11
Bukan Segalanya...?

Bukan segalanya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bukan segalanya

Bukan Segalanya...?

Page 2: Bukan segalanya

Benarkah bukan

segalanya?

Makan-minum butuh uang.Berpakaian butuh uang.Untuk punya rumah butuh uang. Sehat butuh uang. Sekolah butuh uang.Menutup aurat butuh uang.Dakwah butuh uang.Demikian seterusnya.

Page 3: Bukan segalanya

Ya, diluar sana manusia mengucap di lisan bahwa uang bukan segalanya, tapi....

Tapi sebagian besar pikiran, energi dan waktu mereka hanya difokuskan untuk mencari dan mengumpulkan uang. Bahkan setiap hari, selama puluhan tahun, sebagian dari umurnya dihabiskan untuk bekerja dengan berangkat dini hari dan baru pulang larut malam, demi mencari uang. Hari libur pun dijadikan sekadar untuk menghilangkan kepenatan sesaat selepas bekerja demi uang. Tak jarang, ibadah kepada Allah SWT dan urusan agama terlupakan; apalagi urusan memikirkan umat dan perkara dakwah, tak ada dalam catatan hariannya.

Page 4: Bukan segalanya

Dengan uang manusia memang bisa membeli segala macam kemewahan, namun tidak keberkahan dan kebahagiaan. Dengan uang manusia mampu membeli kedudukan dan jabatan, tetapi tidak kewibawaan dan kehormatan.Dengan uang manusia memang sanggup memiliki wanita impian dan anak-anak harapan, tetapi tidak ke-sakinah-an, ke-mawadah-an dan ke-rahmah-an.

Dengan uang manusia memang dapat bersenang-senang di dunia, tetapi tidak kebahagiaan hakiki di akhirat.

Dengan uang manusia—saat sakit—memang bisa membeli obat dan dirawat di rumah sakit berkelas dengan pelayanan yang ekstra memuaskan, namun tak mungkin mampu membeli kesehatan.

Page 5: Bukan segalanya

Dengan uang manusia memang bisa membeli kecantikan dengan operasi plastik yang super canggih, namun tidak akan sanggup membeli umur yang panjang.Dengan uang manusia bisa merawat tubuh dan wajah hingga tetap tampil awet muda, tetapi ia tak akan pernah bisa mengembalikan masa mudanya.

Dengan uang manusia memang bisa membeli jam tangan super mewah bertahtakan berlian berharga miliaran, tetapi tidak mungkin sanggup membeli waktu meski hanya sedetik.

Dengan uang seorang Muslim bisa berhaji berkali-kali, namun tidak kemabrurannya.

Page 6: Bukan segalanya

Dengan uang bahkan seorang aktivis dakwah dapat menginfakkan sebagian besar hartanya di jalan dakwah,tetapi tentu hal itu tidak bisa dijadikan sebagai kompensasi dari dakwahnya.Dakwah tetaplah kewajiban yang tidak bisa digantikan dengan uang. Bahkan sesungguhnya tidak ada kafarat bagi amalan dakwah yang ditinggalkan.

Page 7: Bukan segalanya

Lalu....harus bagaimana?

Page 8: Bukan segalanya

Jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, istri-istri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan,

perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya dan rumah-rumah tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta jihad di

jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan (azab)-Nya. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang fasik.

(QS at-Taubah [9]: 24)

Page 9: Bukan segalanya

Teladan dari para Shahabat

Abu Bakar ash-Shiddiq ra., Utsman bin Affan ra., Abdurrahman bin Auf ra., Mush’ab bin Umair ra. adalah di antara sebagian Sahabat yang banyak harta, dan mereka tetaplah para pengemban dakwah dan pembela Islam garda depan.Bahkan harta dan kemewahan mereka gadaikan semata-mata untuk dakwah.Sebelum maupun setelah berdirinya Daulah Islam.

Page 10: Bukan segalanya

Tegasnya, jangan sampai kekayaan kita ataupun kemiskinan kita melalaikan kita dari urusan agama dan perjuangan yang amat mulia ini.

Page 11: Bukan segalanya