29
LAPORAN INTERPRETASI HASIL UJIAN NASIONAL 2008/2009 (JENJANG SMP/MTs SE-PROPINSI GORONTALO) DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN GORONTALO TAHUN 2009

Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tulisan ini membahas dua bagian pokok, yakni Interpretasi Hasil dan interpretasi daya serap Ujian nasional. Diharapkan pemanfaatannya adalah dapat memudahkan bagi pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan perbaikan proses pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan di daerah dan sekolah. Interpretasi hasil dan daya serap ini disusun berdasarkan panduan kebijakan untuk perbaikan mutu pendidikan melalui gali informasi data yang termuat dalam CD yang merupakan analisis yang dibuat dan disusun secara kritis Oleh Badan Standar Nasional Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penilaian Pendidikan, dan Pusat kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.

Citation preview

Page 1: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

LAPORAN

INTERPRETASI HASIL

UJIAN NASIONAL 2008/2009 (JENJANG SMP/MTs SE-PROPINSI GORONTALO)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK

DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN GORONTALO

TAHUN 2009

Page 2: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ujian nasional merupakan salah satu upaya pemerintah dalam rangka memacu

peningkatan mutu pendidikan. Ujian nasional selain berfungsi untuk mengukur dan

menilai pencapaian kompetensi lulusan dalam mata pelajaran tertentu, serta

pemetaan mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar dan menengah, juga

berfungsi sebagai motivator bagi pihak-pihak terkait untuk bekerja lebih baik guna

untuk mencapai hasil tujuan yang diharapkan. Berbagai hasil penelitian

menunjukkan bahwa dengan adanya ujian nasional peserta didik terdorong untuk

belajar lebih baik dan guru terdorong untuk mengajar lebih baik pula. Untuk itu

sangat dibutuhkan Interpretasi ujian nasional sebagai bagian dari informasi untuk

dipublikasikan ke seluruh pengguna di daerah Propinsi Gorontalo.

Interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 dapat digunakan sebagai umpan

balik atau informasi bagi semua pihak terkait dalam rangka memperbaiki kinerja

pembelajaran bagi guru dan motivasi belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu,

Data hasil ujian nasional merupakan bahan informasi yang perlu dikaji secara

mendalam oleh semua pihak dalam rangka memperbaiki pembelajaran dan mutu

pendidikan secara berkelanjutan.

Interpretasi ini di dasarkan pada panduan dan hasil analisis data ujian nasional

oleh BSNP 2009. Selanjutnya data hasil Ujian Nasional baik yang tertuang dalam

panduan maupun CD (BSNP 2009) dimanfaatkan secara maksimal untuk

dikembangkan sesuai kebutuhan penjaminan mutu pendidikan kedepan didaerah

Propinsi Gorontalo, Dengan interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 diharapkan

dapat melakukan upaya-upaya perbaikan pendidikan, sesuai dengan tugas dan peran

Dinas Pendidikan Tingkat Propinsi, Dinas Pendidikan Tingkat Kabupaten/Kota,

Kanwil Departeman Agama serta sekolah sebagai penyelenggara ujian nasional.

Dalam menginterpretasikan data hasil ujian nasional disajikan dalam bentuk-

bentuk statistik deskriptif, grafik, peringkat, dan daya serap kemampuan peserta

didik pada jenjang SMP/MTs setiap kabupaten dan kota di Propinsi Gorontalo.

Selain statistik deskriptif, klasifikasi kemampuan berdasarkan propinsi, kab./kota,

Page 3: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

3

sekolah, dan mata pelajaran dapat juga diketahui secara jelas. Klasifikasi

kemampuan sekolah dimaksud adalah klasifikasi sekolah:

a. Baik Sekali : A (rata-rata nilai UN > 7,50)

b. Baik : B (6,50 < rata-rata nilai UN < 7,50)

c. Sedang : C (5,50 < rata-rata nilai UN < 6,50)

d. Kurang : D (4,50 < rata-rata nilai UN < 5,50)

e. Kurang sekali : E (rata-rata nilai UN < 4,50)

Daya serap memuat informasi tentang proporsi atau persentase jawaban benar

sebagai gambaran tentang kemampuan peserta didik dalam penguasaan indikator

dari kompetensi/pokok bahasan mata pelajaran yang diujikan dalam masing-masing

nomor soal Ujian Nasional. Informasi daya serap yang disajikan meliputi daya

serap rayon atau kab/kota.

Ada dua pendekatan sebagai dasar pengkriteriaan Daya Serap, yakni

berdasarkan:

1. Tingkat kesukaran soal, untuk menginterpretasikan daya serap dilakukan

dengan pendekatan tingkat kesukaran soal. Indeks kesukaran ini pada umumnya

dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya berkisar 0,00 s/d 1,00 (Aiken

1994 dalam Safari 2005:23). Tingkat kesukaran soal dirumuskan sebagai berikut:

TK = (Jumlah siswa yang menjawab Benar)/Jumlah seluruh siswa x 100%.

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah patokan minimal atas satuan

kemampuan yang diujikan pada sebuah naskah soal. Secara praktis KKM 70% atau

75% diharapkan pencapaian idealnya 85% dari seluruh peserta ujian, pencapaian ini

disebut daya serap. Namun dalam menginterpretasikan daya serap pada ujian

nasional ini, penulis menggunakan daya serap 70% sebagai batasan yang menjadi

dasar pengecekan atau untuk menghitung jumlah satuan soal atau frekuensi yang

memiliki daya serap rendah-sedang atau tinggi. Sehingga kriteria yang ada hanya

dua, yakni:

0 % - 70 % adalah daya serap rendah – sedang

71 % - 100 % adalah daya serap tinggi.

Page 4: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, yang menjadi fokus interpretasi

hasil ujian nasional 2009 adalah membahas tentang :

1. Data hasil ujian nasional 2008/2009 jenjang SMP/MTs pada mata uji di daerah

kabupaten /kota di Propinsi Gorontalo.

2. Data daya serap per mata uji di daerah kabupaten/kota Gorontalo.

C. Tujuan Interpretasi Ujian Nasional 2009

Tujuan interpretasi adalah menelaah hasil ujian nasional berdasarkan data hasil

analisis yang dilakukan oleh Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik). Tujuan

tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Memahami sejauh mana interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 jenjang

SMP/MTs pada mata uji – mata uji di daerah kabupaten /kota di Propinsi

Gorontalo.

2. Memahami sejauh mana interpretasi daya serap per mata uji di daerah

kabupaten/kota Gorontalo.

D. Manfaat Interpretasi Ujian Nasional 2009

Interpretasi ujian nasional dapat dimanfaatkan:

1. Bagi Sekolah dalam merefleksikan persiapan, proses pelaksaanan dan perbaikan

ujian nasional di tingkat sekolah penyelenggara.

2. Bagi Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam memperbaiki persiapan, proses

pelaksaanan ujian nasional di tingkat kabupaten/kota.

3. Bagi Dinas Pendidikan Propinsi dalam rangka memperbaiki persiapan, proses

pelaksaanan ujian nasional di tingkat Propinsi Gorontalo.

4. Bagi Universitas Negeri Gorontalo dalam rangka mengevaluasi serta

memperbaiki persiapan, proses pelaksaanan ujian nasional di tingkat Propinsi

Gorontalo.

5. Bagi Masyarakat pendidikan dalam rangka mendorong peserta didik untuk

mempersiapkan ujian nasional di tingkat Propinsi Gorontalo.

Page 5: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

5

BAB II

INTERPRETASI HASIL

DAN DAYA SERAP UJIAN NASIONAL 2008/2009 JENJANG SMP/MTs

I. Interpretasi Hasil Ujian Nasional 2008/2009

1. Deskripsi Jumlah Peserta Ujian Daerah Kabupaten dan Kota Se Propinsi

Gorontalo

Sekolah penyelenggara ujian nasional dan jumlah peserta ujian nasional

pada jenjang SMP/MTs di Propinsi Gorontalo masing-masing sebagai berikut.

Di kota Gorontalo dengan jumlah peserta ujian sebanyak 2637 dari 20 Sekolah

penyelenggara, Kabupaten Gorontalo dengan jumlah peserta ujian 3578 berasal

dari 58 sekolah penyelenggara, Kabupaten Boalemo dengan jumlah peserta ujian

nasional 1400 berasal dari 27 sekolah penyelenggara, Kabupaten Pohuwato

sekolah dengan jumlah peserta ujian nasional sebanyak 1390 berasal 25 sekolah

penyelenggara, Kabupaten Bone Bolango dengan jumlah peserta ujian nasional

sebanyak 1506 berasal dari 23 sekolah penyelenggara, dan Kabupaten Gorontalo

Utara dengan jumlah peserta ujian nasional sebanyak 1157 berasal dari 27

sekolah penyelenggara. Sehingga total Propinsi Gorontalo sekolah

penyelenggara sejumlah 180 sekolah dengan jumlah peserta yang ikut dalam

ujian nasional sebanyak 11666. Hal ini sebagaimana digambarkan pada tabel 1.

Tabel 1. Keadaan Jumlah Sekolah/Jumlah Peserta Penyelenggara UN 2008/2009

NO Kab/Kota Jumlah Sekolah Jumlah Peserta

1 Kota Gorontalo 20 2637

2 Kab Gorontalo 58 3576

3 Kab Boalemo 27 1400

4 Kab Pohuwato 25 1390

5 Kab Bone Bolango 23 1506

6 Kab. Gorontalo Utara 27 1157

7 Prop Gorontalo 180 11666

8 NASIONAL 25888 2658216

Untuk memperjelas keadaan jumlah sekolah dan jumlah peserta ujian

nasional SMP/MTs se Propinsi Gorontalo divisualisasikan dengan diagram

sebagai berikut.

Page 6: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

6

Diagram 1. Keadaan jumlah Sekolah Penyelenggara UN SMP/MTs 2008/2009

Melalui diagram di atas menunjukkan bahwa daerah Kabupaten Gorontalo

adalah daerah yang memiliki jumlah sekolah penyelenggara ujian nasional

terbesar diantara kabupaten dan Kota di Propinsi Gorontalo.

Diagram 2. Keadaan jumlah Peserta UN SMP/MTs 2008/2009

Jumlah peserta ujian nasional jenjang SMP di daerah Kabupaten Gorontalo

merupakan jumlah terbesar dari ke enam daerah di Propinsi Gorontalo.

Page 7: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

7

2. Keadaan Ketidaklulusan Peserta Ujian Nasional SMP/MTs 2008/2009

Keadaan ketidaklulusan peserta ujian di kabupaten dan kota Gorontalo

sebagaimana dijelaskan pada tabel 2.

NO Kab/Kota Jlh Peserta Jlh Peserta TL % Peserta TL

1 Kota Gorontalo 2637 73 2.77%

2 Kab Gorontalo 3576 7 0.20%

3 Kab Boalemo 1400 19 1.36%

4 Kab Pohuwato 1390 25 1.80%

5 Kab Bone Bolango 1506 175 11.62%

6 Kab. Gorontalo Utara 1157 64 5.53%

7 Prop Gorontalo 11666 363 3.11%

8 NASIONAL 2658216 127226 4.79%

Tabel 2, Keadaan Ketidaklulusan Peserta Ujian Nasional SMP/MTs 2008/2009

Memperhatikan tabel 2, Keadaan Ketidaklulusan Peserta Ujian Nasional

SMP/MTs 2008/2009 dapat diklasifikasikan atas dua kategori yakni Kategori

dengan persentase ketidaklulusan besar dan kategori persentase ketidaklulusan

kecil. Terdapat 3 daerah dengan kategori prosentase ketidaklulusan besar dan 3

daerah dengan kategori persentase ketidaklulusan kecil. Dasar penentuan kedua

Kategori tersebut adalah Persentase Ketidaklulusan peserta ujian. Identifikasi

daerah penyelenggara menurut kategori ketidaklulusan peserta ujian adalah

sebagai berikut.

Daerah kabupaten Bonebolango adalah daerah yang jumlah pesertanya

sebanyak 1506 dengan jumlah peserta ujian yang tidak lulus terbesar yakni

sebanyak 175 atau persentase ketidaklulusan 11,62%, diurutan berikutnya adalah

Kabupaten Gorontalo Utara yakni dengan jumlah peserta sebanyak 1157 dan

jumlah peserta tidak lulus sebesar 64 atau persentase ketidaklulusan 5,532%.

Menyusul Kota Gorontalo, jumlah peserta sebanyak 2637 dengan jumlah

peserta tidak lulus sebanyak 73 atau persentase ketidaklulusan 2,77%.

Kategori persentase ketidaklulusan kecil, yakni: daerah Kabupaten

Gorontalo jumlah peserta sebanyak 3576 dengan jumlah peserta tidak lulus

sebanyak 7 atau prosentase ketidaklulusan 0,20%, diurutan berikutnya adalah

Kabupaten Boalemo yakni dengan jumlah peserta sebanyak 1400 dan jumlah

peserta tidak lulus sebesar 19 atau persentase ketidaklulusan 1,36%, Kabupaten

Pohuwato adalah daerah yang jumlah pesertanya sebanyak 1390 dengan jumlah

peserta tidak lulus sebanyak 25 atau persentase ketidaklulusan 1,80%.

Page 8: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

8

Dengan demikian Kabupaten Gorontalo menjadi daerah terbaik dengan

persentase ketidaklulusan terkecil pada ujian nasional jenjang SMP/MTs tahun

2008/2009.

Sebagai visualisasi persentase ketidaklulusan setiap daerah kabupaten/kota

dapat digrafiskan melalui diagram berikut.

Diagram 3, Persentase Ketidaklulusan

3. Nilai Rerata Mata Uji Setiap Daerah Penyelenggara UN 2008/2009

Rerata mata uji adalah akumulasi nilai yang diperoleh seluruh peserta ujian

yang dibagi sejumlah peserta ujian untuk mata pelajaran tertentu. Nilai rerata

tersebut menggambarkan nilai kompetensi peserta ujian pada mata uji tertentu

untuk setiap daerah kabupaten atau kota. Adapun nilai rerata untuk setiap

kabupaten/ Kota digambarkan menurut mata uji sebagaimana digambarkan pada

tabel 3.

Tabel 3, Nilai Mata Uji Setiap Daerah Penyelenggara UN 2008/2009

NO Kab/Kota Mata Uji Nilai Jumlah Nilai

1 Kota Gorontalo BIND 6.58 29.07

BING 6.53

MAT 8.28

IPA 7.68

2 Kab Gorontalo BIND 8.10 30.31

BING 6.54

Page 9: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

9

MAT 7.82

IPA 7.85

3 Kab Boalemo BIND 6.44 28.05

BING 6.74

MAT 7.65

IPA 7.22

4 Kab Pohuwato BIND 6.50 28.55

BING 7.05

MAT 7.81

IPA 7.19

5 Kab Bone Bolango BIND 5.87 26.07

BING 6.32

MAT 7.36

IPA 6.52

6 Kab. Gorontalo Utara BIND 6.71 28.22

BING 6.66

MAT 7.64

IPA 7.21

7 Prop Gorontalo BIND 6.94 28.79

BING 6.61

MAT 7.82

IPA 7.42

8 NASIONAL BIND 7.38 29.44

BING 7.14

MAT 7.60

IPA 7.32

Menurut tabel 3, menjelaskan bahwa, nilai rerata perdaerah kabupaten kota,

secara umum bahwa perolehan nilai rerata berkisar antara 5,87 hingga 8,26. jika

dilihat dari kisaran jumlah empat mata uji disetiap daerah maka kisarannya

antara 26,07 hingga 30,31. Untuk lebih jelasnya dapat divisualisasikan melalui

diagram berikut:

Diagram 4. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kota Gorontalo

Page 10: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

10

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 4 di atas, dijelaskan bahwa, kempat nilai

rerata mata uji, yakni Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan IPA

melampaui batas nilai penentu kelulusan peserta ujian, yakni nilai standar

kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat pada mata uji matematika

dengan nilai perolehan 8,28, menyusul berturut turut nilai mata uji IPA nilai

perolehan 7,68, Bahasa Indonesia nilai perolehan 6,58, Bahasa Inggris nilai

perolehan 6,53. Total Perolehan nilai rerata untuk kota Gorontalo adalah 29,07

dengan kualifikasi Baik.

Diagram 5.Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Gorontalo

Page 11: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

11

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 5 diatas, dapat dijelaskan bahwa, kempat

nilai melampaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat

pada mata uji Bahasa Indonesia dengan nilai perolehan 8,10, menyusul berturut

turut nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,85, matematika dengan nilai perolehan

7,82, Bahasa Inggris nilai perolehan 6,54. Total Perolehan nilai rerata untuk

Kabupaten Gorontalo adalah 30.31 dengan kualifikasi Baik.

Diagram 6, Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Boalemo

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 6 diatas dapat dijelaskan bahwa, kempat

nilai melalpaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat

pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7.65, menyusul berturut turut

nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,22, Bahasa Inggris dengan nilai perolehan

6,74 , Bahasa Indonesia nilai perolehan 6,44. Total Perolehan nilai rerata untuk

Kabupaten Boalemo adalah 28,05 dengan kualifikasi Baik.

Page 12: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

12

Diagram 7. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Pohuwato

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 7 diatas, dapat dijelaskan bahwa, keempat

nilai melampaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi terdapat

pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7,81, menyusul berturut turut

nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,19, Bahasa Inggris dengan nilai perolehan

7,05, Bahasa Indonesia nilai perolehan 6,50. Total Perolehan nilai rerata untuk

Kabupaten Pohuwato adalah 28,55 dengan kualifikasi Baik.

Diagram 8. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Bone Bolango

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 8 diatas, dapat menjelaskan bahwa,

keempat nilai melalpaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi

Page 13: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

13

terdapat pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7,36, menyusul

berturut turut nilai mata uji IPA nilai perolehan 6,52, Bahasa Inggris dengan

nilai perolehan 6,32, Bahasa Indonesia nilai perolehan 5,87. Total Perolehan

nilai rerata untuk Kabupaten Bone Bolango adalah 26,07 dengan kualifikasi

Baik.

Diagram 9. Perolehan Nilai Rerata 4 Mata Uji Kabupaten Gorontalo Utara

Berdasarkan tabel 3 dan diagram 9 diatas dapat menjelaskan bahwa,

keempat nilai melampaui nilai standar kompetensi lulusan 5,50. Nilai tertinggi

terdapat pada mata uji matematika dengan nilai perolehan 7,64, menyusul

berturut turut nilai mata uji IPA nilai perolehan 7,21, Bahasa Indonesia nilai

perolehan 6,71, Bahasa Inggris dengan nilai perolehan 6,66, Total Perolehan

nilai rerata untuk Kabupaten Gorontalo Utara adalah 28,22 dengan kualifikasi

Baik.

Untuk merangkum keseluruhan data di atas sebagaimana tabel 4, berikut ini:

Tabel 4. Jumlah Peserta Ujian Nasional, Kelulusan Rerata dan Klasifikasi Nilai Ujian SMP/MTs 2008/2009

NO Kab/Kota Jumlah Sekolah

Jumlah Peserta

Tidak Lulus

Mata Uji Rerata

Jumlah Peserta NU< 5,49

Klasifikasi

BIND 6.58 585 B

BING 6.53 406 B

MAT 8.28 58 A

1 Kota Gorontalo

20 2637 73 (2.768%)

IPA 7.68 60 A

Page 14: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

14

Jlh Nilai 29.07 1109 B

BIND 8.10 51 A

BING 6.54 122 B

MAT 7.82 21 A

IPA 7.85 35 A

2 Kab Gorontalo 58 3576 7

(0.196%)

Jlh Nilai 30.31 229 A

BIND 6.44 308 C

BING 6.74 114 B

MAT 7.65 34 A

IPA 7.22 68 B

3 Kab Boalemo 27 1400 19

(1.357%)

Jlh Nilai 28.05 524 B

BIND 6.50 312 C

BING 7.05 75 B

MAT 7.81 38 A

IPA 7.19 45 B

4 Kab Pohuwato 25 1390 25

(1.799%)

Jlh Nilai 28.55 470 B

BIND 5.87 605 C

BING 6.32 335 C

MAT 7.36 128 B

IPA 6.52 202 B

5 Kab Bone Bolango

23 1506 175

(11.620%)

Jlh Nilai 26.07 1270 B

BIND 6.71 201 B

BING 6.66 156 B

MAT 7.64 94 A

IPA 7.21 95 B

6 Kab. Gorontalo Utara

27 1157 64

(5,532%)

Jlh Nilai 28.22 546 B

BIND 6.94 2062 B

BING 6.61 1208 B

MAT 7.82 373 A

IPA 7.42 505 B

7 Prop Gorontalo

180 11666 363

(3.112%)

Jlh Nilai 28.79 4148 B

BIND 7.38 143876 B

BING 7.14 359519 B

MAT 7.60 238479 A

IPA 7.32 197675 B

8 NASIONAL 25888 2658216 127226 (4.786%)

Jlh Nilai 29.44 939549 B

Secara umum perolehan total nilai rerata pada keempat mata uji disetiap

daerah kabupaten dan kota dapat divisualisasikan melalui diagram sebagai

berikut:

Page 15: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

15

Diagram 10, Perolehan Jumlah Nilai Rerata daerah Kabupaten dan Kota

Gorontalo

Berdasarkan tabel 4 dan diagram 10 di atas, menggambarkan Perolehan

jumlah nilai rerata keempat mata uji di kabupaten dan kota se Propinsi

Gorontalo. Nampak bahwa prestasi Kabupaten Gorontalo adalah daerah yang

unggul dalam perolehan dengan jumlah nilai rerata keempat mata uji yakni

sebesar 30,31, jumlah nilai tersebut melampaui lima daerah kabupaten dan kota

di Propinsi Gorontalo bahkan melampaui jumlah rerata propinsi Gorontalo dan

Nasional.

4. Deskripsi Nilai Rerata Menurut Kelompok Mata Uji

4.1 Bahasa Indonesia

Diagram 11. Nilai Rerata Mata Uji Bahasa Indonesia Kabupaten / Kota

Se Propinsi Gorontalo

Page 16: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

16

Berdasarkan tabel 4 dan Diagram 11 di atas , dapat dijelaskan bahwa

Kabupaten Gorontalo berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi

Gorontalo bahkan Nasional dengan perolehan nilai rerata Bahasa Indonesia 8,10,

dan daerah yang terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji bahasa Indonesia

adalah Kabupaten Bone Bolango yakni dengan nilai 5,87.

4.2 Bahasa Inggris

Diagram 12. Nilai Rerata Mata Uji Bahasa Inggris Kabupaten / Kota Se

Propinsi Gorontalo

Berdasarkan tabel 4 dan diagram 12 di atas, dapat dijelaskan bahwa

Kabupaten Pohuwato berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi

Gorontalo dengan perolehan nilai rerata bahasa Inggris 7,05 dan daerah yang

Page 17: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

17

terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji bahasa Inggris adalah Kabupaten

Bone Bolango yakni dengan nilai 6,32

4.3 Matematika

Diagram 13. Nilai Rerata Mata Uji Matematika Kabupaten / Kota Se

Propinsi Gorontalo

Berdasarkan tabel 4 dan diagram 13 di atas, dapat dijelaskan bahwa Kota

Gorontalo berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi Gorontalo

bahkan Nasional dengan perolehan nilai rerata Matematika 8,28 dan daerah yang

terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji Matematika adalah Kabupaten

Bone Bolango yakni dengan nilai 7,36

4.4 IPA

Diagram 14. Nilai Rerata Mata Uji IPA Kabupaten / Kota Se Propinsi

Gorontalo

Page 18: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

18

Berdasarkan tabel 4 dan diagram di atas, dapat dijelaskan bahwa Kabupaten

Gorontalo berada pada posisi teratas melampaui rerata Propinsi Gorontalo

bahkan Nasional dengan perolehan nilai rerata IPA 7,85 dan daerah yang

terendah dalam perolehan nilai rerata mata uji IPA adalah Kabupaten Bone

Bolango yakni dengan nilai 6,52

II. Daya Serap Ujian Nasional 2008/2009

Daya serap memuat informasi tentang proporsi atau persentase jawaban benar

sebagai gambaran tentang kemampuan peserta ujian dalam penguasaan indikator dari

kompetensi/pokok bahasan mata pelajaran yang diujikan dalam masing-masing

nomor soal ujian nasional. Dengan demikian daya serap menjelaskan tingkat

penguasaan peserta ujian terhadap materi soal tertentu pada mata uji tertentu.

Daya serap yang disajikan adalah daya serap untuk setiap mata uji pada jenjang

satuan pendidikan SMP/MTs di setiap rayon atau daerah kabupaten dan kota

Gorontalo.

Ada dua pendekatan sebagai dasar pengkriteriaan Daya Serap, yakni

berdasarkan:

1. Tingkat kesukaran soal, untuk menginterpretasikan daya serap dilakukan

dengan pendekatan tingkat kesukaran soal. Tingkat kesukaran soal adalah

peluang untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu

(kemampuan yang diuji) yang biasanya dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks

kesukaran ini pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang besarnya

berkisar 0,00 s/d 1,00 (Aiken 1994 dalam Safari 2005:23). Semakin besar indeks

tingkat kesukaran yang diperoleh berarti semakin mudah soal itu. Suatu soal

memiliki TK = 0,00 artinya tidak ada peserta ujian yang menjawab benar soal

itu dan bila memiliki TK = 1,00 artinya bahwa seluruh peserta ujian menjawab

benar soal tersebut. Perhitungan untuk indeks tingkat kesukaran ini dilakukan

untuk setiap nomor. Pada prinsipnya, skor rata-rata yang diperoleh peserta ujian

pada butir soal dinamakan tingkat kesukaran butir soal itu.

Tingkat kesukaran, untuk soal objektif dirumuskan oleh (Nitko, 1996 dalam

Safari 2005: 24) adalah sebagai berikut:

TK = Jumlah Peserta Ujian menjawab benar pada soal tertentu dibagi dengan

Jumlah Seluruh Peserta tes.

Page 19: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

19

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas menggambarkan tingkat

kesukaran (TK) soal itu. Sebagai pedoman umum, klasifikasi TK dapat

dicontohkan seperti berikut ini:

0,00 – 0,30 soal tergolong sukar

0,31 – 0,70 soal tergolong sedang

0,71 – 1,00 soal tergolong mudah

Tingkat kesukaran di atas bersifat linier dengan Daya Serap, artinya jika soal

pada kemampuan yang diuji tergolong sukar atau tingkat kesukaran semakin

sukar atau mendekati 0,00 maka semakin kecil daya serap atau 0,00% peluang

peserta ujian menjawab benar, sebaliknya jika tingkat kesukaran semakin

mudah atau mendekati 1,00 maka semakin besar daya serap atau 0,00% peluang

peserta ujian menjawab benar.

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah patokan minimal atas satuan

kemampuan yang diujikan pada sebuah naskah soal. Dewasa ini sekolah dalam

rangka meningkatkan mutu pendidikan secara bertahap meningkatkan KKM

dengan persentase KKM antara 70% hingga 75%. Dan secara praktis KKM

70% atau 75% diharapkan pencapaian idealnya 85% dari seluruh peserta ujian,

pencapaian ini disebut daya serap.

Namun dalam menginterpretasikan daya serap pada ujian nasional ini, penulis

menggunakan daya serap 70% sebagai batasan yang menjadi dasar pengecekan

atau untuk menghitung jumlah satuan soal atau frekuensi yang memiliki daya

serap rendah-sedang atau tinggi. Sehingga kriteria yang ada hanya dua, yakni:

0% - 70% adalah daya serap rendah – sedang

71% - 100% adalah daya serap tinggi

Artinya, daya serap rendah – sedang dapat disimpulkan bahwa soal tersebut

dirasakan sangat sulit hingga sulit, sehingga persentase peserta didik yang

menjawab benar kecil dari 70%. Sebaliknya daya serap tinggi dapat disimpulkan

bahwa soal dirasakan mudah hingga sangat mudah, sehingga persentase peserta

didik yang menjawab benar besar dari 70%.

Selanjutnya, hasil hitungan seberapa jumlah satuan soal dalam satuan naskah

soal tertentu dibagi total soal dalam satuan naskah soal tertentu dan dikalikan

100 %, akan menghasilkan Daya Serap Total Soal.

Page 20: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

20

Jadi daya serap total dirumuskan sebagai berikut:

Ds total = (Jumlah Soal < 70 %)/Jumlah Soal x 100 %.

Ds total dengan menggunakan kriteria yang sama, yakni:

0% - 70% adalah daya serap rendah – sedang

71% - 100% adalah daya serap tinggi.

Daya Serap per mata uji, masing-masing ditampilkan sebagai berikut:

1. Bahasa Indonesia

No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal

Frekuensi Penguasaan

Materi < 70.00%

Frekuensi Penguasaan

Materi > 70.00 %

Ds Total Soal

1 Kota Gorontalo A 50 26 24 48

2 Kab. Gorontalo B 50 7 43 86

3 Kab. Boalemo C 50 28 22 44

4 Kab. Pohuwato D 50 28 22 44

5 Kab. Bone Bolango

E 50 33 17 34

6 Kab. Gorontalo Utara

F 50 21 29 58

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >

70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan

kabupaten Gorontalo dengan daya serap bahasa Indonesia 86%. Rerata daya serap pada

mata uji Bahasa Indonesia pada jenjang SMP sebesar 52,33% . Jadi berdasarkan kriteria

klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji bahasa Indonesia diklasifikan

sedang.

2. Bahasa Inggris

No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal

Frekuensi Pengusasaan

Materi < 70.00 %

Frekuensi Penguasaan

Materi > 70.00 %

Ds Total Soal

1 Kota Gorontalo A 50 28 22 44

2 Kab. Gorontalo B 50 18 32 64

3 Kab. Boalemo C 50 24 26 52

4 Kab. Pohuwato D 50 20 30 60

5 Kab. Bone Bolango

E 50 27 23 46

6 Kab. Gorontalo Utara

F 50 20 30 60

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >

70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan

Page 21: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

21

kabupaten Gorontalo dengan daya serap bahasa Inggris 64%. Rerata daya serap pada

mata uji Bahasa Inggris pada jenjang SMP sebesar 54,33%. Jadi berdasarkan kriteria

klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji bahasa Inggris diklasifikan

sedang.

3. Matematika

No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal

Frequensi Pengusasaan

Materi < 70.00 %

Frequensi Penguasaan

Materi > 70.00 %

Ds Total Soal

1 Kota Gorontalo A 40 11 29 72.5

2 Kab. Gorontalo B 40 7 33 82.5

3 Kab. Boalemo C 40 10 30 75

4 Kab. Pohuwato D 40 9 31 77.5

5 Kab. Bone Bolango

E 40 *

6 Kab. Gorontalo Utara

F 40 8 32 80

*Tidak ada Data

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >

70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan

kabupaten Gorontalo dengan daya serap Matematika 82,5%. Rerata daya serap pada

mata uji Matematika pada jenjang SMP sebesar 77,50%. Jadi berdasarkan kriteria

klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji Matematika diklasifikan tinggi.

4. IPA

No Kabupaten / Kota Kode Jumlah Soal

Frequensi Pengusasaan

Materi < 70.00 %

Frequensi Penguasaan

Materi > 70.00 %

Ds Total Soal

1 Kota Gorontalo A 40 *

2 Kab. Gorontalo B 40 6 34 85

3 Kab. Boalemo C 40 *

4 Kab. Pohuwato D 40 15 25 62.5

5 Kab. Bone Bolango

E 40 *

6 Kab. Gorontalo Utara

F 40 *

*Tidak ada Data

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa frekuensi Penguasaan Materi >

70.00% bervariasi diantara ke 6 daerah kabupaten dan kota. Nampak penonjolan

kabupaten Gorontalo dengan daya serap IPA 85%. Rerata daya serap pada mata uji IPA

Page 22: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

22

pada jenjang SMP/MTs berdasarkan data yang ada sebesar 73,75% . Jadi berdasarkan

kriteria klasifikasi kecil dari 70% sehingga daya serap mata uji IPA diklasifikan tinggi

di kabupaten Gorontalo dan kabupaten Pohuwato.

Page 23: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

23

BAB III

PEMBAHASAN

1. Hasil Interpretasi UN SMP 2008/2009

Jumlah Peserta Ujian pada jenjang SMP sebesar 11.666 berasal dari 180 sekolah

yang tersebar di Daerah Kabupaten dan Kota se-Propinsi Gorontalo. Ketidaklulusan

Peserta Ujian Nasional SMP/MTs 2008/2009 sebesar 3,11%, dengan jumlah keempat

nilai rerata untuk mata uji setiap daerah penyelenggara UN 2008/2009 berkisar

antara 26,07 hingga 30,31 atau nilai rerata 6,52 hingga 7,58. Jika nilai rerata dilihat

menurut mata uji, Bahasa Indonesia dengan nilai rerata berada antara 5,87 hingga

8,10, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kabupaten Gorontalo dan terendah adalah

rayon Kabupaten Bone Bolango. Bahasa Inggris dengan nilai rerata berada antara

6,32 hingga 7.05, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kabupaten Pohuwato dan

terendah adalah rayon Kabupaten Bone Bolango. Matematika dengan nilai rerata

berada antara 7,36 hingga 8,28, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kota Gorontalo

dan terendah adalah rayon Kabupaten Bone Bolango. IPA nilai rerata berada antara

6,52 hingga 7,85, nilai rerata tertinggi adalah rayon Kabupaten Gorontalo dan

terendah adalah rayon Kabupaten Bone Bolango. Nilai rerata untuk mata uji Bahasa

Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA melampaui nilai standar kelulusan

yakni 5,50. Namun hal ini perlu terus ditingkatkan mengingat secara kualitatif masih

terdapat nilai rerata yang berkualifikasi C atau sedang (5,50 < rata-rata nilai UN <

6,50).

2. Daya Serap Per Mata Uji

a. Bahasa Indonesia, soal sejumlah 50 butir, daya serap di setiap rayon berkisar

antara 34% hingga 86%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh

peserta ujian antara rendah hingga sedang. Sehingga tingkat kesulitan soal

bahasa Indonesia dirasakan ”sukar” didaerah / rayon Kabupaten Bone Bolango

dan dirasakan ”sedang” didaerah / rayon kabupaten Gorontalo.

b. Bahasa Inggris, soal sejumlah 50 butir, daya serap di setiap rayon berkisar

antara 44% hingga 64%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh

peserta ujian antara rendah hingga sedang. Sehingga tingkat kesulitan soal

Page 24: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

24

bahasa inggris dirasakan ”sukar” didaerah / rayon Kota Gorontalo dan dirasakan

”sedang” didaerah / rayon kabupaten Gorontalo.

c. Matematika, soal sejumlah 40 butir, daya serap di setiap rayon berkisar antara

72,5% hingga 82,5%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh peserta

ujian adalah ”tinggi”. Sehingga tingkat kesulitan soal matematika dirasakan

”mudah” di seluruh daerah / rayon penyelenggara UN. Kecuali untuk daerah /

rayon kabupaten Bone Bolango karena tidak ada data.

d. IPA, soal sejumlah 40 butir, daya serap di setiap rayon berkisar antara 62,5%

hingga 85%, artinya soal tingkat kemampuan yang dimiliki oleh peserta ujian

antara sedang hingga tinggi. Sehingga tingkat kesulitan soal IPA dirasakan

”relatif mudah” di daerah / rayon kabupaten Gorontalo dan kabupaten Pohuwato.

Sedangkan untuk daerah / rayon penyelenggara UN yang lain belum dapat

disimpulkan karena tidak ada data.

Page 25: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

25

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 pada mata uji di daerah kabupaten

/kota di Propinsi Gorontalo, pada umumnya untuk setiap mata uji pada jenjang

SMP/MTs telah melampaui standar kelulusan 5,50, bahkan dengan kualifikasi

keberhasilan C atau sedang, B atau baik hingga A atau sangat Baik.

2. Keunggulan prestasi pada setiap mata uji pada jenjang SMP/MTs cenderung

bervariasi, artinya keunggulan prestasi UN pada mata uji oleh peserta UN di

daerah / rayon tidak menetap pada daerah tertentu. Namun keunggulan secara

relatif lebih baik adalah rayon Kabupaten Gorontalo.

3. Interpretasi Daya serap ujian nasional 2008/2009 per mata uji di daerah

kabupaten/kota Gorontalo, secara umum daya serap per mata uji berada pada

daya serap kecil dari 70% atau kategori kurang hingga sedang (idealnya 85%).

Namun demikian masih terdapat Daya serap yang melebihi 70% pada mata

pelajaran tertentu.

4. Keunggulan prestasi Daya serap pada setiap mata uji pada jenjang SMP/MTs

cenderung bervariasi, artinya keunggulan prestasi UN pada mata uji oleh peserta

UN di daerah / rayon tidak menetap pada daerah tertentu. Namun keunggulan

Daya Serap secara relatif lebih baik adalah rayon Kabupaten Gorontalo.

B. REKOMENDASI

1. Diharapkan hasil interpretasi Ujian Nasional 2008/2009 jenjang SMP/MTs ini

menjadi referensi yang dapat digunakan untuk memacu penyelenggaraan

pendidikan di daerah dan lebih meningkatkan penjaminan mutu sekolah dalam

mencapai prestasi kompetensi output.

2. Diharapkan hasil interpretasi Ujian Nasional 2008/2009 jenjang SMP/MTs ini

dijadikan bahan refleksi atau perbaikan mutu proses dan hasil belajar pada

tingkat satuan pendidikan, pada tingkat dinas pendidikan kabupaten dan kota.

Serta pada tingkat Dinas Pendidikan Nasional di propinsi Gorontalo.

Page 26: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

26

3. Diharapkan hasil interpretasi Ujian Nasional 2008/2009 dijadikan bahan refleksi

atau perbaikan mutu proses pengawasan Ujian Nasional pada tingkat satuan

pendidikan, pada tingkat dinas pendidikan kabupaten dan kota. Serta pada

tingkat Dinas Pendidikan Nasional di propinsi Gorontalo untuk memperbaiki

dan menjaga reputasi pendidikan daerah.

4. Diharapkan adanya workshop persiapan UN ke depan oleh lembaga diklat di

daerah maupun pusat dengan bentuk Klinik pada mata pelajaran UN dengan

memperhatikan kemampuan uji yang berdaya serap rendah atau kurang.

C. REFERENSI

1. Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat penilaian Pendidikan, 2008, Panduan

Kebijakan Pemanfaatan Hasil Ujian Nasional untuk Perbaikan Mutu Pendidikan

UN 2008/2009, Jakarta, Depdiknas.

2. LPMP Gorontalo, 2008, Interpretasi UN 2007/2008.

3. LPMP Gorontalo, 2007, Interpretasi UN 2006/2007.

Page 27: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

27

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt karena atas rahmat-Nya

sehingga penulisan Interpretasi hasil dan daya serap Ujian nasional 2008/2009 dapat

diselesaikan dengan baik dan lancar sekalipun masih mengharapkan koreksi yang

konstruktif dari para pengguna.

Tulisan ini membahas dua bagian pokok, yakni Interpretasi Hasil dan

interpretasi daya serap Ujian nasional. Diharapkan pemanfaatannya adalah dapat

memudahkan bagi pihak-pihak terkait yang memiliki kepentingan perbaikan proses

pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan di daerah dan sekolah.

Interpretasi hasil dan daya serap ini disusun berdasarkan panduan kebijakan

untuk perbaikan mutu pendidikan melalui gali informasi data yang termuat dalam CD

yang merupakan analisis yang dibuat dan disusun secara kritis Oleh Badan Standar

Nasional Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Penilaian Pendidikan,

dan Pusat kurikulum Departemen Pendidikan Nasional.

Hal di atas dilakukan berdasarkan pasal 68 Peraturan Pemerintah No 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,hasil ujian nasional antara sebagai salah satu

bahan pertimbangan untuk pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan

pendidikan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Melalui interpretasi hasil ujian

nasional 2008/2009 diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang bagaimana

interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 pada mata di daerah kabupaten/kota di

Propinsi Gorontalo, dan bagaimana Interpretasi Daya serap per mata uji di daerah

kabupaten/kota Gorontalo.

Dengan demikian, interpretasi hasil ujian nasional ini adalah agar dapat

digunakan oleh para pengambil keputusan pada Diknas tingkat Pusat, Diknas Propinsi,

Diknas Kabupaten/Kota hingga pada tingkat satuan pendidikan sebagai salah satu

masukan atau feed back untuk perbaikan mutu pendidikan.

Semoga interpretasi hasil ujian nasional 2008/2009 akan bermanfaat. Kritik dan

saran dari berbagai pihak bagi penyempurnaan tulisan ini sangat diharapkan.

Atas segala kritik dan saran yang konstruktif tersebut disampaikan terima kasih.

Page 28: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

28

Gorontalo, 25 November 2009

Firna Sari, S.Si

Nip. 19820207 200801 2 008

Page 29: Laporan Interpretasi Hasil Ujian Negara SMP oleh Firna Sari_10-12-2009

[email protected]

29

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………....i

DAFTAR ISI……………………………………………………………....iii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 3

C. Tujuan....................................................................................... 3

D. Manfaat..................................................................................... 3

BAB II. INTERPRETASI HASIL DAN DAYA SERAP

A. Interpretasi hasil……………………………………………... 4

B. Daya serap…………………………………………………… 17

BAB III. PEMBAHASAN

A. Hasil Interpretasi……………………………………………....22

B. Daya Serap Per Mata Uji………………………………………22

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….24

B. Rekomendasi…………………………………………………..24

C. Referensi……………………………………………………….25