Upload
ico1
View
4.998
Download
10
Embed Size (px)
Citation preview
Analisis Penggunaan Bahasa Baku dan Tidak Baku Pada Judul Berita Surat Kabar Tribun Jateng
Oleh : Ico Irawan Eko Budiyanto FPBS/PBSI
IKIP PGRI SEMARANG
Berikut ini merupakan hasil analisis judul-judul pada surat kabar “Tribun Jateng”:
1. “Pemkot Bingung Tak Tahu Pemilik Bangunan Kota
Lama”. (Tribun Jateng 26 November 2013, halaman: 9)
Analisis Judul tidak baku:
Pada judul berita tersebut terdapat bahasa tidak baku pada kata”tak” pada kata tersebut menunjukan kata tidak baku karena tidak sesuai dengan EYD, kata tersebut bahasa bakunya itu seharusnya tidak.
Kalau kata tak itu merupakan salah satu bahasa peralihan dari bahasa indonesia yang biasanya digunakan oleh orang-orang yang mungkin malas mengucapkan kata atau bahasa secara utuh.
2. “Sukento Kantongi 26 Nama Calon Wakil Bupati”
( Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman:13)
Analisis Judul tidak Baku:
Pada judul berita tersebut dapat kita ketahui bahwa pada kata”Kantongi” tersebut merupakan kata tidak baku kalau dalam EYD, dan kata tersebut bisa menjadi kata baku apabila mendapatkan imbuhan Me-N.
Kata kantongi dalam Kamus Bahasa Indonesia ialah memiliki atau mempunyai, dan ini akan lebih efektif lebih baku apabila menggunakan kata memiliki. Pada kata kantongi ini lebih cocok bila digunakan oleh para pedagang di pasar seperti memasukan uang di kantong atau barang yang lain ataupun orang-orang yang menggunakannya dalam berbahasa sehari-harinya.
3. “Lilitan Utang Dorong Sumarsono Gelapkan Sertifikat Tanah”
(Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman: 12)
Pada kata”Utang” ini menunjukan kata tidak baku sebab kata tersebut tidak sesuai dengan EYD yang ada namun dalam EYD itu yang baku ialah kata hutang.
Dalam makna kata utang itu sendiri termasuk kedalam bahasa jawa. Kalau ini dimasukan kedalam penulisan judul di surat kabar maka bisa jadi bagi orang yang tidak tahu bahasa jawa akan kesulitan memaknai kata tersebut.
4. “Kejari Pekalongan Buru Tujuh Penerima Bansos Fiktif”
(Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman: 14)
Pada kata”Buru”ini merupakan kata tidak baku sebab kata
tersebut tidak sesuai dengan EYD, yang ada itu kata berburu.
Makna dalam kata buru itu sendiri sebenarnya kurang sesuai
digunakan dalam konteks secara luas. Kalau mungkin
konteks pembicaraannya ini tentang pemburuan binatang
mungkin cukup sesuai dengan konteks pembicaraan tersebut.
5. “Kabin Panas Bikin Tambah Stres”
(Tribun Jateng, 26 November 2013,halaman: 6)
Pada kata “Bikin” itu merupakan kata tidak baku sebab kata
tersebut tidak sesuai dengan kaidah EYD yang ada, kalau kata
bakunya itu buat atau membuat.
Makna yang terdapat pada kata bikin itu sendiri terasa kurang
tepat jika digunakan untuk konteks pembicaraan secara luas,
mungkin akan sesuai jika di pakai oleh percakapan anak-anak
alay dalam berbahasa gaulnya sehari-hari.
6. “Kawasan di Kota lama mangkrat”.
(Tribun Jateng, 26 November 2013, halaman: 12)
Pada kata “Mangkrat” tidak baku dan tidak terdapat
dalam EYD sebaiknya dapat diganti dengan kata sepi.
Makna kata dari “Mangkrat” yaitu sepi, sunyi tetapi
kata tersebut lebih cocok digunakan pada bahasa
orang-orang pasar atau para pedagang. Dalam bahasa
indonesia kata tersebut jarang yang mendengarnya.
7. “Proyek pembangunan banjir kanal telah rampung tetapi banyak
coretan cat semprot”.
(Tribun Jateng, 26 November 2013,halaman: 17)
Kata “rampung” ini menunjukan bahasa tidak baku sebab tidak
sesuai dengan EYD, yang seharusnya itu kata bakunya selesai.
Makna kata “rampung”itu sendiri merupakan berasal dari
bahasa jawa, dalam penulisan bahasa di surat kabar itu akan
dibaca tidak hanya orang yang pandai berbahasa jawa saja
namun masyarakat umum maka lebih baik menggunakan bahasa
baku bahasa indonesia sebagai bahasa nasional.
Pembahasan
Dalam pembahasan ini berkenaan dengan pemunculan bahasa
baku dan tidak baku pada penulisan judul berita surat kabar
harian pagi tribun jateng. Bahasa baku jarang muncul
dibandingkan dengan bahasa tidak baku. Pada penulisan judul-
judul berita tidak baku dimungkinkan karena menggunakan
bahasa tidak baku terlihat lebih menarik perhatian awal
pembaca sebab dirasa lebih dekat dengan kebahasaan sehari-
hari para pembacanya. Penafsiran judul berita akan lebih cepat
diserap para pembacanya dan juga lebih ekspresif.
Sehubungan dengan pembakuan kosakata ada
kalanya orang bertanya-tanya apakah kata
seperti, rampung,tak,magkrat,dan bikin sudah
dapat diterima sebagai kata di Indonesia. Pada
dasarnya kata-kata tersebut sudah menjadi
bagian kosa kata Indonesia, tetapi tidak
termasuk kedalam kelompok kata baku bahasa
indonesia.
Prof. John Hohenberg (Rosihan Anwar 1991) menyatakan bahwa
tujuan semua penulisan karya jurnalistik pada (surat kabar) ialah
menyampaikan informasi, opini, dan ide kepada pembaca secara umum.
Kemudian informasi tersebut harus disampaikan dengan teliti, ringkas,
jelas, dan mudah dimengerti. Teliti disini maksudnya bahwa informasi
tersebut disampaikan dengan benar sehingga tidak ada rekayasa berita.
Ringkas dan jelas maksudnya bahwa kalimat-kalimat yang digunakan
tidak bertele-tele. Selanjutnya mudah dimengerti berarti pembaca tidak
perlu membuang energi dan waktu (membuka kamus) dalam mencari
makna kata atau kalimat yang digunakan. Begitu pula ada unsur menarik
ini merupakan hal yang paling awal dan paling penting yang perlu
disampaikan dalam penyusunan kalimat-kalimat atau kata-kata yang
menarik sehingga orang ingin membacanya.
Simpulan
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penggunaan kata baku juga ditemukan dalam judul berita pada surat
kabar harian pagi tribun jateng.
2. Penulisan judul dengan bahasa baku pada umumnya akan membuat
pemborosan kata dalam surat kabar dan membuat bacaan itu
semakin penuh.
3. Penggunaan bahasa tidak baku pada judul-judul berita surat kabar
tribun jateng bertujuan untuk menarik pembaca untuk membacanya.
TERIMA KASAIH
SEMOGA BERMANFAAT