27
Ringkasan Materi PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 & 26 TUGAS MATA KULIAH : PENGANTAR PERPAJAKAN DOSEN : AGUS WIDODO, SE., M.Si., Ak DISUSUN OLEH : KELOMPOK VI KETUA : DHEMA NOVELASARI ANGGOTA : 1. AGUNG SUSANTO 2. STENOFANI RATNASARI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Pph pasal 25&26

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pajak Penghasilan Pasal 25 & 26

Citation preview

Page 1: Pph pasal 25&26

Ringkasan Materi

PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 & 26

TUGAS MATA KULIAH : PENGANTAR PERPAJAKANDOSEN : AGUS WIDODO, SE., M.Si., Ak

DISUSUN OLEH :KELOMPOK VI

KETUA : DHEMA NOVELASARI ANGGOTA :

1. AGUNG SUSANTO 2. STENOFANI RATNASARI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2014

Page 2: Pph pasal 25&26

KELOMPOK DISKUSIPENGANTAR PAJAK

A. NO. URUT KELOMPOK : 6 (ENAM)B. NAMA KELOMPOK : TAX PAYERC. TOPIK DISKUSI : KUPD. KETUA KELOMPOK : Dhema N E. ANGGOTA :

1. Agung Susanto 2. Stenofani R

Page 3: Pph pasal 25&26

Pajak Penghasilan Pasal 25

Page 4: Pph pasal 25&26

Pengertian PPh Pasal 25

Ketentuan PPh Pasal 25

Penghitungan PPh Pasal 25 Dalam Hal-Hal

Tertentu

Angsuran PPh Pasal 25 bagi WP

Baru,Bank,BUMN, BUMD, dan WP

Tertentu lainnya

Penyetoran dan

Pelaporan

Kasus

Page 5: Pph pasal 25&26

Pengertian PPh Pasal 25

Angsuran pajak penghasilan yang harus dibayar sendiri oleh wajib pajak untuk setiap

bulan dalam tahun pajak berjalan.

Page 6: Pph pasal 25&26

Ketentuan PPh Pasal 25

Besarnya angsuran yang harus dibayar adalah sebesar Pajak Penghasilan yang terutang menurut Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak yang lalu dikurangi dengan:

Dibagi 12 atau banyaknya bulan dalam tahun pajak

a) Pajak Penghasilan yang dipotong sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 dan Pasal 23 serta Pajak Penghasilan yang dipungut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22; dan

b) Pajak Penghasilan yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24

Page 7: Pph pasal 25&26

• Wajib Pajak berhak atas kompensasi kerugian

• Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur

• SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan

• Wajib Pajak diberikan perpanjangan jangka waktu penyampaian SPT Tahunan PPh

• Wajib Pajak membetulkan sendiri SPT Tahunan PPh yang mengakibatkan angsuran bulanan lebih besar dari angsuran bulanan sebelum pembetulan

• Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak

Penghitungan PPh Pasal 25 Dalam Hal-Hal Tertentu

Page 8: Pph pasal 25&26

Contoh kasus :Penghasilan teratur Wajib Pajak dari usaha dagang PT. Nusa dalam tahun 2013 sebesar Rp. 151.000.000,00 dan penghasilan tidak teratur dari menyewakan mobil selama 3 tahun yang dibayar sekaligus pada tahun 2013 sebesar Rp. 63.000.000,00.

Jawab :Dasar Perhitungan adalah hanya dari penghasilan teratur ( karena penghasilan tidak teratur tersebut sekaligus diterima ).PKP dari Penghasilan Teratur sebesar (Rp. 151.000.000 – Rp. 63.000.000) = Rp. 88.000.000PPh Terutang = 25% x Rp. 88.000.000 = Rp. 22.000.000PPh Pasal 25/2013 = x Rp. 22.000.000 = Rp. 1.833.300

Jadi, pajak penghasilan tahun 2013 sebesar Rp. 1.833.300

Wajib Pajak memperoleh penghasilan tidak teratur

Page 9: Pph pasal 25&26

Besar angsuran PPh dihitung sebagai berikut :

1. Sebelum Wajib Pajak menyampaikan SPT Tahunan PPh, besar angsuran = besar angsuran bulan terkahir dari tahun pajak lalu dan bersifat sementara.

2. Setelah Wajib Pajak Menyampaikan SPT Tahunan PPh, besar angsuran sebagai berikut :Sebesar PPh terutang dikurangi PPh yang dipunggut serta PPh yang dibayar atau terutang di luar negeri yang boleh dikreditkan sebagaimana yang dimaksudkan dalam pasal 21, 22, 23, dan 24, dibagi 12 atau banyak bulan dalam tahun pajak yang berlaku.Dihitung dalam hal Wajib Pajak berhak atas Kompensasi Kerugian atau Wajib Pajak memperoleh penghasilan teratur.

SPT Tahunan PPh tahun yang lalu disampaikan setelah lewat batas waktu yang ditentukan

Page 10: Pph pasal 25&26

Terjadi perubahan keadaan usaha atau kegiatan Wajib Pajak

Wajib Pajak dapat mengajukan permohonan pengurangan besarnya PPh dengan syarat :

• WP menyampaikan besarnya PPh terutang berdasar perkiraan penghasilan yang akan diterima dan PPh untuk bulan yang tersisa dari tahun pajak yang bersangkutan.

• Diajukan secara tertulis kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak tempat WP terdaftar

Kasus :PT. Intan membayar angsuran bulanan pajak sebesar Rp. 20.000.000. Bulan April pabrik PT.Intan terbakar, pihaknya mengajukan permohonan pengurangan pajak sehingga berdasar Keputusan Direktur Jendral Pajak PT.Intan dapat membayar angsurannya < Rp.20.000.000/bulan.

Page 11: Pph pasal 25&26

Wajib Pajak Baru

Besarnya angsuran sebesar jumlah pajak yang diperoleh dari penerapan tarif umum atas penghasilan neto sebulan yang disetahunkan, dibagi 12.

Bank

Besarnya angsuran sebesar jumlah pajak penghasilan yang dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba rugi fiskal menurut laporan keuangan triwulan terakhir yang disetahunkan dikurangi PPh pasal 24 yang dibayar atau terutang diluar negeri untuk tahun pajak yang lalu dibagi 12

Angsuran PPh Pasal 25 bagiWP Baru, Bank, BUMN, BUMD, dan WP Tertentu lainnya

Page 12: Pph pasal 25&26

Besarnya angsuran ditetapkan sebesar 0,75% dari jumlah peredaran bruto setiap bulan

Dihitung berdasarkan penerapan tarif umum atas laba-rugi fiskal menurut Rencana Kerja dan Anggaran Pendapatan (RKAP) tahun pajak yang telah disahkan oleh RUPS dikurangi dengan pemotongan/pemungutan PPh 21, 22, 23, 24 pada tahun pajak yg lalu dibagi 12.

Wajib Pajak Pengusaha Tertentu

BUMN dan BUMD

Page 13: Pph pasal 25&26

Jika RKAP belum disahkan, maka besarnya angsuran PPh 25 tiap bulan adalah sama dengan angsuran PPh 25 bulan terakhir tahun pajak sebelumnya.

Jika ada sisa kerugian yang masih dapat dikompensasikan: penghasilan neto menurut RKAP dikurangi jumlah sisa kerugian yang belum dikompensasikan tersebut.

Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak dan telah berusia 21 (dua puluh satu) tahun yang bertolak ke luar negeri wajib membayar pajak yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah (UU no 36/2008 pasal 25 ayat 8).

Page 14: Pph pasal 25&26

Penyetoran dan Pelaporan

Ketentuan Perundang-undangan perpajakan mengatur penyetoran dan pelaporan pasal 25 sebagai berikut :

1. PPh Pasal 25 dibayar/disetorkan selambat-lambatnya tanggal 15 bulan takwim berikutnya.

2. Wajib pajak diwajibkan untuk menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lambat 20 hari setelah masa pajak berkahir dalam bentuk Surat Storan Pajak lembar ketiga.

Page 15: Pph pasal 25&26

Kasus

PPh Terutang tahun 2012 = Rp 50.000.000Dikurangi :PPh dipotong pemberi kerja (Pasal 21) = Rp 15.000.000PPh dipungut pihak lain (Pasal 22) = Rp 10.000.000PPh dipotong pihak lain (Pasal 23) = Rp 2.500.000Kredit PPh Luar Negeri (Pasal 24) = Rp 7.500.000 = Rp 35.000.000Jumlah = Rp 15.000.000

Besarnya angsuran pajak per bulanRp 15.000.000 x 1/12 = Rp 1.250.000

Page 16: Pph pasal 25&26

Pajak Penghasilan Pasal 26

Page 17: Pph pasal 25&26

Pengertian PPh Pasal 26

Tarif dan Obyek PPh

Pasal 26

Pemotongan, Penyetoran dan

Pelaporan

Sifat Pemotongan

Pemotong Pajak

Pihak yang Dipotong

Pengecualian Kasus

Page 18: Pph pasal 25&26

Pengertian

Pajak Penghasilan yang dikenakan atau dipotong atas penghasilan yang bersumber dari Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak (WP) luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.

Page 19: Pph pasal 25&26

Tarif dan Obyek Pajak

• 20% (final) dari jumlah penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak Luar Negeri berupa : dividen, bunga , royalti, dan imbalan.

• 20% (final) dari perkiraan penghasilan neto berupa :1.penghasilan dari penjualan harta di Indonesia2.premi asuransi, premi reasuransi yang

dibayarkan langsung maupun melalui pialang kepada perusahaan asuransi di luar negeri.

PPh pasal 26 = 20% X Penghasilan Bruto

PPh pasal 26 = 20% dari Penghasilan Neto

Page 20: Pph pasal 25&26

• 20% (final) dari PKP dikurangi pajak dari BUT, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di Indonesia maka tidak akan kena pajak pasal 26.

PPh pasal 26 = PKP BUT – PPh Terutang x 20%

Tarif dan Obyek Pajak

Page 21: Pph pasal 25&26

Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan

PPh pasal 26 terutang pada akhir bulan dilakukannya pembayaran atau akhir bulan terutangnya penghasilan, tergantung yang mana terjadi lebih dahulu.

Pemotong PPh pasal 26 wajib membuat bukti pemotongan PPh pasal 26 rangkap 3 : Lembar 1 untuk Wajib Pajak luar negeri Lembar 2untuk Kantor Pelayanan Pajak Lembar 3 untuk arsip Pemotong

PPh pasal 26 wajib disetorkan ke bank Persepsi atau Kantor Pos dengan menggunakan Surat Setoran Pajak (SSP), paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya setelah bulan saat terutangnya pajak.

SPT Masa PPh Pasal 26, dengan dilampiri SSP lembar kedua, bukti pemotongan lembar kedua dan daftar bukti pemotongan disampaikan ke KPP setempat paling lambat 20 hari setelah Masa Pajak berakhir.

Page 22: Pph pasal 25&26

Sifat PemotonganPemotongan Pajak WPLN yang tidak bersifat final

Pemotongan atas penghasilanpenghasilan kantor pusat dari usaha atau kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa di Indonesia

yang sejenis dengan yang dijalankan atau yang dilakukan oleh BUT di

IndonesiaPenghasilan berupa dividen, bunga,

royalti dengan syarat terdapat hubungan efektif antara BUT dengan

harta

Pemotongan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan LN

yang berubah status menjadi WP dalam negeri atau bentuk usaha tetap.

Page 23: Pph pasal 25&26

Pemotong Pajak

•Badan Pemerintah•Subjek Pajak dalam negeri•Penyelenggara Kegiatan•BUT• Perwakilan perusahaan luar negeri

lainnya selain BUT di Indonesia.

Page 24: Pph pasal 25&26

Pihak Yang Dipotong

Pemotongan PPh Pasal 26 dikenakan terhadap Wajib Pajak luar negeri selain Bentuk Usaha Tetap (orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di Indonesia dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia)Misalnya warga negara Singapura yang memiliki saham PT Indosat yang menerima penghasilan berupa dividen dari PT Indosat.

Page 25: Pph pasal 25&26

Pengecualian

BUT dikecualikan dari pemotongan PPh Pasal 26 apabila Penghasilan Kena Pajak sesudah dikurangi Pajak Penghasilan dari BUT ditanamkan kembali di Indonesia dengan syarat:• Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan

kena pajak setelah dikurangi PPh dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri

• Dilakukan dalam tahun berjalan atau selambat-lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperoleh penghasilan tersebut

• Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut sekurangkurangnya dalam waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan, mulai berproduksi komersil.

Badan-badan Internasional yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan.

Page 26: Pph pasal 25&26

Kasus

Seorang atlet dari luar negeri yang mengikuti bagian dari perlombaan lari maraton di Indonesia, dan kemudian merebut hadiah uang sebesar Rp 10.000.000,- maka atas hadiah tersebut dikenakan pemotongan pajak penghasilan sebesar :

20% x Rp 10.000.000,- = Rp 2.000.000,-

Page 27: Pph pasal 25&26

TERIMA KASIH