70
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016 Karya Tulis Ilmiah Diajukansebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikanpendidikan DiAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna Oleh: Sitti Alma Findra PSW.1B.2013.0039 YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA KABUPATEN MUNA 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIANIMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA

KECAMATAN DURUKA KAB. MUNABULAN JULI TAHUN 2016

Karya Tulis Ilmiah

DiajukansebagaisalahsatusyaratdalammenyelesaikanpendidikanDiAkademiKebidananParamataRahaKabupatenMuna

Oleh:

Sitti Alma FindraPSW.1B.2013.0039

YAYASAN PENDIDIKAN SOWITEAKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA

KABUPATEN MUNA2016

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah

Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar padaBayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Bulan

Juli tahun 2016

Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

Raha, Juli 2016Pembimbing I Pembimbing II

Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns Rosdiana Ita, SST

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis ini telah disetujui dan diperiksa oleh Tim Penguji Karya Tulis IlmiahAkademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna

TIM PENGUJI

1. La Ode Muhlisi, A.Kep., M. Kes (……………………………….)

2. Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns (……………………………….)

3. Rosdiana Ita, SST (……………………………….)

Raha, Juli 2016

Pembimbing I Pembimbing II

Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns Rosdiana Ita, SST

Mengetahui,Direktur Akbid Paramata RahaKabupaten Muna

Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes

Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS

Nama : SITTI ALMAFINDRA

Tempat tanggal lahir : Raha, 29 Maret 1993

Suku/Bangsa : Muna/Indonesia

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

II. NAMA ORANG TUA

Ayah : LA ODE ALI HUSEN, S.Pd

Ibu :SITTI HANAFIAH

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Lulus SD Negeri 10 Katobu : Tamat tahun 2006

2. Lulus SMP Negeri 2 Raha : Tamat tahun 2009

3. Lulus SMA Negeri 1 Raha : Tamat tahun 2012

4. Sejak Tahun 2013Mengikuti Pendidikan di Program Studi D3 Kebidanan

Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang.

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan

rahmat dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan karya

tulis ilmiah ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal

Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa Kecamatan

DurukaKabupaten Muna Bulan Juli tahun 2016”. Shalawat dan salam atas junjungan

Nabi Besar Muhammad SAW sebagai suri teladan bagi sekalian ummat manusia

dalam segala aspek kehidupan.

Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada Ibu Dina Asminatalia, S.Kep.,Ns selaku pembimbing I

dan Ibu Rosdiana Ita, S.ST selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktunya

untuk membantu, membimbing penulis dalam penyelesaian proposal ini dan tak lupa

pula penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Tak lupa penulis menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dalam pelaksanaan skripsi ini, yaitu :

1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.,Kesselaku Ketua Yayasan Pendidikan Sowite

Akbid Paramata Raha.

2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes., selaku Direktur Akbid Paramata Raha.

3. Bapak Mamang Taga selaku Kepala Desa Lagasa

4. Segenap Dosen dan Staf Akbid Paramata Rahayang telah membantu dan

membimbing penulis dalam mengikuti pendidikan.

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

5. Penghargaan dan Kasih Sayangnya kepada Ayahanda La Ode Ali Husen S.Pd

dan Ibunda Sitti Hanafiah.

6. Teman-teman mahasiswa Akbid Paramata khususnya angkatan 2013 yang telah

memberikan bantuan dan kerjasamanya yang baik..

Akhirnya semoga karya tulis ini dapat bermanfaat selain diri pribadi penulis

juga bagi pengembangan ilmu Kebidanan dan penulis berharap semoga Allah SWT

memberikan imbalan yang setimpal atas bantuan dan jasa- jasa semua pihak yang

telah berupaya membantu penyusunan karya tulis.

Raha, Juli 2016

Penulis

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................. i

Lembar Persetujuan.......................................................................................... ii

Lembar Pengesahan ......................................................................................... iii

Riwayat Hidup ................................................................................................. iv

Kata Pengantar ................................................................................................. v

Daftar Isi………………………………………………………………………..vii

Daftar Tabel …. ............................................................................................... xi

Daftar Lampiran ............................................................................................... x

Intisari .............................................................................................................. xi

Bab I Pendahuluan........................................................................................ 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian......................................................................... 6

Bab II Tinjauan Pustaka............................................................................. 8

A. Telaah Pustaka............................................................................... 8

1. Imunisasi Dasar ....................................................................... 8

2. Bayi ......................................................................................... 19

3. Jadwal Pemberian Imunisasi ................................................... 24

4. Pengetahuan ............................................................................ 25

B. Landasan Teori .............................................................................. 36

C. Kerangka Konsep .......................................................................... 37

D. Pertanyaan Penelitan .................................................................... 38

Bab IIIMetode Penelitian .............................................................................. 39

A. Jenis Penelitian.............................................................................. 39

B. Subjek Penelitian........................................................................... 39

C. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 40

D. Identifikasi Variabel Penelitian..................................................... 40

E. Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional .................................. 40

F. Instrumen Penelitian...................................................................... 41

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

G. Cara Analisis Data......................................................................... 41

H. Jalannya Penelitian........................................................................ 43

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ................................................... 44

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................ 44

B. Pembahasan .................................................................................. 50

Bab V Kesimpulan dan Saran....................................................................... 57

A. Kesimpulan ................................................................................... 57

B. Saran ............................................................................................. 57

Daftar Pustaka................................................................................................ 57

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar LengkapMenurut Buku

Kesehatan Ibu Dan Anak ............................................................. 24

Tabel 2 Kriteria Objektif dan Defenisi Operasional.................................. 40

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di Desa

LagasaKecamatan Duruka Bulan JuliTahun 2016......... 44

Tabel 4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa

Lagasa Kecamatan Duruka Bulan JuliTahun 2016 45

Tabel 5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di

Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 46

Tabel 6 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian

Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat Tahu di

Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Agustus Tahun

2016.................................................................... 47

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian

Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat

Memahami di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Buli

JuliTahun 2016..................................................................... 48

Tabel 8 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian

Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat

Aplikasidi Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun

2016................................................................................... 49

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian

Lampiran 3 Master Tabel Penelitian

Lampiran 4 Surat Keterangan Telah Meneliti

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

INTISARI

Sitti Almafindra(PSW.B.2013.IB.0039) “Gambaran Pengetahuan Ibu terhadapJadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa LagasaKecamatan Duruka Kabupaten Muna Bulan Juli tahun 2016”, dibimbing olehDina Asminataliadan Rosdiana Ita.

Latar Belakang :Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan ataumeningkatkan kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit.Penyaki-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC,Diphteri, Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B. penyakit ini merupakanpenghambat pertumbuhan dan perkembangan anak balita.Program imunisasi bertujuanuntuk memberikan kekebalan terhadap penyakit yang dapat dicegah denganimunisai.Proporsi kematian bayi yang disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) diIndonesia cukup tinggi yaitu 67%.Dalam upaya pencegahan TN maka imunisaidiarahkan kepada pemberian perlindungan baru lahir dalam minggu-minggu pertamamelalui ibu.Metode :Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah Deskriptif denganpopulasi sebanyak 38 bayi, sampel sebnyak 38 bayi dengan menggunakan tekniktotal sampling.Hasil : Pengetahuan ibu berdasarkan tingkat tahu didapatkan berpengetahuan baiksebanyak 14 responden (36,84%), pengetahuan ibu berdasarkan tingkat memahamididapatkan berpengetahuan baik sebanyak 18 responden (47,37%).dan pengetahuanibu berdasarkan tingkat aplikasi didapatkan berpengetahuan baik sebanyak 29responden (76,32%).Kesimpulan: Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar padaBayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna Bulan Julitahun 2016berdasarakan tingkat tahu, memahami dan aplikasi terbanyak adalahpengetahuan baik.

Kata kunci: Pengetahuan, Jadwal Pemberian Imunisasi DasarKepustakaan: 6 buku (2010-2016)

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu bangsa dan negara dapat diukur dengan indikator.Angka

kematian balita merupakan salah satu indikator yang sangat sensitif, tidak saja mengukur

derajat kesehatan tetapi untuk mengukur tingkat kemajuan suatu bangsa dan negara.

Dengan demikian setiap negara akan berusaha untuk menekankan supaya angka

kematian pada balita dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) seperti TBC, diphteri,

pertusis, campak, tetanus, polio, dan hepatitis B merupakan salah satu penyebab

kematian anak di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kurang lebih 1,7Juta

kematian per tahun pada anak atau balita di Indonesia adalah akibat PD3I. Agar target

nasional dan global dengan cara eradikasi, eliminasi dan redusir terhadap PD3I dapat

dicapai, cakupan imunisasi harus dipertahankan tinggi dan merata sampai mencapai

tingkat Population Immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi. Kekebalan untuk

menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian

Luar Biasa (KLB) (Iwansyah, 2012).

Salah satu upaya dalam mewujudkan dan meningkatkan mutu kesehatan anak

pada suatu bangsa dan negara tidak lepas dari dasar keluarga yang harmonis, penuh

kesadaran, tanggung jawab dan kesetiaan untuk berkorban serta pengetahuan ibu dalam

memberikan imunisasi terhadap anak balita dalam mencegah penyakit yang ditimbulkan

oleh PD3I atau mengurangi angka kematian terhadap anak balita.

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan

kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Penyaki-penyakit

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) antara lain : TBC, diphteri, pertusis,

campak, tetanus, polio, dan hepatitis B. penyakit ini merupakan penghambat

pertumbuhan dan perkembangan anak balita(Atikah P, 2010).

Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui

pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan

dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan dan

memutuskan mata rantai penularan, agar penyelengaraan imunisasi dapat mencapai

sasaran yang diharapkan, perlu adanya pedoman penyelenggaraan imunisasi. Hal ini

sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor 1053/MenKes/SK/IX/2004

(Iwansyah, 2012).

World Health Organization (WHO) mulai menetapkan program imunisasi

sebagai upaya global dengan Expanded Program on Imunization (EPI), yang

diresolusikan oleh World Health Assembly (WHA). Terobosan ini menempatkan EPI

sebagai komponen penting pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya dalam

pelayanan kesehatan primer. Pada Tahun 1981 mulai dilakukan imunisasi polio,

Tahun 1982 imunisasi campak, dan Tahun 1997 imunisasi hepatitis mulai dilakukan.

Pada tahun 1988 diperkirakan bahwa cakupan imunisasi di indonesia cukup tinggi

dibandingkan beberapa negara berkembang lainnya (Atikah P, 2010).

Imunisasi di Indonesia dimulai pada Tahun 1956 dengan imunisasi cacar.Tahun

berikutnya imunisasi tidak berkembang signifikan, perkembangan baru dirasakan pada

Tahun 1973 dengan dilakukannyan imunisasi BCG untuk menanggulangi Penyakit

Tuberklosis.Disusun imunisasi Tetanus Toxoid pada ibu hamil pada Tahun 1974,

kemudian imunisasi DPT (difteri, pertusis, tetanus) pada bayi diadakan pada Tahun

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

1976.Pada Tahun 1977, pemberian suntikan imunisasi pada bayi, tepat pada waktunya

merupakan faktor yang sangat penting untuk kesehatan bayi.Imunisasi diberikan mulai

dari lahir sampai awal masa kanak-kanak.Melakukan imunisasi pada bayi merupakan

bagian tanggung jawab orang tua terhadap anaknya.Imunisasi dapat diberikan ketika ada

kegiatan posyandu, pemeriksaan kesehatan pada petugas kesehatan atau pekan

imunisasi.Jika bayi sedang sakit yang disertai panas, menderita kejang sebelumnya, atau

menderita penyakit sistem saraf, pemberian imunisasi perlu dipertimbangkan(Iwansyah,

2012).

Kebanyakan dari imunisasi adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh

terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal

kehidupan seorang anak. Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi tidak

menyenangkan untuk bayi (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tetapi rasa

sementara akibat suntikan bertujuan untuk kesehatan anak dalam jangka waktu panjang

(Atikah P, 2010).

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit

yang dapat dicegah dengan imunisasi.Proporsi kematian bayi yang disebabkan karena

Tetanus Neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu (67%).Dalam upaya

pencegahan TN maka imunisasi diarahkan kepada pemberian perlindungan baru lahir

dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi tetanus neonatorum merupakan

salah satu target harus dicapai sebagai tindakan lanjut dari world summit for children

yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada tahun 2000. Imunisasi DPT bertujuan

untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu difteri, pertusis, tetanus.Difteri merupakan

penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria (Iwansyah, 2010).

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Imunisasi yang diberikan pada kanak-kanak serta bayi merupakan cara yang

paling berkesan dan kos efektif untk melindungi mereka dari penyakit tuberculosis (TB),

difteri, pertusis ( batuk kokol), tetanus (kancing gigi), poliomyelitis, campak, rubella dan

hep.B. Walau bagaimanapun masih terdapat kanak-kanak yang tidak diberi imunisasi

karena kekurangan pengetahuan mengenai vaksin serta jadwal imunisasi, salah paham

mengenai kontra indikasi, kerisauan tentang kesan sampingan serta komplikasi vaksin.

DR. Neoh Siew Hong (Iwansyah, 2010).

Berdasarkan data provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2014 jumlah bayi adalah

51325 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG sebanyak 23367 bayi (45,52%),polio I-V

sebanyak 45517 bayi (88,68%) DPT-HB I- III sebanyak 37372 bayi (72,81%), campak

sebanyak 44548 (86,79%) dan HB0 sebanyak 34455 bayi(67,13%) (BPS Sultra, 2014).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Muna pada Tahun 2013 – 2015

jumlah bayi adalah 17080 bayi dan yang diberikan imunisasi BCG sebanyak 6986 bayi

(40,90%) , polio I - V sebanyak 8386 bayi (49,09%) DPT-HB I- III sebanyak 8087 bayi

(47,34%), campak sebanyak 7206 (42,18%)dan HB0 sebanyak 2434 bayi(14,25%)

(Dinas Kesehatan Kab. Muna, 2013-2015) .

Berdasarkan data awal yang diperoleh di Puskesmas Wapunto jumlah bayi

yang masuk pada Tahun 2013-2015 sebanyak 509 dan yang diberikan imunisasi

HB0 69 bayi (13,55%), BCG sebanyak 268 bayi (62,65%), polio I-V sebanyak 221

bayi (62,65%), DPT HBI - III sebanyak 168 bayi (33,00%) dan campak 240 bayi

(47,15%) (Dinkes, 2013-2015). Sementara pada Tahun 2016 periode Januari – Juni

341 bayi yang diberikan imunisasi HB0 19 bayi (5,57%), BCG sebanyak 20 bayi

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

(5,86%), polio I-V sebanyak 91 bayi (26,68%), DPT HBI - III sebanyak 52 bayi

(15,25%) dan campak 16 bayi (4,69%) (DinKes, Periode Januari-Juni2016).

Dari studi pendahuluan yang dilaksanakan peneliti melalui metode

wawancara dengan 10 ibu yang memiliki bayi di Desa Lagasa Tahun 2016 pada

Bulan Juli, diketahui bahwa 2 orang tamat SD, 3 orang tamat SMP, 3 orang tamat

SMA, dan 2 orang tamat PT hasil dari wawancara itu bahwa kebanyakan ibu-ibu

tidak mengetahui jadwal imunisasi. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan tentang

jadwal imunisasi masih sangat kurang.Untuk mengetahui hal tersebut maka kami

mengadakan penelitian dengan mengangkat judul penelitian “Gambaran

Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan

di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli tahun 2016 ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas maka penulis dapat

merumuskan permasalahan sebagai berikut “Bagaimanakah Gambaran Pengetahuan

Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulandi Desa

Lagasa, Kecamatan Duruka, Kab.Muna Bulan Juli Tahun 2016”?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan Ibu terhadap

Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 bulan di Desa Lagasa,

Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui gambaran tingkat tahu ibu terhadap Jadwal Pemberian

Imunisasi Dasar Pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka,

Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016

b. Untuk mengetahui gambaran tingkat pemahaman ibu terhadap Jadwal

Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan di Desa Lagasa,

Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016.

c. Untuk mengetahui gambaran tingkat aplikasi ibu terhadap jadwal pemberian

imunisasi dasar pada bayi 0-11 bulan di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka,

Kab. Muna Bulan Juli Tahun 2016.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang

menyokong perkembangan ilmu pengetahuan khusus serta sebagai referensi bagi

peneliti selanjutnya dan sumbangan pengembangan dan penyempurnaan ilmu

pengetahuan yang sudah ada yang terkait dengan Gambaran Pengetahuan Ibu

Terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar Pada bayi 0-11 Bulan di Desa

Lagasa, Kecamatan Duruka, Kab. Muna Bulan Juli tahun 2016

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Puskesmas Wapunto

Sebagai bahan masukan dalam peningkatan mutu dan peningkatan jumlah

kunjungan imunisasi.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

b. Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan ajar bagi

institusi pendidikan.

c. Bagi Peneliti

Sebagai proses pembelajaran untuk mengembangan kemampuan dalam

melakukan kajian-kajian ilmiah di bidang kebidanan.

d. Bagi Profesi Kebidanan

Memberikan sumber pengetahuan yang luas di bidang kebidanan dalam

pembangunan dan kemandirian profesi kebidanan.

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian khususnya

bagi peneliti yang tertarik untuk mengembangkan hasil penelitian ini guna

meningkatkan dalam pelayanan kebidanan.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka

1. Imunisasi Dasar

a. Imunisasi

Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubuh yang terdiri dari sel-sel

serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif

dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit

atau racunnya, yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada

saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya

tubuh akan membuat zat anti yang disebut dengan antibodi. Pada umumnya,

reaksi pertama tubuh untuk membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena

tubuh belum mempunyai "pengalaman".Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3

dan seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali antigen

tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam waktu yang lebih cepat

dan dalam jumlah yang lebih banyak.Itulah sebabnya, pada beberapa jenis

penyakit yang dianggap berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau

vaksinasi. Hal ini dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak

terjangkit penyakit tersebut, atau seandainya terkena pun, tidak akan

menimbulkan akibat yang fatal misalnya terjadinya kecacatan atau

kelumpuhan (Muslihatun, 2010).

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

b. Imunisasi Dasar

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan semua

orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari

penyakit-penyakit yang berbahaya.Lima jenis imunisasi dasar yang

diwajibkan adalah imunisasi terhadap tujuh penyakit, yaitu : TBC, defteri,

tetanus, pertusis (batuk-batuk rejan), poliomyelitis, campak dan hepatitis B.

Kelima jenis imunisasi dasar yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun

tersebut adalah :

1) Imunisasi BCG, yang dilakukan sekali pada bayi usia 0-11 bulan.

2) Imunisasi DPT, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 2-11 bulan

dengan interval minimal 4 minggu.

3) Imunisasi polio, yang diberikan empat kali pada bayi usia 0-11 bulan

dengan interval 4 minggu.

4) Imunisasi campak, yang diberikan satu kali pada bayi usia 9-11 bulan.

5) Imunisasi hepatitis B, yang diberikan tiga kali pada bayi usia 1-11 bulan,

dengan interval minimal 4 minggu (Anik M, 2010).

c. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah untuk memberikan kekebalan tubuh

kepada bayi terhadap penyakit dan kematian bayi serta anak yang

disebabakan oleh penyakit yang sering terjangkit. Proporsi kematian

bayi yang disebabkan karena Tetanus Neonatorum (TN) di Indonesia

cukup tinggi yaitu (67%).Dalam upaya mencegah TN maka imunisasi

diarahkan kepada pemberian perlindungan bayi baru lahir dalam

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

minggu pertama melalui ibu. Secara umum tujuan imunisasi, antara

lain:

a. Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah diserang penyakit

menular.

b. Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.

c. Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan

mortalitas (angka kematian) pada balita (Atika P, 2010)

d. Manfaat Imunisasi

1) Untuk anak: mencegah penderita yang disebabkan oleh

penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.

2) Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologis

pengobatan balita anak sakit. Mendorong pembentukan

keluarga apabila orang tua yakin bahwa anaknya akan

menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

3) Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan

bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan

pembangunan Negara (Iwansyah, 2010)

e. Pentingnya Imunisasi dan Penyakit yang Dapat Dicegah dengan

Imunisasi

Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif dan

efisien dalam pencegah penyakit dan merupakan bagian

kedokteran preventif yang mendapatkan prioritas. Sampai saat ini

ada tujuh penyakit infeksi pada anak yang dapat menyebabkan

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

kematian dan cacat, walaupun sebagian anak dapat bertahan dan

menjadi kebal.Ketujuh penyakit tersebut dimasukan pada program

imunisasi yaitu penyakit tuberkulosis, difteri, pertusi, tetanus

polio, campak dan hepatitis B (Iwansyah, 2012).

1) Tuberculosis (TBC)

TBC adalah suatu penyakit penyakit menular langsung yang

disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosa).Penyakit

TBC ini dapat menyerang semua golongan umur dan diperkirakan

terdapat 8 juta penduduk dunia diserang TB dengan kematian 3 juta

orang pertahun.Di negara-negara berkembang kematian ini

merupakan 25% dari kematian penyakit yang sebenarnya dapat

diadakan pencegahan. Diperkirakan 95% penderita TBC berada di

negara berkembang (Iwansyah, 2012)

2) Defteri

Defteri adalah merupakn penyakit infeksi yang dapat

disebabakan oleh coryne bacterium diphtheriae merangsang

saluran pernapasan terutama terjadi pada balita.Penyakit

difteri mempunyai kasus kefatalan yang tinggi.Pada penduduk

yang belum divaksin ternyata anak yang yang berumur 1-5

tahun paling banyak diserang kekebalan (antibodi) yang

diperoleh dari ibunya hanya berumur satu tahu.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

3) Pertusis

Pertusis atau batuk rejan adalah penyakit infeksi akut yang

disebabkan oleh Bordotella pertusis pada saluran pernapasan.

Penyakit ini merupakan penyakit yang cukup serius pada bayi

usia dini dan tidak jarang menimbulkan kematian. Seperti

halnya penyakit infeksi saluran pernapasan akut lainnya,

pertusi sangat mudah dan cepat penularannya.Penyakit ini

dapat merupakan salah satu penyebab tingginya angka

kesakitan terutama di daerah yang padat penduduk.

4) Tetanus

Tetanus adalah penyaki yang disebabkan oleh kuman bakteri

Clostridiumtetani.Kejadian tetanus jarang dijumpai di negara

yang sedang berkembang, terutama dengan masih seringnya

kejadian tetanus pada bayi baru lahir (tetanus neonatorum).Penyakit

terjadi karena kuman Clostridium tetani memasuki tubuh bayi lahir

melalui tali pusat yang kurang terawat.Kejadian seperti ini sering kali

ditemukan pada persalinan yang dilakukan oleh dukun kampung

akibat memotong tali pusat memakai pisau atau sebilah bambu yang

tidak steril.Tali pusat mungkin pula dirawat dengan berbagai ramuan,

abu, daun-daunan dan sebagainya.Oleh karena itu, untuk mencegah

kejadian tetanus neonatorum ini adalah dengan pemberian imunisasi.

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

5) Poliomyelitis

Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh virus

polio.Berdasarkan hasil surveilans AFP (Acute Flaccide Paralysis)

dan pemeriksaan laboratorium, penyakit ini sejak Tahun 1995 tidak

ditemukandi Indonesia. Namun kasus AFP ini dalam beberapa

terakhir kembali ditemukan dibeberapa daerah di indonesia.

6) Campak

Penyakit campak (Measles) merupakan penyakit yang disebabkan

oleh virus campak, dan termaksud penyakit akut dan sangat

menular, menyerang hampir semua anak kecil.Penyebabnya virus

dan menular melalui saluran pernafasan yang keluar saat penderita

bernafas, batuk dan bersin (droplet).Penyakit ini pada umumnya

sangat dikenal oleh masyarakat terutama para ibu rumah

tangga.Dibeberapa daerah penyakit ini dikaitkan dengan nasib yang

harus dialami oleh semua anak, sedangkan di daerah lain dikaitkan

dengan pertumbuhan anak.

7) Hepatitis B

Penyakit hepatitis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

virus hepatitis B. Penyakit ini masih merupakan satu masalah

kesehatan di Indonesia karena prevalensinya cukup tinggi.Prioritas

pencegahan terhadap penyakit ini yaitu melalui pemberian imunisasi

hepatitis pada bayi dan anak-anak.Hal ini dimaksudkan agar mereka

terlindungi dari penularan hepatitis B sedini mungkin dalam

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

hidupnya.Dengan demikian integrasi imunisasi Hepatitis B ke dalam

imunisasi dasar pada kelompok bayi dan anak-anak merupakan

langkah yang sangat diperlukan (Iwansyah, 2012).

f. Jenis Vaksin

Dari sekian banyak jenis vaksin sampai saat ini yang dimasukkan

dalam program imunisasi baru 5 jenis vaksin. Berikut ini akan diuraikan

vaksin program imunisasi.

1) Vaksin Hepatitis B

Adalah vaksin virus recombinan yang telah di inaktivasikan dan

bersifat non-infecious, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel

ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA

rekombinan.

Indikasi : untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang

disebabkan oleh virus hepatitis B.

Dosis dan cara pemberian :

a) Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspense dan homogen.

b) Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID,

pemberian suntikan secara intra muskuler, pada anterolateral

paha.

Efek Samping : Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan

pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang

terjadibersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

2) Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Vaksin BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung

mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain paris

no.1173.P2

Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberkulosa.

Komposisi : setelah dilarutkan dengan 4 ml pelarut, tiap ml vaksin

mengandung basil BCG hidup 0,75 mg, Natrium Glutamat 1,87 mg

dan Natrium Klorida 9 mg.

Dosis dan Cara pemberian :

a) Sebelumdisuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih

dahulu dengan 4 ml pelarut NACL 0,9%. Melarutkan dengan

menggunakan alat suntik steril dengan spoid 5 ml.

b) Dosis pemberian : 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi ≤ 1tahun

c) Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas

(insertion musculus deltoideus), dengan menggunakan alat suntik

dosis tunggal yang steril dan jarum suntik no. 25 G.

d) Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3

jam.

Efek Samping :Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang

bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul

indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah menjadi

pustule, kemudian pecah menjadi ulkus. Luka tidak perlu

pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

parut.Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional

diketiak dan leher, terasa padat, tidak sakit dan tidak

menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan

pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.

3) Vaksin DPT/HB

Vaksin DPT mengandung toksoid difteri, toxoid tetanus yang

dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin hepatitis B

yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg

murni dan bersifat non infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan

vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi

melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi.

Indikasi: untuk pemberian kekebalan aktif terhadap pentakit difteri,

tetanus, pertusis dan hepatitis B.

Dosis dan Cara Pemberian :

a) Pemberian dengan cara intra muskuler, 0,5 ml sebanyak 3 dosis

b) Dosis pertama diberikan 2 bulan, dosis selanjutnya dengan

interval minimal 4 minggu (1 bulan).

Efek samping : Reaksi lokal atau sistemik yang bersifat ringan.

Kasus yang terjadi adalah bengkak, nyeri, penebalan kemerahan

pada bekas suntikan, menangis menjerit terus menerus lebih dari 3

jam, kadang-kadang terjadi reaksi umum demam seperti demam >

38,5oC, muntah.

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

4) Vaksin polio

Vaksin polio (Oral Polio Vaccine = OPV) Vaksin oral polio hidup

adalah Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis

tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam

biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.

Indikasi:Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis

Cara pemberian dan dosis :

a) Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial

vaksin.

b) Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua)

tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval

setiap dosis minimal 4 minggu.

Efek Samping : pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek

samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat

jarang terjadi (kurang dari 0,017 : 1.000.000 ; Bull WHO 66:

1988).

5) Vaksin Campak

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.

Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1.000

infective unit virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg

residu kanamycin dan 30 mcg resido erythromycin. Vaksin ini

berbentuk beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest

steril.

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Indikasi : Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit

campak.

Dosis dan cara pemberian :

a) Sebelum di suntikan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan

dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml

cairan pelarut aquabidest.

b) Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan pada

lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan.

c) Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan

maksimum 6 jam.

Efek samping :Hingga 15% pasien dapat mengalami demam

ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari

setelah vaksinasi. Terjadi encephalitis setelah setelah vaksinasi

pernah dilaporkan yaitu dengan perbandingan 1 kasus per I juta

dosis yang diberikan.

2. Bayi

a. Pengertian Bayi

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia setelah

terlahir dari rahim seorang ibu.Pada masa ini, perkembangan otak dan fisik

bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi yang terlahir

prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun memiliki berat

badan rendah. Baik ibu maupun bapak dan orang-orang terdekat si bayi juga

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

harus selalu mengawasi serta memberikan perawatan yang terbaik bagi bayi

sampai bayi berumur 1 tahun (Iwansyah, 2012)

b. Tahapan Tumbuh Kembang Bayi

Tumbuh kembang bayi ada beberapa tahapan yaitu :

1) Bayi 1 bulan

a) Berat badan: 3,0 – 14,3 kg, Panjang badan: 49,8 – 54,6 cm, Lingkar

kepala: 33 – 39 cm

b) Pada hari-hari pertama, bayi masih belum bisa membuka matanya.

Kemudian beberapa waktu akan bisa melihat dalam jarak 20 cm

c) Tahap bayi mulai beradaptasi dengan lingkungan baru.

d) Gerakan yang dikuasainya merupakan gerakan reflex alami.

e) Sangat peka terhadap sentuhan.

f) Akan menggerakkan kepala ke arah bagian tubuh yang disentuh.

g) Sudah bisa tersenyum.Menangis adalah bahasa

komunikasinya.Semakin lama, bunda akan tahu dengan sendirinya arti

dari menangis sang bayi, apakah bayi bunda menangis karena lapar,

karena gerah atau lainnya.

h) Memegang jari yang disentuhkan ke tangannya.

i) Menghabiskan sebagian besar waktunya dengan tidur

2) Bayi 2 bulan

a) Berat badan : 3,6 - 5,2 kg, Panjang badan : 52,8 - 58,1 cm, Lingkar

kepala : 35 - 41 cm.

b) Sudah bisa membedakan muka dan suara.

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

c) Kualitas penglihatannya meningkat.

d) Matanya bisa mengikuti gerakan benda yang dekat dengannya.

e) Akan menghisap setiap benda yang dipegangnya.

f) Bisa miring ke kiri dan ke kanan.

g) Menggerak gerakkan tangan dan kaki ketika meminta perhatian.

3) Bayi 3 bulan

a) Berat badan: 4,2 - 6,0 kg, Panjang badan : 55,5 - 61,1 cm, Lingkar

kepala : 37-43 cm.

b) Dapat mengangkat kepala dan tubuh saat tengkurap.

c) Matanya sudah memperhatikan lingkungan sekitar.

d) Menangis jika ditinggal.

e) Mencari arah suara yang didengarnya.

f) Dapat duduk beberapa waktu jika ditunjang.

g) Menyukai bayangannya di cermin

h) Semakin mahir menggunakan tangannya.

i) Mulai mengenali wajah orang dan benda yang akrab dengannya.

4) Bayi 4 bulan

a) Berat badan : 4,7 - 6,7 kg, Panjang badan : 57,8 - 63,7 cm, Lingkar

kepala : 38-44 cm.

b) Mulai mengoceh dan tertawa.

c) Menginjakinjakkan kaki jika diberdirikan.

d) Dapat menggerakkan/menggeser-geserkan tubuhnya untuk meraih

benda.

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

e) Mengamati ekspresi wajah orang dan menirunya.

f) Sebagian sudah ada yg tumbuh giginya.

5) Bayi 5 bulan

a) Berat badan : 5,3-7,3 kg, Panjang badan : 59,8-65,9 cm, Lingkar

kepala : 39-45 cm.

b) Menangis jika mendengar suara ibunya.

c) Dapat memindahkan barang dari satu tangan ke tangan yang lain.

d) Menangis jika mainannya diambil.

e) Senyum dan megoceh saat meminta perhatian.

f) Dapat memasukkan kaki ke mulutnya.

g) Bereksperimen dengan suaranya. Membuat suara yang berbeda beda

untuk mengkomunikasikan keinginannya missal lapar, haus, marah,

dan lain - lain .

h) Sangat suka ditegakkan dalam posisi duduk.

6) Bayi 6 bulan

a) Berat badan : 5,8-7,8 kg, Panjang badan : 61,6-67,8 cm, Lingkar

kepala : 40-46 cm.

b) Sudah banyak mengeluarkan suara.

c) Sudah bisa tengkurap sendiri.

d) Belajar menggunakan jari jarinya untuk menggenggam dengan baik,

memukul, mengambil, dan memindahkan benda.

e) Saat yang tepat untuk mengenalkan MP-ASI.

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

7) Bayi 7 bulan

a) Berat badan : 6,2-8,3 kg, Panjang badan : 63,2-69,5 cm, Lingkar

kepala : 40,5-46,5 cm

b) Sudah mahir duduk.

c) Sudah dapat mengangkat badannya dalam posisi merangkak.

d) Saat posisi merangkak senang mengayunkan badannya ke depan dan

kebelakang.

e) Bermain dengan mainan yang disukai dan akan marah jika mainan

tersebut diambil.

8) Bayi 8 bulan

a) Berat badan : 6,6-8,8 kg, Panjang badan : 64,6-71,0 cm, Lingkar

kepala : 41,5-47,5 cm

b) Mampu berteriak untuk memanggil orang.

c) Sudah bisa merangkak dan duduk sendiri.

d) Membuang mainan yang tidak disukainya

e) Sudah dapat berdiri dengan bantuan.

f) Dapat memegang botol minumnya sendiri.

9) Bayi 9 bulan

a) Berat badan : 7,0-9,2 kg, Panjang badan : 66,0-72,3 cm, Lingkar

kepala : 42-48 cm

b) Mulai bereaksi jika diperintah.

c) Mengenal beberapa kata.

d) Dapat berdiri dengan tangan dipegangi.

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

e) Aktif merangkak dan memanjat (Anonim, 2016)

3. Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 1.Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap

Menurut Buku Kesehatan Ibu Dan Anak

Umur (Bulan)012 3 4 5 6 7 8 9 10 1112+**Vaksin Tanggal Pemberian ImunisasiHB 0 (0-7 hari)BCG*Polio 1*DPT/HB 1*Polio 2*DPT/HB 2*Polio 3*DPT/HB 3*Polio 4Campak

* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4 minggu(1bulan)

** Anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetapharusdiberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk pilek, diare,demam ringan dan sakit bukan halangan untuk imunisasi

Keterangan :

: Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu yang masih diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu yang tidak diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

4. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) merupakan hasil rasa keingintahuan

manusia terhadap sesuatu dan hasrat untuk meningkatkan harkat hidup

sehingga kehidupan menjadi lebih baik dan nyaman yang berkembang

sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan manusia baik dimasa sekarang

maupun dimasa depan. Pengetahuan hanya sekedar menjawab pertanyaan

what misalnya apa alam, apa manusia, apa air dan lainnya (Putri Ariani, A,

2014)

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2003) pengetahuan yang tercakup dalam

domain kognitif yang mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1) Know (Tahu)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

di pelajari atau rangsangan yang telah di terima.Oleh sebab itu

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang di pelajari antara lain

dengan menyebutkan, menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan

sebagainya.

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

2) Comprehension (Memahami)

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan

materi tersebut secara benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau

materi harus dapatmenjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebagainya.

3) Application (Aplikasi)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari padasituasi atau kondisi real (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-

hukum, rumus,metode, prinsip dan sebagainya.

4) Analysis (Analisis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi/objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, seperti dapat

menggambarkan(membuatbagan), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan dan sebagainya.

5) Synthesis (Sintesis)

Sintesismenunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan/menghubungkan bagan-bagan didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan, meringkaskan,

menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-

rumusan yang telah ada.

6) Evaluation (Evaluasi)

Evaluasi iniberkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi/penilaian terhadap suatu materi/objek.Penilaian-penilaian itu

didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

kriteria-kriteria yang telah ada.

Pengukuranpengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara/angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di

ukur dari subjek penelitian/responden.Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui/kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkatan-

tingkatan diatas.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara tradisional atau

non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara modern atau cara

ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya dapat dijelaskan

sebagai berikut :

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah ( Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

sebelum adanya peradaban apabila seseorangmenghadapi persoalan

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

atau masalah upaya pemecahannya dilakukan dengan coba-coba. Cara

coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa kemungkinan

dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut

tidakberhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut

dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak disengaja

oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan dan tradisi

yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan tersebut baik atau tidak.Kebiasaan seperti ini bukan hanya

terjadi pada masyarakat tradisional saja, melainkan juga terjadi pada

masyarakat modern.Kebiasaan ini seolah diterima dari sumbernya

sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal.Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang otoritas,

yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas

pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli ilmu pengetahuan

atau ilmuwan.

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah. Pepatah ini

mengandung maksud bahwa pengalaman itumerupakan sumber

pengetahuan atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu pengalaman

pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan.

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang

diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

yang lalu.

e) Cara akal sehat ( common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan

teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah dan hukuman

merupakan cara yang masih dianut oleh banyak orang untuk

mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan norma agama adalah suatu kebenaran yang diwahyukan

dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan

diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak.Sebab kebenaran ini diterima

oleh para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha

penalaran atau penyelidikan manusia.

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepatsekali melalui

proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau

berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui intuitif sukar dipercaya

karena kebenaran ini tidak menggunakan cara yang rasional dan yang

sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan perkembangan kebudayaan umat

manusia cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan cara melahirkan

pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan-pernyataan yang

dikemukakan. Apabila proses pembuatan kesimpulan itu melalui

pernyataan-pernyataan yang khusus kepada yang umum dinamakan

induksi sedangkan deduksidalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari

pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat umum. Hal

ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan kesimpulan tersebut

berdasarkan pengalaman-pengalaman empiris yang ditangkap oleh

indra kemudiandisimpulkan kedalam suatu konsep yang

memungkinkan seseorang untuk memahami suatu gejala.

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan

umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksiberlaku bahwa

sesuatu yang dianggap benar secara umum padakelas tertentu, berlaku

juga kebenarannya pada semua persitiwa yang terjadi pada setiap yang

termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasaini lebih

sistematis, logis dan ilmiah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah, atau

metodologi penelitian (research metodology).Cara ini dikembangkan oleh

Francis Bacon yang mengembangkan metode berpikir induktif kemudian

dikembangkan oleh Deobold van Dallen yang menyatakan bahwa dalam

memperoleh kesimpulandilakukan dengan mengadakanobservasi langsung

dan membuat pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan

dengan objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul pada

saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

3) Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu :

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

a) Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah danberlangsung seumur

hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima

informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung

untuk mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media

massa. Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula

pengetahuan yang didapat tentang kesehatan.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut

akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak

berpengetahuan rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak

diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada

pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek

juga mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif.

Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan perilaku

seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari

obyek yangdiketahui, akan menumbuhkan perilaku makin positif

terhadap obyek tersebut .

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

b) Mass media / informasi

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non

formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate

impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan

pengetahuan.

Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa yang

dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti

televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayaan orang.

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai

sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya

pengetahuan terhadap hal tersebut.

c) Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui

penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian

seseorang akan bertambah pengetahuannya walaupun tidak

melakukan.

Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya suatu

fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status

sosial ekonomi ini akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

d) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik

lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh

terhadap proses masuknya pengetahuan ke dalam individu yang

berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai

pengetahuan oleh setiap individu.

e) Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk

memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang

dihadapi masalalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan

profesional serta pengalaman belajar selama bekerja akan dapat

mengembangkankemampuan mengambil keputusan yang

merupakanmanifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan

etik yang bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerjanya.

f) Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang.

Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap

dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin

membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua,

selain itu orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak

waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah,

dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada

usia ini.

d. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Arikunto, 2006 penetahuan seseoarng dapat diketahui dan di

interpresatsikan dengan skala yang bersifat yaitu kualitatif :

1) Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%.

2) Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%.

3) Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 55%.

(Putri Ariani, A, 2014).

B. Landasan Teori

Pencatatan Pemberian Imunisasi Dasar LengkapMenurut Buku Kesehatan Ibu Dan Anak

Umur (Bulan)012 3 4 5 6 7 8 9 10 1112+**Vaksin Tanggal Pemberian ImunisasiHB 0 (0-7 hari)BCG*Polio 1*DPT/HB 1*Polio 2*DPT/HB 2*Polio 3*DPT/HB 3*Polio 4Campak

* Jarak antara (interval) pemberian vaksin DPT/HB dan Polio minimal 4 minggu(1bulan)

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

** Anak diatas 1 tahun (12 bulan) yang belum lengkap imunisasinya tetapharusdiberikan imunisasi dasar lengkap. Sakit ringan seperti batuk pilek, diare,demam ringan dan sakit bukan halangan untuk imunisasi

Keterangan :

: Jadwal tepat pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu yang masih diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu yang tidak diperbolehkan pemberian imunisasi dasar lengkap

: Waktu pemberian imunisasi bagi anak diatas 1 tahun yang belum lengkap

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan

yang telah di terima.

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan materi tersebut secara

benar.

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).Aplikasi disini dapat diartikan

sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya. Dengan pengukuran pengetahuan :

b. Pengetahuan baik, jika persenatse jawaban 76% - 100%

c. Pengetahuan cukup, jika persenatse jawaban 56% - 75%

d. Pengetahuan kurang, jika persenatse jawaban < 55% (Putri Ariani, Ayu, 2014)

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

Variabel bebas :

Variebel terikat :

Hubungan antara variabel :

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimanakah gambaran tingkat tahu ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi

dasar pada bayi di Desa Lagasa Kec. Duruka Kab. Muna Bulan Juli

Tahun 2016?

2. Bagaimanakah gambaran tingkat pemahaman ibu terhadap jadwal pemberian

imunisasi dasar pada bayi di Desa Lagasa Kec. Duruka Kab. Muna Bulan Juli

Tahun 2016 ?

3. Bagaimanakah gambaran tingkat aplikasi ibu terhadap jadwal pemberian

imunisasi dasar pada bayi di Desa Lagasa Kec. Duruka Kab. Muna Bulan Juli

Tahun 2016 ?

Tingkat tahu

Tingkat PemahamanJadwal PemberianImunisasi Dasar

Tingkat aplikasi

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu penelitian bersifat deskriptif yakni menggambarkan

tingkat keadaan suatu obyek dalam hal ini pengetahuan ibu terhadap jadwal

pemberian imunisasi dasar pada bayi (Nursalam, 2016)

B. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi 0-11

bulantahun 2016 pada Bulan Juli sebanyak 38 bayi di Desa Lagasa

Kecamatan Duruka, Kab. Muna

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Nursalam, 2016).Pengambilan

sampel dilakukan dengan menggunakan tekniktotal Sampling .

Sampel penelitian menggunakan data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu data ibu yang memilki bayi yang diberikan imunisasi akan dikunjungi

penulis di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka berdasarkan data sekunder. Data

sekunder yaitudata Bayi di Desa Lagasa, Kecamatan Duruka Kabupaten Muna

bulan Juli tahun 2016 yang tertulis di register buku register bayi .

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

C. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu

Penelitian ini dilaksanankan pada Bulan Juli 2016.

2. Tempat Penelitian

Penelitian inidilaksanakan di Desa Lagasa Kec. Duruka, Kab. Muna

D. Identifikasi Variabel Penelitian.

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah jadwal pemberian imunisasi

dasar pada bayi Sedangkan tingkat tahu, tingkat pemahaman, tingkat aplikasi

menjadi variabel independent dalam penelitian ini.

E. Defenisi Operasional

Tabel 2Tabel Defenisi Operasional Dan Kriteria Objektif

No Variabel DefinisiOperasional

Kriteria Obyektif Alat ukur Skala

1. DependentJadwalPemberianImunisasi DasarPada Bayi

Jadwal yangtelah ditentukanuntukpemberianimunisasi padabayi

2 IndependentTingkat tahu

Apabila ibusekedar tahuatau hanyamengingattentang JadwalPemberianImunisasi DasarPada Bayi

JawabanBenar : 1Salah : 0Baik : jika persentase 76–100 %Cukup : jika persentase 56–75 %Kurang : jika prosentase < 56 %

Kuisioner Ordinal

Tingkatpemahaman

Apabila ibu tahudan dapatmemahamitentang JadwalPemberianImunisasi DasarPada Bayi

JawabanBenar : 1Salah : 0Baik : jika persentase 76–100 %Cukup : jika persentase 56–75 %Kurang : jika prosentase < 56 %

Kuisioner Ordinal

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Tingkat aplikasi Apabila ibudapatmengingat,memahami sertadapatmengaplikasikan tentangJadwalPemberianImunisasi DasarPada Bayi

JawabanYa : 1Tidak : 0Baik : jika persentase 76–100 %Cukup : jika persentase 56–75 %Kurang : jika prosentase < 56 %

Kuisioner Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Untuk pengambilan data dalam penelitian ini, instrumen yang akan

digunakan adalah kuesioner dan cheklist

G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Proses pengolahan data (data processing) ini terdiri dari 3 (tiga) jenis kegiatan,

yakni :

a. Memeriksa Data (Editing Data)

Memeriksa data hasil pengumpulan data, yang berupa daftar

pertanyaan, kartu, buku dan lain-lain. Kegiatan ini meiputi hal-hal berikut:

1) Perhitungan dan penjumlahan

Adalah menghitung lembaran-lembaran kuisioner atau daftar

pertanyaan yang telah diisi dan kembali.Kegiatan ini dimaksudkan untuk

mengetahui apakah jumlahnya telah sesuai dengan jumlah yang

disebarkan atau ditentukan.

2) Koreksi

Yang termasuk kegiatan koreksi ini adalah untuk melihat hal-hal

sebagai berikut :

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

a) Memeriksa kelengkapan data

b) Memeriksa kesinambungan data

c) Memeriksa keseragaman data

b. Memberi Kode (Coding Data)

Untuk memudahkan pengolahan data, maka semua jawaban atau

data hasil penelitian dianggap sangat perlu untuk disederhanakan agar

supaya pada saat pengolahan data dapat dilakukan dengan mudah. Salah

satu cara untuk menyederhanakan data hasil penelitian tersebut adalah

dengan memberikan simbol-simbol tertentu untuk masing-masing data

yang sudah diklasifikasikan.

c. Tabulasi Data (tabulating)

Yang dimaksud dengan tabulasi data, yakni menyusun dan

mengorganisir data sedemikian rupa, sehingga akan dapat dengan mudah

untuk dilakukan penjumlahan, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel

atau grafik. Dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara manual

elektronis/komputerisasi (Putri Ariani, A, 2014)

2. Analisis Data

Dalam penelitian ini menggunakan analisis univariat yaitu untuk

mendeskripsikan kategori sampel terkait dengan variabel penelitian dalam

bentuk presentase dengan menggunakan rumus statistik:

P = fn x 100%Keterangan :

P = Persentase

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

f = Jumlah jawaban yang benar

n = Jumlah soal (Putri Ariani, A, 2014).

H. Jalannya Penelitian Penelitian

1. Tahap Persiapan

Adapun tahap persiapan yang pertama dilakukan dalam penelitian ini yaitu

pertama-tama menyelesaikan administrasi dan perizinan penelitian terlebih dahulu

kemudian melakukan peninjauan lokasi penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini yang pertama-tama dilakukan yaitu mengumpulkan data

dengan cara membagikan kuesioner penelitian kepada setiap responden yang telah

terpilih menjadi sampel penelitian dan menunggui pengisian kuesioner tersebut

oleh setiap responden.

3. Tahap Akhir

Setelah semua data telah terkumpul, data tersebut kemudian diolah dan

dianalisis dengan menggunakan analisis univariatkemudian kesimpulan dari

analisis tersebut diuraikan dalam bentuk peyusunan materi.

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian1. Gambaran Umum Lokasi

Desa Lagasa berada di Kecamatan Duruka dengan luas wilayah

adalah 120 Ha. Jumlah penduduk warga Desa Lagasa adalah 2.745 jiwa

sedangkan jumlah KK adalah 742 KK.Jumlah penduduk laki-laki 1.340 jiwa dan

penduduk perempuan 1.405 jiwa. Petugas Kesehatan di Desa Lagasa terdiri dari

1 orang Bidan.

a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Raha I

b. Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Wapunto

c. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Palangga

d. Sebelah Timur: Berbatasan dengan Selat Buton

2. Pembahasan Hasil Pelitian

Penelitian ini berjudul Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Jadwal

Pemberian Imunisasi Dasarpada Bayi 0-11 Bulan Di Desa Lagasa Kecamatan

Duruka Kab. MunaBulan Juli Tahun 2016, dilakukan di Desa Lagasa Kecamatan

Duruka Tahun 2016, dengan melakukan wawancara secara langsung dan

menggunakan kuisioner pada masyarakat di Desa Lagasa dan dapat disajikan

dalam bentuk tabel disertai penjelasan sebagai berikut:

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Adapun distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 4

berikut.

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Tabel 4.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur di DesaLagasaKecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016

Umur Frekuensi (f) %

<20 Tahun 1 2,63

20-35 Tahun 33 86,84

36-45 Tahun 4 10,53

Jumlah (n) 38 100

Sumber: Data Primer 2016

Pada tabel 4 menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden

berdasarkan umur terbanyak adalah pada kategori 20-35 tahun jumlah

33 responden (86,84%) dan yang paling sedikit adalah <20 tahun sebanyak

1 responden (2,63%) sedangkan pada umur 36-45 tahun jumlah 4 responden

(10,53).

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Adapun distribusi responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel

5 berikut.

Tabel 5.Distribusi Frekuensi Responden BerdasarkanPendidikan di DesaLagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016

Pendidikan Frekuensi (f) %

Rendah 26 68,42

Sedang 9 23,68

Tinggi 3 7,89

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Jumlah (n) 38 100

Sumber: Data Primer 2016

Pada tabel 5 menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden

berdasarkan pendidikan tertinggi adalah pendidikan dasar sebanyak

26 responden (68,42%) dan yang paling sedikit adalah pendidikan menengah

sebanyak 9 responden (23,68%) sedangkan pada pendidikan tinggi sebanyak

3 responden (7,89%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Adapun distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat

padatabel 6 berikut.

Tabel 6.Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaandi Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016

Pekerjaan Frekuensi (f) %

IRT 24 63,18

Swasta 11 28,94

PNS 3 7,89

Jumlah (n) 38 100

Sumber Data Primer 2016

Pada tabel 6 menunjukan bahwa distribusi frekuensi responden

berdasarkan pekerjaan tertinggi adalah IRT sebanyak 24 responden (63,18%)

dan yang paling sedikit adalah PNS sebanyak 3 responden (7,89%).

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

d. Analisis Univariat

1) Distribusi responden berdasarkan Tingkat Tahu

Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan tingkat tahudi Desa

LagasaLagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 dilihat pada

tabel 7 berikut

Tabel 7.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap JadwalPemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan BerdasarkanTingkatTahu di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016

Pengetahuan Frekuensi (f) %

Baik 14 36,84

Cukup 12 31,58

Kurang 12 31,58

Jumlah (n) 38 100

Sumber Data Primer 2016

Pada tabel 7 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada Bayi 0-11 Bulan

berdasarkan tingkat tahu tinggi adalah berpengetahuan baik dengan

jumlah14 responden (36,84%) dan yang paling rendah adalah

berpengetahuan kurang sebanyak 12 responden (31,58%). dan cukup

sebanyak 12 responden (31,58%).

2) Distribusi responden berdasarkan Tingkat Memahami

Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan tingkat memahamidi

Desa LagasaLagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 dilihat

pada tabel 8 berikut.

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Tabel 8.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal

Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat

Memahamidi Desa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016

Pengetahuan Frekuensi (f) %

Baik 18 47,37

Cukup 11 28,95

Kurang 9 23,68

Jumlah (n) 38 100

Sumber :Data Primer 2016Pada tabel 8 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi dasar pada Bayi 0-11 Bulan

berdasarkan tingkat memahami tertinggi adalah berpengetahuan baik

dengan jumlah 18 responden (47,37%), pengetahuan cukup sebanyak

11 orang (28,95%) dan yang paling rendah adalah berpengetahuan

kurang sebanyak 9 responden (23,68%).

3) Distribusi responden berdasarkan Tingkat Aplikasi

Distribusi frekuensi pengetahuan berdasarkan tingkat aplikasi

di Desa LagasaLagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016 dilihat

pada tabel 9 berikut.

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Tabel 9.Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal PemberianImunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan Berdasarkan Tingkat Aplikasi diDesa Lagasa Kecamatan Duruka Bulan Juli Tahun 2016

Pengetahuan Frekuensi (f) %

Baik 29 76,32

Cukup 6 15,79

Kurang 3 7,89

Jumlah (n) 38 100

Sumber: Data Primer 2016

Pada tabel 9 menunjukan bahwa distribusi frekuensi pengetahuan

ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11 Bulan

berdasarkan tingkat aplikasi tertinggi adalah berpengetahuan baik dengan

jumlah 29 responden (76,32%), pengetahun cukup sebanyak 6 responden

(15,79%) dan yang paling rendah adalah berpengetahuan kurang 3

responden (7,89%)

B. Pembahasan

1. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Tingkat Tahu

Hasil Penelitian yang dilakukan peneliti dari 38 responden

berdasarkantingkat tahu tertinggi adalah berpengetahuan baik sebanyak 14

responden(36,84%), dan yang paling rendah adalah berpengetahuan kurang

sebanyak 12 responden (31,58%). dan cukup sebanyak 12

responden (31,58%).

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan

kekebalan (antibody) seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit. Imunisasi

sebagai salah satu upaya preventif untuk mencegah penyakit melalui pemberian

kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara terus menerus, menyeluruh, dan

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu memberikan perlindungan kesehatan

dan memutuskan mata rantai penularan, agar penyelengaraan imunisasi dapat

mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya pedoman penyelenggaraan

imunisasi. Hal ini sejalan dengan Keputusan Mentri Kesehatan RI Nomor

1053/MenKes/SK/IX/2004 (Iwansyah, 2012).

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau

rangsangan yang telah di terima (Putri Ariani, A). Dalam penelitian ini peneliti

berasumsi bahwa salah satu program kesehatan khususnya Jurim atau Bidan

memberikan pengarahan atau penyuluhan kesehatan akan hal pentingnya

pemberian imunisasi terhadap kesehatan anaknya sehingga ibu mengetahuinya

dan memiliki kesadaran untuk membawa bayinya secara rutin ke Posyandu setiap

bulannya. Pengetahuan ibu terhadap jadwal pemberian awal imunisasi dasar pada

bayi 0-11 bulan merupakan langkah awal untuk membentuk kekebalan tubuh

terhahap penyakit, hal ini mengingat pentingnyapemberian imunisasi dasar pada

bayi.

Dalam penelitian ini pengetahuan ibu tentang jadwal pemberian imunisasi

dasar terhadap bayi sudah baik.Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan

manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca

indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

melalui kulit. Pengetahuan atau kongnitif merupakan domain yang sangat penting

dalam membentuk tindakan seseorang (over behavior) (Putri Ariani, A, 2014).

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Melakukan imunisasi pada bayi merupakan bagian tanggung jawab orang tua

terhadap anaknya.Imunisasi dapat diberikan ketika ada kegiatan posyandu,

pemeriksaan kesehatan pada petugas kesehatan atau pekan imunisasi.Jika bayi

sedang sakit yang disertai panas, menderita kejang sebelumnya, atau menderita

penyakit sistem saraf, pemberian imunisasi perlu dipertimbangkan.Hal ini tentunya

menjadi dasar bagi ibu mengingat pentingnnya pengetahuan dalam mengetahui

jadwal imunisasi yang tepat (Iwansyah, 2012).

Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari, Yuli

Dewi (2015) ‘’Tingkat Pengetahuna Ibu tentang ImunisasiDasar Pada Bayi Usia

0-12 Bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobanan’’ menyimpulkan bahwa

pengetahuan ibu balita tentang lima imunisasi pada bayi 0-12 Bulan sebagian besar

kategori cukup yaitu 17 responden (51,6%).

2. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Tingkat Memahami

Hasil penelitian diperoleh dari 38 responden berdasarkan tingkat

memahami tertinggi adalah berpengetahuan baik sebanyak 18 responden

(47,37%) pengetahuan cukup sebanyak 11 orang (28,95%) dan yang paling

rendah adalah berpengetahuan kurang sebanyak 9 responden (23,68%).

Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap

penyakit yang dapat dicegah dengan imunisai.Proporsi kematian bayi yang

disebabkan karena tetanus neonatorum (TN) di Indonesia cukup tinggi yaitu

67%.Dalam upaya pencegahan TN maka imunisai diarahkan kepada pemberian

perlindungan baru lahir dalam minggu-minggu pertama melalui ibu. Eliminasi

tetanus neonatorum merupakan salah satu target harus dicapai sebagai tindakan

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

lanjut dari world summit for children yaitu insidens 1/10.000 kelahiran hidup pada

tahun 2000. Imunisasi DPT bertujuan untuk mencegah tiga penyakit sekaligus, yaitu

difteri, pertusis, tetanus.Difteri merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri

Corynebacterium diphtheria(Iwansyah, 2010).

Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang di ketahui dan dapat menginterpretaskan materi tersebut

secara benar (Putri Ariani, A, 2014). Dalam penelitian ini peneliti berasumsi

pengetahuan ibu baik disebabkan oleh keaktifan para kader Puskesmas untuk

menjalankan tugas menyampaikan dan mengingatkan dalam hal jadwal

pemberian imunisasi pada bulan selanjutnya kepada ibu sehingga ibu mengetahui

kapan ibu membawa bayinya ke Posyandu.

Penelitian ini tentunya sejalan dengan pendapat Putri Ariani, A, ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu pendidikan. Pendidikan

adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan

kepribadian dan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat

berdiri sendiri. Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi

pendidikan seseorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Semakin banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang

didapat. Dalam penelitian ini, jika di lihat dari tingkat pendidikan responden,

maka pendidikan tertinggi adalah pendidikan rendah dengan sebanyak 26

responden(68,42%) dan yang paling sedikit adalah pendidikan tinggi sebanyak 3

responden (7,89%). Dilihat masih 20 responden yang memiliki pengetahuan

cukup dan kurang meskipun sekitar 18 reponden berpengetahuan baik.

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

3. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Aplikasi

Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan dari 38 responden

berdasarkan tingkat aplikasi tertinggi adalah berpengetahuan baik dengan jumlah

29 responden (76,32%), pengetahun cukup sebanyak 6 responden (15,79%) dan

yang paling rendah adalah berpengetahuan kurang 3 responden (7,89%)

Imunisasi dasar adalah imunisasi pertama yang perlu diberikan semua

orang, terutama bayi dan anak sejak lahir untuk melindungi tubuhnya dari

penyakit-penyakit yang berbahaya.Untuk itu dibutuhkan peran ibu sebagai Ibu

Rumah tangga harus memiliki ilmu pengetahuan yang baik dalam hal aplikasi

jadwal pemberian imunisasi.Imunisasi sebagai salah satu upaya preventif untuk

mencegah penyakit melalui pemberian kekebalan tubuh harus dilaksanakan secara

terus menerus, menyeluruh, dan dilaksanakan sesuai standar sehingga mampu

memberikan perlindungan kesehatan dan memutuskan mata rantai penularan, agar

penyelengaraan imunisasi dapat mencapai sasaran yang diharapkan, perlu adanya

pedoman penyelenggaraan imunisasi (Iwansyah, 2012).

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari padasituasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat

diartikan sebagai aplikasi atau pengunaan hukum-hukum, rumus,metode, prinsip

dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti berasumsi kemampuan ibu untuk

mengetahui dan memahami dalam hal jadwal pemberian imunisasi tentunya

memotivasi (keinginan) dari ibu bayi untuk membawa keposyandu, dimana ibu

sudah mengetahui sebelumnya jadwal selanjutnya.

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Hal ini di dukung oleh teori yang di kemukakan oleh Putri Ariani, A,

(2014) bahwa pengetahuan di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya

pengalaman yang diperoleh seseorang. Pengalaman yang diperoleh dapat

memperluas pengetahuan seseorang dalam menunjang keberhasilanibu

mengingat pentingnya jadwal pemberian imunisasi dasar pada bayi.

Dalam penelitian ini tentunya juga di dukung oleh tingkat umur yang

dimiliki Ibu rata-rata 20-35 tahun yaitu sebanyak 33 responden (86,84%). Seperti

yang di kemukakan oleh Putri Ariani, Aumur dapat mempengaruhi seseorang,

semakin cukup umur, tingkat kemampuan dan kematangan seseorang akan lebih

tinggi dalam berpikir dan menerima informasi.Usia mempengaruhi terhadap daya

tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan

aktif dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan

persiapan demi suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu untuk

membaca.

Menurut Hurlock (1998) dalam Wawan dan Dewi (2010) semakin cukup

umur maka tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam

berpikir dan bekerja. Kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih dewasa

dipercaya darai orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sejalan dengan

penelitian Maulina (2012) yang menyatakan bahwa usia seseorang sangat

mempengaruhi faktor pengetahuan.

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

Pengetahuan kepada Ibu diperlukan karena sebagai modal awal perubahan

perilaku masyarakat. Pengetahuan yang baik akan berpengaruh terhadap

peningkatan motivasi masyarakat untuk mencegah munculnya penyakit akibat

ketidak pedulian Ibu terhadap jadwal pemberian imunisasi. Pengetahuan terhadap

jadwal pemberian imunisasi dasar menjadi hal yang sangat penting diketahui oleh

masyarakat, apalagi sebagai ibu yang memiliki bayi umur 0-11 bulan sehingga

dapat melakukan deteksi secara dini dan mampu terhindar terhadap tujuh

penyakit, yaitu : TBC, defteri, tetanus, pertusis (batuk-batuk rejan), poliomyelitis,

campak dan hepatitis Bdari pengalaman dan pendidikan terbukti bahwa perilaku

yang didasari dengan pengetahuan akan sejalan, dari pada perilku yang tidak

didasari oleh pengetahuan.

Page 65: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilalukan dari 38 responden tentang

pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi Umur0-11

Bulan di Desa Lagasa Kecamatan Duruka Kabupaten Muna

BulanJuli Tahun 2016, maka di simpulkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11

Bulan berdasarkan tingkat tahu didapatkan berpengetahuan baik sebanyak

14 responden (36,84%).

2. Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11

Bulan berdasarkan tingkat memahami didapatkan berpengetahuan baik sebanyak

18 responden (47,37%).

3. Pengetahuan Ibu terhadap Jadwal Pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi 0-11

Bulan berdasarkan tingkat aplikasi didapatkan berpengetahuan baik sebanyak 29

responden (76,32%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian maka disarankan sebagai berikut:

Diharapkan kepada petugas kesehatan untuk memberikan penyuluhan tentang

iminisasi dasar lengkap agar ibu bayi dapat membawa bayinya ke Posyandu serta

tetatp mempertahankan dan meningkatkan pengetahuan ibu balita serta dapat

mengimplantasikan untuk selalu rutin dalam pemberian imunisasi secara lengkap.

Page 66: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

DAFTAR PUSTAKA

Anonim (2015).Pengertian Defenisi Bayi(http://carapedia.com/pengertian_definisi_bayi_info2132.html) di aksestanggal 20 juli 2016

(2011) Tahap Tumbuh Kembang Bayihttp://simpulkasih.wordpress.com/2011/05/23/tahap-tumbuh-kembang-bayi/)di akses tanggal 20 juli 2016

BPS Sultra (2014) Badan Pusat Statistik Sultrahttp://sultra.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/21. Diakses tanggal 15 juli2016

Buku kesehatan Ibu dan AnakAnik, Maryunani (2010) Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta timur : CV

Trans Info MediaIwansyah (2012) Gambaran Pengetahuan Ibu Terhadap Pemberian Imunisasi Dasar

Pada Bayi Umur 0-9 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kassi-KassiKelurahan MappalaKota Makassar. http://iwansyah.blogspot.com/2013/09/Gambaran- Pengetahuan -Ibu –Terhadap- Pemberian- Imunisasi Dasar -Pada –Bayi- Umur 0-9 Bulan- Di Wilayah- Kerja -Puskesmas -Kassi-Kassi -Kelurahan Mappala–Kota- Makassar.html Diakses tanggal 18 juli 2016

Muslihatun, Wafi Nur. (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita.Yogyakarta :Fitramaya

Nursalam, (2016) Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan.Jakarta : SalembaMedika

Novitasari, Yuli Dewi (2015) ‘’Tingkat Pengetahuna Ibu tentang ImunisasiDasar PadaBayi Usia 0-12 Bulan di Posyandu Kencana Sendangrejo Grobanan.StikesKusuma Husada. Surakarta.

Proverawati, Atikah, Fitra Setrio, Septyo, Andini (2010) Imunisasi dan Vaksinasi.Yogyakarta : Nuha Medika

Puskesmas Wapunto (2016) Data KIA/KB.Wapunto : MunaPutri Ariani, Ayu (2014) Aplikasi metodologi penelitian Kebidanan dan Kesehatan

Reproduksi. Jakarta : Nuha MedikaRukiyah, Ai Yeyeh,Yulianti, Lia (2010) Asuhan Neonatus Bayi Dan Anak Balita.

Jakarta timur : CV Trans Info Media

Page 67: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

KUISIONER

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG JADWAL PEMBERIANIMUNISASI DASAR PADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA

KECAMATAN DURUKA KABUPATEN MUNAPADA BULAN JULI TAHUN 2016

1. Identitas Responden

No responden :

Nama :

Umur :

Pendidikan : SD

: SMP

: SMA

: Perguruan Tinggi

Pekerjaan :

Alamat :

2. Petunjuk Pengisian :

Pilihlah salah satu (1) dari 2 (dua) jawaban yang tersedia dengan memberikan

tanda checklist () pada jawan yang dianggap paling benarPernyataan Benar

(B), Salah (S)

Page 68: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016

A. Tingkat Tahu Ibu

No Pernyataan B S1. Pemberian imunisasi BCG berdasarkan jadwal Imunisasi pada usia

usia 0-2 bulan2. Pemberian imunisasi DPT berdasarkan jadwal Imunisasi adalah usia

bayi 2 – 3 bulan3. Pemberian imunisasi BCG berdasarkan jadwal Imunisasi Polio

diberikan 4 kali dengan jadwal pemberian usia 2,3, dan 4 dan 5bulan

4. Pemberian imunisasi Campak berdasarkan jadwal Imunisasi usia 9bulan diberikan 1 kali

5. Pemberian imunisasi HB0 berdasarkan jadwal Imunisasi pada usia0-7 hari

B. Tingkat Pemahaman Ibu

No

Pernyataan B S

1. Jadwal Imunisasi BCG diberikan pada usia bayi 1 bulan serta 2 kalipemberian

2. Jadwaal Imunisasi DPT diberikan 4 kali pada usia 1, 3, 4, dan 5 bulanserta 4 kali pemberian

3. Jadwal Imunisasi Polio diberikan 4 kali pada usia 1,2,3, dan 5 bulanserta 4 kali pemberian

4. Jadwal Imunisasi Campak diberikan 1 kali pada usia 9 bulan serta 1kali pemberian

5. Jadwal Imunisasi Hepatitis B diberikan 1 kali pada usia 0-7 hari serta1 kali pemberian

C. Tingkat Aplikasi Ibu

No Pernyataan Ya Tidak1. Pemberian imunisasi BCG dapat diberikan pada bayi 0-2 bulan?2. Jadwal pemberian imunisasi DPT dapat diberikan bersamaan

dengan HB?3. Imunisasi HB0 dapat diberikan pada bayi 2 bulan?4. Imunisasi campak diberikan pada bayi umur yang 9 bulan5. Imunisasi hepatitis B diberikan saat usia bayi 3 bulan ?

Page 69: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016
Page 70: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP JADWAL PEMBERIAN IMUNISASI DASARPADA BAYI 0-11 BULAN DI DESA LAGASA KECAMATAN DURUKA KAB. MUNA BULAN JULI TAHUN 2016