26
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (studi kasus Laporan Keuangan Pemerintah Kota Manado) Oleh: Astrianingrum Rizky Adithya Sumiati (4200914001) Yudi Pratama Utin Widiastuti P

Analisis Laporan Keuangan Daerah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Studi kasus laporan keuangan kota Manado

Citation preview

Page 1: Analisis Laporan Keuangan Daerah

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH(studi kasus Laporan Keuangan Pemerintah Kota Manado)

 

Oleh:AstrianingrumRizky Adithya

Sumiati (4200914001)Yudi Pratama

Utin Widiastuti P

Page 2: Analisis Laporan Keuangan Daerah

• Menurut, William N. Dunn, 2003:1 dengan mengutip pandangan Harold Lasswell ia menuliskan bahwa secara umum, analisis kebijaksanaan dapat dipahami sebagai cara untuk menghasilkan pengetahuan dan segala proses dalam kebijaksanaan. Ia pun menambahkan bahwa terdapat ciri-ciri yang menggambarkan pengetahuan yang relevan dengan kebijaksanaan, selain itu juga dapat dilihat dari bagaimana pengetahuan itu dihasilkan, juga dari orientasi yang mendasar: pengetahuan adalah penuntun tindakan dan bukan tujuan itu sendiri

Pendahuluan

Page 3: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Pengertian Laporan Keuangan

• Menurut Drs.S.Munawir,Laporan Keuangan adalah hasil dari proses Akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.

Page 4: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Analisis Laporan

Keuangan

untuk menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi informasi yang lebih kecil, melihat hubungan antarpos Laporan Keuangan dengan tujuan mengetahui kondisi keuangan entitas pelapor untuk tujuan pengambilan keputusan oleh para stakeholders

Masyarakat Lembaga Pengawas

Pemerintah Lembaga Pemeriksa

Pihak yg memberi donasi, investasi

Page 5: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Pengertian Analisis Laporan keuangan

• Menurut Drs.Djarwanto P.S, Analisis Laporan Keuangan adalah merupakan suatu proses analisis terhadap laporan keuangan, dengan tujuan untuk memberikan tambahan informasi kepada para pemakai laporan keuangan untuk pengambilan keputusan ekonomi, sehingga kualitas keputusan yang diambil akan menjadi lebih baik.

Page 6: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Tujuan Menggambarkan kondisi keuangan pemerintah yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan yang dianalisis Untuk Understanding, Forecasting, Diagnosis, Evalution.

Informasi dari Laporan Keuangan dapat dikumpulkan dengan menganalisis hubungan antarpos dalam Laporan Keuangan dan mengidentifikasikan trend dalam hubungan ini.

Page 7: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Objek Penelitian

Objek Penelitian ini adalah melakukan analisis laporan keuangan pemerintah kota Manado dengan sampel penelitian berupa laporan keuangan pemerintah kota Manado tahun anggaran 2008-2009.

Page 8: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.

Laporan Realisasi Anggaran harus menyajikan informasi mengenai pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.

Page 9: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Laporan Arus Kas

Laporan Arus Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi aset non-keuangan, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran,dan saldo akhir kas pemerintah daerah selama periode tertentu.

Page 10: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan pada tanggal tertentu, dengan menyajikan informasi mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Page 11: Analisis Laporan Keuangan Daerah

HASIL ANALISIS

Page 12: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Analisis Hubungan

Laporan Realisasi Anggaran

Hubungan antar pos laporan realisasi APBD adalah sebagai berikut: Bila anggaran direncanakan defisit

(negatif), maka jumlah pembiayaan neto harus positif dengan jumlah minimal sama dengan jumlah deficit

tersebut. Jumlah pembiayaan neto positif berarti jumlah penerimaan pembiayaan lebih besar dari pada jumlah

pengeluaran pembiayaan.

Page 13: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Dalam hal ini keadaan keuangan kota Manado pada tahun 2009 mengalami defisit sebesar

Rp 46.572.455.287,00 ,

sedangkan pengeluaran pemerintah sebesar Rp 2.197.677.226,00,

maka untuk menutup defisit anggaran tersebut pemerintah kota Manado melakukan penerimaan pembiayaan yakni Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) sebesar

Rp 54.351.027.284,00

sehingga terdapat Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) sebesar Rp 5.580.894.771,00.

Page 14: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Analisis Hubungan

Neraca

Neraca memberikan informasi mengenai posisi keuangan, yaitu posisi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada

tanggal tertentu.Pada Laporan Keuangan Pemerintah Kota Manado ini Jumlah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

(SILPA) di ekuitas dana lancer tahun 2009 dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

SILPA = Kas di Kas Daerah - Utang PFK

Page 15: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Pada kasus ini terdapat selisih jumlah antara Kas di kas daerah dikurangi dengan jumlah Utang PFK. Jumlah Utang PFK sebesar

Rp 1,872,388,671.00

sedangkan jumlah kas di kas daerah sebesarRp7.454.283.442,00

Hasil pengurangan dari Kas di kas daerah dengan Utang PFK untuk SILPA tersebut yakni sebesar

Rp. 5,581,894,771.00

Jumlah SILPA tersebut tidak sesuai dengan jumlah SILPA yang terdapat di Laporan Realisasi Anggaran yakni sebesar

Rp 5,580,894,771.00.

Meskipun demikian saldo tersebut masih terdapat pengecualian yakni terdapat tambahan pengungkapan Saldo Kas Daerah di Bank Indonesia sebesar Rp.1.000.000,00 tidak dapat ditelusuri dan tidak diketahui dasar pencatatannya.

(kondisi ini di jelaskan pada Catatan atas Laporan Keuangan)

Page 16: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Total asset pada Neraca Pemerintah Kota Manado telah sesuai dengan prinsip dasar akuntansi yakni:

Jumlah Aset di neraca sebesar Rp 1,361,812,621,838.92

sedangkan jumlah Kewajiban dan Ekuitas dana masing-masing sebesar

Rp 29,946,717,742.30 Dan

Rp 1,331,865,904,096.62.

Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana

Page 17: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Sebaliknya pendekatan Analisis mengenai neraca juga dapat menggunakan rumus:

Yakni Jumlah Ekuitas Dana sebesar Rp 1,331,865,904,096.62

sedangkan jumlah asset sebesar Rp 1,361,812,621,838.92

dan kewajiban sebesar Rp 29,946,717,742.30.

Jika jumlah asset dan kewajiban tersebut dikurangi maka jumlah tersebut akan sama dengan jumlah Ekuitas Dana yakni

Rp 1,331,865,904,096.62.

Ekuitas Dana = Aset - Kewajiban

Page 18: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Hubungan antara LRA dan Neraca

• Jumlah belanja modal dalam laporan realisasi APBD tidak sama dengan jumlah asset tetap di Neraca Pemerintah kota Manado. Jumlah Belanja modal pada Laporan Realisasi APBD sebesar Rp 146,370,781,971.00, sedangkan jumlah asset tetap di Neraca sebesar Rp 147,949,853,371.00 , terdapat selisih sebesar Rp 1,579,071,400.00.

• Jumlah pengeluaran pembiayaan berupa penyertaan modal dalam perusahaan daerah, jumlah investasi jangka panjang (aset) di dalam neraca harus bertambah dengan jumlah yang sama, dalam hal ini jumlah penyertaan modal dalam perusda pada tahun 2009 di LRA-APBD sebesar Rp 1.197.677.226,00 ,hal ini berpengaruh terhadap penyajian di Investasi Permanen (Penyertaan Modal Pemerintah Daerah) di Neraca pada tahun 2009 menjadi Rp 199.476.781.655,34 ,terjadi peningkatan sebesar Rp 2,094,588,414.34, yang disebabkan beberapa koreksi yang dilakukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Page 19: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Analisis Hubungan

Laporan Arus Kas

Pada Laporan Keuangan yang telah disusun oleh PPKD, Jumlah arus kas keluar dari aktivitas operasi sama dengan jumlah total belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran tetapi tidak termasuk belanja modal yakni sebesar Rp 99.798.326.684,00

Jumlah Pengeluaran pembiayaan pada laporan arus kas sama dengan jumlah pengeluaran pembiayaan pada LRA-APBD tahun 2009 sebesar Rp 2.197.677.226,00.

Page 20: Analisis Laporan Keuangan Daerah

• Hubungan Laporan Arus Kas,Realisasi APBD dan Neraca

• Saldo kas pada akhir tahun dalam Laporan Arus Kas harus sama dengan jumlah kas pada akhir tahun di Neraca (per 31 Desember 2009) yakni sebesar Rp 7.453.283.442,00

• Jumlah arus kas masuk dari aktivitas operasi pada Laporan Arus Kas dapat dihubungkan dengan jumlah pendapatan daerah dalam laporan realisasi anggaran dengan rumus sebagai berikut :

• Jumlah Arus kas masuk dari aktivitas operasi Rp 647.169.850.697,00 sama dengan jumlah Pendapatan Daerah sebesar Rp 647.169.850.697,00

Arus kas masuk dari aktivitas operasi = jumlah pendapatan daerah – penjualan aset daerah yang tidak dipisahkan

Page 21: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Analisis Rasio

Rasio kemandirian = Pendapatan Asli Daerah Bantuan pemeritah pusat/provinsi dan pinjaman

Rasio Kemandirian = Rp 72.404.996.767,00 Rp 562.843.078.930,00

= 12%

Pemerintah Kota Manado masih sangat tergantung pada pendapatan dari dana

perimbangan dan transfer antar pemerintah dari pemerintah provinsi.

Rasio Kemandirian

Page 22: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Efektifitas Realisasi = Pendapatan Asli Daerah Target Pendapatan Asli Daerah

Efektifitas Realisasi = Rp 72.404.996.767,00 Rp 99.390.085.716,00 = 72,84%

Jadi Realisasi Pendapatan Asli Daerah yakni sebesar 72,84% dari target Pendapatan Asli Daerah(PAD) pada tahun 2009.

Efektifitas Realisasi

Page 23: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Efisien = Biaya Pendapatan Asli Daerah Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Efisien = Rp 2.250.757.300,00 Rp 72.404.996.767,0= 3,10 %

tingkat ke-efisienan dalam tingkat biaya pemungutan PAD jika diperbandingkan dengan realisasi PAD yakni 3,10%. Jika biaya pemungutan PAD tersebut melebihi 100% berarti hal tersebut tidak efisien.

Efisien

Page 24: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Aktifitas Rasio Belanja Rutin = Belanja Pembangunan Total Pendapatan

Aktifitas Rasio Belanja Pembangunan = Rp 58.853.130.168,00 Rp 72.404.996.767.00

= 81 %

Kemampuan PAD dalam melakukan pembiayaan belanja Pembangunan sebesar 81%.

Rasio Belanja Rutin

Page 25: Analisis Laporan Keuangan Daerah

Aktifitas Rasio Belanja Pembangunan = Belanja Rutin Total Pendapatan

Aktifitas Rasio Belanja Rutin = Rp 428.147.922.972,00 Rp 647,169,850,697.00

= 66 %

Total Pendapatan dalam metode Aktifitas rasio Belanja rutin cukup mampu dalam membiayai Belanja rutin yakni sebesar 66%. jika dibandingkan tingkat kemampuan PAD dalam membiayai belanja rutin.

Rasio Belanja Pembangunan

Page 26: Analisis Laporan Keuangan Daerah

TERIMA KASIH