UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI MA’ARIF GLAGAHOMBO, SUCEN, SALAM,
MAGELANG
SkripsiDi Ajukan Kepada Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaUntuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata SatuDalam Ilmu Kependidikan Islam
Disusun Oleh :
Aan Fatkhurohman0147 0818
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2005
i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Aan Fatkhurohman
NIM : 0147 0818
Jurusan : Kependidikan Islam
Fakultas : Tarbiyah
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya ini ( tidak terdapat
karya yang diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di perguruan tinggi dan
skripsi saya ini ) adalah asli hasil karya atau penelitian saya sendiri dan bukan
plagiasi dari hasil karya orang lain.
Yogyakarta, 31 Maret 2005
Yang Menyatakan
Aan Fatkhurohman
NIM.01470818
ii
Drs. Misbah Ulmunir, M.SiDosen Fakultas TarbiyahUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Skripsi Saudara Aan Fatkhurohman
Lamp : - Kepada Yang Terhormat Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Setelah melalui proses bimbingan, arahan dan koreksian baik dari segi isi maupun
teknik penulisan terhadap skripsi saudara :
Nama : Aan Fatkhurohman
NIM : 0147 0818
Jurusan : Kependidikan Islam
Judul : Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa
Di MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang.
Maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara tersebut dapat
diajukan dalam waktu dekat ke Sidang Munaqasyah Fakultas Tarbiyah UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Demikian harapan kami dan atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 31 Maret 2005
Pembimbing
Drs. Misbah Ulmunir, M.SiNIP. 150 259 972
iii
Drs. Suismanto, M.Ag.Dosen Fakultas TarbiyahUIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
NOTA DINAS KONSULTAN
Hal : Skripsi Saudara Aan Fatkhurohman
Kepada Yang Terhormat Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Di Yogyakarta
Assalamu’alaikum Wr.Wb
.
Setelah membaca, meneliti, mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya,
kami selaku konsultan berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama : Aan Fatkhurohman
NIM : 0147 0818
Jurusan : Kependidikan Islam
Judul : Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa
Di MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang.
Sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
strata satu pada Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Selanjutnya
kami mengharapkan semoga skripsi tersebut disyahkan oleh Dewan Munaqasyah.
Demikian harapan kami dan atas perhatiannya diucapkan banyak terima kasih.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 25 April 2005
Konsultan
Drs. Suismanto, M.Ag. NIP. 150 277 410
iv
DEPARTEMEN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAFAKULTAS TARBIYAHJln. Laksda Adi Sucipto, Telp. : (0274) 513056, Fax. (0274) 519734 Yogyakarta 55281
PENGESAHANNomor : IN/I/DT/PP.01.1/21/ 2005
Skripsi dengan judul : Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Di MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang.
Yang dipersiapkan dan disusun oleh :
Aan FatkhurohmanNIM : 0147 0818
Telah dimunaqasyahkan pada : Hari : Selasa Tanggal : 19 April 2005 Dan dinyatakan telah diterima oleh Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
SIDANG DEWAN MUNAQASYAH
Ketua Sidang Sekretaris Sidang
Drs. M. Jamroh Latief, M.Si Drs. Misbah Ulmunir, M.Si NIP. 150 223 031 NIP. 150 264 112
Pembimbing Skripsi
Drs. Misbah Ulmunir, M.Si NIP. 150 264 112
Penguji I Penguji II
Drs. H. Hamruni, M.Si. Drs. Suismanto, M.Ag NIP. 150 223 029 NIP. 150 277 410.
Yogyakarta, 28 April 2005UIN SUNAN KALIJAGAFAKULTAS TARBIYAH
DEKAN
Drs. H. Rahmat, M.PdNIP. 150 037 930
v
MOTTO
معت ق��ال عنهما الل��ه رضي عمر ابن وعن ول س�� رس��
لى الله لم علي��ه الل��ه ص� ول وس�� وكلكم راع : كلكم يق��
)عليه متفق)……… رعيته عن مسئول
Artinya : “Dari Ibnu Umar ra., ia berkata : saya mendengar Rasulullah saw. bersabda : Kalian adalah pemimpin, yang akan dimintai pertanggung jawaban………………”1
1 Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Amani,1999), hal. 603
vi
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan
kepada :
Almamaterku
Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga
Yogyakarta
vii
Abstrak
AAN FATKHUROHMAN, Posisi kepala sekolah sebagai leader, manajer, administrator dan supervisor suatu lembaga pendidikan membutuhkan profesionalisme dari profesi tersebut. Hal ini menuntut suatu mekanisme baru seperti pendidikan khusus untuk calon kepala sekolah. Oleh karena itu pengangkatan kepala sekolah yang selama ini berdasarkan pengalaman menjadi guru yang cukup lama, semestinya dilengkapi dengan pendidikan yang dikhususkan untuk kepala sekolah.
MI Ma’arif Glagahombo adalah lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang ikut berperan dalam membimbing generasi muda Islam untuk menjadi hamba yang mampu menjalankan tugas hidup di dunia. Kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam di lembaga pendidikan tersebut bertanggung jawab atas kepercayaan orang tua siswa untuk melanjutkan pendidikan yang belum terselesaikan oleh mereka. Siswa berprestasi adalah salah satu harapan orang tua dan dunia pendidikan, maka dari itu kepala sekolah yang profesional senantiasa berupaya untuk meningkatkan prestasi siswa.
Kerjasama yang baik dalam lembaga pendidikan di MI Ma’arif Glagahombo diprediksi dapat meningkatkan prestasi siswa. Hal ini dikarenakan kepala sekolah selaku leader, manajer, administrator, dan supervisor tidak dapat dengan sendirinya mencetak siswa berprestasi tanpa bantuan guru pendidikan agama Islam. Maka dari itulah dalam skripsi ini akan dibahas bagaimana kinerja kepala sekolah berkaitan dengan tugasnya sebagai leader, manajer, adminitrator dan supervisor di MI Ma’arif Glagahombo.
Jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian kualitatif, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel bertujuan (purposive sampling). Yang menjadi salah satu ciri sampel bertujuan adalah: dari mana atau dari siapa pengambilan sampel itu dimulai tidak menjadi persoalan, tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka pemilihan berikutnya bergantung pada apa keperluan peneliti. Kemudian yang menjadi subyek penelitian adalah kepala sekolah, guru dan siswa sedangkan populasinya adalah seluruh komponen yang ada di MI Ma’arif Glagahombo.
Dari penelitian yang penulis lakukan, maka dapat diketahui bagaimana kinerja kepala sekolah MI Ma’arif Glagahombo berpengaruh terhadap peningkatan prestasi siswa. Prestasi tersebut dapat berupa prestasi akademik maupun prestasi non akademik. Prestasi akademik adalah prestasi yang berkaitan dengan hasil evaluasi mata pelajaran seperti; nilai hasil belajar siswa dalam UAM 5 tahun terakhir. Sedangkan prestasi non akademik dapat berupa perlombaan-perlombaan yang diikuti oleh siswa MI Ma’arif Glagahombo seperti; Tilawatil Qur’an, Olah Raga dan Pramuka.
Dalam peningkatan prestasi tersebut kepala sekolah MI Ma’arif Glagahombo telah melaksanakan upaya formal dan non formal. Upaya formal dapat berupa kegiatan les atau remedial teching. Sedangkan untuk upaya non formal dapat berupa kegiatan do’a bersama (mujahadah) dengan masyarakat terutama orang tua siswa. Berdasarkan upaya tersebut, prestasi siswa MI Ma’arif Glagahombo saat ini cukup memuaskan baik akademik maupun non akademik.
viii
KATA PENGANTAR
حمن الله بسم الر حيم الرذى لله الحمد اإليمان بنعمة انعمنا ال الم واإلس!! هد ان . اش!! إل!!ه ال
الله إال هد ول محمدا ان واش!! الة الل!ه رس!! الم . والص! على والس!رف !!اء اش!! لين األنبي دنا والمرس!! ي !!ه وعلى محمد س!! حبه أل وص!! . أما أجمعين . بعد
Alhamdulillah, puji dan syukur senantiasa penulis haturkan ke hadirat
Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Shalawat serta salam senantiasa tersanjungkan kepada nabi agung
Muhammad SAW yang telah menjadi palita dunia dalam menyebarkan syari’at
yang diamanahkan Allah kepadannya untuk ummatnya.
Meskipun penulisan skripsi ini baru merupakan tahap awal dari sebuah
perjalanan panjang cita-cita akademis, namun penulis berharap semoga karya
ilmiah ini mempunyai nilai kemanfaatan yang luas bagi perkembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu Kependidikan Islam.
Keseluruhan proses penyusunan karya ilmiah ini telah melibatkan berbagai
pihak. Oleh karena itu, melalui pengantar ini penyusun haturkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Drs. Rahmat, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan
pengarahan dan masukan terhadap penentuan judul skripsi ini.
2. Drs. M. Jamroh Latief, M.Si selaku Ketua Jurusan Kependidikan Islam.
ix
3. Drs. Misbah Ulmunir, M.Si, sebagai pembimbing yang dengan sabar
membaca, mengoreksi dan memberikan bimbingan kepada penulis hingga
terselesaikannya penulisan skripsi ini.
4. Bapak, Ibu, Bapak Suwardi, Ibu Murohibah, Mas Yusuf, Mbak Istik,
Farid, Adik-adikku tercinta dan semua keluarga yang telah memberikan
dukungan baik moril maupun materil kepada penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
5. Istriku tercinta Rofatul Ma’nani Sabqiyyah, yang dengan kesabarannya
terus membantu dan memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Dan
untuk teman-temanku yang selalu memberikan dukungan dan do’a yaitu Eka,
Lilik, Muji, Syahrul, Zuri, Desy, Asma’, Nawal dan semua teman-teman KI
angkatan 2001.
Semoga jasa-jasa mereka mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT. Amiin.
Yogyakarta, 26 Februari 2005
Penulis
Aan Fatkhurohman
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………………………………………………………… i
Pernyataan Keaslian Skripsi .…………………………………………. ii
Nota Dinas Pembimbing………………………………………………. iii
Nota Dinas Konsultan ………………………………………………… iv
Halaman Pengesahan …………………………………………………. v
Motto ………………………………………………………………….. vi
Persembahan …………………………………………………………... vii
Abstraksi ……………………………………………………………… viii
Kata Pengantar ………………………………………………………… ix
Daftar Isi ………………………………………………………………. xi
BAB I. PENDAHULUAN
A. Penegasan Istilah
…………………………………………. 1
B. Latar Belakang Masalah ………………………………….
4
C. Rumusan Masalah ………………………………………..
11
D. Alasan Pemilihan Judul …………………………………..
11
E. Tujuan dan Kegunaan penelitian …………………………
12
xi
F. Telaah Pustaka
…………………………………………… 13
G. Kerangka Teoritik
………………………………………... 14
H. Metode Penelitian
………………………………………… 23
I. Sistematika Pembahasan …....…………………………….. 27
BAB II. GAMBARAN UMUM MI MA’ARIF GLAGAHOMBO,
SUCEN, SALAM, MAGELANG…………………………….. 29
A. Letak Geografis ……………………………………………
29
B. Sejarah Singkat Berdirinya ………………………………..
31
C. Struktur Organisasi ………………………………………..
35
D. Keadaan Guru dan Siswa …………………………….……
44
E. Sarana dan Prasarana ………………………………………
48
BAB III. UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN
PRESTASI SISWA DI MI MA’ARIF GLAGAHOMBO,
SUCEN, SALAM, MAGELANG…………………………….. 53
xii
A. Kinerja Kepala Sekolah Dalam Mengelola Pendidikan…….
53
1. Karakteristik Kepala Sekolah
Profesional……………… 53
2. Kepala Sekolah Sebagai Leader
……………………….. 58
3. Kepala Sekolah Sebagai Manajer
……………………… 61
4. Kepala Sekolah Sebagai Administrator
………………... 67
5. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
…………………….. 73
B. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa
53
1. Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi
siswa
secara formal ……………………………………………. 76
2. Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi
siswa
secara Non formal ……………………………………… 77
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Upaya
peningkatan
prestasi di MI Ma’arif Glagahombo ……………………. 78
xiii
C. Prestasi Yang Dicapai Siswa ………………………………..
79
1. Prestasi yang bersifat akademik
………………………… 80
2. Prestasi yang bersifat non akademik
……………………. 81
BAB IV. PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………
85
B. Saran-saran ………………………………………………….
88
C. Kata Penutup ………………………………………………. 89
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL I Susunan Pengurus MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam,
Magelang………………………………………………….. 35
TABEL II Struktur Organisasi Mi Ma’arif Glagahombo …………….. 37
TABEL III Struktur Organisasi UKS …………………………… ……. 41
TABEL IV Daftar Personal Guru MI Ma’arif Glagahombo Tahun Ajaran
2004 / 2005 ………………………..………………………. 44
TABEL V Keadaan Siswa MI Ma’arif Glagahombo Dari Tahun
2000-2005 …………………………………...…………….. 45
TABEL VI Prosentase Kelulusan Siswa Dari Tahun 2000-2005………. 46
TABEL VII Data Inventaris Yang Dimiliki MI Ma’arif Glagahombo….. . 51
TABEL VIII Nilai rata-rata ujian akhir siswa dari tahun 2000-2004 …….. 82
UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI MA’ARIF GLAGAHOMBO, SUCEN, SALAM,
MAGELANG
xv
SkripsiDi Ajukan Kepada Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga YogyakartaUntuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Strata SatuDalam Ilmu Pendidikan Islam
Disusun Oleh :
Aan Fatkhurohman0147 0818
JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2005
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dan
kekeliruan dalam menginterpretasikan judul ini, yaitu “UPAYA KEPALA
SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI
MA’ARIF GLAGAHOMBO, SUCEN, SALAM, MAGELANG“ maka ada
beberapa istilah yang perlu dijelaskan. Adapun istilah-istilah tersebut adalah:
1. Upaya
Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud,
akal, ikhtiar.2 Dalam pembahasan ini menjelaskan tentang upaya apa saja
yang ditempuh oleh Kepala Sekolah untuk mencapai keberhasilan atau
prestasi dalam pendidikan di MI Ma’arif Glagahombo.
2. Kepala Sekolah
Kepala Sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang direkrut
sekolah untuk mengelola segala kegiatan di sekolah sesuai dengan
kebijakan yang ditetapkan. Secara teoritis istilah “kepala” mempunyai
pengertian yang tidak sama dengan istilah “pemimpin”, namun dalam
prakteknya keduanya dipahami dalam makna yang identik.3
Adapun perbedaan pemimpin dengan kepala adalah pada seorang
pemimpin lebih menonjol faktor kewibawaannya, sedangkan pada kepala
2 W.J.S. Poerwodarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 1132
3 M. Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hal. 62
xvii
lebih menonjol faktor kekuasaannya. Kepala yang baik adalah yang
memiliki persyaratan kepemimpinan. Sedangkan pemimpin akan lebih
efektif kalau ia juga memiliki kekuasaan.4
Jadi jelas bahwa secara teoritis memang keduanya ada sedikit
perbedaan tetapi dalam prakteknya keduanya mempunyai makna yang
identik dan tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya.
3. Meningkatkan
Kata meningkatkan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah
menaikkan (derajad, taraf, dan sebagainya).5 Dapat dipahami juga sebagai
suatu perubahan misalnya dari bawah ke atas, dari rendah ke tinggi, dari
kemunduran menuju kemajuan dan lain sebagainya.
4. Prestasi
Kata prestasi adalah hasil yang telah dicapai.6 Yang dimaksud
prestasi dalam pembahasan ini adalah sesuatu nilai lebih yang telah diraih
oleh siswa MI Ma’arif Glagahombo baik secara akademik maupun non
akademik. Secara akademik prestasi atau keberhasilan biasanya diukur
dengan evaluasi. Evaluasi artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program.
Sedangkan prestasi non akademik adalah prestasi yang diraih siswa
MI Ma’arif Glagahombo di luar kegiatan akademik misalnya prestasi
dalam bidang PORSENI atau yang lainnya.
4 Ahmad Gazali dan Syamsuddin BA, Administrasi Sekolah, (Jakarta, Cahya Budi, 1997) hal.35
5 W.J.S. Poerwodarminto, op.cit, .hal. 10786 Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arloka,
1994), hal. 275
xviii
5. Siswa
Dalam Bahasa Arab kata siswa biasa dipakai م ,المتعل لميذ الت dan
.الطالب Adanya berbagai istilah itu, pada hakikatnya tidaklah
mengandung perbedaan-perbedaan yang prinsipil, sehingga bisa dipakai
salah satu dari istilah-istilah tersebut ataupun dipergunakan secara
berganti-ganti.7
Sedangkan dalam Bahasa Indonesia siswa dikenal berbagai istilah
yang lain yaitu anak didik, murid, pelajar dan lain-lain.
Di dalam UU SISDIKNAS siswa/peserta didik adalah “anggota
masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.”8
6. MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang.
MI Ma’arif Glagahombo merupakan suatu bentuk lembaga
pendidikan dasar yang merupakan salah satu pendidikan formal dan berada
di bawah naungan Departemen Agama.
Madrasah ini dikelola oleh yayasan Ma’arif, sehingga disebut
dengan MI Ma’arif. Karena terletak di Dusun Glagahombo, Desa Sucen,
Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang maka madrasah ini dikenal
dengan nama MI Ma’arif Glagahombo.
7 H. Abu Tauhied dan Drs. H. Mangun Budiyanto, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sekretariat Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, 1990), hal. 57
8 Pasal 1 Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Dan Penjelasannya, hal. 9
xix
Madrasah ini menekankan ilmu-ilmu keagamaan secara
komprehensif, namun tidak mengabaikan ilmu-ilmu umum lainnya.
Berdasarkan penegasan istilah yang telah dipaparkan di atas maka
skripsi yang berjudul “ UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM
MENINGKATKAN PRESTASI SISWA DI MI MA’ARIF GLAGAHOMBO,
SUCEN, SALAM, MAGELANG” adalah sebuah penelitian yang membahas
tentang kinerja Kepala Sekolah secara profesional dalam upaya meningkatkan
prestasi siswa dan kebijakan-kebijakan apa saja yang dilakukan Kepala
Sekolah dalam mengelola dan meningkatkan mutu pendidikan di MI Ma’arif
Glagahombo.
B. Latar Belakang Masalah
Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan
teknologi yang semakin hari semakin pesat perkembangannya sehingga
menuntut perubahan yang mendasar dalam berbagai bidang baik politik,
ekonomi, budaya dan termasuk pendidikan. Inilah tantangan mutakhir
manusia abad ini yang perlu diberi jawaban oleh lembaga kependidikan kita,
terutama lembaga kependidikan Islam dimana norma-norma agama senantiasa
dijadikan sumber pegangan.9
Dalam pendidikan perubahan tersebut menuntut berbagai tugas yang
harus dikerjakan secara ekstra oleh para tenaga kependidikan sesuai dengan
peran dan fungsinya masing-masing, mulai dari tingkat yang atas sampai
ketingkat yang rendah. 9 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 43
xx
Demikian pula dampak perubahan yang terjadi di masyarakat secara
otomatis akan terefleksi dalam kehidupan sekolah, karena sekolah merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat. Hal yang perlu diingat adalah
bahwa semua persoalan dan perubahan yang terjadi di masyarakat itu berada
di “depan pintu” sekolah, karena sekolah berada di titik sentral suatu
masyarakat.
Sama halnya dengan keadaan MI Ma’arif Glagahombo yang berada di
tengah-tengah masyarakat dan menjadi tumpuan masyarakat sekitarnya dalam
menghadapi berbagai fenomena perubahan yang terjadi.
Problem-problem sosial yang menuntut pemecahan kepada lembaga
adalah justru menghidupkan tugas dan fungsi lembaga kependidikan itu
sendiri, mengingat lembaga itu merupakan pula lembaga kemasyarakatan yang
berfungsi sebagai “agent of social change”.10
Dalam hal ini masyarakat hanya bisa menggantungkan diri pada
sekolah sebagai tempat untuk membelajarkan anak-anaknya yang kemudian
makin mempertinggi harapan masyarakat atas peran sekolah. Sehingga wajar
apabila semakin lama semakin besar tuntutan masyarakat akan pendidikan
yang berharap semakin mampu melayani kebutuhan mereka.
Apabila di atas disebutkan bahwa titik sentral masyarakat adalah
sekolah, maka Kepala Sekolah berada di titik paling sentral dalam kehidupan
sekolah. Keberhasilan atau kegagalan suatu sekolah dalam menampilkan
kinerjanya secara memuaskan banyak tergantung pada kualitas kepemimpinan
kepala sekolah. Demikian juga seorang Kepala Sekolah mempunyai peranan 10 Ibid, hal.45
xxi
pimpinan yang sangat berpengaruh di lingkungan yang menjadi tanggung
jawabnya.11
Sebagai seorang yang menjadi panutan di lingkungan pendidikan,
maka kepala sekolah harus bisa menunjukkan sikap yang bijaksana dengan
tidak semena-mena terhadap bawahannya. Dalam Al-Qur’an Surat Asy
Syu’araa’ ayat 215 Allah berfirman:
بعك لمن جناحك واخفض . منين المؤ من ات“ Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu,
yaitu orang-orang yang beriman”.12
Dalam hal ini sejauh manakah Kepala Sekolah MI Ma’arif
Glagahombo mampu menampilkan kepemimpinan yang baik sehingga
berpengaruh langsung terhadap kinerja sekolah yaitu iklim kehidupan sekolah,
etos belajar, semangat kerja guru, dan prestasi belajar siswa.
Dengan tipe, model atau gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh
Kepala Sekolah MI Ma’arif Glagahombo di sini secara tidak langsung akan
menentukan keberhasilan apakah upaya peningkatan prestasi siswa di MI
Ma’arif Glagahombo dapat terwujudkan.
Selain itu untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan
yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah yang
profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, serta evaluasi
terhadap berbagai kebijakan dan perubahan.
11 M. Ngalim Purwanto, MP, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hal. 73
12 Imam Nawawi, Terjemah Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Pustaka Amani,1999), hal. 603
xxii
Tidak mudah untuk menjadi Kepala Sekolah yang profesional, banyak
hal yang harus dipahami, banyak masalah yang harus dipecahkan dan banyak
pula strategi yang harus dikuasai. Salah satu faktor yang menghambat tumbuh
kembangnya Kepala Sekolah profesional adalah pengangkatan Kepala
Sekolah yang belum transparan.
Hasil kajian menunjukkan bahwa pengangkatan Kepala Sekolah pada
saat ini belum atau tidak melibatkan pihak-pihak masyarakat atau dunia kerja.
Keputusan pemerintah mengenai jabatan Kepala Sekolah selama empat tahun
dan setelah itu dapat dipilih kembali untuk satu periode berikutnya juga belum
dapat dilaksanakan.13
Fenomena yang ada mengenai pengangkatan terhadap Kepala Sekolah
pada saat ini masih didasarkan pada pengalaman menjadi guru atau lamanya
menjadi guru. Hal ini memang dirasa tidak adil, karena untuk menjadi Kepala
Sekolah yang profesioanal perlu dimulai dengan pengangkatan yang
profesional pula.
Demikian pula dengan masa jabatan menjadi Kepala Sekolah, yang
tidak saatnya lagi menjadi Kepala Sekolah seumur hidup. Banyak ahli yang
berpendapat bahwa kegairahan dan semangat kerja seseorang dalam
memangku jabatan atau pekerjaan dapat mencapi titik kulminasi antara tahun
kedua dan kelima dari masa jabatannya.
Hal ini menunjukkan kepada kita bahwa suatu jabatan yang lebih dari
lima tahun akan menimbulkan kebosanan bagi si pejabat, yang selanjutnya
13 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hal. 74.
xxiii
menyebabkan kemerosotan dan makin berkurangnya hasil kerja.14 Kepala
Sekolah perlu dipilih dan menduduki pada masa jabatannya dalam kurun
waktu tertentu, dan setelah itu dilakukan lagi pemilihan Kepala Sekolah yang
baru yang kemudian Kepala Sekolah yang lama kembali menjadi guru.
Karena memang pada hakekatnya Kepala Sekolah merupakan guru
yang mendapatkan tugas tambahan dan diberikan kesempatan untuk
mengelola suatu lembaga pendidikan. Jadi di sini kedudukan kepala sekolah
dan guru sebagai tenaga kependidikan adalah sama yaitu bagaimana upaya
untuk meningkatkan prestasi siswa dalam pendidikan.
Dalam kaitannya masalah peningkatan prestasi siswa di MI Ma’arif
Glagahombo, peran Kepala Sekolah di sini merupakan kunci utama dalam
menjalankan tugasnya sebagai pemimpin pendidikan. Seperti apakah model
kepemimpinannya atau gaya kepemimpinannya sehingga Kepala Sekolah
mempunyai strategi apa saja untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang
salah satunya adalah ditandai dengan meningkatnya prestasi siswa.
Sebagai pendidikan formal MI Ma’arif Glagahombo mempunyai
potensi untuk berkembang sebagai lembaga pendidikan yang mampu bersaing
dengan lembaga pendidikan lainnya. Hal tersebut tentunya tidak terlepas dari
peranan kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai
pemimpin pendidikan.
Sebagai pemimpin formal Kepala Sekolah MI Ma’arif Glagahombo
juga bertanggung jawab atas tercapainya tujuan pendidikan dengan melalui
upaya peningkatan profesionalisme tenaga kependidikan kearah peningkatan 14 M. Ngalim Purwanto, MP, op. cit, hal. 99.
xxiv
prestasi belajar siswa. Untuk itu Kepala Sekolah bertugas melaksanakan
fungsi-fungsi kepemimpinan, baik yang berhubungan dengan pencapaian
tujuan pendidikan, maupun penciptaan iklim sekolah yang kondusif bagi
terlaksananya proses pendidikan secara efektif dan efisien.
Efektif dalam pendidikan dapat dilihat dari sudut prestasinya dan dapat
dilihat pula dari sudut proses pendidikan yang meliputi kegairahan atau
motivasi belajar yang tinggi pada peserta didik. Sedangkan efisien dalam
pendidikan dimaksudkan bahwa dengan memanfaatkan tenaga, fasilitas, dana,
dan waktu sedikit mungkin mampu menghasilkan banyak, relevan dan banyak
bernilai ekonomi tinggi.
Demi tercapainya mutu pendidikan yang diharapkan, Kepala Sekolah
juga harus mampu meningkatkan kinerja tenaga kependidikan dalam
mewujudkan prestasi belajar siswa. Selain itu Kepala Sekolah harus mampu
berperan ganda sebagai educator (pendidik).
Salah satu upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan
kinerja tenaga kependidikan adalah dengan mengikutsertakan para guru dalam
dalam penataran-penataran, lokakarya, inservice training atau yang lainnya,
yang mana berfungsi untuk menambah wawasan bagi guru dan juga
memberikan kesempatan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya, yang nantinya akan bermanfaat pada peningkatan mengajar
yang profesional.
Kerjasama yang baik antar personal tenaga kependidikan di MI
Ma’arif Glagahombo ataupun menjalin kerjasama dengan orang tua siswa dan
xxv
elemen masyarakat sekitarnya juga merupakan salah satu bukti bahwa
disitulah salah satu upaya yang dilakukan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan prestasi siswa.
Banyak faktor lagi yang mendukung untuk tercapainya prestasi siswa,
yaitu faktor internal siswa misalnya termasuk juga aspek psikologi yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun,
diantara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih
esensial itu adalah sebagai berikut: 1) tingkat kecerdasan / inteligensi siswa; 2)
sikap siswa; 3) bakat siswa; 4) minat; 5) motivasi.15
Hal lain yang harus diperhatikan dalam meningkatkan prestasi siswa di
MI Ma’arif Glagahombo adalah berbagai usaha yang dilakukan Kepala
Sekolah untuk menumbuhkan kepercayaan diri kepada anak, mengembangkan
cara belajar dan menumbuhkan tujuan belajar di lingkungan sekolah. Hal itu
merupakan kunci sukses bagi anak didik untuk meraih prestasi yang
membanggakan dan juga membimbing untuk meraih apa yang dicita-citakan.
Namun dari beberapa faktor diatas baik faktor psikologis/rohaniah atau
faktor lainnya tidak bisa lepas dari kebijakan lainnya yang dilakukan kepala
sekolah dalam menjalankan tugasnya yaitu mengelola pendidikan di MI
Ma’arif Galagahombo.
Oleh sebab itu penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh lagi tentang
upaya apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam meningkatkan prestasi
15 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2002), hal. 133
xxvi
siswa di MI Ma’arif Glagahombo, dan prestasi apa saja yang telah diraih oleh
siswa MI Ma’arif Glagahombo.
C. Rumusan Masalah
Melihat dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
dapat dirumusan beberapa permasalahan, antara lain:
1. Bagaimanakah kinerja Kepala Sekolah dalam megelola pendidikan
di MI Ma’arif Glagahombo?
2. Upaya apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah dalam
meningkatkan prestasi siswa di MI Ma’arif Glagahombo pada tahun 2000-
2005?
3. Prestasi apa saja yang telah dicapai siswa MI Ma’arif
Glagahombo?
D. Alasan Pemilihan Judul
Yang menjadi alasan penulis untuk mengangkat judul tersebut antara
lain adalah:
1. Mengetahui kinerja Kepala Sekolah dalam mengelola pendidikan di MI
Ma’arif Glagahombo.
2. Memberikan kejelasan tentang upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan
prestasi siswa MI Ma’arif Glagahombo.
xxvii
3. MI Ma’arif Glagahombo merupakan pendidikan Islam yang berpotensi
untuk berkembang dan mampu untuk bersaing dengan lembaga pendidikan
lainnya.
E. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian.
Berpijak dari rumusan masalah yang telah penulis tentukan, maka
tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja Kepala Sekolah sebagai pemimpin
pendidikan dalam mengelola pendidikan di MI Ma’arif Glagahombo .
2. Untuk mengetahui upaya apa saja yang dilakukan Kepala Sekolah
dalam meningkatkan prestasi siswa di MI Ma’arif Glagahombo.
3. Untuk mengetahui prestasi siswa MI Ma’arif Glagahombo baik
yang bersifat akademik maupun non akademik.
Apabila penelitian yang dilakukan oleh penulis sesuai dengan apa yang
direncanakan, maka dapat berguna:
1. Untuk memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada
MI Ma’arif Glagahombo.
2. Memberikan kontribusi kepada MI Ma’arif Glagahombo sebagai cermin
dari apa yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah dalam meningkatkan
prestasi siswa.
3. Untuk menambah wawasan keilmuan bagi penulis khususnya dan untuk
masyarakat pada umumnya.
xxviii
F. Telaah Pustaka
Setelah penulis mengadakan pengamatan, ternyata ada skripsi yang
berhubungan dengan skripsi penulis, antara lain:
1. Peranan Kepala Madrasah Sebagai Supervisor Pendidikan Dalam
Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Di Madrasah Tsanawiyah
Hasyim Asy’ari Bangsari, Jepara, yang ditulis oleh Elif Zuli Astuti. Dalam
skripsi tersebut membahas mengenai peran Kepala Madrasah dalam
meningkatkan kompetensi profesional guru sesuai dengan tugasnya
sebagai supervisor pendidikan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa Dan
Cara Mengatasinya ditulis oleh Budi Asy’ari. Dalam skripsi tersebut
pembahasannya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi yang
telah dicapai siswa setelah belajar dan bagaimana mengatasi faktor/unsur
yang menyebabkan prestasi siswa dan juga dijelaskan usaha apa saja yang
dilakukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.
Letak perbedaan skripsi yang penulis buat dengan skripsi yang ada
diatas adalah terletak pada sosok Kepala Sekolah yang profesional yang
mampu mengelola pendidikan dengan baik, dan upaya apa saja yang telah
dilakukan oleh Kepala Sekolah tersebut dalam meningkatkan prestasi siswa
serta hasil yang diperoleh siswa MI Ma’arif Glagahombo.
Adapun beberapa buku yang menjadi pegangan dan sebagai buku
primer bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, antara lain adalah:
xxix
1. Menjadi Kepala Sekolah Profesional karangan Dr. E. Mulyasa, M. Pd,
Dalam buku tersebut membahas tentang Profesionalisme Kepala Sekolah
dalam konteks menyukseskan MBS dan KBK.
2. Kiat Mengajak Anak Belajar Dan Berprestasi karya Drs. Hendra Surya.
Dalam bagian buku tersebut membahas tentang mendorong anak untuk
berprestasi dalam belajar.
3. Inovasi Pendidikan karya Prof. Dr. Sudarwan Danim. Dalam buku tersebut
membahas tentang upaya peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan.
G. Kerangka Teoritik
1. Kepala Sekolah yang profesional
Berbicara tentang profesi akan melibatkan berbagai istilah lainnya
yang saling berkaitan, antara lain profesional, profesionalisasi dan
profesionalisme.
Profesionalisme berasal dari kata ”profesi” yang menunjukkan pada
suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan
kesetiaan terhadap profesi. Suatu profesi secara teoritik tidak bisa dilakukan
oleh sembarang orang yang tidak dilatih atau disiapkan untuk itu.
Profesional menunjukkan pada dua hal. Pertama, penampilan
seseorang yang sesuai dengan tuntutan yang seharusnya. Kemudian yang
kedua, profesional juga bisa juga menunjukkan pada orangnya. Kalau
profesionalisasi menunjukkan pada proses menjadikan seseorang sebagai
xxx
profesional melalui pendidikan pra jabatan/dalam jabatan. Proses pendidikan
dan latihan ini biasanya lama dan intensif.
Sedangkan pengertian profesionalisme itu sendiri menunjukkan pada
derajat penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu
pekerjaan sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang,
dan rendah. Profesionalisme juga mengacu kepada sikap dan komitmen
anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etik
profesinya.16
Dalam bidang apapun profesionalisme seseorang itu dipengaruhi oleh
tiga hal yang mana apabila ketiga hal tersebut tidak dimiliki, maka akan sulit
untuk mencapai profesionalismenya. Ketiga hal itu ialah keahlian, komitmen,
dan ketrampilan yang relevan yang membentuk segi tiga sama sisi yang di
tengahnya terletak profesionalisme.17 Maksudnya yaitu apabila salah satu dari
ketiga komponen tersebut tidak ada, maka profesionalisme seseorang itu sulit
terwujudkan. Jadi tercapainya profesionalisme seseorang itu karena didukung
oleh tiga komponen tersebut yang saling berkait antara satu dengan lainnya.
Demikian juga C.V. Good (ed.) menjelaskan bahwa jenis pekerjaan
yang berkualifikasi profesional memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu: memerlukan
persiapan atau pendidikan khusus bagi calon pelakunya (membutuhkan
pendidikan pra-jabatan yang relevan), kecakapan pekerja profesional dituntut
memenuhi persyaratan yang telah dibakukan oleh pihak yang berwenang
(misal: organisasi profesional, konsorsium, dan pemerintah), dan jabatan
16 Dedi Supriadi, Mengangkat Citra dan Martabat Guru, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), hal.95
17 Ibid, hal.96
xxxi
profesional tersebut mendapat pengakuan dari masyarakat dan atau negara
(dengan segala civil effect-nya).18
Menurut pandangan Islam tentang profesioanalisme merujuk pada dua
kriteria yang pokok yaitu (1) merupakan panggilan hidup dan (2) keahlian.
Kriteria panggilan hidup sebenarnya mengacu kepada pengabdian (dedikasi)
sedangkan kriteria keahlian mengacu kepada mutu layanan. Dengan demikian
dedikasi dan keahlian itulah ciri utama suatu bidang yang disebut suatu
profesi, maka jelas bahwa Islam mementingkan profesi (pekerjaan).
Dalam Islam setiap pekerjaan harus dilakukan secara profesional,
dalam arti harus dilakukan oleh orang yang ahli (orang yang mengerjakan
sesuatu itu sesuai dengan bidangnya).19 Rosulullah SAW bersabda:
داألمرالى…… !!ه اذاوس!! اعة غيراهل رواه( فانتظراالس!!
)البخارى“Apabila diserahkan sesuatu kepada orang yang bukan ahlinya,
tunggulah kedatangan sa’ah”.20
Dalam hal ini pemimpin pendidikan yaitu Kepala Sekolah sebagai
manajer pendidikan juga harus mempunyai keahlian dalam mengelola
pendidikan.
Paradigma pendidikan yang memberikan kewenangan luas kepada
Kepala Sekolah dalam mengembangkan berbagai potensinya memerlukan
18 A. Samana, Profesionalisme Keguruan, (Yogyakarta: Kanisius,1994), hal.2719 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Pespektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), hal.11320 H. Zainuddin Hamidy dkk, Terjemah Hadis Shahih Buchari, (Jakarta: Widjaya, 1961),
hal. 45
xxxii
peningkatan kemampuan Kepala Sekolah dalam berbagai aspek
manajerialnya, agar dapat mencapai tujuan sesuai dengan visi dan misi yang
diemban sekolahnya.21
Pada umumnya Kepala Sekolah di Indonesia belum dapat dikatakan
sebagai manajer profesional, karena pandekatan dan pengangkatannya tidak
berdasarkan pada kemampuan dan pendidikan profesional yang dikhususkan,
tetapi lebih pada pada pengalaman menjadi guru. Walaupun memang sebagian
sudah ada tapi belum menyeluruh dan belum serentak dilaksanakan.
Dalam PP Nomor 30 Tahun 1992 pasal 20 ayat (3) tentang Tenaga
Kependidikan pada intinya menyebutkan bahwa calon tenaga kependidikan
yang akan menduduki jabatan sebagai penilik, pengawas, kepala sekolah dan
sebagainya perlu dipersiapkan melalui pendidikan khusus.22
Untuk disebut sebagai kepala sekolah yang profesional diperlukan
persyaratan-persyaratan khusus. Sanusi dkk. (1991) mengemukakan beberapa
kemampuan yang harus ditunjukkan oleh Kepala Sekolah, yaitu:
a. Kemampuan untuk menjalankan tanggung jawab yang diserahkan
kepadanya selaku unit kehadiran murid.
b. Kemampuan untuk menerapkan ketrampilan-ketrampilan
konseptual, manusiawi, dan teknis pada kedudukan dari jenis ini.
c. Kemampuan untuk memotivasi para bawahan untuk bekerja sama
secara sukarela dalam mencapai maksud-maksud unit dan organisasi.
21 E. Mulyasa, op.cit, hal. 24 22 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme
Tenaga Kependidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hal. 124
xxxiii
d. Kemampuan untuk memahami implikasi-implikasi dari perubahan
sosial, ekonomi, politik, dan edukasional; arti yang mereka
sumbangkan kepada unit; untuk memulai dan memimpin perubahan-
perubahan yang cocok di dalam unit didasarkan atas perubahan-
perubahan sosial yang luas.23
Di samping persyaratan profesi yang harus dimiliki oleh Kepala
Sekolah mereka juga harus mampu mengakomodasikan tiga jenis ketrampilan
yang baik secara perjenis maupun terintegrasi tercermin dalam keseluruhan
mekanisme kerja administrasi sekolah sebagai proses sosial. Tiga ketrampilan
tersebut menurut Katz (1955), seperti dikutip Sergiovanni dkk. (1987)
meliputi:
a. Ketrampilan Teknis (technical skill),
b. Ketrampilan melakukan hubungan-hubungan kemanusiaan (human
skill),
c. Ketrampilan konseptual (conceptual skill).24
Keterangan:
a. Ketrampilan teknis merupakan ketrampilan yang paling penting
bagi administrator level bawah atau sekolah (Sergiovanni dkk. 1987).
Ketrampilan ini menurut Sergiovanni dkk. (1987) antara lain
mencakup pemahaman secara menyeluruh seorang Kepala Sekolah dan
kepiawaiannya dalam metode, proses, prosedur, dan teknik-teknik
pendidikan.
23 Ibid, hal. 133.24 Ibid, hal. 134
xxxiv
b. Ketrampilan hubungan manusiawi diperlukan oleh administrator
sekolah, mengingat administrasi merupakan proses sosial yang
memadukan proses kelembagaan dengan dimensi pribadi.
c. Ketrampilan konseptual, yaitu berkaitan dengan cara Kepala
Sekolah memandang sekolah, keterkaitan sekolah dengan struktur di
atasnya dan dengan pranata-pranata kemasyarakatan, serta program
sekolah secara keseluruhan.
Kepala Sekolah profesional dalam paradigma baru manajemen
pendidikan akan memberikan dampak positif dan perubahan yang cukup
mendasar dalam pembaruan sistem pendidikan di sekolah. Dampak tersebut
antara lain terhadap efektifitas pendidikan, kepemimpinan sekolah yang kuat,
pengelolaan tenaga kependidikan yang efektif, budaya mutu, team work yang
kompak, cerdas dan dinamis, kemandirian, partisipasi, warga sekolah dan
masyarakat, keterbukaan (transparansi) manajemen, kemampuan untuk
berubah (psikologi dan fisik), evaluasi dan perbaikan berkelanjutan, responsif
dan antisipatif terhadap kebutuhan, akuntabilitas, dan sustainabilitas.25
2. Prestasi
Dalam suatu teori motivasi yang dikemukakan oleh McCelland
terpusat pada suatu kebutuhan yakni kebutuhan berprestasi. McCelland
mengatakan bahwa manusia pada hakikatnya mempunyai kemampuan untuk
berprestasi di atas kemampuan orang lain. Selanjutnya McCelland mengatakan
bahwa setiap orang mempunyai keinginan untuk melakukan karya yang
berprestasi atau yang lebih baik dari karya orang lain. Dalam pada itu 25 E. Mulyasa, op. cit, hal. 89
xxxv
McCelland mengatakan ada tiga kebutuhan manusia, yakni 1)kebutuhan untuk
berprestasi, 2)kebutuhan untuk berafiliasi, 3)kebutuhan kekuasaan. Ketiga
kebutuhan ini terbukti merupakan unsur-unsur yang amat penting dalam
menentukan prestasi seseorang pekerja.26
Pendapat lain mengatakan bahwa suatu alasan karakteristik
kepribadian anak yang bisa dan banyak dipengaruhi kemunculannya adalah
dorongan prestasi pada anak, sebagaimana dikemukakan juga oleh Prof. Dr.
Singgih D Gunarsa dalam bukunya yang berjudul (Psikologi Praktis: Anak,
Remaja dan keluarga), menyatakan: jadi dalam batas-batas tertentu dorongan
berprestasi adalah suatu yang ada yang menjadi ciri-ciri kepribadian seorang
anak, sesuatu mengenai apa yang ada dan dibawa dari lahir. Kemudian
lanjutnya: sesuatu yang ditumbuhkan, dikembangkan, hasil dari mempelajari
melalui interaksi dengan lingkungan.27
Beberapa pendekatan yang dapat membangkitkan aspirasi dan ambisi
berprestasi pada anak, antara lain:
a. Menanamkan cara bernalar aktif sedini mungkin pada anak.
b. Biasakan anak belajar mandiri.
c. Menciptakan lingkungan yang kondusif.
d. Mengembangkan jiwa kompetitif pada anak.
e. Mengembangkan rasa percaya diri anak.
f. Mengembangkan mutu pergaulan pada anak.
26 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hal. 123
27 Hendra Surya, Kiat Mengajak Anak Belajar Dan Berprestasi, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2003), hal. 40
xxxvi
Selain pendekatan di atas ada juga faktor yang mempengaruhi
belajar siswa:
a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi
jasmani dan rohani siswa (kecerdasan/inteligensi, sikap, bakat, minat
dan motivasi).
b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan
di sekitar siswa.
c. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan
siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.
Faktor-faktor di atas sering berkaitan dan saling mempengaruhi satu
sama lain, sehingga karena pengaruh faktor-faktor di atas muncul siswa-siswa
yang high-achievers (berprestasi tinggi) dan under-achievers (berprestasi
rendah) atau gagal sama sekali.28
Untuk memperoleh hasil belajar anak yang optimal dan prestasi yang
membanggakan, serta mendapatkan kecakapan yang benar-benar di butuhkan
anak setelah melalui proses mengikuti sekolah dalam kehidupan nyata dalam
masyarakat, sejak dini harus dikembangkan dan dibiasakan berpikir logis dan
sistematis pada anak setiap melakukan kegiatan belajarnya.
Metode berpikir logis dan sistematis dapat diartikan sebagai usaha
penyusunan jalan pikiran yang terarah berdasarkan kaidah-kaidah pembenaran
28 Muhibbin syah, op. cit, hal.132
xxxvii
secara obyektif untuk mencari hakikat pengertian dari obyek yang dipelajari
dalam suatu rangkaian pembentukan kecakapan.29
3. Upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa.
Kepala Sekolah merupakan satu komponen pendidikan yang paling
berperan penting dalam meningkatkan kemajuan dan kualitas pendidikan.
Seperti diungkapkan oleh Supriadi bahwa: “Erat hubungannya antara mutu
Kepala Sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin
sekolah, iklim budaya sekolah, dan menurunnya prilaku nakal peserta didik”.30
Salah satu studi yang dilakukan menunjukkan erat hubungannya antara
mutu kepemimpinan kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah
adalah iklim kehidupan sekolah yang sehat berkaitan sangat erat dengan
meningkatnya prestasi dan motivasi belajar siswa serta dengan produktivitas
dan kepuasan guru. Prakarsa ke arah terciptanya healthy school culture
tersebut sebagian besar berada pada tangan Kepala Sekolah sebagai
pemimpin. (Stolp, 1994).31
Peningkatan profesional Kepala Sekolah merupakan proses
keseluruhan dalam suatu organisasi sekolah, berjalan dengan nyata, jangka
panjang membudaya baik bagi personel maupun bagi peserta didik. Setiap
tenaga kependidikan, baik kepala sekolah, guru, staf administrasi, maupun
peserta didik dituntut untuk memiliki kepedulian yang muncul secara internal,
bahwa apa yang dilakukan adalah dalam rangka peningkatan profesionalitas
kepala sekolah serta pencapaian mutu dan prestasi belajar.
29 Ibid, hal. 8130 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, op. cit, hal. 2431 Dedi Supriadi, op. cit, hal.348
xxxviii
H. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini tergolong penelitian lapangan (field research)
apabila dilihat dari tempat penelitian dilakukan. Penelitian lapangan (field
research), yaitu penelitian dengan menggunakan informasi yang diperoleh dari
sasaran penelitian yang selanjutnya disebut informan atau responden melalui
instrumen pengumpulan data seperti angket, wawancara, observasi dan
sebagainya.32
1. Metode Menentukan Subyek
Subyek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat variabel
penelitian melekat.33 Subyek penelitian merupakan sumber data dimana
peneliti dapat memperoleh data yang diperlukan dalam rangka penelitian.
Metode penentuan subyek ini menggunakan populasi. Populasi adalah
sejumlah orang yang harus kita selidiki.
Adapun populasi tersebut terdiri dari:
b. Kepala Sekolah MI Ma’arif Glagahombo (sebagai subyek,
responden dan sumberdata)
b. Guru MI Ma’arif Glagahombo (sebagai
responden dan sumber data)
c. Siswa MI MA’arif Glagahombo (sebagai
subyek, responden dan sumber data) dengan jumlah siswa 122.
32 Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000), hal. 12533 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta : Rieneka Cipta, 1998), hal. 130
xxxix
Karena jenis penelitian yang penulis lakukan adalah penelitian
kualitatif, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampel
bertujuan (purposive sampling). Maksudnya adalah pengambilan sampel
tersebut sesuai dengan tujuan penelitian. Yang menjadi salah satu ciri
sampel bertujuan adalah: dari mana atau dari siapa pengambilan sampel itu
di mulai tidak menjadi persoalan, tetapi bila hal itu sudah berjalan, maka
pemilihan berikutnya bergantung pada apa keperluan peneliti.
Dalam penelitian kualitatif ini peneliti sangat erat kaitannya
dengan faktor-faktor kontekstual, jadi maksud sampling dalam hal ini
adalah untuk menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam
sumber. Jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka penarikan
sampel dapat diakhiri. Jadi kuncinya di sini adalah jika sudah terjadi
pengulangan informasi, maka penarikan sampel sudah harus dihentikan.34
2. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok
permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data yang mana satu sama lainnya saling melengkapi,
metode tersebut antara lain:
a. Observasi
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang diteliti.35
34 Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998), hal. 166
35 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 54
xl
Metode ini antara lain penulis gunakan untuk mengamati situasi
dan kondisi MI Ma’arif Glagahombo serta pelaksanaan pendidikan di
madrasah tersebut.
b. Wawancara
Wawancara atau interviu adalah suatu bentuk komunikasi verbal
jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.36
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data yang pada
umumnya hanya dapat diperoleh dengan komunikasi secara langsung.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan
data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.37
Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang hal-hal
yang berhubungan dengan penelitian seperti: gambaran umum, letak
geografis, sejarah singkat berdirinya, struktur organisasi, keadaan guru
dan siswa, serta sarana dan prasarana.
3. Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik diskriptif untuk
menganalisis data yang terkumpul, penulis menggunakan metode analisis
kualitatif.
36 S. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hal. 11337 Husaini Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, op. cit, hal. 73
xli
Analisis deskriptif kualitatif adalah cara analisis yang cenderung
menggunakan kata-kata untuk menjelaskan (descrable) fenomena ataupun
data yang didapatkan.38
Untuk data kualitatif/non angka yang diperoleh penulis dari
penelitian, akan penulis olah dengan menggunakan metode deskriptif
analitis non statistik dengan cara;
i. Metode induktif, yaitu cara berfikir yang bertolak
dari fakta-fakta yang khusus kemudian kita tarik kesimpulan yang
bersifat umum.39
ii. Metode Deduktif, Yaitu perolehan data atau
keterangan yang bersifat umum, kemudian diolah untuk mendapatkan
rincian yang bersifat khusus.40
Selain analisis kualitatif penulis juga meggunakan analisis isi atau
analisis dokumentasi (content analisis) yaitu penelitian yang dilakukan
terhadap informasi yang didokumentasikan. Maksudnya adalah mengolah
data yang terkumpul dan sudah menjadi dokumen dengan cara
menganalisis isinya, misalnya dari hasil beberapa observasi atau interviu
telah terkumpul atau sudah didokumentasikan kemudian diolah dan
dianalisis sesuai dengan isinya tetapi perlu diingat bahwa data itu harus
diseleksi atas dasar realibilitasnya dan validitasnya dan baru kemudian
didiskripsikan.
38 Drajad Suharjo, Metodologi Penelitian Dan Penulisan Laporan Ilmiah, (Yogyakarta: UII Press, 2003), hal. 12
39 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta: Rake Sarasih, 1989), hal. 44
40 Ibid, hal. 200
xlii
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika penyusunan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab yang
berdiri sendiri namun saling berhubungan antara bab satu dengan bab lainnya
dan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari masing-
masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa sub bab yang saling
berhubungan. Dengan cara demikian diharapkan akan terbentuk suatu sistem
penulisan yang mana akan terlihat suatu sistem yang runtut.
Untuk lebih memudahkan pemahaman tentang masalah yang ada
dalam skripsi ini maka penulis membuat sistematikanya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan.
A. Penegasan Istilah
B. Latar Belakang Masalah
C. Rumusan Masalah
D. Alasan Pemilihan Judul
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
F. Kerangka Teoritik
G. Telaah Pustaka
H. Metode Penelitian
I. Sistematika Pembahasan
Bab II Gambaran Umum MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang.
D. Letak Geografis
E. Sejarah Singkat Berdirinya
xliii
F. Struktur Organisasi
G. Kurikulum
H. Keadaan Guru dan Siswa
I. Sarana dan Prasarana.
Bab III Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa Di MI
Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang.
A. Kinerja Kepala Sekolah Dalam Mengelola Pendidikan
B. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatan Prestasi Siswa
C. Prestasi Yang Di Capai Siswa.
Bab IV Penutup
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Kata Penutup
Daftar Pustaka
Daftar Riwayat Hidup
Lampiran-Lampiran
BAB II
GAMBARAN UMUM MI MA’ARIF GLAGAHOMBO, SUCEN, SALAM,
MAGELANG
xliv
Letak Geografis
MI Ma’arif Glagahombo merupakan salah satu lembaga pendidikan
Islam yang terletak di wilayah Kabupaten Magelang bagian timur, tepatnya di
Dusun Glagahombo, Desa Sucen, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang.
Dusun Glagahombo tempat MI Ma’arif berada berbatasan dengan Dusun
Cempan di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Dusun Tremas,
sebelah selatan berbatasan dengan Dusun Krakitan, serta sebelah barat
berbatasan dengan Dusun Ngaglik.
Madrasah ini dibangun di atas tanah seluas 346,50 m² dengan batasan-
batasannya yaitu:41
a. Sebelah Utara : Pondok Pesantren Al-Falah
b. Sebelah Timur : Halaman Masjid Al-Falah
c. Sebelah Selatan : Tanah milik Bapak Muhyidin
d. Sebelah Barat : Tanah milik Bapak Zainuddin
Gedung MI Ma’arif Glagahombo ini terdiri dari 2 lantai dan terbagi dalam 8 lokal, untuk lantai pertama 4 lokal dan lantai kedua juga 4 lokal. Dengan perinciannya yaitu 6 lokal untuk kelas dengan ukuran 7x7 m, 2 lokal untuk kantor, perpustakaan dan gudang yang masing-masing lokal berukuran 3x7 m.42
Pembangunan gedung MI Ma’arif Glagahombo ini tidak dilakukan secara serentak tetapi dibangun secara bertahap, tahapan pembangunan gedung madrasah ini akan diuraikan secara rinci dalam bab lain.
MI Ma’arif Glagahombo ini sangat mendukung dan berpotensi untuk
mengembangkan pendidikan, karena madrasah tersebut berdampingan dengan
pendidikan Islam non formal yaitu pondok pesantren. Pondok Pesantren
tersebut terbagi dua antara laki-laki dan perempuan, untuk laki-laki disebut
41 Observasi dan wawancara dengan Bp. Dalrodji, selaku Kepala Sekolah MI Ma’arif Glagahombo, pada tanggal 24 Februari 2005.
42 Ibid.
xlv
Pondok Pesantren Al-Falah dan untuk perempuan disebut Pondok Pesantren
Nailussalam. Jadi bagi siswa yang berasal dari luar daerah bisa bertempat
tinggal di pondok pesantren, dengan demikian disamping belajar di madrasah
juga bisa belajar di pondok pesantren.
Letak geografis MI Ma’arif Glagahombo ini sangat strategis karena
berada di wilayah pedesaan yang tenang, jauh dari kebisingan, pepohonan
yang teduh, dan menjadi alternatif siswa untuk refreshing saat istirahat,
sehingga siswa menemukan kesegaran kembali untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya.
Dengan gedung yang berlantai dua, berdampingan dengan pondok
pesantren, serta suasana belajar yang kondusif merupakan salah satu daya tarik
tersendiri bagi masyarakat sekitarnya maupun dari luar daerah Glagahombo
untuk berkeinginan menyekolahkan anaknya di MI Ma’arif Glagahombo ini.
Karena selain letaknya yang strategis, kualitas madrasah ini juga tidak kalah
saing dengan lembaga pendidikan Islam tingkat dasar lainnya.
Demikianlah sekilas gambaran letak geografis MI Ma’arif
Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang.
Sejarah Singkat Berdirinya
MI Ma’arif Glagahombo yang terletak di Dusun Glagahombo, Desa
Sucen, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang merupakan lembaga tingkat
dasar yang berada di bawah naungan yayasan Ma’arif. Menurut sejarahnya MI
Ma’arif Glagahombo ini merupakan perkembangan dari kelompok-kelompok
xlvi
pengajian anak-anak yang berada di dusun Glagahombo, kelompok pengajian
tersebut bertempat di salah satu rumah warga dusun Glagahombo.
Madrasah ini didirikan atas hasil musyawarah para tokoh masyarakat
dan ta’mir masjid di dusun glagahombo dan sekitarnya yaitu pada tahun
1968.43 Dalam musyawarah tersebut, masyarakat Glagahombo sangat gembira
dan antusias sekali mendengar rencana pembangunan madrasah, karena
masyarakat Glagahombo dan sekitarnya pada saat itu sangat membutuhkan
suatu lembaga pendidikan. Hal yang mendasar pentingnya didirikan lembaga
pendidikan tersebut adalah dikarenakan di dusun tersebut diperlukan suatu
lembaga pendidikan dasar yang bernafaskan Islam.
Kebutuhan akan pendidikan Islam formal tingkat dasar ini
memunculkan suatu Madrasah Ibtidaiyah yang pada waktu itu masih
dilaksanakan di rumah warga masyarakat Glagahombo. Pada waktu itu
kegiatan belajar mengajar dilakukan pada malam hari yaitu di rumahnya
Bapak Dimyati, yang hingga akhirnya para tokoh masyarakat bermusyawarah
untuk melokalisasikan kegiatan belajar mengajar tersebut. 44
Tahap awal pemindahan kegiatan belajar mengajar tersebut yaitu
dengan membangun gedung yang terdiri dari 2 lokal, dan sejak itulah kegiatan
belajar mengajar dilakukan pada pagi hari. Gedung madrasah tersebut
dibangun di atas tanah wakaf milik masjid. Pembangunan gedung
dilaksanakan dengan sistem gotong royong dari swadaya masyarakat
Glagahombo, baik yang bersifat material maupun spiritual, yang bersifat
43 Dokumentasi, diambil dari Data Statistik MI Ma’arif Glagahombo Tahun Pelajaran 2004 / 2005
44 Wawancara dengan Kepala Sekolah. Op. cit
xlvii
material adalah berupa harta benda sedangkan yang bersifat spiritual adalah
berupa doa bersama/mujahaddah.
Setelah pembangunan gedung dua lokal tersebut maka masyarakat
Glagahombo bermusyawarah untuk memberi nama. Karena madrasah ini
berada di bawah yayasan Ma’arif dan lokasi madrasah berada di Dusun
Glagahombo, maka madrasah tersebut diberi nama dengan MI Ma’arif
Glagahombo.
Pada tahun 1978 MI Ma’arif Glagahombo yang merupakan salah satu
lembaga pendidikan dasar yang bercirikan Islam, terdaftar oleh Departemen
Agama dengan nomor: LK / 3. C / 1287 / P.KC / 7845
Dalam pengelolaan madrasah ini, yayasan Ma’arif mendapatkan
bantuan dari Departemen Agama baik dari segi kurikulum maupun guru yang
mengajar.
Sesuai dengan perkembangannya dan dirasakan mulai menunjukkan
kemajuan dan mencukupi, maka pembangunan gedung dilakukan secara
bertahap yaitu pada tahun 1986 dengan manambah 1 lokal yang kemudian
dilanjutkan pada tahun 1992 dengan menambah satu lokal lagi.
Kemudian pada tanggal 18 April 1995 MI Ma’arif Glagahombo
mendapat Piagam Jenjang Terakreditasi atau telah diakui dengan nomor
piagam yaitu No: MK 24 / 5 / 59 / IV / 1995.46
Tahap pembangunan gedung yang terakhir yaitu dilakukan pada tahun
1997, karena pada tahun ini MI Ma’arif Glagahombo mendapatkan bantuan
45 Dokumentasi, diambil dari piagam madrasah, pada tanggal 1 Maret 200546 Ibid.
xlviii
dari pemerintah yang cukup besar dan diberikan karena prestasi yang telah
diraih oleh MI Ma’arif Glagahombo. Sehingga pembangunan ini dilakukan
secara besar-besaran yaitu dengan menambah 4 lokal dan berlantai dua, yang
sampai pada saat ini MI Ma’arif Glagahombo memiliki gedung berlantai dua
yang terdiri dari 8 lokal.
Adapun sampai sekarang kondisi madrasah tersebut sudah cukup baik
meliputi sarana prasarananya, jumlah tenaga pengajarnya, maupun komponen
lainnya yang mendukung berlangsungnya kegiatan pembelajaran di dalamnya
yaitu di MI Ma’arif Glagahombo.
Berdirinya sekolah yang bersendikan Islam tersebut diprakarsai oleh
beberapa tokoh masyarakat dan ta’mir masjid, diantaranya yaitu:47
1. Bapak K.H. Nurhadi (Pengasuh pondok Putri)
2. Bapak K.H. Habibulloh (Pengasuh Pondok Putra)
3. Bapak Hanarto
4. Bapak Basuki B.A
5. Bapak Mangku Sudiro
6. Bapak Busro
7. Bapak Daroji
8. Bapak Muhsirot
9. Bapak Muhroji
Dari awal berdirinya sampai dengan perkembangannya hingga
sekarang perjalanan MI Ma’arif tidak terlepas dari pengelolaan yang
47 Dokumentasi, diambil dari data dinding kantor MI Ma’arif Glagahombo, pada tanggal 1 Maret 2005
xlix
dilakukan oleh Kepala Sekolah. Pengelolaan yang baik tentunya akan
membawa ke dalam keberhasilan sedangkan pengelolaan yang tidak baik tentu
akan berdampak ketidak berhasilan. Jadi dalam suatu lembaga pendidikan,
seorang Kepala Sekolah sangat berperan penting dalam menentukan berhasil
atau tidaknya lembaga pendidikan tesebut, karena seorang Kepala Sekolah
merupakan suatu manajer di dalam lembaga pendidikan.
Adapun tampuk kepemimpinan Kepala Sekolah MI Ma’arif
Glagahombo dari awal berdirinya hingga sekarang adalah:
1. Bapak Khalimi (1970 – 1975)
2. Bapak Muhammad Badri (1975 – 1993)
3. Bapak Achmad H.W (1993 – 2000)
4. Bapak Dalrodji (2000 – sekarang)
Yang menjabat sebagai Kepala Sekolah pada Tahun Pelajaran
2004/2005 adalah Bapak Dalrodji dengan Wakil Kepala Sekolah adalah Bapak
A. Rofi’i. Hingga saat ini Status MI Ma’arif Glagahombo adalah diakui.
Struktur Organisasi
Dalam suatu lembaga apa saja, sistem kepemimpinan merupakan persyaratan mutlak yang sangat diperlukan demi tercapainya koordinasi yang baik antara pemimpin dan para bawahannya. Organisasi bisa disebut juga dengan tempat atau wadah penyelenggaraan suatu kerjasama dalam mencapai tujuan tertentu.
Sudah menjadi syarat bahwa setiap lembaga pendidikan mempunyai struktur organisasi dan personalia untuk mengatur berlangsungnya aktivitas lembaga tersebut. Demikian pula dengan lembaga pendidikan Islam yaitu MI Ma’arif Glagahombo dalam meningkatkan kualitas pendidikannya, madrasah tersebut selalu menyelenggarakan koordinasi antara Kepala Sekolah, Guru, Siswa dan pihak-piahak lain secara teratur dan sistematis.
Pihak lain yang sangat berperan penting terhadap terselengaranya kegiatan pembelajaran di madrasah tersebut adalah para pengurusan MI Ma’arif Glagahombo, adapun susunannya adalah sebagai berikut:
TABEL I
Susunan Pengurus MI Ma’arif Glagahombo, Sucen, Salam, Magelang
I. Pelindung : - R.H. Hartono BCHK
l
- K.H. Muhyidin
- K.H. Habibulloh
II. Ketua : - K.H. Nur Hadi
- Lamidi
- Basuki B.A
III. Sekretaris : - Maryuki
- A. Rofi’I
IV. Bendahara : - Hanarto
- Zabidi
V. Anggota : - Damanhuri
- Sumardi
- Hardi
- Samani
VI. Pemb. Umum : - Dalrodji
- Zubaidi
- Munir48
MI Ma’arif Glagahombo juga mempunyai suatu keterkaitan antara satu komponen dengan komponen lainnya yang saling menjalin kerjasama dengan baik dalam meraih suatu tujuan tertentu. Maksudnya adalah bahwa MI Ma’arif Glagahombo juga mempunyai jalinan koordinasi antara Kepala Sekolah, Guru, Sisiwa maupun dengan komponen lainnya dalam suatu wadah yang disebut organisasi.
Adapun struktur organisasi di MI Ma’arif Glagahombo pada Tahun Ajaran 2004 / 2005 adalah sebagai berikut : 49
TABEL II
STRUKTUR ORGANISASI MI MA’ARIF GLAGAHOMBO
MIMA Depag RI
Bag. Dikdasmen Siswa Islam
48 Ibid.49 Ibid.
li
Pengurus Yayasan
1. K.H. Nur Hadi
2. Drs. Asnawi
Guru Bid. Studi Ag. Kepala Madrasah Pembina Organisasi
Jamal Dalrodji Dalrodji
Seksi Ibadah NIP. 150 142 728 Seksi Waskat
Guru Kls. I Wakil Kep. Madrasah Guru Kls. IV
Sri Hajar Musyarofah A. Rofi’I Achyadi
Seksi Sos. Adm. Seksi Perlengkapan Seksi Usaha
Guru Kls. II Guru Kls. III Guru Kls. V
Masriatun Nafi’ah Jamal Istik Malikhatun
Seksi Perlengkapan Seksi Humas seksi Humas
Sunartin Marjonet Guru Kls. VI
Seksi Olah Raga Seksi Keuangan A. Rofi’I
Seksi Pramuka Seksi Kesenian Pembina SKJ
Suwitaningrum Arni Suprihatin 1. Sunartin
2. Istik Malikhatun
ANGGOTA MASYARAKAT
lii
Keterangan tugas dari masing-masing komponen di atas adalah :50
1. Kepala Madrasah bertugas:
a. Sebagai Pemimpin (leader) yaitu harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan,
meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan
tugas.
b. Sebagai Manajer yaitu merencanakan, mengorganisasi, menggerakkan, mengkoordinasi dan
mengendalikan segala kegiatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
c. Sebagai Administrator yaitu harus mampu mengelola administrasi kurikulum, administrasi peserta
didik, administrasi personalia, administrasi, sarana prasarana, administrasi kearsipan dan administrasi
keuangan.
d. Sebagai Supervisor yaitu harus mampu melakukan pengawasan dengan baik yaitu melalui teknik
individu maupun tenik kelompok.
2. Wakil Kepala Madrasah bertugas:
Mengadakan koordinasi dengan Kepala Sekolah dan mempunyai kewajiban yang sama dalam menjalankan tugas jika Kepala Sekolah berhalangan.
3. Seksi Ibadah bertugas:
a. Menyelenggarakan Kurban
b. Panitia zakat
c. Melaksanakan kegiatan Mujahadah dengan wali murid
d. Mengkoordinir siswa untuk shalat Dhuhur berjamaah
4. Seksi Waskat (Kepengawasan Melekat) bertugas:
a. Pengadaan supervisi terhadap guru dalam mengajar di kelas.
b. Mengadakan kerjasama dengan penilik sekolah
5. Seksi Sosial Administrasi bertugas:
a. Memasukkan nomor induk siswa baru.
b. Mencatat keluar masuknya siswa.
c. Membuat laporan bulanan.
d. Memasukkan nilai ke buku induk.
6. Seksi Perlengkapan bertugas:
a. Membuat daftar inventaris
b. Pengadaan kebutuhan madrasah yang bersifat fisik
7. Seksi Usaha bertugas:
a. Penggalangan dana
b. Mencari donatur
c. Membuat proposal untuk mencari dana.
50 Wawancara dengan Kepala sekolah pada tanggal 1 Maret 2005
liii
8. Seksi Humas (Hubungan Masyarakat) bertugas:
a. Kerjasama dengan wali murid dan masyarakat.
b. Kerjasama dengan yayasan dan instansi lain.
c. Penyelengaraan peringatan hari-hari besar agama.
9. Seksi Olah Raga:
a. Mencetak kader-kader pemain.
b. Mengurusi berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan olah raga.
10. Seksi Keuangan:
Mengelola administrasi keuangan sekolah
11. Seksi Pramuka:
Mengurusi kegiatan kepramukaan yang diselenggarakan di madrasah maupun di luar madrasah.
12. Seksi Kesenian:
a. Melatih kesenian siswa
b. Mengikutsertakan siswa dalam perlombaan-perlombaan kesenian
13. Pembina SKJ (Senam Kesehatan Jasmani) bertugas:
a. Melaksanakan kegiatan SKJ secara masal dan dilakukan seminggu sekali.
b. Mengikuti perlombaan SKJ
c. Membina budaya hidup sehat di lingkungan sekolah dengan berolah raga.
14. Guru Kelas
a. Menulis daftar nama siswa.
b. Menyusun daftar nilai.
c. Menyusun rencana pembelajaran.
d. Sebagai bimbingan dan konseling.
e. Menyusun jadwal pelajaran.
f. Membuat program pengajaran.
Organisasi lain yang ada di MI Ma’arif Glagahombo ini antara lain yaitu organisasi UKS (Usaha Kesehatan Sekolah). Yang mana organisasi ini bertujuan untuk mendidik siswa dalam hal pembentukan jiwa sosial dibidang kesehatan. Siswa yang diberi tugas sebagai dokter kecil diharapkan dapat menjadi tauladan bagi siswa yang lainnya dalam hal kebersihan, ketertiban, dan kegiatan kemanusiaan.
Kegiatan UKS Di MI Ma’arif Glagahombo secara administratif telah berjalan dengan baik begitu juga pelaksanaan di lapangan. Hal ini disebabkan telah terbentuknya sistim kepengurusan UKS yang telah berjalan. Untuk mengetahui pengurus UKS MI Ma’arif Glagahombo adalah sebagai berikut:51
TABEL III
STRUKTUR PENGURUS UKS
PelindungKepala Sekolah Bp. Dalrodji
51 Dokumentasi, op. cit.
liv
Bendahara: Ketua: Sekretaris:
1. Ibu Sunartin 1. Bp. A. Rofi’i 1. Ibu Masriatunnafi’ah
2. Ibu Arni Suprihatin 2. Bp. Marjonet 2. Ibu Sri Hajar Musyarofah
Penasehat: Seksi: Perlengkapan:
1. Bp. K.H Nur Hadi 1. Guru UKS 1. Dokter Kecil
2. Bp. Marzuki 2. Bp. Jamal 2. Ibu Istik Malikhatun
3. Bp. Achyadi 3. Ibu Suwitaningrum
Penaggung Jawab:
1. Semua Guru MI
2. Dokter Kecil
3. Pengurus sekolahDengan adanya kerja sama yang baik antar pangurus dan pelaksana di lapangan, maka UKS di MI Ma’arif Glagahombo dipercaya sebagai panitia pelaksanaan pelatihan dokter kecil se-Yayasan Ma’arif. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh MI dan Madrasah Diniyah yang berada di bawah yayasan Ma’arif.
Kurikulum
Kurikulum yang dipakai oleh MI Ma’arif Glagahombo adalah
Kurikulum 1994 yang sudah disesuaikan, dan dengan memakai sistem
semester. Sesuai dengan Surat Edaran Direktur Jendral Kelembagaan Agama
Islam Depertemen Agama Nomor : DT.II./PP.01/ED/38/02 yang dikeluarkan
pada bulan Agustus tahun 2002, tentang perubahan sistem catur wulan
menjadi semester di lingkungan Lembaga Pendidikan Agama Islam, maka
terhitung mulai tahun pelajaran 2002/2003, pembelajaran di MI, MTs, MA,
dan MAK yang menggunakan sistem catur wulan diubah menjadi sistem
semester. Ketentuan mengenai perubahan ini mengacu kepada Keputusan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 084/2002.
Dengan berlakunya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan
dikeluarkannya Surat Edaran Direktur Jendral Kelembagaan Agama Islam
lv
Depertemen Agama tersebut di atas, maka mengenai catur wulan dan
kurikulum 1994 tidak berlaku lagi.
Seiring dengan perubahan tersebut khususnya untuk memudahkan para guru MI untuk melaksanakan proses pembelajaran, maka para guru MIN dan MIS se Jawa Tengah telah melakukan penyelarasan Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum MI.52
Dari buku Penyesuaian Materi Kurikulum 1994 yang berdasarkan Sistem Semester tersebut terdapat beberapa mata pelajaran yang pokok. Adapun Mata Pelajaran yang terdapat di MI Ma’arif Glagahombo adalah:
1. Alqur’an Hadits
2. Akidah Akhlaq
3. Fiqih
4. Sejarah Kebudayaan Islam
5. Bahasa Arab
6. PPKn
7. Bahasa Indonesia
8. Matematika
9. Ilmu Pengetahuan Alam
10. Ilmu Pengetahuan Sosial
11. Bahasa Daerah
12. Bahasa Inggris
13. Baca Tulis Al Qur’an
Mata Pelajaran yang termasuk Muatan Lokal, adalah:1. Bahasa Daerah
2. Bahasa Inggris
3. Baca Tulis Al Qur’an
52 Dokumentasi, diambil dari Buku Penyesuaian Materi Kurikulum 1994 Berdasarkan Sistem Semester, pada tanggal 9 Maret 2005
lvi
Keadaan Guru dan Siswa
Guru
Jumlah tenaga pengajar (guru) MI Ma’arif Glagahombo Tahun
Ajaran 2004/2005 adalah sebanyak 10 orang, dengan perincian empat guru
laki-laki dan enam guru perempuan. Dari kesepuluh tenaga pengajar
tersebut 4 orang merupakan Guru Tetap (GT) dan 6 orang Guru Tidak
Tetap (GTT). Untuk melihat gambaran secara jelas mengenai keadaan
guru MI Ma’arif Glagahombo dapat melihat pada tabel berikut ini:53
TABEL IV
Daftar Personal Guru MI Ma’arif Glagahombo
Tahun Ajaran 2004 / 2005
N
o
Nama Jabatan Status
Kepegawaian
Gol
./
Rua
ng
Ijaza
h
Terakhir
Mulai
Mengajar
1
.
Dalrodji Kepala
Sekolah
PNS III
B
D II 1989
2
.
A. Rofi’I Guru PNS III
B
D II 1986
3
.
Djamal Guru PNS III
B
D II 1986
4
.
Achyadi Guru PNS III
B
D II 2001
53 Dokumentasi data statistik, op.cit.
lvii
5
.
Marjonet Guru GTT - PGA 1986
6
.
Masriatunafi’ah, A.
Md
Guru GTT - D III 1996
7
.
Sri Hajar
Musyarofah
Guru GTT - D II 2001
8
.
Istik Malikhatun,
S. Fi
Guru GTT - S 1 2001
9
.
Suwitaningrum Guru GTT - MA
N
2004
1
0.
Arni Suprihatin, A.
Md
Guru GTT - D III 2004
Siswa
Jumlah keseluruhan siswa MI Ma’arif Glagahombo pada Tahun
Pelajaran 2004 / 2005 adalah sebanyak 122 siswa, dengan perincian 67
siswa laki-laki dan 55 siswa perempuan. Untuk melihat gambaran
peningkatan secara jelas mengenai keadaan siswa MI Ma’arif Glagahombo
dapat melihat pada tabel berikut ini:54
TABEL V
KEADAAN SISWA MI MA’ARIF GLAGAHOMBO
DARI TAHUN 2000-2005
54 Ibid.
lviii
N
o
Tahu
n Ajaran
Kls. I Kls.
II
Kls.
III
Kls.
IV
Kls.
V
Kls.
VI
Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P L
+P
1
.
2000/
2001
1
4
1
1
1
0
1
1
1
3
5 1
1
2 6 8 1
1
9 6
5
4
8
1
13
2
.
2001/
2002
1
4
8 1
2
1
0
1
1
9 1
2
9 6 8 9 8 6
5
4
4
1
09
3
.
2002/
2003
1
0
4 1
3
8 1
5
1
1
9 1
0
1
2
9 9 - 6
8
4
2
1
10
4
.
2003/
2004
1
3
1
2
1
1
5 1
7
7 1
1
1
2
8 1
8
1
3
8 7
3
5
4
1
27
5
.
2004/
2005
8 4 1
6
1
4
1
1
9 1
4
7 1
1
1
1
7 1
0
6
7
5
5
1
22
Kemudian untuk mengetahui keadaan kelulusan siswa MI Ma’arif
Glagahombo lima tahun terakhir yaitu mulai tahun 200-2004, maka
penulis sajikan tabel di bawah ini.55
55 Dokumentasi, diambil dari data dinding kantor MI Ma’arif Glagahombo, pada tanggal 3 Maret 2005
lix
TABEL VI
Prosentase Kelulusan Siswa Dari Tahun 2000 – 2004
% Tahun
2000 2001 2002 2003 2004
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
100 % 100 % 100 % 100 % 100 %
Selain dari prestasi kelulusan siswa dari tahun 2000-2005 diatas,
yang menyatakan bahwa selama 5 tahun terakhir angka kelulusan siswa
MI Ma’arif mencapai 100%, juga ada beberapa prestasi lain baik itu yang
bersifat akademik maupun non akademik
Beberapa prestasi yang telah diraih oleh siswa MI Ma’arif
Glagahombo tersebut berbentuk Piagam Atau Piala. Adapun jumlah Piala
lx
yang dimiliki oleh MI Ma’arif Glagahombo adalah sejumlah 20 buah
dengan berbagai kejuaraan antara lain:56
1. Juara III Deklamasi se-Kabupaten Magelang dalam memperingati hari
Dep.Ag ke 40 pada tahun 1984 dengan jumlah peserta 42 orang.
2. Juara III Deklamasi se-Kecamatan Salam pada tahun 1986 dengan
jumlah peserta 26 orang.
3. Juara II MTQ Putra se-Kabupaten Magelang pada Hari Pendidikan
Nasional tahun 1995 dengan jumlah peserta 42 orang.
4. Juara III Tilawah Putra dalam MTQ Pelajar se-Wilayah Kedu (Jawa
Tengah) pada tahun 1996 dengan jumlah peserta 58 orang.
5. Juara III Tartil Putri Dalam Festival TPQ se-Wilayah Kedu (Jawa
Tengah) pada tahun 1997 dengan jumlah peserta 58 orang.
6. Juara II Tilawah Putra se-Kabupaten Magelang pada tahun 1997
dengan jumlah peserta 42 orang.
7. Juara III Regu Pramuka Tergiat se-Kecamatan Salam pada tahun 2000
dengan jumlah peserta 13 Regu.
8. Juara III Regu Tergiat Putri dalam Jambore se-Kecamatan Salam pada
tahun 2000 dengan jumlah peserta 13 Regu.
9. Juara II Pramuka Putri dalam HUT Pramuka se-Kecamatan Salam
pada tahun 2000 dengan jumlah peserta 13 Regu.
10. Juara II Tilawah dan Murrotal Putra se-Kabupaten Magelang pada
tahun 2000 dengan jumlah peserta 42 orang.
56 Ibid.
lxi
11. Juara III Putra Guru Wiyata Bakti SD/Mi se-Kecamatan Salam pada
tahun 2000 dengan jumlah peserta 13 Tim.
12. Juara III Putri Guru Wiyata Bakti SD/MI se- Kecamatan Salam pada
tahun 2000 dengan jumlah peserta 13 Tim.
13. Juara I SKJ se-Kabupaten Magelang pada tahun 2001 dengan jumlah
peserta 21 Tim.
14. Juara I Tilawah Putri dalam MTQ antar pelajar se-Kabupaten
Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42 orang.
15. Juara I Tilawah Putra PORSENI se-Kabupaten Magelang pada tahun
2002 dengan jumlah peserta 42 orang.
16. Juara I Putra PORSENI se-Kabupaten Magelang pada tahun 2002
dengan jumlah peserta 42 orang.
17. Juara I Putri PORSENI se-Kabupaten Magelang pada tahun 2002
dengan jumlah peserta 42 orang.
18. Juara I Tilawah Putri se-Kabupaten Magelang pada tahun 2004 dengan
jumlah peserta 42 orang.
19. Terbaik II Tahfidz Gol 1 Juz dan Tilawah Putri se-Propinsi Jawa
Tengah pada tahun 2004 dengan jumlah peserta 58 orang.
20. Juara II dalam memperingati HUT Dep.Ag. ke 59 pada tahun 2005.
Sarana Dan Prasarana
Yang di maksud dengan sarana dan prasarana dalam skripsi ini
adalah segala sesuatu yang berbentuk benda atau alat yang ikut
lxii
menunjang terselenggaranya kegiatan pembelajaran, seperti: gedung,
alat-alat pembelajaran, alat-alat kantor dan segala isinya yang berada di
lingkungan sekolah.
Pengertian sarana dan prasarana menurut E. Mulyasa dalam
bukunya yang berjudul Manajemen Berbasis Sekolah adalah sebagai
berikut:
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan secara langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,
khususnya proses belajar mengajar, seperti gedung, ruang kelas, meja kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Adapun yang dimaksud dengan prasarana pendidikan adalah fasilitas yang
secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan atau pengajaran, seperti halaman, kebun, tanaman sekolah, jalan
menuju sekolah, tetapi jika dimanfaatkan secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti tanaman sekolah untuk
pengajaran biologi, halaman sekolah sekaligus lapangan olah raga, komponen tersebut merupakan sarana pendidikan.57
Sarana dan prasarana yang dimiliki MI Ma’arif Glagahombo
adalah sebagai berikut:
1. Gedung
b. 6 lokal : Untuk ruang belajar
c. 1 lokal : Untuk ruang kepala sekolah, guru, tamu dan UKS.
d. 1 Lokal : Untuk gudang dan perpustakaan.
Karena letak madrasah ini berdekatan dengan masjid maka
untuk ruang kamar kecil menumpang di lokasi masjid.
Adapun denah gedung MI Ma’arif Glagahombo adalah
sebagai berikut:
57 E. Mulyasa. op.cit. hal. 49
lxiii
DENAH GEDUNG MI MA’ARIF GLAGAHOMBO
Lantai 1
5 6 7 3 4
2 1
Lantai 2
11 10 9 8
Keterangan:
1. Ruang Kepala Sekolah
2. Ruang Tamu
3. Ruang Guru
4. Ruang UKS
5. Ruang Kelas I
6. Ruang Kelas II
7. Ruang Kelas III
8. Ruang Kelas IV
9. Ruang Kelas V
10. 10.Ruang Kelas VI
11. Gudang dan Perpustakaan
lxiv
Kemudian beberapa inventaris yang dimiliki oleh MI Ma’arif
Glagahombo dijelaskan dalam tabel di bawah ini:58
TABEL VII
Data Inventaris Yang Dimiliki MI Ma’arif Glagahombo
No. Nama
Barang
Asal Dari Jumlah
Yayasan BP3 PPA PDK
1. Meja Guru 3 3 - - 6
2. Meja
Murid
- - - 50 50
3. Kursi Guru - 15 - - 15
4. Kursi
murid
- 20 - 80 100
5. Papan
Tulis
- 2 - 5 7
6. Meja
Kantor
- 1 - 1 2
7. Kursi
Kantor
- 5 - 10 15
8. Bank Data - 1 - 2 3
9. Timbangan - - - 1 1
10 Almari 1 3 - 4 8
58 Dokumentasi, diambil dari data dinding kantor MI Ma’arif Glagahombo, pada tanggal 4 Maret 2005
lxv
11. Jam
Dinding
1 5 - - 6
12. Meja
Tamu
- - - 1 1
13. Rak Buku - 2 - - 2
2. Alat-alat UKS
Beberapa peralatan atau perlengkapan UKS yang dimiliki oleh MI
Ma’arif Glagahombo adalah meliputi:59
1. Kotak PPPK : 1 buah
2. Termometer : 1 buah
3. Pembalut Luka : 1 pak
4. Plester : 1 pak
5. Rivanol : 1 botol
6. Obat-obatan : Berbagai macam obat
7. tempat tidur : 1 buah
12. Alat-alat Olah Raga
Berbagai macam alat olah raga yang dimiliki oleh MI Ma’arif
Glagahombo adalah sebagai berikut:60
1. Kaos dan Celana TIM : 7 stel
2. Bola Sepak : 1 buah
59 Observasi dan wawancara dengan para guru, pada tanggal 4 Maret 200560 Ibid.
lxvi
3. Bola Tenis : 12 buah
4. Pemukul Bola : 4 buah
5. Net Voli : 1 buah
6. Net Tenis Meja : 1 buah
7. Tiang Lompat tinggi : 2 buah
8. Stop Watch : 1 buah
9. Nomor Punggung : 25 buah
10. Media Senam : 3 buah Tape
BAB III
UPAYA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PRESTASI
SISWA DI MI MA’ARIF GLAGAHOMBO, SUCEN, SALAM,
MAGELANG
A. Kinerja Kepala Sekolah Dalam Mengelola Pendidikan.
Kepala Sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang direkrut
sekolah untuk mengelola segala kegiatan di sekolah sesuai dengan kebijakan
yang ditetapkan. Secara teoritis istilah “kepala” mempunyai pengertian yang
tidak sama dengan “pemimpin”, namun dalam prakteknya keduanya dipahami
dalam makna yang identik. Sebagaimana kita ketahui bahwa kepala lebih
menonjol faktor kekuasaannya, sedangkan pemimpin lebih menonjol
kewibawaannya.
lxvii
Untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja kepala sekolah adalah
dengan melihat fungsi kepala sekolah tersebut. Maka dapat diidentifikasi
bagaimana kepala sekolah yang profesional.
1. Karakteristik Kepala Sekolah Profesional.
Kepala sekolah merupakan profil sentral sebagai pemimpin dalam
dunia pendidikan. Kepala sekolah tidak hanya sekedar sebagai kepala yang
selalu berhak menonjolkan kekuasaannya saja, akan tetapi lebih
diutamakan fungsinya sebagai pemimpin. Lembaga pendidikan senantiasa
mendambakan profil pemimpin yang ideal dan dapat dijadikan contoh bagi
kelompok yang dipimpinnya, dikarenakan dunia yang dipimpin adalah
dunia pendidikan. Maka kepala sekolah harus mampu menjadi contoh bagi
para tenaga kependidikan yang ada di sekolahnya.
Disamping itu, kepala sekolah juga berperan penting dalam
meningkatkan prestasi siswa. Berkenaan dengan hal ini kepala sekolah
harus mampu menjadi pemimpin yang dapat memberi contoh dalam
memotivasi peserta didik untuk meningkatkan rasa cinta terhadap ilmu
pengetahuan.
Berdasarkan uraian singkat di atas, maka dapat dijelaskan
karakteristik kepala sekolah profesional, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Sabar dan penuh pengertian.
b. Mampu menjadi tauladan.
c. Mampu menjadi pendorong/motivator.
d. Menguasai Visi.
lxviii
Visi adalah daya pandang yang mendalam tentang mutu terpadu bagi
lembaganya maupun bagi tenaga kependidikan dan peserta didik yang
ada disekolah.
e. Mempunyai komitmen yang jelas pada proses peningkatan
kualitas.
f. Mengkomunikasikan pesan yang berkaitan dengan kualitas.
g. Menjamin kebutuhan peserta didik sebagai perhatian kegiatan dan
kebijakan lembaga/sekolah.
h. Meyakinkan terhadap para pelanggan (peserta didik, orang tua, dan
masyarakat), bahwa terdapat “channel” cocok untuk menyampaikan
harapan dan keinginannya.
i. Pemimpin mendukung pengembangan tenaga kependidikan.
j. Tidak menyalahkan pihak lain jika ada masalah yang muncul tanpa
dilandasi bukti yang kuat.
k. Pemimpin melakukan inovasi terhadap sekolah.
l. Menjamin struktur organisasi yang menggambarkan tangung jawab
yang jelas.
m. Mengembangkan komitmen untuk mencoba menghilangkan setiap
penghalang, baik yang bersifat organisasional maupun budaya.
n. Membangun tim kerja yang efektif.
o. Mengembangkan mekanisme yang cocok untuk melakukan
monitoring dan evaluasi.61
61 E. Mulyasa. Op.cit, hal. 86
lxix
Demikian juga karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh kepala
sekolah MI Ma’arif Glagahombo, dimana Madrasah ini merupakan
lembaga pendidikan Islam tingkat dasar yang sangat berperan dalam
mencetak pribadi siswa. Tauladan, sikap sabar dan penuh pengertian dari
seorang pemimpin pendidikan akan dibaca oleh siswa dan akan ditransfer
dalam prilakunya.
Fenomena yang penulis temui di MI Ma’arif Glagahombo
menggambarkan tentang profil kepala sekolah sebagai sosok yang disegani
karena kewibawaanya di mata siswa. Kewibawaan ini bukan karena
perasaan takut siswa terhadap kepala sekolah, tapi kedekatan kepala
sekolah dengan siswa dalam berbagai kegiatan ynag berhubungan dengan
siswa. Contohnya dalam kegiatan perlombaan-perlombaan, les, kegiatan
ekstra kurikuler, dimana kepala sekolah senantiasa ikut ambil peran dalam
kegiatan tersebut.62
Begitu juga kegiatan yang berkenaan dengan siswa bermasalah, hal
tersebut biasanya dalam taraf permasalahan yang cukup berat selalu
dilakukan oleh kepala sekolah. Contohnya saja dispensasi bagi salah satu
siswa yang sangat lemah bahkan tidak naik kelas sampai beberapa kali.
Dalam hal ini kepala sekolah masih memberikan kesempatan pada siswa
tersebut untuk mengikuti kegiatan pembelajaran di MI Ma’araif
Glgahombo. Sikap kepala sekolah tersebut menjadikan rasa segan bagi
62 Observasi dan wawancara dengan guru MI Ma’arif Glagahombo pada tanggal 7 maret 2005.
lxx
siswa yang bersangkutan dan munculnya kewibawaan tersendiri karena
kebijakan yang ditetapkannya.63
Pada umumnya siswa banyak berpendapat mereka takut kepada
kepala sekolah karena ketertiban dan kedisiplinan waktu belajar yang
sering dipantaunya. Dalam pengamatan penulis keadaan siswa yang
gaduh, tidak tertib saat jam masuk kelas akan secepatnya berubah tertib
bila mereka melihat kehadiran kapala sekolah meskipun dari jauh.
Kepala sekolah MI Ma’arif Glagahombo, dalam beberapa hal
seperti kegiatan ekstra kurikuler telah memberikan motivator kepada para
guru dan siswa. Contoh motivator yang diberikan oleh kepala sekolah
adalah dalam bentuk partisipasi langsung dalam kegiatan ekstra. Kegiatan
ini diikuti pula oleh beberapa guru yang ditugaskan untuk membina siswa.
Dalam hal ini partisipasi kepala sekolah dalam kaitannya dengan kegiatan
ekstra kurikuler sekolah adalah sebagai motivator bagi guru. Kepala
sekolah juga memberikan contoh bagi para siswa dan guru akan
pentingnya membangun tim kerja yang efektif.
Kegiatan ekstra kurikuler yang sedang berlangsung di MI Ma’arif
Glagahombo saat ini adalah kepramukaan. Disamping itu ada kegiatan
ekstra kurikuler lainya yaitu les mata pelajaran untuk siswa kelas VI.64
Peningkatan prestasi dalam hal ekstra kurikuler telah dikoordinasikan
dengan baik dengan membentuk tim guru pembina latihan kepramukaan
63 Observasi di MI Ma’arif Glagahombo tentang keadaan siswa MI tersebut dan sikapnya terhadap kepala sekolah.
64 Wawancara dengan Kepala Sekolah pada tanggal 7 maret 2005.
lxxi
pada sore hari. Dalam hal kegiatan les mata pelajaran, kepala sekolah juga
berpartisipasi langsung dalam kegiatan tersebut.
Kegiatan les merupakan upaya awal guru mempersiapkan peserta
didik dalam peningkatan kegiatan pembelajaran. Kegiatan les merupakan
bukti dan komitmen kepala sekolah dalam proses peningkatan kualitas
pendidikan. Namun aktifitas kegiatan pembelajaran di MI Ma’arif
Glagahombo tidak akan berjalan dengan baik tanpa ditunjang oleh sarana
dan prasarana sekolah.
Kelengkapan sarana dan prasarana pendidikan yang prinsipil telah
berusaha dipenuhi oleh kepala sekolah MI Ma’arif Glagahombo.
Sebagaimana pada umumnya MI swasta, yang berusaha secara seadanya
dalam mencukupi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Pada
umumnya untuk sarana yang berhubungan dengan buku pegangan guru
(buku penunjang), biasanya para guru di MI Ma’arif Glagahombo
mengusulkan kepada kepala sekolah untuk mengadakan buku tersebut.
2. Kepala Sekolah Sebagai Leader.
Kepala sekolah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk
dan pengawasan, meningkatkan kemampuan tenaga kependidikan,
membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas.65 Kepribadian
kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-sifat jujur,
percaya diri, tangung jawab, berani mengambil resiko dan keputusan,
berjiwa besar, emosi stabil dan mampu menjadi teladan.66
65 E Mulyasa, op.cit.66 Ibid
lxxii
Dalam implementasinya, Kepala sekolah sebagai leader dapat di
analisis dari tiga sifat kepemimpinannya yakni demokratis, otoriter dan
Laissez faire. Ketiga sifat tersebut sering dimiliki secara bersamaan oleh
seorang leader, sehingga dalam melaksanakan kepemimpinannya, sifat-
sifat tersebut muncul secara situasional. Oleh karena itu kepala sekolah
sebagai leader mungkin bersifat demokratis, dan laissez faire.
Berikut ini akan dikemukakan satu persatu gaya-gaya
kepemimpinan tersebut di atas:
a. Gaya kepemimpinan otokratis.
Pemimpin yang bergaya otokratis ini memegang kekuasaan
mutlak. Semua kebijakan/policy ditetapkan oleh pemimpin itu sendiri,
langkah-langkah aktivitas ditentukan oleh pemimpin satu persatu yang
dilakukan tanpa musyawarah dengan orang yang dipimpin.
Hubungan sosial dalam sistem kepemimpinan otokratis sangat
kaku dan bersifat formal. Pelimpahan wewenang tidak pernah
diberikan, yang diminta adalah tanggung jawab dari orang yang
dipimpin. Banyak akibat negatif, jika kepemimpinan otokratis ini
dijalankan, diantaranya adalah:67
1) Perasaan takut dan ketegangan.
2) Tidak berkembangnya kreatifitas orang yang dipimpin.
3) Timbul sifat apatis, yaitu menunggu perintah baru bekerja.
67 U. Husna Asmara, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985), hal. 36.
lxxiii
4) Kegiatan yang berlangsung adalah kegiatan teknis dan rutin
sifatnya statis karena mengulangi sesuatu yang sudah benar.
b. Gaya kepemimpinan Laissez faire
Pada kepemimpinan ini pemimpin memberikan kebebasan
yang seluas-luasnya kepada setiap orang yang dipimpin. Mereka
mengambil kepuasan-kepuasan, menerapkan prosedur dan aktifitas
kerja. Semua kebijaksanaan, metode dan sebagainya menjadi hak yang
sepenuhnya dari orang yang dipimpin.
Pemimpin dengan gaya ini berpendapat bahwa tugasnya adalah
menjaga dan menjamin kebebasan tersebut serta menyediakan segala
kebutuhan dan fasilitas yang dibutuhkan organisasi, atau orang yang
dipimpinnya guna menyelenggarakan organisasinya. Suasana kerja
seperti ini dapat menimbulkan hal yang negatif diantaranya adalah:68
1) Timbulnya kekacauan dalam pelaksanaan tugas.
2) Timbulnya kesimpangsiuran kerja dan tugas.
3) Banyak ide-ide yang tidak terlaksana.
4) Hasil kerja sulit dicapai secara maksimal.
c. Gaya kepemimpinan demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya yang
mempertemukan prinsip dan prosedur yang sangat ekstrim itu, yaitu
kepemimpinan otokratis dan laissez faire. Kepemimpinan demokratis
memanfaaatkan peran aktifitas dari orang yang dipimpin dan
keputusan penting selalu disesuaikan dengan tuntutan kelompok. 68 Ibid.
lxxiv
Kegiatan musyawarah merupakan langkah penting dalam
menyelesaikan berbagai problem dalam pendidikan. Begitu juga dalam
hal pengambilan keputusan, kepemimpinan ini menjadikan
keterlibatan pimpinan dalam berbagai kegiatan.
Gaya kepemimpinan di MI Ma’arif Glagahombo cenderung
pada dua gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan laissez faire
dan demokratis dengan aplikasi sebagai berikut:69
1) Kegiatan ekstra kurikuler yang berupa les melibatkan kepala
sekolah untuk berpartisipasi.
2) Kegiatan ekstra kurikuler kepramukaan dilaksanakan oleh guru
pembina yang sudah ditunjuk dalam musyawarah.
3) Pengadaan sarana seperti buku pegangan guru dibeli
bardasarkan permintaan guru berdasarkan kesepakatan kepala
sekolah.
4) Pengadaan prasarana seperti rak buku dikerjakan dengan
swadaya sekolah dan tenaga teknisnya adalah kepala sekolah MI
Ma’arif Glagahombo.
5) Adanya kebebasan bagi para guru untuk menentukan metode
dan sistem pembelajaran tanpa membuat rencana harian pelajaran
dengan catatan mereka kansekuen dalam menguasai bahan
pelajaran.
3. Kepala sekolah sebagai manajer pendidikan.
69 Wawancara dengan guru kelas V MI Ma’arif Glagahombo pada tanggal 7 Maret 2005.
lxxv
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer,
Kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan
tenaga kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif. Memberi
kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan
dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.
Manajemen pada hakekatnya merupakan suatu proses
merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengendalikan
usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber-
sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
a. Perencanaan (Planning)
Perencanaan dapat diartikan sebagai persiapan yang teratur dari
setiap usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
setiap usaha atau pekerjaan, lebih-lebih yang melibatkan orang banyak,
perencanaan merupakan tahapan permulaan yang sangat penting.
Banyak tujuan yang tidak tercapai karena tidak adanya perencanaan
yang baik, sehingga perencanaan tidak hanya dilakukan pada awal
melakukan pekerjaan melainkan terus menerus dilakukan selama
proses kerja berlangsung.
Sebagai pemimpin pendidikan di MI Ma’arif Glagahombo,
kepala sekolah dalam mengelola pendidikan juga mempunyai berbagai
lxxvi
kebijakan yang akan diterapkan. Hal inilah yang terrangkum dalam
suatu planing yang dilakukan oleh kepala sekolah
Selain dari pada itu perencanaan yang baik hendaknya
mengandung unsur-unsur sebagai berikut:70
1) Planning (perencanaan) yang dirumuskan secara jelas dan
dijabarkan secara operasional.
2) Policy yaitu cara atau kebijaksanaan untuk mencapai tujuan dalam
garis besarnya.
3) Prosedur pembagian tugas serta hubungannya antara anggota
kelompok masing-masing.
4) Progress (kemajuan) yaitu penetapan standard kemajuan yang
hendak dicapai.
5) Program yaitu langkah-langkah kegiatan untuk mencapai tujuan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah perencanaan dilakukan maka perlu ditetapkan
pembagian tugas diantara orang yang terlibat agar masing-masing tahu
apa yang harus dikerjakan, inilah yang disebut dengan
pengorganisasian. Jadi pengorganisasian maksudnya adalah proses
pembagian tugas-tugas dan tanggung jawab serta wewenang sehingga
tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan
dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
70 Soewadji Lazaruth, Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya, (Yogyakarta: Kanisius, 1984), hal. 12
lxxvii
Organisasi yang ada di MI Ma’arif Glagahombo juga sudah
berjalan cukup baik, hal ini di buktikan dengan solidnya berbagai
organisasi yang ada di Madrasah tersebut, sehingga dengan organisasi
itu akan tercipta koordinasi yang baik dalam mencapai tujuan yang
sama.
Di dalam pengorganisasian ada dua asas pokok yang harus
diperhatikan yaitu:71
1) Asas Koordinasi
Asas koordinasi adalah pengaturan dan pemeliharaan tata
hubungan agar tercipta tindakan yang sama dalam rangka
mencapai tujuan bersama. Agar koordinasi ini dapat berjalan
dengan baik maka diperlukan tiga syarat pokok, antara lain:
a) Adanya wewenang yang tertinggi, yang berfungsi sebagai
pemberi arah.
b) Adanya kesediaan bekerja sama antar anggota karena
merasa adanya tujuan bersama yang ingin dicapai.
c) Adanya filsafat serta keyakinan yang sama yang dihayati
semua anggota.
2) Asas Hirarki
Asas hirarki adalah suatu proses pewujudan koordinasi dalam
organisasi. Di dalam usaha itu akan terjadi suatu tingkatan tugas,
wewenang dan tangung jawab. Di dalam hirarki ini diperlukan
71 Ibid, hal. 13
lxxviii
adanya kepemimpinan, pendelegasian wewenang dan pembatasan
tugas.
c. Penggerakan (Actuating)
Menurut George R. Terry actuating adalah tindakan untuk
mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk
mencapai sasaran-sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha-usaha organisasi.72
Usaha penggerakan ini berkaitan erat dengan usaha memberi
motivasi kepada anggota organisasi, jadi agar pemimpin atau kepala
sekolah mampu melaksanakan fungsi ini dengan baik maka dituntut
untuk mampu berkomunikasi, memiliki daya kreasi serta inisiatif yang
tinggi dan mampu mendorong semangat stafnya.
Kepala sekolah MI Ma’arif Glagahombo dalam memotivasi
bawahannya agar lebih semangat dan kreatif dalam kinerjanya,
biasanya kepala sekolah terjun langsung dan terlibat dengan kegiatan
tersebut. Sehingga dengan cara itulah akan tercipta koordinasi yang
baik dalam meningkatkan tujuan pendidikan yang salah satunya yaitu
dengan meningkatnya prestasi siswa.
d. Pengawasan (Controlling)
Kegiatan pengawasan dapat berbentuk pemeriksaan,
pengecekan, serta usaha pencegahan terhadap kesalahan yang mungkin
terjadi, sehingga bila terjadi panyimpangan dapat ditempuh usaha-
usaha perbaikan.72 Ibid, hal. 14
lxxix
Jadi pengawasan mempunyai dua fungsi yaitu:
1) Membandingkan hasil yang telah dicapai dengan
rencana yang telah ditetapkan.
2) Mencatat semua hasil pengawasan untuk dijadikan
bahan pertimbangan dalam usaha perbaikan dan penyempurnaan.
Beberapa prinsip pengawasan yang juga harus diperhatikan adalah:73
1) Pengawasan harus bersifat menyeluruh.
Pengawasan harus meliputi seluruh aspek program: personel,
pelaksanaan program, material, hambatan-hambatan dan lain lain.
2) Pengawasan dilakukan oleh semua orang yang terlibat
dalam program.
Pengawasan bukan hanya dilakukan oleh pemimpin atau petugas-
petugas yang ditunjuk, tetapi semua petugas pelaksanaan program
mempunyai tanggung jawab melakukan pengawasan.
3) Pengawasan harus bersifat diagnostik
Pengawasan tidak bertujuan untuk mencari kesalahan-kesalahan
personel, tetapi untuk menemukan kelemahan-kelemahan atau
penyimpangan-penyimpangan program yang dapat menghambat
tercapainya tujuan. Dari penemuan ini kemudian dilakukan
perbaikan dan penyempurnaan.
Adapun program atau tujuan yang berkaitan dengan kinerja atau
tugas kepala sekolah sebagai menajer pendidikan adalah sebagai berikut :74
73 Ibid, hal. 1574 E. mulyasa, op.cit, hal. 103.
lxxx
a. Memberdayakan tenaga kependidikan melalui
kerjasama/kooperatif. Hal ini dimaksudkan bahwa dalam peningkatan
proses tenaga kependidikan di sekolah. Kepala sekolah harus
mementingkan kerjasama dengan tenaga kependidikan dan pihak lain
yang terkait dalam melaksanakan setiap kegiatan.
b. Memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan, untuk
meningkatkan profesinya.
c. Mendorong keterlibatan seluruh tenaga kependidikan dalam
setiap kegiatan sekolah.
Berdasarkan peran kepala sekolah sebagai manajer pendidikan,
Maka di bawah ini akan penulis paparkan mengenai aktifitas sekolah MI
Ma’arif Glagahombo saat ini:75
a. Para guru di MI Ma’arif Glagahombo mengikuti kegiatan
Kelompok Kerja Guru (KKG) sebulan sekali yang bertempat di MI
induk di Kecamatan Salam yaitu di MIN Tirto.
b. Memberikan kesempatan kepada guru wiyata bakti untuk
mengikuti pendidikan lanjutan (DII).
c. Memberikan motivasi kepada guru yang telah lama berwiyata
bakti untuk mengikuti seleksi PNS.
d. Mengalokasikan dana sumbangan dari SPBU Kecamatan
Salam untuk beasiswa peserta didik, hal ini dapat meningkatkan
75 Observasi dan wawancara dengan Kepala Sekolah dan guru MI Ma’araif galagahombo pada tanggal 7 Maret 2005.
lxxxi
motivasi terhadap siswa untuk meningkatkan aktifitas
pembelajarannya.
4. Kepala Sekolah Sebagai Administrator.
Sebagai administrasi pendidikan kepala sekolah secara spesifik
harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola
administrasi peserta didik, mengelola administrasi personalia, mengelola
administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan dan
mengelola keuangan.
Kepala sekolah MI MA’arif Glagahombo sebagai administrator
pendidikan bertugas untuk mengelola kegiatan sekolah yang berkenaan
dengan hal-hal yang tersebut di atas dengan baik. Hal ini dapat
mengindikasikan bahwa adanya keahlian tertentu yang dapat menunjang
meningkatnya kinerja kepala sekolah. Adapun Kegiatan-kegiatan yang
terkait dengan kinerja kepala sekolah MI Ma’arif Glagahombo sebagai
administrator adalah:
a. Kemampuan mengelola kurikulum.
Kemampuan mengelola kurikulum diwujudkan dalam
penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, penyusunan
kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, dan penyusunan
data kelengkapan administrasi kegiatan peserta didik di perpustakaan.
Kelengkapan data administrasi pembelajaran di MI Ma’arif
Glagahombo pada dasarnya telah ditunjang oleh adanya kurikulum.
Kurikulum yang digunakan oleh MI Ma’arif Glagahombo adalah
lxxxii
kurikulum 1994 yang disesuaikan dengan sistem semester. Begitu juga
alokasi waktu pembelajaran telah menggunakan sistem jadwal
pembelajaran dan alokasi waktu serta penentuan alat evaluasinya.76
Untuk mempermudah kegiatan belajar mengajar di kelas, maka
kepala sekolah menyarankan kepada para guru untuk menggunakan
Satuan Pelajaran (Satpel) untuk satu semester dan Rencana Harian
(RH). Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui secara jelas tujuan,
materi, metode, jenis evaluasi, dan hasil yang akan dicapai sesuai
Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus
(TIK).
Selain kelengkapan data yang berkenaan dengan pengelolaan
kelengkapan administrasi pembelajaran, kemampuan pengeloaan
kurikulum dapat diwujudkan dalam pengelolaan administrasi
bimbingan dan konseling (BK). Dengan kelengkapan administrasi
bimbingan dan konseling ini dapat diketahui kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah tersebut.
Kelengkapan data kegiatan bimbingan dan konseling di MI
Ma’arif Glagahombo secara tertulis tidak ada. Hal ini dikarenakan
semua guru menangani langsung berbagai hal yang berkenaan dengan
bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan dan konseling tersebut
dapat berupa bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar,
76 Dokumentasi, diambil dari Buku Penyesuaian Materi Kurikulum 1994 Berdasarkan Sistem Semester, pada tanggal 9 Maret 2005.
lxxxiii
perhatian khusus pada anak nakal dan malas belajar di kelas dan lain
sebagainya.
Secara keseluruhan semua permasalahan yang berkaitan
dengan bimbingan dan konseling tersebut mendapatkan bantuan dari
guru kelas. Akan tetapi apabila guru kelas sudah tidak mampu lagi,
maka kepala sekolah sendiri yang akan menangani langsung. Jadi
secara formal, organisasi bimbingan dan konseling di MI Ma’arif
glagahombo tidak ada, tapi fungsi dan pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling berjalan bersamaan dengan proses
pembelajaran.77
Proses kegiatan bimbingan dan konseling memang sangat
membantu peningkatan prestasi siswa. Hal ini dikarenakan siswa
sebagai klien pendidikan mendapatkan pelayanan apabila mengalami
problem dalam kegiatan pembelajarannya. Di samping itu ada hal lain
yang dapat meningkatkan prestasi siswa yaitu pemantauan aktifitas
siswa di perpustakaan sekolah.
Perpustakaan MI ma’arif Glagahombo saat ini masih
sederhana, Koleksi buku adalah buku-buku cerita untuk anak-anak dan
buku mata pelajaran. Sejauh observasi penulis belum ada data yang
berkenaan dengan administrasi belajar siswa di perpustakaan. Namun
ada saja siswa yang masih memanfaatkan buku perpustakaan yang
sangat sederhana referensinya tersebut.78
77 Wawancara dengan guru MI Ma’arif Glagahombo.78 Observasi di perpustakaan MI Ma’arif Glagahombo.
lxxxiv
b. Kegiatan pengelolaan administrasi peserta didik.
Kemampuan kepala sekolah dalam mengelola administrasi
peserta didik di MI Ma’arif Glagahombo telah diwujudkan dalam
penyusunan kelengkapan data adminstrasi peserta didik. Penyusunan
administrasi peserta didik ini, salah satu contohnya dapat dilihat pada
bab II yang berkenaan dengan jumlah siswa 5 tahun terakhir dan
prosentase kelulusan siswa 5 tahun terakhir. Disamping itu masih
banyak administrasi lain yang berkenaan dengan peserta didik seperti
daftar hadir peserta didik dan buku induk sekolah.79
c. Kemampuan mengelola adminstrasi personalia.
Kemampuan mengelola administrasi personalia harus di
wujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga
guru, dan pengembangan kelengkapan data non guru.
MI Ma’arif Glagahombo saat ini memiliki tenaga pengajar
sebanyak 10 orang, seperti yang tercantum dalam struktur organisasi
kepengurusan MI Ma’arif Glagahombo. Untuk mengetahui keadaan
guru MI Ma’arif Glagahombo dapat dilihat dalam bab II.
Pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga
kepengajaran non guru, di madrasah ini tidak ada. Hal ini dikarenakan
MI Ma’arif Glagahombo sebagai Lembaga Pendidikan Islam tingkat
dasar, tidak memiliki pustakawan, pegawai TU, penjaga sekolah, dan
karyawan lainnya.80
79 Dokumentasi, diambil pada tanggal 3 Maret 2005.80 Observasi di MI Ma’arif glagahombo serta dokumentasi tentang tenaga kependidikan
yang diambil adari buku data statistik EMIS MI Ma’arif Glagahombo.
lxxxv
Pengembangan data administrasi guru yang ada di MI Ma’arif
Glagahombo adalah:
1) Struktur organisasi MI Ma’arif Glagahombo.
2) Daftar guru berisi Gol., pendidikan terakhir, dan lama
mengajar.
3) Daftar hadir guru.
d. Kemampuan mengelola adminisrasi sarana dan prasarana.
Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana di
MI Ma’arif Glagahombo diwujudkan dalam kelengkapan data
administrasi gedung dan ruang, pengembangan data administrasi
meubeler, pengembangan kelengkapan data administrasi mesin kantor.
e. Kemampuan pengelolaan administrasi kearsipan.
Kemampuan pengelolaan administrasi kearsipan MI Ma’arif
Glagahombo telah diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data
adminstrasi surat masuk dan keluar, pengembangan administrasi surat
keputusan dan pengembangan kelengkapan data administrasi surat
edaran.
f. Kemampuan mengelola adminstrasi keuangan.
Kemampuan mengelola administrasi keuangan diwujudkan
dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan
administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan ortu
peserta didik, pengembangan adminstrasi keuangan yang bersumber
dari pemerintah yakni Uang Yang Harus Dipertanggung Jawabkan
lxxxvi
(UYHD), dan Dana Bantuan Operasional (DBO) yang sekarang
disebut dengan istilah Dana Pemeliharaan Pendidikan (DPP).81
Kegiatan lain dari adminstrasi keuangan di MI Ma’arif
Glagahombo adalah pengembangan proposal untuk mendapatkan
bantuan keuangan, seperti hibah atau yang lainnya. Kegiatan
pengembangan proposal juga berfungsi untuk mencari berbagai
kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai
pihak yang tidak mengikat.
5. Kepala sekolah sebagai supervisor.
Salah satu tugas kepala sekolah dalam meningkatkan kegiatan
pembelajaran adalah sebagai supervisor. Kinerja kepala sekolah sebagai
supervisor menuntut kemampuan kepala sekolah dalam melakukan
pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan kualitas tenaga
kependidikan. Kegiatan supervisi dapat dilakukan melalui teknik individu
dan teknik kelompok.
Teknik individu dapat dicontohkan dengan kunjungan atau
observasi kelas, percakapan pribadi, dan lain-lain. Sedangkan untuk teknik
kelompok adalah diskusi, seminar, rapat dan lain sebagainya. Di MI
Ma’arif Glagahombo kegiatan supervisi yang telah dilakukan oleh kepala
sekolah selaku pengawas melekat adalah observasi kelas dan percakapan
individual (individual conference), dan rapat sekolah.82
81 E. Mulyasa, op.cit.82 Wawancara dengan Kepala Sekolah MI Ma’arif Glagahombo
lxxxvii
Keberhasilan kepala sekolah sebagai supervisor antara lain dapat
ditunjukkan oleh:
a. Menumbuhkan kesadaran terhadap tenaga
kependidikan (guru) untuk meningkatkan kinerjanya.
b. Meningkatkan ketrampilan tenaga kependidikan
(guru) dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan tolak ukur keberhasilan seorang supervisor maka
kegiatan supervisi di MI ma’arif Glagahombo cukup berhasil. Hal ini di
buktikan dengan terus meningkatnya ketrampilan guru dalam mengajar.
Apabila berkaitan dengan kegiatan ekstra, kinerja guru MI Ma’arif
Glagahombo mulai menunjukkan peningkatan, yaitu dengan partisipasi
mereka dalam kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan ekstra yang dilaksanakan di MI Ma’arif Glagahombo
adalah les atau remedial teaching (pengayaan) untuk siswa, kemudian
kegiatan ekstra lainnya adalah kegiatan kepramukaan. Beberapa guru di
MI Ma’arif Glagahombo juga terlibat, selain guru seksi kepramukaan,
guru lainpun ikut membantu latihan kepramukaan pada sore hari. Hal ini
membuktikan bahwa koordinasi yang baik antar semua komponen akan
membuahkan hasil yang memuaskan, misalnya dengan diraihnya berbagai
prestasi kejuaran dalam kegiatan kepramukaan.
B. Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Prestasi Siswa.
lxxxviii
Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan suatu maksud, atau
ikhtiar. Dalam hal mencapai tujuan pendidikan di MI Ma’arif Glagahombo,
kepala sekolah selaku pemimpin pendidikan melakukan ikhtiar atau usaha
untuk mencapai cita-cita tersebut. Upaya yang dilakukan oleh kepala sekolah
dalam mencapai peningkatan dalam prestasi siswa MI Ma’arif Glagahombo
baik yang bersifat akademik maupun yang bersifat non akademik dapat berupa
upaya secara formal dan non formal.
Upaya secara formal adalah upaya yang ditempuh dalam bentuk fisik
dan dapat dilihat. Hal tersebut dapat dilihat melalui kegiatan pembelajaran
yang intensif, kegiatan les, kegiatan pelatihan-pelatihan ketrampilan siswa dan
lain sebagainya yang bersifat akademik. Sedangkan upaya non formal adalah
upaya dalam bentuk kegiatan kerohaniahan atau upaya yang dilakukan di luar
kegiatan akademik.
Dalam hal ini kegiatan yang berkaitan dengan upaya kerohaniahan
dilakukan secara non formal bersama masyarakat dan khususnya wali murid.
Kegitan tersebut berupa kegiatan Mujahadah yang telah berjalan selama 2
tahun, hal ini tidak lain adalah bertujuan untuk meningkatkan keberhasilan
dalam pendidikan di MI Ma’rif Glagahombo.
Kepala sekolah sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan
bertanggung jawab terhadap keberhasilan pendidikan. Kepala sekolah tidak
secara individual dalam meningkatkan kualitas pendidikan yaitu prestasi
siswa. Dalam hal ini kepala sekolah dan guru merupakan elemen penting yang
saling bekerja sama dalam menciptakan prestasi dalam diri peserta didik di
lxxxix
lembaga pendidikan yang dikelolanya. Di samping itu peranan orang tua siswa
dalam mengontrol kegiatan belajar siswa di rumah juga sangat membantu
dalam peningkatan prestasi siswa.
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Prestasi inilah yang
menyebabkan ada atau timbulnya kepercayaan masyarakat terhadap suatu
lembaga pendidikan. Kepala sekolah, guru dan seluruh tenaga kependidikan
berupaya bekerjasama dengan baik dalam mewujudkan keberhasilan
pendidikan yang salah satunya ditandai dengan prestasi siswa.
Tidak ada perbedaan prestasi yang disebabkan oleh profesionalisme
kepala sekolah dan guru. Hal ini disebabkan, bahwa pendidikan adalah suatu
sistem yang terdiri dari komponen-komponen pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan. Kepala sekolah dan guru adalah bagian dari komponen
pendidikan yang berperan dalam keberhasilan tujuan pendidikan yang salah
satunya adalah prestasi siswa yang dididiknya.
Kepala sekolah yang profesional akan berpengaruh pada kinerja guru
ketika keduanya bekerjasama dengan baik. Prestasi siswa adalah tujuan dari
kedua pelaku pendidikan tersebut. Demikian juga kepala sekolah dan guru di
MI Ma’arif Glagahombo telah berupaya menciptakan kerjasama yang baik
dalam upaya peningkatan prestasi siswa di MI Ma’arif Glagahombo. Upaya-
upaya kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi siswa di MI Ma’arif
Glagahombo baik yang bersifat formal maupun non formal adalah sebagai
berikut:
xc
1. Upaya Kepala sekolah dalam meningkatkan prestasi
siswa secara formal.
a. Mengefektifkan kegiatan pembelajaran dengan memantau disiplin
waktu masuk dan selesai jam pelajaran.
b. Menugaskan guru pengganti bagi guru mata pelajaran yang
berhalangan hadir, biasanya tugas tersebut dilimpahkan kepada guru
yang sedikit jam mengajarnya.
c. Mengadakan rapat sekolah secara rutin yang salah satu program
yang dibahas adalah masalah kegiatan belajar dikelas.
d. Mengikutsertakan guru-guru mata pelajaran untuk mengikuti
kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di madrasah induk.
e. Memberi kesempatan pada guru untuk menempuh pendidikan
lanjutan.
f. Berkoordinasi dengan guru mata pelajaran dalam hal pengadaan
buku pegangan tambahan guru.
g. Mengadakan kegiatan les bagi siswa kelas VI.
h. Mengadakan Supervisi Kelas 1 minggu sekali.83
2. Upaya kepala sekolah dalam peningkatan prestasi siswa
secara non formal
Kepala sekolah sebagai salah satu penyampai informasi
perkembangan kegiatan pendidikan yang menunjang peningkatan prestasi
siswa. Informasi tersebut dapat berasal dari Departemen Agama Cabang
83 Wawancara dengan guru dan Kepala Sekolah MI Ma’arif Glagahombo pada tanggal 9 Maret 2005.
xci
ataupun Departemen Agama Pusat. Informasi itupun dapat berasal dari
yayasan atau masyarakat. Dalam hal ini kepala sekolah harus selalu peka
terhadap informasi yang ada. Informasi peningkatan prestasi siswa sering
diwujudkan dalam bentuk perlombaan-perlombaan baik di tingkat
Kecamatan, Kabupaten bahkan tingkat Propinsi.
Dengan mengikutsertakan siswa dalam kegiatan-kegiatan
perlombaan tersebut setidaknya dapat dijadikan tolak ukur kongkrit hasil
dari upaya peningkatan prestasi siswa secara formal. Adapun kegiatan-
kegiatan yang telah dialokasikan di MI Ma’arif Glagahonmbo dan upaya
peningkatan prestasi siswa secara non formal adalah:
a. Mengikutsertakan siswa dalam perlombaan PORSENI tingkat MI se-
Kecamatan, Kabupaten ataupun Propinsi.
b. Mengikutsertakan siswa dalam perlombaan Mata Pelajaran, baik
tingkat Kecamatan, Kabupaten maupun Propinsi.
c. Mengikutsertakan siswa dalam lomba MTQ, baik tingkat Kecamatan ,
Kabupaten atau Propinsi.
d. Mengirim siswa untuk menjadi Qori’ dalam kegiatan pengajian atau
kegiatan keagamaan lainnya di masyarakat.
e. Mengadakan kegiatan mujahadah dengan masyarakat khususnya wali
murid sebulan sekali.
f. Mengikutsertakan siswa dalam kegiatan kepramukaan baik tingkat
Kecamatan, Kabupaten maupun tingkat Propinsi.84
84 Ibid.
xcii
3. Faktor pendukung dan penghambat upaya peningkatan
prestasi siswa di MI Ma’arif Glagahombo.
a. Faktor pendukung upaya peningkatan prestasi siswa.
1) Koordinasi yang baik antara kepala sekolah, guru dan siswa.
2) Sistem kepemimpinan yang demokratis dan laissez faire.
3) Adanya kegiatan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah.
4) Tenaga edukatif telah mengikuti kegiatan penyetaraan
pendidikan.
5) Tenaga edukatif yang aktif dalam kegiatan Kelompok Kerja
Guru (KKG).
6) Partisipasi siswa yang aktif dalam kegiatan sekolah.
7) Kontinuitas kegiatan ekstrakurikuler les atau remedial teaching
(pengayaan), hal ini membuat siswa menjadi rajin dan mengikuti
kegiatan di sekolah, karena adanya konsistensi petugas (guru) yang
hadir sesuai jadwal kegiatan.
8) Koordinasi yang baik dengan orang tua siswa.
9) Kerjasama dengan pihak yang tidak mengikat dalam
memberikan beasiswa kepada siswa yang tidak mampu.85
b. Faktor penghambat upaya peningkatan prestasi siswa
1) Sarana dan prasarana pendidikan di MI Ma’arif Glagahombo
yang masih sangat terbatas.
2) Minimnya bantuan biaya operasional pendidikan dari
pemerintah.85 Ibid.
xciii
3) Tenaga edukatif yang masih terbatas dan sebagian tidak berusia
muda lagi.
4) Perpustakan sekolah yang belum representatif86
C. Prestasi Yang Dicapai Siswa.
MI Ma’arif Glagahombo sebagai lembaga pendidikan Islam tingkat
dasar telah menunjukkan hasil yang positif dengan adanya berbagai prestasi
yang telah diraih oleh siswa baik prestasi yang bersifat akademik maupun
prestasi yang bersifat non akademik. Prestasi tersebut dicapai atas koordinasi
yang baik antar kepala sekolah, guru, siswa dan komponen lain yang
mendukung. Dengan peningkatan prestasi siswa di MI Ma’arif Glagahombo
merupakan langkah penting untuk mempertahankan eksistensi lembaga
pendidikan Islam tingkat dasar ini.
Adapun prestasi yang telah dicapai oleh MI Ma’arif Glagahombo baik
yang bersifat akademik maupun non akademik adalah sebagai berikut :
1. Prestasi Yang Bersifat Akademik.
Prestasi yang bersifat akademik adalah prestasi yang dicapai siswa
melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Prestasi tersebut berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menguasai mata pelajaran yang telah dipelajari.
Dengan mengikuti kegiatan lomba yang diadakan oleh Depag baik tingkat
kecamatan ataupun kabupaten, maka prestasi siswa MI Ma’arif
Glagahombo dapat diketahui secara riil. Disamping itu prestasi yang
bersifat akademik juga dapat dilihat dari prosentase kelulusan siswa.86 Ibid.
xciv
Adapun prestasi akademik yang telah diraih oleh siswa MI Ma’arif
Glagahombo dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut :
a. Juara I Putra lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
tingkat Kecamatan Salam pada tahun 2003 dengan jumlah peserta 26
orang.
b. Juara II Putri lomba Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
tingkat Kabupaten Magelang pada tahun 2003 dengan jumlah peserta
42 orang.
c. Dan prosentase kelulusan siswa dengan hasil yang memuaskan
selama 5 tahun terakhir yaitu dengan meraih angka 100% kelulusan.87
(terlampir dalam tabel kelulusan siswa dari tahu 2000-2005 dalam bab
sebelumnya). Kemudian nilai ebtanas yang di peroleh siswa MI
Ma’arif Glagahombo adalah sebagai berikut:
TABEL VIII
Nilai Rata-Rata Ujian Akhir Siswa Dari Tahun 2000 – 2004
Nilai Nilai Rata-Rata Ebtanas Tahun Ajaran
2000/2001 2001/2002 2002/2003 2003/2004
Terendah
Tertinggi
6,25
8,90
5,74
7,33
6,24
7,24
5,10
8,48
2. Prestasi yang bersifat non akademik.
87 Dokumentasi diambil dari data prestasi yang telah diraih siswa MI Ma’arif Glagahombo.
xcv
Prestasi non akademik adalah prestasi yang diperoleh siswa bukan
berdasarkan atas kemampuan dari hasil pembelajaran di kelas. Prestasi ini
dapat dicapai karena bakat siswa atau pelatihan tertentu sebagai kegiatan
ekstra kurikuler. Prestasi non akademik yang dicapai MI Ma’araif
Glagahombo adalah prestasi yang diraih dalam kegiatan olah raga dan
Tilawatil Qur’an dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya yaitu kepramukaan.
Adapun prestasi non akademik yang telah diraih oleh siswa MI
Ma’arif Glagahombo dalam kurun waktu 5 tahun terakhir adalah sebagai
berikut :88
1. Juara I dan II Putra lomba Tilawah dan Murotal dalam MTQ
Pelajar se Kabupaten Magelang pada tahun 2000 dengan jumlah
peserta 42 orang.
2. Juara I Putra lomba Tilawah dan Murotal dalam MTQ Pelajar
se Kabupaten Magelang pada tahun 2000 dengan jumlah peserta 42
orang.
3. Juara II Putri lomba Tilawah dan Murotal dalam MTQ Pelajar
se Kabupaten Magelang pada tahun 2000 dengan jumlah peserta 42
orang.
4. Juara II Putra lomba Tilawah dalam MTQ Pelajar se Propinsi
Jawa Tengah pada tahun 2000 dengan jumlah peserta 58 orang.
5. Juara III Putra Putri lomba Jambore Pramuka se Kecamatan
Salam pada tahun 2000 dengan jumlah peserta 26 Regu.
88 Ibid.
xcvi
6. Juara I Putra PORSENI se Kabupaten Magelang pada tahun
2000 dengan jumlah peserta 42 orang.
7. Juara I Putri lomba Tilawah dalam MTQ Pelajar se Kabupaten
Magelang pada tahun 2001 dengan jumlah peserta 42 orang.
8. Juara II Putra lomba Tilawah dalam MTQ Pelajar se Kabupaten
Magelang pada tahun 2001 dengan jumlah peserta 42 orang.
9. Juara II Putri lomba Tartil dalam MTQ Pelajar se Kabupaten
Magelang pada tahun 2001 dengan jumlah peserta 42 orang.
10. Juara I Putra Tartil dalam MTQ Pelajar se Kabupaten
Magelang pada tahun 2001 dengan jumlah peserta 42 orang.
11. Juara II Putra lomba Tilawah dan Tartil dalam MTQ Pelajar se
Karesidenan pada tahun 2001 dengan jumlah peserta 58 orang.
12. Juara I Putri lomba Tilawah dan Tartil dalam MTQ Pelajar se
Karesidenan pada tahun 2001 dengan jumlah peserta 58 orang.
13. Juara I Putra lomba Tilawah dan Tartil dalam MTQ Pelajar se
Kabupaten Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42
orang.
14. Juara I Putri lomba Tilawah dan Tartil dalam MTQ Pelajar se
Kabupaten Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42
orang.
15. Juara II Putra lomba Tilawah dan Tartil dalam MTQ Pelajar se
Kabupaten Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42
orang.
xcvii
16. Juara I Putri lomba Tilawah dan Tartil dalam MTQ Pelajar se
Kabupaten Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42
orang.
17. Juara III Putra lomba Tilawah dan Tartil Murotal dalam MTQ
Pelajar se Karesidenan pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 58
orang.
18. Juara II Putri lomba Tilawah dan Tartil Murotal dalam MTQ
Pelajar se Kabupaten Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah
peserta 42 orang.
19. Juara III Putra MTQ Umum se Kabupaten Magelang pada
tahun 2002 dengan jumlah peserta 42 orang.
20. Juara I Putri lomba Tartil Qur’aan dalam MTQ se Kabupaten
Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42 orang.
21. Juara I Putra lomba Tilawatil Qur’an se Kabupaten Magelang
pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42 orang.
22. Juara I Putri lomba Tilawah dan Murotal dalam MTQ se
Kabupaten Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta 42
orang.
23. Juara I Putra lomba Tilawah se Kabupaten Magelang pada
tahun 2002 dengan jumlah peserta 42 orang.
24. Juara II Putra lomba PORSENI MI Tilawah dan Murotal dalam
MTQ se Kabupaten Magelang pada tahun 2002 dengan jumlah peserta
42 orang.
xcviii
25. Juara I Putra lomba SKJ se Kabupaten Magelang pada tahun
2002 dengan jumlah peserta 42 Tim.
26. Juara I Putri lomba SKJ se Kabupaten Magelang pada tahun
2002 dengan jumlah peserta 42 Tim.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M., Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
Arikunto, Suharsimi., Manajemen Penelitian, Jakarta : Rieneka Cipta, 1998.
Asmara, U. Husna, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1985.
Danim, Sudarwan., Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung : Pustaka Setia, 2002.
Gazali, Ahmad dan Syamsuddin BA, Administrasi Sekolah, Jakarta, Cahya Budi, 1997.
Hamidy, Zainuddin dkk, Terjemah Hadis Shahih Buchari, Jakarta: Widjaya, 1961.
Lazaruth, Soewadji Kepala Sekolah Dan Tanggung Jawabnya, Yogyakarta: Kanisius, 1984.
Moleong, Lexi J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1998
Muhajir, Noeng., Metodologi Penelitian Kualitatif, Yogyakarta : Rake Surasin, 1989.
Mulyasa, E., Manajemen Berbasis Sekolah, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2003.
_________, Menjadi Kepala Sekolah Profesional Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004.
Nata, Abudin., Metodologi Studi Islam, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2000.
Nasution, S, Metode Research, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
xcix
Nawawi, Hadari., dkk, Administrasi Sekolah, Jakarta : Ghalia Indonesia, 1986.
Nawawi, Imam, Terjemah Riyadhus Shalihin, Jakarta: Pustaka Amani,1999.
Partanto, Pius A., dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arloka, 1994.
Poerwodarminto, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Purwanto, M.Ngalim., Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1996.
_______________, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998.
Salim, Peter., dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta: Modern English Press, 1991.
Samana, A., Profesionalisme Keguruan, Yogyakarta: Kanisius,1994.
Suharjo, Drajad., Metodologi penelitian Dan Penulisan Laporan Ilmiah, Yogyakarta: UII Press, 2003.
Supriadi, Dedi., Mengangkat Citra dan Martabat Guru, Yogyakarta : Adicita Karya Nusa, 2000.
Surya, Hendra., Kiat Mengajak Anak Belajar Dan Berprestasi, Jakarta : Elex Media Komputindo, 2003.
Syah, Muhibbin., Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung : Remaja Rosdakarya Offset, 2002.
Tafsir, Ahmad., Ilmu Pendidikan Dalam Pespektif Islam, Bandung : Remaja Rosdakarya, 1994.
Tauhied, H. Abu., dan Drs. H. Mangun Budiyanto, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta : Sekretariat Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah, 1990.
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Dan Penjelasannya.
Usman, Husaini., dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, 1996.
c
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Aan Fatkhurohman
TTL : Magelang, 8 Agustus 1980
NIM : 0147 0818
Fakultas : Tarbiyah
Jurusan : Kependidikan Islam
Alamat : Pandean, Jeruk Agung, Srumbung, Magelang.
Kode Pos. 56483
Nama Orang Tua :
Ayah : Dalrodji
Pekerjaan : PNS
Ibu : Darmiyati
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : s.d.a
Pengalaman Pendidikan:
1. SD Jeruk Agung III Srumbung, Magelang : Tahun 1986 – 1992
2. MTs Sunan Pandanaran : Tahun 1992 – 1995
3. MAN Yogyakarta I : Tahun 1995 – 1998
4. Masuk IAIN : Tahun 2001
ci