Upload
stei-sebi
View
106
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
fighting ...
Citation preview
Kelompok I
Aisyah Zahra
Laila Mufidah
Muthiah Saidatul J
Neng Rizki Wahyuni
Rani Haulya Andri
Suriani
Sarah Safira Amelia
Tiya Meiatun
はじめまして
Dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist manusia disebutkan
sebagai Al-Insan.
Al-Insan adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang
memiliki potensi untuk beriman kepada Allah dengan
menggunakan akal, pikiran, perasaan, dan panca indranya
ia mampu untuk mengamati gejala-gejala alam dan
mampu bertanggung jawab atas perbuatannya.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surat
Al-Asr ayat 1-3, yang artinya :
”Demi masa. Sesungguhnya manusia (al-insaan)
benar-benar dalam kerugian. kecuali orang-orang
yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran”
Dimana terdapat juga dalam surat lain
“Sesungguhnya kami telah menjadikan manusia dalam
bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia,
bekerja adalah sesuatu yang di lakukan
untuk mencari nafkah; mata pencahariaan
1) Memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidupnya
sehari hari
2) Dengan bekerja seseorang dapat mengontrol gaya
hidupnya
3) Dari hasil bekerja seseorang dapat berbagi terhadap
sesamaanya
a) Aktifitas yang dilakukan karena ada dorongan tanggung
jawab.
b) Apa yang dilakukan karena kesengajaan dan terencana.
Oleh karena itu terkandung didalamnya suatu gabungan
antara rasa dan rasio.
c) Yang dilakukan karena ada tujuan yang luhur, yang
memberi makna bagi dirinya. Bukan hanya sekedar
kepuasan biologis akan tetapi untuk mewujudkan yang
diinginkannya agar dirinya mempuyai arti.
Pekerja dikategorikan dalam beberapa jenis
:
Workaholic yaitu orang yang kecanduan kerja, sangat terikat
pada pekerjaan dan tidak bisa berhenti bekerja
Workshy yaitu orang yang malas bekerja, tidak mau melakukan
pekerjaan, dan pekerjaan sesuatu yang menjijikan.
Work Tolerant yaitu orang yang bekerja sesedikit mungkin
untuk mendapatkan hasil yang maksimum dan memandang
pekerjaan sebagai sesuatu yang tidak disenangi tetapi harus
dilakukan
Kerja adalah Ibadah
Bekerja dalam Islam pada prinsipnya adalah
sama dengan bekerja pada umumnya, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan. Namun, yang membedakan
adalah dalam Islam bekerja dianggap sebagai
ibadah.Kerja = Ibadah
Menurut Riwayat Al-baihaqi Dalam ‘Syu’bul Iman’
Terdapat Empat Etos Kerja Yang Diajarkan
Rasulullah
Hal lain yang membedakan bekerja dalam Islam, yaitu di
dalam Islam diharuskannya bekerja yang halal, yaitu dari
segi jenis pekerjaannya maupun cara menjalankannya.
Contohnya :
Anggota DPR yang melakukan korupsi. Dari segi pekerjaan
adalah halal, namun dari cara menjalankannya haram, maka
hukum pekerjaan ini menjadi haram.
2) Menjaga Diri supaya Tidak Menjadi Beban Orang Lain
Dalam Islam manusia dilarang berpangku tangan, termasuk
golongan orang miskin, tetapi juga diperintahkan untuk berusaha
semaksimal mungkin dan menghindarkan diri dari meminta-
minta.
Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah SAW., bersabda:
Sungguh, seandainya diantara kalian mencari kayu bakar dan
memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik daripada ia
meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya
ataupun tidak” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bekerja untuk menafkahi keluarganya hukumnya adalah
fardhu’ain, dan dikategorikan sebagai jihad. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW.,
“Tidaklah seseorang memperoleh hasil terbaik melebihi
yang dihasilkan tangannya. Dan tidaklah sesuatu yang
dinafkahkan seseorang kepada diri, keluarga, anak, dan
pembantunya kecuali dihitung dengan sedekah” (HR.
Ibnu Majah)
Islam mengajarkan manusia untuk tidak egois. Islam pun
mengajurkan manusia untuk memiliki kepedulian untuk
orang lain, dan mengecam keras sikap tutup mata dan
telinga dari jerit tangis lingkungan sekitar. Hal ini
digambarkan melalui firman Allah SWT., yang artinya :
“Hendaklah kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
nafkahkanlah sebagian harta yang Allah telah
menjadikanmu berkuasa atasnya.” (QS. Al-Hadid: 7)
Perintah Allah SWT., untuk bekerja dituangkan dalam firman-Nya
“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali
jika kaum itu merubahnya sendiri”
(QS. Ar-Ra’du : 11)
“tidak ada satu binatangpun melata di bumi melainkan Allah-lah yang
memberi rezekinya”
(QS. Hud : 6)
“dan bahwasanya seorang manusia tidak akan memperoleh selain apa
yang telah diusahakannya “
(QS. Al-Najm : 39)
Allah SWT., sangat memuliakan orang yang bekerja, hal ini dilihat
dengan disamakannya kedudukan bekerja dengan berjihad dan Ibadah.
Salah satu sosok yang menjadi teladan kita, dengan sebuah kerja
kerasnya hingga diberikan sebuah prestasi oleh Allah SWT, yaitu Sa’ad
bin Mu’adz Al-Anshari.
Dikisahkan suatu ketika Rasulullah SAW. melihat tangan Sa’ad
melepuh, kulitnya gosong kehitam-hitaman seperti terpanggang
matahari . “kenapa tanganmu?, tanya Rasul kepada Sa’ad. Wahai
Rasulullah, jawab Sa’ad , “Tanganku seperti ini karena akan mengolah
tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah keluarga yang menjadi
tanggunganku.” Seketika itu beliau mengambil tangan Sa’ad dan
menciumnya seraya berkata, “Inilah tangan yang tidak akan pernah
disentuh api neraka”.
Selain itu sosok sukses yang utama dan menjadi teladan
utama manusia yaitu Rasulullah. Rasulullah telah
mencontohkan kepada kita hakikatnya bekerja. Hal ini
telah diperlihatkan Rasulullah semenjak Rasulullah
masih kecil. Rasulullah mulai bekerja dari umur enam
tahun yaitu dengan mengembala domba dengan
pamannya dan terus menjadi sosok pekerja keras hingga
Rasulullah wafat.
1. Rasulullah SAW selalu bekerja dengan cara terbaik, profesional dan tidak asal-asalan,
beliau bersabda “Sesungguhnya Allah menginginkan jika salah seorang darimu bekerja,
maka hendaklah meningkatkan kualitasnya.”
2. Dalam bekerja beliau melakukannya dengan manajemen yang baik perencanaan yang jelas,
aksi, dan adanya penetapan skala prioritas.
3. Rasulullah tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan sekecil apapun. Beliau bersabda “
Barang siapa yang dibukakan pintu kebaikan, maka hendaklah ia mampu memanfaatkannya,
karena ia tidak tahu kapan ditutupkan kepadanya.”
4. Rasulullah adalah sosok yang sangat menghargai waktu, waktu sedetikpun itu sangat
berarti bagi beliau untuk menjadi nilai tambah bagi dirinya dan ummatnya.
5. Rasul menjadikan bekerja sebagai aktualisasi keimanan dan ketakwaan, Rasulullah SAW
bekerja bukan untuk menumpuk kekayaan duniawi tetapi beliau bekerja untuk meraih
keridhoan Allah SWT.
• Pendapat kita tentang mana yang lebih penting bekerja
atau ibadah dahulu?zulfijri
• Bekerja untuk tetangga apa masudnya dan apa kaitanya
dengan tetangga irma
• Contoh dari jenis pekerjaan lina