14

Click here to load reader

Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.

Citation preview

Page 1: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya dengan mata pelajaran Dasar-Dasar IPS. Makalah ini berisikan tentang informasi Pengertian studi sosial, kategori IPS dan proses berpikir.Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang pengertian-pengertian tentang studi sosial, kategori IPS dan proses berpikir.Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2012

                                Penyusun

Page 2: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Abad 21 merupakan abad pengetahuan dimana pengetahuan akan menjadi landasan utama segala aspek kehidupan. Abad pengetahuan sangat berpengaruh terhadap pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, dan lapangan kerja. Pendidikan adalah salah satu hal yang sangat penting untuk membekali siswa menghadapi masa depan. Untuk itu proses pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya pendidikan yang berkualitas. Siswa perlu mendapat bimbingan, dorongan, dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal-hal yang akan diperlukan dalam kehidupannya. Proses Berfikir adalah kecakapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran / kemahiran berfikir. Seseorang yang memperolehi kemahiran berfikir sanggup dan cekap dalam menyusun perbincangan, konsep atau idea secara yang teratur dan membuat kesimpulan atau keputusan yang tepat untuk tindakan yang terarah dan sewajarnya. Penguasaan murid terutama dalam kemahiran berfikir menjadi lebih berkesan melalui penggunaan alat berfikir yang sesuai semasa proses pengajaran dan pembelajaran berjalan.Dengan demikian, IPS bukan ilmu sosial dan pembelajaran IPS yangdilaksanakan baik pada pendidikan dasar maupun pada pendidikan tinggi tidak menekankan pada aspek teoritis keilmuannya, tetapi aspek praktis dalam mempelajari, menelaah, mengkaji gejala, dan masalah sosial masyarakat, yang bobot dan keluasannya disesuaikan dengan jenjang pendidikan masing-masing. Proses Berfikir adalah kecekapan menggunakan akal menjalankan proses pemikiran / kemahiran berfikir. Seseorang yang memperolehi kemahiran berfikir sanggup dan cekap dalam menyusun perbincangan, konsep atau idea secara yang teratur dan membuat kesimpulan atau keputusan yang tepat untuk tindakan yang terarah dan sewajarnya. Penguasaan murid terutama dalam kemahiran berfikir menjadi lebih berkesan melalui penggunaan alat berfikir yang sesuai semasa proses pengajaran dan pembelajaran berjalan.

Page 3: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut.

1.      Bagaimana konsep dasar IPS?2.      Bagaimana hubungan IPS dengan mata pelajaran lainnya?3.      Apakah tujuan pendidikan IPS itu?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui pengertian studi sosial2. Untuk mengetahui pengertian kategori IPS 3. Untuk mengetahui pengertian proses berfikir

Page 4: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

BAB IIPEMBAHASAN

a. Studi Sosial

Beberapa pengertian menurut para ahli :

1. Menurut Ace Binning & DH BinningStudi Sosial / IPS ialah mata pelajaran yang menggunakan bahan ilmu sosial untuk mempelajari manusia dalam masyarakat dan manusia sebagai anggota masyarakat.

2. Menurut Paul MaltrasStudi sosial / IPS ialah suatu mata pelajaran disekolah untuk mempelajari manusia dalam masyarakat pada masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.

3. Menurut William B. RagamStudi Sosial ialah mata pelajaran yang memberi informasi yang luas pengembangan keterampilan sosial dan penyempurnaan tingkah laku kemasyarakatan. Bahan-bahan studi sosial diambil dari lingkungan sosial.

4. J. JaurohStudi sosial adalah mempelajari manusia dengan hubungan satu sama lain. Hubungan manusia sama masyarakat dan manusia dengan lingkungan fisiknya.

Dari berbagai pendapat tersebut ternyata banyak mengaitkan hubungan manusia dengan lingkungannya.

*Studi sosial adalah: Suatu studi tentang hubungan manusia dalam suatu keragaman pola. Esensi tujuan yang hendak dicapai adalah mengembangkan warga masyarakat

yang baik (efektif),yang memiliki:1. ilmu pengetahuan2. proses-prose berfikir3. sejumlah keterampilan 4. sikap-sikap dan nilai-nilai

Fokusnya bertumpu pada:1. Interaksi hubungan manusia dengan sosian dan fiskal.2. hubungan manusia dengan bumi,kelembagaan dan sistem nilai.3. isi program IPS diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial dan sumber-sumber lainya jika diperlukan dalam unut-unit program instruksional.

Kurikulum diorganisasikan sehingga meliputi:1. Tema-tema.

Page 5: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

2. topik-topik.3. unit-unit dalam urutan pengembangan.4. menggunakan suatu keragaman media dan strategi-strategi

mengajar,untuk mencapai tujuan-tujuan.5. evaluasi yang terus-menerus pada kegiatan belajar siswa

Kurikulum bertumpu pada fundasi-fundasi:1. disiplin ilmu sosial2. psikologi.3. historis4. filosofis

Semua program pengajaran IPS mengacu pada dimensi-dimensi:1. intelektual2. personal.3. sosial.4. kultural.5. waktu dan6. dimensi ruang atau tempat

Dari berbagai pendapat di atas ternyata studi sosial lebih banyak menekankanhubungan antara manusia dengan masyarakat,hubungan antara manusia dalammasyarakat,disamping hubungan manusia dengan lingkungan pisiknya.Dengan rumusan pendapat diatas,secara umum dapatlah disimpulkan bahwastudi sosial pada hakikatnya ialah kajian mengenai manusia dengan segalaaspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat.Kajian ini dilakukan orang dalambentuk pengajaran disekolah untuk mempersiapkan anak didik menjadi warganegara yang baik,berdasarkan nilai dan kaidah kemasyarakatan yang hidupdan berlaku.

b. Pengertian Kategori IPS

Ilmu sosial (Inggris:social science) atau ilmu pengetahuan sosial (Inggris:social studies) adalah sekelompok disiplin akademis yang mempelajari aspek-aspek yang berhubungan dengan manusia dan lingkungan sosialnya. Ilmu ini berbeda dengan seni dan humaniora karena menekankan penggunaan metode ilmiah dalam mempelajari manusia, termasuk metoda kuantitatif dan kualitatif. Istilah ini juga termasuk menggambarkan penelitian dengan cakupan yang luas dalam berbagai lapangan meliputi perilaku dan interaksi manusia pada masa kini dan masa lalu. Berbeda dengan ilmu sosial secara umum, IPS tidak memusatkan diri pada satu topik secara mendalam melainkan memberikan tinjauan yang luas terhadap masyarakat.

Ilmu sosial, dalam mempelajari aspek-aspek masyarakat secara subjektif, inter-subjektif, dan objektif atau struktural, sebelumnya dianggap kurang ilmiah bila dibanding dengan ilmu alam. Namun sekarang, beberapa bagian dari ilmu sosial telah banyak menggunakan metoda kuantitatif. Demikian pula, pendekatan interdisiplin dan lintas-disiplin dalam penelitian sosial terhadap perilaku manusia serta faktor sosial dan lingkungan yang mempengaruhinya telah membuat banyak peneliti ilmu alam tertarik pada beberapa aspek dalam metodologi ilmu sosial.[1] Penggunaan metoda kuantitatif dan kualitatif telah makin banyak diintegrasikan dalam studi tentang tindakan manusia serta implikasi dan konsekuensinya.

Page 6: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

Karena sifatnya yang berupa penyederhanaan dari ilmu-ilmu sosial, di Indonesia IPS dijadikan sebagai mata pelajaran untuk siswa sekolah dasar (SD), dan sekolah menengah tingkat pertama (SMP/SLTP). Sedangkan untuk tingkat di atasnya, mulai dari sekolah menengah tingkat atas (SMA) dan perguruan tinggi, ilmu sosial dipelajari berdasarkan cabang-cabang dalam ilmu tersebut khususnya jurusan atau fakultas yang memfokuskan diri dalam mempelajari hal tersebut.

Ilmu pengetahuan sosial juga membahas hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu peserta didik dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan sosial masyarakatnya (Kosasih, 1994).

Pada dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, dan lingkungannya, serta berbagai bekal siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih, 1994), agar pembelajaran Pendidikan IPS benar-benar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan (Azis Wahab, 1986).

Pola pembelajaran pendidikan IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya mencecoki atau menjejali peserta didik dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan belaka, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang tekag dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam melakoni kehidupan masyarakat lingkungannya, serta sebagai bekal bagi dirinya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Di sinilah sebenarnya penekanan misi dari pendidikan IPS. Oleh karena itu, rancangan pembelajaran guru hendaknya diarahkan dan difokuskan sesuai dengan kondisi dan perkembangan potensi siswa agar pembelajaran yang dilakukan benar-benar berguna dan bermanfaat bagi siswa (Kosasih, 1994; Hamid Hasan, 1996).

Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin ilmu lain yang bersifat monolitik. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Rumusan Ilmu Pengetahuan Sosial berdasarkan realitas dan fenomena sosial melalui pendekatan interdisipliner.

Geografi, sejarah, dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembelajaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayah-wilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial,

Page 7: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi politik, ekspresi-ekspresi dan spiritual, teknologi, dan benda-benda budaya dari budaya-budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitas-aktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, institusi, proses interaksi dan kontrol sosial. Secara intensif konsep-konsep seperti ini digunakan ilmu-ilmu sosial dan studi-studi sosial.

Konsep IPS, yaitu: (1) interaksi, (2) saling ketergantungan, (3) kesinambungan dan perubahan, (4) keragaman/kesamaan/perbedaan, (5) konflik dan konsesus, (6) pola (patron), (7) tempat, (8) kekuasaan (power), (9) nilai kepercayaan, (10) keadilan dan pemerataan, (11) kelangkaan (scarcity), (12) kekhususan, (13) budaya (culture), dan (14) nasionalisme.

Ruang Lingkup Ilmu Sosial DasarIlmu sosial dasar mencakup masalah-masalah sosial yang timbul didalam sebuah masyarakat. Untuk menelaah masalah-masalah sosial tersebut hendaknya terlebih dahulu dapat mengidentifikasi kenyataan-kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tersebut.Sehingga ilmu sosial dasar dapat dibedakan atas tiga golongan beasar yaitu :1. Kenyataan-kenyataan sosial yang ada didalam masyarakat, yang secara bersama-sama merupakan masalah sosial tertentu.2. Konsep-konsep sosial atau pengertian-pengertian tentang kenyataan-kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementer saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah-masalah sosial yang dibahas pada ilmu social.3. Masalah-masalah sosial yang timbul dalam masyarakat, biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan-kenyataan sosial yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan satu sama lain.Ilmu sosial dasar terdiri dari 8(delapan) pokok pembahasan. Dari kedelapan pokok pembahasan tersebut maka ruang lingkup perkuliahan Ilmu Sosial Dasar diharapkan mempelajari dan memahami adanya :

Berbagai masalah kependudukan dalam hubunganya dengan pengembangan .

Masalah Individu, keluarga dan masyarakat. Masalah pemuda dan sosialisasi Masalah hubungan antara Warga Negara dan Negara Masalah pelapisan sosial dan kesamaan derajat. Masalah masyarakat perkotaan dan masalah pedesaan. Masalah pertentangan-pertentangan sosial dan integrasi. Pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat.

c. Berfikir

Mengenai soal berpikir ini terdapat beberapa pendapat, diantaranya ada yang menganggap sebagai suatu proses asosiasi saja; pandangan semacam ini dikemukakan oleh kaum Asosiasionist. Sedangkan Kaum Fungsionalis memandang berpikir sebagai suatu proses penguatan hubungan antara stimulus dan respons. Diantaranya ada yang mengemukakan bahwa berpikir merupakan suatu kegiatan psikis untuk mencari hubungan antara dua objek atau lebih. Secara sederhana, berpikir adalah memproses

Page 8: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

informasi secara mental atau secara kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusunan ulang atau manipulasi kognitif baik informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long term memory. Jadi, berpikir adalah sebuah representasi simbol dari beberapa peristiwa atau item (Khodijah, 2006:117). Sedangkan menurut Drever (dalam Walgito, 1997 dikutip Khodijah, 2006:117) berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah. Solso (1998 dalam Khodijah, 2006:117) berpikir adalah sebuah proses dimana representasi mental baru dibentuk melalui transformasi informasi dengan interaksi yang komplek atribut-atribut mental seperti penilaian, abstraksi, logika, imajinasi, dan pemecahan masalah. Dari pengertian tersebut tampak bahwa ada tiga pandangan dasar tentang berpikir, yaitu

(1) berpikir adalah kognitif, yaitu timbul secara internal dalam pikiran tetapi dapat diperkirakan dari perilaku,(2) berpikir merupakan sebuah proses yang melibatkan beberapa manipulasi pengetahuan dalam sistem kognitif, dan(3) berpikir diarahkan dan menghasilkan perilaku yang memecahkan masalah atau diarahkan pada solusi.Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52 dalam http://www.andragogi.com) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam diri seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologisKemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang relatif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang "selengkapnya" tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ini akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.Tujuan berpikir adalah memecahkan permasalahan tersebut. Karena itu sering dikemukakan bahwa berpikir itu adalah merupakan aktifitas psikis yang intentional, berpikir tentang sesuatu. Di dalam pemecahan masalah tersebut, orang menghubungkan satu hal dengan hal yang lain hingga dapat mendapatkan pemecahan masalah.

Page 9: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

*Jenis, Tipe, dan Pola BerpikirAda berbagai jenis dan tipe berpikir. Morgan dkk. (1986, dalam Khodijah, 2006: 118) membagi dua jenis berpikir, yaitu berpikir autistik dan berpikir langsung. Berpikir autistik (autistic thinking) yaitu proses berpikir yang sangat pribadi menggunakan simbol-simbol dengan makna yang sangat pribadi, contohnya mimpi. Berpikir langsung (directed thinking) yaitu berpikir untuk memecahkan masalah.Menurut Kartono (1996, dalam Khodijah, 2006:118) ada enam pola berpikir, yaitu:

1. Berpikir konkrit, yaitu berpikir dalam dimensi ruang, waktu, dan tempat tertentu.2. Berpikir abstrak, yaitu berpikir dalam ketidakberhinggaan, sebab bisa dibesarkan atau disempurnakan keluasannya.3. Berpikir klasifikatoris, yaitu berpikir menganai klasifikasi atau pengaturan menurut kelas-kelas tingkat tertentu.4. Berpikir analogis, yatiu berpikir untuk mencari hubungan antarperistiwa atas dasar kemiripannya.5. Berpikir ilmiah, yaitu berpikir dalam hubungan yang luas dengan pengertian yang lebih komplek disertai pembuktian-pembuktian.6. Berpikir pendek, yaitu lawan berpikir ilmiah yang terjadi secara lebih cepat, lebih dangkal dan seringkali tidak logis.Sedangkan menurut De Bono (1989 dalam Khodijah, 2006:119) mengemukakan dua tipe berpikir, sebagai berikut:

1. Berpikir vertikal (berpikir konvergen) yaitu tipe berpikir tradisional dan generatif yang bersifat logis dan matematis dengan mengumpulkan dan menggunakan hanya informasi yang relevan.

2. Berpikir lateral (berpikir divergen) yaitu tipe berpikir selektif dan kreatif yang menggunakan informasi bukan hanya untuk kepentingan berpikir tetapi juga untuk hasil dan dapat menggunakan informasi yang tidak relevamn atau boleh salah dalam beberapa tahapan untuk mencapai pemecahan yang tepat.

Page 10: Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir

BAB IIIPENUTUP

Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.

Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.