Upload
yunisa-astuti
View
34
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sehubungan dengan pentingnya keikhlasan dalam melaksanakan ibadah,
Imam Mujahid berkata bahwa “Amal tanpa niat adalah sia-sia. Niat tanpa didasari
keikhlasan adalah riya.” Keikhlasan tanpa dibarengi dengan ilmu bagaikan debu
berterbangan tanpa arah. Amalan yang dilakukan atas dasar riya tak ubahnya
dengan perbuatan orang-orang munafik, yang aspek luarnya menampakkan
ketaatan tapi aspek batin nya penuh dengan penipuan dan kepalsuan. dengan kata
lain, hakikat amal mereka adalah penipuan belaka, karena ibadah yang mereka
lakukan bukan karena menjalankan perintah dan mengharapkan Ridho-Nya,
melainkan mendapatkan penilaian manusia.
Oleh karena itu, segala perbuatan yang baik harus diiringi oleh niat, untuk
lebih sempurnanya amal perbuatan yang kita lakukan. Dari perbuatan tersebut
harus diiringi dengan keikhlasan semata-mata karena Allah, sehingga perbuatan
kita jauh dari sifat riya yang hanya ingin mendapatka pujian dari orang lain, dalam
melakukan amal perbuatan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Hubungannya Antara Amalan Dengan Niat ?
2. Apa Pengertian dari Konsisten Dalam Beramal ?
3. Bagaimana Menjauhi Perbuatan Riya ?
4. Apa Hubungan Baik Buruknya Seseorang dengan Akhlak ?
5. Bagaimana Kejujuran Membawa Kebaikan ?
6. Bagaimana Hubungannya Jujur dengan Pertolongan Allah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui hubungan antara amalan dengan niat
2. Untuk mengetahui apa pengertian dari konsisten dalam beramal
3. Untuk mengetahui bagaimana menjauhi perbuatan riya
4. Untuk mengetahui apa hubungan baik buruknya seseorang dengan akhlak
5. Untuk mengetahui bagaimana kejujuran membawa kebaikan
6. Untuk mengetahui bagaimana hubungannya jujur dengan pertolongan
Allah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Beramal dengan Ikhlas
Ikhlas menurut bahasa berarti suci, bersih, murni. Sedangkan menurut
istilah ikhlas adalah mengerjakan suatu perbuatan semata-mata hanya
mengharapkan keridhoan Allah SWT, artinya apabila seorang muslim
mengerjakan suatu ibadah, maka niatnya bukan karena ingin dipuji, ingin dilihat
orang lain atau ingin mendapatkan nama atau lain sebagainya, tetapi semat-mata
hanya karena Allah. 1
Al-ghazali menggambarkan hubungan amal dengan ikhlas seperti tubuh dan
jiwa. Kedua menjadi suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 2
Sebagai firman Allah dalam (Q.S Az-Zumar : 2) :
Artinya : “Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran)
dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya.” 3
1. Amalan dan Hubungannya dengan Niat
ل : قا عنه الله ضي بر الخطا بن بيحفصعمر أ منين لمو ا مير أ عن
لنيا : با ل عما آل ا نما إ ل يقو سلم و عليه الله صلى الله سول سمعتر
له سو ر و الله لى إ ته نتهجر كا فمن ي نو ما ئ امر لكل نما وإ ت
ا لى إ و أ يصيبها نيا لد ته نتهجر كا من و له سو ر و الله لى إ ته فهجر
ليه إ جر ها ما لى إ ته فهجر ينكحها ة أ مرArtinya : “Dari Amirul Mu’minin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khatab
RadhiyallahuAnhu berkata; saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“ Sesungguhnya amal itu tergantung kepada niatnya dan sesungguhnya bagi
setiap orang apa yang ia niatkan. Barang siapa hijrahnya menuju Allah dan
1 Imam Suraji, Etika dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadits, (Jakarta : PT. Pustaka Al-husna Baru, 2004), h. 238
2 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam perspktif al-qur’an, (Jakarta : Hamzah, 2006), h. 115
3 Alqur’an Digital
2
Rasul-Nya, ia akan sampai kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa hjrahnya
menuju dunia yang akan diperolehnya atau menuju wanita yang dinikahinya, ia
akan mendapatkan apa yang ia tuju.” (Diriwatkan oleh dua imam ahli hadits:
Abu Abdillah Muhammad bin Ismail bin Al-Mughirah bin Barbizbah Al-Bukhari
dan Abu Husain Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim Al-Qusyairi An-Naisaburi, di
dalam kedua kitab yang paling shahih diantara dari semua kitab hadits).4
Kedudukan Hadits
Hadits ini termasuk hadits yang sangat penting, yang merupakan pusat
peredaran agama islam. Ia merupakan pokok dalam agama dan kepadanya hukum
syariat. Hal ini akan menjadi jelas dengan ucapan para ulama. Abu dawud berkata,
“ hadits ini (sesungguhnya amal tergantung niat) setengah islam. Maksudnya
agama itu terbagi kepada yang tampakn yaitu amal, dan yang batin yaitu niat.
Imam Ahmad dan Asy-Shafi’i berkata “ Hadits ini merupakan sepertiga
ilmu. Sebab seorang hamba itu akan mendapat pahala berkat perbuatan hati, lisan
dan anggota badannya dan niat dilakukan dengan hati yang merupakan salah satu
dari ketiganya. Oleh karena itu, para ulama menyukai untuk memulai penulisan
kitabnya dengan hadits ini. Imam Al-Bukhari mencantumkan hadits ini diawal
kitab shahihnya, yaitu Riyadh Ash-Shalihin, Al-Adzkar, dan Al-Arbain.
Sebab Timblnya Hadits
Rasulullah mengeluarkan hadits diatas (Asbab al-wurud)-nya ialah untuk
menjawab pertanyaan salah seorang sahabat berkenaan peristiwa hijrahnya,
Rasulullah SAW dari Mekkah ke Madinah, yang diikuti oleh sebagian besar
sahabat. Dalam hijrah itu ada seorang laki-laki yang turut juga hijrah. Akan tetapi,
niatnya bukan untuk kepentingan perjuangan islam, melainkan hendak menikahi
seorang wanita yang bernama Ummu Qais.
Wanita itu rupanya sudah bertekad akan turut hijrah, sedangkan laki-laki
tersebut pada mulanya memilih tinggal di Mekkah. Ummu Qais hanya mau
dinikahi di tempat tujuan hijrahnya Rasulullah yakni Madinah, sehingga laki-laki
itu pun ikut hijrah ke madinah. Ketika peristiwa itu ditanyakan kepada rasulullah
4 Mustafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Al – Wafi, Syarah Hadits Arba’in Imam Nawawi, ( Jakarta : Pustaka Al-kautsar, 2002), h. 9
3
SAW apakah hijrah dengan motif itu diterima (Maqbul) atau tidak, Rasulullah
SAW mnjawab secara umum seperti disebutkan pada hadits diatas.5
Berkenaan dengan niat, sebagian ulama mendefenisikan niat menurut Syara’
sebagai berikut :
بفعله نا مقتر ء فعلشى هيقصد النيةArtinya :
“Niat Adalah menyengajakan untuk berbuat sesuatu disertai(berbarengan)
dengan perbuatannya.”
Dari definisi yang disebutkan diatas, dapat dilihat bahwa niat itu adalah
keinginan untuk menyengajakan suatu perbuatan. Oleh karena itu, tentu saja niat
itu tempatnya di dalam hati. Tetapi didalam pelaksanaan ibadah sebagian ulama
masih mensyaratkan agar niat itu dilafalkan dalam bentuk ucapan lisan.
Pernyataan Nabi bahwa perbuatan seseorang bergantung pada niatnya
menunjukkan pentingnya niat didalam ajaran islam. Pentingnya niat ini dapat
dilihat dari beberapa sisi :
1. Dalam kaitannya dengan penerimaan ibadah, sebagian ulama menyatakan
bahwa niat merupakan syarat sahnya melakukan suatu perbuatan.
2. Niat dapat menentukan posisi perbuatan seseorang :
a. Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya.
b. Membedakan antara perbuatan sebagai adat kebiasaan dengan
perbuatan ibadah.
3.Niat juga akan menunjukkan derajat amal seseorang.
4. Niat menentukan apa yang akan diperoleh seseorang, baik keinginannya
terhadap kesengan dunia maupun kesenangan akhirat. 6
5 Rachmat Syafe’i, Al-Hadis, Aqidah, Akhlak, Sosial dan hukum, (Bandung : Pustaka Setia, 2000), h. 55 - 56
6 Ali Sati dan Maizuddin, Hadis 1, ( Padang : Hayfa press, 2009), h. 34-36
4
2. Konsisten dalam Beramal
أ مر ا ها عند و عليها خل د سلم و عليه الله صلى انبي ا ن أ ئشة عا عن
) ( : : ) تذ ) لليل ا من م تنا ال ة ن فال لت قا ؟ ه هز من قال سد ا بني من ة
ال : ) ( الله فو ل عما األ من ن تصيقو بما عليكم مه ل قا تها صال من كر
) ين ) : الد حب أ ن كا و ا تملو حتى يمل ال الله ن فإ اية و ر في و الله يملحبه صا عليه م ا د ما إليه
Artinya : “ Dari Aisyah RA, pada suatu ketika Nabi SAW masuk ke tempat
Aisyah, dan saat itu ada seorang wanita (dari bani Asad ) bersama Aisyah. Lalu
Nabi bertanya, “ siapa wanita itu ?” Aisyah menjawab, “ ini adalah Fulanah”
Aisyah lalu menyebutkan amalan salatnya. Nabi bersabda, “jangan begitu!
Tetapi kerjakanlah semampumu (amal-amal itu). Demi Allah, Dia tidak bosan
(dalam riwayat lain: sesungguhnya Allah tidak bosan) {unutk memberikan
pahala}, hingga kamu sendiri yang merasa bosan. Amal yang paling disukai
Allah adalah yang dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. 7
ل , : , قا الثقفي الله عبد بن ن سفيا ة ابيعمر قيل و و أبيعمر عن
ك غير ا حد أ عنه ل اسأ ال ال قو م سال اإل لىفي قل الله ل رسو يا قلت
استقم ثم لله با منت آ قل ل .قا
Artinya : “ Dari Abu Amr- ada yang menyebut Abu Amrah- Sufyan bin Abdullah
Ats- Tsaqafi Radhiyallah Anhu berkata, saya berkata, “ Ya Rasulullah,
katakanlah kepadaku ucapan dalam islam, yang saya tidak akan menanyakannya
kepada seorang pun kecuali kepadmu. “ Rasulullah menjawab,” Katakanlah!
‘Saya beriman’ kemudian istiqamahlah.” ( Riwayat Muslim).
Kedudukan Hadits
Hadits ini adalah hadits yang singkat, padat dan indah yang merupakan
kekhususan bagi Rasulullah. Telah diketahui bahwa islam adalah Tauhid dan taat.
Tauhid terkandung dalam kata “Iman” dan taat terkandung dalam kata
“istiqamah”, Istiqamah ialah teguh pendirian dalam tauhid dan tetap beramal
7 Muhammad Nashiruddin Al- Albani, Ringkasan Shahih Bukhari jilid 1, ( Jakarta : Pustaka Azzam, 2007) h. 39
5
yang saleh. istiqamah juga diartikan mengerjakan yang diperintahkan dan
menjauhi yang dilarang dan masuk ke dalamnya pekerjaan hati dan badan yaitu
iman, islam dan ihsan.
Allah Ta’ala berfirman :
Artinya : " Maka tetaplah pada jalan yang lurus menuju kepada-Nya dan
mohonlah ampun kepada-Nya.” ( Q.S Fushilat : 6)
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan Kami
ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah, maka tidak ada kekhawatiran
terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.”
(Q.S Al-ahqaf :13).
Al-Qusyairi berkata, “ Istiqamah adalah sebuah derajat dengannya
sempurna berbagai urusan, dan dengannya diraih kebaikan dan keteraturan.
Barang siapa yang tidak istiqamah dalam kepribadiannya, dia akan sia-sia dan
gagal.” Ibnu rajab berkata, “ istiqamah adalah menempuh jalan yang lurus yaitu
gaama yang lurus tanpa berbelok ke kiri dan ke kanan. Tercakup di dalamnya
mengerjakan ketaatan yang tampak maupun yang batin, juga meninggalkan semua
larangan sehingga wasiat ini mencakup seluruh akhlak yang baik.”8
3. Menjauhi Perbuatan Riya / Syirik Kecil
أ : ن إ ل قا سلم و عليه الله صلى الله ل سو ر ن أ لبيد بن د محمو عن
يا . صخر أل ا ك لشر ا ما و ا لو قا صخر األ ك الشر فعليكم خا أ فما خو
ا : ذ إ مة لقيا ا م يو لهم جل و عز الله ل يقو ء يا الر ل قا الله ل سو ر
نيا لد ا فى ن و ء ا تر كنتم ين لذ ا إلى ا هبو اذ لهم عما سبأ لنا ا ى جز
. احمد ه ا و ر اء جز هم عند ن و تجد هل ا و نظر فا
Artinya : “( Hadits Riwayat) Muhammad ibn Lubaid bahwa Rasulullah
SAW bersabda : sesuatu yang sangat aku khawatirkan terjadi padamu adalah
syirik kecil. Para sahabat bertanya : apakah syirik kecil itu ? rasulullah
8 Mustafa Al-Bugha dan Muhyiddin Mistu, Op, cit,. h. 180
6
menjawab : yaitu riya. Pada hari kiamat nanti Allah akan berkata kepada
mereka ( bersikap riya ) ketika mereka memberi balasan terhadap kebaikan:
pergilah kamu kepada orang-orang terdahu kamu ingin memperlihatkan amalmu
kepada mereka, adakah kamu akan mendapatkan balasan dari mereka ? H.R
Ahmad.”
Penjelasan Kebahasaan
Riya secara bahasa berarti memperlihatkan. Secara istilah dijelaskan bahwa
riya adalah menampakkan ibadah kepada Allah dengan maksud memperlihatkan
kepada orang lain sehingga mereka memuji-muji pelakunya. Jadi didalam
melaksanakan ibadah seseorang tidak dengan niat karena Allah, tetapi dengan
maksud lain, ketenaran, pujian atau harapan-harapan lain selain dari Allah.
Penjelasan Isi
Riya sangat dilarang didalam islam karena bertentangan dengan prinsip
keikhlasan yang diajarkan oleh Allah dan Rasul. Riya dapat menjadikan
pelakunya menjadi sombong dan takabbur sehingga amal yang dilakukannya
hanya sia-sia. Untuk mengetahui riya, ada beberapa tanda seperti yang dijelaskan
Ali bin Abi Thalib :
1. Malas beramal kala sendirian
2. Antusias dan semangat kala dilihat orang
3. Amalnya akan bertambah banyak bila dipuji, dan menjadi sedikit bila
dicela orang.
Imam Al-Ghazali melihat riya ini dalam beberapa tingkatan :
1. Tidak mengharapkan pahala dalam amal ibadah yang dilakukan, tetapi
semata-mata karena riya.
2. Mengharapkan pahala dalam beramal, tetapi harapannya sangat lemah
karena riya.
3. Memiliki niat yang seimbang antara mendapatkan pahala dan sikap riya.
4. Riya sebagai penambah semangat untuk melakukan ibadah.
Nabi menyebut riya ini sebagai syirik kecil karena menyerupai perilaku
menjadikan tandingan-tandingan (Andat) Allah dalam beribadah. Perbuatan riya
7
jelas sekali bertentangan sifat Kemahaesaan Allah dan kehendak mengarahkan
manusia menyembah semata-mata kepadaNya. Nabi sangat mengkhawatirkan
orang riya ini terjadi pada umatnya karena akibatnya sangat fatal sekali. 9
Allah dalam Alquran banyak menjelaskan akibat dari sikap riya ini :
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan
(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian
batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak bertanah). mereka
tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir. ( Q.S Al-baqarah : 264 ).“
Artinya : “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu)
orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya”
(Q.s Al-ma’un 4-6).
Oleh karena itu, nabi berpesan kepada umatnya tidak terjebak dalam
perilaku riya sehingga amal yang dilaksanakan tidak menjadi sia-sia dihadapan
Allah.
B. Tingkah Laku Terpuji
1. Baik Buruknya Seseorang Tergantung Kepada Akhlaknya
9 Ali Sati dan Maizuddin, Op,cit., h.37-38
8
النبىصلى : يكن لم ل قا عنهما الله ضى ر و عمر بن الله عبد عن
كم : ر خيا من إن ل يقو ن وكا متفحشا وال حشا فا سلم و عليه اللهري . البخا رواه خالقا أ أحسنكم
Artinya : “(Hadis riwayat) Abdullah ibn Amr RA ia berkata : Rasulullah
tidak pernah berkata dan berbuat keji. Beliau pun bersabda: sebaik-baik kamu
adalah yang paling baik Akhlaknya. H.R Bukhari.”
Penjelasan Kebahasaan
Akhlak secara bahasa berarti budi, perangai, tingkah laku atau tabiat.
Dengan demikian Akhlak adalah perilaku yang telah menjadi tabiat seseorang.
Secara istilah, akhlak didefinisikan sebagai berikut :
و لة بسهو ل فعا األ عنها ر تصد لنفسراسخة هيئة عن رة عبا الخلقية ؤ ر و فكر إلى جة حا غير من يسر
Artinya : “ Akhlak adalah gambara keadaan jiwa yang tertanam didalam
diri seseorang secara kuat yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan
mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.”
Jadi Akhlak sebetulnya adalah suatu kondisi atau sifat yang meresap
didalam diri. Kondisi jiwa inilah yang memunculkan perbuatan dengan mudah.
Dari sini dapat dinyatakan bahwa yang disebut akhlak adalah perbuatan
yang terjadi secara spontan karena dia tidak perlu direkayasa. Bila perilaku itu di
buat-buat, maka belum dapat dikatakan akhlak. disamping itu, karena ia timbul
dengan mudah dan merupakan akibat dari kondisi, maka perbuatan tersebut terjadi
secara berulang-ulang. Dalam pengertian ini, maka perbuatan yang baik maupun
yang buruk bila ia timbul secara spontan tanpa dibuat-buat dan terjadi berulang-
ulang, maka itulah yang disebut dengan Akhlak. Oleh karena itu, didalam islam
akhlak dapat dilihat dalam 2 macam, yaitu Akhlak yang terpuji (Akhlak Al
kharimah / Akhlak al mahmudah) dan akhlak yang tercela(Akhlak Al Mazmuzah ). 10
Penjelasan Isi
10 Ali Sati dan Maizuddin, Op,cit., h. 41
9
Pernyataan Rasulullah bahwa orang yang terbaik adalah yang baik
akhlaknya mengindikasikan bahwa akhlak sangat penting dalam mencirikan
derajat seseorang. Oleh karena itu, tingkat keimanan dan keislaman seseorang
dapat dilihat dari perilaku baiknya. Disamping itu, pernyataan Rasulullah
mengindikasikan bahwa akhlak sangat penting dan strategis dalam pandangan
islam. Pertama, akhlak merupakan salah satu tujuan risalah, dalam arti
diangkatnya Muhammad sebagai Nabi adalah dalam rangka memperbaiki Akhlak
manusia, Akhlah terhadap Allah, terhadap diri sendiri, sesama, dan lingkungan.
بعثت إنما وسلم عليه الله صلى الله ل رسو ل قا ل قا ة ير هر ابى عن
أحمد . رواه خالق األ لح صا تمم ألArtinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW
bersabda : sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak. H.R
Ahmad.“
Kedua, Akhlak merupakan salah satu kunci Syurga. Jadi bila manusia ingin
mendapatkan syurga, maka hendaknya ia memperbaiki Akhlaknya. Rasulullah
SAW bersabda :
يلج : ما أكثر ل قا سلم و عليه الله ألنبىصلى أن ة ير أبىهر عن
اإلنسا به يلج ما أكثر و ج واافر الفم ن فا جو األ ر النا ن نسا اإل بهحمد . ا و ر الخلق وحسن جل و عز الله ى تقو الجنة ن
Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW
bersabda : yang paling banyak memasukkan manusia kedalam neraka adalah dua
rongga, yaitu mulut dan Faraj. Dua hal pula yang paling banyak memasukkan
orang kedalam syurga yaitu takwa kepada Allah dan Akhlak yang baik. H.R
Ahmad.”
Ketiga, Akhlak dapat menjadi ukuran baiknya islam seseorang.
Kesempurnaannya melaksanakan ajaran islam dapat dilihat bagaimana ia
menampilkan akhlak yang baik. Rasulullah SAW bersabda :
خير سلم و عليه الله صلى الله ل رسو ل قا ل قا ة ير هر أبى عن
حمد . أ رواه قا أخال سنكم أحا ما سال إ كم
10
Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abu Hurairah berkata Rasulullah SAW
bersabda : orang yang paling baik islamnya adalah orang yang paling baik
akhlaknya. H.R Ahmad”
Keempat, media mencapai kebahagiaan. Seseorang yang ingin bahagia ia
terlebih dahulu harus bersikap baik terhadap orang lain sehingga orang lain
merasa tenang dan bahagia. Bila hal itu dapat dilakukan, maka ia akan disegani
dan dihormati di mata orang lain sehingga menimbulkan kebahagiaan dalam
dirinya. 11
1. Kejujuran Membawa Kepada Kebaikan
Artinya : “(Hadis Riwayat) dari Abdullah ibn Mas’ud katanya: Rasulullah
SAW bersabda : hendaklah kamu berlaku jujur, karena kejujuran itu akan
membawa kepada kebaikan dan kebaikan akan membawamu ke dalam syurga.
Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memilih kejujuran, akan dicatat
disisi Allah sebagai orang yang jujur. Jauhilah berkata dusta karena dusta itu
akan membawa kepada perilaku curang, dan kecurangan itu akan mengantarkan
kamu kedalam neraka. Seseorang yang senantisa berlaku dusta dan memilih
kedustaan, ia akan dicatat disisi Allah sebagai seorang pendusta. H.R Bukhari.”
Penjelasan Kebahasaan
Kata yang الصدق bermakna benar dalam ucapan (jujur), karena
disandingkan dengan ب didefinisikan sebagai keadaan apa yang ada didalam الكذ
11 Ibid., h.42-44
11
diri atau pikiran bersesuaian dengan kenyataan. Dengan demikian kejujuran
adalah pernyataan yang sesuai dengan keadaan riil. Seseorang yang mengatakan
bahwa ia telah melaksanakan salat dan itu nyata telah terjadi disebut jujur.
Penjelasan Isi
Artinya: “dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan
membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa.”
(Q.S Az-zumar : 33).
Perintah berlaku jujur dalam hadis diatas mengindikasikan Al-ijab, yaitu
sesuatu yang harus dilakukan oleh pribadi muslim. Perintah yang bersifat pasti ini
menunjukkan kedudukan sifat jujur sangat penting dalam islam. Kejujuran adalah
bagian dari diri manusia, hal ini karena kejujuran bebas dari rasa bersalah dan
tidak dihantui rasa ketakutan. Disisi lain, perilaku jujur, karena ia merupakan
bagian dari diri manusia, maka kejujuran bersifat universal.
Disisi islam mencela orang-orang yang tidak berlaku jujur
Artinya : “Terkutuklah orang-orang yang banyak berdusta.”
( Q.S Al-Dzariyat : 10)
Artinya : “tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di
dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Q.S Al-Qaff : 18 )
Bila seseorang berlaku jujur, tidak hanya membawa manfaat bagi dirinya
tetapi juga bagi masyarakat. Demikian pula sebaliknya, Kebohongan tidak hanya
berakibat fatal bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain, bahkan dapat merusak
tatanan kehidupan. 12
2. Jujur dalam Meminjam dan Mendapatkan Harta
ل : قا سلم و عليه الله ألنبىصلى عن عنه الله ضى ةر ير هر أبى عن
إتال , يد ير أخذ ومن عنه الله ى أد ءها أدا يد سير النا ل ا أمو أخذ من
ري . البخا رواد الله أتلفه فها12 Ibid,. h. 45-46
12
Artinya : “(hadis Riwayat) Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW bersabda :
barang siapa yang mengambil milik orang lain dengan maksud
mengembalikannya, maka Allah akan (membantu) mengembalikannya. Sia yang
mengambil harta orang lain dengan tujuan merusaknya, maka Allah akan
merusak (harta)-nya. H.R Bukhari”
Hadis ini mengingatkan umat islam agar berhati-hati dengan harta orang
lain. Sering dalam kehidupan seseorang terdesak dan terpaksa meminjam milik
orang lain. Hal ini dapat dibenarkan di dalam islam. Tetapi, peminjam tidak boleh
berniat buruk terhadap barang yang dipinjamkan kepadanya, yaitu dengan maksud
tidak menjaga dengan baik dan mengembalikannya. Barang pinjaman adalah
amanah yang harus dijaga dan harus dikembalikan kepada pemiliknya.
...
Artinya :” Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya “ (Q.S An-nisa’ : 58 ),
Kemampuan seseorang menjaga amanah dan mengembalikan kepada
pemiliknya akan mengantarkan dia untuk menerima amanah-amanah lainnya,
karena orang dapat menaruh kepercayaan kepadanya dengan tidak ada
kekhawatiran miliknnya akan rusak dan hilang. Karena itu, bila seseorang dalam
keadaan terdesak dan membutuhklan kepercyaan orang lain, maka ia dengan
mudah mendapatkan pertolongan.
Dalam hadits diatas dinyatakan pula bahwa Allah akan membantunya
mengembalikan barang yang dipinjam. Sebagian ulama memahami niat yang
lurus akan menyebabkan Allah akan membukakan pintu hidayah kepadanya
sehingga rezeki nya menjadi lapang dan ia dapat mengembalikan pinjaman nya.
Sedangkan niat yang keji akan menyeretnya pada jurang kekafiran dan kehinaan.
Sebaliknya, sikap tidak amanah, yang didalam hadits tersebut dinyatakan
seseorang yang mengambil harta orang lain, tetapi bermaksud jelek, ia akan
mengalami kesulitan di dalam hidupnya. Disamping, sikap tidak amanah
merupakan ciri orang munafik seperti yang digambarkan dalam hadits nabi.
13
ثال : فق المنا ية آ ل قا سلم و عليه الله النبىصلى عن ة ير هر أبى عن
ري , , . البخا رواه ن خا تمن ؤ ا وإذا أخلف وعد إذا و ب كذ ث حد ذا إ ث
Artinya : (hadis riwayat) dari Abu Hurairah dari nabi SAW beliau bersabda
: tanda orang munafik itu ada tiga, yaitu : bila ia berkata ia berdusta, bila ia
berjanji ia mengkhianatinya, dan bila ia dipercayai maka ia berkhianat.” H.R
Bukhari.
Perilaku munafik ini sangat di kecam oleh Allah SWT. Perilaku munafik
tidak hanya merugikan dirinya sendiri tetapi juga merugikan orang lain. Hadits ini
menganjurkan untuk berniat lurus dan berperilaku jujur dalam kehidupan. Karena
perilaku jujur baik dalam pengertian ucapan maupun perbuatan akan
mengantarkan seseorang pada kebahagiaan dunia dan akhirat.13
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Niat sangat menentukan sah nya suatu perbuatan syara’ dan sangat
menentukan diterimanya suatu perbuatan ibadah. Allah SWT akan menerima amal
ibadah yang diniati keikhlasan serta hanya mengharapkan Ridho-Nya.
Riya adalah melakukan ibadah bukan didasarkan karena Allah SWT, tetapi
karena Makhluknya. Riya sangat merugikan bagi dirinya, karena semua amal
13 Ibid h. 46-48
14
ibadahnya akan sia-sia, itulah sebabnya riya sangat berbahaya, bahkan dikatakan
syirik kecil. Tapi seseorang tidak boleh enggan untuk beramal karena takut riya.
Dan kita juga diharuskan untuk berbuat jujur, karena kejujuran akan
membawa kepada kebaikan.
B. Saran
“Tak ada manusia yang sempurna” begitu juga dengan pemakalah, kerena
itu pemakalah sangat menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Semoga
makalah yang penulis sajikan ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita tentang
“Beramal Dengan Ikhlas Dan Tingkah Laku Terpuji”.
Atas partisipasi dosen pembimbing dan teman – teman semua, pemakalah
mengharapkan kritikan, dorongan, masukan, dan saran dari pembaca atau peserta
diskusi, dan pemakalah ucapkan Terima Kasih.
15