18
AMDAL Studi Kasus PT.Madubaru Analisi Dampak Lingkungan

Kelompok 7 amdal (school work)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

just school work presentation

Citation preview

  • 1. AMDALAnalisi Dampak LingkunganStudi Kasus PT.Madubaru

2. NAMA KELOMPOK DAFTAR ISI 3. Nadhir Fachrul Rozam 05 Rhera Martika Ahmad 24 Rheza Adhyatmaka W 25 Trisna Wulandari 30 4. Pengertian AMDALTentang PT MadubaruDampak LingkunganLimbah PerusahaanPengolahan Limbah 5. Pengertian AMDALAMDAL (Analisis mengenai dampak lingkungan hidup)adalah kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha ataukegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukanbagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usahadan/atau kegiatan 6. Tentang PT Madubaru PT. Madu Baru yang beralamat di desa Kasihan, bantul, Yogyakarta dibangun pada tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan HamengkuBuwono IX. PT. Madu Baru memiliki 2 pabrik yaitu Pabrik Gula (PG) Madukismoyang menghasilkan gula pasir dengan kualitas SHS IA (Superior HeadSugar ) atau gula kristal putih dan Pabrik Alkohol/ Spritus(PS)Madukismo yang menghasilkan alkohol murni dan spiritus bakar. 7. Dampak terhadap lingkungan:Dampak Positif1. Sebagai produsen penghasil pangan2. Sebagai sumber devisa Negara3. Sebagai lapangan pekerjaanDampak Negatif1. Pencemaran lingkungan2. Polusi udara3. Pemanasan global 8. Limbah perusahaan:LimbahPadatLimbahCairLimbahLain 9. Limbah perusahaan:LimbahPadat Pasir/ lumpur Abu ketel uap Debu / langes Blotong 10. Limbah perusahaan:LimbahCair Bocoran minyak pelumas Sisa penyulingan alkohol Limbah soda 11. Limbah perusahaan:LimbahLain Suara bising Bau tidak sedap 12. Pengolahan Limbah PadatPengolahan limbah padat yang dilakukan oleh PT. Madu Baru ada 4 macam, yaitu:Pasir/ Lumpur merupakan kocoran yang dibawa oleh nira mentah dipisahkan denganmenggunakan dorrclone, yang kemudian dimanfaatkan untuk urug lahanAbu ketel uap yaitu sisa pembakaran di stasiun ketel uap ditampung dengan lori jadingdan dimanfaatkan juga untuk urug lahan bagi masyarakat.Debu/ langes dari ketel uap yang terbawa keluar lewat cerobong asap ditangkap denganmenggunakan alat penangkap debu (dust collector) dan juga ditampung dalam lorijading juga. 13. Blotong yaitu endapan kotoran dari nira tebu yang terjadi di stasiunpemurnian nira dipisahkan dengan alat rotary vacuum filter yangkemudian dimanfaatkan untuk pupuk bagi tanaman lain. Blotong inijuga dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar, karena jumlahnya yangcukup banyak yakni 100 ton per hari 14. Pengolahan Limbah CairSebelum dibuang dilingkungan, limbah cair diolah dalam UPLT (UnitPengolahan Limbah Cair) dengan menggunakan sistem atau carabiologisDilanjutkan dengan absorbsi menggunakan arang aktif.Tahapan dalam UPLT meliputi Bak Pengendap Awal, Bak Aerasi, BakPengendap Akhir dan Bak Absorbsi. 15. Pengolahan Limbah CairAdapun pemanfaat limbah cair yang dihasilkan di PT. Madubaru yaitu:Bocoran minyak pelumas yang berasal dari pelumas mesin 2 distasiun gilingan dan pelumas yang terbawa pada air cucian kendaraandi garasi pabrik. Bocoran minyak pelumas ini dipisahkan dari airlimbah di dalam bak penangkap minyak, kemudian ditampung dalamdrum-drum untuk kemudian dimanfaatkan kembali.Limbah soda yang berasal dari cucian paan-paan penguapan di PGyang kandungan COD dan BOD nya cukup tinggi. Jumlahnya relativesedikit, dan pengolahannya diikutsertakan pada UPLC yang telah ada. 16. Vinase (slop) yang berasal dari sisa penyulingan alkohol di stasiunsulingan diolah pada UPLC yang ada dalam perusahaan. Sedangkancampuran limbah cair dari PG (misalnya cucian alat-alat produksi danpendingin mesin) dan limbah cair PS banyak dimanfaatkan untukirigasi oleh petani di sekitar lokasi pabrik karena mengandung unsureNPK yang diperlukan tanaman untuk tumbuh (untuk pupuk). 17. Gangguan Lingkungan yang lainSuara bising: berasal dari bocoran uap yang berlebih di Stasiun KetelUap untuk meredam suara tersebut, saat ini telah dilengkapi Silencer(alat peredam suara) di setiap ketel uap.Limbah Gas: bau belerang dan bau busuk yang lain, ditanggulangipada alat-alat yang terkait (inhouse keeping) 18. SEKIAN