13
BAB 2 STANDAR PROPESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Albet bab 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Albet bab 2

BAB 2

STANDAR PROPESIONAL AKUNTAN PUBLIK DAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Page 2: Albet bab 2

PERKEMBANGAN STANDAR PROFESIONAL AKUNTAN PUBLIK

Dalam tahun 1972, untuk pertama kalinya ikatan akuntan indonesia berhasil menerbitkan norma pemeriksaan akuntan, yang di sahkan oleh dalam kongres III ikatan akuntan indonesia. norma pemeriksaan akuntan tersebut mencakup : tanggung jawab akuntan publik, unsur-unsur norma pemeriksaan akuntan yang antara lain meliputi : pengkajian dan penilaian pengendalian intern, bahan pembuktian dan penjelasan informatif,serta pembahsan mengenai peristiwa kemudian,laporan khusus dan berkas pemeriksaan.

Page 3: Albet bab 2

Dalam kongres ke VII akuntan indonesia tahun 1994, disahkan standar profesionalakuntan publik yang secara garis besar beerisi :

1. Uraia mengenai standar profesional akuntan publik2. Berbagai pernyataan standar auditing yang telah di klasifikasikan3. Berbagai pernyataan standar atestasi yang telah di klasifikasikan.4. Pernyataan jasa akuntansi dan review.

Page 4: Albet bab 2

Standar profesional akuntan publik per 1 januari 2001 terdiri atas lima standar, yaitu :1. pernyataan standar auditing (PSA) yang di lengkapi

dengan interpretasi pernyataan standar auditi (IPSA).2. pernyataan standar atetasi (PSAT) yang dilengkapi dengan

interprestasi pernyataan standar atestasi (IPAST).3. Pernyataan standar jasa akuntansi dan review (PSAR) yang

dilengkapi dengan interprestasi pernyataan standar jasa akuntansi dan review (IPSAR).

4. Pernyataan standar jasa dan konsultasi (PSJK) yang dilengkapi dengan interprestasi pernyataan standar jasa konsultasi (IPSJK).

5. Pernyataan standar pengendalian mutu (PSPM) yang dilengkapi dengan interprestasi pernyataan standar pengendalian mutu (IPSPM)

Page 5: Albet bab 2

Kerangka kodifikasi berbagai standar profesi

Perikatan Atestasi Perikatan Atestasi

Standar auditing

PSA PSAT PSAR PSJK PSPM

Standar atestasi

Standar jasa akuntansi &

review

Standar jasa konsultasi

Standar pengendalian

mutu

Buku standar profesional akuntan publik

IPSAT IPSAR IPSJK IPSPMIPSA

Page 6: Albet bab 2

Landasan konseptual

Standar auditing

Standar pelaporanStandar umum Standar pekerjaan lapangan

Keahlian dan pelatihan teknis yang memadai

Independensi dalam sikap mental

Penggunaan keahlian profesional dengan cermat dan seksama

Perencanaan dan supervisi audit

Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern

Bukti audit jompoten yang cukup

Pernyaataan tentang kesesuaian laporan keuangan standar akuntansi keuangan

Pernyataan mengenai ketidakkonsistensian penerapan standar akuntansi keuangan

Penggunaan informatifdalam laporan keuangan

Pernyataan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan

Hierarki Standar Auditing

Landasan konseptual

Pernyataan standar auditing (PSA)Pernyataan standar auditing (PSA)

Interpretasi pernyataan standar auditing (IPSA)

-----------------------------------------------------------------------Pernyataan standar auditing (PSA)

Interpretasi pernyataan standar auditing (IPSA)

Interpretasi pernyataan standar auditing (IPSA)

Landasan operasional Landasan opersaional

Page 7: Albet bab 2

SEPULUH STRANDAR AUDITING

Standar auditing yang telah di tetapkan dan di sahkan oleh institut akuntan publik indonesia (2011 : 150. 1–50. 2) terdiri atas sepuluh standar yang di kelompokan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :a. Standar umum

1. audit harus di laksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.2. dalam semua hal yang berhubungan dengan peikatan, independen dalam sikap mental harus di pertahankan oleh auditor.3. dalam pelaksanaan audit dan penyusun laporannya,

auditor wajib menggunakkan kemahiran profesionalnya dengan ceermat dan seksama.

Page 8: Albet bab 2

b. Standar pekerjaan lapangan1. pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan

jika di gunakan sisten harus di supervisi dengan semestinya.

2. pemahaman memadai atas pengendalian inteern harus di peroleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, ssaat, dan lingkup pengujian yang akan di lakukan.

3. bukti audit kompeten yang cukup harus di peroleh melalui interpeksi, pengamatan, permintaan keterangan, dan komfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang di audit.

Page 9: Albet bab 2

c. Standar pelaporan1. laporan audit harus menyatakan apakah laporan

keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku pada umum di indonesia.

2. laporan auditor harus menunjukan atau menyatakan, jika ada, ketidakkonsistenan

penerapan standar akuntansi dalam menyusun laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.3. pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus di pandang memadai, kecuali dinyatakan dalam laporan auditor.

Page 10: Albet bab 2

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan secar keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat di berikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat di berikan, maka alasannya harus dinyatakan.dalam hal nama auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat tanggung jawab yang di pikul oleh auditor (IAPI,2011: 150.1 & 150.2).

Page 11: Albet bab 2

PENJELASAN MASING-MASING STANDAR AUDITING

Standar UmumStandar umum bersifat pribadi dan berkaitan dengan prasyaratan auditor dan mutu pekerjaannya, dan berbeda dengan standar yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan lapangan dan pelaporan. standar pribadi atau standar umum ini berlaku sama dalam bidang pelaksaan pekerjaan lapangan dan pelaporan.

Page 12: Albet bab 2

Standar umum pertama berbunyi :“audit harus di laksanakan oleh seseorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor”Standar umum kedua 1. Standar umum kedua berbunyi :

“Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus di pertahankan oleh auditor”.

2. Standar ini mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah di pengaruhi.

3. Kepercayaan masyarakat umum atas independeni sikap auditor independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.

Page 13: Albet bab 2

KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK