Upload
putrimian-hairani
View
4.935
Download
16
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI
“Budidaya Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.)”
Disusun Oleh :
Nama : Putri Mian HairaniNPM : E1J012014
Shift : A.2
Program Studi AgroekoteknologiJurusan Budidaya Pertanian
Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan
Praktikum Dasar-dasar Agronomi ini.
Praktikum Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan perkuliahan
wajib pada mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Lebih jelasnya, Dasar-dasar Agronomi
adalah mata kuliah Program Studi Agroekoteknologi dengan kode AGT-200 berbobot sks
3 (2-1) menjadi mata kuliah wajib pada Jurusan Agroekoteknologi dan Jurusan Agribisnis.
Untuk mencapai tujuan instruksional umum yang ditargetkan, kegiatan pembelajaran
dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu perkuliahaan dengan bobot 2 sks dan praktikum
dengan bobot 1 sks. Kegiatan praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
mahasiswa dalam aspek psikomotorik (keterampilan) serta pemahaman teoritis.
Dengan selesainya Laporan Praktikum Dasar-dasar Agronomi ini tidak terlepas
dari bantuan dari banyak pihak, mulai dari bimbingan Dosen pengasuh, bantuan Co. Ass,
dan kerja sama pasangan kelompok penulis. Untuk banyak hal yang telah diberikan,
penulis mengucapkan banyak terimakasih.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Laporan Praktikum ini,
baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengigat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, untuk kekurangan tersebut, penulis mohon maaf dan
harap dimaklumi.
Bengkulu, Desember 2013
Penulis
Putri M Hairani
I. PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuli ah yang berisikan prinsip-
prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk
melengkapi dan mendukung pemahaman teori yang diberikan dalam perkuliahan.
Pemahaman meteri praktikum diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan di lapangan dan
penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai dengan materi pokok perkuliahan.
Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di
lapangan (lahan praktikum) yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan
budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman
empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, prinsip-prinsip penggunaan
sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman,
pemeliharaan tanaman yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian
hama penyakit dan pengendalian gulma serta pemanenan.
Selain itu mahasiswa juga menghitung dan menganalisis penggunaan sarana
produksi, mengamati morfologi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta
mengamati dan menghitung hasil panen, komponen hasil dan produktivitas tanaman.
Tanaman juga memperoleh wawasan kegiatan budidaya sebagai salah satu subsistem dari
sistem agribisnis.
1.2 TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk memahami cara budidaya kangkung darat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung Darat (Ipomoea sp)
Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam
waktu 4-6 minggu sejak dari be nih. Kangkung (Ipomoea sp) dapat ditanam di dataran re
ndah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanam an sayuran daun,termasuk
kedalam famili Convolvulaceae.
Klasifikasi:
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus: Ipomoea
Spesies: Ipomoea reptana Poir.
Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di
darat atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang
sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air
pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang
yang panjangnya 20-25 cm atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat
digunakan benih dari biji, namun dapat pula digunakan stek. Untuk mempercepat
perkecambahan diperlukan perendaman benih di dalam air selama satu malam sebelum
benih itu disebarkan (Sutarya, 1995).
Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua varietas
yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air
(Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan
antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga dan bentuk batang
serta daun. Kangkung air berbunga putih kemerahan, batang dan daunnya lebih besar,
warna batangnya hijau, sedangkan kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing
berwarna hijau keputihan, bunganya berwarna putih.
Kangkung (I. reptans Poir.) merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih
dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung
berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus
tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100 – 150
cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.).
Sebagian besar budidaya kangkung menggunakan kangkung darat. Dari berbagai
varietas kangkung yang diuji di Balithor Lembang, baru satu varietas yang dinyatakan
unggul, yaitu kangkung darat varietas Sutera. Varietas tersebut dirilis berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pertanian No. 436/Kpts/TP.240/7/1984. Deskripsi varietas Sutera
adalah: produksi daunnya tinggi antara 12 – 44 ton/hektar, produksi biji 6 ton.hektar, umur
panen mulai 39 hari setelah tanam, tipe pertumbuhan ”tegak” setinggi 45 cm atau bila
dibiarkan memanjang dapat mencapai 2 meter, cita-rasanya enak dan tidak berlendir, tahan
terhadap penyakit karat dan virus keriting, serta cocok dikembangkan di lahan kering
(Rukmana, 1994).
Kelebihan tanaman kangkung adalah umur panennya yang pendek. Tanaman
kangkung dapat dipanen pada umur 35 hari. Menurut Djuariah (2008), ciri tanaman
kangkung siap dipanen adalah pertumbuhan tunasnya telah memanjang sekitar 20 – 25 cm
dan ukuran daun-daunnya cukup besar (normal). Waktu panen yang paling baik adalah
pagi atau sore hari agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara
yang panas ataupun teriknya sinar matahari.
Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.
Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari
India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia
dan bagian negara Afrika (Widiyanto, 1991).
III. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM
3.1 Bahan dan Alat
BAHAN
Benih kangkung darat KCL
Pupuk urea Furadan 3 G
SP 36
ALAT
Cangkul Tali rafia
Sabit Kertas A4
Parang Map plastik
Ajir Spidol
Meteran Alat tulis
Timbangan Penggaris
Tugal Paku Payung
3.2 Prosedur Kerja
Budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) adalah di lokasi lahan praktikum
jurusan Budidaya Pertanian, yang berlokasi di dalam kampus Universitas Bengkulu.
Dengan ketinggian kurang dari 150 m dpl. Temperatur pada siang hari adalah 29-31oC,
dan malam hari 28-240C.
3.2.1 Persiapan Tanah
Membersihkan lahan dari gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada. Melakukan
pengolahan tanah dengan cara menggemburkan. Meratakan permukaan tanah pada
petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama. Luas lahan perkelompok adalah 2 m
x 3 m. Membuat jarak antara petakan satu dengan yang lainnya menggunakan
siring/parit. Menandai batas petakan menggunakan ajir.
3.2.2 Penanaman
Memebersihkan petakan dari gulma yang tumbuh. Menentukan letak lubang tanam
berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu 10 cm x 20 cm. Menyiapkan 2
rentangan tali rafia, membuat simpul tali rafia atau menandai dengan spidol dengan
mengikuti jarak tanam yang telah ditentukan. Tali rafia ke 1 diberi tanda setiap titik
jarak 20 cm, tali rafia ke 2 diberi tanda setiap titik jarak 10 cm. Kemudian
merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dan simpul pertama tepat
pada tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan tanaman
demikian seterusnya. Membuat lubang tanam dengan kedalaman 3 cm sesuai jarak
tanam dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam. Lalu
memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanam. Menanam benih yang
tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 2 butir per lubang tanam.
Melakukan pemupukan dasar dengan dosis Urea 50 gr x 2, SP 36 25 gr dan KCL 25
gr. Melakukan penyiraman apabila tanah kering. Kemudian membuat label nama
praktikan, NPM, shift praktikum, nama tanaman, pada petakan dengan bahan map
plastik berwarna kuning. Lalu simpanlah sisanya untuk label sampel nantinya.
Setelah tanaman mulai tumbuh, tentukanlah sampel sebanyak 5 buah.
3.2.3 Pemeliharaan (Pembubunan, Pemupukan Susulan, dan Pengendalian OPT)
Melakukan pengairan setiap harinya jika tanah kurang lembab. Menggemburkan
tanah dan bumbun tanaman ketika berumur 4 minggu. Melakukan pemupukan
susulan dengan Urea 50 gr. Mengamati gulma yang tumbuh dan memberi
keterangan. Melakukan pengendalian gulma secara manual dengan cara mencabuti
atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar
petakan, mengumpulkan semua gulma dan membuang jauh dari petakan tanaman.
Mengamati dan menulis gejala dan kelainan yang dijumpai yang disebabkan oleh
hama atau penyakit. Melakukan pengendalian terhadap organisme pengganggu
tanaman (OPT).
3.2.4 Pengamatan dan Pemanenan
Untuk setiap minggunya, yaitu sebanyak 5 minggu, dilakukan pengamatan pada ke-5
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Pengamatan berupa tinggi tanaman dan
jumlah daun. Kemudian catatlah data tersebut. Pada minggu terakhir dari praktikum,
panenlah tanaman kangkung, mengukur ILD (indeks luas daun) dan kemudian
menghitung jumlah daun.
Rumus perhitungan:
ILD=( jumlah daun× rata−rata luas daun)
luas area tanaman
NPA= bobot bagian tanaman diatas permukaan tanahbobot bagian tanaman diba wah permukaantanah
lebar daun= lebar 3 sisi daun3
× panjang daun
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Tabel pengamatan pertumbuhan kangkung
PengamatanMinggu
Ke-
Sampel
1 2 3 4 5
Tin
ggi
Tan
aman
1 4 6 3 5 6
2 6 9 5 6 8
3 6 10 9 9 8
4 12 15 14 13 13
5 32 36 37 29 34
Jum
lah
Dau
n 1 5 7 5 6 8
2 6 8 8 8 14
3 8 18 12 9 18
4 12 20 18 13 20
5 16 21 20 15 22
Tabel Luas Daun
Sampel 1
Daun ke -
Pengukura (cm) Luas daun
(pangkal.tengah.ujung)/3 x
panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung
1 9 1,3 1,6 0,7 4,36
2 5 1,3 1,6 0,5 1,73
3 5 1,3 1,6 0,5 1,73
4 4 1,2 1,5 0,7 1,68
5 5 1 1,3 0,6 1,3
6 6 1 1,3 0,5 1,3
7 6 0,9 1,2 0,4 0,864
8 5 0,9 1,2 0,5 0,9
9 7 1 1,3 0,5 1,516
10 9 1,1 1,4 0,6 2,772
11 8 1,3 1,6 0,7 3,88
12 5 1,3 1,6 0,4 1,386
13 4 1 1,4 0,7 1,3
14 6 1,3 1,6 0,5 2,08
15 7 1,2 1,5 0,4 1,68
16 6 0,9 1,3 0,4 1,092
Σ luasdaun 29,57
X luas daun= Σ luasdauntotal daun
=29,5716
1,848
Sampel 2
Daun ke - Pengukura (cm) Luas daun
(pangkal.tengah.ujung)/3 x
panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung
1 10 1,8 2,1 1 12,6
2 9 1,2 1,5 1,1 5,94
3 6 1,2 1,5 0,9 3,24
4 7 1,4 1,7 1 5,55
5 7 1,4 1,7 1 5,55
6 8 1,3 1,7 0,9 5,304
7 9 1,3 1,7 0,8 5,303
8 8 1,3 1,7 0,9 5,304
9 5 1,5 1,8 0,8 3,6
10 7 1,5 1,8 1 6,3
11 7 1,2 1,5 1 4,2
12 6 1,7 2 1,1 7,48
13 6 1,7 2 0,9 6,12
14 6 1,7 2 0,8 5,44
15 7 1,3 1,7 0,8 4,12
16 5 1,4 1,7 0,8 3,17
17 5 1,4 1,7 0,9 3,57
18 6 1,5 1,8 1 5,4
19 8 1,5 1,8 1 7,2
20 5 1,2 1,5 0,9 2,7
21 9 1,2 1,5 1 5,4
Σ luasdaun 113,491
X luas daun= Σ luasdauntotal daun
=113,49121
5,404
Sampel 3
Daun ke - Pengukura (cm) Luas daun
(pangkal.tengah.ujung)/3 x Panjang Pangkal Tengah Ujung
panjang1 9,5 1,5 1,8 0,8 6,84
2 9 1 1,3 0,6 2,34
3 9 1 1,3 0,8 3,12
4 7 1 1,3 0,8 2,42
5 7 1,2 1,5 0,6 2,52
6 9 1,2 1,5 0,6 3,24
7 7 1,1 1,4 0,7 2,51
8 6 1,1 1,4 0,8 2,464
9 8 1,2 1,5 0,8 3,84
10 7 1,4 1,7 0,6 3,332
11 9 1,4 1,7 0,6 4,284
12 9,2 1,5 1,8 0,6 4,968
13 9,3 1,4 1,7 0,8 5,902
14 9 1,4 1,7 0,7 4,99
15 7 1,2 1,5 0,7 2,94
16 7 1,2 1,5 0,7 2,94
17 6 1,3 1,6 0,6 2,496
18 7 1,2 1,5 0,6 2,52
19 8 1,4 1,7 0,7 4,44
20 9 1,3 1,7 0,7 4,641
Σ luasdaun 72,247
X luas daun= Σ luasdauntotal daun
=72,24720
3,612
Sampel 4
Daun ke -
Pengukura (cm) Luas daun
(pangkal.tengah.ujung)/3 x
panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung
1 10 1,2 1,5 0,5 3
2 6 0,9 1,5 0,4 1,08
3 6 0,8 1,1 0,4 0,70
4 7 1 1,3 0,5 1,51
5 9 1,2 1,5 0,5 2,7
6 10 1 1,3 0,4 1,73
7 9 1 1,3 0,5 1,95
8 9 0,9 1,2 0,3 0,972
9 5 0,9 1,2 0,3 0,54
10 6 0,9 1,3 0,4 0,936
11 7 0,9 1,2 0,5 1,26
12 7 1 1,5 0,4 1,4
13 9 1 1,5 0,3 1,35
14 7 1,2 1,4 0,3 1,176
15 8 1,2 1,5 0,4 1,92
Σ luasdaun 22,224
X luas daun= Σ luasdauntotal daun
=22,22415
1,4816
Sampel 5
Daun ke -
Pengukura (cm) Luas daun
(pangkal.tengah.ujung)/3 x
panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung
1 9 1,7 2 0,6 6,12
2 8 1,5 1,8 0,5 3,6
3 8 1,3 1,6 0,6 3,328
4 7 1,6 1,9 0,6 4,256
5 8 1,2 1,5 0,5 2,4
6 8 1,1 1,4 0,5 2,05
7 6 1,1 1,4 0,4 1,23
8 9 1,2 1,5 0,6 3,24
9 9 1,4 1,7 0,6 4,284
10 8 1,4 1,7 0,5 3,17
11 7 1,5 1,8 0,4 2,52
12 7 1,6 1,9 0,4 0,709
13 6 1,6 1,9 0,5 3,04
14 6 1,6 1,9 0,5 3,04
15 6 1,4 1,7 0,5 2,38
16 8 1,4 1,7 0,6 3,808
17 8 1,5 1,8 0,6 4,32
18 5 1,2 1,5 0,6 1,8
19 5 1,1 1,4 0,5 1,28
20 6 1,1 1,4 0,4 1,23
21 6 1,2 1,5 0,4 1,44
22 8 1,5 1,8 0,5 3,6
Σ luasdaun 62,845
X luas daun= Σ luasdauntotal daun
=62,84522
2,856
Menentukan Nilai ILD
ILD=( jumlah daun× rata−rata luas daun)
luas area tanaman
ILD=(16+21+20+15+22 ) × (1,848+5,404+3,612+1,4816+2,856)
510 ×20
ILD=94 ×3,04032200
=285,79008200
=1,428
Untuk menghitung NPA, maka diperlukan data tabel di bawah ini :
Sampel Berat Basah (gr) Berat Tanpa Akar (gr) Berat Akar (gr)
1 16,25 12,90 3,35
2 22,24 18,26 3,98
3 10,70 8,35 2,35
4 24,28 18,95 5,33
5 16,47 14,07 2,4
Total 72,83 17,42
Catatan: pengukuran diambil dari daun terpanjang dari setiap sampel
NPA=bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah(tanpa akar )
bobot bagiantanaman di bawah permukaan tanah(akar )
NPA=72,8317,42
=4,18
Gulma
Foto Keterangan
Teki ( Cyperus rotundul L.)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas: Commelinidae
Ordo: Cyperales
Famili: Cyperaceae
Genus: Cyperus
Spesies: Cyperus rotundus L.
Hama
Foto Keterangan
Ulat Grayak ( Spodoptera litura)
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Belalang
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Upaordo : Caelifera
Defisiensi Unsur Hara
Foto Keterangan
Kekurangan unsur Fosfor
Kekurangan unsur K dan unsur S
4.2. Pembahasan
Praktiukm kali ini adalah tentang budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.). praktikum
dilaksanakan di lahan praktikum jurusan Budidaya Pertanian. Luas lahan tanam kangkung ini adalah 200
cm x 300 cm, dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm. Perlubang tanamn dimasuki 2 biji. Kemudian perlakuan
pupuk adalah dengan pemberian pupuk Urea, KCl, dan SP-36.
Dari pengamatan pertumbuhan tanaman mulai dari awal tanam hingga panen yaitu selama 5
minggu, diperoleh lah data seperti di atas (Sub bab pengamatan). Dari data tersebut dapat diperoleh hasil
berupa rata-rata luas daun, yaitu : Sampel 1 = 1,848 cm2 ; Sampel 2 = 5,404 cm2 ; Sampel 3 = 3,612 cm2 ;
Sampel 4 = 1,4816 cm2 ; Sampel 5 = 2,856 cm2.
Dengan diperolehnya nilai rata-rata luas daun, maka dapat pula diperoleh nilai dari ILD = 1,428
dan Nilai NPA = 4,18
Pada minggu terakhir pengamatan yaitu minggu ke 5 terdapat beberapa gulma, hama dan gejala-
gejala dari defisiensi unsur hara. Gulma yang ada pada area tanam adalah berupa rumput teki-tekian.
Berasal dari lahan itu sendiri, kenapa demikian, ini karena pada saat lahan baru pertama kali di buka,
terdapat banyak jenis gulma, dan didominasi oleh rumput teki-tekian ini. Gulma ini ada jenis gulma
berdaun kecil. Kemudian, setelah itu karena lokasi dan cuaca penghujan, gulma tersebut berkembang biak
dengan cepat, dan juga mengundang datangnya hama berupa ulat grayak dan belalang pemakan daun. Hal
ini dikarenakan lingkungan sekitar area praktikum adalah semak-semak dan sebagian besar adalah lahan
persawahan yang lama tidak diolah, menyebabkan tempat tersebut menjadi hunian bagi hama tersebut.
Selain itu, setelah diamati pada tanaman kangkung, terdapat beberapa gejala defisiensi unsur hara berupa
kekurangan unsur fosfor, unsur kalium, dan unsur belerang. Hal ini terlihat dari gejala yang ditunjukkan
pada tanaman kangkung tersebut. Keadaan ini dikarenakan kurangnya pemberian pupuk yang
mengandung ketiga unsur tersebut.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Tanaman kangkung darat adalah salah satu tanaman yang tergolong mudah untuk
dibudidayakan dengan catatan pembudidaya rajin dan tekun untuk merawat
tanaman budidaya agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Dari beberapa data yang ada di atas, maka dapat diperoleh hasil pengamatan berupa
kurva signoid pertumbuhan kangkung.
V.2.Saran
Ada baiknya apabila dilakukan perbaikan sarana dan prasarana laboratorium untuk
mendukung jalannya kegiatan praktikum.
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 50
5
10
15
20
25
30
35
40
Kurva Tinggi Kangkung
Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5
Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 50
5
10
15
20
25
Kurva Jumlah Daun Kangkung
Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5
DAFTAR PUSTAKA
Djuariah, Diny. 2008. Variabilitas genetik, Heritabilitas dan Penampilan Fenotipik 50
Genotipe Kangkung Darat Di Dataran Medium (On-Line). Balai Penelitian
Tanaman Sayuran Lembang. http://faperta-unswagati.com/pdf/pdfv5/7.pdf. diakses
13 Desember 2013.
Rahmat, Sutarya, dkk. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Rukmana, Rahmat. 1994. Kangkung. Kanisius. Yogyakarta
Srihati dan Takiyah Salim. 2007. Pengaruh Berbagai Kompos Terhadap produksi
Kangkung Darat. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”, 30
Januari, Yogyakarta.
Widiyanto, Eko. 1991. Sinar Tani. Bercocok Tanam Kangkung Darat. Sinar Tani.
Lampiran gambar pada acara 1, Pengenalan Saprotan