33
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI Budidaya Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.)” Disusun Oleh : Nama : Putri Mian Hairani NPM : E1J012014 Shift : A.2

Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR AGRONOMI

“Budidaya Kangkung Darat (Ipomoea reptans Poir.)”

Disusun Oleh :

Nama : Putri Mian HairaniNPM : E1J012014

Shift : A.2

Program Studi AgroekoteknologiJurusan Budidaya Pertanian

Fakultas Pertanian

Universitas Bengkulu2013

Page 2: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan

Praktikum Dasar-dasar Agronomi ini.

Praktikum Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan perkuliahan

wajib pada mata kuliah Dasar-dasar Agronomi. Lebih jelasnya, Dasar-dasar Agronomi

adalah mata kuliah Program Studi Agroekoteknologi dengan kode AGT-200 berbobot sks

3 (2-1) menjadi mata kuliah wajib pada Jurusan Agroekoteknologi dan Jurusan Agribisnis.

Untuk mencapai tujuan instruksional umum yang ditargetkan, kegiatan pembelajaran

dilaksanakan dalam dua bentuk yaitu perkuliahaan dengan bobot 2 sks dan praktikum

dengan bobot 1 sks. Kegiatan praktikum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

mahasiswa dalam aspek psikomotorik (keterampilan) serta pemahaman teoritis.

Dengan selesainya Laporan Praktikum Dasar-dasar Agronomi ini tidak terlepas

dari bantuan dari banyak pihak, mulai dari bimbingan Dosen pengasuh, bantuan Co. Ass,

dan kerja sama pasangan kelompok penulis. Untuk banyak hal yang telah diberikan,

penulis mengucapkan banyak terimakasih.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari Laporan Praktikum ini,

baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengigat kurangnya pengetahuan dan

pengalaman penulis. Oleh karena itu, untuk kekurangan tersebut, penulis mohon maaf dan

harap dimaklumi.

Bengkulu, Desember 2013

Penulis

Putri M Hairani

Page 3: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

I. PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Mata kuliah Dasar-dasar Agronomi adalah mata kuli ah yang berisikan prinsip-

prinsip dasar pengusahaan tanaman, pengenalan faktor-faktor produksi dan pengaruhnya

terhadap pertumbuhan tanaman. Kegiatan praktikum diselenggarakan sebagai sarana untuk

melengkapi dan mendukung pemahaman teori yang diberikan dalam perkuliahan.

Pemahaman meteri praktikum diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan di lapangan dan

penelaahan bahan bacaan yang materinya disusun sesuai dengan materi pokok perkuliahan.

Praktikum lapangan Dasar-dasar Agronomi merupakan serangkaian kegiatan di

lapangan (lahan praktikum) yang berisikan materi identifikasi dan praktik kegiatan

budidaya tanaman. Melalui praktikum ini mahasiswa akan memperoleh pengalaman

empiris melakukan kegiatan mulai dari pengenalan tanaman, prinsip-prinsip penggunaan

sarana produksi (benih, pupuk, pestisida), penanaman benih, pembibitan tanaman,

pemeliharaan tanaman yang meliputi penyulaman, penyiraman, pemupukan, pengendalian

hama penyakit dan pengendalian gulma serta pemanenan.

Selain itu mahasiswa juga menghitung dan menganalisis penggunaan sarana

produksi, mengamati morfologi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta

mengamati dan menghitung hasil panen, komponen hasil dan produktivitas tanaman.

Tanaman juga memperoleh wawasan kegiatan budidaya sebagai salah satu subsistem dari

sistem agribisnis.

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM

Untuk memahami cara budidaya kangkung darat.

Page 4: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kangkung Darat (Ipomoea sp)

Kangkung merupakan tanaman yang tumbuh cepat yang memberikan hasil dalam

waktu 4-6 minggu sejak dari be nih. Kangkung (Ipomoea sp) dapat ditanam di dataran re

ndah dan dataran tinggi. Kangkung merupakan jenis tanam an sayuran daun,termasuk

kedalam famili Convolvulaceae.

Klasifikasi:

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Solanales

Famili: Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)

Genus: Ipomoea

Spesies: Ipomoea reptana Poir.

Kangkung adalah salah satu jenis tanaman sayuran daun yang mampu hidup di

darat atau di air. Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh yang

sulit. Salah satu syarat yang penting adalah air yang cukup. Apabila kekurangan air

pertumbuhannya akan mengalami hambatan. Kangkung diperbanyak dengan stek batang

yang panjangnya 20-25 cm atau dengan biji. Untuk penanaman kangkung di darat

digunakan benih dari biji, namun dapat pula digunakan stek. Untuk mempercepat

perkecambahan diperlukan perendaman benih di dalam air selama satu malam sebelum

benih itu disebarkan (Sutarya, 1995).

Menurut Sriharti dan Takiyah (2007), tanaman kangkung terdiri dari dua varietas

yaitu kangkung darat atau disebut kangkung cina (Ipomoea reptans Poir) dan kangkung air

(Ipomoea aquatica Forsk) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau parit. Perbedaan

antara kangkung darat dan kangkung air terletak pada warna bunga dan bentuk batang

serta daun. Kangkung air berbunga putih kemerahan, batang dan daunnya lebih besar,

warna batangnya hijau, sedangkan kangkung darat daunnya panjang dengan ujung runcing

berwarna hijau keputihan, bunganya berwarna putih.

Page 5: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Kangkung (I. reptans Poir.) merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh lebih

dari satu tahun. Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak

mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman kangkung

berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar kesemua arah, dapat menembus

tanah sampai kedalaman 60 – 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 100 – 150

cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung air (Ipomoea aquatica Forsk.).

Sebagian besar budidaya kangkung menggunakan kangkung darat. Dari berbagai

varietas kangkung yang diuji di Balithor Lembang, baru satu varietas yang dinyatakan

unggul, yaitu kangkung darat varietas Sutera. Varietas tersebut dirilis berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Pertanian No. 436/Kpts/TP.240/7/1984. Deskripsi varietas Sutera

adalah: produksi daunnya tinggi antara 12 – 44 ton/hektar, produksi biji 6 ton.hektar, umur

panen mulai 39 hari setelah tanam, tipe pertumbuhan ”tegak” setinggi 45 cm atau bila

dibiarkan memanjang dapat mencapai 2 meter, cita-rasanya enak dan tidak berlendir, tahan

terhadap penyakit karat dan virus keriting, serta cocok dikembangkan di lahan kering

(Rukmana, 1994).

Kelebihan tanaman kangkung adalah umur panennya yang pendek. Tanaman

kangkung dapat dipanen pada umur 35 hari. Menurut Djuariah (2008), ciri tanaman

kangkung siap dipanen adalah pertumbuhan tunasnya telah memanjang sekitar 20 – 25 cm

dan ukuran daun-daunnya cukup besar (normal). Waktu panen yang paling baik adalah

pagi atau sore hari agar tidak mengalami kelayuan yang drastis akibat pengaruh suhu udara

yang panas ataupun teriknya sinar matahari.

Kangkung tergolong sayur yang sangat populer, karena banyak peminatnya.

Kangkung disebut juga Swamp cabbage, Water convovulus, Water spinach. Berasal dari

India yang kemudian menyebar ke Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia

dan bagian negara Afrika (Widiyanto, 1991).

III. BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

Page 6: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

3.1 Bahan dan Alat

BAHAN

Benih kangkung darat KCL

Pupuk urea Furadan 3 G

SP 36

ALAT

Page 7: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Cangkul Tali rafia

Sabit Kertas A4

Parang Map plastik

Page 8: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Ajir Spidol

Meteran Alat tulis

Timbangan Penggaris

Tugal Paku Payung

Page 9: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

3.2 Prosedur Kerja

Budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.) adalah di lokasi lahan praktikum

jurusan Budidaya Pertanian, yang berlokasi di dalam kampus Universitas Bengkulu.

Dengan ketinggian kurang dari 150 m dpl. Temperatur pada siang hari adalah 29-31oC,

dan malam hari 28-240C.

3.2.1 Persiapan Tanah

Membersihkan lahan dari gulma atau sisa-sisa tanaman yang ada. Melakukan

pengolahan tanah dengan cara menggemburkan. Meratakan permukaan tanah pada

petakan sehingga tinggi permukaan tanah sama. Luas lahan perkelompok adalah 2 m

x 3 m. Membuat jarak antara petakan satu dengan yang lainnya menggunakan

siring/parit. Menandai batas petakan menggunakan ajir.

3.2.2 Penanaman

Memebersihkan petakan dari gulma yang tumbuh. Menentukan letak lubang tanam

berdasarkan jarak yang akan diaplikasikan, yaitu 10 cm x 20 cm. Menyiapkan 2

rentangan tali rafia, membuat simpul tali rafia atau menandai dengan spidol dengan

mengikuti jarak tanam yang telah ditentukan. Tali rafia ke 1 diberi tanda setiap titik

jarak 20 cm, tali rafia ke 2 diberi tanda setiap titik jarak 10 cm. Kemudian

merentangkan tali jarak tanam sejajar dengan tepi petakan dan simpul pertama tepat

pada tanaman sudut, untuk menentukan lubang tanam pada barisan tanaman

demikian seterusnya. Membuat lubang tanam dengan kedalaman 3 cm sesuai jarak

tanam dengan menggunakan tugal tepat pada simpul tali jarak tanam. Lalu

memasukkan Furadan 3G sekitar 10 butir per lubang tanam. Menanam benih yang

tersedia dengan cara memasukkan benih sebanyak 2 butir per lubang tanam.

Melakukan pemupukan dasar dengan dosis Urea 50 gr x 2, SP 36 25 gr dan KCL 25

gr. Melakukan penyiraman apabila tanah kering. Kemudian membuat label nama

praktikan, NPM, shift praktikum, nama tanaman, pada petakan dengan bahan map

plastik berwarna kuning. Lalu simpanlah sisanya untuk label sampel nantinya.

Setelah tanaman mulai tumbuh, tentukanlah sampel sebanyak 5 buah.

3.2.3 Pemeliharaan (Pembubunan, Pemupukan Susulan, dan Pengendalian OPT)

Melakukan pengairan setiap harinya jika tanah kurang lembab. Menggemburkan

tanah dan bumbun tanaman ketika berumur 4 minggu. Melakukan pemupukan

susulan dengan Urea 50 gr. Mengamati gulma yang tumbuh dan memberi

keterangan. Melakukan pengendalian gulma secara manual dengan cara mencabuti

atau menggunakan sengkuit/arit semua gulma yang tumbuh pada petakan dan sekitar

Page 10: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

petakan, mengumpulkan semua gulma dan membuang jauh dari petakan tanaman.

Mengamati dan menulis gejala dan kelainan yang dijumpai yang disebabkan oleh

hama atau penyakit. Melakukan pengendalian terhadap organisme pengganggu

tanaman (OPT).

3.2.4 Pengamatan dan Pemanenan

Untuk setiap minggunya, yaitu sebanyak 5 minggu, dilakukan pengamatan pada ke-5

sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Pengamatan berupa tinggi tanaman dan

jumlah daun. Kemudian catatlah data tersebut. Pada minggu terakhir dari praktikum,

panenlah tanaman kangkung, mengukur ILD (indeks luas daun) dan kemudian

menghitung jumlah daun.

Rumus perhitungan:

ILD=( jumlah daun× rata−rata luas daun)

luas area tanaman

NPA= bobot bagian tanaman diatas permukaan tanahbobot bagian tanaman diba wah permukaantanah

lebar daun= lebar 3 sisi daun3

× panjang daun

 

Page 11: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan

Tabel pengamatan pertumbuhan kangkung

PengamatanMinggu

Ke-

Sampel

1 2 3 4 5

Tin

ggi

Tan

aman

1 4 6 3 5 6

2 6 9 5 6 8

3 6 10 9 9 8

4 12 15 14 13 13

5 32 36 37 29 34

Jum

lah

Dau

n 1 5 7 5 6 8

2 6 8 8 8 14

3 8 18 12 9 18

4 12 20 18 13 20

5 16 21 20 15 22

Tabel Luas Daun

Page 12: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Sampel 1

Daun ke -

Pengukura (cm) Luas daun

(pangkal.tengah.ujung)/3 x

panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung

1 9 1,3 1,6 0,7 4,36

2 5 1,3 1,6 0,5 1,73

3 5 1,3 1,6 0,5 1,73

4 4 1,2 1,5 0,7 1,68

5 5 1 1,3 0,6 1,3

6 6 1 1,3 0,5 1,3

7 6 0,9 1,2 0,4 0,864

8 5 0,9 1,2 0,5 0,9

9 7 1 1,3 0,5 1,516

10 9 1,1 1,4 0,6 2,772

11 8 1,3 1,6 0,7 3,88

12 5 1,3 1,6 0,4 1,386

13 4 1 1,4 0,7 1,3

14 6 1,3 1,6 0,5 2,08

15 7 1,2 1,5 0,4 1,68

16 6 0,9 1,3 0,4 1,092

Σ luasdaun 29,57

X luas daun= Σ luasdauntotal daun

=29,5716

1,848

Sampel 2

Daun ke - Pengukura (cm) Luas daun

Page 13: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

(pangkal.tengah.ujung)/3 x

panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung

1 10 1,8 2,1 1 12,6

2 9 1,2 1,5 1,1 5,94

3 6 1,2 1,5 0,9 3,24

4 7 1,4 1,7 1 5,55

5 7 1,4 1,7 1 5,55

6 8 1,3 1,7 0,9 5,304

7 9 1,3 1,7 0,8 5,303

8 8 1,3 1,7 0,9 5,304

9 5 1,5 1,8 0,8 3,6

10 7 1,5 1,8 1 6,3

11 7 1,2 1,5 1 4,2

12 6 1,7 2 1,1 7,48

13 6 1,7 2 0,9 6,12

14 6 1,7 2 0,8 5,44

15 7 1,3 1,7 0,8 4,12

16 5 1,4 1,7 0,8 3,17

17 5 1,4 1,7 0,9 3,57

18 6 1,5 1,8 1 5,4

19 8 1,5 1,8 1 7,2

20 5 1,2 1,5 0,9 2,7

21 9 1,2 1,5 1 5,4

Σ luasdaun 113,491

X luas daun= Σ luasdauntotal daun

=113,49121

5,404

Sampel 3

Daun ke - Pengukura (cm) Luas daun

(pangkal.tengah.ujung)/3 x Panjang Pangkal Tengah Ujung

Page 14: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

panjang1 9,5 1,5 1,8 0,8 6,84

2 9 1 1,3 0,6 2,34

3 9 1 1,3 0,8 3,12

4 7 1 1,3 0,8 2,42

5 7 1,2 1,5 0,6 2,52

6 9 1,2 1,5 0,6 3,24

7 7 1,1 1,4 0,7 2,51

8 6 1,1 1,4 0,8 2,464

9 8 1,2 1,5 0,8 3,84

10 7 1,4 1,7 0,6 3,332

11 9 1,4 1,7 0,6 4,284

12 9,2 1,5 1,8 0,6 4,968

13 9,3 1,4 1,7 0,8 5,902

14 9 1,4 1,7 0,7 4,99

15 7 1,2 1,5 0,7 2,94

16 7 1,2 1,5 0,7 2,94

17 6 1,3 1,6 0,6 2,496

18 7 1,2 1,5 0,6 2,52

19 8 1,4 1,7 0,7 4,44

20 9 1,3 1,7 0,7 4,641

Σ luasdaun 72,247

X luas daun= Σ luasdauntotal daun

=72,24720

3,612

Sampel 4

Daun ke -

Pengukura (cm) Luas daun

(pangkal.tengah.ujung)/3 x

panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung

Page 15: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

1 10 1,2 1,5 0,5 3

2 6 0,9 1,5 0,4 1,08

3 6 0,8 1,1 0,4 0,70

4 7 1 1,3 0,5 1,51

5 9 1,2 1,5 0,5 2,7

6 10 1 1,3 0,4 1,73

7 9 1 1,3 0,5 1,95

8 9 0,9 1,2 0,3 0,972

9 5 0,9 1,2 0,3 0,54

10 6 0,9 1,3 0,4 0,936

11 7 0,9 1,2 0,5 1,26

12 7 1 1,5 0,4 1,4

13 9 1 1,5 0,3 1,35

14 7 1,2 1,4 0,3 1,176

15 8 1,2 1,5 0,4 1,92

Σ luasdaun 22,224

X luas daun= Σ luasdauntotal daun

=22,22415

1,4816

Sampel 5

Daun ke -

Pengukura (cm) Luas daun

(pangkal.tengah.ujung)/3 x

panjangPanjang Pangkal Tengah Ujung

1 9 1,7 2 0,6 6,12

Page 16: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

2 8 1,5 1,8 0,5 3,6

3 8 1,3 1,6 0,6 3,328

4 7 1,6 1,9 0,6 4,256

5 8 1,2 1,5 0,5 2,4

6 8 1,1 1,4 0,5 2,05

7 6 1,1 1,4 0,4 1,23

8 9 1,2 1,5 0,6 3,24

9 9 1,4 1,7 0,6 4,284

10 8 1,4 1,7 0,5 3,17

11 7 1,5 1,8 0,4 2,52

12 7 1,6 1,9 0,4 0,709

13 6 1,6 1,9 0,5 3,04

14 6 1,6 1,9 0,5 3,04

15 6 1,4 1,7 0,5 2,38

16 8 1,4 1,7 0,6 3,808

17 8 1,5 1,8 0,6 4,32

18 5 1,2 1,5 0,6 1,8

19 5 1,1 1,4 0,5 1,28

20 6 1,1 1,4 0,4 1,23

21 6 1,2 1,5 0,4 1,44

22 8 1,5 1,8 0,5 3,6

Σ luasdaun 62,845

X luas daun= Σ luasdauntotal daun

=62,84522

2,856

Menentukan Nilai ILD

ILD=( jumlah daun× rata−rata luas daun)

luas area tanaman

ILD=(16+21+20+15+22 ) × (1,848+5,404+3,612+1,4816+2,856)

510 ×20

Page 17: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

ILD=94 ×3,04032200

=285,79008200

=1,428

Untuk menghitung NPA, maka diperlukan data tabel di bawah ini :

Sampel Berat Basah (gr) Berat Tanpa Akar (gr) Berat Akar (gr)

1 16,25 12,90 3,35

2 22,24 18,26 3,98

3 10,70 8,35 2,35

4 24,28 18,95 5,33

5 16,47 14,07 2,4

Total 72,83 17,42

Catatan: pengukuran diambil dari daun terpanjang dari setiap sampel

NPA=bobot bagian tanaman diatas permukaan tanah(tanpa akar )

bobot bagiantanaman di bawah permukaan tanah(akar )

NPA=72,8317,42

=4,18

Gulma

Foto Keterangan

Page 18: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Teki ( Cyperus rotundul L.)

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan

berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas: Commelinidae

Ordo: Cyperales

Famili: Cyperaceae

Genus: Cyperus

Spesies: Cyperus rotundus L.

Page 19: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Hama

Foto Keterangan

Ulat Grayak ( Spodoptera litura)

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Lepidoptera

Famili : Noctuidae

Genus : Spodoptera

Belalang

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Upaordo : Caelifera

Page 20: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

Defisiensi Unsur Hara

Foto Keterangan

Kekurangan unsur Fosfor

Kekurangan unsur K dan unsur S

4.2. Pembahasan

Praktiukm kali ini adalah tentang budidaya kangkung darat (Ipomoea reptans Poir.). praktikum

dilaksanakan di lahan praktikum jurusan Budidaya Pertanian. Luas lahan tanam kangkung ini adalah 200

cm x 300 cm, dengan jarak tanam 10 cm x 20 cm. Perlubang tanamn dimasuki 2 biji. Kemudian perlakuan

pupuk adalah dengan pemberian pupuk Urea, KCl, dan SP-36.

Dari pengamatan pertumbuhan tanaman mulai dari awal tanam hingga panen yaitu selama 5

minggu, diperoleh lah data seperti di atas (Sub bab pengamatan). Dari data tersebut dapat diperoleh hasil

berupa rata-rata luas daun, yaitu : Sampel 1 = 1,848 cm2 ; Sampel 2 = 5,404 cm2 ; Sampel 3 = 3,612 cm2 ;

Sampel 4 = 1,4816 cm2 ; Sampel 5 = 2,856 cm2.

Dengan diperolehnya nilai rata-rata luas daun, maka dapat pula diperoleh nilai dari ILD = 1,428

dan Nilai NPA = 4,18

Pada minggu terakhir pengamatan yaitu minggu ke 5 terdapat beberapa gulma, hama dan gejala-

gejala dari defisiensi unsur hara. Gulma yang ada pada area tanam adalah berupa rumput teki-tekian.

Berasal dari lahan itu sendiri, kenapa demikian, ini karena pada saat lahan baru pertama kali di buka,

terdapat banyak jenis gulma, dan didominasi oleh rumput teki-tekian ini. Gulma ini ada jenis gulma

berdaun kecil. Kemudian, setelah itu karena lokasi dan cuaca penghujan, gulma tersebut berkembang biak

dengan cepat, dan juga mengundang datangnya hama berupa ulat grayak dan belalang pemakan daun. Hal

Page 21: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

ini dikarenakan lingkungan sekitar area praktikum adalah semak-semak dan sebagian besar adalah lahan

persawahan yang lama tidak diolah, menyebabkan tempat tersebut menjadi hunian bagi hama tersebut.

Selain itu, setelah diamati pada tanaman kangkung, terdapat beberapa gejala defisiensi unsur hara berupa

kekurangan unsur fosfor, unsur kalium, dan unsur belerang. Hal ini terlihat dari gejala yang ditunjukkan

pada tanaman kangkung tersebut. Keadaan ini dikarenakan kurangnya pemberian pupuk yang

mengandung ketiga unsur tersebut.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Page 22: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

5.1 Kesimpulan

Tanaman kangkung darat adalah salah satu tanaman yang tergolong mudah untuk

dibudidayakan dengan catatan pembudidaya rajin dan tekun untuk merawat

tanaman budidaya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

Dari beberapa data yang ada di atas, maka dapat diperoleh hasil pengamatan berupa

kurva signoid pertumbuhan kangkung.

V.2.Saran

Ada baiknya apabila dilakukan perbaikan sarana dan prasarana laboratorium untuk

mendukung jalannya kegiatan praktikum.

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 50

5

10

15

20

25

30

35

40

Kurva Tinggi Kangkung

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 50

5

10

15

20

25

Kurva Jumlah Daun Kangkung

Sampel 1Sampel 2Sampel 3Sampel 4Sampel 5

Page 23: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi

DAFTAR PUSTAKA

Djuariah, Diny. 2008. Variabilitas genetik, Heritabilitas dan Penampilan Fenotipik 50

Genotipe Kangkung Darat Di Dataran Medium (On-Line). Balai Penelitian

Tanaman Sayuran Lembang. http://faperta-unswagati.com/pdf/pdfv5/7.pdf. diakses

13 Desember 2013.

Rahmat, Sutarya, dkk. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Yogyakarta :

Gajah Mada University Press.

Rukmana, Rahmat. 1994. Kangkung. Kanisius. Yogyakarta

Srihati dan Takiyah Salim. 2007. Pengaruh Berbagai Kompos Terhadap produksi

Kangkung Darat. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia “Kejuangan”, 30

Januari, Yogyakarta.

Widiyanto, Eko. 1991. Sinar Tani. Bercocok Tanam Kangkung Darat. Sinar Tani.

Lampiran gambar pada acara 1, Pengenalan Saprotan

Page 24: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi
Page 25: Laporan Akhir Dasar-dasar Agronomi