Upload
wadiyo-
View
146
Download
11
Embed Size (px)
Citation preview
Tingkatkan akurasi perhitungan laba rugi perusahaan Anda dengan
manajemen persediaan yang akurat
By Wadiyo*
Manajemen persediaan yang dijalankan dengan baik akan membuat laporan laba
rugi dan neraca perusahaan menjadi lebih akurat.
Pencatatan jumlah persediaan barang yang kurang akurat akan mempengaruhi
laporan laba rugi dan neraca, baik pada periode bersangkutan atau periode-periode
berikutnya.
Bila persediaan akhir dicantumkan terlalu besar akibat tidak akurat dalam
perhitungan harga, jumlah barang yang sudah dijual atau jumlah barang yang ada di
gudang, lalu apa pengaruhnya?
Pada tahun berjalan di laporan laba rugi HPP (harga pokok penjualan) terlalu kecil
karena persediaan akhir terlalu besar dan laba pun terlalu besar. Di neraca
perusahaan, persediaan barang terlalu besar dan modal terlalu besar.
Sedangkan pada periode berikutnya, di laporan laba rugi harga pokok penjualan
(HPP) terlalu besar karena persediaan awal terlalu besar dan laba terlalu kecil.
Di neraca perusahaan, kesalahan yang terjadi pada periode lalu sudah diimbangi
dengan kesalahan laporan laba rugi periode ini sehingga neraca-nya benar (counter
balanced).
Kasus lain, bila persediaan akhir dicantumkan terlalu kecil dan belum dicatatnya
hutang serta pembelian di akhir periode maka laporan laba rugi pada tahun berjalan
pembeliannya terlalu kecil namun diimbangi dengan persediaan akhir yang terlalu
kecil sehingga laba bruto dan laba bersihnya benar.
Neraca perusahaan modalnya menjadi besar, namun aktiva lancar dan utang jangka
pendek terlalu kecil.
Dan pada periode berikutnya di laporan laba rugi persediaan awalnya terlalu kecil
tapi diimbangi dengan pembelian yang terlalu besar karena pembelian tahun lalu
dicatat dalam tahun ini sehingga laba bruto dan laba bersihnya benar.
Sedangkan di neraca, kesalahan tahun lalu tidak mempengaruhi tahun ini.
Agar dua kondisi seperti di atas atau kondisi yang sejenis itu tidak terjadi
maka diperlukan manajemen persediaan yang akurat.
Karena materi manajemen persediaan banyak maka penulis akan membagi
pembahasan dalam beberapa artikel berikut ini :
1. Definisi dan Pengertian Persediaan Barang
2. 2 Metode Pencatatan Persediaan Barang
3. 4 Cara Menentukan Kepemilikan Persediaan Barang
4. 10 Cara Menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP)
5. Metode Penilaian Persediaan Barang
Definisi dan Pengertian Persediaan Barang
Ada perbedaan istilah persediaan barang yang digunakan untuk jenis perusahaan
dagang dengan perusahaan manufaktur.
Perusahaan dagang membeli barang dan menjualnya kembali tanpa mengadakan
perubahan bentuk barang. Persediaan barang adalah barang-barang yang dibeli
dengan tujuan akan dijual kembali.
Contoh perusahaan dagang adalah perusahaan distribusi minuman ringan dan air
mineral. Pembahasan rinci tentang keduanya sudah dibahas di blog
http://manajemenkeuangan.net/ dalam artikel tentang sistem pembelian
barang perusahaan distribusi minuman ringan dan air mineral.
Kalau Anda belum baca, saya sarankan baca sekarang juga.
Sedangkan perusahaan manufaktur membeli barang dan mengubah bentuknya
untuk dapat dijual.
Namun secara umum istilah persediaan barang digunakan untuk menunjukkan
barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk
memproduksi barang-barang yang akan dijual.
Di perusahaan manufaktur, persediaan barang yang dimiliki terdiri dari beberapa
jenis yang berbeda. Jenis persediaan yang ada dalam perusahaan manufaktur
sebagai berikut :
#1. Bahan baku dan penolong
Bahan baku adalah barang-barang yang akan menjadi bagian dari produk jadi yang
dengan mudah dapat diikuti biayanya.
Sedangkan bahan penolong adalah barang-barang yang menjadi bagian dari produk
jadi tapi jumlahnya relatif kecil atau sulit diikuti biayanya.
Contoh bahan baku dalam perusahaan beton adalah semen, pasir dan batu
sedangkan bahan penolongnya adalah bahan kimia untuk mengeraskan beton.
#2. Supplies pabrik
Yaitu barang-barang yang mempunyai fungsi melancarkan proses produksi
contohnya oli mesin dan bahan pembersih mesin.
#3. Barang dalam proses
Adalah barang-barang yang sedang dikerjakan (diproses) tetapi pada tanggal neraca
barang-barang tersebut belum selesai dikerjakan. Untuk dapat dijual masih
memerlukan pengerjaan lebih lanjut.
Misalnya dalam perusahaan pembuatan paving block. Barang yang selesai dicetak
tidak bisa langsung untuk dijual tapi harus melalui proses pengeringan terlebih
dahulu hingga barang tersebut sudah memenuhi standar dan siap digunakan oleh
pembeli.
#4. Finished Goods
Adalah barang-barang yang sudah selesai dikerjakan dalam proses produksi dan
menunggu saat penjualanya.
Contoh finished Goods di perusahaan furniture atau mebel adalah kursi, meja dan
produk lain yang sudah siap jual.
Persediaan barang baik di perusahaan dagang maupun di perusahaan manufaktur
merupakan jumlah yang akan mempengaruhi laporan keuangan, yaitu neraca dan
laporan laba rugi.
Oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat
dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (harga pokok
penjualan / HPP) yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi dan mana yang
masih belum terjual yang akan menjadi persediaan dalam neraca.
***
Tentang Penulis:
Praktisi finance & Accounting di berbagai industri seperti baja,
IT Consultant, konstruksi dan distribusi selama lebih dari 14
tahun.
Pengelola blog http://manajemenkeuangan.net/
Blog Referensi Terlengkap Manajemen Keuangan + Akuntansi.
***