58
AGAMA AGAMA DI INDONESIA (tinjauan hystoris, teologis, antropologis dan sosiologis) DISAMPAIKAN PADA : DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI PENGGERAK KERUKUNAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA 2015 OLEH : DRS H. TARMUDJI, MA WIDYAISWARA UTAMA

Agama tinjauan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Agama tinjauan

AGAMA AGAMA DI INDONESIA (tinjauan hystoris,

teologis, antropologis dan sosiologis)

DISAMPAIKAN PADA :DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI PENGGERAK KERUKUNAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA 2015

OLEH :DRS H. TARMUDJI, MAWIDYAISWARA UTAMA

Page 2: Agama tinjauan

Inilah saya : Drs. H. Tarmudji, MA NIP

195006181971071003 Diangkat : 1-Juli-1971 Gol diangkat : II/a Pensiun : 1 Juli 2015 Pangkat Pens : IV/e Masa Kerja : 44 th Menikah : 1 kali Istri : 1 saja Anak istri: 4 (empat) Cucu : 7 (tujuh)

Page 3: Agama tinjauan

KAWAN Kawan mari kita terbuka, pada kawan yang beda

agama. Kawan mari kita menghormat, pada kawan yang

beda pendapat. Ada Islam, Allohu Akbar Ada Kristen, Haleluya Ada Budha, Amitaba Ada Hindu, Oom Santi- santi Ada Konghuchu, San cai San cai Bersama membangun NKRI

Diklat Penggerak Kerukunan KUB

Page 4: Agama tinjauan

TUJUAN PEMBELAJARAN

TUJUAN UMUM

Peserta memahami tentang agama-agama di Indonesia di tinjau dari aspek historis, teologis, antropologis dan sosiologis.

TUJUAN KHUSUS Peserta dapat :

Menyebutkan agama-agama di Indonesia .

Menjelaskan sejarah datangnya agama-agama di Indonesia

Menunjukkan kesejajaran keberagamaan agama-agama di Indonesia

Menjelaskan aspek kajian antropologis agama

Menjelaskan fungsi –fungsi agama dlm pandangan ahli sosiologi

Page 5: Agama tinjauan

PENYEBARAN AGAMA-AGAMA DI INDONESIAN

Page 6: Agama tinjauan

DATA PENDUDUK DAN PEMELUK AGAMA

TAHUN 2014 PENDUDUK INDONESIA 252.101.215 jiwa terdiri atas :ISLAM : 87,18%KRISTEN PROTESTAN : 6,96% KATOLIK : 2,9% HINDU : 1,69% BUDHA : 0,72% KONG HU CHU : 0,05% AGAMA LAIN : 0,13% TIDAK MENYATAKAN AGAMA : 0,38%

Page 7: Agama tinjauan

KONDISI INDONESIA

Keragaman adalah kenyataan dalam setiap masyarakat, di samping etnis, ras, dll.

Keragaman merupakan “karya Tuhan” atau sebagai “sunnatullah”.

Tuhan tidak pernah mengirim utusannya kepada manusia untuk memaksa mereka untuk mengikutinya. (Qadri Azizy dalam Harmoni Kehidupan Beragama 2005: 1-2)

Page 8: Agama tinjauan

DIMENSI HUBUNGAN Berbicara ttg kerukunan agama tidak lepas

dari pembicaraan ttg hubungan antara agama-agama. Ada 6 dimensi hubungan :1. Dimensi historis2. Dimensi teologis3. Dimensi fiosofis4. Dimensi sosiologis5. Dimensi politik6. Dimensi kultural

(adaptasi pdpt Hugh Goddard dalam Harmoni ,2004 : 90-96 )

Page 9: Agama tinjauan

TINJAUAN HISTORIS

AGAMA AGAMA DI INDONESIA

Page 10: Agama tinjauan

TINJAUAN HISTORISMasyarakat Indonesia awalnya

menganut keyakinan animisme dan dinamisme.

Agama –agama yang berkembang dan diakui di Indonesia sekarang, masuk ke wilayah Nusantara dan ber akulturasi dengan budaya penduduk asli, mewarnai keyakinan asli dan menjadikan keunikan Indonesia.

Page 11: Agama tinjauan

Historis- Budha-Hindu1. Kerajaan Sriwijaya di Palembang merupakan

masa kejayaan Agama Budha. Pada abad ke-7 Palembang telah menjadi pusat studi agama Budha bertaraf internasional. Di Pulau Jawa Budha berkembang pada masa pemerintahan Cailendra. Candi Borobudur merupakan ujud kejayaannya.

2. Pada waktu yang bersamaan di Jawa di bawah pemerintahan Sanjaya berkembang agama Hindu Dharma yakni di Dieng Jateng. Peninggalannya adalahCandi Pandawa (Candi Sanga).

Page 12: Agama tinjauan

WILAYAH KEKUASAAN KERAJAAN SRIWIJAYA ABAD X-XI

Page 13: Agama tinjauan
Page 14: Agama tinjauan

Historis lanjutan -Hindu Pada abad 9 dan 10 lahir dinasti Baka (Prambanan)

yang menganut Hindu –Ciwa dg peninggalan Candi Prambanan. Dinasti Baka pernah berkonflik dengan dinasti Pengging-Kartosura yang beraliran Hindu Dharma.

Pada abad ke 11 pusat keagamaan Hindu berpindah ke Kediri dg munculnya kerajaan Kediri. Hal ini terlihat pada mitologi Panji. Mitologi ini kuat menjadi cerita rakyat. Pada masa ini terjadi sinkretisme antara Budhisme dan Hindu-Ciwa. Sinkretisme itu sebuah bentuk kompromistik sebagai hub harmoni krn adanya rasa saling membutuhkan dalam kehidupan bersama. Perode kejayaan Agama Hindu berlangsung dari Kerajaan Tumapel s.d. Majapahit.

Page 15: Agama tinjauan

KEKUASAAN KERAJAAN MAJAPAHIT ABAD XIV

Page 16: Agama tinjauan

KERAJAAN BERCORAK BUDHA DAN HINDU

Page 17: Agama tinjauan

Historis-Islam

3. Islam masuk Indonesia melalui pedagang. Berawal di Samudera Pasai di Aceh.

4. Di Jawa Islam berkembang mulai pada masa Majapahit di bawa secara estafet pertama oleh pedagang (pesisir) dan penyebaran di dalam dilakukan oleh para Wali.

Page 18: Agama tinjauan

Aliran dan Akulturasi Penyebaran Islam

5. Ada dua aliran yakni Wujudiyyah dengan tokoh Syeh Siti Jenar dan aliran Syuhudiyyah yang disebarkan oleh Wali Sanga.

6. Pola akulturasi yg dilakukan oleh Wali Sanga terhadap budaya lama umumnya menggunakan 2 pola

a. mengubah mewarnai (revolutive)b. mengisi tradisi yang telah ada dengan ajaran

Islam (kultural) Tut wuri hangiseni. Pola ke 2 ini melahirkan sinkretisme yang subur dan memunculkan gerakan pemurnian (tajdid).

Page 19: Agama tinjauan

POLA DAKWAH PARA WALI

1. Keeping (menjaga, memelihara)upacara/ tradisi lama tingkepan, mitoni.

2. Addition (menambah) dg tradisi baru perkawinan jawa dg akad nikah.

3. Modification (mengintrepretasikan tradisi ke pengertian baru memanfaatkan wayang dari sarana hiburan dimanfaatkan u penddkan

4. Devaluation (menurunkan status sesatu) dewa diturunkan diganti Allah

Page 20: Agama tinjauan

lanjutan

5. Exchange (mengganti) sebagian unsur lama diganti unsur baru slametan, kenduren motivasinya diganti.

6. Substitution (mengganti scr menyeluruh sembahyang di kuil diganti sholat di masjid.

7. Creation of new ritual (menciptakan tradisi, upacara baru) dg unsur lama menciptakan gamelan dan upacara sekaten.

8. Negation (menolak) tradisi lamamenghancurkan simbul-simbul ibadah tradisi lama (Ridin Sofwan dlm MKIIJ, 2004 : 11-12)

Page 21: Agama tinjauan

Historis - Kristen

4. Agama Kristen ( Katolik-Protertan)masuk ke Indonesia sekitar abad 16 saat kuatnya misi dan zending , seiring /berdampingan dengan koloni Portugal-Belanda-Inggris. Hambatan utama awal penyebaran agama Kristen

Masy . mengidentikan dg agama kolonial, ketidak sesuaian pesan ajarannya dengan aktifitas

koloni. Setelah kemerdekaan hambatan ini lambat laun terhapus, sehingga agama Kristen berkembang secara pesat.

Page 22: Agama tinjauan

Historis – Kong Hu Cu5. Kong Hu Cu istilah aslinya Rujiao (China),

yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur.

6. Kong Hu Cu (551 SM) peletak ajaran filsafat yang menekankan perilaku yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik .

7. KHC masuk ke wilayah Indonesia bersamaan dengan banyaknya etnis China sejak masa kerajaan di Indonesia dengan membawa tradisi . Pada zaman kolonial kedudukan China disejajarkan dengan bangsa Eropa.

Page 23: Agama tinjauan

Kebijaksanaan Pemerintah

Ketentuan UU PNPS 1 tahun 1965 yo UU No 55 Tahun 1969 yang menyebut 6 agama secara ostensif yakni Agama yang dipeluk di Indonesia adalah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu (Pejelasan psl 1)

Agama Konghucu tidak mendapat apreasiasi di

zaman orde baru karena penguasa mengidentikkan KHC dengan tradisi etnis China . Baru di masa Presiden Gusdur kran ini dibuka, shg implementasi agama meningkat seirama dengan atractivenya kesenian Cina.

Page 24: Agama tinjauan

KESIMPULAN :

Page 25: Agama tinjauan

TINJAUAN TEOLOGISAGAMA-AGAMA DI INDONESIA

Page 26: Agama tinjauan

Pemahaman Dasar Theologi bhs Inggris theology adalah

ilmu ketuhanan atau ilmu agama. Theologian berarti Ulama, pemuka agama. Theological – ks mengenai ilmu agama.

Agama –agama di Indonesia memiliki konsep keagamaan yang berbeda atau memiliki ciri-ciri yang berbeda satu dengan lain.

Page 27: Agama tinjauan

Teologi Empiris dan KerukunanStudi teologi agama apapun secara empiris sedikit bahkan minim sekali memberikan sumbangan melerai perbedaan. Mengapa ? Sebab : Sudut pandangnya berbeda, manusia yang memiliki doktrin teologis itu terkait dengan aspek sosio-praktis dan kultural sosiologis perlu refleksi kritis.

Page 28: Agama tinjauan

Refleksi Kritis

Melting hystoris issues yang yang memberi kesan berbeda jika dilihat dari sudut perkembangan agama shg memerlukan Refleksi kritis anda :

Kasus masuknya Islam runtuhnya Majapahit

Status kepahlawanan DiponegoroKasus masuknya Islam di Spanyol

Page 29: Agama tinjauan

BAGAIMANA MELAKUKAN REFLEKSI KRITIS Melakukan pendekatan fundamental-filosofis

(al-falsafah al-uula). Pendekatan ini dapat dilakukan oleh ilmuwan dan pemikir.

Pendekatan fenomenologis yakni dengan cara perumusan dan pemahaman untuk menemukan hakikat keberagamaan secara universal. (Amin Abdullah dlm Harmoni 2005 : 38-39)

Perbedaan penyebutan ditarik secara umum secara sejajar garis sejajar untuk menyamakan.

Page 30: Agama tinjauan

Dalam agama Anda Siapa/ Apa penyebutan untuk :

1. Tuhan ( Yang Mutlak) :2. Penganjur pertama :3. Kitab Suci :4. Inti ajaran :5. Tempat Ibadah :6. Agamawan :7. Organisasi Agama :

Page 31: Agama tinjauan

KESEJAJARAN SEBUTANNO

ASPEK /UNSUR ISLAM KRISTE

N KATOLIK HINDU BUDHA KONGHUCU

1 Tuhan Allah SWT

Allah Allah Sang Yang Widi Wasa

Sang Adi Budha

Tian

2 Penganjur Pertama

Muhammad SAW

Yesus Rasul utusan Allah

Para Resi Sidharta Gautama

Konfusius

3 Kitab Suci Al-Qur’an Al-Kitab. Al-Kitab Veda Ti (Tri ) Pitaka

Sishu Wujing

4 Orang Suci Wali, Imam

- Santo/Santa

Resi Bodhisatwa(tekat jd budha)

Xueshi/ Pendeta

5 Inti Ajaran Salam Salom Iman, Harapan Cinta Kasih

Dharma Dhamma Tian DaoRen Dao

6 Tempat Ibadah

Masjid Gereja GerejaKapel

Pura WiharaCetya

Litang/ Klenteng

7 Agamawan Kyai Pendeta Imam (Uskup, imam,diakon

PanditaPinandita

Bikhu/ Bikhuni

Butsu

8 Organisasi Agama

MUI PGI KWI PHDI WALUBI MATAKINMAKIN

Page 33: Agama tinjauan

THE ABSOLUTE/ YANG MUTLAKT U H A N

ALLAH

SWTTRI

NITAS

IDA SANG YANG WIDHI WASA

SANG YANG ADI

BUDDHA

TIANDEWA AGUNG

PUANG MATUO

ISLAM KRISTEN HINDU BUDDH

AKONGHU

ChUALUK TA’

DOLO

INDONESIA

YANG MUTLAK DLM PANDANGAN AGAMA DI INDONESIA

John Titaley (Harmoni :2005 : 120)

abstract

empirical

Page 34: Agama tinjauan

Tugas Anda :Ungkapkan potensi ajaran dalam agama Anda masing-masing yang mengajarkan kerukunan dan kedamaian !

Page 35: Agama tinjauan

POTENSI AJARAN AGAMA KERUKUNAN/KEDAMAIAN

NO

AGAMA AJARAN KERUKUNAN/ KEDAMAIAN

1 Islam Khalifah fil ardl, Tidak ada paksaan dlm beragama, bagiku Agamaku Bagimu agamamu, negeri aman damai dalam ridla Allah.

2 Kristen Berbahagialah or yg membawa damai karena mrk disebut anak-anak Allah ( Matius 5 :8), ajaran cinta kasih

3 Katolik Nostra aetate (NA) Kehidupan Kerukunan Hidup Beragama (Hasil Sidang Konsili Vatikan ) ., Pacem in teris atau damai di bumi (Enciklik Paus Yohannes XXIII tahun 1963

4 Hindu Dari manapun anda datang akan kuterima asal menuju padaKu (bhagawat Gita). Wasudewa khutum bakam – semua makhluk bersaudara. Tat twam Asi : Kamu adalah saya juga

5 Buddha Brahma wihara (sifat 2 luhur yg dimiliki man yg hrs dikembangkan, (metta, karuna ( kasih sayang, cenderung peduli), mudita (simpati-bahagia ketika or bahagia), upekkha (keseimbangan bathin).

6 Konghucu

Ren Dao yakni Hubungan harmonis antar manusia.

Page 36: Agama tinjauan

Bisakah masyarakat diajak melakukan Refleksi Kritis ?

Jawab : bisa / tidakMengapa : 1. .......2. ........3. ........4. ........

Page 37: Agama tinjauan

ALIRAN BUDDHA.

Tiga aliran besar Budhisme Mahayana - tekanannya menolong

sesama sebanyak banyaknya. Hinayana - Pendalaman ajaran agama,

kemudian melaksanakan pertolongan. Tantrayana – Menjalankan meditasi yg

sungguh akan mencapai kebudhaan- meditasi menjadi penekanan.

Page 38: Agama tinjauan

TINJAUAN ANTROPOLOGIS

AGAMA-AGAMA DI INDONESIA

Page 39: Agama tinjauan

Agama dalam tinjauan antropologi (1)Antropologi adalah satu cabang

ilmu pengetahuan sosial yang memfokuskan kajiannya pada “manusia”.

Ketertarikan antropologi pada kajian agama, mulanya berkait pada apakah agama yang paling kuno itu magic, penyembahan terhadap kekuatan alam, bagaimana agama meyakini jiwa tertangkap dalam mimpi atau bayangan, bentuk animisme.

Page 40: Agama tinjauan

Agama dalam tinjauan antropologi (2) Antropologi klasik memahami gejala

kehidupan beragama sebagai kebudayaan dari suatu masyarakat.

Agama dilihat sebagai ;1. Ekpresi simbolis dr kehidupan manusia , dgnya

man menafsirkan dirinya dan universe/alam sekelilingnya.

2. Sesuatu yg memberikan motif bagi perbuatan manusia.

3. Sekumpulan tindakan yg berhub. satu sama lain yg punya nilai-nilai yg dapat melangsungkan kehidupan manusia. (adhim90.blogspot.com/2012/06 diunduh 30/05/2013)

Page 41: Agama tinjauan

Teori Asal Mula Agama – pandangan sarjana antropologi

Teori Taylor (E.B. Taylor) Asalmula agama “dinamisme” serba jiwa, roh yg

nampak dari peristiwa hidup dan mati serta peristiwa mimpi.

Teori Marett ( R.R. Marett ,1909, Inggris). Agama manusia muncul sbg rasa rendah diri thd

berbagai gejala, bukan pemahaman ttg jiwa, krn rasio mrk blm menjangkau ttg eksistensi jiwa.

Teori Frazer JG Frazer (1890) Agama muncul krn akal man tak

mampu memecahkan masalah, shg lari ke majik. Ahli majik menjadi superior krn mantra yg dimilikinya. Ketika mengalami kegagalan kemudian lari ke makhluk halus.

Page 42: Agama tinjauan

Teori Asal Mula Agama – pandangan sarjana antropologi

Teori Schmidt lengkapnya W.Schmidt (Austria)-1921 Monotheisme sebenarnya bkn penemuan baru ttp

sudah tua. Pendapatnya di pengaruhi oleh Sastra Inggris A.Lang, yg meramu cerita yang tlh berisi pandangan ttg satu Tuhan.

Teori Durkheim (Emile Durkheim , Prancis , 1912. Emosi keagamaan dan sentimen kemasyarakatan

merupakan pengertian dasar dan inti kehidupan agama dan berhimpunnya masyarakat.

Page 43: Agama tinjauan

Agama dalam tinjauan antropologi (3)Perkembangan berikutnya

antropologi serius mempelajari praktik sosial secara esensial diteliti dalam hubungannya dengan aspek lainnya (holisme).

Kemudian bergeser lagi ke antropologi makna atau antropologi Interpretatif.

Page 44: Agama tinjauan

KAJIAN ANTROPOLOGI AGAMA Atho’ Mudhzar menyatakan 5 fenomena

kajian antropologi agama :1. Scripture / naskah sumber ajaran dan

simbol agama2. Sikap, perilaku dan penghayatan para

pemuka agama dan penganut agama3. Ritus, lembaga dan ibadat4. Alat-alat ibadat5. Organisasi keagamaan tempat para

penganut agama berkumpul dan berperan.

Page 45: Agama tinjauan

TINJAUAN SOSIOLOGISAGAMA-AGAMA DI INDONESIA

Page 46: Agama tinjauan

AGAMA, PANDANGAN SOSIOLOGI 1 Sejak lahirnya ilmu sosiologi, telah concern

dengan studi agama. Meski dahulunya hanya dilihat sebagai aspek marginal.

Pada masa post modern studi mulai masuk pada mainstream sosiologi yakni ekologi, perwujudan, gerakan dan protest sosial, globalisasi dan nasionalisme.

Tokoh-tokoh ilmuwan melakukan penelitian dari aspek aspek yang berbeda.

Page 47: Agama tinjauan

AGAMA, PANDANGAN SOSIOLOGI 2 Rasional positivistik dari kehidupan August

Comte dan Henri Saint Simon –memulai kajian sosial. Comte berpendapat positivistik dalam konsepsi sosiologi yakni zaman modern ditandai dengan hilangnya agama dan teologi sebagai norma perilaku. ???????? Anda

Emile Dukheim (1912) memfokuskan sosiologi agama pd aspek fungsi agama.

Ahli sosiologi berikutnya banyak mengkaji agama kendatipun untuk memperkuat faham sekuler. Seperti Karl Mark, Max Weber dll.

Page 48: Agama tinjauan

AGAMA, PANDANGAN SOSIOLOGI 3

Tema/ Obyek dlm pendekatan sosiologi Agama mnrt Atho Mudhzar (wordpress.com/2012/08/27 diunduh 30-05-2013) :1. Studi ttg pengruh agama thd perubahan masyarakat.2. Studi ttg pengaruh struktur dan perubahan

masyarakat thd pemahaman ajaran agama/ konsep keagamaan.

3. Studi ttg tingkat pengamalan beragama masyarakat.

4. Studi ttg interaksi sosial masyarakat penganut agama.

5. Studi ttg gerakan masyarakat yg membawa paham yg dapat melemahkan atau memperkuat kehidupan beragama.

Page 49: Agama tinjauan

TINJAUAN SOSIAL Ajaran agama diimani dan dijalankan oleh

manusia. Padahal manusia adalah makhluk sosial.

Perlu pendalaman peran agama berkaitan dengan fungsi sosial.

Mnurut R.K. Merton dlm Social theory and Sosial Structure, 1991) tujuan manusia melakukan sesuatu, terkadang tidak disengaja meski ada makna. Tujuan ini dinamakan sebagi fungsi latent (tersembunyi). Sedang tujuan yang disadari pelaku agama dinamakan fungsi manifest (nyata).

Page 50: Agama tinjauan

SOSIOLOGI – FUNGSI AGAMA

Agama membantu mndorong terciptanya tujuan, sifat dan isi kewajiban sosial.

Agama dapat berfungsi sbg “kekuatan memaksa” dlm memperkuat dan mendukung adat istiadat.

Kekuatan memaksa itu menurut Emile Durkheim mampu “membangkitkan rasa kagum” dan menjadikan perbuatan itu sebagai “perbuatan benar.”

Page 51: Agama tinjauan

FUNGSI AGAMA Agama mengatur “tingkah laku manusia”

dan membimbingnya agar “ perbuatan itu sesuai dengan nilai-nilai agama”.

“Nilai” yang diwujudkan oleh penganut agama akan ikut menata “nilai di masy”. “ Nilai ini menduduki “strata yg tinggi”, dan memberi makna nilai sosial di masyarakat itu sendiri.

Agama mendorong orang untuk melestarikan nilai. Maka agama menganjurkan pewarisan melalui pengajaran agama/ pendidikan.

Page 52: Agama tinjauan

KESIMPULAN FUNGSI AGAMA

Agama sebagai pemersatu/ integrasi Agama mampu “melestarikan nilai” Agama dapat juga sebagai pemebah

belah (dis integrasi). Hal ini jika sebuah agama menguasai mayoritas dan pemerintah gagal melaksanakan tugas menjaga kerukunan.

Agama dpt memerankan fungsi kreatif, inovatif dan bahkan refolusioner khususnya ketika terjadi perubahan bsr di bidang sosial, ekonomi.

Page 53: Agama tinjauan

SIMPULAN :

Fungsi Agama :1. .......2. .......3. .......4. .......5. .......

Page 54: Agama tinjauan

AkhirnyaANDA ADALAH SALAH SATU DARI RODA PENGGERAK PEMERINTAH UNTUK MEWUJUDKANHARMONI KEHIDUPAN AGAMA!

Page 55: Agama tinjauan

IslamKristenKatolikHinduBudha

Kong Hu Cu

Pancasila

NKRI

KEARIFAN LOKAL1. Abstraksi

pengalaman2. Ungkapan Lisan,

singkat, padat, menarik dan mudah diingat.

3. Kaya makna4. Provokatif,

imajinatif, inspiratif

5. Pedoman bertindak menjadikan individu arif bijaksana

6. Sasaran rukun dan damai

7. Berdimensi lokal

Esensi Kearifan Lokal sebagai :

1. Universalisme Esoteris

2. Pluralisme 3. Kerukunan4. Kedamaian5. Toleransi6. Kasih Sayang7. Nirkekerasan8. Inklusivisme

MasyarakatToga

To MasLSM

Med sa

Negara/Pemerintah :1. Promotif2. Preventif3. Kuratif

MEWUJUDKAN KERUKUNAN BERBASIS MODAL KULTURAL

Page 56: Agama tinjauan

CONTOH MOD-RALKEARIFAN

LOKALPENJELASAN MAKNA

Desa mawa cara, Negara mawa tata.

Desa memiliki kebiasaan sendiri dan negara memilI-ki pula tata aturan yang berbeda satu sama lainnya. Gagasan mirip dengandesa, kala, patra

Pengakuan akan adanya pluralisme, relativisme kebudayaan dan insklusivisme.

rebutan balung tan pa isi

Mempertengkarkan sesuatu yang tidak prinsip. Sama maknanya dengan pepatah kalah jadi abu, memang jadi arang

Konflik betapapun amat penting Dijauhi karena hanya berakibat kehancuran. Musyawarah dlm memecahkan masalahamat penting

Tepa selira Jika bertindak maka sebaiknya menggunakan ukuran diri sendiri. Misal, jika Anda sakit jika dipukul atau merasa tidak enak jika dicaci maki, maka sebaiknya jangan memukul dan atau mencaci maki orang lain

Kasih sayang berbasis nirkekerasan.

Page 57: Agama tinjauan

CONTOH MOD-RAL 2KEARIFAN

LOKALPENJELASAN MAKNA

Ngono ya ngono, ning aja ngono.

Jangan bertindak kelewat batas karena bisa memimbulkan masalahyang tidak terduga atau bahkan mencelakakan diri sendiri.

Nirkekerasan, kedamaian, kerukunan, dan keharmonisan.

Dudu sanak dudu kadang, yen mati melu kelangan

Walaupun seseorang bukan keluarga, namun jika ybs konformitas thd tata aturan yang berlaku maka dia akan ditermima dengan baik, tanpa melihat agama maupun etnisitas

Hidup rukun, damai, dan hamonis membutuhkan kemampuan adapatif

Rukun agawe santoso, crah agawe bubrah.

Rukun wujudkan sentosa, bertengkar membuah susah/ kehancuran. Kearifan lokal ini sama maknanya dengan pepatah, bersatukita teguh, bercerai kita runtuh.

Kerukunan merupakan modal dasar bagi persatuan. .

Page 58: Agama tinjauan

CONTOH MOD-RAL 3KEARIFAN

LOKALPENJELASAN MAKNA

Wani ngalah luhur wekasane.

Dalam kehidupan bermasyarakat manusia ada baiknya mengalah guna menjaga keharmonisan, kedamaian dan kerukunan dalam masyarakat.

Dalam membentuk kerukunan membutuhkan kesedian berkorban, yakni mengkompromikan dan atau mengakomodasikan apa yang bisa menghancurkan kerukunan dan kedamian.

Ngunduh wohing pekerti

Seseorang akan memetik hasil perbuatannya sendiri

Apapun yang kita lakukan maka kitalah yang akan menikmati hasilnya, bisa baik bisa pula buruk bisa secara cepat atau bisa pula menunggu waktu yang cukup lama.

Cacing kepidak wae ngulet

Cacing yang terinjak bisa berontakterdesak karena terus diremehkan diujat dan atau diperlakukan dengan Kekerasam maka yang bersangkutan bisa jadi akan melawan, bahkan dengan kekerasan.

Larangan melakukan kekerasam (nirkekerasan) sebagai modal bagi penciptaam hidup rukun dan damai.