Upload
institut-teknologi-bandung
View
520
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
modul 4 Teknik Pemboran II
Citation preview
MODUL IV
PENENTUAN TEKANAN OVERBURDEN
LAPORAN PRAKTIKUM
MATA KULIAH TEKNIK PENGEBORAN II
Nama : Mahruri 12211019
Wardana Saputra 12211031
Tanggal Praktikum : 18 Februari 2014
Tanggal Penyerahan : 25 Februari 2014
Dosen : Dr. Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun
LABORATORIUM TEKNIK PENGEBORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2013/2014
1
DAFTAR ISI
Daftar Isi .................................................................................................................................... 1
Daftar Gambar ........................................................................................................................... 2
Daftar Tabel ............................................................................................................................... 3
I. Tujuan Praktikum ................................................................................................................... 4
II. Metodologi ............................................................................................................................ 4
III. Alat dan Bahan ..................................................................................................................... 7
IV. Prosedur ............................................................................................................................... 7
V. Analisis.................................................................................................................................. 8
VI. Kesimpulan ........................................................................................................................ 12
VII. Daftar Pustaka .................................................................................................................. 12
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Safety Margin Pressure ............................................................................................ 5
Gambar 2. Tipikal Gradien Tekanan Overburden ..................................................................... 7
Gambar 3. Flowchart Perhitungan Tekanan Overburden .......................................................... 8
Gambar 4. Data Porositas Sumur X .......................................................................................... 9
Gambar 5. Data Porositas Sumur Y ......................................................................................... 10
Gambar 6. Profil Tekanan Overburden Sumur X .................................................................... 11
Gambar 7. Profil Tekanan Overburden Sumur Y .................................................................... 11
3
DAFTAR TABEL
-
4
I. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dari dilaksanakannya praktikum modul ini yaitu mahasiswa diharapkan untuk :
a. Mengetahui pentingnya penentuan tekanan overburden saat operasi pengeboran.
b. Mampu membuat porosity build dari data neutron porosity log.
c. Mampu menentukan densitas bulk batuan dari data porosity log.
d. Mampu menentukan besarnya tekanan overburden tiap kedalaman dari data density log.
II. METODOLOGI
Besarnya tekanan yang ada di dalam pori batuan disebut sebagai tekanan pori formasi.
Penentuan tekanana ini sangat penting karena nantinya akan mempengaruhi banyak aspek
dalam perencaan dan operasi sebuah sumur. Aspek tersebut yaitu desain casing dan desain mud
weight. Pengetahuan akan tekanan pori yang kurang dalam proses operasi pemboran dapat
mengakibatkan stuckpipe dan well control problems. Dengan demikian, prediksi dan
mendeteksi zona yang mempunyai tekanan yang tinggi akan menjadi hal yang sangat penting,
untuk mencegah terjadinya blow-out. Selain memprediksi tekanan pori, kita juga harus bisa
untuk memprediksi batuan akan mengalami frakture. Adanya fraktur dalam proses pemboran
sangat tidak diinginkan karena hanya akan menyebabkan kehilangan lumpur (mud losses).
Berbicara mengenai proses pemboran lubang sumur, tidak akan pernah lepas dengan
istilah tekanan overburden. Tekanan overburden adalah tekanan yang diakibatkan oleh berat
batuan formasi, baik itu berat matriks penyusun batuan formasi maupun berat fluida yang ada
di batuan tersebut. Dengan kata lain, tekanan overburden merupakan vertical stress untuk setiap
kedalaman tertentu. Overburden gradient diperloha dari cross plot antara tekanan overburden
dengan kedalaman.
Tekanan overburden di kedalaman tertentu merupakan fungsi dari massa batuan dan
fluida yang mengisi rongga pori batuan tersebut yang berada di lapisan atasnya. Untuk
menghitung tekanan overburden di kedalaman tertentu, kita harus menentukan massa jenis
rata-rata batuan dan fluida penyusun lapisan batuan diatas titik yang akan ditentukan tekanan
overburden. Rata rata massa jenis antara matriks batuan dan fluida yang menjadi penyusun
batuann disebut sebagai densitas bulk batuan.
Apabila nilai densitas matriks batuan dan fluida yang mengisi pori batuan tersebut
bervariasi terhadap kedalaman, maka penentuan tekanan overburden yaitu dengan cara
mengintegralkan densitas bulk batuan mulai dari permukaan sampai dengan kedalaman yang
5
dihitung tekanan overburdennya. Spesifik gravity dari matriks batuan bervariasi yaitu mulai
dari 2,1 untuk sandstone sampai 2,4 untuk limestone. Perlu diingat, dikarenakan nilai tekanan
overburden bervariasi bergantung pada kompaksi dan perubahan lithologi sehingga tekanan
gradient tidak bisa diasumsikan konstan. Gambar 1 menunjukkan contoh pola jenis jenis
tekanan berdasarkan kedalamannya.
Gambar 1. Safety Margin Pressure
Evaluasi tekanan formasi merupakan hal yang penting dalam perencanaan sumur ketika
akan melakukan operasi pengeboran. Sebagai contoh, untuk dapat melakukan pengeboran
secara aman dan ekonomis maka penting untuk kita ketahui besarnya pore pressure dan
fracture pressure dari formasi yang akan kita bor. Dengan demikian, kita dapat
mengoptimalkan nilai densitas lumpur pemboran yang akan kita gunakan sehingga dapat
mencapai keseimbangan.
Pada daerah yang mempunyai catatan data eksplorasi dan data produksi sebelumnya,
data tersebut dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai profil tekanan yang
terjadi pada formasi yang akan kita bor. Selain itu, semua data yang didapatkan dari data
seismic, informasi dari data log (wireline, FEMWD, FEL dan berbagai macam log tekanan)
serta pengukuran tekanan secara langsung (DST, RFT, dan production testing) juga dapat
digunakan.
Pada praktikum kali ini, yang akan kita lakukan yaitu menentukan tekanan overburden
pada tiap interval kedalaman hingga kedalaman tertentu dari data yang diberikan yaitu data
Sumur Y pada suatu lapangan.
6
Total tekanan vertikal yang bekerja pada bidang horisontal sedimen direferensikan
sebagai tekanan overburden dan terdiri dari dua komponen yaitu matrix pressure dan pore
pressure. Tekanan overburden total pada setiap kedalaman dapat dihitung dari densitas bulk
batuan diatasnya dan tekanan kumulatifnya. Dalam perhitungan tekanan overburden selalu
diambil dari datum yang sama sebagai Formation Balance Gradient.
Untuk mengubah densitas bulk batuan (g/cc) ke gradien tekanan (psi/ft) dapat digunakan
persamaan berikut:
1 π/ππ = 0,433 ππ π/ππ‘......................................................................................... persamaan 1
Dimana konversi tersebut diperoleh dengan mengasumsikan densitas rata β rata batuan
sedimen mendekati 2.31 g/cc dan dengan kedalaman gradien overburden sekitar 19,2 ppg atau
1 psi/ft. Sehingga tekanan overburden dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
ππ£ = 0,433 β« π(π§)ππ§π§
0.............................................................................................persamaan 2
Seperti disebutkan sebelumnya, basic data untuk menghitung gradien tekanan
overburden adalah densitas bulk dari batuan (Οb) yang dapat dihitung secara langsung setelah
menghitung komponen lain dari formasi seperti porositas, dimana densitas bulk batuan
dihitung menggunakan persamaan berikut:
ππ = β ππ + (1 β β )ππ..........................................................................................persamaan 3
dimana:
Οb = densitas bulk batuan (g/cc)
Οf = densitas rata β rata fluida di dalam pori (g/cc)
Οm = densitas matriks (g/cc)
Ο = porositas (dimensionless)
7
Gambar 2. Tipikal Gradien Tekanan Overburden
III. ALAT DAN BAHAN
Praktikum kali ini, alat dan bahan yang dibutuhkan yaitu :
1. Laptop
2. Microsoft Excel
3. Data lapangan yang akan dianalisis
IV. PROSEDUR
Di bawah ini merupakan flowchart bagaimana menentukan nilai Tekanan Overburden dari
Sumur Y pada suatu lapangan :
8
Gambar 3. Flowchart Perhitungan Tekanan Overburden
V. ANALISIS
Tekanan overburden pada suatu kedalaman tertentu merupakan akumulasi densitas
formasi yang ada di atasnya. Misanya pada datum kedalaman yang sama, tekanan overburden
pada kerak benua lebih tinggi daripada tekanan overburden di kerak samudra dikarenakan pada
kerak benua, akumulasi densitas merupakan densitas matriks batuan beserta fluida di atasnya,
sedangkan pada kerak samudra densitas yang ditanggung sebagian besar berupa air laut yang
lebih kecil dari batuan. Berdasarkan pengertian tersebut, berarti kita dapat membangun tekanan
overburden dari data densitas yang di ketahui.
Pada praktikum ini, diberikan data lapangan berupa hasil wireline logging pada sumur
X dan Y untuk membangun profil tekanan overburden pada kedua sumur. Data log yang
diberikan meliputi data kedalaman, data caliper, gamma ray, neutron porosity, density log,
hingga SP. Untuk membangun tekanan overburden sebenarnya kita cukup membutuhkan data
densitas bulk batuan saja. Namun bila kita perhatikan data log yang kita dapatkan sebagian
besar memiliki harga yang aneh sebesar -999.25, hal ini biasa dilakukan dalam tabulasi data
log untuk menunjukkan bahwa pada kedalaman tersebut log sumur tidak dilakukan dan tidak
ada datanya. Kejadian seperti ini seringkali ditemukan karena operasi logging sumur sangat
mahal, sehingga kita cukup melakukan logging tertentu pada sebagian daerah, sedangkan untuk
Pengumpulan data porosity log dan density log, filterisasi data kosong (-999.25)
Lakukan porosity build up untuk menutup data kosong
Perhitungan bulk density dari harga porositas
Konversi densitas ke tekanan dalam psi per interval
Perhitungan tekanan overburden dari akumulasi tekanan per interval pada tiap kedalaman.
9
daerah lain dapat digenerate dari data logging lainnya ataupun dibuild dengan
mengekstrapolasi trendline yang didapat dari hasil logging. Untuk sumur X, data densitas
hanya tersedia dari kedalaman 2100 hingga 5781.5 m dan untuk sumur y dari kedalaman 2095
hingga 5872 m. Sedangkan untuk membangun tekanan overburden kita harus mempunyai
semua data densitas dari permukaan.
Untuk mengatasinya kita akan meng-generate harga densitas yang kosong pada tiap
sumur dari data neutron porosity log yang memberikan kita harga porositas. Awalnya kita
memplot porositas terhadap kedalaman seperti yang ditunjukkan oleh gambar 4 dan gambar 5.
Selanjutnya kita buat trendline exponential dari data porositas tersebut hingga kita dapatkan
persamaan untuk menentukan data porositas dari permukaan yang masih kosong, ditunjukkan
oleh garis hijau pada gambar 4 dan gambar 5. Dari grafik porositas terhadap kedalaman ini kita
dapat melihat bahwa semakin dalam formasi, porositas akan berkurang. Hal ini dapat
dijelaskan sebagai akibat dari efek kompaksi yang semakin besar pada formasi dalam karena
menahan tekanan overburden yang lebih besar.
Gambar 4. Data Porositas Sumur X
y = 0.6483e-2E-04x
RΒ² = 0.4215
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
po
rosi
ty
depth (m)
porosity_built 1
10
Gambar 5. Data Porositas Sumur Y
Selanjutnya setelah mendapatkan data porositas yang lengkap, kita akan melengkapi
data densitas yang kosong dengan menggunakan persamaan 3, di mana densitas fluida kita beri
harga 1.3 gr/cc sedangkan densitas matriks kita beri harga 2.58 gr/cc, harga-harga ini
merupakan rule of thumbs. Densitas yang kita dapatkan ini merupakan densitas bulk batuan
yang merupakan kombinasi antara densitas matriks batuan dan densitas fluida yang mengisi
pori batuan, mirip dengan pengertian tekanan overburden sendiri. Densitas dalam gr/cm3 ini
dapat kita konversi menjadi data densitas dalam psi/ft dengan menggunakan persamaan 1.
Mengingat pengertian tekanan overburden merupakan akumulasi densitas formasi batuan yang
ditanggung di atasnya, maka kita akan membagi harga konversi tekanan ini per interval
mengikuti persamaan 4:
π πππ‘πππ£ππ (ππ π) = (ππππ‘βπ+1 β ππππ‘βπ)ππ‘π₯(ππ+ππ+1)ππ π/ππ‘
2 .................... persamaan 4
Berdasarkan persamaan 2, maka untuk mendapatkan tekanan overburden pada tiap
kedalaman tertentu kita akan menjumlahkan semua p interval dari surface hingga p interval
kedalaman tersebut, hingga kita dapatkan harga tekanan overburden keseluruhan untuk sumur
X, gambar 6 dan untuk sumur Y, gambar 7. Dari kedua gambar tersebut kita dapat amati bahwa
semakin dalam kedalaman suatu sumur, maka tekanan overburdennya akan semakin besar pula.
bila kita bandingkan dengan kurva porositas yang semakin dalam semakin mengecil, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa efek kompaksi yang meningkat berdasarkan penambahan
kedalaman, juga akan meningkatkan harga densitas formasi secara keseluruhan, karena
y = 0.6011e-2E-04x
RΒ² = 0.5187
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000
po
rosi
ty
depth (m)
porosity_built 1
11
akumulasi densitas sebanding dengan overburden pressure maka tekanan overburden akan
meningkat pula sesuai kenaikan kedalaman.
Gambar 6. Profil Tekanan Overburden Sumur X
Gambar 7. Profil Tekanan Overburden Sumur Y
Dari gambar 6 dan 7 kita dapatkan gradient overburden pressure untuk sumur X sebesar
1.023 psi/ft, sedangkan untuk sumur Y sebesar 1.0214 psi/ft. Harga gradient overburden
pressure yang kita dapatkan dari kedua sumur mendekati angka 1 psi/ft yang merupakan
gradient overburden pressure yang umum ditemui di berbagai belahan dunia. Adapun daerah
yang memiliki gradient overburdent pressure tertinggi adalah titik di bawah kaki pegunungan
Himalaya, di mana pegunungan Himalaya merupakan pegunungan tertinggi di dunia sehingga
akumulasi densitas formasi yang dirasakan dari bawah sangatlah besar. Selanjutnya bila kita
y = 1.023x + 1135.1RΒ² = 0.9991
0.0000
5000.0000
10000.0000
15000.0000
20000.0000
25000.0000
0.0000 5000.0000 10000.0000 15000.0000 20000.0000
dep
th (
ft)
Overburden (psi)
depth (ft) vs overburden pressure
y = 1.0214x + 1018.3RΒ² = 0.9992
0.0000
5000.0000
10000.0000
15000.0000
20000.0000
25000.0000
0.0000 5000.0000 10000.0000 15000.0000 20000.0000
dep
th (
ft)
Overburden (psi)
depth(ft) vs overburden pressure
12
perhatikan, mulai dari kurva tekanan hingga kurva tekanan overburden kedua sumur
menunjukkan angka yang hampir mirip, begitu pula data wire-line log kedua sumur hampir
serupa. Dapat dipastikan bahwa sumur X dan sumur Y ini merupakan sumur yang berada pada
lapangan yang sama. Lapangan yang sama biasanya memiliki formasi yang sama, di mana
denan prinsip geologi lateral continuity maka formasi akan serupa memanjang secara
horizontal tanpa gangguan tektonik. Sehingga yang kita temui untuk dua sumur berbeda pada
kedalaman yang sama memiliki karakteristik yang hampir mirip.
Perhitungan tekanan overburden sangat penting dilakukan dalam perencanaan dan
pengembangan suatu sumur. Data overburden pressure sumur X dan Y yang kita dapatkan
kebetulan memiliki gradient yang konstan, artinya kemungkinan ditemukannya abnormal
pressure dalam sumur sangatlah kecil. Bila gradient pressure menunjukkan kurva yang patah
atau tiba-tiba meningkat maka kita harus berhati-hati karena pada depth tersebut bisa terjadi
overpressure yang dapat menimbulkan masalah serius pada sumur mulai dari formasi runtuh,
pipa terjepit, kick bahkan blow out. Pressure gradient tiap sumur juga diperlukan dalam
perancangan suatu sumur dimulai dari interval dan jenis casing yang digunakan hingga jenis
dan berat lumpur yang akan kita gunakan.
VI. KESIMPULAN
a. Penentuan tekanan overburden sangat penting dilakukan dalam perencanaan dan
pengembangan suatu sumur, misalnya perancangan casing dan lumpur pemboran.
b. Bila data log tidak lengkap kita dapat mendapatkan gambaran keseluruhan interval
dengan melakukan build up data, dalam hal ini kita melakukan porosity build up dengan
ekstrapolasi eksponensial.
c. Harga densitas bulk formasi pada tiap kedalaman dapat kita dapatkan dari korelasi
terhadap porositas.
d. Besaran tekanan overburden merupakan akumulasi konversi densitas tiap interval.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Stephanie, Yessica Fransisca. A New Equation of Pore Pressure Prediction Strategy Based
on Eaton Model. Petroleum Engineering ITB, 2013.
Moore, L. P.. 1966. Drilling Practices Manual 2nd Edition. Tulsa: Pennwell Books.
Rubiandini, Rudi. Teknik Operasi Pemboran I. Bandung: Penerbit ITB, 2011.
Heriot Watt University. Drilling Engineering, Heriot Watt Press.