22
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM : “PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN MIKROORGANISME LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN” BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan Oleh: Abdul Mufti Putra 13011037 2013

Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM :

“PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR DENGAN MIKROORGANISME

LOKAL SEBAGAI UPAYA PEMELIHARAAN KESUBURAN TANAH

UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS TANAMAN”

BIDANG KEGIATAN :

PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan Oleh:

Abdul Mufti Putra 13011037 2013

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

PENGESAHAN USULAN PKM-KEWIRAUSAHAAN

1. Judul Kegiatan : Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Mikroorganisme Lokal Sebagai Upaya Pemeliharaan Kesuburan Tanah Untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman

2. Bidang Kegiatan : PKM-K3. Ketua Pelaksana Kegiatan :

a. Nama Lengkap : Abdul Mufti Putrab. NIM : 13011037c. Jurusan : Agroteknologid. Universitas/Institut/Politeknik : Universitas Mercu Buana Yogyakartae. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Lampung Tengah, 0857 6998 6998f. Alamat email : [email protected]

4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 5 orang5. Dosen Pendamping :

a. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Dian Astriani, SP., MPb. NIDN : 0516036401c. Alamat Rumah dan No Tel./HP : Yogyakarta, 0812 1301 1037

6. Biaya Kegiatan Total :a. Dikti :b. Sumber lain : -

7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan

Yogyakarta, 1 Mei 2014

Menyetujui :Ketua Program Studi,

(Ir. Dian Astriani, SP., MP.)NIP : 0516036401

Ketua Pelaksana Kegiatan,

(Abdul Mufti Putra)NIM : 13011037

Rektor,

(Dr. Alimatus Sahrah, M.Si., MM.)NIP : 0516047512

Dosen Pendamping,

(Ir. Dian Astriani, SP., MP.)NIP : 0516036401

Page 3: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN SAMPUL.......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

RINGKASAN......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Judul Program................................................................................. 1

1.2 Latar Belakang Masalah................................................................ 1

1.3 Perumusan Masalah........................................................................ 2

1.4 Tujuan.............................................................................................. 3

1.5 Luaran yang diharapkan................................................................ 4

1.6 Kegunaan Program......................................................................... 4

BAB II GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA....................................... 5

BAB III METODE PELAKSANAAN................................................................ 6

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 4: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

RINGKASAN

Seiring kemajuan zaman, penggunaan bahan-bahan kimia dalam dunia pertanian dianggap sudah sangat biasa oleh para petani pada umumnya. Tanpa disadari mereka telah mencicil untuk merusak lingkungan yang selama ini dijadikan tempat tinggal para petani itu sendiri khususnya. Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran untuk merubah kebiasaan buruk tersebut menuju pertanian yang ramah lingkungan dan bebas polusi akibat penggunaan bahan-bahan kimia.

Pupuk organik merupakan pilihan tepat untuk mereduksi bahan-bahan kimia yang banyak digunakan oleh para petani. Salah satunya yaitu pupuk organik cair. Penggunaan pupuk organik cair ini tidak meninggalkan residu yang membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu memperkaya sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan dengan aman serta tidak mencemari lingkungan.

Pembuatan pupuk organik cair salah satunya menggunakan mikroorganisme lokal. Mikroorganisme yang digunakan adalah koloni bakteri dan atau fungi yang hidup di rhizosfer (kira-kira kedalaman 5 cm di dalam tanah). Pada dasarnya di lingkungan pertanian atau perkebunan sudah terdapat mikroorganisme, hanya saja karena kondisi tertentu misalnya kurangnya bahan organik (dibawah 2%) dapat menyebabkan populasi mikroorganisme menjadi sangat sedikit sehingga tidak bisa memberikan nutrisi dan berbagai senyawa bermanfaat bagi tanaman. Maka dari itu dibuatlah inovasi pembuatan pupuk organik cair berbahan mikroorganisme lokal yang dikombinasikan dengan senyawa-senyawa bernutrisi dari sampah organik sehingga memiliki kandungan nutrisi yang tinggi untuk pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah serta penunjang pertumbuhan tanaman.

Pupuk Organik Cair (POC) di daerah Yogyakarta memang bukanlah suatu hal yang baru di kalangan masyarakat. Namun keberadaannya masih banyak dicari oleh masyarakat yang peduli dan mengerti akan pentingnya menjaga kesuburan tanah dan lingkungan.

Tahapan – tahapan dalam melakukan usaha ini adalah menyewa tempat usaha untuk rumah produksi, pengadaan alat dan bahan baku, produksi, pengemasan serta pemasaran dan penjualan.

Produk pupuk organik cair ini akan diberi nama “Agrolizer” yang berasal dari kata Agroteknologi dan Biofertilizer. Diharapkan dengan nama produk yang sederhana ini, suatu hari nanti dapat semakin berkembang dan semakin besar hingga dapat mencapai pasar nasional.

Banyak sekali produk sejenis yang beredar di Yogyakarta, maka tidak dipungkiri produk kami akan bersaing dengan produk lain yang sejenis. Oleh sebab itu, untuk tahap awal penjualan harga yang dipatok tidak terlalu tinggi dan disesuaikan, mengingat produk ini masih baru dan perlu promosi untuk menarik minat konsumen.

Lokasi penjualan dan pemasaran pupuk organik cair ini akan diawali dengan menjualnya kepada para petani dipedesaan, seperti petani disekitar kampus UMBY, Bantul, Kulon Progo dan sekitarnya. Langkah selanjutnya yaitu produk akan dijual ke toko-toko pertanian yang akan diajak kerjasama agar bersedia menerima supply pupuk organik cair dari produk kami. Dalam satu bulan, target penjualan pupuk organik cair ini minimal terjual sebanyak 150 botol.

Page 5: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Judul Program

Pembuatan Pupuk Organik Cair Dengan Mikroorganisme Lokal Sebagai

Upaya Pemeliharaan Kesuburan Tanah Untuk Meningkatkan Produktivitas

Tanaman.

1.2. Latar Belakang Masalah

Setiap tahun ribuan hektar lahan yang subur berkurang akibat

penggunaan pupuk kimia. Sungguh ironis, menggunakan racun untuk

meningkatkan produksi pangan bagi kehidupan. Tidak heran bila kesehatan dan

daya tahan tubuh manusia terus merosot.

Pada era sekarang ini, penggunaan pupuk organik makin meningkat

sejalan dengan berkembangnya pertanian organik. Untuk menyediakan pupuk

organik dalam jumlah besar diperlukan tenaga yang banyak sehingga akan

meningkatkan biaya tenaga kerja, meskipun pupuk organik dapat diproduksi

sendiri oleh petani. Agar aplikasi pupuk organik lebih hemat dan penggunaan

tenaga kerja lebih murah, salah satu alternatifnya adalah dengan meningkatkan

kandungan haranya, terutama hara makro seperti nitrogen, kalium, dan fosfor.

Pemanfaatan pupuk kandang atau pupuk organik padat menyulitkan

aplikasinya di lapang, karena jumlah yang diberikan harus banyak sehingga

membutuhkan banyak tenaga. Untuk memudahkan unsur hara dapat diserap

tanah dan tanaman bahan organik dapat dibuat menjadi pupuk cair terlebih

dahulu. Pupuk cair menyediakan nitrogen dan unsur mineral lainnya yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman, seperti halnya pupuk nitrogen kimia.

Kehidupan binatang di dalam tanah juga terpacu dengan penggunaan pupuk

cair.

Penggunaan pupuk organik tidak meninggalkan residu yang

membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu memperkaya

sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan

dengan aman.

Page 6: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

Pada tanaman padi atau sayuran, misalnya, untuk menekan penggunaan

pupuk anorganik (kimia) hingga 50%, diperlukan pupuk organik 2,0-2,5 t/ha.

Jika penggunaan pupuk anorganik akan ditekan hingga 25% maka keperluan

pupuk organik menjadi 3,5 t/ha atau lebih. Pada tanaman perkebunan, apabila

sumber hara hanya mengandalkan pupuk organik maka kebutuhan pupuk

mencapai 15 t/ha. Untuk memenuhi kebutuhan pupuk sejumlah itu diperlukan

pemeliharaan 24-28 ekor domba/kambing atau 3-4 ekor sapi. Pupuk cair

organik merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di pasaran.

Pupuk cair organik kebanyakan diaplikasikan melalui daun atau disebut

sebagai pupuk cair foliar yang mengandung hara makro dan mikro esensial (N,

P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan organik). Berdasarkan hal

tersebut maka perlu diadakan pembuatan pupuk organik cair sehingga kita

dapat memahami cara pembuatan pupuk dan memanfaatkan limbah pertanian.

1.3. Perumusan Masalah

Seiring kemajuan zaman, penggunaan bahan-bahan kimia dalam dunia

pertanian dianggap sudah sangat biasa dan merupakan suatu hal yang wajib

diterapkan oleh para petani pada umumnya. Tanpa disadari mereka telah

mencicil untuk merusak lingkungan yang selama ini dijadikan tempat tinggal

para petani itu sendiri khususnya. Oleh sebab itu, perlu adanya kesadaran untuk

merubah kebiasaan buruk tersebut menuju pertanian yang ramah lingkungan

dan bebas polusi akibat penggunaan bahan-bahan kimia.

Pupuk organik merupakan pilihan tepat untuk mereduksi bahan-bahan

kimia yang banyak digunakan oleh para petani. Salah satunya yaitu pupuk

organik cair. Penggunaan pupuk organik cair ini tidak meninggalkan residu

yang membahayakan bagi kehidupan. Pengaplikasiannya mampu memperkaya

sekaligus mengembalikan ketersediaan unsur hara bagi tanah dan tumbuhan

dengan aman serta tidak mencemari lingkungan.

Pembuatan pupuk organik cair salah satunya menggunakan

mikroorganisme lokal. Mikroorganisme yang digunakan adalah koloni bakteri

dan atau fungi yang hidup di rhizosfer (kira-kira kedalaman 5 cm di dalam

tanah). Pada dasarnya di lingkungan pertanian atau perkebunan sudah terdapat

Page 7: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

mikroorganisme, hanya saja karena kondisi tertentu misalnya kurangnya bahan

organik (dibawah 2%) dapat menyebabkan populasi mikroorganisme menjadi

sangat sedikit sehingga tidak bisa memberikan nutrisi dan berbagai senyawa

bermanfaat bagi tanaman. Maka dari itu dibuatlah inovasi pembuatan pupuk

organik cair berbahan mikroorganisme lokal yang dikombinasikan dengan

senyawa-senyawa bernutrisi dari sampah organik sehingga memiliki

kandungan nutrisi yang tinggi untuk pemeliharaan dan peningkatan kesuburan

tanah serta penunjang pertumbuhan tanaman.

1.4. Tujuan

Seperti telah dikemukakan pada ulasan-ulasan sebelumnya, program

kewirausahaan ini tak sekedar untuk memperoleh keuntungan saja, namun juga

membangun kesadaran sebagai petani akan pentingnya menjaga kelestarian

lingkungan agar dapat terus dapat menjadi tempat tinggal yang nyaman bagi

manusia yang bebas polusi bahan-bahan kimia. Adapun beberapa tujuan yang

ingin dicapai dalam program ini adalah sebagai berikut:

1. Mereduksi penggunaan bahan-bahan kimia dalam dunia pertanian sebagai

upaya untuk melestarikan lingkungan.

2. Memelihara kesuburan tanah untuk meningkatkan produktivitas tanaman

dengan menggunakan pupuk organik cair berbahan dasar mikroorganisme

lokal.

3. Menumbuhkan motivasi penelitian dan berwirausaha dikalangan

mahasiswa.

4. Membangun sikap mental wirausaha: percaya diri, sadar akan jati dirinya,

bermotivasi untuk meraih suatu cita-cita, pantang menyerah, mampu

bekerja keras, kreatif, inovatif, berani mengambil resiko dengan

perhitungan, berperilaku pemimpin dan memiliki kemampuan empati dan

keterampilan sosial.

5. Meningkatkan kecakapan dan keterampilan para mahasiswa khususnya

sense of science dan business.

6. Menumbuh-kembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan

tinggi.

Page 8: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

1.5. Luaran yang diharapkan

Luaran yang diharapkan adalah diproduksi dan dipasarkannya pupuk

organik cair berbahan dasar mikroba dan sampah organik ini sehingga dapat

diterima dan digunakan oleh seluruh kalangan masyarakat khususnya petani.

Diharapkan dalam jangka panjang dapat dijadikan rujukan untuk memproduksi

pupuk organik cair yang bermutu dengan harga yang relative murah sehingga

bermanfaat bagi masyarakat pada umumnya dan petani khususnya.

1.6. Kegunaan Program

Program ini sangatlah berkaitan dengan bidang yang diambil pengusul

program dan merupakan sebuah pengembangan awal bagi seorang mahasiswa

pertanian untuk lebih merasakan bagaimana menjadi petani yang sebenarnya

tanpa harus terus mendengarkan teori dasar yang diberikan oleh dosennya.

Adapun beberapa poin terkait dengan kegunaan program ini, diantaranya

adalah:

1. Memberikan kesadaran kepada para petani bahwa betapa pentingnya

menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak mengotori Bumi ini dengan

bahan-bahan kimia pertanian.

2. Mengembangkan usaha pupuk organik cair sebagai langkah awal untuk

menjadi petani sekaligus wirausahawan yang sukses.

3. Menciptakan pupuk yang eco-friendly, murah dan bebas polusi bahan kimia

Page 9: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Kondisi masyarakat Yogyakarta yang mayoritas petani membuat prospek

produksi pupuk organik cair ini sangat menjanjikan. Bahan baku yang diperlukan

dalam pembuatan pupuk ini pun tak sulit untuk didapatkan. Sisa sayuran dan buah-

buahan yang tidak digunakan atau busuk bisa didapatkan dipasar-pasar tradisional di

Yogyakarta.

Pupuk Organik Cair (POC) di daerah Yogyakarta memang bukanlah suatu hal

yang baru di kalangan masyarakat. Namun keberadaannya masih banyak dicari oleh

masyarakat yang peduli dan mengerti akan pentingnya menjaga kesuburan tanah dan

lingkungan.

Tahapan – tahapan dalam melakukan usaha ini adalah menyewa tempat usaha

untuk rumah produksi, pengadaan alat dan bahan baku, produksi, pengemasan serta

pemasaran dan penjualan

Produk pupuk organik cair ini akan diberi nama “Agrolizer” yang berasal dari

kata Agroteknologi dan Biofertilizer. Diharapkan dengan nama produk yang

sederhana ini, suatu hari nanti dapat semakin berkembang dan semakin besar hingga

dapat mencapai pasar nasional.

Banyak sekali produk sejenis yang beredar diyogyakarta, maka tidak

dipungkiri produk kami akan bersaing dengan produk lain yang sejenis. Oleh sebab

itu, untuk tahap awal penjualan harga yang dipatok tidak terlalu tinggi dan

disesuaikan, mengingat produk ini masih baru dan perlu promosi untuk menarik

minat konsumen.

Lokasi penjualan dan pemasaran pupuk organik cair ini akan diawali dengan

menjualnya kepada para petani dipedesaan, seperti petani disekitar kampus UMBY,

Bantul, Kulon Progo dan sekitarnya. Langkah selanjutnya yaitu produk akan dijual

ke toko-toko pertanian yang akan diajak kerjasama agar bersedia menerima supply

pupuk organik cair dari produk kami. Dalam satu bulan, target penjualan pupuk

organik cair ini minimal terjual sebanyak 150 botol.

Page 10: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

BAB III

METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan program kreativitas mahasiswa bidang kewirausahaan ini di

lakukan dengan tahapan sebagai berikut :

1. Penyewaan rumah produksi

Tahap awal yang perlu dilakukan adalah menyewa sebuah tempat untuk

rumah produksi pupuk organik cair ini. Tempat yang digunakan untuk produksi

ini harus sudah mendapatkan izin dari warga sekitar.

2. Pengadaan alat dan bahan baku

Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan pupuk organik cair ini

adalah :

a. Alat

1) Drum plastik kapasitas 100 liter yang bisa ditutup rapat.

2) Bak dengan diameter 50 cm + penutup.

3) Pengaduk dari kayu.

4) Kantong jaring

5) Ember

6) Gayung

7) Saringan

8) Corong

b. Bahan

1) Mikroorganisme Lokal

2) Serasah/daun bambu

3) Sampah organik (sisa sayuran dan buah-buahan)

4) Dedak

5) Sekam

6) Gula Merah

7) Air

8) Botol kemas

Page 11: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

3. Produksi

a. Proses Mengumpulkan Mikroorganisme

1) Campurkan bahan-bahan dengan komposisi berikut:

3 kg tanah (diambil dari daerah rhizosfer pohon bambu)

3 kg daun bambu.

10 kg sekam.

6 kg dedak.

2) Aduk hingga tercampur merata, lalu lembabkan dengan disiram air.

3) Selanjutnya campuran itu dimasukkan ke dalam bak, di tengah-tengah

campuran buat ceruk sebagai ventilasi juga untuk mengurangi panas yang

dihasilkan mikroorganisme aerob.

4) Tutup dan taruh bak di tempat yang teduh dan berfentilasi baik. Setiap 4

hari campuran di bolak-balik campuran, sebelum di tutup jangan lupa

buat ceruk ventilasi di tengah-tengah.

5) Mikroorganisme siap untuk dikultur setelah 20 hari ditandai dengan

munculnya hifa berwarna putih (benang-benang halus yang di keluarkan

fungi)

b. Proses Membuat Larutan Kultur Mikroba

Pada bagian ini memerlukan bahan-bahan dengan komposisi:

1/2 kg biang mikroorganisme.

15 liter gula merah

75 liter air.

1) Masukkan biang mikroorganisme ke dalam kantong jaring

2) Kemudian kantong jaring berisi biang mikroorganisme, gula merah dan

air dimasukkan ke dalam drum

3) Aduk secara searah hingga gula merah benar-benar larut. Jangan

mengaduk dengan arah bolak-balik atau mengaduk terlalu kencang karena

akan mengganggu pertumbuhan mikroorganisme.

4) Jika larutan sudah benar-benar tercampur tutup rapat drum biarkan selama

30 hari.

Page 12: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

5) Setelah 30 hari larutan Pupuk Organik Cair Dengan Mikroorganisme

Lokal sudah jadi dan siap digunakan, ditandai dengan munculnya biofilm

di permukaan larutan dan larutan beraroma seperti ragi (Yeasty).

c. Proses Menambah Nutrisi Pada Pupuk Organik Cair

Larutan pupuk Organik yang dihasilkan proses sebelumnya itu hanya

larutan yang banyak mengandung mikroba dengan nutrisi masih sedikit.

Untuk menghasilkan pupuk Organik yang bernutrisi tinggi sekaligus

mengandung mikroorganisme masih ada 1 proses lagi.

Komposisi bahan-bahan:

10 liter Pupuk Organik cair.

10 liter gula merah.

10 liter air.

15 kg cacahan sisa sayur dan buah-buahan yang dipadatkan (1/3 drum)

1) Air, gula merah dan pupuk organik cair dimasukkan ke dalam drum, lalu

aduk searah sehingga tercampur rata.

2) Kemudian masukkan cacahan sayur dan aduk searah lagi. Setelah rata

tutup drum dan biarkan 15 hari.

3) Setelah 15 hari pupuk Organik cair bernutrisi siap untuk digunakan, tanda

jika pupuk matang cacahan sayur benar-benar larut, beraroma ragi dan

alkohol.

4. Pengemasan

1. Pupuk organik cair yang sudah siap digunakan disaring dan ditempatkan pada

drum yang berbeda.

2. Ambil menggunakan gayung pupuk organik cair tersebut, lalu dimasukkan

kedalam botol kemas dengan bantuan corong.

3. Botol Pupuk Organik Cair diberi label

NB : Dalam sekali produksi, dihasilkan 2 drum POC. Setiap 1 drum POC yang telah disaring menghasilkan 75 liter POC, kemudian dari 75 liter POC menghasilkan 150 botol pupuk organik cair kemas yang masing-masing botol berisi 500cc pupuk.

Page 13: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

BAB IV

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya

Uraian JumlahHarga Satuan

(Rp)Total(Rp.)

I. Peralatan

1 Sewa Tempat - 500.000 500.000

2 Drum Kapasitas 100 liter 4 bh 130.000 520.000

3 Bak 2 bh 70.000 140.000

4 Ember 2 bh 35.000 70.000

5 Pengaduk dari kayu 2 bh 20.000 40.000

6 Kantong Jaring 10 meter 7.000 70.000

7 Gayung 2 6.000 12.000

8 Saringan 1 10.000 10.000

9 Corong 1 lusin 25.000 25.0000

Subtotal 1.612.000

II. Bahan Habis Pakai

1 Gula Merah 40 kg 15.000 600.000

2 Sekam 20 kg 500 10.000

3 Dedak 20 kg 1.000 20.000

4 Dedaunan (bambu) 10 kg 500 5.000

5 Sisa sayuran 30 kg 500 15.000

6 Label - 150.000 150.000

7 Botol Kemas 200 bh 7.000 1.200.000

Subtotal 2.000.000

III. Perjalanan

1Membeli peralatan dan bahan baku

- 100.000 100.000

2 Pemasaran dan penjualan - 300.000 300.000

Subtotal 400.000

IV. Lain-lain

1 Alat Tulis Kantor - 30.000 30.000

2 Pembuatan Laporan - 150.000 150.000

3 Foto Copy, dll - 100.000 100.000

Subtotal 280.000

Total ( I + II + III + IV ) 4.292.0004.2. Jadwal Kegiatan

Page 14: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

Rincian KegiatanBulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan Program

Pengadaan Alat dan bahan bakuPenataan Pra-Produksi

Produksi

Pemasaran dan Penjualan

Evaluasi Program

Penyusunan Laporan

4.3. Analisis Laba

- Setiap 1 kali produksi membutuhkan dana Rp. 2.000.000

- Setiap 1 kali produksi menghasilkan 300 botol POC (@500cc)

- 1 botol POC dijual dengan harga Rp. 15.000

Pendapatan = 300 x Rp. 15.000

= Rp. 4.500.000

- Laba yang diperoleh = Pendapatan - Biaya Produksi

= Rp. 4.500.000 – Rp. 2.000.000

= Rp. 2.500.000

- Persen Laba = Pendapatan−Biaya Produksi

Biaya Produksi x 100%

= 2.500.0002.000.000 x 100 %

= 125 %

- Dengan persen laba sebesar 125 %, maka program ini layak untuk

dikembangkan.

Page 15: Contoh PKM-Kewirausahaan berkaitan dengan tanah

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, M. 1977. Soil Microbiology. 2 nd ed. John Wiley and Sons. Inc. New York. 472 p.

Anas, I., K. Widyastuti, A.A.I. Kesumadewi dan G. Kirana. 1998. Mikroba Penambat Nitrogen dan Pelarut Fosfat dari Rhizosfer Padi dan Tanah Rawa Kawasan PLG Satu Juta Hektar, Kalimantan Tengah. Prosiding Pertemuan Ilmiah Tahunan Permi, Bandar Lampung, 14-15 Desember 1998. h: 582-591.

James, E.K., F.L. Olivares, A.L.M. de Oliviera., F.B. dos Reis J.r., L.G. da Silva and V.M. Reis. 2001. Further Observations on The Interaction Between Sugarcane And Gluconacetobacter Diazotrophicus Under Laboratory And Greenhouse Condition. J. Exp. Botany 52: 547- 760. Kirchhof, G., V.M. Reis, J.L. Baldani., B. Eckert., J.

Lay, B.W. 1994. Analisis Mikroorganisme di Laboratorium. P.T. Raja Grafindo Persada. 168 h.

Prayitno. J., J.J. Weinman., M.A. Djordjevic dan B.G. Rolfe. 2000. Pemanfaatan Protein Pendar Hijau (Green Fluorescent Protein) Untuk Mempelajari Kolonisasi Bakteri Rhizobium. Prosiding Seminar Nasional Biologi XVI. Institut Tehnologi Bandung, Bandung, 26-27 Juli 2000. pp. 272-377.

Saono, S. 1981. Mikrobiologi di Indonesia. Kumpulan Makalah Konggres Nasional Mikrobiologi III, Jakarta, 26-28 Nopember 1981.pp. 348-354.

Saraswati, R dan D.N. Susilowati. 1999. Mikroorganisme Lokal dan Pemanfaatannya Sebagai Pupuk Hayati. Seminar sehari Workshop Peranan Culture Collection dan Preservasi Mikroorganisme. Jurusan FMIPA UI, Jakarta 8-9 Maret 1999. 13 h