan belajar
• Networking/akses terhadap dukungan (modal, pelatihan, informasi)
• Jiwa wirausaha (termasuk kemampuan mejagakepercayaan dan kreativitas)
• Diversifikasi usaha/penghasilan
• Melakukan investasi/menabung/akumulasi aset
• Melakukan investasi pendidikan anak
• Berkurangnya beban dari dependent
• Kebijakan pemerintah : program bantuan, infrastruktur, pro-investasi masif, layanan dasar
Mobilitas turun/stagnan
• usia lanjut
• Sakit
• pendidikan (rendah: orang tua dan/atau anak)
• Penghidupan:
• kehilangan mata pencaharian
• masalah pada usaha/bisnis (pemasaran, bahan baku dan tenaga kerja, diversifikasi/regenerasi)
• ketrampilan terbatas
• Lack of financial awareness
• Intergenerational poverty (warisan hutang, investasi pendidikan anak)
• bencana
• budaya yang membawa implikasi pada keuangan keluarga (contoh: mahar perkawinan)
Penyebab “mobilitas naik” dan “mobilitas turun/stagnan” (pengalaman rumah tangga & individu)
29
Rekomendasi KebijakanPengurangan Ketimpangandan Kemiskinan
02
46
Rat
a-ra
ta k
enai
kan
tahu
nan
(%)
0 20 40 60 80 100% Termiskin Desil pengeluaran per kapita % Terkaya
Pertumbuhan konsumsi Rata-rata Prov. Sulawesi Selatan
Laju pertumbuhan pengeluaran per kapita, 2014-2017 (Harga konstan 2000)
Kurva Distribusi Pertumbuhan (GIC) Prov. Sulawesi Selatan (Perkotaan)
Diperlukan kebijakan dan program terpadu untuk mengatasiketimpangan dan kemiskinan
Bantuansosial
PengembanganPenghidupan
Iklim Usaha, Keamanan, Kepastian Hukum
Ketaatan Pajak & social responsibility
31
PENTINGNYA BANTUAN SOSIAL BAGIKELOMPOK TERMISKIN
33
Nilai manfaat program bantuan sosial (dalam menurunkan bebanpengeluaran) bagi penduduk miskin dan rentan di Sulawesi Selatan lebih tinggi daripada rata-rata Nasional
Sumber: Susenas 2014 & 2015
11.1%
7.0%
5.5%
4.5%3.8%
3.2%2.7%
2.2%1.7%
1.0%
5.5%
3.7%3.0%
2.6%2.2% 1.9% 1.7%
1.4%1.1%
0.6%
12.6%
11.0%
9.8%
8.6%
7.8%
6.4%5.9%
4.5%
3.3%
2.1%1.6%
1.1% 0.8% 0.7% 0.6% 0.5% 0.5% 0.4% 0.3% 0.2%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desil pengeluaran rumah tangga
Proporsi manfaat terhadap median pengeluaran rumahtangga, Nasional
BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA
12%
8%
6%
5%4%
4%3%
2%2%
1%
6.1%
4.1%3.5%
3.0%2.6%
2.0% 1.7% 1.4%1.0%
0.6%
16%15%
12%
10%
8%
7%
6%
5%
3%
1%1.4%0.9% 0.7% 0.6% 0.5% 0.4% 0.3% 0.3% 0.2% 0.1%
0%
2%
4%
6%
8%
10%
12%
14%
16%
18%
20%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Desil pengeluaran rumah tangga
Proporsi manfaat terhadap median pengeluaran rumah tangga, Sulawesi Selatan
BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA
9.4% 9.4% 9.4% 9.4%
9.8% 9.9%
9.4%
9.8%
9.0%
9.5%
10.0%
10.5%
11.0%
11.5%
12.0%
BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA
Tin
gkat
kem
iski
nan
(%)
Baseline Counterfactual
34
Angka kemiskinan akan lebih tinggi jika tidak ada bantuansosial
-0.45% -0.47% -0.04% -0.45%
11.2% 11.2% 11.2% 11.2%
11.5%11.4%
11.2%
11.7%
9%
10%
10%
11%
11%
12%
12%
BLSM BSM PKH RASKIN/RASTRA
Tin
gkat
kem
iski
nan
(%)
Baseline Counterfactual
Sumber: Susenas 2014 & 2015
-0.3% -0.2% -0.03% -0.4%
Nasional Sulawesi Selatan
35
Perluasan cakupan bantuan sosial akan menurunkan kemiskinansecara signifikan menurunkan ketimpangan
11.2%
11.6% 11.5%
10.5%
9.8% 9.8%
11.2%11.5% 11.4%
10.9%
10.5% 10.4%
11.2% 11.2%11.1%
9.6%
8.8% 8.7%
11.2%
11.6% 11.6%
10.6%
9.9% 9.8%
6%
7%
8%
9%
10%
11%
12%
13%
14%
Baseline Counterfactual Percentile 5 Percentile 10 Percentile 25 Percentile 40
Tin
gkat
kem
iski
nan
(%)
Nasional
BLSM BSM PKH RASKIN
Sumber: Susenas 2014 & 2015
9.4%
9.8%9.6%
9.3%
8.5%
8.0%
9.4%
9.9% 9.8% 9.7%
9.2%
8.7%
9.4% 9.4%9.2%
8.7%
7.5%
6.6%
9.4%
9.8% 9.7%9.5%
8.9%
8.6%
6.0%
7.0%
8.0%
9.0%
10.0%
11.0%
12.0%
13.0%
14.0%
Baseline Counterfactual Percentile 5 Percentile 10 Percentile 25 Percentile 40Ti
ngk
at k
emis
kin
an(%
)
Sulawesi Selatan
BLSM BSM PKH RASKIN
DUKUNGAN UNTUK PENGEMBANGANPENGHIDUPAN PENDUDUK MISKIN DANRENTAN
Aktor yang berperan dan upaya yang diperlukan untukpengembangan penghidupan masyarakat miskin dan rentan
Sumber: “Studi Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Upaya Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan: Kasus Kabupaten Bantaeng, Pacitan dan Lombok Timur” SMERU dengan dukungan KOMPAK, 2016-2017
37
• Kesinambungan pendampingan& monitoring
• Ketepatan identifikasikebutuhan
• Orientasi output/outcome• Sinergi antarprogram
Mengajak dan memberidukungan usaha (keterampilan, pemasaran, dll.)
Pendampingandan pelatihan
• Pendampingan dan pelatihan• Peningkatan akses keuangan dan
peningkatan literasi keuangan
Kegiatan afirmasi untukmasyarakat miskin & rentan
Pemda
Desa
NGO, CSR,
Donor
Masyarakat(local
Champion)
Pergu-ruan
Tinggi
Diversifikasi Usaha Pertanian ke non-pertanian untuk petanidengan sumberdaya terbatas
38
Sumber: “Diskusi Penyusunan Catatan Kebijakan:Strategi Percepatan Pengurangan Kemiskinan di Perdesaan”, Nila Warda (2018)
Memberdayakan petani untuk memulaipekerjaan sampingan di sektor non-pertanianyang terkait dengan pertanian
Hilirisasi produksi pertanian
Pemasaran berbasis kawasan dan kesesuaiandengan keunggulan lokal
Optimalisasi usaha pertanian untuk petani dengansumberdaya memadai
39
Sumber: “Diskusi Penyusunan Catatan Kebijakan:Strategi Percepatan Pengurangan Kemiskinan di Perdesaan”, Nila Warda (2018)
Pengkonsolidasian dandukungan pada Kelompok Tani
Peningkatan akses terhadapsumberdaya keuangan
Peningkatan akses terhadappengetahuan dan pemasaran
Mitigasi resiko perubahaniklim dan kegagalan pasar
40
Pemantauan dan Evaluasimemastikan tepat jumlah, tepat waktu, dantepat sasaran
Mereplika Program Nasional meningkatkancakupan kepesertaan
Inovasi Program Daerah
Mendorong Sinergi Prioritas Nasional
Meningkatkan peran Pemerintah Daerah untuk menurunkanketimpangan di daerahnya masing-masing
Menyiapkan Unit Usaha agar dapat dijangkau
oleh perbankan
Menyiapkan Sumber Daya Manusia agar dapat
berkompetisi dan lebih produktif
Menyiapkan Regulasi untuk meningkatkan
efektivitas pelaksanaan UU Desa (Pemanfaatan
DD dan ADD)
Inovasi Program Daerah
Mendorong Sinergi Prioritas Nasional
Menurunkan Beban Pengeluaran
(khususnya untuk kelompok miskin)
Meningkatkan Pendapatan
(untuk kelompok miskin dan rentan)
41