Pneumatik dan Hidrolik I Diagram Rangkaian
V. DIAGRAM RANGKAIAN
Diagram rangkaian harus digambar dengan menggunakan simbol yang standar,
dimana tata letak komponen dari diagram rangkaian harus disesuaikan dengan diagram
alir dari mata rantai kontrol yaitu sebuah sinyal harus mulai mengalir dari bawah menuju
ke atas dari gambar rangkaian. Elemen yang dibutuhkan untuk catu daya akan
digambarkan pada bagian bawah dari rangkaian.
Tata letak ini maksudnya bahwa diagram rangkaian harus digambar tanpa
mempertimbangkan lokasi tiap elemen yang diaktifkan secara fisikal. Dianjurkan bahwa
semua silinder dan katup kontrol arah digambarkan secara horisontal dengan silinder
beroperasi dari kiri ke kanan, sehingga rangkaian bisa jadi lebih mudah dimengerti.
5.1. Kontrol Langsung
Pada sebuah contoh di bawah ini batang piston silinder kerja tunggal keluar ketika
sebuah tombol ditekan. Pada saat dilepas piston kembali ke posisi awal. Untuk
pengontrolan langsung ini dibutuhkan sebuah katup 3/2 normal tertutup.
2
1 3
2
1 3
a). Dengan Katup NC b). Dengan Katup NO
Gambar 5.1 Kontrol langsung silinder kerja tunggal
Jika katup 3/2 diaktifkan udara bertekanan mengalir dari saluran suplai 1 (P) ke
saluran keluaran 2 (A) dan saluran pembuangan 3 (R) tertutup, sehingga silinder keluar.
Ketika tobol dilepas pegas pengembali katup beroperasi, dan ruang udara silinder
terhubung dengan saluran pembuangan 3 (R). Sehingga udara yang di ruang silinder
terbuang dan udara bertekanan dari saluran suplai 1 (P) tertutup sehingga silinder
masuk akibat adanya gaya dari pegas.
18
Pneumatik dan Hidrolik I Diagram Rangkaian
Pada permasalahan yang lain sebuah katup 3/2 normal terbuka dipakai, sehingga
posisi awal silinder berada di luar. Ketika tombol ditekan, silinder akan masuk ke dalam
oleh gaya pegas.
5.2. Kontrol Tak Langsung
Pada pengontrolan tak langsung pada silinder, katup 3/2 diaktifkan oleh sebuah
katup 3/2 tombol, dengan cara ini elemen kontrol terakhir bisa jadi lebih besar
ukurannya, karena katup kontrol ini harus memenuhi kebutuhan aliran udara bertekanan
sesuai dengan ukuran silinder
2
1 3
2
1 3
4 2
5
1
3
2
1 3
( A ) ( B )
Gambar 5.2 Kontrol tak langsung : A (pada silinder kerja tunggal),
B (Pada silinder kerja ganda)
5.3. Gerak Squensial
Gerak squensial adalah gerakan yang berurutan, dimana gerakan berikutnya
dipengaruhi atau dikontrol oleh gerakan sebelumnya. Untuk membuat rangkaian gerak
squensial dapat diselesaikan dengan 3 (tiga) metode penyelesaian, yaitu :
a. Metode intuitif
b. Metode Cascade
c. Metode Shif Register
19
Pneumatik dan Hidrolik I Diagram Rangkaian
5.4. Metode intuitif
Metode intuitif umumnya dipergunakan untuk membuat rangkaian pneumatik dasar,
yaitu rangkaian tanpa sinyal konflik sebab untuk rangkaian yang komplek, maka
membutuhkan pengalaman dan waktu yang lama. Adapun urutan langkah dalam
pembuatan rangkaian metode intuitif antara lain :
1. Buat persamaan geraknya
2. Identifikasi sensor atau limit switch yang dibutuhkan
3. Buat rangkaian pneumatik
5.5. Metode cascade
Metode cascade digunakan untuk mengatasi adanya sinyal konflik, sehingga mudah
digunakan sebagai acuan untuk membuat rangkaian yang komplek sekalipun, dengan
urutan langkahnya adalah sebagai berikut :
1. Buat persamaan geraknya
2. Bagi dalam group-group, dimana dalam satu group hanya terdapat satu gerakan
untuk tiap silindernya
3. Identifikasi sensor atau limit switch yang dibutuhkan, yang ada dalam satu group
tempatkan diatas, sedang yang berlainan group tempatkan dibawah
4. Buat rangkaian cascadenya, dengan ketentuan :
a. Tiap group membutuhkan satu jalur perbekalan (supply line), sehingga jumlah jalur
perbekalan sama dengan jumlah group
b. Untuk memindahkan antar jalur perbekalan dibutuhkan katup pembalik, yang
menggunakan katup 4/2 atau 5/2
c. Jumlah katup pembalik sama dengan jumlah group dikurangi satu
d. Jalur perbekalan terakhir harus ada tekanan udara
5. lengkapi rangkaian pneumatiknya
5.6. Metode Shift register
Metode Shift register juga merupakan alternatif lain dalam mengatasi adanya sinyal
konflik, juga untuk mengatasi penurunan tekanan yang cukup besar pada metode
cascade, khususnya untuk jumlah group yang lebih dari lima. Adapun urutan langkah
dalam pembuatan rangkaian dengan metode Shift register antara lain :
1. Buat persamaan geraknya
20
Pneumatik dan Hidrolik I Diagram Rangkaian
2. Bagi dalam group-group, dimana dalam satu group hanya terdapat satu gerakan
untuk tiap silindernya
3, Identifikasi sensor atau limit switch yang dibutuhkan, yang ada dalam satu group
tempatkan diatas, sedang yang berlainan group tempatkan dibawah
4. Buat rangkaian Shift register-nya, dengan ketentuan :
a. Tiap group membutuhkan satu jalur perbekalan (supply line), sehingga jumlah
jalur perbekalan sama dengan jumlah group
b. Untuk memindahkan antar jalur perbekalan dibutuhkan katup pembalik, yang
menggunakan katup 3/2 dengan penggerak udara dikedua sisinya
c. Jumlah katup pembalik sama dengan jumlah group
d. Jalur perbekalan terakhir harus ada tekanan udara
5. lengkapi rangkaian pneumatiknya
Contoh Soal
Sebuah silinder yang diaktifkan dengan menggunakan sebuah katup yang dioperasikan
dengan empat buah katup sebagai input yang dikontrol dengan katup balik fungsi ATAU
dan katup tekanan ganda, buatlah gambar rangkaian pneumatiknya
Jawaban :
4 2
5
1
3
2
1 3
2
1 3
A1
2
1 3
1 1
2
1 1
2
2
1 3
A0 A1
21