6

Click here to load reader

Keterbelakangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Keterbelakangan

Mengatasi Keterbelakangan Dalam banyak hal, adanya komplementaritas menciptakan masalah klasik: mana

yang lebih dulu (dalam hal ini, keterampilan atau permintaan terhadap keterampilan tersebut)?

Seringkali jawabannya adalah bahwa investasi-investasi komplementer tersebut harus muncul pada saat yang sama, melalui koordinasi. Hal ini benar khususnya ketika terdapat kesenjangan antara membuat suatu investasi dan memetik hasil dari investasi tersebut. Dalam kasus ini, meskipun semua pihak mengharapkan perubahan ke ekuilibrium yang lebih baik, mereka masih cenderung menunggu hingga pihak lain berinvestasi lebih dulu.

Oleh karena itu, kebijakan pemerintah berperan penting dalam mengoordinasikan

investasi gabungan ini pemerintah harus bisa menjembatani para pekerja yang

menginginkan keterampilan yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dan

perusahaan menginginkan peralatan yang dapat digunakan para pekerja untuk

berkarya. Kedua belah pihak mungkin berada pada posisi (atau berinisiatif) untuk

mengambil langkah pertama; masing-masing merasa lebih baik menunggu yang

lain untuk berinvestasi lebih dulu.

Cara untuk memberi dorongan besar dan mendukung ekspansi simultan pada sektor modern di banyak industri

Salah satu strategi untuk memecahkan masalah koordinasi adalah dengan berfokus pada kebijakan pemerintah yang mendorong pengembangan sektor-sektor yang mempunyai keterkaitan (linkages) ke belakang maupun ke depan. Hal ini dapat diwujudkan melalui subsidi atau bantuan silang bagi industri domestik agar memasuki sektor-sektor kunci, seperti yang berhasil dilakukan di Korea Selatan; atau diwujudkan dalam bentuk insentif untuk berbagai perusahaan multinasional agar memasuki sektor-sektor kunci dan memberikan pelatihan lanjutan seperti kebijakan di Singapura; atau dengan mendirikan berbagai perusahaan publik penting untuk bertindak sebagai pelopor di suatu industri, seperti di Korea Selatan dan Taiwan.

Teori keterkaitan menekankan bahwa jika industri-industri tertentu di bangun lebih dahulu, interkoneksinya (atau keterkaitannya) dengan sektor lain akan memicu atau paling tidak akan membantu pembangunan industri baru.

Contoh: Ketika manufaktur mesin tenun listrik berkembang dan akibatnya harga mesin tenun listrik menurun, akan terdapat efek keterkaitan ke depan karena meningkatnya outpun kain tenun yang dibuat oleh mesin tenun listrik. Ketika kenaikan permintaan bahan kimia yang digunakan dalam manufaktur tekstil menyebabkan ekspansi dalam industri kimia, sehingga industri tersebut dapat berproduksi dalam skala yang lebih besar dan karenanya menurunkan biaya, keterkaitan ke belakang tercipta.

Keterbelakangan: Pemahaman dan Penanganan

Arief Anzarullah - Keterbelakangan Page 1

Page 2: Keterbelakangan

 Tujuan teori pembangunan ekonomi tidak hanya untuk memahami keterbelakangan namun juga untuk merancang kebijakan yang efektif guna menanganinya

Keterbelakangan: Analisis Kegagalan Koordinasi Analisis masalah kegagalan koordinasi menawarkan sejumlah pelajaran penting

yang menyeluruh untuk pembuatan kebijakan Analisis ini menunjukkan potensi terjadinya kegagalan pasar, yang

mempengaruhi prospek keberhasilan pembangunan ekonomi, secara lebih luas dan lebih dalam daripada yang telah dipahami sebelumnya

Analisis ekonomi konvensional tentang monopoli, eksternalitas polusi, dan kegagalan pasar yang lain menyajikan "kerugian segitiga beban baku (deadweight triangle losses)" yang konsekuensinya relatif kecil

Masalah kegagalan koordinasi dapat menimbulkan efek yang lebih jauh jangkauannya dan, sebagai konsekuensinya, lebih mahal

Contoh kasus kegagalan koordinasi: Sejumlah investor potensial gagal mempertimbangkan efek pendapatan dari upah yang mereka bayarkan; Muncul interaksi dari berbagai perilaku yang sedikit terdistorsi; Timbul distorsi yang sangat besar, sampai pada kegagalan proses industrialisasi secara langsung

Pengetahuan mengenai konsekuensi kegagalan koordinasi ini menimbulkan besarnya manfaat potensial atas peran aktif pemerintah di dalam konteks ekuilibria jamak

Kegagalan Koordinasi Komplementer: Kebijakan Intervensi Mendalam  Kegagalan koordinasi yang mungkin timbul dengan adanya komplementaritas

menegaskan kemungkinan adanya pembuatan kebijakan intervensi yang mendalam.

Logikanya, sekali dorongan besar telah dilakukan, koordinasi pemerintah mungkin tidak akan diperlukan lagi. 

Kebijakan tersebut dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik, atau bahkan menuju tingkat pertumbuhan permanen yang lebih tinggi, yang pada saatnya nanti dapat mencukupi dirinya sendiri (self-sustaining).

Pasar yang tidak lagi mendapatkan bantuan pemerintah itu sering kali dapat mempertahankan proses industrialisasi sekali proses tersebut telah dicapai, bahkan ketika pasar tersebut tidak dapat memulai atau melengkapi proses industrialisasi tersebut.

Sebagai contoh, dalam beberapa kasus, adanya buruh anak-anak mencerminkan suatu jenis ekuilibrium yang buruk di antara keluarga-keluarga yang anak-anaknya bekerja.

Setelah sukses menghilangkan buruh anak-anak, dalam sejumlah kasus, regulasi buruh anak tidak perlu lagi ditegakkan untuk mencegah munculnya buruh anak kembali. 

Jika tidak terdapat dorongan untuk kembali ke perilaku yang terkait dengan ekuilibrium yang buruk, maka pemerintah tidak perlu lagi melanjutkan intervensi yang dirancang untuk mengatasinya.

Arief Anzarullah - Keterbelakangan Page 2

Page 3: Keterbelakangan

Alih-alih, pemerintah kemudian dapat memusatkan daya upayanya pada masalah krusial yang lain, yang memerlukan peran esensialnya.

Di antara implikasi-implikasi yang lain, prospek adanya intervensi yang mendalam dapat berarti bahwa: Biaya penerapan kebijakan dapat dikurangi; Bantuan pembangunan yang ditargetkan secara saksama dapat memberikan hasil yang lebih efektif; Karakter penyembuhan-sekali-jadi dari beberapa masalah ekuilibria jamak sangat menarik perhatian, karena dapat membuat kebijakan pemerintah sangat ampuh dalam mengatasi permasalahan pembangunan ekonomi.

Kebijakan Intervensi Mendalam: Kegagalan Pemerintah Di lain pihak, intervensi mendalam menyebabkan potensi biaya dari peran publik

juga menjadi jauh lebih besar.  Konsekuensi pilihan kebijakan menjadi lebih berat, karena kebijakan buruk yang

dibuat pada masa kini dapat menjerumuskan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang buruk selama beberapa tahun ke depan. 

Kebijakan yang buruk bahkan dapat menggerakkan perekonomian ke dalam ekuilibrium yang lebih buruk daripada semula. 

Hal buruk dari intervensi mendalam bisa terjadi misalnya karena: Pemerintah mungkin merupakan bagian terbesar dari masalah dan memainkan peran kunci dalam melestarikan ekuilibrium yang buruk, misalnya sebuah rezim yang sangat korup; Sejumlah pejabat pemerintah dan politisi mungkin mendapatkan keuntungan pribadi dari kebijakan terkait. 

Adalah sangat naif dan bahkan berbahaya jika berharap pemerintah akan menjadi sumber reformasi yang dapat menggerakkan perekonomian menuju ekuilibrium yang lebih baik di negara-negara di mana pemerintahnya justru merupakan bagian dari kaitan kompleks ekuilibrium yang buruk. 

Bahkan bila pemerintahnya tidak korup, dampak potensial dari kebijakan pemerintah—yang sebenarnya bermaksud baik namun mengandung banyak kelemahan—dapat sangat besar. 

Ini terjadi ketika kebijakan tersebut mendorong perekonomian menuju ekuilibrium yang secara fundamental berbeda, yang akan sulit untuk dibalik. 

Dalam banyak kasus, inilah problema "pentingnya sejarah" dalam perekonomian yang sedang berkembang—yaitu ketika kondisi-kondisi masa lalu menentukan apa yang mungkin terjadi hari ini

Kebijakan Intervensi Mendalam: Sektor Publik dan Swasta  Kegagalan pemerintah maupun kegagalan pasar adalah hal yang nyata, namun

kontribusi sektor publik dan swasta terhadap pembangunan juga merupakan hal yang vital. 

Oleh karena itu, kita harus bekerja membangun institusi yang mendorong para pelaku di dalam sektor publik dan swasta untuk bekerja bersama (langsung maupun tidak langsung) sedemikian rupa sehingga dapat menciptakan kondisi yang dibutuhkan untuk mematahkan jebakan kemiskinan

Arief Anzarullah - Keterbelakangan Page 3

Page 4: Keterbelakangan

Kebijakan Intervensi Mendalam: Komunitas Internasional Dalam mematahkan jebakan kemiskinan, komunitas internasional juga

mempunyai peran penting, yaitu memberikan gagasan, model, serta berfungsi sebagai katalis perubahan, dan juga menyediakan dana yang dibutuhkan.

Model-model Baru Pembangunan: Kontribusi  Kontribusi model-model baru pembangunan mencakup pemahaman yang lebih

baik terhadap berbagai penyebab dan efek jebakan kemiskinan.  Pemahaman itu diperoleh dengan cara: Memberi penekanan yang lebih rinci

terhadap peran jenis-jenis komplementaritas strategis yang berbeda; Menjelaskan peran ekspektasi; Menyoroti cakupan potensial intervensi mendalam; Memperbaiki pemahaman kita tentang potensi peran pemerintah dan kendala terhadap efektivitas peran tersebut. 

Pendekatan baru dengan lebih jernih menunjukkan potensi kontribusi yang sesungguhnya dari; Bantuan pembangunan dari luar yang melampaui penyediaan modal; Pemodelan cara-cara baru untuk mengerjakan sesuatu;

Model-model Baru Pembangunan: Keterbatasan Keterbatasan utama model baru hingga sekarang mungkin adalah bahwa analisis

model tersebut memang mendalam, namun implikasinya pada kebijakan praktis masih belum diketahui. 

Namun, mungkin memang masih terlalu awal untuk mengharapkan rekomendasi kebijakan yang terinci dari pendekatan-pendekatan ini.

Pemahaman Jebakan Pembangunan Seiring dengan semakin meluasnya pemerintahan yang demokratis di seluruh

dunia, pemahaman baru terhadap jebakan pembangunan dapat memberikan panduan bagi rancangan kebijakan yang lebih efektif daripada beberapa tahun yang lalu. 

Dengan cerdas, Karla Hoff dan Joseph Stiglitz menyimpulkan: "Dalam kondisi demokratis pun, pemerintah bisa gagal, demikian pula pasar. Namun perkembangan positif yang terjadi pada tahun-tahun terakhir ini adalah untuk mencoba intervensi yang lebih terbatas demi memanfaatkan imbasan antarlembaga, dan untuk mencoba merancang tahapan-tahapan reformasi kebijakan yang akan mempermudah tercapainya ekuilibria yang baik.

Arief Anzarullah - Keterbelakangan Page 4