1
Ayat bacaan: Ibrani 13:2
"Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu
malaikat-malaikat."
Ada sebuah pengalaman yang penulis renungan ini tidak lupakan terjadi sekitar pertengahan tahun 90an. Saat itu dia sedang dalam perjalanan pulang sehabis
mengerjakan tugas kelompok. Hari sudah larut malam, sekitar pukul 11 malam. Di tengah perjalanan dia melihat ada seorang wanita hamil yang terlihat
kesakitan bersama kedua orang tuanya berdiri di tengah jalan. Dia berhenti dan bertanya apa masalah
mereka.
Ternyata wanita hamil itu telah pecah ketubannya. Mereka sedang menunggu teksi untuk membawa
mereka ke rumah sakit. Sudah beberapa taksi berhenti, tapi ketika melihat si wanita hampir bersalin
mereka pun menolak untuk membawanya. Dia mempersilakan mereka untuk naik ke keretanya dan
menawarkan untuk mengantar ke rumah sakit. Sejenak mereka terkejut dan ragu, karena mereka tidak kenal dia, begitu pula dia tidak kenal mereka. Tapi kemudian mereka naik juga dan penulis pun
bergegas membawa mereka.
TUMPANGAN BAGI ORANG ASING
2
Di sepanjang perjalanan ibu dan ayah wanita itu berulang kali menyatakan permintaan maaf karena mengotori mobil si penulis, meskipun si penulis pun berulang kali menyatakan bahwa yang penting anak
dan cucu mereka boleh selamat. Sesampainya di rumah sakit, dia langsung memanggil perawat dan menarik sebuah kerusi roda yang terletak di depan
pintu rumah sakit. Wanita itu pun langsung dibawa ke dalam. Sang ayah kemudian bertanya berapa yang harus mereka bayar pada si penulis, tapi si penulis
menolak. Dia pun kemudian menawarkan untuk membersihkan mobil, tapi penulis memintanya untuk
menemani anaknya saja yang jelas lebih perlu kehadirannya pada saat itu.
Akhirnya sang ayah membungkuk sambil menangis dan memegang tangan si penulis mengucapkan
terima kasih, menanyakan nama dan berkata bahwa nama si penulis nanti akan mereka jadikan nama cucu mereka, jika yang lahir laki-laki. Saya baru sampai di
rumah sekitar pukul 1 pagi. Si penulis langsung mengambil kain, membersihkan mobil dari air ketuban
yang membasahi tempat duduk belakang. Ibu sang penulis yang tadinya khawatir karena dia pulang
sangat larut menjadi keheranan melihatnya. Penulis mengatakan bahawa dia tidak pernah lagi bertemu
dengan mereka (Orang yang ditolongnya) hingga saat ini.
3
Apa yang membuat penulis berhenti dan membawa mereka waktu itu? Penulis berkata “saya hanya berpikir bagaimana jika seandainya yang berdiri disana adalah
ibu atau saudara perempuan saya”. Saya berpikir bagaimana jika si wanita terlambat mendapat pertolongan sehingga dia dan anaknya sampai
meninggal. Alangkah menyedihkannya saya sebagai manusia jika saya tidak berbuat apapun melihat itu
semua. Pada saat itu saya belum lahir baru, sehingga belum tahu apa-apa tentang apa kata alkitab mengenai perbuatan saya. Hari ini saya bertemu sebuah ayat yang luar biasa. Betapa luar biasanya jika tanpa kita ketahui
perbuatan kita telah menjamu malaikat-malaikat!
Mari kita lihat sejenak ke kisah Abraham dalam Kejadian 18:1-15. Disana diceritakan bagaimana kemurahan hati Abraham menerima 3 tamu
asing dengan sangat ramah. Dia menghidangkan makanan dan minuman pada para tamu, bahkan
mengambilkan air untuk membasuh kaki mereka. Di sebaliknya diketahui ternyata ke 3 tamu asing yang
berada dalam kemahnya sesunggguhnya adalah malaikat-malaikat Tuhan. Para malaikat itu pun menyampaikan pesan Tuhan yang sangat penting bagi
Abraham, yaitu janji untuk memberi anak laki-laki, sebuah janji yang kemudian menjadi sangat menentukan
bagi perjalanan hidup kita hingga saat ini. Bayangkan jika saat itu Abraham menolak kehadiran orang asing
dan membiarkan mereka berlalu begitu saja.
4
Menjamu malaikat pastilah luar biasa. Tapi satu hal yang penting, malaikat atau bukan, kita harus tahu
bahwa segala sesuatu yang kita buat bagi orang lain adalah sangat berharga di mata Tuhan. Dalam masa kehadiran Yesus di dunia pun, Yesus tidak hanya peduli pada murid-muridNya dan orang-orang yang Dia kenal di sekitarNya, tapi Yesus melayani siapapun tanpa pandang bulu. Apakah mereka orang Yahudi, Samaria,
Romawi, apakah mereka nelayan, pemungut cukai, orang kusta, orang kemasukan setan, prajurit, apakah mereka pria, wanita atau anak-anak, semua diberikan
pelayanan penuh kasih. Selanjutnya Yesus pun berkata:"sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk
Aku." (Matius 25:40). Artinya apapun yang kita lakukan buat orang lain berarti melakukannya untuk Yesus.
Bagaimana jika kita tidak peduli, tidak mau melakukan apapun untuk menolong? Ini jawaban Yesus: "Maka Ia
akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan
untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini
akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal."(Matius 25:45-46).
5
Coba kita perhatikan di sekitar kita. Apakah kita mau menjamu seorang pengemis yang
mengetuk rumah kita, atau kita takut piring dan gelas kita akan kotor? Apakah kita sudah memberikan pertolongan pada tetangga-
tetangga kita yang sedang kesulitan? Apakah kita mau memberi sedekah ketika bertemu pengemis di jalan atau malah merasa kesal, terganggu bahkan jijik terhadap kehadiran
mereka?
Kenal atau tidak, berilah perhatian terhadap siapapun yang memerlukan, orang percaya atau
bukan, karena itu artinya anda telah melakukan sesuatu untuk Kristus. Dan siapa
tahu, mungkin anda tengah menjamu malaikat.
Jangan pandang bulu dalam membantu karena sekecil apapun, semua itu berharga
di mata Tuhan