ii
UJI DAYA ANALGESIK JAMU KUNYIT ASAM INSTAN DAN JAMU KUNYIT ASAM
RAMUAN SEGAR PADA MENCIT PUTIH BETINA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh :
Ika Reny Rahmawati
NIM : 058114078
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
Untuk segala sesuatu ada masanya…
Untuk apapun di bawah langit ada waktunya…
(Pengkhotbah 3:1)
Kupersembahkan karya kecilku ini untuk: Yesus Kristus dan Bunda Maria
Bapak dan Ibu Adikku
Seseorang yang telah membuat hidupku lebih hidup Almamaterku…
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: “Uji Daya Analgesik
Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar pada Mencit
Putih Betina”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar kesarjanaan
Strata satu (S-1).
Dalam proses penyusunan skrispsi ini, penulis banyak mendapat bantuan
berupa bimbingan, dorongan, sarana, maupun financial dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Rita Suhadi, M. Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi, Universitas
Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. PHK-A3 yang telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam penelitian
ini.
3. Bapak Ipang Djunarko, S. Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing I atas
bimbingan, pengarahan, dan dukungan selama penelitian sampai penyusunan
skripsi ini.
4. Ibu Yustina Sri Hartini, M. Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing II atas
bimbingan, pengarahan, dan dukungan selama penelitian sampai penyusunan
skripsi ini.
5. Bapak Yosef Wijoyo, M. Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.
6. Bapak Yohanes Dwiatmaka, M. Si., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
7. Bapak dan Ibu yang tercinta atas seluruh kasih sayang, dukungan, nasihat,
dan perhatian selama ini.
8. Dik Aan atas dukungan dan semangatnya selama ini.
9. Seseorang yang telah memberikan semangat dan cinta selama tiga tahun ini.
10. Mas Heru, Mas Parjiman, Mas Kayat, Mas Ottok, Mas Agung, Pak Musrifin,
Mas Wagiran, Mas Sarwanto, dan Mas Sigit yang telah membantu dalam
penelitian.
11. Teman-teman penelitian payung, Yesi, Dewi, Lina, Siska, Bustan, dan Wisely
yang banyak membantu dalam penelitian dan selalu memberi semangat.
12. Teman-teman setiaku Dheeta, Sukma, dan Nia yang banyak membantu dalam
penelitian.
13. Semua pihak yang telah membantu penulis.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini. Namun, penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, Januari 2009
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
INTISARI
Jamu kunyit asam ramuan segar ataupun instan merupakan ramuan
rimpang kunyit dan daging buah asam, biasanya diminum wanita untuk mengurangi rasa nyeri waktu haid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar memiliki daya analgesik serta apakah ada perbedaaan daya analgesik kedua produk tersebut.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan rancangan penelitian acak lengkap pola dua arah. Pengujian daya analgesik menggunakan metode rangsang kimia. Penelitian dilakukan dengan membagi hewan uji dalam delapan kelompok. Kelompok I (aquadest sebagai kontrol negatif), kelompok II (asetosal sebagai kontrol positif), kelompok III-V yaitu kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dengan dosis 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg BB, dan kelompok VI-VIII yaitu kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar dengan dosis 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB. Asam asetat dosis 25 mg/kg BB diinjeksikan secara intraperitoneal setelah 30 menit pemberian senyawa uji. Respon geliat hewan uji diamati tiap 5 menit selama 60 menit. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam bentuk % penghambatan terhadap geliat dengan persamaan Handersot dan Forsaith.
Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov dilanjutkan dengan ANAVA satu arah dan uji Scheffe dengan taraf kepercayaan 95% atau dengan uji Kruskal-Wallis dan Mann-Whitney. Perbedaan antara kelompok jamu instan dan ramuan segar dianalisis dengan General-Linear Model Univariate.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jamu kunyit asam instan memiliki daya analgesik yaitu pada dosis 4.550 mg/kg BB sebesar 46,25 %; 9.100 mg/kg BB sebesar 45,90 %; dan 18.200 mg/kg BB sebesar 70,68 %. Pada jamu ramuan segar, daya analgesik yang dimiliki yaitu pada dosis 1.365 mg/kg BB sebesar 37,00 %; 2.730 mg/kg BB sebesar 46,43 %; dan 5.460 mg/kg BB sebesar 49,57 %. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa jamu kunyit asam instan dan ramuan segar tidak memiliki perbedaan daya analgesik. Kata kunci: kunyit asam, instan, segar, metode rangsang kimia, daya analgesik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Both fresh blend sour turmeric tonic and instant sour turmeric tonic are the combination of turmeric rhizome and tamarind that are generally consumed by women to lessen the pain during their menstruation period. This research aims to find out whether fresh blend sour turmeric tonic and instant sour turmeric tonic have the analgesic capacity and to find out the differences between the analgesic capacities of both products.
This is a pure experimental research with two-way pattern, random, complete research design. The method used for the test of analgesic capacity is chemistry stimulant method. The research was done to the experimented animals which were divided into eight groups. Group I (aqueduct as negative control), group II ( asetosal as positive control), groups III-V were the conduction of instant sour turmeric tonic at the dosages of 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg BB, and groups VI-VIII were the conduction of fresh blend sour turmeric tonic at the dosages of 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB. Acetate acid at the dosage of 25 mg/kg BB was injected interperitonially after the test material was given 30 minutes earlier. The behavior responds of the experimented animals were being observed in every five minutes for 60 minutes. The total of behavior cumulative then was changed into the form of barrier percentage toward the behavior with the equation of Handersot and Forsaith.
Then, the data obtained was analyzed with Kolmogorov-Smirnov and continued with one-way ANAVA and Scheffe test which might be trusted up to 95% or with Kruskal-Wallis and Mann-Whitney test. The differences between the group of instant tonic and fresh blend tonic were analyzed with General-Linear Model Univariate.
The research result showed that the instant sour turmeric tonic had the analgesic capacity 46,25 % at the dosage of 4.550 mg/kg BB; 45,90 % at the dosage of 9.100 mg/kg BB; 70,68 % at the dosage of 18.200 mg/kg BB. The fresh blend tonic had the analgesic capacity 37,00 % at the dosage of 1.365 mg/kg BB, 46,43 % at the dosage of 2.730 mg/kg BB; and 49,57 % at the dosage of 5.460 mg/kg BB. Based on the analysis results, it is known that there is not analgesic capacity difference between the instant sour turmeric tonic and the fresh blend sour turmeric tonic.
Key word : sour turmeric, instant, fresh, chemistry stimulant method, analgesic
capacity
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi
PRAKATA ............................................................................................................ vii
INTISARI ............................................................................................................... ix
ABSTRACT ............................................................................................................... x
DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii
BAB I. PENGANTAR ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
1. Permasalahan .............................................................................................. 3
2. Keaslian penelitian ..................................................................................... 4
3. Manfaat yang diharapkan ........................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA...................................................................... 6
A. Obat Tradisional ............................................................................................. 6
B. Kunyit ............................................................................................................. 7
C. Asam Jawa ...................................................................................................... 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
D. Nyeri ............................................................................................................. 10
E. Analgetika ..................................................................................................... 16
F. Asetosal ......................................................................................................... 18
G. Kurkumin ...................................................................................................... 19
H. Metode Pengujian Daya Analgesik .............................................................. 20
I. Landasan Teori ............................................................................................... 24
J. Hipotesis ........................................................................................................ 26
BAB III. METODE PENELITIAN ....................................................................... 27
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................... 27
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................................... 27
1. Variabel utama .......................................................................................... 27
2. Variabel pengacau .................................................................................... 27
3. Definisi operasional .................................................................................. 28
C. Bahan Penelitian ........................................................................................... 28
D. Alat Penelitian .............................................................................................. 29
E. Jalan Penelitian ............................................................................................. 29
1. Pembuatan larutan CMC Na 1% ............................................................. 29
2. Pembuatan larutan asam asetat 1% .......................................................... 30
3. Penetapan dosis asetosal .......................................................................... 30
4. Pembuatan suspensi asetosal dalam CMC Na 1% ................................... 31
5. Penetapan dosis jamu kunyit asam instan ................................................ 31
6. Pembuatan larutan jamu kunyit asam instan ........................................... 32
7. Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar .................................... 32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
8. Pembuatan larutan jamu ramuan segar kunyit asam............................... 33
9. Seleksi hewan uji .................................................................................... 33
10. Penetapan kriteria geliat ......................................................................... 34
11. Penentuan dosis asam asetat ................................................................... 34
12. Penetapan selang waktu pemberian rangsang ........................................ 34
13. Uji daya analgesik .................................................................................. 35
F. Analisis Hasil ................................................................................................ 36
BAB IV. PEMBAHASAN ..................................................................................... 38
A. Identifikasi Rimpang Kunyit dan Buah Asam Jawa .................................... 38
B. Uji Pendahuluan ............................................................................................ 38
1. Penetapan kriteria geliat ........................................................................... 39
2. Penetapan dosis asam asetat ..................................................................... 39
3. Penetapan selang waktu pemberian rangsang .......................................... 41
4. Penetapan dosis asetosal ........................................................................... 44
C. Pengujian Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit
Asam Ramuan Segar .................................................................................... 47
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 61
A. Kesimpulan ................................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................................. 61
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 62
LAMPIRAN ...................................................................................................... 65
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis
asam asetat ..................................................................................... 40
Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif
asam asetat ..................................................................................... 40
Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap
geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang ............. 42
Tabel IV. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap
geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang ............. 43
Tabel V. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan
terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal ............................... 45
Tabel VI. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap
geliat pada penetapan dosis asetosal .............................................. 46
Tabel VII. Ringkasan analisis uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat
pada penetapan dosis asetosal ....................................................... 46
Tabel VIII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan
terhadap geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan
dan jamu kunyit asam ramuan segar ............................................. 50
Tabel IX. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam
terhadap % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan jamu
kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar .............. 52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Tabel X. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh dosis terhadap % penghambatan
geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit asam ramuan segar ............................................................. 53
Tabel XI. Data % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan
jamu kunyit asam ramuan segar terhadap kontrol positif .............. 55
Tabel XII. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam
terhadap % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan
jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar ..... 57
Tabel XIII. Hasil analisis uji Sceffe pengaruh dosis terhadap % perubahan daya
analgesik pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan
jamu kunyit asam ramuan segar .................................................... 58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Proses pembentukan eicosanoid dari asam arakhidonat melalui jalur
siklooksigenase dan lipooksigenase ................................................... 12
Gambar 2. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta
inhibisi nyeri endogen ........................................................................ 15
Gambar 3. Penghambatan sintesis eicosanoid oleh analgetika ............................ 17
Gambar 4. Struktur asetosal ................................................................................. 18
Gambar 5. Struktur molekul kurkumin ................................................................ 19
Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan
dosis efektif asam asetat ..................................................................... 41
Gambar 7. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada
penetapan selang waktu pemberian rangsang .................................. 43
Gambar 8. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada
penetapan dosis asetosal .................................................................. 45
Gambar 9. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat jamu
kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar ................. 51
Gambar 10. Diagram batang rata-rata % perubahan daya analgesik jamu kunyit
asam instan dan ramuan segar terhadap kontrol positif ................... 56
Gambar 11. Epidermis dan parenkim korteks (perbesaran 10 x 40) .................... 67
Gambar 12. Rambut penutup (perbesaran 10 x 40) ............................................. 67
Gambar 13. Endodermis dan parenkim silinder (perbesaran 10 x 10) ................. 68
Gambar 14. Berkas pengangkut (perbesaran 10 x 40) ......................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 15. Sel Sekresi (perbesaran 10 x 40) ....................................................... 69
Gambar 16. Butir pati (perbesaran 10 x 40) ......................................................... 69
Gambar 17. Larutan jamu kunyit asam instan ...................................................... 70
Gambar 18. Larutan jamu kunyit asam ramuan segar ........................................... 70
Gambar 19. Mencit tidak menggeliat .................................................................... 71
Gambar 20. Geliat mencit yang diamati ............................................................... 71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil identifikasi/determinasi tumbuhan ..................................... 65
Lampiran 2. Penampang melintang rimpang kunyit (Anonim, 1977) ............. 66
Lampiran 3. Hasil pengamatan mikroskopis penampang melintang rimpang
kunyit .......................................................................................... 67
Lampiran 4. Gambar larutan jamu kunyit asam instan, jamu kunyit asam
ramuan segar, mencit tidak menggeliat, dan geliat mencit yang
diamati ......................................................................................... 68
Lampiran 5. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada
penetapan dosis asam asetat ........................................................ 72
Lampiran 6. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada
penetapan selang waktu pemberian ............................................. 74
Lampiran 7. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis
statistik pada penetapan selang waktu pemberian ....................... 75
Lampiran 8. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada
penetapan dosis asetosal .............................................................. 77
Lampiran 9. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis
statistik pada penetapan dosis asetosal ........................................ 79
Lampiran 10. Tata cara analisis hasil dengan uji General Linear Model
Univariate ................................................................................... 81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
Lampiran 11. Data jumlah geliat dan hasil analisis statistic pada kontrol negatif,
kontrol positif, perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan
segar ............................................................................................ 84
Lampiran 12. Data % penghambatan terhadap geliat dan hasil analisis statistiknya
pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan
segar .......................................................................................... 93
Lampiran 13. Data % perubahan dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan
jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan segar .......... 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Nyeri merupakan suatu gejala yang umum dan sering terjadi mengikuti
satu atau lebih penyakit. Rasa nyeri menjadi tanda adanya kerusakan pada
jaringan akibat trauma atau luka pada sel yang terjadi di dalam tubuh manusia
(Anonim, 1991). Nyeri bersifat individu dan ambang nyeri pada setiap orang
berbeda-beda (Roach S. S., 2004). Timbulnya rasa nyeri tersebut membuat
seseorang berusaha untuk mencari pengobatan agar rasa nyeri tersebut dapat
berkurang.
Salah satu pengobatan yang menjadi pilihan masyarakat yaitu dengan
obat tradisional. Alasan masyarakat untuk tetap menggunakan obat tradisional
yaitu asumsi masyarakat bahwa obat tradisional memiliki efek samping yang
relatif lebih kecil dibanding dengan obat modern (Oemijati, 1992). Menurut
Undang–Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992, obat tradisional adalah bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
sediaan galenik, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).
Pengembangan obat tradisional semakin ditingkatkan sebagai salah satu
upaya pengobatan. Obat tradisional yang pada awalnya dibuat oleh masyarakat
untuk pengobatan mandiri, berkembang menjadi industri rumah tangga dan sejak
pertengahan abad ke-20 telah diproduksi oleh industri kecil obat tradisional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
maupun industri obat tradisional dengan mengikuti perkembangan teknologi
pembuatan. Teknologi yang ada membuat jamu menjadi praktis untuk
dikonsumsi. Saat ini di masyarakat sudah tersedia berbagai macam jamu instan
produksi industri obat tradisional.
Masyarakat merupakan kehidupan yang majemuk, di mana memiliki latar
belakang yang berbeda-beda baik tingkat ekonomi, pendidikan, maupun
budayanya. Hal-hal tersebut tentu akan mempengaruhi upaya masyarakat dalam
melakukan pengobatan. Apabila masyarakat memilih menggunakan obat
tradisional, maka masyarakat akan menghadapi pilihan produk obat tradisional
berupa jamu ramuan segar yang dibuat sendiri atau jamu instan yang diproduksi
industri obat tradisional. Hasil penelitian Wisely (2008) menyatakan bahwa jamu
ramuan segar menurut responden adalah jamu yang dibuat sendiri dengan cara
direbus atau diremas dan dibuat dari bahan-bahan alami, jamu gendong, jamu
berbentuk cair yang dapat langsung diminum tanpa perlu diolah lagi, jamu yang
bukan buatan pabrik dan tidak dikemas. Jamu instan menurut responden adalah
jamu buatan pabrik yang sudah dikemas, jamu umumnya berbentuk serbuk yang
penggunaannya tinggal diseduh, jamu yang dijual di toko obat/warung jamu, jamu
yang dibuat dengan bentuk sediaan modern seperti bentuk tablet, kapsul, pil,
salep, dan krim.
Salah satu produk jamu ramuan segar ataupun jamu instan yang banyak
digunakan oleh masyarakat adalah jamu kunyit asam. Jamu kunyit asam tersebut
merupakan ramuan rimpang kunyit dan daging buah asam. Pada umumnya,
masyarakat menggunakan jamu kunyit asam untuk mengurangi rasa nyeri waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
haid (Suharmiati dan Handayani, L., 2001). Rasa nyeri dapat hilang karena dalam
rimpang kunyit terdapat kurkumin yang mempunyai kemampuan menghambat
produksi prostaglandin dan leukotrien sebagai mediator nyeri (Bone, K. dan Mills,
S., 2000).
Peredaran jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar
yang semakin marak, membuat masyarakat dihadapkan pada pilihan dalam
menentukan pengobatan yang akan digunakan. Dari kedua sediaan jamu tersebut,
tentu berbeda dalam hal proses pembuatan dan mungkin juga akan mempengaruhi
efektivitas yang dihasilkan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam
ramuan segar serta apakah ada perbedaaan daya analgesik kedua produk tersebut,
Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari penelitian yang berjudul “Kajian
Obat Tradisional: Survei Pemahaman dan Pemilihan, Standarisasi dan Optimasi
Komposisi Bahan Baku serta Uji Analgetika Ramuan Segar dan Instan Jamu
Kunyit Asam” yang diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah, industri obat
tradisional, dan masyarakat dalam mengembangkan obat tradisional jamu kunyit
asam.
1. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka permasalahan
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
a. Apakah jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar
memiliki daya analgesik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
b. Apakah ada perbedaan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit asam ramuan segar?
2. Keaslian penelitian
Penelitian mengenai Uji Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan
Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar pada Mencit Putih Betina sejauh penelusuran
penulis belum pernah dilakukan. Penelitian yang pernah dilakukan yaitu Efek
Analgetika Infusa Daun Asam Jawa pada Mencit Putih Betina (Lestari, 2006),
Perbedaan Kadar Kurkumin dalam Ekstrak Rimpang Kunyit yang dibuat secara
Maserasi dan Perkolasi (Endah, 2002), Pembuatan Tablet Ekstrak Kunyit dengan
Bahan Pengikat Musilago Amyli (Wijayanti, 2002) dan pernah dilakukan
penelitian kunyit asam yaitu Validasi Penetapan Kadar Parasetamol Tercampur
Kunyit Asam dalam Plasma dengan Metode Kolorimetri (Vidiani, 2006).
3. Manfaat yang diharapkan
Manfaat penelitian ini yaitu:
a. manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan informasi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kefarmasian yaitu
mengenai penggunaan obat tradisional yang berkhasiat sebagai analgesik,
salah satunya yaitu jamu kunyit asam.
b. manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai daya analgesik jamu kunyit asam instan dibandingkan
dengan jamu kunyit asam ramuan segar sehingga dapat membantu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
masyarakat dalam memilih penggunaan obat tradisional ramuan segar atau
instan dan atau membuat obat tradisional.
B. Tujuan Penelitian
a. Tujuan umum
Untuk menambah informasi mengenai khasiat jamu kunyit asam yang
dapat digunakan sebagai analgesik.
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui apakah jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit
asam ramuan segar memiliki daya analgesik serta apakah ada perbedaan daya
analgesik kedua jamu tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Obat Tradisional
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992
tentang kesehatan menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan
bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Anonim, 1992).
Berdasarkan cara pembuatan serta jenis klaim penggunaan dan tingkat
pembuktian khasiat, obat bahan alam Indonesia dikelompokkan menjadi 3
kategori yaitu Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan Fitofarmaka. Jamu harus
memenuhi kriteria: aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan, klaim
khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris, memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku. Obat Herbal Terstandar (OHT) yaitu sediaan obat bahan alam yang telah
dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan
bakunya telah distandarisasi. Fitofarmaka yaitu sediaan obat bahan alam yang
telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan
uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah distandarisasi (Anonim, 2004).
Menurut Suharmiati dan Handayani L. (2001), jamu ramuan segar
merupakan jamu yang diolah dengan cara sederhana dan tradisional, yang secara
umum pengolahannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu dengan merebus
seluruh bahan atau dengan cara mengambil/memeras sari yang terkandung dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
jamu kemudian dicampur dengan air matang. Soedibyo, M. (2008)
mengemukakan bahwa saat ini, produk-produk jamu telah diolah berdasarkan
modernisasi teknologi dan industrialisasi yang memenuhi standar ketat kualitas
dan keamanan, sehingga jamu bisa berbentuk ekstrak dalam kemasan pil,
serbuk/puyer, dan kapsul, yang siap dikonsumsi masyarakat.
B. Kunyit
1. Keterangan botani
Kunyit (Curcuma domestica, Val) termasuk dalam familia Zingiberaceae
(Rukmana, R., 1999).
2. Nama daerah
Di Indonesia dikenal sebagai kunyit. Di Sumatera disebut kakunye, kunye,
kinung, odil, ondil. Di Jawa Tengah disebut kunyir, konye, kunir, temu kuning.
Di Kalimantan dikenal sebagai henda, cahang, dio, kalesiau. Di Nusa Tenggara
disebut kunyik, wingira, kemunyi, kunik, guni, kunir. Di Sulawesi disebut
uinida, alawahu, pagidon, uni, kuni. Di Maluku disebut kurlai, lulu malai, ulin,
tum, kunine, gogohiki (Anonim, 1977).
3. Morfologi tanaman
Kunyit merupakan tanaman semak, mempunyai batang pohon semu dan basah,
tingginya sekitar 1 m dan bunganya muncul dari pucuk batang semu dengan
panjang sekitar 10-15 cm dan berwarna putih. Daunnya mirip dengan tumbuh-
tumbuhan jenis pisang-pisangan, berbentuk lanset memanjang, ujung dan
pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-40 cm, lebar 8-12,5 cm, pertulangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
menyirip, warna hijau pucat. Rimpangnya memiliki banyak cabang dengan
kulit luarnya berwarna jingga kecoklatan. Buah daging rimpang kunyit
berwarna merah jingga kekuning-kuningan (Soedibyo, M., 1998).
3. Kandungan kimia
Kandungan kimia rimpang kunyit meliputi 3-5% kurkuminoid yang terdiri
dari kurkumin, desmetoksikurkumin, dan bidesmetoksikurkumin. Minyak
atsiri yang terdapat dalam rimpang kunyit sebesar 2-7% (Bisset N. G. dan
Wichtl M., 2001).
4. Kegunaan
Rimpang kunyit digunakan untuk mengobati sakit perut, demam, muntah saat
hamil, nyeri haid, nyeri setelah melahirkan, sebagai jamu bersih darah,
meningkatkan nafsu makan, dan gangguan fungsi hati (Bone, K. dan Mills, S.,
2000).
C. Asam Jawa
1. Keterangan botani
Asam Jawa (Tamarindus indica, Linn) termasuk dalam familia Leguminose
(Hutapea, J. R., 1994).
2. Nama daerah
Tumbuhan asam Jawa mempunyai nama yang berbeda-beda di beberapa
daerah. Di Sumatera dikenal dengan nama bak me, acam lagi, acam Jawa,
kayu asam, menceloki, dan cumalagi. Di Jawa dikenal dengan nama tangkal
asam, wit asam, dan acem. Di Kalimantan dikenal dengan nama asam Jawa.
Di Nusa Tenggara dikenal dengan nama celagi, bage, mengga, tobi, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kanefo. Di Sulawesi dikenal sebagai asang Jawa, cambe, dan cempa. Di
Maluku dikenal dengan nama tobe laki dan asam jawaka (Anonim, 1985 b).
3. Morfologi tanaman
Asam Jawa tumbuh di daerah dataran rendah. Tanaman ini berupa pohon,
tinggi 15-25 m. Batang tegak, berkayu, bulat, permukaan banyak lenti sel,
percabangan simpodial, berwarna coklat muda. Daun majemuk, lonjong
berhadapan, panjang 1-2,5 cm, tepi rata, ujung tumpul, tangkai membulat,
pertulangan menyirip, halus, hijau, tangkai panjang ± 0,2 cm. Bunga
majemuk, bentuk tandan, di ketiak daun, tangkai panjang ± 0,6 cm, kuning,
kelopak bentuk tabung, hijau kecoklatan, benang sari jumlahnya banyak,
putih, putik putih, mahkota kecil, kuning, buah polong, panjang ± 10 cm,
hijau kecoklatan. Biji bentuk kotak, pipih. Akar tunggang coklat kotor
(Hutapea, J. R., 1994).
4. Kandungan Kimia
Daging buah asam antara lain mengandung asam anggur, asam apel, asam
sitrat, asam suksinat, asam tartrat, dan pektin, juga didapati gula invert
(Tampubolon, O. T., 1981).
5. Kegunaan
Daging buah asam biasa digunakan sebagai pencahar, penambah nafsu makan,
penyejuk, dan mengobati sariawan (Anonim, 1985 a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
D. Nyeri
Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan
dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri bersifat individu dan ambang
nyeri pada setiap orang berbeda-beda (Roach, S. S., 2004). Ambang nyeri
didefinisikan sebagai tingkat (level) dimana nyeri dirasakan untuk pertama kali.
Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui suatu
nilai ambang tertentu (nilai ambang nyeri). Adanya kerusakan jaringan akan
mengakibatkan pembebasan mediator nyeri yang menyebabkan perangsangan
reseptor nyeri (Mutschler, 1999).
Menurut tempat terjadinya, nyeri terbagi atas nyeri somatik dan nyeri
dalam (viseral). Dikatakan nyeri somatik apabila rasa nyeri berasal dari kulit, otot,
persendian, tulang, atau dari jaringan ikat. Nyeri somatik dibagi atas dua kualitas
yaitu nyeri permukaan dan nyeri dalam. Disebut nyeri permukaan apabila
rangsang bertempat di dalam kulit, sedangkan disebut nyeri dalam apabila
rangsang berasal dari otot, persendian tulang dan jaringan ikat. Nyeri dalam
(viseral) atau nyeri perut terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot
polos, aliran darah kurang dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1999).
Berdasarkan waktu terjadinya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri yang
sifatnya akut dan kronis. Pada nyeri yang sifatnya akut, umumnya terjadi beberapa
saat setelah terjadinya lesi atau trauma jaringan, berlangsung singkat dan biasanya
cepat membaik bila diberi obat pengurang rasa nyeri (analgetika). Bila diberikan
stimulus nyeri, maka rasa nyeri akan timbul dalam waktu kira-kira 0,1 detik. Rasa
sakit akut juga digambarkan dengan banyak nama pengganti, seperti rasa sakit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tajam, rasa tertusuk, rasa sakit cepat, rasa sakit elektrik, dan sebagainya (Anonim,
1991; Guyton A. C., 1993). Nyeri yang kronik umumnya berhubungan dengan
terjadinya lesi jaringan yang bersifat permanen, atau dapat sebagai kelanjutan dari
nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri yang kronik umumnya
berhubungan dengan terjadinya lesi jaringan yang bersifat permanen, atau dapat
sebagai kelanjutan dari nyeri akut yang tidak ditangani dengan baik. Nyeri kronik
ini biasanya berlangsung lama, atau biasanya terjadi selama lebih dari 6 bulan.
Rasa sakit kronik timbul setelah satu detik atau lebih dan kemudian rasa sakit ini
secara perlahan bertambah untuk selama beberapa detik dan kadang kala sampai
beberapa menit. Rasa sakit kronik diberi banyak nama tambahan seperti rasa sakit
terbakar, rasa sakit pegal, rasa sakit berdenyut-denyut, rasa sakit mual, dan rasa
sakit lambat (Anonim, 1991; GuytonA. C., 1993).
Eicosanoid merupakan produk oksigenasi dari asam lemak rantai panjang
yang tidak jenuh (Katzung, B. G., 2001). Eicosanoid terlibat dalam mengatur
proses fisiologi dan beberapa diantaranya merupakan mediator yang sangat
penting dalam menimbulkan rasa nyeri (Rang H. P., Dale, M. M., Ritter, J. M.,
dan Flower, R. J., 2007).
Prekursor eicosanoid yang terbanyak dan diduga paling penting yaitu
asam arakidonat yang dirilis dari fosfolipid-fosfolipid membran oleh satu atau
lebih lipase (Katzung, B. G., 2001). Eicosanoid yang pokok yaitu prostaglandin,
tromboksan, dan leukotrien. Sel yang mengalami kerusakan dapat menstimulus
pelepasan eicosanoid (Rang dkk, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Fosfolipid
Asam arakhidonat
Fosfolipase A2
12-HETE
(kemotaksin)
12-Lipoksigenase
Lipoksin A dan B
15-Lipoksigenase
Siklooksigenase
Siklik
endoperoksid
PGD2 (menghambat
agregasi platelet,
vasodilator)
PGF2α (bronkokonstriksi,
kontraksi myometrial) PGE2 (vasodilator,
hiperalgesik)
Tromboksan A2 (trombotik,
vasokonstriktor)
PGI2 (vasodilator, hiperalgesik,
menghambat agregasi platelet)
5-Lipoksigenase
5-HPETE
LTA4
LTC4 (bronkokonstriktor)
LTD4
LTE4
LTB4 (kemotaksin)
Gambar 1. Proses pembentukan eicosanoid dari asam arakhidonat melalui jalur siklooksigenase dan lipooksigenase (Rang dkk, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Asam arakhidonat dimetabolisme melalui beberapa jalur yaitu:
1. metabolisme oleh siklooksigenase (COX) yang terdiri dari dua bentuk yaitu
COX-1 dan COX-2. Enzim ini akan menginisiasi biosintesis prostaglandin
dan tromboksan.
2. metabolisme oleh lipoksigenase yang akan menginisiasi sintesis leukotrien
dan eicosanoid lain.
(Rang dkk, 2007)
Prostaglandin dan tromboksan mempunyai efek utama pada empat jenis
otot polos: saluran napas, saluran cerna, reproduksi, dan vaskular. Target penting
lainnya mencakup platelet dan monosit, sistem saraf pusat, ujung saraf otonomik
pra sinap, ujung saraf sensorik, organ endokrin, dan jaringan lemak. Leukotrien
mempunyai efek pada hati dan otot polos, sel-sel darah, dan sistem ginjal
(Katzung, B. G., 2001)
Yang termasuk “zat nyeri” yang potensinya kecil adalah ion hidrogen.
Pada penurunan pH di bawah 6 selalu terjadi rasa nyeri yang meningkat pada
kenaikan konsentrasi ion H+ lebih lanjut. Demikian pula berbagai neurotransmiter
bekerja sebagai zat nyeri pada kerusakan jaringan. Histamin pada konsentrasi
relatif tinggi terbukti sebagai zat nyeri. Asetilkolin pada konsentrasi rendah
mensensibilisasi reseptor nyeri terhadap zat nyeri lain sehingga senyawa ini
bersama-sama dengan senyawa yang dalam konsentrasi yang sesuai secara sendiri
tidak dapat menimbulkan rasa nyeri. Pada konsentrasi tinggi, asetilkolin bekerja
sebagai zat nyeri yang berdiri sendiri. Serotonin merupakan senyawa yang
menimbulkan nyeri yang paling efektif dari kelompok transmiter. Sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
kelompok senyawa penting lain dalam hubungan ini adalah kinin, khususnya
bradikinin yang termasuk penyebab nyeri terkuat. Prostaglandin yang dibentuk
lebih banyak akan mensensibilitas reseptor nyeri dan disamping itu menjadi
penentu dalam lamanya rasa nyeri (Mutschler, 1999).
Ada tiga jenis reseptor berdasarkan tipe stimulus yang diberikan, yaitu:
a. Reseptor nyeri mekanosensitif
Reseptor ini akan terangsang bila ada stres mekanik atau kerusakan
jaringan (Guyton, A. C., 1993). Reseptor ini akan meneruskan nyeri permukaan
melalui serabut A-delta bermielin (Mutschler, 1999).
b. Reseptor nyeri termosensitif
Reseptor ini peka terhadap perubahan suhu panas/dingin yang ekstrim
(Guyton, A. C., 1993). Reseptor ini meneruskan nyeri kedua melalui serabut-
serabut c yang tidak bermielin (Mutschler, 1999).
c. Reseptor nyeri kemosensitif
Reseptor ini peka terhadap bahan kimia seperti bradikinin, serotonin,
histamin, ion kalsium, asam, prostaglandin, asetilkolin, dan enzim proteolitik
(Guyton, A. C., 1993). Zat-zat kimia di atas disebut juga zat nyeri atau mediator
nyeri (Mutschler, 1999).
Proses penghantaran nyeri adalah sebagai berikut: potensial aksi (impuls
nosiseptif) yang terbentuk pada reseptor nyeri diteruskan melalui serabut saraf
aferen ke dalam akar dorsal sumsum tulang belakang. Di tempat ini juga terjadi
refleks somatik dan vegetatif awal melalui interneuron serta penghambatan nyeri
menurun pada serabut aferen. Serabut-serabut yang berakhir dalam daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
formatio reticularis menimbulkan reaksi vegetatif. Tempat kontak yang lain
adalah thalamus optikcus. Di sini impuls diteruskan ke gyrus postcontralis (celah
sentral belakang), tempat lokalisasi nyeri, juga ke sistem limbik yang terlibat
dalam penilaian nyeri. Kemudian otak kecil dan otak besar sama-sama melakukan
reaksi perlindungan dan reaksi menghindar yang terkoordinasi.
Proses terjadinya nyeri adalah sebagai berikut:
Rasa Nyeri Lokalisasi nyeri
Penilaian nyeri
Korteks Reaksi pertahanan
Sistem limbik Otak kecil
Talamus optik
Formasio retikularis reaksi vegetatif
Sumsum tulang refleks
Reseptor
Pembebasan mediator
Rangsang nyeri
Keterangan: : impuls penghantaran nyeri yang meningkat : reaksi nyeri : inhibisi nyeri endogen Gambar 2. Terjadinya nyeri, penghantaran impuls, lokalisasi dan rasa nyeri serta
inhibisi nyeri endogen (Mutschler, 1999)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
E. Analgetika
Analgetika adalah golongan obat-obatan yang memiliki aktivitas
menekan atau mengurangi rasa nyeri. Efek ini dapat dicapai dengan berbagai cara,
seperti menekan kepekaan reseptor terhadap rangsang nyeri mekanik, termik
listrik, atau kimiawi di pusat atau dengan cara menghambat pembentukan
prostaglandin sebagai mediator sensasi nyeri (Anonim, 1991). Obat ini dapat
digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (Tjay
dan Rahardja, 2002).
Rasa nyeri dapat dilawan dengan beberapa cara yakni dengan (1)
merintangi pembentukan rangsangan dalam reseptor-reseptor nyeri perifer oleh
analgetika perifer atau oleh anestetika lokal, (2) merintangi penyaluran
rangsangan nyeri dalam saraf-saraf sensoris, misalnya dengan anestetika lokal, (3)
blokade dari pusat nyeri dalam sistem saraf sentral dengan analgetika sentral
(narkotika) atau dengan anestetika umum (Tjay dan Raharja, 2002).
Menurut Roach, S. S. (2004), obat yang digunakan dalam mengatasi
nyeri terdiri dari dua kelompok yaitu analgetika non-narkotik dan analgetika
narkotik.
1. Analgetika non-narkotik
Obat-obat ini meringankan rasa nyeri tanpa menurunkan kesadaran dan
tidak menyebabkan ketergantungan seperti penggunaan analgetika narkotik.
Analgetika non-narkotik terdiri dari senyawa golongan salisilat, non-salisilat
(seperti asetaminophen), dan nonsteroidal anti-inflamatory drugs (NSAIDs). Obat
ini digunakan untuk mengatasi nyeri ringan hingga sedang (Roach, S. S., 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Fosfolipid
Asam arakhidonat
Fosfolipase A2
12-HETE
(kemotaksin)
12-Lipoksigenase
Lipoksin A dan B
15-Lipoksigenase
Siklooksigenase
Siklik
endoperoksid
PGD2 (menghambat
agregasi platelet,
vasodilator)
PGF2α (bronkokonstriksi,
kontraksi myometrial)
PGE2 (vasodilator,
hiperalgesik)
Tromboksan A2 (trombotik,
vasokonstriktor)
PGI2 (vasodilator, hiperalgesik,
menghambat agregasi platelet)
5-Lipoksigenase
5-HPETE
LTA4
LTC4 (bronkokonstriktor)
LTD4 LTE4
LTB4 (kemotaksin)
Inhibitor fosfolipid
kortikosteroid
NSAID, ASA
Antagonis TXA2
Inhibitor sintesis
TXA2
Antagonis PG Antagonis reseptor leukotrien
Inhibitor
lipoksigenase
Gambar 3. Penghambatan sintesis eicosanoid oleh analgetika (Rang dkk, 2007)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
2. Analgetika narkotik
Analgetik narkotik disebut juga opioida, adalah zat yang bekerja terhadap
reseptor opioid khas di sistem saraf pusat, hingga persepsi nyeri dan respons
emosional terhadap nyeri berkurang (Tjay dan Rahardja, 2002).
Analgetika kuat diindikasikan pada kondisi nyeri yang sangat kuat. Di
sini terutama nyeri akibat kecelakaan, nyeri karena operasi, dan nyeri tumor
(Mutschler, 1999).
F. Asetosal
COOH
OCOCH3
Gambar 4. Struktur asetosal (Anonim, 1995)
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
merupakan analgesik, anti inflamasi, antipiretik, dan inhibitor agregasi platelet
(Dollery, C., 1999). Aspirin merupakan senyawa standar yang digunakan dalam
menilai efek obat sejenis (Dipalma, J. R. dan Digregorio, G. J., 1990). Aspirin
merupakan salah satu obat yang paling sering digunakan untuk meredakan nyeri
ringan sampai sedang (Katzung, B. G., 2001).
Asetosal merupakan analgetika yang efektif, dengan durasi kira-kira 4
jam (Neal, M. J., 1997). Asetosal akan diabsorbsi selama 5-30 menit setelah
pemberian oral dan pada dosis tunggal akan mencapai kadar plasma puncak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
setelah 1-3 jam. Dosis yang biasa digunakan antara 325-650 mg (McEvoy, G. K.,
2005).
Aspirin menghambat sintesis prostaglandin, melalui asetilasi. Asetosal
menghambat enzim siklooksigenase dengan mengasetilasi gugus aktif serin dari
enzim ini sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan
tromboksan akan terganggu, sehingga rasa nyeri dapat berkurang (Dollery, C.,
1999).
G. Kurkumin
Kurkumin merupakan senyawa kandungan utama tanaman kunyit.
Kurkumin murni sangat sulit diperoleh langsung dari kunyit karena sering kali
tercampur dengan dua turunannya yaitu desmetoksukurkumin dan
bidesmetoksikurkumin (Bone, K. dan Mills, S., 2000).
Struktur kimia dari kurkumin adalah sebagai berikut:
O O
H
OCH3H3CO
HO OH
Gambar 5. Struktur molekul kurkumin (Bone, K. dan Mills, S., 2000)
Kurkumin praktis tidak larut dalam air pada pH netral dan pH asam,
tetapi larut dalam pH basa. Komponen kurkumin relatif stabil pada suasana asam
(Stankovic, I., 2004). Berdasarkan penelitian Wan, Y.J., Pan, M.H., Cheng, A.L.,
Lin, L.I., Ho, Y.S., Hsieh, C.Y., dkk (1997), diperoleh bahwa kurkumin yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
terdapat dalam larutan pH 7,2 dan dipanaskan pada suhu 370 C akan mengalami
dekomposisi.
Menurut Bone, K. dan Mills, S. (2000), dalam rimpang kunyit terdapat
kurkumin yang mempunyai kemampuan menghambat produksi prostaglandin dan
leukotrien sebagai mediator nyeri. Berdasarkan penelitian Bengmark, S. (2006)
diperoleh bahwa kurkumin memiliki kemampuan untuk menghambat aktivasi
mediator nyeri yaitu melalui ikatan dengan enzim siklooksigenase-2 dan
lipooksigenase.
H. Metode Pengujian Daya Analgesik
Pengujian daya analgesik dapat menggunakan berbagai metode. Menurut
Turner (1965) metode pengujian daya analgesik berdasarkan jenis analgesiknya
ada dua golongan, yaitu golongan analgesik narkotika dan analgesik non
narkotika. Metode-metode pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan menilai
kemampuan zat uji untuk menekan atau menghilangkan rasa nyeri yang diinduksi
pada hewan uji (mencit, tikus, marmot) (Anonim, 1991).
1. Golongan analgesik narkotika
a. metode jepitan ekor
Sekelompok mencit diinjeksi dengan senyawa uji secara subkutan atau
intravena. Setelah 30 menit, jepitan dipasang selama 30 detik pada bagian
pangkal ekor yang telah dilapisi karet tipis. Respon yang diamati yaitu
ada tidaknya usaha dari hewan uji untuk melepaskan diri dari jepitan
tersebut. Pada hewan uji yang diberi analgesik akan mengabaikan jepitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
tersebut, namun pada hewan yang tidak diberi analgesik akan berusaha
untuk melepaskan diri dari jepitan tersebut (Turner, 1965).
b. metode rangsang panas
Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan mencit yang telah diberi
senyawa uji di atas pelat panas (hot plate) yang bersuhu 550 -55,50 C.
Respon yang diamati yaitu ketika hewan uji mengangkat, menjilat telapak
kakinya dan kemudian melompat dari lempeng panas (Turner, 1965).
c. metode pengukuran tekanan
Alat yang digunakan pada metode ini menggunakan dua buah syringe
yang dihubungkan kedua ujungnya, bersifat elastis, fleksibel, serta
terdapat pipa plastik yang diisi dengan cairan. Pipa tersebut kemudian
dihubungkan dengan manometer. Syringe yang pertama diletakkan
dengan posisi vertikal dengan ujungnya menghadap ke atas. Ekor tikus
diletakkan di bawah penghisap syringe. Pada saat tekanan diberikan pada
penghisap dari syringe kedua, maka tekanan ini akan berhubungan dengan
sistem hidrolik pada syringe yang pertama lalu pada ekor hewan uji.
Tekanan yang sama diberikan pada syringe kedua yang dapat
meningkatkan tekanan pada ekor hewan uji. Respon yang timbul akan
tercatat pada manometer ketika hewan uji meronta-ronta kemudian
mengeluarkan suara (mencicit) sebagai tanda kesakitan (Turner, 1965).
d. metode potensi petidin
Metode ini memerlukan hewan uji dalam jumlah banyak. Tiap kelompok
hewan uji terdiri dari 20 ekor, setengah kelompok dibagi menjadi tiga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
bagian yang diberi petidin dengan peringkat dosis yaitu 2, 4, dan 8 mg/kg.
Setengah kelompok yang lain petidin, yang lain, petidin dan senyawa uji
dengan dosis 25% dari LD50. Persen daya analgesik dapat dihitung dengan
bantuan metode rangsang panas.
e. metode antagonis nalorfin
Metode ini digunakan untuk mengetahui aksi dari obat-obat seperti
morfin. Hewan uji yang dapat digunakan pada metode ini yaitu tikus,
mencit, dan anjing. Hewan uji diberi obat dengan dosis toksik lalu diikuti
pemberian nalorfin (0,5 – 10,0 mg/kg BB) secara intravena.
f. metode kejang oksitosin
Oksitosin merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitori
posterior, yang dapat menyebabkan kontraksi uterin sehingga
menimbulkan kejang pada tikus. Respon berupa kejang tersebut meliputi
kontraksi abdominal, sehingga dapat menarik pinggang dan kaki hewan
uji ke belakang. Penurunan jumlah kejang dapat diamati dan nilai ED50
dapat diperkirakan.
g. metode pencelupan pada air panas
Metode ini dilakukan dengan cara mencelupkan ekor mencit pada air
bertemperatur 580 C, dimulai 15 menit setelah diinjeksikan zat uji secara
intraperitoneal. Pencelupan diulang setiap 30 menit. Respon mencit
terlihat pada hentakan ekornya untuk menghindari air panas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2. Golongan analgesik non narkotika
a. metode rektodolorimetri
Pada metode ini hewan uji tikus diletakkan dalam sebuah kandang yang
dibuat khusus dengan menggunakan alas tembaga yang kemudian
dihubungkan dengan sebuah gulungan yang berfungsi sebagai
penginduksi. Ujung lain dari gulungan tersebut dihubungkan dengan
silinder elektroda tembaga. Pada gulungan bagian atas terdapat konduktor
yang dihubungkan dengan sebuah volmeter yang sensitif untuk dapat
mengubah 0,1 volt. Teriakan mencit dapat timbul dengan pemberian
tegangan sebesar 1 sampai 2 volt (Turner, 1965).
b. metode podolorimetri
Pengujian daya analgesik menggunakan metode ini dengan memberikan
aliran listrik pada kandang yang ditempati hewan uji. Hewan uji
diletakkan dalam kandang yang alasnya terbuat dari kepingan metal,
sehingga bisa mengalirkan listrik. Respon yang timbul yaitu teriakan dari
hewan uji tersebut. Pengukuran dilakukan dengan selang waktu 10 menit
selama 1 jam (Turner, 1965).
c. metode rangsang kimia
Pada metode ini digunakan rangsang kimia berupa zat kimia yang
diberikan secara intraperitoneal pada mencit yang sudah diberi senyawa
uji secara oral pada selang waktu tertentu. Zat kimia yang biasa
digunakan untuk menimbulkan rasa nyeri yaitu fenilkuinon. Respon
mencit terhadap rangsang nyeri ini berupa geliat yaitu kontraksi perut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
disertai tarikan kedua kaki ke belakang dan perut menempel pada lantai.
Metode ini peka untuk pengujian senyawa-senyawa analgesik non
narkotik. Selain itu, metode ini cukup sederhana, mudah dilakukan, dan
cukup peka untuk pengujian senyawa-senyawa yang memiliki daya
analgesik lemah. Daya analgesik dihitung dengan persamaan menurut
Handershot dan Forsaith (1959) sebagai berikut:
% penghambatan terhadap geliat = 100 – (P/K x 100%)
Keterangan:
P : jumlah geliat mencit pada kelompok perlakuan K : rata-rata jumlah geliat mencit pada kelompok control
I. Landasan Teori
Menurut Roach, S. S. (2004), nyeri adalah perasaan sensoris dan
emosional yang tidak enak dan berkaitan dengan kerusakan jaringan. Nyeri
bersifat individu dan ambang nyeri pada setiap orang berbeda-beda. Nyeri timbul
jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui suatu nilai ambang
tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan jaringan
dengan pembebasan mediator nyeri yang menyebabkan perangsangan reseptor
nyeri (Mutschler, 1999).
Eicosanoid merupakan produk oksigenasi dari asam lemak rantai panjang
yang tidak jenuh. Prekursor eicosanoid yang terbanyak dan diduga paling penting
yaitu asam arakidonat yang dirilis dari fosfolipid-fosfolipid membran oleh satu
atau lebih lipase (Katzung, B. G., 2001). Eicosanoid terlibat dalam mengatur
proses fisiologi dan beberapa di antaranya merupakan mediator yang sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
penting dalam menimbulkan rasa nyeri. Eicosanoid yang pokok yaitu
prostaglandin, tromboksan, dan leukotrien. Sel yang mengalami kerusakan dapat
menstimulus pelepasan eicosanoid (Rang dkk, 2007).
Asam asetil salisilat yang lebih dikenal sebagai asetosal atau aspirin
merupakan analgesik, anti inflamasi, antipiretik, dan inhibitor agregasi platelet.
Aspirin menghambat sintesis prostaglandin, melalui asetilasi. Asetosal
menghambat enzim siklooksigenase dengan mengasetilasi gugus aktif serin dari
enzim ini sehingga konversi asam arakhidonat menjadi prostaglandin dan
tromboksan akan terganggu, sehingga rasa nyeri dapat berkurang (Dollery, C.,
1999).
Pemberian jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar
secara per oral sebelum diberikan rangsang nyeri diduga memiliki daya analgesik
serta kedua jamu tersebut memiliki daya analgesik yang sama. Efek analgesik
disebabkan oleh adanya kurkumin dalam kunyit yang distabilkan oleh asam sitrat
dan asam malat yang terkandung dalam daging buah asam. Berdasarkan penelitian
Bengmark, S. (2006) diperoleh bahwa kurkumin memiliki kemampuan untuk
menghambat aktivasi mediator nyeri yaitu melalui ikatan dengan enzim
siklooksigenase-2 dan lipooksigenase, sehingga perubahan asam arakhidonat
menjadi eicosanoid sebagai mediator kimiawi tidak terjadi. Oleh karena itu,
rangsang nyeri dapat dihambat dan rasa nyeri dapat ditekan.
Menurut Suharmiati dan Handayani, L. (2001), jamu ramuan segar
merupakan jamu yang diolah dengan cara sederhana dan tradisional, yang secara
umum pengolahannya dibedakan menjadi dua macam, yaitu dengan merebus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
seluruh bahan atau dengan cara mengambil/memeras sari yang terkandung dalam
jamu kemudian dicampur dengan air matang. Soedibyo, M. (2008)
mengemukakan bahwa saat ini, produk-produk jamu telah diolah berdasarkan
modernisasi teknologi dan industrialisasi yang memenuhi standar ketat kualitas
dan keamanan.
J. Hipotesis
Jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar memiliki
daya analgesik serta kedua produk tersebut memiliki perbedaan daya analgesik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan
rancangan penelitian acak lengkap pola dua arah.
B. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
Variabel utama pada penelitian ini terdiri dari:
a. variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah produk jamu dan dosis jamu
kunyit asam.
b. variabel tergantung
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah daya analgesik jamu
kunyit asam ramuan segar dan jamu kunyit asam instan.
2. Variabel pengacau
Variabel pengacau pada penelitian ini terdiri dari:
a. variabel pengacau terkendali
Pada penelitian ini terdapat variabel pengacau yang harus dikendalikan
yaitu: hewan uji mencit putih betina galur Swiss, umur 2-3 bulan, berat badan
20-30 gram, dan jalur pemberian secara oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
b. variabel pengacau tidak terkendali
Pada penelitian ini variabel pengacau yang tidak dapat dikendalikan yaitu
kondisi patologis mencit.
3. Definisi operasional
a. Dosis jamu kunyit asam ramuan segar yaitu sejumlah miligram rimpang
kunyit dan buah asam per kilogram berat badan yang dilarutkan dalam
aquadest dan diberikan secara oral (4.550, 9.100, dan 18.200 mg/kg BB).
b. Dosis jamu kunyit asam instan yaitu sejumlah miligram serbuk jamu
kunyit asam instan per kilogram berat badan yang dilarutkan dalam
aquadest dan diberikan secara oral (1.365, 2.730, dan 5.460 mg/kg BB).
c. Daya analgesik menunjukkan seberapa besar kemampuan suatu zat
tertentu dalam memberikan efek analgesik, yang ditunjukkan dengan
besarnya nilai persen penghambatan terhadap respon geliat.
d. Jamu kunyit asam instan adalah jamu Kunyit Asam instan produksi PT.
“SM”.
e. Jamu kunyit asam ramuan segar adalah jamu kunyit asam yang dibuat
dengan cara merebus rimpang kunyit yang telah diparut dan buah asam
segar, kemudian diperas untuk memisahkan sari jamu kunyit asam dari
ampasnya (Wisely, 2008).
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini : rimpang kunyit yang
diperoleh dari Badan Penelitian Obat Tradisional Tawangmangu dan buah asam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
dari daerah Kulon Progo untuk membuat jamu kunyit asam ramuan segar, jamu
Kunyit Asam instan produksi PT “SM”, asetosal murni (Brataco, Chemica)
sebagai kontrol positif, asam asetat sebagai zat penginduksi nyeri, aquadest,
mencit putih betina galur Swiss (umur 2-3 bulan dengan berat badan 20-30 gram)
diperoleh dari Laboratorium Hayati Imono, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
D. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian meliputi :
1. Neraca analitik (Mettler Toledo)
2. Spuit peroral dan injeksi intraperitoneal 1 ml (Terumo)
3. Stopwatch
4. Kotak kaca
5. Alat-alat gelas
E. Jalan Penelitian
1. Pembuatan larutan CMC Na 1 %
Larutan CMC Na 1 % dibuat dengan cara menimbang secara seksama 1
gram CMC Na dan ditaburkan sedikit demi sedikit diatas air panas sambil
diaduk hingga mengembang. Lalu dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml dan
ditambah air hingga 100 ml.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Pembuatan larutan asam asetat 1%
Larutan asam asetat dibuat dari asam asetat glacial (100%) dengan cara
pengenceran menggunakan rumus V1 C1 = V2 C2.
3. Penetapan dosis asetosal
Asetosal digunakan sebagai kontrol positif dalam penelitian ini adalah
asetosal murni. Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa dosis asetosal untuk
orang dewasa (50 kg) adalah 0,5 gram. Supaya dosis tersebut dapat
dikonversikan ke mencit, maka terlebih dahulu dihitung dosis untuk manusia
70 kg sebagai berikut:
Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 0,5 g
= 0,7 g
Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi 0,0026
maka diperoleh sebagai berikut:
Dosis untuk mencit 20 g = 0,0026 x 0,7 g
= 1,82 x 10-3 g
maka dosis asetosal = 1000 g/20 g x 1,82 x 10-3
= 0,091 g/kg BB
= 91 mg/kg BB
Untuk menetapkan dosis asetosal digunakan 3 peringkat dosis. Dosis hasil
perhitungan digunakan sebagai dosis tengah, 2 dosis lainnya diperoleh dengan
cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang digunakan yaitu
kelipatan 2 sehingga diperoleh dosis 250, 500, dan 1000 mg. Setelah
dikonversikan ke mencit diperoleh dosis 45,5; 91; 182 mg/kg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
4. Pembuatan suspensi asetosal dalam CMC Na 1%
Asetosal yang akan digunakan sebagai kontrol positif dibuat dengan
menimbang secara seksama sejumlah asetosal dan disuspensikan dalam CMC
Na 1 % sesuai dengan volume yang akan dibuat.
5. Penetapan dosis jamu kunyit asam instan
Penetapan dosis jamu kunyit asam instan berdasarkan dosis yang
digunakan manusia dewasa (50 kg) yaitu 25 g/50 kg BB, sesuai dengan aturan
pakai yang terdapat pada kemasan jamu instan. Supaya dosis tersebut dapat
dikonversikan ke mencit, maka dihitung dosis untuk manusia 70 kg sebagai
berikut:
Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 25 g
= 35 g
Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi 0,0026
maka diperoleh sebagai berikut:
Dosis mencit 20 g : 35 g/70 kg BB x 0,0026
: 0,091 g/20g BB
: 4,55 mg/g BB
: 4.550 mg/kg BB
Dosis 4.550 mg/kg BB merupakan dosis terapi. Dalam penelitian ini ditetapkan
3 peringkat dosis, dengan cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang
digunakan sebesar 2 kalinya, sehingga diperoleh 3 peringkat dosis yaitu 4.550
mg/kg BB (1 x 4.550 mg/kg BB); 9.100 mg/kg BB (2 x 4.550 mg/kg BB); dan
18.200 mg/kg BB (2 x 9.100 mg/g BB).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
6. Pembuatan larutan jamu kunyit asam instan
Jamu kunyit asam instan ditimbang sebanyak 18,2 g dan dilarutkan
dengan aquadest hingga 25 ml.
7. Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar
Penetapan dosis jamu kunyit asam ramuan segar berdasarkan komposisi
ekstrak kunyit : asam = 20% : 10% dalam jamu kunyit asam instan produksi
PT. “SM”.
Kunyit : 20% x 25 g = 5 g
Asam : 10% x 25 g = 2,5 g
Sehingga dosis untuk manusia dewasa (50 kg) adalah 7,5 g/50 kg BB. Supaya
dosis tersebut dapat dikonversikan ke mencit, maka dihitung dosis untuk
manusia 70 kg sebagai berikut:
Dosis untuk manusia 70 kg = 70 kg/50 kg x 7,5 g
= 10,5 g
Jika dosis tersebut dikonversikan ke mencit 20 g dengan angka konversi 0,0026
maka diperoleh sebagai berikut:
Dosis mencit 20 g : 10,5 g/70 kg BB x 0,0026
: 0,0273 g/20g BB
: 27,3 mg/20g BB
: 1.365 mg/kg BB
Dosis 1.365 mg/kg BB merupakan dosis terapi. Dalam penelitian ini ditetapkan
3 peringkat dosis, dengan cara menentukan kelipatannya. Angka kelipatan yang
digunakan sebesar 2 kalinya, sehingga diperoleh 3 peringkat dosis yaitu 1.365
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
mg/kg BB (1 x 1.365 mg/kg BB); 2.730 mg/kg BB (2 x 1.365 mg/kg BB); dan
5.460 mg/kg BB (2 x 2.730 mg/kg BB).
8. Pembuatan larutan jamu kunyit asam ramuan segar
Konsentrasi larutan jamu kunyit asam ramuan segar yaitu:
V x C = D x BB
0,5 ml x C = 5.460 mg/kg x 20 g
C = ml
gkgxmg5,0
20/460.5
C = 218,4 mg/ml
Larutan jamu ramuan segar kunyit asam dibuat dalam 100 ml sehingga
konsentrasi yang diperoleh adalah 21,84 g/100 ml. Komposisi kunyit : asam =
yang digunakan yaitu 20% : 10% .
Kunyit : 20/30 x 21,84 g =14,56 g
Asam : 10/30 x 21,84 g = 7,28 g
Rimpang kunyit ditimbang sebanyak 14,56 g dan buah asam sebanyak 7,28 g;
kemudian direbus dengan 100 ml air mendidih.
9. Seleksi hewan uji
Hewan uji yang digunakan yaitu mencit putih betina galur Swiss,
berumur 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 gram. Semua hewan uji
dipelihara dengan kondisi dan perlakuan yang sama meliputi pakan, minum,
dan kandang. Sebelum diberi perlakuan, semua hewan uji diadaptasikan
terlebih dahulu dengan kondisi yang sama dan dipuasakan terlebih dahulu
selama 18-22 jam tanpa diberi makan, hanya diberi minum saja. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi variasi akibat adanya makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
10. Penetapan kriteria geliat
Respon yang diamati pada uji daya analgesik ini berupa geliat. Kriteria
geliat perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang hampir sama. Gerakan
mencit yang dianggap sebagai geliat adalah kedua kakinya ditarik ke belakang
dan tubuhnya memanjang serta pada bagian perutnya menempel pada alas
tempat berpijak.
11. Penetapan dosis asam asetat
Menurut Williamson, E. M., Okpako, D. T., dan Evans, F. J. (1996) asam
asetat kadar 1-3 % digunakan sebagai iritant yang menyebabkan nyeri pada
pengujian daya analgesik dengan metode geliat.
Penentuan dosis asam asetat bertujuan untuk menentukan dosis efektif
asam asetat yang dapat memberikan jumlah geliat yang cukup dan mudah
untuk diamati. Peringkat dosis yang digunakan yaitu 25, 50, dan 100 mg/kg BB
dengan konsentrasi 1%. Ketiga dosis tersebut diinjeksikan secara
interaperitoneal kepada masing-masing kelompok hewan uji. Geliat mencit
diamati setiap 5 menit selama 60 menit. Dosis yang dipilih adalah dosis yang
memberikan geliat tidak terlalu banyak, sehingga tidak kesulitan dalam
pengamatan, tetapi juga tidak terlalu sedikit sehingga bila sebelumnya diberi
perlakuan analgetika masih memberikan geliat sampai kurang lebih 1 jam.
12. Penetapan selang waktu pemberian rangsang
Selang waktu pemberian rangsang ditetapkan untuk mengetahui rentang
waktu antara pemberian rangsang nyeri dengan pemberian larutan uji yang
digunakan sebagai analgesik. Diharapkan pada selang waktu tersebut, larutan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
uji yang diberikan secara per oral telah mengalami absorbsi dan bila diberikan
rangsang nyeri berupa asam asetat, larutan uji dapat menimbulkan efek dan
respon geliat hewan uji akan berkurang.
Rentang waktu yang diujikan adalah 5, 10, 15 dan 30 menit. Sebanyak 12
ekor hewan uji, yang telah dipuasakan ± 18-22 jam dibagi ke dalam 4
kelompok. Hewan uji diberikan asetosal dengan dosis 91 mg/kg BB secara per
oral kemudian setelah selang waktu tiap kelompok (5, 10, 15, dan 30 menit)
diinjeksi dengan asam asetat 1% secara intraperitoneal menggunakan dosis
efektif asam asetat yang diperoleh dari penetapan dosis asam asetat.
13. Uji daya analgesik
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 72 ekor. Hewan
uji dibagi secara acak menjadi 8 kelompok meliputi: kelompok I yaitu kontrol
negatif digunakan aquadest, kelompok II yaitu kontrol positif digunakan
asetosal dosis 91 mg/kg BB, kelompok III-V yaitu kelompok perlakuan jamu
kunyit asam instan dengan 3 peringkat dosis yaitu 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg
BB, dan kelompok VI-VIII yaitu kelompok perlakuan jamu ramuan segar
kunyit asam dengan 3 peringkat dosis yaitu 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB.
Hewan uji diberi perlakuan secara oral dengan larutan uji dan setelah 30
menit diinjeksi dengan asam asetat 1% secara intraperitoneal. Pengujian daya
analgesik dilakukan dengan pengamatan respon nyeri berupa geliat setelah
mencit diinjeksi asam asetat. Pengamatan dilakukan tiap lima menit selama 60
menit. Persen penghambatan terhadap rasa nyeri dari masing-masing perlakuan
dihitung dengan persamaan Handersot dan Forsaith yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
% penghambatan terhadap rasa nyeri = 100 – [(P/K) x 100]
Keterangan :
P = jumlah kumulatif geliat hewan uji setelah perlakuan K = jumlah rata-rata geliat hewan uji kontrol negatif
Perubahan persen penghambatan geliat terhadap asetosal dosis 91 mg/kg BB
sebagai kontrol positif pada tiap kelompok perlakuan dihitung dengan rumus:
% perubahan penghambatan rangsang = 100)( xKp
KpP −
Keterangan:
P = % penghambatan terhadap geliat pada setiap kelompok perlakuan Kp = rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada kelompok kontrol positif
F. Analisis Hasil
Data yang diperoleh dianalisis dengan Kolmogorov-Smirnov untuk
melihat distribusi data. Jika data terdistribusi normal dan variansi homogen maka
dilanjutkan dengan ANAVA satu arah kemudian dilanjutkan dengan uji Scheffe
dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan antar kelompok tersebut
bermakna (p<0,05) atau tidak bermakna (p > 0,05). Jika data tidak terdistribusi
normal atau variansi tidak homogen maka dilanjutkan dengan analisis Kruskal-
Wallis kemudian dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk melihat perbedaan
antar kelompok tersebut bermakna (p<0,05) atau tidak bermakna (p > 0,05).
Data hasil uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit
asam ramuan segar dianalisis dengan General Linear Model Univariate dan uji
Scheffe dengan taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan antara jamu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar, dengan faktor produk
jamu (instan dan ramuan segar) dan dosis jamu kunyit asam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Identifikasi Rimpang Kunyit dan Buah Asam Jawa
Dalam penelitian ini, digunakan rimpang kunyit dan daging buah asam
jawa untuk membuat jamu kunyit asam ramuan segar. Rimpang kunyit dan buah
asam jawa yang digunakan, perlu diidentifikasi terlebih dahulu. Identifikasi
dilakukan untuk memperoleh kepastian bahwa bahan yang digunakan adalah
benar-benar rimpang kunyit dan buah asam jawa.
Identifikasi buah asam jawa dilakukan di bagian Biologi Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada. Identifikasi rimpang kunyit dilakukan
secara mikroskopis untuk mengamati penampang melintang rimpang kunyit. Hasil
pengamatan yang diperoleh (lampiran 1) dibandingkan dengan penampang
melintang secara mikroskopis dari rimpang kunyit pada buku standar menurut
Anonim (1977).
Berdasarkan hasil identifikasi, diperoleh bahwa bahan yang digunakan
dalam pembuatan jamu kunyit asam ramuan segar adalah rimpang kunyit
(Curcuma domestica Val) dan buah asam jawa (Tamarindus indica L.)
B. Uji Pendahuluan
Uji pendahuluan bertujuan untuk menetapkan hal-hal yang akan
dilakukan pada uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam
ramuan segar sehingga diperoleh data yang representatif. Uji pendahuluan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dilakukan meliputi penetapan kriteria geliat, penetapan dosis asam asetat,
penetapan selang waktu pemberian rangsang, dan penetapan dosis asetosal. Dalam
uji pendahuluan ini digunakan subyek uji: mencit betina, galur Swiss dengan
umur 2-3 bulan, dan berat badan 20-30 gram. Semua hewan uji dipuasakan selama
18-22 jam, tidak diberi makan tetapi tetap diberi minum. Hal ini bertujuan untuk
mengurangi variasi akibat adanya makanan.
1. Penetapan kriteria geliat
Kriteria geliat perlu ditetapkan untuk mendapatkan geliat yang sama
sehingga pada saat penelitian, geliat yang diamati tidak berbeda-beda dan akan
diperoleh hasil yang valid. Gerakan mencit yang dianggap sebagai geliat adalah
kedua kakinya ditarik ke belakang dan tubuhnya memanjang serta pada bagian
perutnya menempel pada alas tempat berpijak. Respon geliat terjadi karena
adanya pemberian asam asetat secara intraperitoneal yang dapat mengiritasi
jaringan. Adanya jaringan yang mengalami iritasi tersebut menyebabkan rasa sakit
dan mencit memberikan respon berupa geliat.
2. Penetapan dosis asam asetat
Penelitian uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit
asam ramuan segar ini menggunakan metode rangsang kimia. Zat kimia yang
digunakan untuk menginduksi nyeri yaitu asam asetat. Penetapan dosis asam
asetat bertujuan untuk menentukan dosis efektif asam asetat yang dapat
memberikan geliat dalam jumlah yang tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu
banyak sehingga memudahkan pengamatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Dalam penentuan dosis efektif asam asetat, digunakan 3 peringkat dosis
yaitu 25, 50, dan 100 mg/kg BB, dengan konsentrasi sebesar 1%. Ketiga dosis
tersebut diinjeksikan secara intraperitoneal kepada masing-masing kelompok
hewan uji, di mana setiap kelompok terdapat 3 ekor hewan uji. Geliat mencit
diamati setiap lima menit selama 60 menit. Data rata-rata jumlah kumulatif geliat
mencit yang diperoleh dapat dilihat pada tabel I dan jumlah geliat tiap menitnya
dapat dilihat pada lampiran 3.
Tabel I. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis asam asetat
Dosis asam asetat (mg/kg BB) Rata-rata jumlah kumulatif geliat mencit (X ± SE)
25 141 ± 19,08
50 85 ± 30, 88
100 64 ± 12,14
Rata–rata jumlah kumulatif geliat hewan uji pada penetapan dosis asam
asetat dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang seperti pada gambar 6.
Ringkasan data statistik analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif
asam asetat dapat dilihat pada tabel II.
Tabel II. Ringkasan analisis variansi satu arah pada penetapan dosis efektif asam asetat
Sumber variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata-rata kuadrat F hitung Probabilitas
Antar perlakuan 9684,222 2 4842,111
3,388 0,104 Dalam kelompok 8574,667 6 1429,111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Gambar 6. Diagram batang rata-rata jumlah kumulatif geliat pada penetapan dosis efektif asam asetat
Dari hasil analisis (tabel II), diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,104 (p
> 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara ketiga kelompok
tersebut. Hal ini berarti bahwa pemberian asam asetat dengan tiga peringkat dosis
menimbulkan respon geliat yang tidak berbeda selama waktu pengamatan.
Berdasarkan hasil tersebut, dosis efektif asam asetat yang dipilih untuk
memberikan rangsang nyeri pada uji selanjutnya yaitu 25 mg/kg BB. Dosis asam
asetat 25 mg/kg BB yang dipilih karena pada dosis tersebut sudah mampu
menimbulkan respon geliat yang memudahkan pengamatan. Selain itu, pada dosis
25 mg/kg BB ini memiliki jumlah geliat yang lebih banyak dibandingkan dosis 50
mg/kg BB dan 100 mg/kg BB.
3. Penetapan selang waktu pemberian rangsang
Selang waktu pemberian rangsang yaitu selisih waktu antara pemberian
larutan zat uji secara per oral dengan pemberian rangsang nyeri secara
intraperitoneal. Penetapan selang waktu pemberian rangsang ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
mengetahui waktu absorbsi dari zat uji sehingga akan memberikan efek yang
optimal. Zat uji yang digunakan dalam penetapan selang waktu pemberian
rangsang yaitu asetosal dosis 91 mg/kg BB. Selang waktu yang diuji yaitu 5, 10,
15, dan 30 menit. Asetosal diberikan secara per oral pada tiap hewan uji,
kemudian setelah selang waktu yang diuji, asam asetat diberikan secara
intraperitoneal. Respon geliat diamati setiap lima menit selama 60 menit. Data
rata-rata jumlah kumulatif geliat yang diperoleh serta % penghambatan terhadap
geliat dapat dilihat pada tabel III dan data selengkapnya dapat dilihat pada
lampiran 6 dan 7.
Tabel III. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang
Selang waktu pemberian rangsang (menit)
Rata-rata jumlah kumulatif geliat
(X ± SE)
Rata-rata % penghambatan terhadap geliat
(X ± SE) 5 10 ± 3 84,29±4,72 10 37,33 ± 15,40 41,37±24,20 15 16 ± 10,16 74,87±15,96 30 23,33 ± 1,86 63,35±2,92
Rata-rata % penghambatan terhadap geliat dapat pula disajikan dalam
bentuk diagram batang pada gambar 7 berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Gambar 7. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang
Dari data % penghambatan terhadap geliat tersebut kemudian dilakukan
analisis variansi satu arah utnuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dalam
kelompok tersebut. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan
terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian dapat dilihat pada tabel
IV.
Tabel IV. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat pada penetapan selang waktu pemberian rangsang
Sumber variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata-rata kuadrat F hitung Probabilitas
Antar perlakuan
0,392 3 0,131 2,043 0,187
Dalam kelompok
0,512 8 0,064
Dari hasil analisis pada tabel IV tersebut diperoleh nilai probabilitas
sebesar 0,187 (p > 0,05) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan antara tiga
kelompok selang waktu pemberian. Secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa
selang waktu pemberian rangsang tidak memberikan perbedaan terhadap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
penghambatan geliat, sehingga dapat dikatakan bahwa dalam selang waktu 5
menit, asetosal sudah dapat memberikan efek untuk menghambat geliat. Tetapi,
dalam penelitian ini selang waktu pemberian rangsang yang dipilih yaitu 30
menit, karena pada selang waktu 30 menit, respon geliat yang diperoleh cukup
sedikit dan juga menurut Evoy, G. K. M. (2005), 30 menit merupakan waktu yang
diperlukan untuk absorbsi asetosal. Asetosal ini merupakan senyawa pembanding
dari jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar. Oleh karena
itu, diharapkan pada menit ke-30 jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam
ramuan segar sudah mampu memberikan efek pengurangan geliat pada mencit.
4. Penetapan dosis asetosal
Pada penelitian ini, digunakan metode rangsang kimia yang termasuk
dalam uji analgesik golongan non-narkotika sehingga kontrol positif yang
digunakan merupakan obat golongan non-narkotika. Kontrol positif yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu asetosal. Kontrol positif berfungsi sebagai
pembanding terhadap kelompok perlakuan zat uji sehingga dapat diketahui apakah
zat uji memiliki aktivitas farmakologis yang sama dengan asetosal dan seberapa
besar aktivitas zat uji terhadap asetosal.
Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis terapi yang lazim
digunakan yaitu 500 mg dan dosis tersebut bila dikonversikan ke mencit yaitu 91
mg/kg BB. Untuk mengetahui dosis asetosal yang optimal dalam menghambat
respon geliat pada hewan uji maka diuji tiga peringkat dosis, dimana dosis 91
mg/kg BB diguakan sebagai peringkat dosis kedua. Dalam menentukan peringkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
dosis digunakan angka kelipatan 2, sehingga dosis yang digunakan yaitu 45,5
mg/kg BB, 91 mg/kg BB, dan 182 mg/kg BB.
Rata-rata jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap geliat
dapat dilihat pada tabel V dan data selengkapnya terdapat dalam lampiran 8 dan 9.
Tabel V. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal
Dosis asetosal (mg/kg BB)
Rata-rata jumlah kumulatif geliat
(X ± SE)
Rata-rata % penghambatan terhadap geliat
(X ± SE) 45 39 ± 7,82 38,75±12,28 91 35,33 ± 5,24 44,51±8,24 182 6,67 ± 3,72 89,53±5,84
Rata-rata % penghambatan terhadap geliat dapat pula disajikan dalam
bentuk diagram batang pada gambar 7 berikut.
Gambar 8. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal
Data pada tabel V menunjukkan bahwa peningkatan dosis asetosal dapat
meningkatkan efek pengurangan jumlah geliat pada mencit. Hal ini terlihat bahwa
pada dosis 182 mg/kg BB jumlah geliat lebih sedikit dibandingkan dosis 45,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
mg/kg BB dan 91 mg/kg BB. Kemudian, untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan dari ketiga kelompok dosis tersebut, data % penghambatan terhadap
geliat diuji secara statistik dengan analisis variansi satu arah. Hasil analisis dapat
dilihat pada lampiran 8 dan ringkasan hasil analisis dapat dilihat pada tabel VI.
Tabel VI. Ringkasan analisis variansi satu arah % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal
Sumber variansi
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Rata-rata kuadrat F hitung Probabilitas
Antar perlakuan 4638,586 2 2319,293
9,196 0,015 Dalam kelompok 1513,208 6 252,201
Dari hasil analisis (tabel VI) tersebut diperoleh nilai probabilitasnya yaitu
0,015 (p < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan antara ketiga
kelompok tersebut. Analisis selanjutnya menggunakan uji Scheffe dengan taraf
kepercayaan 95% untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna
antara ketiga kelompok tersebut. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel VII.
Tabel VII. Ringkasan hasil uji Scheffe % penghambatan terhadap geliat pada penetapan dosis asetosal
Dosis asetosal (mg/kg BB) 45,5 91 182
45,5 - tb bb 91 tb - bb 182 bb bb -
Keterangan:
bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05)
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa dosis 45,5 mg/kg BB memiliki
perbedaan yang tidak bermakna terhadap dosis 91 mg/kg BB dan berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
bermakna dengan dosis 182 mg/kg BB. Kelompok dosis 91 mg/kg BB memiliki
perbedaan yang tidak bermakna terhadap dosis 45 mg/kg BB dan berbeda
bermakna terhadap dosis 182 mg/kg BB. Hal ini berarti bahwa peningkatan dosis
asetosal dapat meningkatkan efek analgesiknya dan peningkatan ini bermakna
secara statistik. Dari hasil tersebut dosis asetosal yang dipilih yaitu 91 mg/kg BB
dengan % penghambatan geliat sebesar 44,51%. Dosis tersebut digunakan dalam
penelitian ini karena merupakan dosis yang lazim digunakan manusia. Dosis 182
mg/kg BB memiliki nilai % penghambatan terhadap geliat yang lebih tinggi
dibandingkan dosis 91 mg/kg BB, tetapi dosis tersebut tidak lazim digunakan.
C. Pengujian Daya Analgesik Jamu Kunyit Asam Instan dan Jamu Kunyit Asam Ramuan Segar
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya daya analgesik
pada jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar serta untuk
mengetahui apakah ada perbedaan daya analgesik dari kedua jamu tersebut.
Metode yang digunakan yaitu metode rangsang kimia. Metode rangsang kimia
dipilih karena cukup sederhana dan mudah dilakukan sebagai awal pengujian efek
analgesik jamu kunyit asam ini. Metode ini memiliki kelemahan yaitu tidak
spesifik karena kemampuan suatu senyawa dalam menghambat geliat belum tentu
disebabkan oleh adanya efek analgesik, mungkin juga senyawa tersebut memiliki
efek antihistamin, parasimpatomimetik, atau simpatomimetik (Turner, 1965).
Subyek uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencit betina,
diinjeksi dengan zat kimia asam asetat yang berfungsi sebagai pemberi rangsang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
nyeri. Asam asetat dapat menyebabkan nyeri karena menurunkan pH jaringan
akibat adanya pembebasan H+. Adanya penurunan pH tersebut mengakibatkan
terjadinya iritasi pada jaringan lokal. Rasa nyeri yang terjadi dapat ditunjukkan
dengan adanya respon mencit berupa geliat. Pemberian senyawa yang memiliki
efek analgesik dapat menekan atau mengurangi rasa nyeri yang muncul sehingga
respon geliat semakin sedikit. Respon geliat diamati tiap lima menit selama 60
menit setelah pemberian asam asetat.
Data yang diperoleh berupa jumlah kumulatif geliat pada tiap kelompok
perlakuan. Jumlah kumulatif geliat diubah ke dalam % penghambatan terhadap
geliat dengan persamaan Handersot-Forsaith dan diuji secara statistik dengan
analisis General Linear Model Univariate dilanjutkan menggunakan uji Scheffe
dengan taraf kepercayaan 95% jika data terdistribusi normal dan variansinya
homogen, untuk melihat adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika data
tidak terdistribusi normal atau variansinya tidak homogen, analisis dilakukan
dengan uji Friedman untuk melihat ada tidaknya perbedaan dalam kelompok
perlakuan.
Pengujian daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam
ramuan segar dilakukan sesuai dengan hasil uji pendahuluan. Dosis asam asetat
yang digunakan sebagai pemberi rangsang nyeri yaitu 25 mg/kg BB dengan
konsentrasi 1% dan selang waktu pemberian rangsang yaitu 30 menit. Asetosal
digunakan sebagai kontrol positif dengan dosis 91 mg/kg BB. Kontrol negatif
yang digunakan yaitu aquadest karena digunakan sebagai pelarut jamu kunyit
asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar. Dosis jamu kunyit asam instan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
yang digunakan yaitu 4.550; 9.100; 18.200 mg/kg BB, sedangkan peringkat dosis
jamu ramuan segar yaitu 1.365; 2.730; 5.460 mg/kg BB.
Dalam pengujian daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit asam ramuan segar, hewan uji dibagi dalam delapan kelompok terdiri dari
kelompok I yaitu kontrol negatif berupa aquadest; kelompok II yaitu kontrol
positif berupa asetosal dosis 91 mg/kg BB; kelompok III-V yaitu kelompok
perlakuan jamu kunyit asam instan dosis 4.550, 9.100, 18.200 mg/kg BB;
kelompok VI-VIII yaitu kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar
dosis 1.365, 2.730, dan 5.460 mg/kg BB.
Jamu ramuan segar yang digunakan dibuat dari rimpang kunyit dan
daging buah asam. Rimpang kunyit diparut kemudian direbus bersama daging
buah asam jawa. Setelah beberapa saat, jamu didinginkan kemudian diperas untuk
memisahkan jamu kunyit asam dengan ampas kunyit dan asam.
Tiga puluh menit setelah menerima senyawa uji yang diberikan secara
oral, kedelapan kelompok perlakuan tersebut kemudian diberikan asam asetat
secara intraperitoneal sebagai penginduksi nyeri. Respon geliat yang terjadi
diamati setiap lima menit selama 60 menit.
Data jumlah kumulatif geliat dan % penghambatan terhadap geliat pada
kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan segar terdapat pada tabel VIII
berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Tabel VIII. Rata-rata jumlah kumulatif geliat hewan uji dan % penghambatan terhadap geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan segar
Kelompok perlakuan Rata-rata jumlah kumulatif
geliat (X ± SE)
Rata-rata % penghambatan terhadap
geliat (X ± SE)
I 63,67±3,52 0,003±5,52 II 12,78±2,79bb 79,93±4,39bb
III 34,22 ± 6,37tb 46,25±9,99tb
IV 34,44 ± 9,60tb 45,90±15,07tb
V 18,67 ± 5,36bb 70,68±8,09bb
VI 40,11 ± 8,61tb 37,00±13,52tb
VII 34,11 ± 8,88tb 46,43±13,95tb
VIII 32,11 ± 5,66tb 49,57±8.89tb
Keterangan:
bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05)
X : rata-rata SE : standar error I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB
Rata-rata % penghambatan terhadap geliat dapat disajikan dalam bentuk
diagram batang pada gambar 9.
Dari data pada tabel VIII, terlihat bahwa jumlah geliat berbanding
terbalik dengan % penghambatan terhadap geliat. Semakin banyak geliat berarti
semakin kecil % penghambatan senyawa uji terhadap geliat atau semakin kecil
daya analgesiknya. Kelompok kontrol negatif memiliki jumlah geliat yang paling
banyak dibanding kelompok lainnya. Kelompok kontrol positif dan kelompok
perlakuan yang diberi jamu kunyit asam instan dan ramuan segar mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
penurunan jumlah geliat dibandingkan kelompok kontrol negatif. Hal tersebut
menunjukkan bahwa asetosal, jamu kunyit asam instan, dan jamu kunyit asam
ramuan segar mampu menghambat respon geliat mencit.
Gambar 9. Diagram batang rata-rata % penghambatan terhadap geliat jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar
Keterangan:
I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB
Data % penghambatan terhadap geliat kemudian dianalisis menggunakan
General Linear Model Univariate dilanjutkan uji Scheffe untuk mengetahui
perbedaan antar kelompok tersebut, dimana faktor yang akan diuji yaitu produk
jamu (jamu kunyit asam instan dan ramuan segar) dan dosis jamu kunyit asam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Hasil analisis data % penghambatan terhadap geliat dengan faktor produk jamu
terdapat pada tabel IX berikut.
Tabel IX. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam terhadap % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit asam ramuan segar Produk I II III IV
I - bb bb bb II bb - tb bb III bb tb - tb IV bb bb tb -
Keterangan:
bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan IV : jamu kunyit asam ramuan segar
Dari hasil analisis pada tabel IX, dapat diketahui bahwa kontrol negatif
memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan jamu kunyit asam
baik instan maupun ramuan segar. Hal tersebut berarti bahwa dengan pemberian
asetosal dan jamu kunyit asam mampu menghambat geliat mencit akibat induksi
asam asetat. Dari hasil analisis dapat diketahui juga bahwa kontrol positif
memiliki perbedaan yang tidak bermakna dengan kelompok perlakuan jamu
kunyit asam instan, sehingga dapat dikatakan bahwa jamu kunyit asam instan
memiliki daya analgesik yang setara dengan asetosal dosis 91 mg/kg BB. Hasil
analisis statistik juga menunjukkan bahwa kelompok produk jamu kunyit asam
instan dan ramuan segar memiliki perbedaan yang tidak bermakna. Hal tersebut
berarti dengan pemberian jamu kunyit asam instan maupun ramuan segar akan
memberikan daya analgesik yang setara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Hasil analisis data % penghambatan terhadap geliat dengan faktor dosis
jamu kunyit asam terdapat pada tabel X berikut.
Tabel X. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh dosis terhadap % penghambatan geliat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar
Kelompok perlakuan I II III IV V VI VII VIII
I - bb tb tb bb tb tb tb II bb - tb tb tb tb tb tb III tb tb - tb tb tb tb tb IV tb tb tb - tb tb tb tb V bb tb tb tb - tb tb tb VI tb tb tb tb tb - tb tb VII tb tb tb tb tb tb - tb VIII tb tb tb tb tb tb tb -
Keterangan:
bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bemakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB
Dari hasil analisis pada tabel X, dapat diketahui bahwa kontrol negatif
memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan kelompok jamu
kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB. Hal itu berarti bahwa kontrol positif
dan kelompok jamu kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB mampu
mengurangi rasa nyeri yang dapat ditunjukkan dengan nilai % penghambatan
terhadap geliat dari kontrol positif dan kelompok jamu kunyit asam instan dosis
18.200 mg/kg BB lebih tinggi dari kontrol negatif. Pada kelompok jamu kunyit
asam instan dosis 4.550 mg/kg BB; 9.100 mg/kg BB; jamu kunyit asam ramuan
segar dosis 1.365 mg/kg BB; 2.730 mg/kg BB; dan 5.460 mg/kg BB memiliki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
perbedaan yang tidak bermakna terhadap kontrol negatif. Hal ini menunjukkan
bahwa kelompok dosis tersebut tidak memiliki daya analgesik. Dari data yang
diperoleh dapat dilihat bahwa jamu kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB
memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol negatif dan perbedaan yang
tidak bermakna terhadap kontrol positif. Dengan demikian dapat diasumsikan
bahwa jamu kunyit asam instan dosis 18.200 mg/kg BB memiliki daya analgesik
yang sama besar dengan asetosal 91 mg/kg BB.
Kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dosis 4.550 mg/kg BB,
9.100 mg/kg BB, dan 18.200 mg/kg BB secara berturut-turut memiliki %
penghambatan terhadap geliat sebesar 46,25 %; 45,90 %; dan 70,68 %. Pada
kelompok perlakuan jamu kunyit asam ramuan segar dosis 1.365 mg/kg BB,
2.730 mg/kg BB, dan 5.460 mg/kg BB secara berturut-turut memiliki %
penghambatan terhadap geliat sebesar 37,00%; 46,43%; dan 49,57%. Pada
asetosal yang telah digunakan sebagai analgesik memiliki hasil % penghambatan
terhadap geliat sebesar 79,93 %.
Menurut Anonim (1991) mengenai aktivitas analgetika pada metode
rangsang kimia menyatakan bahwa adanya aktivitas analgetika ditunjukkan
adanya kemampuan menghambat geliat ≥ 50% dibandingkan kelompok kontrol
negatif. Dari hasil penelitian, hanya kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan
pada dosis 18.200 mg/kg BB yang memiliki aktivitas analgetika karena
kemampuan menghambat geliat > 50%. Jamu kunyit asam instan pada dosis 4.550
mg/kg BB dan 9.100 mg/kg BB aktivitas analgetika yang dimiliki rendah karena
kemampuan menghambat geliat < 50%. Pada jamu kunyit asam ramuan segar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
tidak ada kelompok yang memiliki aktivitas analgetika karena kemampuan
menghambat geliat < 50%. Meskipun demikian, jamu kunyit asam ramuan segar
dapat dikatakan memiliki efek analgesik tetapi daya yang dimiliki rendah.
Aktivitas analgetika suatu sediaan tentu akan dipengaruhi oleh komposisi bahan
yang digunakan. Jamu kunyit asam yang memiliki aktivitas analgetika yaitu jamu
kunyit asam instan pada dosis 18.200 mg/kg BB (4 kali dosis terapi). Oleh karena
itu, untuk memperoleh daya analgesik yang optimal pada dosis terapi, perlu
dilakukan optimasi komposisi rimpang kunyit dan buah asam jawa.
Dari hasil perhitungan % penghambatan terhadap geliat dapat dihitung %
perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan
segar terhadap kontrol positif yaitu asetosal 91 mg/kg BB. Data % perubahan daya
analgesik dapat dilihat pada lampiran 13 serta ringkasannya pada tabel XI.
Tabel XI. Data % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam ramuan segar terhadap kontrol positif
Kelompok perlakuan % perubahan daya analgesik (X ± SE)
I -99,99±6,91 II 0,002±5,49bb
III -42,13±12,51tb
IV -42,57±18,86tb
V -11,57±10,13tb
VI -53,93±16,92tb
VII -41,92±17,45tb
VIII -37,99±11,12tb
Keterangan: I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB)
II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Rata-rata % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit ramuan segar dapat pula disajikan dalam bentuk diagram batang pada
gambar 10 berikut.
Gambar 10. Diagram batang rata-rata % perubahan daya analgesik jamu kunyit asam instan dan ramuan segar terhadap kontrol positif
Keterangan:
I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB
Data % perubahan daya analgesik diuji secara statistik dengan analisis
General Linear Model dan dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan antar kelompok perlakuan tersebut, dimana faktor yang akan
diuji yaitu produk jamu (jamu kunyit asam instan dan ramuan segar) dan dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
jamu kunyit asam. Hasil analisis data % perubahan daya analgesik dengan faktor
produk jamu terdapat pada tabel XII berikut.
Tabel XII. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh produk jamu kunyit asam terhadap % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan
dan jamu kunyit asam ramuan segar Produk I II III IV
I - bb bb tb II bb - tb tb III bb tb - tb IV tb tb tb -
Keterangan:
bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan IV : jamu kunyit asam ramuan segar
Dari hasil analisis pada tabel XII, dapat diketahui bahwa kontrol negatif
memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif dan jamu kunyit asam
instan, serta berbeda tidak bermakna dengan jamu kunyit asam ramuan segar. Hal
tersebut berarti bahwa kontrol negatif tidak memiliki daya analgesik dimana dapat
ditunjukkan dengan nilai % perubahan daya analgesik yang negatif jauh lebih
besar dibandingkan kontrol positif. Nilai % perubahan daya analgesik pada
kelompok jamu kunyit asam instan dan ramuan segar memiliki perbedaan yang
tidak bermakna dengan kelompok kontrol positif. Hal ini menunjukkan bahwa
tidak terjadi perubahan daya analgesik yang signifikan pada jamu kunyit asam
instan dan ramuan segar terhadap kontrol positif. Hasil tersebut menyatakan
bahwa jamu kunyit asam instan maupun segar mampu memberikan daya
analgesik yang setara dengan kontrol positif. Dari hasil analisis juga menyatakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
bahwa kelompok jamu kunyit asam instan memiliki perbedaan yang tidak
bermakna dengan kelompok jamu kunyit asam ramuan segar. Hal tersebut berarti
bahwa produk jamu kunyit asam instan dan ramuan segar mampu memberikan
daya analgesik yang sama.
Hasil analisis data % perubahan daya analgesik dengan faktor dosis jamu
kunyit asam terdapat pada tabel XIII berikut.
Tabel XIII. Hasil analisis uji Scheffe pengaruh dosis terhadap % perubahan daya analgesik pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit
asam ramuan segar Kelompok perlakuan I II III IV V VI VII VIII
I - bb tb tb tb tb tb tb II bb - tb tb tb tb tb tb III tb tb - tb tb tb tb tb IV tb tb tb - tb tb tb tb V tb tb tb tb - tb tb tb VI tb tb tb tb tb - tb tb VII tb tb tb tb tb tb - tb VIII tb tb tb tb tb tb tb -
Keterangan:
bb : berbeda bermakna (p < 0,05) tb : berbeda tidak bernakna (p > 0,05) I : kontrol negatif (aquadest 25 mg/kg BB) II : kontrol positif (asetosal 91 mg/kg BB) III : jamu kunyit asam instan 4.550 mg/kg BB IV : jamu kunyit asam instan 9.100 mg/kg BB V : jamu kunyit asam instan 18.200 mg/kg BB VI : jamu kunyit asam ramuan segar 1.365 mg/kg BB VII : jamu kunyit asam ramuan segar 2.730 mg/kg BB VIII : jamu kunyit asam ramuan segar 5.460 mg/kg BB
Dari data pada tabel XIII terlihat bahwa kelompok kontrol negatif
memiliki perbedaan yang bermakna terhadap kontrol positif, artinya bahwa nilai
perubahan daya analgesik kontrol negatif terhadap kontrol positif sangat besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Hal tersebut menunjukkan bahwa kontrol negatif tidak memiliki daya analgesik.
Selain itu, besar % perubahan daya analgesik pada kontrol negatif juga bernilai
negatif, jauh lebih besar dari kontrol positif. Pada kelompok perlakuan, semua
peringkat dosis baik jamu kunyit asam instan maupun ramuan segar memiliki
perbedaan yang tidak bermakna terhadap kontrol positif tetapi nilai perubahan
daya analgesiknya lebih besar dibandingkan dengan kontrol positif. Hal ini berarti
bahwa jamu kunyit asam instan maupun ramuan segar kurang efektif sebagai
analgesik dibandingkan dengan kontrol positif.
Berdasarkan hasil analisis (tabel XII dan XIII) diperoleh bahwa jamu
kunyit asam instan pada ketiga peringkat dosis memiliki perbedaan yang tidak
bermakna dengan jamu kunyit asam ramuan segar pada ketiga peringkat dosis.
Hal ini berarti bahwa penggunaan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit asam
ramuan segar akan memberikan daya analgesik yang sama. Oleh karena itu,
dengan hasil penelitian yang demikian, dapat membantu masyarakat dalam
pemilihan penggunaan jamu kunyit asam instan atau jamu kunyit asam ramuan
segar, di mana kedua jamu tersebut memiliki daya analgesik yang sama.
Efek analgesik yang ditimbulkan oleh jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit asam ramuan segar berasal dari kurkumin yang terkandung dalam kunyit.
Menurut Bengmark, S. (2006) kurkumin tersebut dapat menghambat enzim
siklooksigenase dan lipoksigenase, sehingga perubahan asam arakhidonat menjadi
endoperokside siklik terganggu dan biosintesis prostaglandin serta leukotrien
sebagai mediator kimiawi tidak dapat diproduksi. Oleh karena itu, rangsang nyeri
dapat dihambat dan rasa nyeri dapat ditekan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Metode rangsang kimia yang digunakan untuk uji daya analgesik jamu
kunyit asam instan dan ramuan segar ini, memiliki kelemahan yaitu bahwa bila
hasil uji menunjukkan adanya daya penghambatan terhadap geliat, belum pasti hal
tersebut akibat adanya aktivitas analgesik dari senyawa uji. Menurut Turner
(1965), adanya kemampuan menghambat geliat bisa terjadi karena senyawa uji
memiliki efek analgesik, antihistamin, parasimpatomimetik, atau simpatomimetik.
Oleh karena itu, untuk membuktikan adanya efek analgesik dari senyawa uji,
perlu dilakukan uji analgesik dengan metode lain yang lebih spesifik, seperti
rektodolorimetri dan podolorimetri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit
asam ramuan segar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. jamu kunyit asam instan memiliki daya analgesik yaitu pada dosis 4.550
mg/kg BB sebesar 46,25 %; dosis 9.100 mg/kg BB sebesar 45,90 %; dan
18.200 mg/kg BB sebesar 70,68 %. Pada jamu ramuan segar daya analgesik
yang dimiliki yaitu pada dosis 1.365 mg/kg BB sebesar 37,00 %; 2.730
mg/kg BB sebesar 46,43 %; dan dosis 5.460 mg/kg BB sebesar 49,57 %.
2. tidak ada perbedaan daya analgesik antara jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit asam ramuan segar.
B. Saran
1. Perlu dilakukan uji daya analgesik jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit
asam ramuan segar dengan metode lain yaitu rektodolorimetri dan
podolorimetri.
2. Perlu dilakukan identifikasi dan penetapan kadar senyawa kurkumin pada
jamu kunyit asam instan dan ramuan segar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1977, Materia Medika Indonesia, Jilid I, 47, 51, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 1985 a, Tanaman Obat Indonesia, Jilid I, 5, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1985 b, Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, 101, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1991, Pedoman Pengujian dan Pengembangan Fitofarmaka, Penapisan
Farmakologi, Pengujian Fitokimia dan Pengujian Klinik, 3 dan 259, Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam Phytomedika, Jakarta
. Anonim, 1992, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 1992
tentang Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 9, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 2004, Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan makanan Republik Indonesia No. HK.00.05.4.2411 tentang Ketentuan Pokok Pengelompokkan Dan Penandaan Obat Bahan Alam Indonesia, Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta
Bengmark, S., 2006, The Effect of Curcumin (Active Substance of Turmeric) on
the Acetic-Acid Induced Visceral Nociception in Rats, Pakistan Journal of Biological Science, 314
Bisset N. G. dan Wichtl M., 2001, Herbal Drugs and Phytopharmaceuticals,
Edisi 2, 174, CRC Press, New York Bone, K. dan Mills, S., 2000, Principles and Practice of Phytotherapy, 569, 571,
Churchill Livingstone, New York Dipalma J. R. dan Digregorio G. J., 1990, Basic Pharmacology in Medicine, 3rd
ed, 309, McGraw-Hill International Editions, Singapura Dollery, C., 1999, Therapeutic Drugs, 2nd ed, 216-217, Churchill Livingstone,
New York Guyton, A. C., 1993, Textbook of Medical Phisiology, diterjemahkan oleh
Tengadi, K. A., 307-313, EGC, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Hutapea, J. R., 1994, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid III, 287-289, Depkes RI, Jakarta
Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Sjabana
D., 545, Salemba Medika, Jakarta McEvoy, G. K., 2005, AHFS Drug Information, 1951, Authority of the Board of
The American Society of Health-System Pharmacists, USA Mutshcler, 1999, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M. B. dan Ranti,
A. S., 177-183, Penerbit ITB, Bandung Neal, M. J., 1997, Medical Pharmacology at a Glance, 3rd ed, 70, Blackwell
Science, London Oemijati, 1992, Uji Klinik Obat Tradisional, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta Rang, H. P., Dale, M. M., Ritter, J. M., and Flower R. J., 2007, Pharmacology,
edisi VI, 215-217, Churchill Livingstone, USA Roach, S. S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, edisi 7, 150, Lippincott
Williams & Wilkins, New York Rukmana, R., 1994, Kunyit, Kanisius, Yogyakarta Soedibyo, M., 1998, Alam Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 231, Balai
Pustaka, Jakarta Soedibyo, M., 2008, Legenda Jamu Indonesia,
http://www.jugaguru.com/tokoh/all/tahun/2008/bulan/01/tanggal/08/id/648/ , diakses tanggal 10 Desember 2008
Stankovic, I., 2004, Curcumin Chemical And Technical Assessment (CTA), 4-5,
ftp://ftp.fao.org/es/esn/jecfa/cta/CTA_61_Curcumin.pdf diakses tanggal 10 Desember 2008
Suharmiati dan Handayani, L., 2001, Bahan Baku, Khasiat, dan Cara Pengolahan
Jamu Tradisional: Studi Kasus di Kodya Surabaya 1998, Medika, Vol. XXVIII, 284-289, PT. Grafiti Medika Pers, Jakarta
Tampubolon, O. T., 1981, Tumbuhan Obat Bagi Pencinta Alam, 3, Penerbit
Bhratara Karya Aksara, Jakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting : Khasiat, Penggunaan, dan Efek Sampingnya, Edisi V, Cetakan I, 295-299, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Turner R. A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academic Press, New
York Wan, Y.J., Pan, M.H., Cheng, A.L., Lin, L.I., Ho, Y.S., Hsieh, C.Y., dkk, 1997,
Stability of Curcumin in Buffer Solutions and Characterization of its Degradation Products. J. Pharm. Biomed. Anal., 15(12): 1867-1876
Williamson, E. M., Okpako, D. T., dan Evans, F. J., 1996, Selection, Preparation,
and Pharmacological Evaluation of Plant Material, 145, John Wiley & Sons, New York
Wisely, 2008, Studi Tentang Pemahaman Obat Tradisional Berdasarkan Informasi
pada Kemasan dan Alasan Pemilihan Jamu Ramuan Segar atau Jamu Instan pada Masyarakat Desa Maguwoharjo, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Lampiran 2. Penampang melintang rimpang kunyit (Anonim, 1977)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 3. Hasil pengamatan mikroskopis penampang melintang rimpang kunyit
Parenkim Korteks
Epidermis
Gambar 11. Epidermis dan Parenkim Korteks (perbesaran 10 x 40)
Rambut Penutup
Gambar 12. Rambut Penutup (perbesaran 10 x 40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Endodermis
Parenkim Silinder
Gambar 13. Endodermis dan Parenkim Silinder (perbesaran 10 x 10)
Berkas
Pengangkut
Gambar 14. Berkas Pengangkut (perbesaran 10 x 40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Sel Sekresi
Gambar 15. Sel Sekresi (perbesaran 10 x 40)
Butir Pati
Gambar 16. Butir Pati (perbesaran 10 x 40)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 4. Gambar larutan jamu kunyit asam instan, jamu kunyit asam ramuan
segar, mencit tidak menggeliat, dan geliat mencit yang diamati
Gambar 17. Larutan jamu kunyit asam instan
Gambar 18. Larutan jamu kunyit asam ramuan segar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Gambar 19. Mencit tidak menggeliat
Gambar 20. Geliat mencit yang diamati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Lampiran 5. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada
penetapan dosis asam asetat
Tabel XIV. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis efektif asam asetat
Waktu
(menit)
Dosis 25 mg/kg BB Dosis 50 mg/kg BB Dosis 100 mg/kg BB
I II III I II III I II III
0-5 2 12 3 6 10 14 0 2 16
5-10 10 17 18 9 11 20 8 10 12
10-15 12 19 20 6 8 13 8 8 7
15-20 11 17 20 4 8 12 5 5 10
20-25 15 16 16 6 6 11 4 5 9
25-30 4 16 12 3 8 11 4 6 6
30-35 4 12 14 1 5 19 4 2 6
35-40 8 14 14 7 2 12 4 4 4
40-45 11 11 15 1 0 12 2 2 5
45-50 10 5 14 2 1 10 3 3 5
50-55 11 4 13 0 2 6 3 5 7
55-60 9 2 14 3 1 5 4 3 1
TOTAL 107 145 173 48 62 145 49 55 88
X±SE 141 ± 19,08 85 ± 30, 88 64 ± 12,14
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Geliat N 9 Normal Parameters(a,b)
Mean 96.89 Std. Deviation 47.774
Most Extreme Differences
Absolute .212 Positive .212 Negative -.176
Kolmogorov-Smirnov Z .636 Asymp. Sig. (2-tailed) .814
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Oneway Descriptives
Geliat
N
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence Interval for
Mean Minimum
Maximum
Lower Bound Upper Bound
25 mg/kg 3 141,67 33,126 19,125 59,38 223,96 107 173
50 mg/kg 3 85,00 52,431 30,271 -45,25 215,25 48 145
100 mg/kg 3 64,00 21,000 12,124 11,83 116,17 49 88
Total 9 96,89 47,774 15,925 60,17 133,61 48 173
Test of Homogeneity of Variances
Geliat
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,948 2 6 ,223
ANOVA
Geliat
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
Between Groups 9684.222 2 4842.111 3.388 .104
Within Groups 8574.667 6 1429.111
Total 18258.889 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Lampiran 6. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada penetapan
selang waktu pemberian
Tabel XV. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan selang waktu pemberian
Waktu
(menit)
5 menit 10 menit 15 menit 30 menit
I II III I II III I II III I II III
0-5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5-10 2 1 1 2 0 0 0 0 2 2 0 1
10-15 2 0 4 8 8 2 1 1 6 5 3 2
15-20 0 0 2 8 9 3 0 1 0 3 1 7
20-25 0 1 2 12 14 0 0 0 4 0 2 3
25-30 0 0 0 8 6 0 0 0 1 0 1 2
30-35 0 5 3 5 4 0 0 1 7 3 4 2
35-40 0 2 0 2 2 0 0 1 5 1 1 1
40-45 0 2 0 1 0 0 0 2 4 0 3 0
45-50 0 2 0 3 0 1 1 0 1 1 2 4
50-55 0 0 1 3 1 1 0 2 4 6 0 0
55-60 0 0 0 5 4 0 1 1 2 6 4 0
TOTAL 4 13 13 57 48 7 3 9 36 27 21 22
X±SE 10 ± 3 37,33 ± 15,40 16 ± 10,16 23,33 ± 1,86
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test trans_geliat N 12 Normal Parametersa,,b Mean 1.1830
Std. Deviation .40833 Most Extreme Differences
Absolute .133 Positive .089 Negative -.133
Kolmogorov-Smirnov Z .462 Asymp. Sig. (2-tailed) .983 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Oneway Descriptives
trans_geliat
N Mean Std.
Deviation Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound 5 menit 3 .9433 .29554 .17063 .2092 1.6775 .60 1.11 10 menit 3 1.4274 .50567 .29195 .1712 2.6836 .85 1.76 15 menit 3 .9959 .54079 .31223 -.3475 2.3393 .48 1.56 30 menit 3 1.3653 .05807 .03353 1.2211 1.5096 1.32 1.43 Total 12 1.1830 .40833 .11787 .9235 1.4424 .48 1.76
Test of Homogeneity of Variances trans_geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.507 3 8 .133
ANOVA trans_geliat Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .556 3 .185 1.161 .383 Within Groups 1.278 8 .160 Total 1.834 11
Lampiran 7. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada penetapan selang waktu pemberian
Tabel XVI. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan selang waktu
pemberian Kelompok perlakuan
Selang waktu 5 menit 10 menit 15 menit 30 menit
I 93,72 10,48 95,29 57,59 II 79,58 24,61 85,86 67,02 III 79,58 89,01 43,46 65,45
X± SE 84,29±4,72 41,37±24,20 74,87±15,96 63,35±2,92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
trans_daya N 12 Normal Parametersa,,b Mean 1.7573
Std. Deviation .28668 Most Extreme Differences Absolute .254
Positive .220 Negative -.254
Kolmogorov-Smirnov Z .881 Asymp. Sig. (2-tailed) .420 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Oneway
Descriptives trans_daya
N Mean Std.
Deviation Std.
Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower
Bound Upper Bound 5 menit 3 1.9245 .04101 .02368 1.8226 2.0264 1.90 1.97 10 menit 3 1.4536 .46768 .27002 .2918 2.6154 1.02 1.95 15 menit 3 1.8503 .18518 .10691 1.3903 2.3103 1.64 1.98 30 menit 3 1.8008 .03543 .02045 1.7128 1.8888 1.76 1.83 Total 12 1.7573 .28668 .08276 1.5752 1.9395 1.02 1.98
Test of Homogeneity of Variances trans_daya
Levene Statistic df1 df2 Sig.
4.078 3 8 .050
ANOVA trans_daya Sum of Squares df Mean Square F Sig. Between Groups .392 3 .131 2.043 .187 Within Groups .512 8 .064 Total .904 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Lampiran 8. Data jumlah geliat hewan uji dan hasil analisis statistik pada penetapan dosis asetosal
Tabel XVII. Jumlah geliat hewan uji pada penetapan dosis asetosal
Waktu
(menit)
Dosis 45 mg/kg BB Dosis 91 mg/kg
BB
Dosis 182 mg/kg
BB
I II III I II III I II III
0-5 1 0 0 0 0 0 0 0 0
5-10 13 2 2 3 3 2 0 1 0
10-15 9 7 5 1 2 1 0 3 0
15-20 6 10 6 1 4 2 0 2 0
20-25 4 10 0 8 10 3 0 1 0
25-30 2 5 3 0 2 8 0 2 2
30-35 0 6 1 0 2 10 1 0 0
35-40 2 2 1 2 1 4 1 3 0
40-45 1 2 1 1 0 4 0 1 1
45-50 2 3 3 2 1 2 0 0 1
50-55 0 2 0 6 0 3 0 0 0
55-60 0 3 3 15 0 3 0 1 0
TOTAL 40 52 25 39 25 42 2 14 4
X±SE 39 ± 7,82 35,33 ± 5,24 6,67 ± 3,72
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Geliat N 9 Normal Parameters(a,b)
Mean 27.00 Std. Deviation 17.656
Most Extreme Differences
Absolute .196 Positive .126 Negative -.196
Kolmogorov-Smirnov Z .588 Asymp. Sig. (2-tailed) .879
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Oneway
Descriptives Geliat
N Mean Std.
Deviation Std.
Error 95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
45 mg/kg 3 39,00 13,528 7,810 5,40 72,60 25 52 91 mg/kg 3 35,33 9,074 5,239 12,79 57,87 25 42 182 mg/kg 3 6,67 6,429 3,712 -9,30 22,64 2 14 Total 9 27,00 17,656 5,885 13,43 40,57 2 52
Test of Homogeneity of Variances Geliat
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,647 2 6 ,557
ANOVA Geliat
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1880.667 2 940.333 9.199 .015 Within Groups 613.333 6 102.222 Total 2494.000 8
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Geliat Scheffe
(I) Kelompok
(J) Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound
Upper Bound
45 mg/kg 91 mg/kg 3.667 8.255 .908 -22.81 30.14 182 mg/kg 32.333(*) 8.255 .022 5.86 58.81
91 mg/kg 45 mg/kg -3.667 8.255 .908 -30.14 22.81 182 mg/kg 28.667(*) 8.255 .037 2.19 55.14 182 mg/kg 45 mg/kg -32.333(*) 8.255 .022 -58.81 -5.86 91 mg/kg -28.667(*) 8.255 .037 -55.14 -2.19
* The mean difference is significant at the .05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Homogeneous Subsets Geliat Scheffe
Kelompok N Subset for alpha = .05
1 2 182 mg/kg 3 6.67 91 mg/kg 3 35.33 45 mg/kg 3 39.00 Sig. 1.000 .908
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3.000. Lampiran 9. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada
penetapan dosis asetosal
Tabel XVIII. Data % penghambatan terhadap jumlah geliat pada penetapan dosis asetosal Kelompok perlakuan
Dosis asetosal 45 mg/kg 91 mg/kg 182 mg/kg
I 37,18 38,75 96,86 II 18,33 60,74 78,01 III 60,74 34,04 93,72
X± SE 38,75±12,28 44,51±8,24 89,53±5,84 NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Daya N 9
Normal Parameters(a,b) Mean 57,5967 Std. Deviation 27,73039
Most Extreme Differences
Absolute ,196 Positive ,196 Negative -,126
Kolmogorov-Smirnov Z ,588 Asymp. Sig. (2-tailed) ,879
a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Oneway
Descriptives Daya
N Mean Std. Deviation Std. Error 95% Confidence Interval
for Mean Minimum Maximum
Lower Bound
Upper Bound
45 mg/kg 3 38,7500 21,24855 12,26785 -14,0343 91,5343 18,33 60,74 91 mg/kg 3 44,5100 14,25152 8,22812 9,1073 79,9127 34,04 60,74
182 mg/kg 3 89,5300 10,09939 5,83089 64,4417 114,6183 78,01 96,86 Total 9 57,5967 27,73039 9,24346 36,2812 78,9121 18,33 96,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Test of Homogeneity of Variances Daya
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,646 2 6 ,557
ANOVA Daya
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 4638,586 2 2319,293 9,196 ,015 Within Groups 1513,208 6 252,201 Total 6151,795 8
Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: Daya Scheffe
(I) Kelompok
(J) Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval
Lower Bound
Upper Bound
45 mg/kg 91 mg/kg -5,76000 12,96666 ,907 -47,3474 35,8274 182 mg/kg -50,78000(*) 12,96666 ,022 -92,3674 -9,1926 91 mg/kg 45 mg/kg 5,76000 12,96666 ,907 -35,8274 47,3474 182 mg/kg -45,02000(*) 12,96666 ,037 -86,6074 -3,4326 182 mg/kg 45 mg/kg 50,78000(*) 12,96666 ,022 9,1926 92,3674 91 mg/kg 45,02000(*) 12,96666 ,037 3,4326 86,6074
* The mean difference is significant at the .05 level. Homogeneous Subsets Daya Scheffe
Kelompok N Subset for alpha = .05
1 2 45 mg/kg 3 38,7500 91 mg/kg 3 44,5100 182 mg/kg 3 89,5300 Sig. ,907 1,000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Lampiran 10. Tata cara analisis hasil dengan uji General Linear Model Univariate
a. Menguji pengaruh produk jamu dan dosis jamu kunyit asam terhadap jumlah
geliat hewan uji
Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Produk jamu dan dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)
2. Jumlah geliat merupakan variabel tergantung
Proses pengujian:
• Buka SPSS
• Dari menu Analyze, pilih submenu General Linier Model, lalu pilih
Univariate
Tampak di layar kotak dialog UNIVARIATE
Pengisian:
− Masukkan variabel jumlah geliat ke bagian DEPENDENT VARIABLE.
− Masukkan variabel produk jamu dan dosis jamu ke bagian FIXED
FACTOR(S)
- Buka Option dan pilih uji Scheffe untuk menganalisis perbedaan antar
kelompok, kemudian tekan OK
Tekan OK untuk proses uji variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b. Menguji pengaruh produk jamu dan dosis jamu kunyit asam terhadap %
penghambatan geliat
Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Produk jamu dan dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)
2. Persen penghambatan geliat merupakan variabel tergantung
Proses pengujian:
• Buka SPSS
• Dari menu Analyze, pilih submenu General Linier Model, lalu pilih
Univariate
Tampak di layar kotak dialog UNIVARIATE
Pengisian:
− Masukkan variabel % penghambatan geliat ke bagian DEPENDENT
VARIABLE.
− Masukkan variabel produk jamu dan dosis jamu ke bagian FIXED
FACTOR(S)
- Buka Option dan pilih uji Scheffe untuk menganalisis perbedaan antar
kelompok, kemudian tekan OK
Tekan OK untuk proses uji variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
c. Menguji pengaruh produk jamu dan dosis jamu kunyit asam terhadap %
perubahan daya analgesik
Ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:
1. Produk jamu dan dosis jamu merupakan variabel bebas (faktor)
2. Persen perubahan daya analgesik merupakan variabel tergantung
Proses pengujian:
• Buka SPSS
• Dari menu Analyze, pilih submenu General Linier Model, lalu pilih
Univariate
Tampak di layar kotak dialog UNIVARIATE
Pengisian:
− Masukkan variabel jumlah geliat ke bagian DEPENDENT VARIABLE.
− Masukkan variabel produk jamu dan dosis jamu ke bagian FIXED
FACTOR(S)
− Buka Option dan pilih uji Scheffe untuk menganalisis perbedaan antar
kelompok, kemudian tekan OK
Tekan OK untuk proses uji variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Lampiran 11. Data jumlah geliat dan hasil analisis statistik pada kontrol negatif, kontrol positif, perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan
segar
Tabel XIX. Jumlah geliat hewan uji setelah pemberian asam asetat pada kelompok perlakuan jamu kunyit asam instan dan ramuan segar
Waktu
(menit)
Aquadest Asetosal Instan Dosis 4.550 mg/kg BB
I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX
0-5 6 2 0 1 6 0 4 2 1 0 0 2 0 0 0 0 2 0 5 0 0 0 0 3 1 0 10
5-10 8 13 0 15 8 2 9 7 4 0 0 2 0 1 0 0 7 9 8 3 2 6 1 13 8 0 15
10-15 9 5 5 7 9 3 3 16 2 3 2 6 2 0 1 0 4 4 9 3 4 4 5 9 10 1 9
15-20 6 13 11 4 6 7 8 10 6 0 0 1 2 1 0 0 1 2 2 3 1 6 0 4 1 0 14
20-25 5 8 6 0 5 6 3 4 2 1 2 2 1 1 1 0 2 0 4 2 6 1 5 5 5 0 4
25-30 5 6 7 5 5 4 3 5 5 2 2 1 0 3 0 0 1 5 2 6 1 0 5 4 6 0 1
30-35 4 5 6 3 4 4 8 7 3 1 4 2 0 0 0 0 4 0 2 0 4 0 8 3 1 2 3
35-40 6 3 4 4 6 0 0 2 4 2 0 0 1 2 0 0 0 2 1 2 5 0 3 2 6 0 3
40-45 4 4 5 5 4 0 2 3 1 0 0 0 0 4 2 0 1 0 2 2 2 0 5 0 0 0 0
45-50 3 5 0 6 3 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 5
50-55 3 3 2 5 3 0 2 2 1 0 0 0 2 2 1 0 0 1 1 1 1 0 2 2 2 0 1
55-60 1 5 0 5 1 1 4 1 0 2 0 0 0 0 0 0 1 2 1 0 0 0 0 1 0 1 7
TOTAL 61 72 63 60 60 85 60 46 66 11 10 16 8 14 6 0 23 27 39 24 26 17 36 46 42 6 72
X±SE 63,67±3,52 12,78±2,79 34,22 ± 6,37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Waktu
(menit)
Instan Dosis 9.100 mg/kg BB Instan Dosis 18.200 mg/kg BB Ramuan Segar Dosis 1.365 mg/kg BB
I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX
0-5 3 1 0 4 4 0 0 2 2 4 0 2 0 2 0 0 8 8 0 0 0 5 1 0 2 4 1
5-10 3 0 1 7 7 6 2 11 9 2 3 5 0 1 0 16 11 10 3 4 5 9 14 0 8 17 19
10-15 3 0 1 6 7 3 1 11 5 1 1 3 0 5 0 8 3 10 3 13 1 8 10 1 4 7 3
15-20 2 0 2 0 6 0 10 8 6 0 0 1 2 2 2 4 4 6 1 17 2 3 4 0 6 5 6
20-25 3 0 2 0 5 0 6 7 6 1 1 0 0 1 1 1 2 5 1 14 1 3 4 1 8 5 5
25-30 0 0 1 0 7 0 5 5 2 0 01 0 2 2 0 0 0 2 2 9 0 0 9 2 7 3 3
30-35 3 0 0 0 4 0 2 2 5 0 1 0 0 3 0 5 3 0 0 5 0 4 4 0 5 4 1
35-40 0 0 0 0 6 0 5 2 6 0 0 0 0 1 0 3 9 0 3 5 0 2 1 1 5 5 1
40-45 0 2 0 0 7 0 4 5 7 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 5 2 0 4 1 2 0 1
45-50 1 0 0 0 9 0 10 6 5 0 0 0 1 2 0 0 0 1 0 6 0 2 2 0 2 1 1
50-55 0 0 0 0 10 2 5 1 6 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 1 0 0 7 0 2 0 1
55-60 0 0 0 0 5 0 0 0 8 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 4 1 1 2 0 1 2 1
TOTAL 18 3 7 17 77 11 50 60 67 8 7 11 5 19 3 37 41 37 13 83 12 37 62 6 52 53 43
X±SE 34,44 ± 9,60 18,67 ± 5,36 40,11 ± 8,61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Waktu
(menit)
Ramuan Segar Dosis 2.730 mg/kg Ramuan Segar Dosis 5.460 mg/kg BB
I II III IV V VI VII VIII IX I II III IV V VI VII VIII IX
0-5 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2
5-10 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
10-15 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2
15-20 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0 2 0
20-25 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
25-30 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
30-35 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
35-40 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40-45 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
45-50 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50-55 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
55-60 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0 3 0
TOTAL 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8 15 8
X±SE 34,11 ± 8,88 32,11 ± 5,66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Geliat N 72 Normal Parametersa,,b Mean 33.7639
Std. Deviation 23.93859 Most Extreme Differences Absolute .134
Positive .134 Negative -.085
Kolmogorov-Smirnov Z 1.138 Asymp. Sig. (2-tailed) .150 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors Value Label N Kelompok 1.00 aquadest 9
2.00 asetosal 9 3.00 instan 27 4.00 segar 27
Dosis 1.00 aquadest 9 2.00 asetosal 91 mg/kg
BB 9
3.00 4.550 mg/kg BB 9 4.00 9.100 mg/kg BB 9 5.00 18.200 mg/kg BB 9 6.00 1.365 mg/kg BB 9 7.00 2.730 mg/kg BB 9 8.00 5.460 mg/kg BB 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Descriptive Statistics Dependent Variable:Geliat Kelompok Dosis Mean Std. Deviation N aquadest aquadest 63.6667 10.54751 9
Total 63.6667 10.54751 9 asetosal asetosal 91 mg/kg BB 12.7778 8.37821 9
Total 12.7778 8.37821 9 instan 4.550 mg/kg BB 34.2222 19.09697 9
9.100 mg/kg BB 34.4444 28.79284 9 18.200 mg/kg BB 18.6667 15.45962 9 Total 29.1111 22.30442 27
segar 1.365 mg/kg BB 40.1111 25.81881 9 2.730 mg/kg BB 34.1111 26.63853 9 5.460 mg/kg BB 32.1111 16.98120 9 Total 35.4444 22.89497 27
Total aquadest 63.6667 10.54751 9 asetosal 91 mg/kg BB 12.7778 8.37821 9 4.550 mg/kg BB 34.2222 19.09697 9 9.100 mg/kg BB 34.4444 28.79284 9 18.200 mg/kg BB 18.6667 15.45962 9 1.365 mg/kg BB 40.1111 25.81881 9 2.730 mg/kg BB 34.1111 26.63853 9 5.460 mg/kg BB 32.1111 16.98120 9 Total 33.7639 23.93859 72
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
Dependent Variable:Geliat F df1 df2 Sig. 3.445 7 64 .003
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelompok + Dosis +
Kelompok * Dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Geliat
Source Type III Sum
of Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 14456.986a 7 2065.284 5.039 .000 Intercept 80290.129 1 80290.129 195.904 .000 Kelompok .000 0 . . . Dosis 1784.889 4 446.222 1.089 .370 Kelompok * Dosis .000 0 . . . Error 26230.000 64 409.844 Total 122767.000 72 Corrected Total 40686.986 71 a. R Squared = ,355 (Adjusted R Squared = ,285) Post Hoc Tests Kelompok
Multiple Comparisons Geliat Scheffe
(I) Kelompok
(J) Kelompok
Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound
aquadest asetosal 50.8889* 9.54340 .000 23.4866 78.2912 instan 34.5556* 7.79215 .001 12.1817 56.9294 segar 28.2222* 7.79215 .007 5.8483 50.5961
asetosal aquadest -50.8889* 9.54340 .000 -78.2912 -23.4866 instan -16.3333 7.79215 .233 -38.7072 6.0405 segar -22.6667* 7.79215 .046 -45.0405 -.2928
instan aquadest -34.5556* 7.79215 .001 -56.9294 -12.1817 asetosal 16.3333 7.79215 .233 -6.0405 38.7072 segar -6.3333 5.50988 .725 -22.1541 9.4874
segar aquadest -28.2222* 7.79215 .007 -50.5961 -5.8483 asetosal 22.6667* 7.79215 .046 .2928 45.0405 instan 6.3333 5.50988 .725 -9.4874 22.1541
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Homogeneous Subsets Geliat
Scheffea,,b,,c
Kelompok N
Subset
1 2 3
asetosal 9 12.7778 instan 27 29.1111 29.1111 segar 27 35.4444 aquadest 9 63.6667 Sig. .233 .882 1.000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 13,500. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05. Dosis
Multiple Comparisons Geliat Scheffe
(I) Dosis (J) Dosis
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
aquadest asetosal 91 mg/kg BB 50.8889* 9.54340 .001 13.8107 87.9671
4.550 mg/kg BB 29.4444 9.54340 .238 -7.6338 66.5227
9.100 mg/kg BB 29.2222 9.54340 .247 -7.8560 66.3005
18.200 mg/kg BB 45.0000* 9.54340 .006 7.9218 82.0782
1.365 mg/kg BB 23.5556 9.54340 .535 -13.5227 60.6338
2.730 mg/kg BB 29.5556 9.54340 .233 -7.5227 66.6338
5.460 mg/kg BB 31.5556 9.54340 .163 -5.5227 68.6338 asetosal 91 mg/kg BB
aquadest -50.8889* 9.54340 .001 -87.9671 -13.8107 4.550 mg/kg BB -21.4444 9.54340 .654 -58.5227 15.6338 9.100 mg/kg BB -21.6667 9.54340 .642 -58.7449 15.4116 18.200 mg/kg BB -5.8889 9.54340 1.000 -42.9671 31.1893 1.365 mg/kg BB -27.3333 9.54340 .331 -64.4116 9.7449 2.730 mg/kg BB -21.3333 9.54340 .660 -58.4116 15.7449 5.460 mg/kg BB -19.3333 9.54340 .765 -56.4116 17.7449
4.550 mg/kg BB aquadest -29.4444 9.54340 .238 -66.5227 7.6338 asetosal 91 mg/kg BB 21.4444 9.54340 .654 -15.6338 58.5227 9.100 mg/kg BB -.2222 9.54340 1.000 -37.3005 36.8560 18.200 mg/kg BB 15.5556 9.54340 .911 -21.5227 52.6338 1.365 mg/kg BB -5.8889 9.54340 1.000 -42.9671 31.1893
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
2.730 mg/kg BB .1111 9.54340 1.000 -36.9671 37.1893 5.460 mg/kg BB 2.1111 9.54340 1.000 -34.9671 39.1893
9.100 mg/kg BB aquadest -29.2222 9.54340 .247 -66.3005 7.8560 asetosal 91 mg/kg BB 21.6667 9.54340 .642 -15.4116 58.7449 4.550 mg/kg BB .2222 9.54340 1.000 -36.8560 37.3005 18.200 mg/kg BB 15.7778 9.54340 .905 -21.3005 52.8560 1.365 mg/kg BB -5.6667 9.54340 1.000 -42.7449 31.4116 2.730 mg/kg BB .3333 9.54340 1.000 -36.7449 37.4116 5.460 mg/kg BB 2.3333 9.54340 1.000 -34.7449 39.4116
18.200 mg/kg BB
aquadest -45.0000* 9.54340 .006 -82.0782 -7.9218 asetosal 91 mg/kg BB 5.8889 9.54340 1.000 -31.1893 42.9671 4.550 mg/kg BB -15.5556 9.54340 .911 -52.6338 21.5227 9.100 mg/kg BB -15.7778 9.54340 .905 -52.8560 21.3005 1.365 mg/kg BB -21.4444 9.54340 .654 -58.5227 15.6338 2.730 mg/kg BB -15.4444 9.54340 .914 -52.5227 21.6338 5.460 mg/kg BB -13.4444 9.54340 .958 -50.5227 23.6338
1.365 mg/kg BB aquadest -23.5556 9.54340 .535 -60.6338 13.5227 asetosal 91 mg/kg BB 27.3333 9.54340 .331 -9.7449 64.4116 4.550 mg/kg BB 5.8889 9.54340 1.000 -31.1893 42.9671 9.100 mg/kg BB 5.6667 9.54340 1.000 -31.4116 42.7449 18.200 mg/kg BB 21.4444 9.54340 .654 -15.6338 58.5227 2.730 mg/kg BB 6.0000 9.54340 1.000 -31.0782 43.0782 5.460 mg/kg BB 8.0000 9.54340 .998 -29.0782 45.0782
2.730 mg/kg BB aquadest -29.5556 9.54340 .233 -66.6338 7.5227 asetosal 91 mg/kg BB 21.3333 9.54340 .660 -15.7449 58.4116 4.550 mg/kg BB -.1111 9.54340 1.000 -37.1893 36.9671 9.100 mg/kg BB -.3333 9.54340 1.000 -37.4116 36.7449 18.200 mg/kg BB 15.4444 9.54340 .914 -21.6338 52.5227 1.365 mg/kg BB -6.0000 9.54340 1.000 -43.0782 31.0782 5.460 mg/kg BB 2.0000 9.54340 1.000 -35.0782 39.0782
5.460 mg/kg BB aquadest -31.5556 9.54340 .163 -68.6338 5.5227 asetosal 91 mg/kg BB 19.3333 9.54340 .765 -17.7449 56.4116 4.550 mg/kg BB -2.1111 9.54340 1.000 -39.1893 34.9671 9.100 mg/kg BB -2.3333 9.54340 1.000 -39.4116 34.7449 18.200 mg/kg BB 13.4444 9.54340 .958 -23.6338 50.5227 1.365 mg/kg BB -8.0000 9.54340 .998 -45.0782 29.0782 2.730 mg/kg BB -2.0000 9.54340 1.000 -39.0782 35.0782
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Homogeneous Subsets
Geliat Scheffea,,b
Dosis N
Subset
1 2
asetosal 91 mg/kg BB 9 12.7778 18.200 mg/kg BB 9 18.6667 5.460 mg/kg BB 9 32.1111 32.1111 2.730 mg/kg BB 9 34.1111 34.1111 4.550 mg/kg BB 9 34.2222 34.2222 9.100 mg/kg BB 9 34.4444 34.4444 1.365 mg/kg BB 9 40.1111 40.1111 aquadest 9 63.6667 Sig. .331 .163 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 409,844. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000. b. Alpha = ,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lampiran 12. Data % penghambatan terhadap geliat dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu
kunyit ramuan segar
Tabel XX. Data % penghambatan terhadap geliat pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan segar
Kelompok
Perlakuan
Aquadest Asetosal Instan
4.550 mg/kg
Instan
9.100 mg/kg
Instan
18.200 mg/kg
Segar
1.365 mg/kg
Segar
2.730 mg/kg
Segar
5.460 mg/kg
I 4,19 82,72 38,75 71,73 87,44 79,58 76,44 26,18
II -13,08 84,29 62,31 95,29 89,01 -30,36 87,44 38,75
III 1,05 74,87 59,16 89,01 82,72 81,15 40,32 89,01
IV 5,76 87,44 73,30 73,30 92,15 41,89 -47,64 68,59
V 5,76 78,01 43,46 -20,94 70,16 2,62 85,86 23,04
VI -33,50 90,58 27,75 82,72 95,29 90,58 70,16 82,72
VII 5,76 100 34,03 21,47 41,89 18,33 35,61 13,62
VIII 27,75 63,88 90,58 5,76 35,61 16,76 38,75 51,31
IX -33,66 57,59 -13,08 -5,23 41,89 32,46 30,89 52,88
X±SE -3,33±6,68 79,93±4,39 46,25±9,99 45,90±15,07 70,68±8,09 37,00±13,52 46,43±13,95 49,57±8.89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Daya
N 72 Normal Parametersa,,b Mean 46.5539
Std. Deviation 38.32689 Most Extreme Differences Absolute .134
Positive .088 Negative -.134
Kolmogorov-Smirnov Z 1.137 Asymp. Sig. (2-tailed) .151 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Daya
F df1 df2 Sig.
3.029 7 64 .008 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelompok + Dosis + Kelompok * Dosis Univariate Analysis of Variance
Tests of Between-Subjects Effects
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelompok 1.00 Aquadest 9
2.00 Asetosal 9
3.00 Instan 27
4.00 Ramuan Segar 27 Dosis 1.00 Aquadest 9
2.00 Asetosal 9 3.00 4.550 mg/kg BB 9 4.00 9.100 mg/kg BB 9 5.00 18.200 mg/kg BB 9 6.00 1.365 mg/kg BB 9 7.00 2.730 mg/kg BB 9 8.00 5.460 mg/kg BB 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Dependent Variable:Daya
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Corrected Model 38570.325a 7 5510.046 5.365 .000 Intercept 139686.833 1 139686.833 136.020 .000 Kelompok .000 0 . . . Dosis 4403.711 4 1100.928 1.072 .378 Kelompok * Dosis .000 0 . . . Error 65725.145 64 1026.955 Total 260338.520 72 Corrected Total 104295.471 71
a. R Squared = ,370 (Adjusted R Squared = ,301)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Post Hoc Tests Kelompok
Multiple Comparisons Daya Scheffe
(I) Kelompok (J) Kelompok
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Aquadest Asetosal -83.2611* 15.10670 .000 -126 -39.8847
Instan -57.6089* 12.33457 .000 -93.0256 -22.1922
Ramuan Segar
-47.6611* 12.33457 .004 -83.0778 -12.2444
Asetosal Aquadest 83.2611* 15.10670 .000 39.8847 126.6375 Instan 25.6522 12.33457 .239 -9.7645 61.0689 Ramuan Segar
35.6000* 12.33457 .048 .1833 71.0167
Instan Aquadest 57.6089* 12.33457 .000 22.1922 93.0256 Asetosal -25.6522 12.33457 .239 -61.0689 9.7645 Ramuan Segar
9.9478 8.72186 .730 -15.0956 34.9912
Ramuan Segar
Aquadest 47.6611* 12.33457 .004 12.2444 83.0778 Asetosal -35.6000* 12.33457 .048 -71.0167 -.1833 Instan -9.9478 8.72186 .730 -34.9912 15.0956
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. *. The mean difference is significant at the 0,05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Homogeneous Subsets Daya
Scheffea,,b,,c
Kelompok N
Subset
1 2 3
Aquadest 9 -3.3300 Ramuan Segar 27 44.3311 Instan 27 54.2789 54.2789 Asetosal 9 79.9311 Sig. 1.000 .884 .239 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 13,500. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = 0,05. Dosis
Multiple Comparisons Daya Scheffe
(I) Dosis (J) Dosis Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
Aquadest Asetosal -83.2611* 15.10670 .001 -141.9540 -24.5682
4.550 mg/kg BB -49.5811 15.10670 .170 -108.2740 9.1118
9.100 mg/kg BB -49.2311 15.10670 .177 -107.9240 9.4618
18.200 mg/kg BB -74.0144* 15.10670 .004 -132.7074 -15.3215
1.365 mg/kg BB -40.3311 15.10670 .427 -99.0240 18.3618
2.730 mg/kg BB -49.7556 15.10670 .167 -108.4485 8.9374
5.460 mg/kg BB -52.8967 15.10670 .113 -111.5896 5.7962 Asetosal Aquadest 83.2611* 15.10670 .001 24.5682 141.9540
4.550 mg/kg BB 33.6800 15.10670 .664 -25.0129 92.3729 9.100 mg/kg BB 34.0300 15.10670 .651 -24.6629 92.7229 18.200 mg/kg BB 9.2467 15.10670 1.000 -49.4462 67.9396 1.365 mg/kg BB 42.9300 15.10670 .342 -15.7629 101.6229 2.730 mg/kg BB 33.5056 15.10670 .670 -25.1874 92.1985 5.460 mg/kg BB 30.3644 15.10670 .772 -28.3285 89.0574
4.550 mg/kg BB Aquadest 49.5811 15.10670 .170 -9.1118 108.2740 Asetosal -33.6800 15.10670 .664 -92.3729 25.0129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
9.100 mg/kg BB .3500 15.10670 1.000 -58.3429 59.0429 18.200 mg/kg BB -24.4333 15.10670 .914 -83.1262 34.2596 1.365 mg/kg BB 9.2500 15.10670 1.000 -49.4429 67.9429 2.730 mg/kg BB -.1744 15.10670 1.000 -58.8674 58.5185 5.460 mg/kg BB -3.3156 15.10670 1.000 -62.0085 55.3774
9.100 mg/kg BB Aquadest 49.2311 15.10670 .177 -9.4618 107.9240 Asetosal -34.0300 15.10670 .651 -92.7229 24.6629 4.550 mg/kg BB -.3500 15.10670 1.000 -59.0429 58.3429 18.200 mg/kg BB -24.7833 15.10670 .908 -83.4762 33.9096 1.365 mg/kg BB 8.9000 15.10670 1.000 -49.7929 67.5929 2.730 mg/kg BB -.5244 15.10670 1.000 -59.2174 58.1685 5.460 mg/kg BB -3.6656 15.10670 1.000 -62.3585 55.0274
18.200 mg/kg BB
Aquadest 74.0144* 15.10670 .004 15.3215 132.7074 Asetosal -9.2467 15.10670 1.000 -67.9396 49.4462 4.550 mg/kg BB 24.4333 15.10670 .914 -34.2596 83.1262 9.100 mg/kg BB 24.7833 15.10670 .908 -33.9096 83.4762 1.365 mg/kg BB 33.6833 15.10670 .663 -25.0096 92.3762 2.730 mg/kg BB 24.2589 15.10670 .917 -34.4340 82.9518 5.460 mg/kg BB 21.1178 15.10670 .960 -37.5751 79.8107
1.365 mg/kg BB Aquadest 40.3311 15.10670 .427 -18.3618 99.0240 Asetosal -42.9300 15.10670 .342 -101.6229 15.7629 4.550 mg/kg BB -9.2500 15.10670 1.000 -67.9429 49.4429 9.100 mg/kg BB -8.9000 15.10670 1.000 -67.5929 49.7929 18.200 mg/kg BB -33.6833 15.10670 .663 -92.3762 25.0096 2.730 mg/kg BB -9.4244 15.10670 1.000 -68.1174 49.2685 5.460 mg/kg BB -12.5656 15.10670 .998 -71.2585 46.1274
2.730 mg/kg BB Aquadest 49.7556 15.10670 .167 -8.9374 108.4485 Asetosal -33.5056 15.10670 .670 -92.1985 25.1874 4.550 mg/kg BB .1744 15.10670 1.000 -58.5185 58.8674 9.100 mg/kg BB .5244 15.10670 1.000 -58.1685 59.2174 18.200 mg/kg BB -24.2589 15.10670 .917 -82.9518 34.4340 1.365 mg/kg BB 9.4244 15.10670 1.000 -49.2685 68.1174 5.460 mg/kg BB -3.1411 15.10670 1.000 -61.8340 55.5518
5.460 mg/kg BB Aquadest 52.8967 15.10670 .113 -5.7962 111.5896 Asetosal -30.3644 15.10670 .772 -89.0574 28.3285 4.550 mg/kg BB 3.3156 15.10670 1.000 -55.3774 62.0085 9.100 mg/kg BB 3.6656 15.10670 1.000 -55.0274 62.3585 18.200 mg/kg BB -21.1178 15.10670 .960 -79.8107 37.5751 1.365 mg/kg BB 12.5656 15.10670 .998 -46.1274 71.2585 2.730 mg/kg BB 3.1411 15.10670 1.000 -55.5518 61.8340
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. *. The mean difference is significant at the 0,05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Homogeneous Subsets Daya
Scheffea,,b
Dosis N
Subset
1 2
Aquadest 9 -3.3300 1.365 mg/kg BB 9 37.0011 37.0011 9.100 mg/kg BB 9 45.9011 45.9011 4.550 mg/kg BB 9 46.2511 46.2511 2.730 mg/kg BB 9 46.4256 46.4256 5.460 mg/kg BB 9 49.5667 49.5667 18.200 mg/kg BB 9 70.6844 Asetosal 9 79.9311 Sig. .113 .342 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1026,955. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 9,000. b. Alpha = 0,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Lampiran 13. Data % perubahan dan hasil analisis statistiknya pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan
segar
Tabel XXI. Data % perubahan daya analgesik pada perlakuan jamu kunyit asam instan dan jamu kunyit ramuan segar
Kelompok
Perlakuan
Aquadest Asetosal Instan
4.550 mg/kg
Instan
9.100 mg/kg
Instan
18.200 mg/kg
Segar
1.365 mg/kg
Segar
2.730 mg/kg
Segar
5.460 mg/kg
I -94,76 3,49 -51,52 -10,26 9,40 -0,44 -4,37 -67,25
II -116,36 5,46 -22,04 19,22 11,36 -137,98 9,40 -51,52
III -98,69 -6,33 -25,99 11,36 3,49 1,53 -49,56 11,36
IV -92,79 9,40 -8,29 -8,29 15,29 -47,59 -159,60 -14,19
V -92,79 -2,40 -45,63 -126,20 -12,22 -96,72 7,42 -71,17
VI -141,91 13,32 -65,28 3,49 19,22 13,32 -12,22 3,49
VII -92,79 25,11 -57,42 -73,14 -47,59 -77,07 -55,45 -82,96
VIII -65,28 -20,08 13,32 -92,79 -55,45 -79,03 -51,52 -35,81
IX -104,58 -27,95 -116,36 -106,54 -47,59 -61,35 -61,35 -33,84
X±SE -99,99±6,91 0,002±5,49 -42,13±12,51 -42,57±18,86 -11,57±10,13 -53,93±16,92 -41,92±17,45 -37,99±11,12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Perubahan
N 71 Normal Parametersa,,b Mean -40.5083
Std. Deviation 46.94583 Most Extreme Differences Absolute .135
Positive .088 Negative -.135
Kolmogorov-Smirnov Z 1.138 Asymp. Sig. (2-tailed) .150 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Univariate Analysis of Variance
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelompok 1.00 aquadest 9
2.00 asetosal 9
3.00 instan 27
4.00 segar 26 Dosis 1.00 aquadest 9
2.00 asetosal 91 mg/kg BB
9
3.00 4.550 mg/kg BB 9 4.00 9.100 mg/kg BB 9 5.00 18.200 mg/kg BB 9 6.00 1.365 mg/kg BB 9 7.00 2.730 mg/kg BB 9 8.00 5.460 mg/kg BB 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Descriptive Statistics Dependent Variable:Perubahan
Kelompok Dosis Mean Std. Deviation N
aquadest aquadest -89.0778 40.38061 9
Total -89.0778 40.38061 9 asetosal asetosal 91 mg/kg BB -6.1100 23.65023 9
Total -6.1100 23.65023 9 instan 4.550 mg/kg BB -37.5500 38.73454 9
9.100 mg/kg BB -40.3878 58.33505 9 18.200 mg/kg BB -12.6589 29.69856 9 Total -30.1989 44.05954 27
segar 1.365 mg/kg BB -54.3622 50.26056 9 2.730 mg/kg BB -48.9033 50.88304 9 5.460 mg/kg BB -34.3300 33.68666 8 Total -46.3088 45.01442 26
Total aquadest -89.0778 40.38061 9 asetosal 91 mg/kg BB -6.1100 23.65023 9 4.550 mg/kg BB -37.5500 38.73454 9 9.100 mg/kg BB -40.3878 58.33505 9 18.200 mg/kg BB -12.6589 29.69856 9 1.365 mg/kg BB -54.3622 50.26056 9 2.730 mg/kg BB -48.9033 50.88304 9 5.460 mg/kg BB -34.3300 33.68666 8 Total -40.5083 46.94583 71
Levene's Test of Equality of Error Variancesa Dependent Variable:Perubahan
F df1 df2 Sig.
1.875 7 63 .089 Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is equal across groups. a. Design: Intercept + Kelompok + Dosis + Kelompok * Dosis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Tests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:Perubahan
Source Type III Sum of
Squares df Mean Square F Sig. Corrected Model 41606.378a 7 5943.768 3.324 .004 Intercept 115302.423 1 115302.423 64.473 .000 Kelompok .000 0 . . . Dosis 5981.771 4 1495.443 .836 .507 Kelompok * Dosis .000 0 . . . Error 112667.390 63 1788.371 Total 270779.313 71 Corrected Total 154273.768 70 a. R Squared = ,270 (Adjusted R Squared = ,189) Post Hoc Tests Kelompok
Multiple Comparisons Perubahan Scheffe
(I) Kelompok
(J) Kelompok
Mean Differenc
e (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound aquadest asetosal -82.9678* 19.93529 .001 -140.2332 -25.7024
instan -58.8789* 16.27710 .007 -105.6359 -12.1219 segar -42.7689 16.35517 .088 -89.7502 4.2123
asetosal aquadest 82.9678* 19.93529 .001 25.7024 140.2332 instan 24.0889 16.27710 .538 -22.6681 70.8459 segar 40.1988 16.35517 .121 -6.7824 87.1801
instan aquadest 58.8789* 16.27710 .007 12.1219 105.6359 asetosal -24.0889 16.27710 .538 -70.8459 22.6681 segar 16.1100 11.61979 .592 -17.2686 49.4885
segar aquadest 42.7689 16.35517 .088 -4.2123 89.7502 asetosal -40.1988 16.35517 .121 -87.1801 6.7824 instan -16.1100 11.61979 .592 -49.4885 17.2686
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Homogeneous Subsets
Perubahan Scheffea,,b,,c
Kelompok N
Subset
1 2
aquadest 9 -89.0778 segar 26 -46.3088 -46.3088 instan 27 -30.1989 asetosal 9 -6.1100 Sig. .087 .120 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 13,435. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.
Dosis
Multiple Comparisons Perubahan Scheffe
(I) Dosis (J) Dosis
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
aquadest asetosal 91 mg/kg BB -82.9678* 19.93529 .026 -160.4640 -5.4715
4.550 mg/kg BB -51.5278 19.93529 .472 -129.0240 25.9685
9.100 mg/kg BB -48.6900 19.93529 .549 -126.1863 28.8063
18.200 mg/kg BB -76.4189 19.93529 .056 -153.9151 1.0774
1.365 mg/kg BB -34.7156 19.93529 .878 -112.2118 42.7807
2.730 mg/kg BB -40.1744 19.93529 .769 -117.6707 37.3218
5.460 mg/kg BB -54.7478 20.54883 .430 -134.6291 25.1335 asetosal 91 mg/kg BB
aquadest 82.9678* 19.93529 .026 5.4715 160.4640 4.550 mg/kg BB 31.4400 19.93529 .924 -46.0563 108.9363 9.100 mg/kg BB 34.2778 19.93529 .885 -43.2185 111.7740 18.200 mg/kg BB 6.5489 19.93529 1.000 -70.9474 84.0451 1.365 mg/kg BB 48.2522 19.93529 .561 -29.2440 125.7485 2.730 mg/kg BB 42.7933 19.93529 .706 -34.7029 120.2896 5.460 mg/kg BB 28.2200 20.54883 .964 -51.6613 108.1013
4.550 mg/kg aquadest 51.5278 19.93529 .472 -25.9685 129.0240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
BB asetosal 91 mg/kg BB -31.4400 19.93529 .924 -108.9363 46.0563 9.100 mg/kg BB 2.8378 19.93529 1.000 -74.6585 80.3340 18.200 mg/kg BB -24.8911 19.93529 .979 -102.3874 52.6051 1.365 mg/kg BB 16.8122 19.93529 .998 -60.6840 94.3085 2.730 mg/kg BB 11.3533 19.93529 1.000 -66.1429 88.8496 5.460 mg/kg BB -3.2200 20.54883 1.000 -83.1013 76.6613
9.100 mg/kg BB
aquadest 48.6900 19.93529 .549 -28.8063 126.1863 asetosal 91 mg/kg BB -34.2778 19.93529 .885 -111.7740 43.2185 4.550 mg/kg BB -2.8378 19.93529 1.000 -80.3340 74.6585 18.200 mg/kg BB -27.7289 19.93529 .961 -105.2251 49.7674 1.365 mg/kg BB 13.9744 19.93529 .999 -63.5218 91.4707 2.730 mg/kg BB 8.5156 19.93529 1.000 -68.9807 86.0118 5.460 mg/kg BB -6.0578 20.54883 1.000 -85.9391 73.8235
18.200 mg/kg BB
aquadest 76.4189 19.93529 .056 -1.0774 153.9151 asetosal 91 mg/kg BB -6.5489 19.93529 1.000 -84.0451 70.9474 4.550 mg/kg BB 24.8911 19.93529 .979 -52.6051 102.3874 9.100 mg/kg BB 27.7289 19.93529 .961 -49.7674 105.2251 1.365 mg/kg BB 41.7033 19.93529 .733 -35.7929 119.1996 2.730 mg/kg BB 36.2444 19.93529 .851 -41.2518 113.7407 5.460 mg/kg BB 21.6711 20.54883 .992 -58.2102 101.5524
1.365 mg/kg BB
aquadest 34.7156 19.93529 .878 -42.7807 112.2118 asetosal 91 mg/kg BB -48.2522 19.93529 .561 -125.7485 29.2440 4.550 mg/kg BB -16.8122 19.93529 .998 -94.3085 60.6840 9.100 mg/kg BB -13.9744 19.93529 .999 -91.4707 63.5218 18.200 mg/kg BB -41.7033 19.93529 .733 -119.1996 35.7929 2.730 mg/kg BB -5.4589 19.93529 1.000 -82.9551 72.0374 5.460 mg/kg BB -20.0322 20.54883 .995 -99.9135 59.8491
2.730 mg/kg BB
aquadest 40.1744 19.93529 .769 -37.3218 117.6707 asetosal 91 mg/kg BB -42.7933 19.93529 .706 -120.2896 34.7029 4.550 mg/kg BB -11.3533 19.93529 1.000 -88.8496 66.1429 9.100 mg/kg BB -8.5156 19.93529 1.000 -86.0118 68.9807 18.200 mg/kg BB -36.2444 19.93529 .851 -113.7407 41.2518 1.365 mg/kg BB 5.4589 19.93529 1.000 -72.0374 82.9551 5.460 mg/kg BB -14.5733 20.54883 .999 -94.4546 65.3080
5.460 mg/kg BB
aquadest 54.7478 20.54883 .430 -25.1335 134.6291 asetosal 91 mg/kg BB -28.2200 20.54883 .964 -108.1013 51.6613 4.550 mg/kg BB 3.2200 20.54883 1.000 -76.6613 83.1013 9.100 mg/kg BB 6.0578 20.54883 1.000 -73.8235 85.9391 18.200 mg/kg BB -21.6711 20.54883 .992 -101.5524 58.2102 1.365 mg/kg BB 20.0322 20.54883 .995 -59.8491 99.9135 2.730 mg/kg BB 14.5733 20.54883 .999 -65.3080 94.4546
Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. *. The mean difference is significant at the ,05 level.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Homogeneous Subsets
Perubahan Scheffea,,b,,c
Dosis N
Subset
1 2
aquadest 9 -89.0778 1.365 mg/kg BB 9 -54.3622 -54.3622 2.730 mg/kg BB 9 -48.9033 -48.9033 9.100 mg/kg BB 9 -40.3878 -40.3878 4.550 mg/kg BB 9 -37.5500 -37.5500 5.460 mg/kg BB 8 -34.3300 -34.3300 18.200 mg/kg BB 9 -12.6589 -12.6589 asetosal 91 mg/kg BB 9 -6.1100
Sig. .060 .571
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is Mean Square(Error) = 1788,371. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 8,862. b. The group sizes are unequal. The harmonic mean of the group sizes is used. Type I error levels are not guaranteed. c. Alpha = ,05.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
BIOGRAFI PENULIS
Yogyakarta pada tahun 2005. Penulis, semasa kuliah pernah menjadi anggota
Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) pada tahun 2005, panitia
TITRASI tahun 2006, Panitia Dies Natalis XII Fakultas Farmasi tahun 2007, dan
asisten praktikum Analisis Sediaan Obat Tradisional.
Penulis lahir pada tanggal 25 Juli 1987 di Wonosari,
Gunungkidul, Yogyakarta. Anak pertama dari Bapak
Tugimin dan Ibu Agnes Windarti. Penulis telah
menyelesaikan masa studinya di TK Kanisius St.
Agnes Beji pada tahun 1991 sampai tahun 1993, SD
Kanisius Beji pada tahun 1993 sampai tahun 1999,
SLTP Negeri 2 Playen pada tahun 1999 sampai tahun
2002, kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 1
Wonosari pada tahun 2002 sampai tahun 2005 dan
kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI