7/22/2019 The Outsourcing Decision
1/3
THE OUTSOURCING DECISION
Dalam era globalisasi dan tuntutan persaingan industri yang semakin ketat,
suatu perusahaan dituntut untuk berusaha meningkatkan kinerja usahanya melalui
pengelolaan organisasi yang lebih efektif dan efisien, sehingga perusahaan dapat
mempertahankan keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Dengan demikian,
perusahaan tidak akan mengalami kekalahan dalam persaingan.
Pada dasarnya, ada banyak hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk
mempertahankan keunggulan kompetitifnya. Salah satunya adalah dengan
melakukan outsourcing, yaitu menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan yang
sifatnya non-core atau penunjang kepada perusahaan lain melalui perjanjian
pemborongan pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/ buruh. Hal ini dilakukan
agar perusahaan dapat tetap fokus pada bisnis inti yang menjadi sumber
keunggulan kompetitifnya, tanpa harus memberikan perhatian lebih pada kegiatan
penunjang yang ada pada perusahaan.
Dalam memutuskan suatu pekerjaan akan dilaksanakan secara outsourcing
atau tidak, ada berbagai pertimbangan yang harus diperhatikan oleh akuntan
manajemen, di antaranya:
- apakah pekerjaan tersebut merupakan bisnis inti perusahaan- apakah pekerjaan tersebut bersifat strategis / kritikal
Setelah mengetahui jawaban atas kedua pertanyaan di atas, maka
manajemen dapat melakukan analisa terhadap setiap aktivitas yang ada. Dalam hal
ini, perusahaan dapat menggunakan pendekatan matriks untuk menentukannya.
Ada dua pendekatan model yang dapat digunakan, yaitu model Price Waterhouse
Cooper dan model Komang.Dalam model Price Waterhouse Cooper, hal yang menjadi indikator
penilaian adalah tingkat kompetitif dan strategik aktivitas.
- Jika aktivitas yang ada merupakan aktivitas yang kompetitif dan bersifatstrategik, maka aktivitas tersebut tidak perlu dioutsourcing.
- Jika aktivitas yang ada merupakan aktivitas yang kompetitif, namun tidakbersifat strategik, maka aktivitas tersebut dapat dioutsourcing dan dapat
pula tidak.
7/22/2019 The Outsourcing Decision
2/3
- Jika aktivitas yang ada merupakan aktivitas yang tidak kompetitif dan tidakbersifat strategik, maka perusahaan dapat melakukan outsourcing atas
aktivitas tersebut.
- Jika aktivitas yang ada merupakan aktivitas yang tidak kompetitif, namunbersifat strategik, maka perusahaan sebaiknya tidak melakukan outsourcing
jika memungkinkan.
Sedangkan dalam model Komang, hal yang menjadi indikator penilaian
adalah jenis aktivitas dan tingkat kritikal dari aktivitas tersebut.
- Jika aktivitas yang ada bukan merupakan aktivitas inti perusahaan, namunbersifat kritikal, maka aktivitas tersebut dapat dioutsourcing dengan
mempertimbangkan keahlian dan mekanisme pengendalian perusahaan
- Jika aktivitas yang ada merupakan aktivitas inti perusahaan dan bersifatkritikal, maka aktivitas tersebut hanya akan dioutsourcing apabila
perusahaan membutuhkan keahlian yang tidak dia miliki
- Jika aktivitas yang ada bukan merupakan aktivitas inti perusahaan dan tidakbersifat kritikal, maka aktivitas tersebut dapat dioutsourcing.
- Jika aktivitas yang ada merupakan aktivitas inti perusahaan, namun tidakbersifat kritikal, maka akivitas tersebut dapat dioutsourcing.
Setelah mengetahui aktivitas-aktivitas yang akan dioutsourcing, maka
manajemen akan menanyakan apakah dengan mengoutsourcing aktivitas tersebut,
perusahaan dapat melaksanakan aktivitas secara lebih baik dan apakah aktivitas
outsourcing tersebut membawa manfaat bagi perusahaan. Dalam hal ini, yang
menjadi pertimbangan strategis perusahaan adalah keunggulan teknis,
fleksibilitas, dan munculnya peluang inovasi. Jika perusahaan dapat melaksanakan
aktivitas dengan baik dan kinerjanya dapat meningkat, maka outsourcing dapatdilakukan.
Selain hal di atas, ada beberapa pro dan kontra atas penerapan outsourcing
yang juga dapat dijadikan pertimbangan manajemen. Pro dan kontranya adalah
sebagai berikut:
PRO KONTRA
- Menghemat biaya- Business ownerbisa fokus pada core
business.
- Penghematan biaya sering tidakterwujud
- Ketergantungan pada vendor dapat lebihbesar
7/22/2019 The Outsourcing Decision
3/3
- Menghemat waktu- Fleksibilitas lebih besar-
Biaya investasi berubah menjadibiaya belanja.
- Tidak lagi dipusingkan dengan olehturn overtenaga kerja.
- Bagian dari modenisasi dunia usaha
- Waktu yang dibutuhkan untukmengelola kontrak lebih mahal
- Fleksibilitas membutuhkan biaya yangtinggi.
-Ketidakpastian status ketenagakerjaandan ancaman PHK bagi tenaga kerjameningkatkan biaya.
- Perbedaan perlakuan Compensation andBenefitantara karyawan internal dengankaryawan outsource.
- Perusahaan kehilangan peluangpengembangan dari aktivitas tersebut.
Saya termasuk salah satu pihak yang kontra dengan outsourcing. Selain
akan menimbulkan banyak pengangguran, outsourcing juga terkadang
membutuhkan biaya yang mahal. Hal ini akan terjadi jika perusahaan telah
memiliki ketergantungan yang tinggi pada vendor. Dengan demikian, vendor akan
bebas menentukan biaya yang harus dibayarkan oleh perusahaan, sementara untuk
beralih kembali ke tenaga internal juga membutuhkan biaya yang besar.
Perusahaan yang telah kehilangan kesempatan untuk mengembangkan aktivitas
tersebut harus mengeluarkan biaya untuk perekrutan dan pelatihan karyawan.
Dampak buruk yang lainnya, tenaga kerja outsourcing belum tentu loyal dengan
perusahaan kita. Mereka bisa saja melakukan kegiatan yang tidak perusahaan
harapkan, seperti bekerja dengan kualitas seadanya, dan mereka juga dapat
mengungkap rahasia perusahaan dan menjelma menjadi kompetitor utama
perusahaan.