Upload
fuji-lestari
View
319
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Makalah
Mata Kuliah Komunikasi Kelompok
Iklim Komunikasi
Disusun oleh:
Fuji Lestari
210110130215
Ilmu Komunikasi B
ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
1
Daftar Isi
Daftar Isi …………………………………………………………………………………... 1
Bab I Pembukaan
1.1 Latar belakang ………………………………………………………………………....... 2
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………………………………………………………………... 2
Bab II Pembahasan
2.1 Komponen-komponen yang Mempengaruhi …………………………………………… 3
2.2 Pengertian Iklim Kelompok …………………………………………………………….. 5
Bab III Penutup
3.1 Simpulan ………………………………………………………………………………...10
Daftar Pustaka …………………………………………………………………………… 11
2
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain
dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan
suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentukdari hasil integrasi sosial
dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok ataupun organisasi,
selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan
hidup kelompok, yang terdapat iklim atau suasana kelompok.
Diantara anggota terdapat komunikasi antar pribadi, untuk itu diperlukan adanya kerja
sama yang diharapkan untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok,
untuk mencapai tujuan suatu kelompok. Kerjasama tersebut terdiri dari berbagai maksud
yang meliputi hubungan sosial maupun kebudayaan. Hubungan yang terjadi merupakan suatu
proses adanya suatu keinginan masing-masing individu, untuk memperoleh suatu hasil yang
nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan.
2.1 Rumusan masalah
1. Apa itu iklim kelompok?
2. Komponen apa saja yang mempengaruhi iklim kelompok?
3.1 Tujuan penulisan
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Komunikasi Kelompok tentang Iklim Kelompok, agar
memberikan pengetahuan kepada kita semua tentang Iklim Kelompok yang ada dalam
Komunikasi Kelompok.
3
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Iklim Kelompok
Iklim kelompok yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok,
dapat merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara perorangan)
dapat memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi dari anggota kelompok
lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut dengan pengembangan diri anggota
kelompok yang bersangkutan.
Para ahli menyebut lima hal yang hendaknya diperhatikan dalam menilai apakah kehidupan
sebuah kelompok adalah baik atau kurang baik, kelima hal tersebut adalah:
a) Saling terjalinnya hubungan yang baik antar anggota kelompok
Dalam saling hubungan yang dinamis antar anggota kelompok, masing-masing anggota itu
berkepentingan untuk bergulat dengan suasana antarhubungan itu sendiri, khususnya suasana
perasaan yang tumbuh dalam kelompok itu. Suasana perasaan itu meliputi baik rasa diterima
atau ditolak, rasa cinta dan benci, rasa berani dan takut, dan sebagainya yang semuanya itu
menyangkut sikap, reaksi dan tanggapan para anggota yang berdasarkan keterlibatan dalam
saling hubungan mereka dalam kelompok.
b) Tercapainya tujuan bersama
Tujuan bersama adalah pusat dari kegiatan atau kehidupan kelompok. Dalam kelompok tugas
tujuan bersama kelompok jelas, yaitu menjalankan tugas yang dibebankan kepada kelompok
itu. Dalam hal ini semua anggota kelompok memusatkan dirinya untuk tujuan itu. Dalam
kelompok bebas tujuan bersama pada mulanya kabur, dan justru kelompok itu sendirilah
yang harus menetapkan tujuan yang akan mereka capai. Pada umumnya tujuan bersama
dalam kelompok bebas ialah pengembangan pribadi masing-masing anggota kelompok.
c) Hubungan langsung antara besarnya kelompok dan sifat kehidupan kelompok
Dalam hal ini ada beberapa jenis kelompok menurut jumlah anggotanya, misalnya kelompok
dua, kelompok tiga, kelompok 4-8, kelompok 8-30. Kelompok dua, yaitu kelompok yang
anggotanya hanya dua orang. Kelompok ini adalah kelompok yang paling ideal untuk
terciptanya keakraban yang paling tinggi, tetapi bahayanya kemungkinan timbulnya
pertentangan atau pertengkaran diantara mereka berdua. Kelompok tiga, yaitu kelompok yang
terdiri dari tiga orang. Dinamika saling hubungan segitiga mungkin dapat tumbuh dengan
baik, tetapi bahayanya ialah jika salah seorang anggota menjadi terasing jika 2 anggota lain
membuat “persekutuan”. Kelompok 4-8 orang adalah kelompok yang besarnya sedang yang
4
dapat diselenggarakan dalam rangka bimbingan dan konseling. Kelompok sedang ini dapat
memilih pemimpinnya sendiri atau setidak-tidaknya dapat menentukan aturan tertentu
sebagai pegangan bagi kegiatan seluruh anggota. Kelompok yang sedang besarnya ini
biasanya mudah dikendalikan. Kelompok 8-30 orang merupakan kelompok yang baik untuk
tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Namun kelompok itu kurang efektif untuk menciptakan
keakraban sosial dalam waktu yang singkat.
d) Itikad dan sikap para anggota kelompok
Itikad baik, dalam arti tidak mau menang sendiri, tidak sekedar menanggapi atau menyerang
pendapat orang lain, dan sebagainya sangat penting. Sikap para anggota yang dimaksud
adalah bahwa setiap anggota dapat memberikan waktu dan kesempatan kepada anggota lain
untuk mengemukakan pendapatnya secara leluasa.
e) Kemandirian
Kemandirian merupakan unsur yang amat penting menyangkut anggota kelompok. Dalam
kemandiriannya itu masing-masing anggota kelompok tidak begitu saja terbawa oleh
pendapat anggota lain, atau tidak begitu saja mengiyakan apa yang dikatakan oleh anggota
lain atau pemimpin kelompok. Dalam dinamika kelompok yang dinamis setiap anggota
kelompok diharapkan mengembangkan dan mewujudkan kediriannya masing-masing.
Selain itu, hal yang sangat menentukan keefektifan layanan kelompok adalah suasana
kelompok yang:
1. Interaksi yang dinamis
2. Keterikatan emosional
3. Penerimaan
4. Altruistik, mengutamakan kepedulian terhadap orang lain.
5. Intelektual (rasional, cerdas dan kreatif). Menambah ilmu dan wawasan individu serta
dapat menumbuhkan ide-ide cemerlang.
6. Katarsis (mengemukakan idenya dan gagasannya). Menyatakan emosinya yang lebih
mengarah pada pengungkapan permasalah yang dipendam.
7. Empati (suasana yang saling memahami tentang apa yang dipikirkan dan dirasakan
sehingga dapat menyesuaikan sikapnya dengan tepat).
2.2 Komponen-komponen yang Mempengaruhi
5
Prayitno (1995: 27) menggemukakan bahwa ada tiga komponen penting dalam kelompok
yaitu :
1. Iklim kelompok
Iklim kelompok yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat
merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara perorangan) dapat
memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi dari anggota kelompok
lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut dengan pengembangan diri anggota
kelompok yang bersangkutan.
2. Anggota kelompok
Keanggotaan merupakan salah satu unsur pokok dalam proses kehidupan kelompok. Peranan
kelompok tidak akan terwujud tanpa keikutsertaan aktif para angota kelompok, dan bahkan
lebih dari itu. Peranan yang hendaknya dimainkan anggota kelompok sesuai yang diharapkan
menurut Prayitno (1995:32) adalah sebagai berikut :
a) Membantu terbinanya suasana keakraban dalam hubungan antar anggota kelompok.
b) Mencurahkan segenap perasaan dalam melibatkan diri dalam kegiatan kelompok.
c) Berusaha agar yang dilakukannya itu membantu tercapainya tujuan bersama.
d) Membantu tersusunnya aturan kelompok dan berusaha mematuhinya dengan baik.
e) Benar-benar berusaha untuk secara efektif ikut serta dalam seluruh kegiatan
kelompok.
f) Mampu mengkomunikasikan secara terbuka.
g) Berusaha membantu orang lain.
h) Memberikan kesempatan kepada anggota lain untuk juga menjalani peranannya.
i) Menyadari pentingnya kegiatan kelompok tersebut.
Anggota merupakan pribadi yang memiliki hubungan interpersonal. Hal ini berhubungan
dengan sikap supotif yang akan menimbulkan iklim suportif dan sikap defensif yang akan
menimbukan iklim defrnsif dalam iklim kelompok.
Sikap Suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi. Sikap yang
membuat suatu proses komunikasi menjadi efektif dan efisien yang memberi kepuasaan
kepada pelakunya.
Perilaku defensif yang menimbukan iklim defensif :
a) Evaluasi (evaluation)
6
Pemeriksaan, kritikan, celaan atau kecaman. Pujian yang berlebihan di depan orang lain yang
dapat menimbulkan perasaan tidak enak.
b) Kontrol (control)
Pengendalian, manipulasi, desakan, atau paksaan untuk mengubah pandangan, sikap, dan
perilaku yang dapat membuat seseorang merasa diremehkan, dihina, atau dikendalikan.
c) Strategi (strategy)
Siasat atau kiat yang membuat seseorang merasa dikelabuhi, disesatkan, atau terperangkap,
seperti dijadikan kelinci percobaan, diberi kesan seolah-olah ia dapat membuat keputusan
sendiri atau diberi hak berpartisipasi, padahal pandangannya tidak dihiraukan.
d) Netralitas (neutrality).
Atasan yang berdalih sikap netral, menjunjung prinsip keadilan, tidak pilih kasih, atau taat
pada peraturan, atasan membuat karyawan merasa tidak dipedulikan, tidak diacuhkan,
diperlakukan secara kejam tanpa belas kasih dan dianggap sebagai objek pada saat ia
membutuhkan pengertian dan bantuan.
e) Superioritas (superiority).
Sikap dan tindakan seseorang yang mengandalkan kekuasaan dan angkuh membuat orang
lain merasa diremehkan, dianggap tidak ada apa-apanya, dipertanyakan kemampuan, status,
atau harta miliknya: tidak layak disertakan dalam pembuatan keputusan atau pencarian solusi
bersama.
f) Kepastian (certainty).
Pembicara dokmatik, penuh keyakinan, nampak serba tahu, dan tidak dapat diganggu gugat
membuat penerima pesan merasa dikhotbahi, dianggap bodoh dan harus diam saja.Keputusan
sudah dibuat dan bersifat final, sehingga percuma saja mencoba memberi masukan.
Perilaku Suportif yang menimbulkan iklim suportif :
a) Desripsi (description)
Bukan evaluasi dan tidak menghakimi. Pertanyaan diajukan dan diterima sebagai pencarian
informasi, bukan teguran mengenai perasaan, pandangan, dan peristiwa yang terjadi.
Permintaan informasi yang disertai perasaan yang jujur sehingga mempermudah penerimaan
isi pesan.
b) Orientasi pada masalah (problem orientation)
Pembicara mengarahkan perhatian pada pokok persoalan atau masalah yang harus diatasi. Ia
tampil jujur dan ingin bekerja sama untuk mencari tahu persoalan apa yang sebenarnya dan
7
bagaimana solusinya, agar tujuan dapat tercapai tanpa mengkaitkan dengan sanksi, jabatan,
peraturan, atau kebijakan yang mengekang. Tidak terkesan ’memaksakan’ solusi pada orang
lain.
c) Spontanitas (spontaneity)
Berbicara spontan dan terus terang dengan bahasa lugas dan langsung keluar dari hati, tanpa
tipu muslihat, tanpa kiat atau dibuat-buat, seperti menggunakan bahasa formal atau bahasa-
bahasa berlebihan sebagai siasat untuk melumpuhkan hati pendengar.
d) Empati (empathy)
Menunjukkan rasa peduli dan pengertian atas posisi/keadaan orang lain baik dengan bahasa
verbal maupun non-verbal. Raut muka dan gerakan anggota badan, seperti gerakan tangan
secara spontan yang menyertai kata-kata ’penuh pengertian dan perasaan’ dapat
menenangkan hati seseorang yang sedang mengalami kesulitan.
e) Persamaan
Tidak membuat suatu jurang pemisah yang sangat curam. Menghargai perbedaan yang ada,
mensejajarkan diri dengan orang lain. Menimbulkan rasa hormat diantara sesama pelaku
hubungan interpersonal. Tidak memandang kekuasaan, status sosial, suku budaya, agama,
dsb.
f) Provisionalisme
Bersedia mengubah ide atau pendapat sendiri. menganggap ide atau keputusan masih bersifat
sementara, masih ide yang membutuhkan penyempurnaan. Membuka diri untuk mencari
masukan dan usulan perbaikan. perlu ditekankan ide atau keputusannya bukan untuk
diperdebatkan melainkan untuk disempurnakan, agar mencapai bentuk final yang
memuaskan.
Karakteristik iklim kelompok defensif dan suportif
Karakteristik Iklim Defensif Iklim Suportif
1. Evaluasi versus deskirpsi Orang dalam kelompok
Seperti menilai tingkah laku
anda.
Orang dalam kelompok
Terlihat mencoba
memaparkan hasil dari
pengolahan informasi.
2. Kontrol versus orientasi
masalah
Anggota yang lain seperti
memanipulatif dan mencoba
untuk mempengaruhi orang
Anggota yang lain terlihat
fokus pada masalah yang
8
lain. sedang ditangani.
3. Strategi versus spontanitas Anggota yang lain seperti
merencanakan gerakan,
interaksi dan komentar
terhapnya.
Interaksi terlihat mengalir
dengan mulus dengan sedikit
kontrol strategi.
4. Kenetralan versus empati Orang dalam kelompok
seperti bereaksi terhadap
anda dan menjauhi anda
karena tidak suka.
Orang dalam kelompok
terlihat mempertimbangkan
ide anda dan juga
kepentingan anda.
5. Superioritas versus
Kesetaraan
Anggota yang lain
merndahkan anda dan
berperilaku seolah mereka
lebih baik daripada anda.
Anggota kelompok
memperlakukan satu sama
lain dengan setara.
6. Kepastian dengan
Ketidaktentuan
Beberapa orang dalam
kelompok seperti merasa
bahwa ide mereka tak
diragukan lagi adalah yang
paling benar.
Orang dalam kelompok tidak
berkomitmen pada satu
pandangan karena mereka
tetap melihat masalah dengan
pikiran terbuka.
3. Pemimpin kelompok
Pemimpin kelompok adalah orang yang mampu menciptakan suasana sehingga para anggota
kelompok dapat belajar bagaimana mengatasi masalah-masalah mereka sendiri. Menurut
Prayitno (1995: 35-36) peranan pemimpin kelompok dalam layanan bimbingan kelompok
adalah sebagai berikut:
a) Pemimpin kelompok dapat memberikan bantuan, pengarahan atau campur tangan
langsung terhadap kegiatan kelompok.
b) Pemimpin kelompok memusatkan perhatian pada suasana perasaanyang berkembang
dalam kelompok itu, baik perasaan anggotaanggota tertentu maupun keseluruhan
kelompok.
9
c) Pemimpin kelompok dapat menanyakan suasana perasaan yang dialami oleh anggota
kelompok. Jika kelompok tersebut tampak kurang menjurus ke arah yang
dimaksudkan, maka pemimpin kelompok perlu memberikan arah yang dimaksudkan.
d) Pemimpin kelompok juga perlu memberikan tanggapan (umpan balik) tentang
berbagai hal yang terjadi dalam kelompok, baik yang bersifat isi maupun proses
kegiatan kelompok.
e) Pemimpin kelompok diharapkan mampu mengatur lalu lintas kegiatan kelompok,
pemegang atauran permainan (menjadi wasit), pendamai dan pendorong kerjasama
serta suasana kebersamaan.
f) Sifat kerahasiaan dari kelompok itu dengan segenap isi dan kejadian-kejadian yang
timbul di dalamnya juga menjadi tanggung jawab pemimpin kelompok.
Bab III Penutupan
3.1 Simpulan
10
Dalam kelompok terdapat tiga komponen yang saling mempengaruhi keadaan suatu
kelompok, yaitu iklim kelompok, anggota kelompok, dan pemimpin kelompok. Iklim
kelompok yaitu antarhubungan dari semua orang yang terlibat dalam kelompok, dapat
merupakan wahana dimana masing-masing anggota kelompok itu (secara perorangan) dapat
memanfaatkan semua informasi, tanggapan, dan berbagai reaksi dari anggota kelompok
lainnya untuk kepentingan dirinya yang bersangkut paut dengan pengembangan diri anggota
kelompok yang bersangkutan.
Daftar Pustaka
11
Atoshoki, Antonius. “Relasi Dengan SesamaI”. Diakses 22 Maret 2014.
http://books.google.co.id/books?id=WKgD2WnOY0gC
Luddun, Abu Bakar. “Dasar-Dasar Konseling”. Diakses 22 Maret 2014.
http://books.google.co.id/books?id=9sAhB9IYfNYC
Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok Dasar Dan Profil. Jakarta :
Ghalia Indonesia.
Rusmana, Nandang. “Hand Out-Performing”. Diakses 26 Maret 2014.
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBINGAN/
196005011986031-NANDANG_RUSMANA/HAND_OUT-PERFORMING.pdf
12