Upload
deniica-ii
View
158
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
II. FILUM PORIFERA
KARAKTERISTIK PORIFERA :
a. Memiliki pori pada tubuhnya
b. Berbentuk polip/piala/tabung dll
c. Diploblastik
d. Simetri radial
Gambar 3.1. Bentuk simetri radial
e. Tersusun dari sel yang bekerja secara mandiri
Pinakosit : sel epitelium pipih penyusun epidermis
Amoebosit : sel yang berfungsi mengangkut zat makanan dan
metabolisme
Koanosit : sel yang berfungsi dalam proses pencernaan makanan
dan respirasi.
Arkeosit : sel yang berfungsi dalam mengatur proses reproduksi.
Porosit : sel yang berfungsi untuk membuka dan menutup pori
Skleroblas : sel yang berfungsi membentuk duri (spikula) dan
spongin untuk rangka tubuh
f. Bersifat sesil dan berkoloni.
g. Heterotrof ( pemakan bakteri dan plankton)
h. Struktur tubuh porifera terdiri dari :
Mesoglea : cairan yang terletak diantara lapisan epidermis dan
endodermis
Spikula : bahan penyusun/rangka porifera yang dihasilkan oleh
skleroblas
Ostium : celah yang berfungsi sebagai jalan masuknya air ke
dalam spongosol/oskulum, pergerakannya diatur oleh porosit.
Spongosol : ruangan dalam tubuh porifera yang berisi air.
Oskulum : lubang besar yang berfungsi untuk keluarnya air dari
dalam tubuh
Gambar 3.2. Struktur tubuh porifera
PROSES PENCERNAAN MAKANAN
Porifera memakan zat-zat organic dan organisme-organisme kecil
seperti plankton. Makanannya dicerna secara intrasel oleh sel-sel koanosit.
Di dalam sel, makanan dicerna oleh vakuola makanan, kemudian diteruskan
oleh sel amebosit dan diedarkan ke seluruh tubuh. Sedangkan sisa makanan
diteruskan ke spongosol kemudian dikeluarkan melalui oskulum.
PROSES PERNAFASAN
Oksigen diambil langsung dari air oleh sel pinakosit (bagian luar)
dan sel koanosit (bagian dalam) secara absorpsi. Oksigen yang telah
ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut lalu diedarkan ke seluruh tubuh oleh
sel-sel amoebosit, sedangkan karbondioksida hasil pernafasan dikeluarkan
langsung dari sel ke lingkungan.
SISTEM SALURAN AIR
Air yang berasal dari segala jurusan tubuh masuk melalui ostium,
kemudian ditampung di dalam rongga sentral (spongosol), setelah itu
dikeluarkan melalui lubang utama yaitu oskulum. Aliran air ini berfungsi
untuk sarana pertukaran berbagai zat (partikel makanan, oksigen,
karbondioksida dan zat produk atau sisa metabolisme dari daerah eksternal
ke daerah internal dan sebaliknya. Selain itu berfungsi juga sebagai saran
pengeluaran benda-benda reproduktif dan penyebaran generasi.
Gambar 3.3. Proses sistem pencernaan makanan, respirasi dan aliran air
SISTEM REPRODUKSI
Perkembangbiakan Porifera dapat dilakukan secara vegetatif (non
seksual) dan generatif (seksual), yaitu :
a. Perkembangan seksual
Gambar 3.4. Proses reproduksi seksual porifera
Ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel amoebosit khusus
yang disebut arkeosit. Ovum yang terbentuk baik sudah dibuahi atau
belum tetap berada pada tubuh induknya (mesoglea). Setelah terjadi
fertilisasi, zygot yang terbentuk akan membelah berulang kali, dan
terbentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula, dan keluar
dari dalam tubuh induknya melalui oskulum. Amphiblastula yang telah
keluar dan berada di lingkungan eksternal akan berenang dengan
rambut getarnya mencari lingkungan kaya dengan oksigen dan zat
makanan, setelah itu akan berubah membentuk parenchymula. Bila telah
menemukan tempat atau substrat yang sesuai, parenchymula akan
meletakan diri pada suatu objek dan tumbuh menjadi porifera baru.
b. Perkembangan non seksual
Perkembangbiakan secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu :
Pembentukan tunas ke arah luar. Tunas yang terbentuk
memisahkan diri dari induknya kemudian terbentuk individu
baru.
Gemul atau butir benih membentuk kuncup ke arah dalam. Gemul
terbentuk jika keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan.
Ketika keadaan lingkungan membaik, gemul akan terbentuk
menjadi individu baru.
Gemmulae hanya dimiliki oleh porifera air tawar. Proses
pembentukan gemul adalah sebagai berikut : Pertama-tama
arkeosit mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain
untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian
mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya.
Terbentuklah kumpulan dan kapsul. Pada kondisi yang tepat
gemul menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi
membentuk porifera baru.
KLASIFIKASI PORIFERA
a. Berdasarkan bahan pembentuk dan penyusun rangka tubuhnya
(spikula), terdiri dari :
1. Calcarea : spikulanya disusun oleh zat kapur (CaCO3), misalnya
Leucosolenia.
Gambar 3.5. Leucosolenia sp.
2. Hexactinellida : spikulanya disusun oleh zat kersik/silikat (H2S13O7),
misalnya Hyalonema.
Gambar 3.6. Hyalonema sp.
3. Demospongiae : spikulanya disusun oleh zat kersik, spongin atau
campuran keduanya. Misalnya Tethya.
Gambar 3.7. Tethya sp.
b. Berdasarkan tempat proses terjadinya pengambilan zat-zat makanan
atau sistem saluran air, terdiri dari :
1. Ascon : Proses pengambilan makanan terjadi di spongosol, misalnya
Leucosolenia
2. Sycon : Proses pengambilan makanan terjadi di rongga berflagel yang
terdapat pada spongosol, misalnya Scypha.
3. Rhagon : Proses pengambilan makanan terjadi di ruang kecil berflagel
yang terdapat di bagian tengah saluran, misalnya Spongia.
Gambar 3.8. Jenis porifera berdasarkan tempat pengambilan
makanan.