57
1 EKONOMI KOPERASI Nama : Muhamad Riski Saputra Kelas : 1EA32 NPM : 15213768 Semester : 3 Universitas Gunadarma 2014

15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

1

EKONOMI KOPERASI

Nama : Muhamad Riski Saputra

Kelas : 1EA32

NPM : 15213768

Semester : 3

Universitas Gunadarma

2014

Page 2: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah S.W.T. Karena atas rahmat-nya penulisan Buku ini dapat

terselesaikan tepat waktu.

Buku ini merupakan salah satu syarat dalam mata kuliah softskill di Semester 3 guna

untuk mendapatkan nilai yang baik di mata kuliah “EKONOMI KOPERASI” Universitas

Gunadarma.

Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memotivasi dan memberi

masukan-masukan yang bermanfaat sehingga penulisan ini dapat terselesaikan dengan

baik.

Penulis menyadari bahwa Buku ini masih jauh dari sempurna, baik pada teknik penulisan

maupun materi, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan Buku ini. Semoga ini bermanfaat bagi pembaca khususnya serta

rekan-rekan mahasiswa pada umumnya.

Bekasi, 10 November 2014

Penulis.

Muhamad Riski Saputra

Page 3: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1. Konsep Koperasi 1

1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi 2

1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi 3

BAB II PENGERTIAN DAN PRINSIP-PRINSIP KOPERASI 5

2.1. Pengertian Koperasi 5

2.2. Tujuan Koperasi 6

2.3. Prinsip-Prinsip Koperasi 6

BAB III ORGANISASI DAN MANAJEMEN 10

3.1. Bentuk Organisasi 10

3.2. Penyebab Koperasi 12

3.3. Pola Manajemen 12

BAB IV TUJUAN DAN FUNGSI KOPERASI 14

4.1. Pengertian Badan Usaha 14

4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha 14

4.3. Tujuan Dan Nilai Koperasi 14

4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi 15

4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan 15

4.6. Teori Laba 16

4.7. Fungsi Laba 16

4.8. Kegiatan Usaha Koperasi 17

BAB V SISA HASIL USAHA 20

5.1. Pengertian SHU Informasi Dasar 20

5.2. Rumus Pembagian SHU 20

5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU 23

5.4. Pembagian SHU Per Anggota 23

Page 4: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

iii

BAB VI POLA MANAJEMEN KOPERASI 25

6.1. Pengertian Manajemen Dan Perangkat Organisasi 25

6.2. Rapat Anggota 28

6.3. Pengurus 29

6.4. Pengawas 30

6.5. Manajer 30

6.6. Pendekatan Sistem Pada Koperasi 33

BAB VII JENIS DAN BENTUK KOPERASI 36

7.1. Jenis Koperasi 36

7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai UU No.12/1967 36

7.3. Bentuk Koperasi 37

BAB VIII PERMODALAN KOPERASI 38

8.1. Arti Modal Koperasi 38

8.2. Sumber Modal 38

8.3. Distribusi Cadangan Koperasi 39

BAB IX EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI

ANGGOTA 40

9.1. Efek-Efek Ekonomis Koperasi 40

9.2. Efek Harga Dan Efek Biaya 40

9.3. Analisi Hubungan Efek Ekonomis Dengan Keberhasilan Koperasi 41

9.4. Penyajian Dan Analisis Neraca Pelayanan 41

BAB X EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DI LIHAT DARI SISI

PERUSAHAAN 42

10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi 42

10.2. Efektivitas Koperasi 43

10.3. Produktivitas Koperasi 43

10.4. Analisis Laporan Koperasi 44

BAB XI PERANAN KOPERASI 45

11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna 45

11.2. Di Pasar Monopolistik 46

11.3. Di Pasar Monopsoni 46

11.4. Di Pasar Oligopoli 46

Page 5: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

iv

BAB XII PERANAN KOPERASI 47

12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang 47

12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi 47

12.3. Kunci Pembangunan Koperasi 48

REFERENSI 50

Page 6: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Konsep Koperasi

Konsep koperasi dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Konsep Koperasi Barat

Koperasi merupakan organisasi swasta, yang dibentuk secara sukarela oleh

orang-orang yang mempunyai persamaan kepentingan dan maksud mengurusi

kepentingan para anggotanya serta menciptakan keuntungan timbal balik bagi

anggota koperasi maupun perusahaan koperaasi.

Unsur-unsur positif konsep koperasi barat :

Keinginan individu dapat dipuaskan dengan cara bekerja sama antar sesama anggota,

dengan saling membantu dan saling menguntungkan setiap individu dengan tujuan

yang sama dapat berpartisipasi untuk mendapatkan keuntungan dan menanggung

resiko bersama hasil berupa surplus/keuntungan didistribusikan kepada anggota

sesuai dengan metode yang telah disepakati keuntungan yang belum didistribusikan

akan dimasukan sebagai cadangan koperasi.

� Dampak langsung koperasi terhadap terhadap anggotanya :

Pengembangan usaha perusahaan koperasi dalam hal investasi, formasi permodalan,

pengembangan SDM, pengembangan keahlian untuk bertidak sebagai wirausahawan

dan bekerja sama antar koperasi secara horizontal dan vertikal.

� Dampak tidak langsung koperasi terhadap anggotanya :

Pengembangan kondisi sosial ekonomi sejumlah produsen skala kecil maupun

pelanggan mengembangkan inovasi pada perusahaan skala kecil memberikan

distribusi pendapatan yang lebih seimbang dengan pemberian harga yang wajar antar

produsen dengan pelanggan, serta pemberian kesempatan yang sama kepada

koperasi dan perusahaan kecil.

2. Konsep Koperasi Sosialis

Koperasi direncanakan dan dikendalikan oleh pemerintah dan dibentuk dengan

tujuan merasionalkan produksi, untuk menunjang perencanaan sosial. Menurut

konsep ini koperasi tidak bekerja sendiri tetapi merupakan subsistem dari sistem

sosialisme untuk mencapai tujuan sistem sosialis-komunis

Page 7: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

2

3. Konsep koperasi negara berkembang

Koperasi sudah berkembang dengan ciri tersendiri, yaitu dominasi campur tangan

pemerintah dalam pembinaan dan pengembangannya perbedaan dengan konsep

sosialis, pada konsep sosialis, tujuan koperasi untuk merasionalkan faktor produksi

dari kepemilikan pribadi ke pemilikan kolektif sedangkan konsep koperasi negara

berkembang, tujuan koperasi adalah meningkatkan kondisi sosial ekonomi.

1.2. Latar Belakang Timbulnya Aliran Koperasi

Sejarah pertumbuhan koperasi di dunia ini disebabkan karna tidak dapat di

selesaikannya masalah-masalah kemiskinan atas dasar semangat individualisme.

Koperasi terbentuk sebagai alat untuk memperbaiki masalah-masalah dan

kelemahan-kelemahan dari perekonomian yang ber bentuk kapitalistis. Koperasi yang

terbentuk pertama di Inggris berusaha mengatasi masalah keperluan konsumsi para

anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi atas dasar prinsip-prinsip keadilan

yang selanjutnya memunculkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan

“Rochdale Principles”. Dan Latar belakang munculnya aliran koperasi adalah karna

adanya perbedaan ideologi setiap bangsa. Setiap sistem perekonomian suatu bangsa juga

akan menjiwai ideologi bangsanya dan aliran koperasinya,serta akan menjiwai sistem

perekonomian dan ideologi bangsa tersebut. Secara umum aliran koperasi yang dianut

oleh berbagai negara di dunia ini dapat dikelompokan berdasarkan peranan gerakan

koperasi. Keterkaitan Ideologi Sistem Perekonomian, Aliran Koperasi Ideologi system

perekonomian dan aliran koperasi tentunya berbeda, satu dintaranya memiliki

pengertiannya masing-masing tetapi saling memeiliki keterkaitan.

Paul Hubert Casselman membaginya menjadi 3 aliran,yaitu :

1. Aliran Yardstick

Aliran Yardstick pada umunya adalah aliran yang sering ditemukan atau dapat kita

lihat di negara kapitalis atau negara yang perekonomiannya menganut liberal.

Aliran ini bisa menjadi kekuatan yang seimbang, menetralisasikan dan mengkoreksi

segala keburukan dari sistem kapitalisme. Hubungan Pemerintah dengan gerakan

koperasi bersifat netral. Penagruh aliran ini sangat jelas terlihat di negara-negara

maju seperti AS, Perancis, Swedia, Denmark, Belanda, Dan lain-lain.

Page 8: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

3

2. Aliran Sosialis

Aliran Sosialis terbentuk karna tidak lepas dari berbagai keburukan yang timbul

oleh sistem kapitalisme. Aliran ini bisa di anggap sebagai alat yang paling efektif

atau paling bagus untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Pengaruh aliran ini

banyak di jumpai di Negar-negara Eropa timur dan Rusia.

3. Aliran Persemakmuran

Aliran persemakmuran ini memandang koperasi sebagai alat yang efektif dan

efisien dalam meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat serta dapat menjadi

wadah ekonomi rakyat yang berkedudukan strategis dan memegang peran utama

dalam perekonomian masyarakat.

1.3. Sejarah Perkembangan Koperasi

Koperasi Dunia lahir di Rochdale Inggris, pada tahun 1844 dengan tujuan mengatasi

masalah keperluan konsumsi para anggotanya dengan cara kebersamaan yang dilandasi

atas dasar prinsip-prinsip keadilan. Dari prinsip-prinsip keadilan inilah maka

menghasilkan prinsip-prinsip keadilan yang dikenal dengan “Rochdale Principles”.

Di Indonesia, Koperasi pertama kali didirikan di Leuwiliang pada tahun 1895 oleh

Raden Ngabei Ariawiriaatmadja, Patih Purwokerto, dkk dalam bentuk Bank Simpan

Pinjam yang bertujuan untuk membantu para pegawai negeri pribumi melepaskan diri

dari cengkeraman pelepas uang. Selanjutnya dikembangkan lebih lanjut oleh De Wolf

Van Westerrode asisten Residen Wilayah Purwokerto di Banyumas. Boedi Oetomo yang

didirikan pada tahun 1908 menganjurkan berdirinya koperasi untuk keperluan rumah

tangga. Sarikat Islam yang didirikan tahun 1911 juga mengembangkan koperasi yang

bergerak di bidang keperluan sehari-hari dengan cara membuka toko koperasi. Pada akhir

Rajab 1336H atau 1918 K.H. Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang mendirikan koperasi

yang dinamakan “Syirkatul Inan” atau disingkat (SKN) yang beranggotakan 45 orang.

Pada akhir tahun 1930 didirikan Jawatan Koperasi pada tahun 1933 diterbitkan Peraturan

Perkoperasian dalam berntuk Gouvernmentsbesluit no.21 yang termuat di dalam

Staatsblad no. 108/1933 yang menggantikan Koninklijke Besluit no.431 tahun 1915.

Kongres Muhamadiyah pada tahun 1935 dan 1938 memutuskan tekadnya untuk

mengembangkan koperasi di seluruh wilayah Indonesia, terutama di lingkungan

Page 9: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

4

warganya pada masa pendudukan bala tentara Jepang istilah koperasi lebih dikenal

menjadi istilah “Kumiai” pada akhir 1946, Jawatan Koperasi mengadakan pendaftaran

koperasi dan tercatat sebanyak 2500 buah koperasi di seluruh Indonesia. Pada tanggal 12

Juli 1947 diselenggarakan kongres koperasi se Jawa yang pertama di Tasikmalaya. Dalam

kongres tersebut diputuskan antara lain terbentuknya Sentral Organisasi Koperasi Rakyat

Indonesia yang disingkat SOKRI; menjadikan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi serta

menganjurkan diselenggarakan pendidikan koperasi di kalangan pengurus, pegawai dan

masyarakat Pada tahun 1949 diterbitkan Peraturan Perkoperasian yang dimuat di dalam

Staatsblad No. 179. Peraturan ini dikeluarkan pada waktu Pemerintah Federal Belanda

menguasai sebagian wilayah Indonesia yang isinya hampir sama dengan Peraturan

Koperasi yang dimuat di dalam Staatsblad No. 91 tahun 1927, dimana ketentuan sudah

kurang sesuai dengan keadaan Inidonesia sehingga tidak memberikan dampak yang

berarti bagi perkembangan. Pada tanggal 15 sampai dengan 17 Juli 1953 dilangsungkan

kongres koperasi Indonesia yang ke II di Bandung. Keputusannya antara lain merubah

Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) menjadi Dewan Koperasi

Indonesia (DKI). Pada tahun 1958 diterbitkan Undang-Undang tentang Perkumpulan

Koperasi No.79 Tahun 1958 yang dimuat di dalam Tambahan Lembar Negara RI

No.1669. Pada tahun 1961 diselenggarakan Musyawarah Nasional Koperasi I (Munaskop

I) diSurabaya untuk melaksanakan prinsip Demokrasi Terpimpin dan Ekonomi Terpimpin.

Sebagai puncak pengukuhan hokum dari uapaya mempolitikkan (verpolitisering)

koperasi dalam suasana demokrasi terpimpin yakni di terbitkannya UU No.14 tahun 1965

tentang perkoperasian yang dimuat didalam Lembaran Negara No.75 tahun 1960.

Bersamaan dengan disyahkannya UU No. 14 tahuhn 1965 dilangsungkan Musyawarah

Nasional Koperasi (Munaskop) II di Jakarta yang pada dasarnya merupakan ajang

legitiminasi terhadap masuknya kekuatan-kekuatan politik di dalam koperasi

sebagaimana diatur oleh UU Perkoperasian tersebut Pada tanggal 18 Desember 1967

telah dilahirkan Undang-Undang Koperasi yang baru yakni dikenal dengan UU No.

12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian.

Page 10: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

5

BAB II PENGERTIAN & PRINSIP – PRINSIP KOPERASI

2.1. Pengertian dan Prinsip Koperasi.

Kata koperasi berasal dari kata “CO” dan “OPERATION”, yang berarti bersama-sama

bekerja.

1. Pengertian Koperasi menurut ILO terdapat 6 elemen dalam koperasi yaitu:

a) Koperasi adalah perkumpulan orang-orang.

b) Penggabungan orang-orang berdasarkan kesukarelaan.

c) Terdapat tujuan ekonomi yang ingin di capai.

d) Koperasi berbentuk organisasi bisnis yang diawasi dan dikendalikan secara

demokratis.

e) Terdapat kontribusi yang adil terhadap modal yang dibutuhkan.

f) Anggota koperasi menerima resiko dan manfaat secara seimbang.

2. Definisi Chaniago (Arifinal Chaniago / 1984)

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang – orang atau badan

hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan

bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan

jasmaniah para anggotanya.

3. Definisi Dooren

Sudah memperluas pengertian koperasi, dimana koperasi tidaklah hanya kumpulan

orang-orang, akan tetapi juga merupakan kumpulan dari badan – badan hukum.

4. Definisi Hatta

Adalah usaha bersama untuk memperbaiki nasib kehidupan ekonomi berdasarkan

tolong–menolong, semangat tolong menolong tersebut didorong oleh keinginan member

jasa kepada kawan berdasarkan seorang buat semua dan semua buat orang.

Page 11: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

6

5. Definisi Munkner

Koperasi sebagai organisasi tolong menolong yang menjalankan “urus niaga” secara

kumpulan, yang berazaskan konsep tolong–menolong. Aktivitas dalam urus niaga

semata–mata bertujuan ekonomi, bukan sosial seperti yang dikandung gotong–royong.

6. Definisi UU No. 25 / 1992

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan seorang atau badan hukum koperasi,

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan

ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan.

2.2. Tujuan Koperasi

Berdasarkan UU No.25 tahun 1992 tentang Perkoperasian pasal 3, tujuan koperasi

adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka

mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan UUD

1945.

2.3. Prinsip - Prinsip Koperasi

1. Prinsip Munkner

Hans H. Munkner menyajikan 12 prinsip sebagai berikut:

a) Keanggotaan bersikap sukarela.

b) Keanggotaan terbuka.

c) Pengembangan anggota.

d) Identitas sebagai pemilik dan pelanggan.

e) Manajemen dan pengawasan dilakukan secara demokratis.

f) Koperasi sebagai kumpulan orang-orang.

g) Modal yang berkaitan dengan aspek sosial tidak di bagi.

h) Efisiensi ekonomi dan perusahaan koperasi.

i) Perkumpulan dengan sukarela.

j) Kebebasan dalam menggambil keputusan dan penetapan tujuan.

k) Pendistribusian yang adil dan merata akan hasil-hasil ekonomi.

l) Pendidikan anggota.

Page 12: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

7

2. Prinsip Rochdale

Adapun unsur-unsur koperasi Rochdale ini menurut bentuk aslinya adalah sebagai

berikut:

a) Pengawasan secara demokratis (democratic control).

b) Keanggotaan yang terbuka ( open membership).

c) Bunga atas modal di batasi ( a fixedor limited interest on capital).

d) Pembagian SHU sebanding dengan jasa masing-masing anggota (the

distribution of surplus in devidend to the members in proportion to their

purchases).

e) Penjualan sepenuhnya dengan tunai ( trading strictly on a cash basis).

f) Barang yang di jual harus asli dan tidak di palsukan ( selling only pure and

anadulterated goods).

g) Menyelenggarakan pendidikan kepada anggota dengan prinsip-prinsip koperasi

( providing the education of the members in cooperative principles).

h) Netral terhadap politik dan agama ( political and religious neutrality)

·

3. Prinsip Reiffeisen

Freidrich William Reiffeisen (1818-1888) adalah walikota Flammershelt di Jerman.

Prinsip reiffeisen adalah sebagai berikut:

a) Swadaya.

b) Daerah kerja terbatas.

c) SHU untuk cadangan.

d) Tanggung jawab anggota tidak terbatas.

e) Pengurus bekerja atas dasar kesukarelaan.

f) Usaha hanya kepada anggota.

g) Keanggotaan berdasarkan watak, bukan uang

Page 13: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

8

4. Prinsip Herman Schulze

Di Delitzsch Jerman seorang ahi hukum bernama Herman Schulze (1800-1883) tertarik

untuk memperbaiki kehidupan para pengusaha kecil seperti pengrajin, wirausahawan

industri kecil, pedagang eceran dan usaha-usaha lainnya. Inti dari prinsip Herman

Schulze adalah sebagai berikut:

a) Swadaya

b) Daerah kerja tak terbatas

c) SHU untuk cadangan dan dibagikan untuk karyawan

d) Tanggung jawab anggota terbatas

e) Pengurus bekerja dengan mendapat imbalan

f) Usaha tidak terbatas tidak hanya kepada anggota

5. Prinsip ICA

Sidang ICA di wina pada tahu 1966 merumuskan prinsip-prinsip koperasi di rinci sebagai

berikut:

a) Keanggotaan koperasi secara terbuka tanpa adanya pembatasan yang di

buat-buat ( open and voluntarily membership)

b) Pemimpin yang demokratis atas dasar satu orang satu suara (democratic control

– one member one vote)

c) Modal menerima bunga yang terbatas, itupun bila ada (limited interest of

capital)

d) SHU di bagi 3: sebagai usaha cadangan, sebagian untuk masyarakat, sebagian

dibagikan kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing

e) Semua koperasi harus melaksanakan pendidikan secara terus menerus

(promotion of education)

f) Gerakan koperasi harus melaksanakan kerja sama yang erat, baik di tingkat

regional, nasional maupun international (intercooperative network)

Page 14: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

9

6. Prinsip-prinsip Koperasi Indonesia

A. Menurut UU No. 12 tahun 1967

o Sifat keanggotaan sukarela dan terbatas dan terbuka untuk setiap warga

negara Indonesia.

o Rapat anggota merupakan kekuasaan tertinggi sebagai pencerminan

demokrasi dalam koperasi

o Pembagian SHU diatur menurut jasa masing-masing

o Adanya pembatasan modal dan bunga

o Mengembangkan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada

umumnya

o Usaha dan ketatalaksanaannya bersifat terbuka

o Swadaya, swakarta, dan swasembada sebagai pencerminan prinsip dasar

percara pada diri sendiri

B. Menurut UU No. 25 tahun 1992

o Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka

o Pengelolaan dilakulan secara demokratis

o Pembagian SHU di lakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa usaha

masing-masing anggota

o Pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal

o Kemandirian

o Pendidikan perkoperasian

o Kerja sama antar koperasi

Page 15: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

10

BAB III

ORGANISASI & MANAJEMEN

3.1. Bentuk Organisasi

Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian

organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan

yang prinsip, dan sebagai bahan perbandingan akan disampaikan beberapa pendapat

sebagai berikut :

1. Menurut Hanel

Suatu sistem sosial ekonomi atau sosial tehnik yang terbuka dan berorientasi pada

tujuan.

Sub sistem koperasi :

o individu (pemilik dan konsumen akhir)

o Pengusaha Perorangan/kelompok ( pemasok /supplier)

o Badan Usaha yang melayani anggota dan masyarakat

2. Menurut Ropke

Identifikasi Ciri Khusus

o Kumpulan sejumlah individu dengan tujuan yang sama (kelompok koperasi)

o Kelompok usaha untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi (swadaya kelompok

koperasi)

o Pemanfaatan koperasi secara bersama oleh anggota (perusahaan koperasi)

o Koperasi bertugas untuk menunjang kebutuhan para anggotanya (penyediaan

barang dan jasa)

Sub sistem

o Anggota Koperasi

o Badan Usaha Koperasi

o Organisasi Koperasi

Page 16: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

11

3. Di Indonesia

Bentuk : Rapat Anggota, Pengurus, Pengelola dan Pengawas

Rapat Anggota

Wadah anggota untuk mengambil keputusan

Pemegang Kekuasaan Tertinggi, dengan tugas

Penetapan Anggaran Dasar

Kebijaksanaan Umum (manajemen, organisasi & usaha koperasi)

Pemilihan, pengangkatan & pemberhentian pengurus

Rencana Kerja, Rencana Budget dan Pendapatan sertapengesahan Laporan Keuangan

Pengesahan pertanggung jawaban

Pembagian SHU

Penggabungan, pendirian dan peleburan

A. Bentuk organisasi koperasi menurut Hanel

Merupakan bentuk koperasi / organisasi yang tanpa memperhatikan bentuk hukum dan

dapat didefiniskan dengan pengertian hukum.

B. Bentuk organisasi koperasi menurut Ropke

Koperasi merupakan bentuk organisasi bisnis yang para anggotanya adalah juga

pelanggar utama dari perusahaan tersebut.

C. Bentuk organisasi di Indonesia

Merupakan suatu susunan tanggung jawab para anggotanya yang melalui hubungan dan

kerjasama dalam organisasi perusahaan tersebut.

Page 17: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

12

3.2. Hirarki Tanggung Jawab

1. Pengurus

Seseorang yang bertugas: Mengelola koperasi dan usahanya, Mengajukan rancangan

Rencana kerja, dan belanja koperasi, Menyelenggaran Rapat Anggota, Mengajukan

laporan keuangan & pertanggung jawaban, daftar anggota dan pengurus, Wewenang,

Mewakili koperasi di dalam & luar pengadilan, Meningkatkan peran koperasi.

2. Pengelola

Karyawan / Pegawai yang diberikan kuasa & wewenang oleh pengurus untuk

mengembangkan usaha dengan efisien & professional, Hubungannya dengan pengurus

bersifat kontrak kerja, dan dapat diangkat serta diberhentikan oleh pengurus.

3. Pengawas

Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk melakukan

pengawasan terhadap jalannya organisasi & usaha koperasi. UU 25 Th. 1992 pasal 39:

1. Bertugas untuk melakukan pengawasan kebijakan dan pengelolaan koperasi

2. Berwenang untuk meneliti catatan yang ada & mendapatkan segala keterangan yang

diperlukan.

3.3. Pola Manajemen

Defines Paul Hubert Casselman dalam bukunya berjudul “The Cooperative Movement

and some of its problem” yang mengatakan bahwa : “Cooperation is an economic system

with social content”. Artinya: koperasi harus bekerja menurut prinsip prinsip ekonomi

dengan melandaskan asas asas koperasi yang mengandung unsur unsur sosial di

dalamnya. Unsur sosial yang terkandung dalam koperasi lebih menekankan kepada

hubungan antar anggota, hubungan anggota dengan pengurus, tentang hak suara, cara

pembagian sisa hasil usaha, dan sebagainya seperti dibawah ini:

1. Kesamaan derajat yang diwujudkan dalam “one man one vote” dan “no voting by

proxy”

2. Kesukarelaan dalam keanggotaan

3. Menolong diri sendiri

4. Persaudaraan atau kekeluargaan

Page 18: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

13

5. Demokrasi yang terlihat dan diwujudkan dalam cara pengelolaan dan pengawasan

yang dilakukan oleh anggota

6. Pembagian hasil usaha proporsional dengan jasa jasanya

Untuk mencapai tujuan koperasi di perlukan manajemen koperasi yang benar agar

semua yang telah di rencanakan dapat berjalan dengan baik, untuk itu diperlukan Pola

Manajemen Koperasi sebagai berikut:

A. Perencanaan

Perencanaan merupakan proses dasar dari manajemen. Perencanaan yang baik adalah

perencanaan yang bersifat fleksibel, karena dalam berjalannya waktu situasi dan

kondisipun dapat berubah sewaktu-waktu.

B. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur,pengelompokan,

dan mengatur serta membagi tugas bagi para anggota dalam bekerja. Posisi dalam bekerja

dari para anggotanya pun harus sesuai dengan keahlian dari anggota organisasi, agar

tujuan dapat di capai sesuai dengan yang telah direncanakan.

C. Struktur Organisasi

Sebagai pengelola koperasi, pengurus menghadapi berbagai masalah yang harus

diselesaikan. Dan masalah yang paling sulit itu berasal dari dirinya sendiri yaitu berupa

keterbatasan, seperti keterbatasan pengetahuan, kemampuan, bahkan mungkin daya tahan

tubuh.

D. Pengarahan

Pengarahan merupakan fungsi menejemen yang terpenting karena masing-masing orang

dalam suatu organisasi memiliki kepentingannya masing-masing.

E. Pengawasan

Pengawasan merupakan sistem untuk membuat segala kegiatan perusahaan dapat

berjalan sesuai rencana.

Page 19: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

14

BAB IV

TUJUAN & FUNGSI KOPERASI

4.1. Pengertian Badan Usaha

Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan

mencari laba atau keuntungan. Badan usaha sering kali disamakan dengan perusahaan,

walaupun pada kenyataannya berbeda. Perbedaan utamanya, badan usaha adalah lembaga

sementara perusahaan adalah tempat dimana badan usaha itu mengelola faktor-faktor

produksi.

4.2. Koperasi Sebagai Badan Usaha

Menurut UU No.25 tahun 1992, Koperasi adalah badan usaha. Sebagai badan usaha,

koperasi tetap tunduk terhadap kaidah kaidah perusahaan dan prinsip prinsip ekonomi

yang berlaku. Dengan mengacu pada konsepsi sistem yang bekerja pada suatu badan

usaha, maka koperasi sebagai badan usaha juga berarti merupakan kombinasi manusia,

aset aset fisik dan nonfisik, informasi dan teknologi.

Ciri utama koperasi yang membedakan dengan badan usaha non koperasi adalah posisi

anggotanya. Dalam UU No.25 tahun 1992 tentang perekonomian disebutkan bahwa,

anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

4.3. Tujuan & Nilai Koperasi

Prof William F. Glueck (1984), pakar manajemen terkemuka dari Universitas Gerogia

dalam bukunya strategy Manajemne And Busssines Policy, 2nd ed, mendefinisikan tujuan

perusahaan sebagai hasil terakhir yang dicari organisasi melalui eksistensi dan

operasinya.

Selanjutnya, Glueck menjelaskan 4 alasan mengapa perusahaan harus mempunyai tujuan.

1. Tujuan membantu mendefinisikan organisasi dalam lingkungannya

2. Tujuan membantu mengkoordinasi keputusan dan pengambilan keputusan

3. Tujuan menyediakan norma untuk menilai pelaksanaa prestasi organisasi

4. Tujuan merupakan sasaran yang lebih nyata daripada pernyataan misi.

Page 20: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

15

Dalam merumuskan tujuan perusahaan, perlu diperhatikan keseimbangan kepentingan

dari berbagai pihak yang terlibat dalam perusahaan, tujuan perusahaan tidak terbatas pada

pemenuhan kepentingan manajemen seperti memaksimumkan keuntungan ataupun

efisiensi, tetapi juga harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, modal, pekerja,

konsumen, pemasok (suppliers), lingkungan, masyarakat , dan pemerintah. Dalam banyak

kasus perusahaan bisnis, tujuan umumnya didapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu :

1. Memaksimumkan keuntungan (Maximize profit)

2. Memaksimumkan nilai perusahaan (Maximize the value of the firm)

3. Memaksimumkan biaya (minimize profit)

4.4. Mendefinisikan Tujuan Perusahaan Koperasi

Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-semata hanya

pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat (benefit

oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar

keuntungan sebgai tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan

(service at cost). Untuk koperasi di indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah

memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU

No. 25/1992 pasal 3). Tujuan ini dijabarkan dalam berbagai aspek program oleh

manajemen koperasi pada setiap rapat angggota tahunan.

4.5. Keterbatasan Teori Perusahaan

Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan ternyata mendapat

kritik karena dinilai terlalu sempit dan tidak realistis. Beberapa Kritik dari teori tersebut

adalah segai berikut.

Tujuan Perusahaan adalah memaksimumkan penjualan (maximization of sales).

Model ini diperkenalkan oleh William banmolb yang mengatakan bahwa manajer

perusahaan modern akan memaksimumkan penjualan setelah keuntungan yang

diperoleh telah memadai untuk memuaskan para pemegang saham (stock holders).

Tujuan Perusahaan adalah untuk memaksimumkan pengguanaan manajemen

(maximization of managemen utility). Dalil ini diperkenalkan oleh oliver Williamson

yang mengatakan bahwa sebagai akibat dari pemisahaan manajemen dengan pemilik

(separation of management from ownership), para manajer lebih tertarik untuk

Page 21: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

16

memaksimumkan penggunaan manajemen yang diukur dengan kompensasi seperti

gaji, tunjangan tambahan (fringe benefit), pemberian saham (stock option), dan

sebagainya, daripada memaksimumkan keuntungan perusahaan.

Tujuan perusahaan adalah untuk memuaskan sesuatu dengan berusaha keras

(satisfying behavior). Postulat ini dikembangkan oelh Herbet Simon. Didalam

perusahaan modern yang sangat dan kompleks, dimana tugas manajemen menjadi

sangat rumit dan penuh ketidakpastian kerana kekurangan data, maka manajer tidak

mampu memaksimumkan keuntungan tapi hanya dapat berjuang untuk memuaskan

beberapa tujuan yang berkaitan dengan penjualan (sales), pertumbuhan (growth),

pangsa pasar (market share).

4.6. Teori Laba

Dalam perusahaan koperasi laba disebut Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba,

tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis industry.

Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut.

Teori Laba Menanggung Resiko (Risk- Bearing Theory Of profit). Menurut Teori ini,

keuntungan ekonomi diatas normall akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas

rata-rata.

Teori Laba Frisional (frictional Theory Of Profit). Teori ini menekankan bahwa

keuntungan menigkat sebagai suatu hasil ari friksi keseimbangan jagka panjang (long

run equilibrium).

Teori Laba Monopoli (Monopoly Theory Of Profits). Teori ini mengatakan bahwa

beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dap[at membatasi output dan

menekankan harga ang lebih tinggi daripada bila perusahaan beroperasi dalam kondisi

persaingan sempurna.

4.7. Fungsi Laba

Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih

dari industri. sebaliknya laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen

menginginkan kurang dari produk yang ditangani, laba memberikan pertanda krusial

untuk realokasi sumber daya yang dimiliki masyarakat.

Page 22: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

17

4.8. Kegiatan Usaha Koperasi

1. Status Dan Motif Anggota Koperasi

Anggota koperasi adalah orang-orang atau badan hukum koperasi yang mempunyai

kepentingan ekonomi yang sama sebagai pemilik dan sekaligus pengguna

jasa,berpartisipasi aktif untuk mengembangkan usaha koperasi dan syarat-syarat lain

yang ditentukan dalam anggaran dasar koperasi serta terdaftar dalam buku daftar anggota.

Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga indonesia yaitu:

Mampu melakukan tindakan hukum.

Menerima landasan idil, asas dan sendi dasar koperasi.

sanggup dan bersedia melakukan kewajiban dan hak sebagai anggota

sebagaimana tercantum dalam peraturan perUndang-undangan yang

berlaku,anggaran dasar dan anggaran rumah tangga serta peraturan koperasi yang

lain.

Status anggota koperasi sebagai suatu badan usaha adalah sebagai pemilik (owner) dan

sebagai pemakai (users). Sebagai pemilik, kewajiban anggota adalah melakukan investasi

atau menanam modal dikoperasinya. Sedangkan sebagai pemakai, anggota harus

menggunakan secara maksimum pelayanan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi.

Yang termasuk dalam keanggotaan koperasi yaitu:

Anggota penuh

Calon anggota

Anggota yang dilayani

Anggota luar biasa

ditinjau dari sudut status, maka keanggotaan koperasi menjadi basis utama bagi

perkembangan dan kelanjutan hidup usaha koperasi. Sebagai konsekuensinya,

persyaratan keanggotaan koperasi harus lebih selektif dan ditetapkan kualitas minimal

anggota. Calon Anggota paling sedikit harus memiliki 2 kriteria:

1) Calon anggota tersebut tidak lagi berada pada tingkat kehidupan dibawah garis

kemiskinan,atau orang ersebu paling tidak mempunyai potensi ekonomi ataupun

kepentingan yang sama.

2) Calon anggota koperasi harus memiliki pendapatan(income) yang pasti, sehingga

dengan demikian mereka dapat dengan mudah melakukan investasi pada usaha

koperasi yang mempunyai prospek.

Page 23: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

18

Persyaratan kualitas anggota tersebut adalah bahwa setiap orang yang akan menjadi

anggota koperasi akan terdorong menjadi kebutuhan ekonomi sebagai motif dasar.

persyaratan kualitas ini nampaknya juga bertentangan dengan prinsip-prinsip koperasi

yang mengatakan bahwa keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2. Kegiatan Usaha

Untuk mencapai tujuannnya maka Koperasi menyelenggarakan kegiatan usaha yang

berkaitan dengan kegiatan usaha anggota, sebagai berikut :

1. Unit usaha simpan pinjam;

2. Perdagangan umum;

3. Perdagangan, perakitan, instalasi hardware dan software dan jaringan komputer serta

aksesorisnya;

4. Kontraktor dan konsultan bangunan;

5. Penerbitan dan percetakan;

6. Agrobisnis dan agroindustri;

7. Jasa pendidikan, konsultan dan pelatihan pendidikan;

8. Jasa telekomunikasi umum;

9. Jasa teknologi informasi;

10. Biro jasa;

11. Jasa pengiriman barang;

12. Jasa transportasi;

13. Jasa pemasaran umum;

14. Jasa perbaikan kendaraan dan elektronik;

15. Jasa pengembangan dan konsultan olahraga;

16. Event organizer;

Page 24: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

19

3. Permodalan Koperasi

Modal merupakan sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha

koperasi. Modal jangka panjang dan Modal jangka pendek Koperasi harus mempunyai

rencana pembelanjaan yang konsisten.

Sumber-sumbar modal koperasi

A. Sumber – sumber Modal Koperasi (UU NO.12/1967)

• Simpanan Pokok

• Simpanan Wajib

• Simpanan Sukarela

• Modal Sendiri

B. Sumber – Sumber Modal Koperasi (UU NO.25/1992)

• Modal Sendiri (equity capital)

• Modal Pinjaman (dept capital)

4. Sisa Hasil Usaha Koperasi

SHU bukan deviden seperti PT tetapi keuntungan usaha yang dibagi sesuai dengan

aktifitas ekonomi angoota koperasi, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap

anggota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota

terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Artinya, semakin besar transaksi(usaha dan

modal) anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima. Hal

ini berbeda dengan perusahaan swasta, dimana dividen yang diperoleh pemilik saham

adalah proporsional, sesuai besarnya modal yang dimiliki. Hal ini merupakan salah satu

pembeda koperasi dengan badan usaha lainnya.

Page 25: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

20

BAB V

SISA HASIL USAHA

5.1. Pengertian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Sisa Hasil Usaha Koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total

(total revenue [TU]) dengan biaya-biaya atau biaya total (total cost [TC]) dalam satu

tahun buku. SHU menurut UU No. 25/1992, tentang Perkoperasian, Bab IX, pasal 45

adalah sebagai berikut.

a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam

satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak

dalam tahun buku yang bersangkutan.

b. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa

usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan

untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan

keputusan Rapat Anggota.

c. Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

d. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya

ditetapkan oleh Rapat Anggota sesuai dengan AD/ART Koperasi.

e. Besarnya SHU yang diterima oleh setiap anggota akan berbeda, tergantung besarnya

partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi.

f. Semakin besar transaksi (usaha dan modal) anggota dengan koperasinya, maka

semakin besar SHU yang akan diterima.

5.2. Rumus Pembagian SHU

Untuk koperasi Indonesia, dasar hukum bahwa pembagian SHU dilakukan secara adil

sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota adalah pasal 5 ayat 1 ; UU

No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang dalam penjelasannya mengatakan bahwa

“pembagian SHU kepada anggota dilakukan tidak semata-mata berdasarkan modal yang

dimiliki seseorang dalam koperasi, tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha

anggota terhadap koperasi. Ketentuan ini merupakan perwujudan kekeluargaan dan

keadilan”. Dengan demikian, SHU koperasi yang diterima oleh anggota bersumber dari 2

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh anggota sendiri, yaitu :

Page 26: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

21

a. SHU atas jasa modal

Pembagian mencerminkan anggota sebagai pemilik ataupun investor, karena jasa atas

modalnya (simpanan) tetap diterima dari koperasinya sepanjang koperasi tersebut

menghasilkan SHU pada tahun buku yang bersangkutan.

b. SHU atas jasa usaha

Jasa ini menegaskan bahwa anggota koperasi selain pemilik juga sebagai pemakai atau

pelanggan. Secara umum SHU Koperasi dibagi sesuai dengan aturan yang telah

ditetapkan pada Anggaran Dasar / Anggaran Rumah Tangga Koperasi sebagai berikut :

Cadangan koperasi

Jasa anggota

Dana pengurus

Dana karyawan

Dana pendidikan

Dana sosial

Dana untuk pembangunan lingkungan

Tentunya tidak semua komponen di atas harus diadopsi koperasi dalam membagi

SHU-nya. Hal ini sangat tergantung dari keputusan anggota yang ditetapkan dalam rapat

anggota. Berikut contoh kasus pembagian SHU di salah satu koperasi.

Contoh Kasus Pembagian SHU

Menurut AD/ART Koperasi A, SHU dibagi sebagai berikut :

Cadangan : 40%

Jasa anggota : 40%

Dana pengurus : 5%

Dana karyawan : 5%

Dana pendidikan : 5%

Dana sosial : 5%

SHU per anggota dapat dihitung sebagai berikut :

SHU A= JU A + JM A

Page 27: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

22

Dimana :

SHUA : Sisa Hasil Usaha Anggota

JUA : Jasa Usaha Anggota

JMA : Jasa Modal Anggota

Dengan menggunakan model matematika, SHU per anggota dapat dihitung sebagai

berikut : SHUPa= VA x JUA + Sa x JMA

V UK x TMS

Dimana :

SHUPa : Sisa Hasil Usaha per Anggota

JUA : Jasa Usaha Anggota

JMA : Jasa Modal Anggota

VA : Volume usaha anggota (total transaksi anggota)

VUK : Volume usaha total koperasi (total transaksi koperasi)

Sa : Jumlah simpanan anggota

TMS : Modal sendiri total (simpanan anggota total)

Bila SHU bagian anggota menurut AD/ART Koperasi A adalah 40% dari total SHU, rapat

anggota menetapkan bahwa SHU bagian anggota tersebut dibagi secara proporsional

menurut jasa modal dan usaha, dengan pembagian Jasa Usaha Anggota sebesar 70%, dan

Jasa Modal Anggota sebesar 30%, maka ada 2 cara menghitung persentase JUA dan JMA,

yaitu :

- Pertama, langsung dihitung dari total SHU Koperasi, sehingga :

JUA = 70% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak

= 28% dari total SHU Koperasi

JMA = 30% × 40% total SHU Koperasi setelah pajak

= 12% dari total SHU Koperasi

- Kedua, SHU bagian anggota (40%) dijadikan menjadi 100%, sehingga dalam hal ini

diperoleh terlebih dahulu angka absolut, kemudian dibagi sesuai dengan persentase

yang ditetapkan.

Page 28: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

23

5.3. Prinsip-Prinsip Pembagian SHU Koperasi

Telah diuraikan pada teori koperasi bahwa anggota berfungsi ganda yaitu sebagai

pemilik (owner) dan sekaligus pelanggan (customer). Sebagai pemilik, seorang Anggota

berkewajiban melakukan investasi. Dengan demikian, sebagai investor, anggota berhak

menerima hasil investasinya. Disisi lain, sebagai pelanggan, seorang anggota

berkewajiban berpartisipasi dalam setiap transaksi bisnis di koperasinya. Seiring dengan

prinsip-prinsip koperasi, maka anggota berhak menerima sebagian keuntungan yang

diperoleh koperasinya. Agar tercermin asas keadilan, demokrasi, transparansi, dan sesuai

dengan prinsip-prinsip koperasi, maka perlu diperhatikan prinsip-prinsip pembagian SHU

sebagai berikut.

a. SHU yang dibagi adalah bersumber dari anggota.

b. SHU anggota adalah jasa dari modal da transaksi usaha yang dilakukan anggota

sendiri.

c. Pembagian SHU anggota dilakukan secara transparan.

d. SHU anggota dibayar secara tunai.

5.4. Pembagian SHU Per Anggota

Setelah kita mengetahui prinsip dan rumus pembagian SHU, kita dapat menghitung

pembagian SHU per anggota. Pastinya pembagian SHU per anggota berbeda-beda karena

modal dan kerja yang berbeda pula. Berikut ini adalah contoh perhitungan pembagian

SHU per anggota:

a. Perhitungan SHU (Laba/Rugi) Koperasi Rinaldy Tahun Buku 2009

Penjualan /Penerimaan Jasa Rp. 850.000

Pendapatan lain Rp. 150.000

Rp. 1.000.000

Harga Pokok Penjualan Rp. (200.000)

Pendapatan Operasional Rp. 800.000

Beban Operasional Rp. (300.000)

Beban Administrasi dan Umum Rp. (35.000)

SHU Sebelum Pajak Rp. 465.000

Pajak Penghasilan (PPH Ps 21) Rp. (46.500)

SHU setelah Pajak Rp. 418.500

Page 29: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

24

b. Sumber SHU

SHU Koperasi A setelah pajak Rp 418.500

Sumber SHU: - Transaksi Anggota Rp 400.000

- Transaksi Non Anggota Rp 18.500

c. Pembagian SHU menurut Pasal 15, AD/ART Koperasi A:

1. Cadangan : 40% X 400.000 ; Rp 18.500

2. Jasa Anggota : 40 % X 400.000 : Rp 18.500

3. Dana Pengurus : 5% X 400.000 : Rp 10.000

4. Dana Karyawan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000

5. Dana Pendidikan : 5 % X 400.000 : Rp 10.000

6. Dana Sosial : 5 % X 400.000 : Rp 10.000

Rapat anggota menetapkan bahwa SHU bagian Anggota dibagi sebagai berikut:

Jasa Modal : 30% X Rp 80.000.000 Rp24.000.000

Jasa Usaha : 70% X Rp 80.000.000 Rp 56.000.000

d. Jumlah anggota, simpanan dan volume usaha koperasi:

Jumlah Anggota : 142 orang

Total simpanan anggota : Rp 345.420.000

Total transaksi anggota : Rp 2.340.062.000.

Contoh: SHU yang dierima per anggota:

SHU usaha Adi = 5.500/2.340.062 (56.000) = Rp 131,62

SHU Modal Adi = 800/345.420 (24.000) = Rp 55,58;.

Dengan demikian jumblah SHU yang diterima Adi Adalah:

Rp 131.620 + Rp 55.580 = Rp 187.200;.

Page 30: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

25

BAB VI

POLA MANAJEMEN KOPERASI

6.1. Pengertian Manajemen dan Perangkat Organisasi

Definisi manajemen menurut stoner adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian,

pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan

sumberdaya-sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah

ditetapkan. Sedangkan organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara

formal dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut UU No.25/1992 yang termasuk perangkat organisasi koperasi adalah :

a. Rapat Anggota

b. Pengurus

c. Pengawas

Anggota secara keseluruhan menjalankan manajemen dalam suatu rapat anggota dengan

menetapkan :

Anggaran dasar

Kebijakan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi

Pemilihan/pengangkatan/pemberhentian pengurus dan pengawas

Rencana kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya

Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)

Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi

a. Pengertian Manajemen

Pengertian Manajemen – Sebelum kita membahas pengertian manajemen menurut para

ahli, ada baiknya jika kita tahu dulu berasal darimana kata Manajemen itu. Manajemen

berasal dari bahasa inggris “management” yang berasal dari kata dasar “manage”.

Definisi manage menurut kamus oxford adalah “to be in charge or make decisions in a

business or an organization” (memimpin atau membuat keputusan di perusahaan atau

organisasi). Dan definisi management menurut kamus oxford adalah “the control and

making of decisions in a business or similar organization” (pengendalian dan pembuatan

keputusan di perusahaan atau organisasi sejenis).Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 31: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

26

(KBBI) Manajemen adalah “penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai

sasaran” atau “pimpinan yang bertanggung jawab atas jalannya perusaahaan dan

organisasi. Pengertian managemen menurut oxford adalah “the process of dealing with or

controlling people or things” (proses berurusan dengan atau mengendalikan orang atau

benda).

Menurut Horold Koontz dan Cyril O’donnel: Manajemen adalah usaha untuk mencapai

suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain.

Menurut R. Terry: Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri dari

tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian yang

dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui

pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya.

Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian

dan penggunakan sumberdaya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi tang

telah ditetapkan.

Menurut Lawrence A. Appley: Manajemen adalah seni pencapaian tujuan yang

dilakukan melalui usaha orang lain.

Menurut Drs. Oey Liang Lee: Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan

pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan daripada sumberdaya

manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Fayol: Fungsi-fungsi untuk merencanakan, mengorganisir, memimpin dan

mengendalikan sesuatu.

Menurut James A.F. Stoner: Manajemen adalah suatu proses perencanaan,

pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta

penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan

organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Menurut Mary Parker Follet: Manajemen adalah suatu seni, karena untuk melakukan

suatu pekerjaan melalui orang lain dibutuhkan keterampilan khusus.

Page 32: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

27

b. Pengertian Koperasi

Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama

dan ”operation” (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja

sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah : suatu kumpulan orang-orang yang

mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan

dengan maksud mensejahterakan anggota. Koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang atau badan hukum yang berlandaskan pada asas kekeluargaan dan

demokrasi ekonomi. Kegiatan usaha koperasi merupakan penjabaran dari UUD 1945

pasal 33 ayat (1). Dengan adanya penjelasan UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) koperasi

berkedudukan sebagai soko guru perekonomian nasional dan sebagai bagian yang tidak

terpisahkan dalam sistem perekonomian nasional. Sebagai salah satu pelaku ekonomi,

koperasi merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber

daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota. Karena sumber daya ekonomi

tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi harus mengutamakan kepentingan

anggota, maka koperasi harus mampu bekerja seefisien mungkin dan mengikuti

prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-kaidah ekonomi.

Berikut ini pengertian koperasi menurut para ahli :

Dr. Fay ( 1980 )

Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas

mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan dari

sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya

sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap

organisasi.

R.M Margono Djojohadikoesoemo

Koperasi adalah perkumpulan manusia seorang-seoarang yang dengan sukanya sendiri

hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya

Prof. R.S. Soeriaatmadja

Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan dikendalikan oleh

anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh mereka dan untuk mereka

atas dasar nir laba atau dasar biaya.

Page 33: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

28

Paul Hubert Casselman

Koperasi adalah suatu sistem, ekonomi yang mengandung unsur sosial.

Margaret Digby

Koperasi adalah kerja sama dan siap untuk menolong.

Dr. G Mladenata

Koperasi adalah terdiri atas produsen-produsen kecil yang tergabung secara sukarela

untuk mencapai tujuan bersama dengan saling tukar jasa secara kolektif dan menanggung

resiko bersama dengan mengerjakan sumber-sumber yang disumbangkan oleh anggota.

c. Pengertian Manajemen Koperasi

Definisi manajemen koperasi yang sering dipakai adalah suatu cara mencapai tujuan

koperasi dengan bekerjasama sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi, definisi ini tidak

akan anda temukan dalam jurnal manajemen koperasi manapun karena saya memang ini

adalah hasil pemikiran saya yang saya rumuskan sendiri. Dengan demikian Manajemen

Koperasi dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan melalui usaha

bersama berdasarkan azas kekeluargaan.Untuk mencapai tujuan Koperasi, perlu

diperhatikan adanya sistim Manajemen yang baik, agar tujuannya berhasil, yaitu dengan

diterapkannya fungsi-fungsi Manajemen.

Fungsi-fungsi Manajemen menurut G Terry:

1. Planning (Perencanaan)

2. Organizing (Pengorganisasian)

3. Actuating (Penggerakan untuk bekerja)

4. Controlling (Pengawasan/Pengendalian)

6.2. Rapat Anggota

Rapat Anggota merupakan forum tertinggi koperasi yang dihadiri oleh anggota sebagai

pemilik. Rapat Anggota bisa dilakukan RAT, RAK dan RALB. Secara umumRA

dianggap sah apabila dihadiri oleh lebih dari setengah jumlah anggta, tetapi untuk

beberapa kasus jumlah ini bisa disesuaikan dengan AD/ART Koperasi.

Page 34: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

29

6.3. Pengurus

Pengurus koperasi adalah pemegang kuasa RA untuk mengelola koperasi, artinya

pengurus hanya boleh melakukan segala macam kresi manajemen yang tidak keluar dari

koridor keputusan RA. Pengurus merupakan pimpinan kolektif tidak berdiri sendiri

dengan pertangungjawaban bersama. Biasanya pengurus yang tetrdiri atas beberapa

anggota pengurus.

a. Tugas dan kewajiban pengurus koperasi

Pengurus bertugas mengelola koperasi sesuai keputusan RAT. Untuk melaksanakan tugas

pengurus berkewajiban:

Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan proker

Pengurus koperasi berkewajiban mengajukan laporan keuangan dan

Pertanggungjawaban

Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarakan pembukuan keuanagn dan

Inventaris.

Pengurus koperasi berkewajiban menyelenggarkan administrasi

Pengurus koperasi berkewajiban Menyelenggarkan RAT.

b. Wewenang Pengurus koperasi

Pengurus berwenang mewakili koperasi didalam dan diluar koperasi.

Pengurus berwenang melakukan tindakan hukum atau upaya lain untuk

kepentingan anggota dan kemanfaatan koperasi.

Pengurus berwenang memutuskan penerimaan anggota dan pemberhentian

anggota sesuai ketentuan AD/ART.

c. Tanggung Jawab Pengurus koperasi

Pengurus koperasi bertanggung jwab atas segala upaya yang berhubungan dengan tugas

kewajiban, dan wewenangnya.

Page 35: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

30

6.4. Pengawas

Pengawas dipilh oleh RA untuk mengawasi pelaksanaan keputusan RAT dan juga idiologi.

Tugas pengawas tidak untuk mencari-cari kesalahan tetapi untuk menjaga agar kegiatan

yang dilakukan oleh koperasi sesuai dengan idiologi, AD/ART koperasi dan keputusan

RA. Tugas, kewajiban dan wewenang pengawas koperasi sebagai berikut:

Pengawas koperasi berwenang dan bertugas melakukan pengawasan terhadap

pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan organisasi.

pengawas wajib membuat laporan tentang hasil kepengawasanya dan merahasiakan

hasil laporanya kepada pihak ketiga

Pengawas koperasi meneliti catatan dan fisik yang ada dikoperasi dan mendapatkan

keterangan yang diperlukan.

6.5. Manajer

Manajer adalah seseorang yang mengarahkan orang lain dan bertanggung jawab atas

pekerjaan tersebut. Pemimpin adalah mereka yang menggunakan wewenag formal untuk

mengorganisasi, mengarahkan dan mengontrol para bawahan yang bertanggungjawab,

supaya semua bagian pekerjaan dikoordinasi untuk mencapai tujuan perusahaan (Robert

Tanembaum).

a. Tugas-tugas manajer

Siklus pengambilan keputusan, POSDC, penilaian dan pelaporan

Manajer harus dapat menciptakan kondisi yang akan membantu bawahannya

mendapatkan kepuasan dalam pekerjaannya.

Harus berusaha agar para bawahannya bersedia memikul tanggung jawab.

Harus membina bawahannya agar dapat bekerja secara efektif dan efisien.

Manajer harus membenahi fungsi-fungsi fundamental manajemen dengan baik.

Manajer harus mewakili dan membina hubungan yang harmonis dengan pihak

luar.

Page 36: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

31

b. Tingkatan manajer

Pada organisasi berstruktur tradisional, manajer sering dikelompokan menjadi manajer

puncak, manajer tingkat menengah, dan manajer lini pertama (biasanya digambarkan

dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada

di puncak). Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah

manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas

memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.

Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor,

manajer departemen, atau mandor (foreman). Manajemen tingkat menengah (middle

management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama

dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang

termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer

pabrik, atau manajer divisi. Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan

istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara

umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief

Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan

menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih

fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu

berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan

pekerjaan.

c. Peran manajer

Henry Mintzberg, seorang ahli riset ilmu manajemen, mengemukakan bahwa ada sepuluh

peran yang dimainkan oleh manajer di tempat kerjanya. Ia kemudian mengelompokan

kesepuluh peran itu ke dalam tiga kelompok. yang pertama adalah peran antar pribadi,

yaitu melibatkan orang dan kewajiban lain, yang bersifat seremonial dan simbolis. Peran

ini meliputi peran sebagai figur untuk anak buah, pemimpin, dan penghubung. Yang

kedua adalah peran informasional, meliputi peran manajer sebagai pemantau dan

penyebar informasi, serta peran sebagai juru bicara. Yang ketiga adalah peran

pengambilan keputusan, meliputi peran sebagai seorang wirausahawan, pemecah masalah,

pembagi sumber daya, dan perunding.

Page 37: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

32

d. Keterampilan manajer

- Keterampilan konseptual (conceptional skill)

Manajer tingkat atas (top manager) harus memiliki keterampilan untuk membuat konsep,

ide, dan gagasan demi kemajuan organisasi. Gagasan atau ide serta konsep tersebut

kemudian haruslah dijabarkan menjadi suatu rencana kegiatan untuk mewujudkan

gagasan atau konsepnya itu. Proses penjabaran ide menjadi suatu rencana kerja yang

kongkret itu biasanya disebut sebagai proses perencanaan atau planning. Oleh karena itu,

keterampilan konsepsional juga meruipakan keterampilan untuk membuat rencana kerja.

- Keterampilan berhubungan dengan orang lain (humanity skill)

Selain kemampuan konsepsional, manajer juga perlu dilengkapi dengan keterampilan

berkomunikasi atau keterampilan berhubungan dengan orang lain, yang disebut juga

keterampilan kemanusiaan. Komunikasi yang persuasif harus selalu diciptakan oleh

manajer terhadap bawahan yang dipimpinnya. Dengan komunikasi yang persuasif,

bersahabat, dan kebapakan akan membuat karyawan merasa dihargai dan kemudian

mereka akan bersikap terbuka kepada atasan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan,

baik pada tingkatan manajemen atas, menengah, maupun bawah.

- Keterampilan teknis (technical skill)

Keterampilan ini pada umumnya merupakan bekal bagi manajer pada tingkat yang lebih

rendah. Keterampilan teknis ini merupakan kemampuan untuk menjalankan suatu

pekerjaan tertentu, misalnya menggunakan program komputer, memperbaiki mesin,

membuat kursi, akuntansi dan lain-lain.

Selain tiga keterampilan dasar di atas, Ricky W. Griffin menambahkan dua keterampilan

dasar yang perlu dimiliki manajer, yaitu:

- Keterampilan manajemen waktu

Merupakan keterampilan yang merujuk pada kemampuan seorang manajer untuk

menggunakan waktu yang dimilikinya secara bijaksana. Griffin mengajukan contoh kasus

Lew Frankfort dari Coach. Pada tahun 2004, sebagai manajer, Frankfort digaji

$2.000.000 per tahun. Jika diasumsikan bahwa ia bekerja selama 50 jam per minggu

dengan waktu cuti 2 minggu, maka gaji Frankfort setiap jamnya adalah $800 per jam

Page 38: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

33

sekitar $13 per menit. Dari sana dapat kita lihat bahwa setiap menit yang terbuang akan

sangat merugikan perusahaan. Kebanyakan manajer, tentu saja, memiliki gaji yang jauh

lebih kecil dari Frankfort. Namun demikian, waktu yang mereka miliki tetap merupakan

aset berharga, dan menyianyiakannya berarti membuang-buang uang dan mengurangi

produktivitas perusahaan.

- Keterampilan membuat keputusan

Merupakan kemampuan untuk mendefinisikan masalah dan menentukan cara terbaik

dalam memecahkannya. Kemampuan membuat keputusan adalah yang paling utama bagi

seorang manajer, terutama bagi kelompok manajer atas (top manager). Griffin

mengajukan tiga langkah dalam pembuatan keputusan. Pertama, seorang manajer harus

mendefinisikan masalah dan mencari berbagai alternatif yang dapat diambil untuk

menyelesaikannya. Kedua, manajer harus mengevaluasi setiap alternatif yang ada dan

memilih sebuah alternatif yang dianggap paling baik. Dan terakhir, manajer harus

mengimplementasikan alternatif yang telah ia pilih serta mengawasi dan

mengevaluasinya agar tetap berada di jalur yang benar.

6.6. Pendekatan Sistem pada Koperasi

a. Menurut Draheim koperasi mempunyai sifat ganda yaitu

- organisasi dari orang-orang dengan unsure eksternal ekonomi dan sifat-sifat social

(pendekatan sosiologi).

- perusahaan biasa yang harus dikelola sebagai layaknya perusahaan biasa dalam

ekonomi pasar (pendekatan neo klasik).

b. Interprestasi dari Koperasi sebagai Sistem

Kompleksitas dari perusahaan koperasi adalah suatu sistem yang terdiri dari orang-orang

dan alat-alat teknik. Sistem ini dinamakan sebagai Socio technological system yang

selanjutnya terjadi hubungan dengan lingkungan sehingga dapat dianggap sebagai sistem

terbuka, sistem ini ditujukan pada target dan dihadapkan dengan kelangkaan

sumber-sumber yang digunakan.

Page 39: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

34

c. Cooperative Combine

- System sosio teknis pada substansinya

Sistem terbuka pada lingkungannya, systemdasar target pada tugasnya dan sistem

ekonomi pada penggunaan sumber-sumber.

- Semua pelaksanaan dalam keseluruhan kompleks dan pengaruh eksternal

Dipengaruhi oleh hubungan sistem, demikian juga dilihat dari sudut pandang ekonomi,

tidak cukup hanya melaksanakan koperasi secara ekonomis saja, tetapi juga berhubungan

dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara anggota tetapi juga

berhubungan dengan hubungan antar manusia dalam kelompok koperasi dan antara

anggota dengan manajemen perusahaan koperasi dalam lapangan lain. Contoh

Cooperative Interprise Combine: Koperasi penyediaan alat pertanian, serba usaha,

kerajinan, dan industri. Tugas usaha pada Sistem Komunikasi (BCS).

- The Businnes function Communication System (BCS)

sistem hubungan antara unit-unit usaha anggota dengan koperasi yang berhubungan

dengan pelaksanaan dari perusahaan koperasi untuk unit usaha anggotaa mengenai

beberapa tugas perusahaan. Sistem Komunikasi antar anggota

- Interpersonal Communication System (ICS)

Hubungan antara orang-orang yang berperan aktif dalam unit usaha anggota dengan

koperasi yang berjalan. ICS meliputi pembentukan/terjadi system target dalam koperasi

gabungan.

d. Sistem Informasi Manajemen Anggota.

Koordinasi dari suatu sistem yang ada melicinkan jalannya Cooperative Combine (CC),

koordinasi yang terjadi selalu lewat informasi dan dengan sendirinya membutuhkan

informasi yang baik. Manajemen memberikan informasi pada anggota, informasi yang

khusus untuk penganalisaan.hubungan organisasi dan pemecahan persoalan seoptimal

mungkin. Dimensi struktural dari Cooperative Combine (CC). Konfigurasi ekonomi dari

individu membentuk dasar untuk pengembangaaan lebih lanjut. Sifat-sifat dari anggota

sifat dari orang atau anggota organisasi serta sudut pandang anggota. Intensitas kerjasama

Page 40: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

35

semakin banyak anggota semakin tinggi intensitas kerjasama atau tugas manajemen.

Distribusi kemampuan dalam menentukan target dan pengambilan keputusan. Formalisasi

kerjasama, fleksibilitas kerjasama dalam jangka panjang dan dapat menerima dan

menyesuaikan perubahan. Stabilitas kerjasama. Tingkat stabilitas dalam CC ditentukan

oleh sifat anggota dalam soal motivasi, kebutuhan bergabung dan lain-lain.

Page 41: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

36

BAB VII

JENIS & BENTUK KOPERASI

7.1. Jenis Koperasi

A. Jenis Koperasi Menurut PP No. 60/1959 :

Koperasi Desa

Koperasi Pertanian

Koperasi Peternakan

Koperasi Industri

Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Perikanan

Koperasi Konsumsi

B. Jenis Koperasi Menurut Teori Klasik :

Koperasi Pemakaian

Koperasi Penghasilan atau Produksi

Koperasi Simpan Pinjam

7.2. Ketentuan Penjenisan Koperasi sesuai UU No. 12 / 1967

Ketentuan Penjenisan Koperasi Sesuai Undang – Undang No. 12 / 1967 tentang Pokok -

pokok Perkoperasian (pasal 17):

1. Penjenisan Koperasi didasarkan pada kebutuhan dari dan untuk efisiensi suatu

golongan dalam masyarakat yang homogen karena kesamaan aktivitas atau

kepentingan ekonominya guna mencapai tujuan bersama anggota-anggotanya.

2. Untuk maksud efisiensi dan ketertiban, guna kepetingan dan perkembangan

Koperasi Indonesia, di tiap daerah kerja hanya terdapat satu Koperasi yang sejenis

dan setingkat.

Page 42: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

37

7.3. Bentuk Koperasi

A. Bentuk Koperasi Sesuai PP No.60/1959:

1) Koperasi Primer adalah koperasi yang beranggota orang-orang dan yang

mempunyai sedikit-sedikitnya 25 orang anggota,biasanya ditumbuhkan di

desa.

2) Koperasi Pusat adalah gabungan beberapa koperasi yang mempunyai

sangkut-paut dalam usahanya serta beranggota sedikit- dikitnya 5 buah

Koperasi Primer. Koperasi ini lazimnya berada di daerah tingkat II.

3) Gabungan Koperasi adalah gabungan dari beberapa Koperasi Pusat. Sering

ditumbuhkan di daerah tingkat I.

4) Induk Koperasi adalah gabungan dari beberapa Gabungan Koperasi Berada

di ibu kota.

B. Sesuai Wilayah Admistrasi Pemerintah :

1) Di tiap desa ditumbuhkan Koperasi Desa

2) Di tiap daerah tingkat II ditumbuhkan pusat koperasi

3) Di tiap daerah tingkat I ditumbuhkan gabungan koperasi

4) Di ibu kota ditumbuhkan induk koperasi

C. Koperasi Primer

Koperasi yang minimal memiliki anggota sebanyak 20 orang perseorangan. Biasanya

terdapat di tiap desa ditumbuhkan koperasi primer.

D. Koperasi Primer

Koperasi primer adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan

orang-seorang.Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 orang. Yang

termasuk dalam koperasi primer adalah:

a. Koperasi Karyawan

b. Koperasi Pegawai Negeri

c. KUD

E. Koperasi Sekunder

Koperasi Sekunder merupakan koperasi yang anggota-anggotanya adalah organisasi

koperasi. Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan

koperasi.Koperasi sekunder dibentuk sekurang-kurangnya 3 koperasi.

Page 43: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

38

BAB VIII

PERMODALAN KOPERASI

8.1. Arti Modal Koperasi

Modal merupakan dana yang digunakan untuk melaksanakan usaha koperasi-koperasi .

modal terdiri dari modal jangka panjang dan modal jangka pendek.

8.2. Sumber- sumber modal koperasi

A. Sumber modal koperasi (UU No.12/1967)

- Simpanan pokok

- Simpanan wajib

- Simpanan sukarela

- Modal sendiri

B. Sumber modal koperasi (UU No.25/1992)

- Modal sendiri (equity capital)

1. Simpanan pokok

2. Simpanan wajib

3. Dana cadangan

4. Donasi/hibah

- Modal pinjaman (debt capital)

1. Anggota

2. Koperasi lainnya

3. Bank atau lembaga keuangan lainnya

4. Penerbit obligasi atau surat hutang lainnya

- Modal koperasi yang utama adalah dari anggota karena:

1. Alasan kepemilikan

2. Alasan ekonomi

3. Alasan resiko

Page 44: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

39

8.3. Distribusi Cadangan Koperasi

Pengertian dana cadangan menurut UU No. 25/1992, adalah sejumlah uang yang

diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha yang dimasukan untuk memupuk modal sendiri

dan untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan. Sesuai anggaran dasar yang

menunjuk pada UU No. 12/1967 menentukan bahwa 25% dari SHU yang diperoleh dari

usaha anggota disisihkan untuk cadangan, sedangkan SHU yang berasal bukan dari usaha

anggota sebesar 60% disisihkan untuk cadangan. Menurut UU No.25/1992, SHU yang

diusahan oleh anggota dan yang diusahakan oleh bukan anggota, ditentukan 30% dari

SHU tersebut di sisihkan untuk cadangan.

Distribusi Cadangan Koperasi antara lain dipergunakan untuk:

Memenuhi kewajiban tertentu

Meningkatkan jumlah operating capital koperasi

Sebagai jaminan untuk kemungkinan – kemungkinan rugi di kemudian hari

Perluasan usaha.

Page 45: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

40

BAB IX

EVALUASI KEBERHASILAN KOPERSAI DILIHAT DARI SISI

ANGGOTA

9.1. Efek-efek Ekonomis Koperasi

Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para

anggotanya, yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

Motivasi ekonomi anggota sebagai pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-

simpanan) yang telah diserahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan

anggota sebagai pengguna akan mempersoalan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang

dan jasa, menguntungkan atau tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual atau

pembeli di luar koperasi.

Pada dasarnya anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan

koperasi:

Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhan

Jika pelayanan tersebut ditawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih

menguntungkan dibanding yang diperolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi

9.2. Efek Harga dan Efeh Biaya

Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi

anggota dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu besarnya nilai manfaat peayanan koperasi

secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitaria sejalan dengan kemanfaatan

ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang dimaksud adalah insentif berupa pelayanan

barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan

atau diperolehnya harga yang menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan

(SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang. Bila dilihat dari peranan anggota

dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus

dibedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota. Perbedaan ini

mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam

pasar yang bersaing.

Page 46: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

41

9.3. Analisis Hubungan Efek Ekonomis dan Keberhasilan Koperasi

Dalam badan usaha koperasi, laba bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen,

melainkan aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba

bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota

dengan kopersinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi

manfaat yang diterima oleh anggota. Keberhasilan koperasi ditentukan oleh salah satu

faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi anggota sangat berhubungan erat

dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang didapat oleh anggota tersebut.

9.4. Penyajian dan Analisis Neraca Pelayanan

Disebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan

koperasi, terutama tantangan-tantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota

harus secara kontinyu di sesuaikan

Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada

anggotanya, yaitu:

1. Adanya tekanan persaingan dari anggota lain (terutama organisasi non koperasi)

Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban.

Perubahan kebutuhan ini akan menentukan kebutuhan pola kebutuhan anggota

dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan koperasi

2. Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan

anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota

terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan peayanan, koperasi

membutuhkan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi.

Page 47: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

42

BAB X

EVALUASI KEBERHASILAN KOPERASI DILIHAT DARI SISI

PERUSAHAAN

10.1. Efisiensi Perusahaan Koperasi

Koperasi merupakan badan usaha yang di landasi dengan kumpulan orang-orang bukan

kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi

usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.

• Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya

di hubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau

di perolehnya manfaat ekonomi.

• Efesiensi adalah: penghematan input yang di ukur dengan cara membandingkan input

anggaran atau seharusnya (Ia) dengan input realisasi atau sesungguhnya (Is), jika Is <

Ia di sebut (Efisien). Efesiensi koperasi adalah suatu teori yang membahas tentang

suatu hasil yang sesuai dengan kemauan dan harapan yang akan membuahkan hasil

maksimal. Di hubungkan dengan waktu terjadinya transaksi/di perolehnya manfaat

ekonomi oleh anggota dapat di bagi menjadi dua jenis manfaat ekonomi yaitu :

1.) Manfaat ekonomi langsung (MEL) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh

anggota langsung di peroleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan

koperasinya

2.) Manfaat ekonomi tidak langsung (METL). adalah manfaat ekonomi yang diterima

oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi di peroleh kemudian

setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan

keuangan/pertanggungjawaban pengurus & pengawas, yakni penerimaan SHU

anggota.

Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang di terima anggota dapat di hitung

dengan cara sebagai berikut: TME = MEL + METL MEN = (MEL + METL) – BA

Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha

(multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat di hitung dengan

cara sebagai berikut : MEL = EfP + EfPK + Evs + EvP + EvPU METL = SHUa

Page 48: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

43

10.2. Efektivitas Koperasi

Efektivitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan

output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau sungguhnya (Os), jika

Os > Oa di sebut efektif.

Rumus perhitungan Efektivitas koperasi (EvK) :

EvK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL

Anggaran SHUk + Anggaran MEL = Jika EvK >1, berarti efektif

10.3. Produktivitas Koperasi

Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika

(O>1) disebut produktif.

Rumus perhitungan produktivitas perusahaan koperasi :

PPK = S H U X 100%

Modal koperasi

= Rp. 102,586,680 X 100%

Rp. 118,432,448

= Rp. 86.62

Dari hasil ini dimana PPK > 1 maka koperasi ini adalah produktif.

RENTABILITAS KOPERASI

Untuk mengukur tingkat rentabilitas koperasi KSU SIDI maka digunakan rumus

perhitungan sebagai berukut:

Rentabilitas = S H U X 100%

AKTIVA USAHA

= Rp. 102,586,680 X 100%

Rp. 518,428,769

Rp. 19.79 %

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa setiap Rp.100,- aktiva usaha mampu

menghasilkan sisa hasil usaha sebesar Rp.19.79,-. Hal ini berarti koperasi KSU SIDI

Sanur mampu mengembangkan usahanya dengan baik kea rah yang meningkat.

Page 49: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

44

10.4. Analisis Laporan Koperasi

Laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban

pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan

sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi

1.) Neraca,

2.) perhitungan hasil usaha (income statement),

3.) Laporan arus kas (cash flow),

4.) catatan atas laporan keuangan

5.) Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan.

Perhitungan hasil usaha pada koperasi harus dapat menunjukkan usaha yang berasal dari

anggota dan bukan anggota. Alokasi pendapatan dan beban kepada anggota dan bukan

anggota pada perhitungan hasil usaha berdasarkan perbandingan manfaat yang di terima

oleh anggota dan bukan anggota. Laporan koperasi bukan merupakan laporan keuangan

konsolidasi dari koperasi-koperasi. Dalam hal terjadi penggabungan dua atau lebih

koperasi menjadi satu badan hukum koperasi, maka dalam penggabungan tersebut perlu

memperhatikan nilai aktiva bersih yang riil dan bilamana perlu melakukan penilaian

kembali. Dalam hal operasi mempunyai perusahaan dan unit-unit usaha yang berada di

bawah satu pengelolaan, maka di susun laporan keuangan konsolidasi atau laporan

keuangan gabungan.

Page 50: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

45

BAB XI

PERANAN KOPERASI

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi

memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia,

memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta

mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.

Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu hingga saat ini

sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam atau berdagang pada koperasi

tersebut. Bukan hanya itu saja peranan yang dilakukan koperasi juga dapat membantu

Negara untuk menggembangkan usaha kecil yang ada dalam masyarakat.

Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah :

1. Alat pendemokrasi ekonomi

2. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat

3. Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi yang tidak

menguasai hajat hidup orang banyak

4. Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang utama pembangunan

ekonomi nasional)

5. Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian nasional yang

kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip koperasi Indonesia

11.1. Di Pasar Persaingan Sempurna

Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :

Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak

Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)

Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar

Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna

Page 51: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

46

11.2. Di Pasar Monopolistik

Ciri-ciri pasar Monopolistik :

Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam

Produk yang dihasilkan tidak homogen

Ada produk substitusinya

Keluar atau masuk ke industri relatif mudah

Berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya

11.3. Di Pasar Monopsoni

Ciri-ciri pasar Monopolistik :

Disini ada penjual banyak tetapi hanya ada satu Pembeli.

11.4. Di Pasar Oligopoli

Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang

menguasai pasar Dua strategi dasar untuk Koperasi dalam pasar oligopoli yaitu strategi

harga dan non harga. Untuk menghindari perang harga, perusahaan akan mengadakan

product defferentiation dan memperluas pasar dengan cara melakukan kegiatan

advertensi,

membedakan mutu dan bentuk produk.

• Penawaran Harga yang bersifat Predator

• Price Leadership

Page 52: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

47

BAB XII

PEMBANGUNAN KOPERASI

12.1. Kendala Koperasi Di Negara Berkembang

Kendala yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan koperasi di negara

berkembang adalah sebagai berikut :

a) Sering koperasi hanya dianggap sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif

dan demokratis dari rakyat kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang

dan pekerja/buruh.

b) Disamping itu ada berbagai pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang

controversial mengenai keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa

proses pembangunan ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang

berkembang) merupakan alas an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan

tatacara evaluasi atas organisasi-organisasi swadaya koperasi.

c) Kriteria ( tolok ukur) yang dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti

perkembangan anggota, dan hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar

penjualan koperasi, modal penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan

sebagainya, telah dan masih sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi

koperasi.

12.2. Kelemahan Kebijakan Koperasi

Kelemahan-kelemahan dalam penerapan kebijakan dan program yang mensponsori

pengembangan koperasi, yaitu :

a) Untuk membangkitkan motivasi para petani agar menjadi anggota koperasi desa,

ditumbuhkan harapan-harapan yang tidak realistis pada kerjasama dalam koperasi

bagi para anggota dan diberikan janji-janji mengenai perlakuan istimewa melalui

pemberian bantuan pemerintah.

b) Selama proses pembentukan koperasi persyaratan dan kriteria yang yang mendasari

pembentukan kelompok-kelompok koperasi yang kuatdan, efisien, dan perusahaan

koperasi yang mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya secara otonom, tidak

mendapat pertimbangan yang cukup.

Page 53: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

48

c) Karena alasan-alasan administrative, kegiatan pemerintah seringkali dipusatkan pada

pembentukan perusahaan koperasi, dan mengabaikan penyuluhan, pendidikan dan

latihan para naggota, anggota pengurus dan manajer yang dinamis, dan terutama

mengabaikan pula strategi-strategi yang mendukung perkembangan sendiri atas dasar

keikutsertaan anggota koperasi.

d) Koperasi telah dibebani dengan tugas-tugas untuk menyediakan berbagai jenis jasa

bagi para anggotanya (misalnya kredit), sekalipun langkah-langkah yang diperlukan

dan bersifat melengkapi belum dilakukan oleh badan pemerintah yang bersangkutan

(misalnya penyuluhan).

e) Koperasi telah diserahi tugas, atau ditugaskan untuk menangani program pemerintah,

walaupun perusahaan koperasi tersebut belum memiliki kemampuan yang diperlukan

bagi keberhasilan pelaksanaan tugas dan program itu.

f) Tujuan dan kegiatan perusahaan koperasi (yang secara administratif dipengaruhi oleh

instansi dan pegawai pemerintah) tidak cukup mempertimbangkan, atau bahkan

bertentangan dengan, kepentingan dan kebutuhan subyektif yang mendesak, dan

tujuan-tujuan yang berorientasi pada pembangunan para individu dan kelompok

anggota.

12.3. Kunci Pembangunan Koperasi

Menurut Ace Partadiredja faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi adalah

rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia. Hal ini disebabkan karena

pemerataan tingkat pendidikan sampai ke pelosok baru dimulai pada tahun 1986,

sehingga dampaknya baru bisa dirasakan paling tidak 15 tahun setelahnya.

Berbeda dengan Ace Partadiredja, Baharuddin berpendapat bahwa faktor penghambat

dalam pembangunan koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap

kelangsungan hidup koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus,

pengawas, dan manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi.

Menurut Prof. Wagiono Ismangil adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari

masyarakat kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi

kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang

ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.

Page 54: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

49

Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen koperasi dan merupakan

kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas koperasi,

diperlukan keterkaitan timbal balik antara manajemen profesional dan dukungan

kepercayaan dari anggota. Mengingat tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu

yang akan datang semakin besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan

manajemen yang profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk

keperluan ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan

pendidikan yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas

tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat dilakukan

dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait. Dekan Fakultas

Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay Schwediman, berpendapat bahwa untuk

kemajuan koperasi maka manajemen tradisional perlu diganti dengan manajemen modern

yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Semua anggota diperlakukan secara adil,

2. Didukung administrasi yang canggih,

3. Koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer) agar menjadi koperasi yang

lebih kuat dan sehat,

4. Pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang layak,

5. Petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan menjemput bola bukan

hanya menunggu pembeli,

6. Kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan, yaitu yang terbaik untuk

kepentingan koperasi,

7. Manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan masalah yang strategis,

8. Memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan yang baik kepada

anggota dan pelanggan lainnya,

9. Perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal harus seimbang dengan

masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi dengan pengurus dan

pengawas,

10. Keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk memperhatikan kelangsungan

organisasi dalam jangka panjang,

11. Selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,

12. Pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin untuk dilaksanakan.

Page 55: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

50

REFERENSI:

http://banizamzami.blogspot.com/2009/11/perkembangan-koperasi-di-negara.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

http://muhammad-handy.blogspot.com/2012/11/koperasi.html

http://taufikdarmawan99.blogspot.com/2011/12/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.html

http://gabyclarasintapw.blogspot.com/2012/11/ix-evaluasi-keberhasilan-koperasi_7.html

http://mrizafahlifi.blogspot.com/2013/11/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.html

http://kpn-iainjambi.com/artikel/pengertian-prinsip-fungsi-dan-peran-jenis-jenis-koperasi-dan-sumber-modal-koperasi

http://dnopiyanti.blogspot.com/2009/12/resume-ekonomi-koperasi-bab-7-bab-8.html

http://ermadwiseptiana.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html?zx=cea2cb1cc347f420

http://umihanasumi.blogspot.com/2011/10/kegiatan-usaha-koperasi.html

http://rrolan.blogspot.com/2010/10/koperasi-sebagai-badan-usaha.html

http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/bentuk-organisasi-menurut-hanel-ropke-dan-di-indonesia/

http://lovinsepti.blogspot.com/2013/01/bab-13-kegiatan-usaha-koperasi.html

http://r3m4j4cerdas.wordpress.com/2010/11/13/rangkuman-koperasi-bab-i-iv-3/

http://pratiwi08.blogspot.com/2010/11/bab-iii-organisasi-dana-manajemen.html

http://rahmanelieser.blogspot.com/2011/11/bapak-koperasi-indonesia.html

http://ameawatie.blogspot.com/2013/01/sejarah-perkembangan-koperasi-di.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi

http://dinaraviyani.wordpress.com/2013/10/06/sejarah-dan-perkembangan-koperasi-di-indonesia-2/

Page 56: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

51

http://nadirawidyawijaya.blogspot.com/2012/10/pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi.html

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/01/pengertian-dan-prinsip-koperasi-6/

http://rezasuryatman1111.wordpress.com/2012/01/05/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsip-koperasi/

http://meizgun.wordpress.com/2009/11/20/pengertian-prinsip-prinsip-koperasi/

http://vahmy76.wordpress.com/2011/10/09/pengertian-koperasi/

http://ahim.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/9893/BAB+II.ppt

http://bayus449.blog.com/2010/11/16/prinsip-prinsip-koperasiprinsip-munkerrochdaleraiffeisen/

http://yunitha-kusumawaty.blogspot.com/2012/10/bab-2-pengertian-dan-prinsip-prinsip.html

http://penas-fkmtsi-makassar.blogspot.com/2010/05/penjelasan-organisasi_01.html http://fachruramadhan.blogspot.com/2012/04/pengertian-manajemen-dan-fungsinya.html

http://sifafauziah692.wordpress.com/2013/10/23/organisasi-dan-manajemen/

http://ulfa-ekonomikoperasi.blogspot.com/2012/11/tujuan-dan-fungsi-koperasi.html

http://echadarmaputri.wordpress.com/2010/12/20/kegiatan-usaha-koperasi/

http://teguhindrabastian.blogspot.com/2012/01/sisa-hasil-usaha-koperasi-shu-koperasi.html

http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/10/10/tujuan-koperasi-2/

http://lydiaelvinaa.blogspot.com/2013/11/sisa-hasil-usaha-shu.html

http://septian99.wordpress.com/2009/11/09/pengertian-shu-sisa-hasil-usaha-koperasi-dan-perumusannya/

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/pola-manajemen-koperasi

http://riyanikusuma.wordpress.com/2011/11/14/rapat-anggota-koperasi/

http://ariefdar.wordpress.com/2013/11/28/pola-manajemen-koperasi/

Page 57: 15213768 - Ekonomi Koperasi 12 BAB

52

http://rezafirdaus2009.wordpress.com/2014/01/25/organisasi-dan-manajemen-koperasi-dan-pola-manajemen/

http://rickyhakim55.blogspot.com/2013/10/konsep-koperasi_27.html

http://henisari.blogspot.com/2011/10/latar-belakang-munculnya-aliran.html

http://sanihandriani.blogspot.com/2012/09/bab-1-konsep-koperasi-latar-belakang.html

http://cyttii.blogspot.com/2011/10/konsepaliran-dan-sejarah-koperasi.html