Click here to load reader
Upload
hz-tena
View
934
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Anggran bahan baku merupakan bahan yang menjadi unsur utama dari suatu produk. Materi ini juga menjelaskan tentang penyusunan bahan baku serta perhitungan bahan baku yang harus dipakai
Citation preview
BAB 4 ANGGARAN BAHAN BAKU
Bahan baku merupakan bahan yang menjadi unsur utama dari suatu produk. Bahan
baku ini biasanya merupakan bahan utama yang bisa langsung terlihat pada produk jadi.
Sebagai contoh, bahan baku sebuah CPU adalah Motherboard, Processor, RAM, dll. Bahan
lain yang menunjang terbentuknya produk jadi tetapi tidak merupakan bagian utama suatu
produk digolongkan sebagai bahan penolong. Bahan penolong ini digolongkan sebagai biaya
overhead pabrik.
Penyusunan anggaran bahan baku bersumber pada anggaran produksi, rencana bahan
baku dan standar pemakaian bahan baku. Penghitungan bahan baku yang dipakai dapat
dihitung dari:
A. Pendekatan Pembelian Bahan Baku
Pembelian bahan baku xxx Persediaan awal bahan baku xxx +
Bahan baku tersedia xxx Persediaan akhir bahan baku xxx -
Bahan Baku Dipakai xxx
B. Pendekatan Unit Produksi
Bahan Baku Dipakai = Unit Yang diproduksi X Standar pemakaian bahan baku
Faktor-faktor yang menentukan rencana persediaan bahan baku adalah :
1. Anggaran produksi
2. Harga beli bahan baku
3. Biaya penyimpanan bahan baku di gudang dalam hubungannya dengan biaya ekstra yang
dikeluarkan sebagai akibat kehabisan persediaan
4. Ketepatan pembuatan standar pemakaian bahan baku
5. Ketepatan penjual bahan baku dalam menyerahkan bahan baku yang dipesan
6. Jumlah bahan baku tiap kali pesan (EOQ)
Economical Order Quantity (EOQ) EOQ adalah kuantitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal atau
disebut juga dengan jumlah pembelian yang optimal.
Rumus EOQ sebagai berikut :
2 x R x S EOQ = ---------------
P x I
R = kuantitas yang diperlukan selama periode tertentu
S = biaya pesan setiap kali pesan
P = harga bahan per unit
I = biaya penyimpanan bahan di gudang yang dinyatakan dalam bentuk prosentase.
Contoh PT Wijaya memproduksi Sirup dengan bahan baku berupa gula. Pada tahun 2005 untuk
memproduksi sirup diperlukan bahan baku berupa Gula 750 kilogram. Harga tiap kilogram Gula
Rp 6.000,00 dan biaya pesanan setiap kali pesan Rp 5.000. Biaya penyimpanan bahan baku
digudang 50 %. Lead time (waktu tunggu pesanan datang) = 3 minggu dan safety stock
ditetapkan sebesar 2 kali kebutuhan bahan perminggu.
2 x 750 x 5.000 EOQ = -----------------------
6.000 x 0.50 = 2.500 = 50 kilogram
Jadi cara yang paling ekonomis untuk setiap kali pesan sebanyak 50 kilogram gula. Bila dalam
setahun diperlukan bahan baku gula 750 kilogram, maka dalam setahun dilakukan pembelian
sebanyak 15 kali pesanan (750 : 50).
Bukti bahwa dengan pembelian sebanyak 15 kali @ 50 kilogram adalah pembelian yang paling
optimal dibandingkan dengan yang lain adalah sebagai berikut :
a. 10 kali pesanan dan setiap kali pesan sebanyak 75 kilogram
75 kg x Rp 6.000 Nilai rata-rata persediaan = ----------------------- = Rp 225.000
2
Biaya penyimpanan setahun = 50% x Rp 225.000 = Rp 112.500
Biaya pesan setahun = 10 x Rp 5.000 = Rp 50.000
Biaya Bahan baku setahun = 750 x Rp 6.000 = Rp 4.500.000 ------------------- Jumlah biaya setahun = Rp 4.662.500 ===========
b. 15 kali pesanan dan setiap kali pesan sebanyak 50 kilogram
50 kg x Rp 6.000 Nilai rata-rata persediaan = -------------------------- = Rp 150.000
2
Biaya penyimpanan setahun = 50% x Rp 150.000 = Rp 75.000
Biaya pesan setahun = 15 x Rp 5.000 = Rp 75.000
Biaya Bahan baku setahun = 750 x Rp 6.000 = Rp 4.500.000 ------------------- Jumlah biaya setahun = Rp 4.650.000
===========
c. 25 kali pesanan dan setiap kali pesan sebanyak 30 kilogram
30 kg x Rp 6.000 Nilai rata-rata persediaan = ------------------------- = Rp 90.000
2
Biaya penyimpanan setahun = 50% x Rp 90.000 = Rp 45.000
Biaya pesan setahun = 25 x Rp 5.000 = Rp 125.000
Biaya Bahan baku setahun = 750 x Rp 6.000 = Rp 4.500.000 ------------------- Jumlah biaya setahun = Rp 4.670.000
===========
Jadi kebutuhan sebanyak 750 kg setahun, di beli sebanyak 15 kali @ 50 kg
Reorder Point (Titik Pemesanan Kembali) Reorder Point adalah saat harus dilakukan pemesanan kembali bahan yang diperlukan
sehingga pada saat barang yang dipesan datang tepat pada waktu persediaan di atas safety
stock sama dengan nol.
Reorder Point dapat dicari dengan rumus :
Reorder Point = Pemakaian selama lead time + Safety stock
Jika kebutuhan dalam setahun sebesar 750 kilogram maka kebutuhan perminggunya
sebesar 14,42 kilogram (750 kg : 52 minggu)
Pemakaian selama lead time = 3 minggu x 14,42 kg = 43,26 kg.
Safety stoc = 2 x 14,42 kg = 28,84 kg
Reorder point = 43,26 kg + 28,84 kg = 72,1 kg.
Artinya pemesanan bahan baku sebanyak 50 kg dilakukan pada saat persediaan tersisa
72,1 kg.
Kebutuhan bahan sebesar 750 kg setahun, dibeli sebanyak 15 kali @ 50 kg. Dipesan
pada saat stock mencapai 72,1 kg
Anggaran bahan baku terdiri dari :
a. anggaran pemakaian bahan baku,
b. anggaran persediaan bahan baku
c. anggaran pembelian bahan baku
Anggaran anggaran pemakaian bahan baku, anggaran persediaan bahan baku dan anggaran
pembelian bahan baku disusun berdasarkan standar pemakaian bahan baku.
Berikut adalah standar pemakaian bahan baku PT Dahaga tahun 2005
PT Dahaga
Standar Pemakaian Bahan Baku Per Botol Sirup
Tahun 2005
Jenis Sirup Gula Buah Biaya Bahan
Unit Harga Total Unit Harga Total
Baku per
unit
Rasa jeruk 2 kg Rp 6.000 Rp 12.000 3 kg Rp 2.000 Rp 6.000 Rp 18.000
Anggaran Pemakaian Bahan Baku
Anggaran pemakaian bahan baku dapat disusun dalam unit dan dalam bentuk rupiah
yang biasa disebut anggaran biaya bahan baku. Anggaran pemakaian bahan baku dalam unit
disusun berdasarkan anggaran produksi dan standar pemakaian bahan baku.
Anggaran produksi tahun 2005 sebagai berikut :
Triwulan I = 400 botol Triwulan III = 750 botol
Triwulan II = 550 botol Triwulan IV = 1.000 botol
Anggaran Persediaan Bahan Baku Persediaan bahan baku akhir periode sekarang menjadi persediaan bahan baku awal
periode yang akan datang. Yang menjadi masalah adalah bagaimana menentukan persediaan
bahan baku akhir.
Berdasarkan anggaran biaya bahan baku PT dahaga dan data persediaan bahan baku
awal tahun 2005 sebagai berikut :
Gula = 100 kg @ Rp 6.000 = Rp 600.000
Buah = 25 kg @ Rp 2.000 = Rp 50.000 ---------------- + Jumlah = Rp 650.000 =========
Perusahaan menetapkan perputaran persediaan bahan baku 10 kali. Untuk menentukan
besarnya persediaan bahan baku akhir dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Biaya bahan baku Persediaan BB akhir = ------------------------------ x 2 – Persediaan BB awal
Tingkat perputaran BB
Anggaran Pembelian Bahan Baku Untuk membuat anggaran pembelian bahan baku diperlukan data anggaran biaya bahan
baku dan anggaran persediaan bahan baku dengan format sebagai berikut:
Persediaan akhir bahan baku xxx Bahan baku dipakai xxx +
Bahan baku tersedia xxx Persediaan awal bahan baku xxx -
Pembelian bahan baku xxx