38
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga keuangan non-bank merupakan lembaga keuangan yang lebih banyak jenis produk nya dari lembaga keuangan bank. Masing-masing lembaga keuangan non-bank memiliki ciri-ciri usahanya sendiri. Lembaga keuangan non bank terdiri dari lembaga keuangan berdasarkan syariah, dan lembaga keuangan yang bersifat konvensional. Khusus untuk lembaga keuangan syariah non-bank secara operasional dibina dan diawasi oleh Depertemen Keuangan yang dijalankan oleh Bapepam LK. Sedangkan pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah dilakukan oleh Dewan Syariah MUI. Untuk mewujudkan masyarakat adil dan efisien, maka setiap tipe dan lapisan masyarakat harus terwadahi, namun perbankan belum bisa menyentuh semua lapisan masyarakat, sehingga masih terdapat kelompok masyarakat yang tidak terfasilitasi yakni: 1. Masyarakat yang secara legal dan administratif tidak memenuhi kriteria perbankan. Prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh bank menyebabkan sebagian masyarakat tidak mampu terlayani. Mereka yang bermodal kecil dan penghindar resiko tersebut, jumlahnya cukup signifikan dalam Negara-negara muslim seperti Indonesia, yang sebenarnya secara agregat memegang dana yang cukup besar. 2. Masyarakat yang bermodal kecil namun memiliki keberanian dalam mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok masyarakat ini akan memilih reksa dana atau mutual fund sebagai jalan investasinya. 3. Masyarakat yang memiliki modal besar dan keberanian dalam mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok ini akan memilih pasar modal atau investasi langsung sebagai media investasinya. 1

laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lembaga keuangan non-bank merupakan lembaga keuangan yang

lebih banyak jenis produk nya dari lembaga keuangan bank. Masing-masing

lembaga keuangan non-bank memiliki ciri-ciri usahanya sendiri. Lembaga

keuangan non bank terdiri dari lembaga keuangan berdasarkan syariah, dan

lembaga keuangan yang bersifat konvensional. Khusus untuk lembaga

keuangan syariah non-bank secara operasional dibina dan diawasi oleh

Depertemen Keuangan yang dijalankan oleh Bapepam LK. Sedangkan

pembinaan dan pengawasan dari sisi pemenuhan prinsip-prinsip syariah

dilakukan oleh Dewan Syariah MUI.

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan efisien, maka setiap tipe dan

lapisan masyarakat harus terwadahi, namun perbankan belum bisa

menyentuh semua lapisan masyarakat, sehingga masih terdapat kelompok

masyarakat yang tidak terfasilitasi yakni:

1. Masyarakat yang secara legal dan administratif tidak memenuhi kriteria

perbankan. Prinsip kehati-hatian yang diterapkan oleh bank menyebabkan

sebagian masyarakat tidak mampu terlayani. Mereka yang bermodal kecil

dan penghindar resiko tersebut, jumlahnya cukup signifikan dalam

Negara-negara muslim seperti Indonesia, yang sebenarnya secara agregat

memegang dana yang cukup besar.

2. Masyarakat yang bermodal kecil namun memiliki keberanian dalam

mengambil resiko usaha. Biasanya kelompok masyarakat ini akan memilih

reksa dana atau mutual fund sebagai jalan investasinya.

3. Masyarakat yang memiliki modal besar dan keberanian dalam mengambil

resiko usaha. Biasanya kelompok ini akan memilih pasar modal atau

investasi langsung sebagai media investasinya.

1

Page 2: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

4. Masyarakat yang menginginkan jasa keuangan non-investasi, misalnya

pertanggungan terhadap resiko kekurangan likuiditas dalam kasus darurat,

kebutuhan dana konsumtif jangka pendek, tabungan hari tua, dan

sebagainya. Kesemua produk tersebut tidaklah ditawarkan oleh perbankan

(karena regulasi perbankan yang juga membatasinya). Sebagai

alternatifnya, kelompok masyarakat tersebut akan menggunakan jasa

asuransi, pegadaian dan dana pension sebagai pilihan investasinya.

Di Indonesia sendiri setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia

(BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah.

Operasinalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyakat kecil dan

menengah, maka muncul usaha untuk mendirikan bank dan lembaga

keuangan mikro, seperti BPR syariah dan BMT yang bertujuan untuk

mengatasi hambatan operasioanal daerah.

Disamping itu di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang hidup

serba berkecukupan muncul kekhawatiran akan timbulnya pengikisan akidah.

Pengikisan akidah ini bukan hanya dipengaruhi oleh aspek syiar Islam tetapi

juga dipengaruhi oleh lemahnya ekonomi masyarakat. Oleh sebab itu peran

BMT agar mampu lebih aktif dalam memperbaiki kondisi tersebut.

BMT merupakan lembaga mikro yang biasanya memiliki pangsa pasar

masyarakat menengah ke bawah, yang kegiatannya mengembangkan usaha-

usaha produktif dan investasi dengan meningkatkan kualitas kegiatan

ekonomi pengusaha kecil ke bawah dengan menggunakan Pembiayaan Dalam

Konsep Syariah.

Strategi pengembangan BMT adalah membantu pengusaha kecil

maupun penambahan modal kepada pengusaha untuk tujuan menunjang

perekonomiannya secara garis besar.dan juga menyelamatkan masyarakat dari

transaksi yang mengandung riba serta mendirikan, membangun dan

mengembangkan BMT merupakan amal Sholih serta sekaligus melaksanakan

dakwah.

2

Page 3: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Didalam BMT sendiri mempunyai dana ZIS yang berfungsi sebagai

berikut :

1. Pemberdayaan ZIS

2. Pemberdayaan ekonomi umat

3. Untuk kegiatan sosial kemanusiaan

4. Untuk peduli pendidikan seperti, beasiswa untuk anak yatim

5. Kesejahteraan umat untuk melakukan usaha

6. Untuk dakwah.

3

Page 4: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BAB II

PEMBAHASAN

LEMBAGA KEUANGAN DAN JASA SYARIAH

BAITUL MAAL WAT TAMWIL

A. Pengertian BMT

BMT (Baitul Maal wat Tamwil) atau padanan kata Balai Usaha

Mandiri Terpadu adalah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan

prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan bisnis usaha mikro dan kecil,

dalam rangka mengangkat derajat dan martabat serta membela kepentingan

kaum fakir miskin.

Secara konseptual, BMT memiliki dua fungsi:

1. Baitut Tamwil (bait = rumah, at-tamwil = pengembangan harta) melakukan

kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam

meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil terutama

dengan mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan

kegiatan ekonominya.

2. Baitul Maal (bait = rumah, maal = harta) menerima titipan dana Zakat,

Infaq dan Shadaqah serta mengoptimalkan distribusinya sesuai dengan

peraturan dan amanahnya.

B. Fungsi BMT

1. Penghimpun dan penyalur dana, dengan menyimpan uang di BMT, uang

tersebut dapat ditingkatkan utilitasnya, sehingga timbul unit surplus (pihak

yang memiliki dana berlebih) dan unit defisit (pihak yang kekurangan

dana).

2. Pencipta dan pemberi likuiditas, dapat menciptakan alat pembayaran yang

sah yang mampu memberikan kemampuan untuk memenuhi kewajiban

suatu lembaga/perorangan.

3. Sumber pendapatan, BMT dapat menciptakan lapangan kerja dan memberi

pendapatan kepada para pegawainya.

4. Pemberi informasi, memberi informasi kepada masyarakat mengenai

risiko keuntungan dan peluang yang ada pada lembaga tersebut.

4

Page 5: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Tantangan yang berat yang di hadapi bangsa ini adalah masalah

kebodohan dan kemiskinan, dengan lahirnya lembaga Baitul Maal Watamwil

(BMT) memberi titik terang bagi usaha menengah dan mikro. BMT

merupakan lembaga keuangan non-bank yang beroperasi dengan sistem

syariah. Ciri khas dari BMT adalah memadukan antara layanan sosial dengan

layanan komersial serta menerapkan sistem bagi hasil yang sangat sesuai

dengan kebutuhan para pelaku usaha mikro kecil.

Dalam siklus ekonomi Islam, BMT dapat pula dikatagorikan koperasi

syariah yakni lembaga ekonomi yang berfungsi untuk menarik, mengelola dan

menyalurkan dana dari oleh dan untuk masyarakat. Selain merupakan lembaga

pengelola dana masyarakat yang memberikan pelayanan tabungan, pinjaman

pembiayaan, BMT juga mengelola dana sosial. Semua produk pelayanan dan

jasa BMT dilakukan menurut ketentuan syariah yakni bagi hasil.1

Dalam melaksanakan kegiatannya, BMT mempunyai azaz, landasan,

visi, misi, fungsi dan prinsip-prinsip serta ciri khas yang dimilki oleh BMT

sebagai lembaga keungan syariah non-bank yang mempunyai legalitas dan

badan hukum. BMT didirikan secara berproses dan bertahap yang dimulai dari

Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM).2

Sasaran utama kegiatan BMT adalah pada kegiatan usaha produktif dan

investasi, dengan memadukan fungsi Baitul Maal dan Baitul Tamwil. Baitul

Maal adalah lembaga non komersil yang fungsinya sebagai mediator antara

penyaluran zakat, infak dan shadaqoh dengan para mustahik. Baitul Tamwil

adalah lembaga komersil yang berfungsi sebagai mediator antara masyarakat

yang memiliki kelebihan dana dengan masyarakat yang memiliki kekurangan

dana untuk usaha yang produktif.3

Baitul Mal Wattamwil (BMT) mulai popular di perbincangkan oleh

insan perekonomian terutama dalam perekonomian Islam. Sejak krisis

ekonomi yang terjadi di Indonesia tahun 1997, BMT telah mulai tumbuh

1 Hendi Suhendi, 2004:292 Ahmad Rodoni, 2008:603 Ibid

5

Page 6: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

menjadi altrenatif pemulihan kondisi perekonomian di Indonesia.

Perkembangan BMT hingga saat ini cukup menggembirakan.

Hingga kini tercatat terdapat 3000 BMT tersebar di seluruh Nusantara

dengan jumlah nasabah mencapai lebih dari 2 juta jiwa. Lembaga keuangan

non perbankan ini mengenalkan konsep bagi hasil dalam akad kerja sama

dalam bentuk akad mudharobah dan musyarakah dan konsep jual-beli yakni

murabahah. Oleh karenanya, kedudukan BMT sangat strategis, apalagi pangsa

pasar di bidang permodalan usaha masih di dominasi oleh Usaha kecil

Menengah (UKM) yang jumlahnya jutaan orang dibandingkan dengan jumlah

usaha-usaha besar.4

BMT sebagai lembaga keuangan non-bank yang hampir sama

fungsinya dengan bank, yaitu memiliki fungsi menghimpun dan menyalurkan

dananya. Pada awalnya dana BMT diperoleh dari para pendiri berbentuk

simpanan pokok khusus, untuk menambah dana BMT, para anggota biasanya

menyimpan simpanan wajib, simpanan pokok dan jika ada simpanan sukarela

yang semuanya itu akan mendapatkan bagi hasil keuntungan dari BMT. Oleh

karena itu BMT memiliki kewajiban untuk membayar bagi hasil terhadap

anggota, maka BMT melakukan usaha dalam bentuk menyalurkan dana.

Penyaluran dana atau yang disebut dengan pembiayaan tersebut diberikan

kepada anggota yang mengajukan permohonan pembiayaan. (Andri

Suenasabah, 2009:458).

Pada masa awal berdirinya bank syariah di Indonesia, payung hukum

bank syariah saat itu-UU No.7 tahun 1992-hanya menyebut bank syariah

secara implisit. Bank syariah “disinggung” di pasal 6 ayat (m) yang

menyebutkan perbankan bisa menyediakan pembiayaan bagi nasabah

berdasarkan prinsip bagi hasil. Dari definisi itu dapat diambil benang merah

bahwa bank syariah memang diasosiasikan sebagai bank bagi hasil. Sehingga

bisa dibilang bahwa pembiayaan bagi hasil merupakan inti dari pembiayaan

bank syariah.5

4 (http://www.khilafah1924.org/index.di unduh 26 February 2011)5 Muhammad, 2007:25

6

Page 7: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Sayangnya, meskipun pembiayaan bagi hasil merupakan pembiayaan

primer pada bank syariah porsi pembiayaan ini masih kalah dibandingkan

dengan pembiayaan berdasarkan skema jual-beli (murabahah). Berdasarkan

Statistik Perbankan Syariah Bank Indonesia, per Oktober 2009 total

pembiayaan perbankan syariah mencapai 45,3 triliun dimana porsi pembiayaan

musyarakah mencapai 6,4 triliun atau 14,1% dari total pembiayaan. Sedangkan

pembiayaan mudharabah hanya sebesar Rp 10,2 triliun atau 22,5 %.

Bandingkan dengan pembiayaan murabahah yang mencapai Rp 25,5 triliun

atau porsinya sebesar 56,3%.6

6 (http://ekonomi.kompasiana.com) Diunduh tanggal 26 February 2011).

7

Page 8: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BAB III

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

A. Stuktur Lembaga

a. Baitut Tamwil Muhamadiyah Ta’awun

Lembaga keuangan Islam, Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM)

Ta'awun yang berlokasi di Jalan Sultan Adam, Kayu Tangi, Kota

Banjarmasin, didirikan pada maret 16 Meret 2002. Lembaga keuangan mikro

islam ini bernomor badan hukum: 09/BH/07/KUKM-1/KOPNAKER. Sejak

diefektifkan beroperasinya Maret 2002 hingga kini sudah menunjukkan

kemajuan yang sangat menggembirakan. Bayangkan saja, dari tahun 2002

sampai 2003 dari modal yang hanya sekitar Rp.7 juta sudah menunjukkan

angka aset sekitar Rp 400 juta.

Lembaga keuangan tersebut mampu cepat berkembang berkat

pertumbuhan dana pihak ketiga terutama dalam bentuk tabungan, per April

2003 sebesar Rp. 252 juta dan penambahan modal menjadi sebesar Rp.128

juta. Sedangkan total dana tersalur untuk pengusaha kecil sebesar Rp.830

juta, dengan membukukan pendapatan per Januari 2003 mencapai Rp 62 juta.

Dan pada tahun 2012-2013 BTM Ta’awun mampu mendapatkan aset sekitar

Rp. 946 juta.

Lembaga keuangan yang dikelola belasan staf muda profesional itu

memiliki visi menjadi lembaga keuangan mikro yang membangun kekuatan

ekonomi ummat atau masyarakat kecil yang mandiri dan tangguh

berdasarkan prinsip syariah.

Sedangkan misi lembaga keuangan itu adalah mengembangkan

kualitas ekonomi dan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya, salah satunya melalui pengembangan permodalan

masyarakat melalui penggalakan kegiatan menyimpan dan pembiayaan di

BTM.

Kegiatan BTM Ta'awum digali dari ajaran Islam yang mengajarkan

setiap ummatnya untuk berkarya secara baik, bertransaksi secara adil,

8

Page 9: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

bekerjasama secara jujur, serta usaha pinjam-meminjam untuk saling

menolong bukan mengeksploitasi. Kegiatan lembaga keuangan ini sebagai

bagian dari ta'awun alal birriwat taqwa atau tolong menolong untuk kebaikan

dan ketaqwaan. BTM Ta'wun sering menjadi tempat magang bagi pengelola

lembaga keuangan mikro lainnya ataupun dari kalangan mahasiswa.

Selain itu, BTM Ta’awun berpengalaman kerjasama dengan

distributor tepung terigu Bogasari dalam rangka pembinaan kelompok usaha

roti dan mie di Kota Banjarmasin di tahun 2003. BTM Ta’awun juga

menjalankan usaha pupuk bagi para petani di daerah marabahan sampai

sekarang.

BTM Ta’awun kini membuka dua kantor kas, yaitu berlamat di jl.

Pangeran, RT. 2 No. 18 Banjarmasin dan di Jalan Kelayan B. Timur, Rt. 12

No. 86 Banjarmasin. BTM Ta’awun mempunyai sebuah slogan yaitu”

Bersama Menuju Ridho Ilahi”.

Produk-produk yang ditawarkan oleh BTM Ta’wun ada dalam bentuk

tabungan dan pembiayaan Murabahah. Dalam bentuk tabungan diantaranya

adalah Sisuka ( simpanan Suka Rela Berjangka), Tasbih ( Tabungan Bisa

Diraih), Tasaqur ( tabungan Persiapan Qurban), dan Tawadhu ( Tabungan

Wadiah Ummat). Semua produk tersebut dilaksankan dengan menggunakan

akad-akad syariah, diantaranya Murabahah, Mudharabah, Wakalah, Wadi’ah

dan Syirkah.

9

Page 10: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

b. Struktur Organisasi BTM Ta’awun

STRUKTUR LEMBAGA KJKS BTM MUHAMADIYAH

TA’AWUN BANJARMASIN

10

KETUA PENGURUS

MUHAMMAD MA’MUN, A.Ma

KEPALA CABANG

MAHYUNI, A.MdBENDAHARA

JAUHARATUL

BADI’AH, S.E

SEKRETARIS

HANAFI AS, A.Ma

KABID OPERASIONAL

FARIDAHKABID MARKETING

WARDHATI, S.Hut

INTERNAL KONTROL

FAHRUL RAZI, A.MaKEPALA UNIT 1

A.MALIKURRAHMAN

KEPALA UNIT II

AGUS MUSLIM

PETUGAS DINAS LAPANGAN I

RAMA

PETUGAS DINAS LAPANGAN II

FADLIANSYAH

PETUGAS DINAS LAPANGAN

HASAN, A.Md

KASIR

SRI AGUSTINI

Page 11: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BMT atau yang digunakan Yayasan Muhammadiyah dengan sebutan

BTM Muhammadiyah Ta’awun merupakan sebuah lembaga keuangan yang

mana sistem operasionalnya berdasarkan prinsip syariat islam. BTM ini lahir

sebagai salah satu solusi alternatif dikalangan masyarakat muslim karena

adanya pertentangan mengenai bunga atau riba, serta untuk melindungi

masyarakat dari bahaya rentenir yang selama ini cukup meresahkan.

Sebagai realisasinya, kini BTM Muhammadiyah Ta’awun mulai

menjalin kerjasama dengan para pedagang yang ada dipasar di daerah

banjarmasin serta warung-warung produktif terutama dalam hal pembiayaan.

Tentunya dengan sistem bagi hasil serta angsuran yang ringan dan mudah.

Sehingga kehadiran BTM Ta’awun Muhammadiyah diharapkan mampu

membantu ummat khususnya bagi jema’ah Muhammadiyah dalam

meningkakan perekonomian serta terbebas dari praktik bunga ataupun riba

menuju kehidupan yang penuh berkah.

Sebagai lembaga keuangan syari’ah yang mempunyai salah satu

tujuan untuk mengangkat perekonomian masyarakat produktif khususnya

para pengusaha kecil serta memberikan alternatif simpanan yang halal

maupun bebas riba, maka BTM Ta’awun Muhammadiyah mengeluarkan

produk-produk diantaranya, dalam Peghimpunan Dana, (Simpanan suka rela

berjangka, Tabungan wadiah ummat, Tabungan santri bisa diraih, Tabungan

persiapan qurban). Dalam Pembiayaan atau Penyaluran Dana, (Mudharabah

dan Murabahah)

BTM Ta’awun Muhammadiyah menyalurkan dananya dengan

berbagai akad pembiayaan, dan yang menjadi target utama atau nasabahnya

adalah pedagang pasar di Banjarmasin dan sekitarnya. Hal ini dapat kita lihat

dalam Daftar Jumlah Nasabah dan Tabel Pembiayaan periode Tahun 2012-

2013

11

Page 12: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Tabel 1

Daftar Jumlah Nasabah Periode Tahun 2012-2013

Keterangan Nasabah2012 2013

Pembiayaan 480 80Tabungan 513 150Jumlah 993 230

Tabel 2

Pencapaian Pembiayaan dan Tabungan Periode Tahun 2012-2013

(Dalam Rp)

Jenis AkadTahun Buku Jumlah Total Aset

2012 2013

946.000.000Murabahah 240.000.000 40.000.000Mudharabah 500.000.000 166.000.000

Jumlah 740.000.000 206.000.000

Sumber : BTM Ta’awun Muhammadiyah, 26, Januari, 2013

Salah satu pembiayaan yang telah banyak memberikan kontribusi

dalam menghasilkan keuntungan bagi BTM Ta’awun Muhammadiyah adalah

pembiayaan murabahah. Ini merupakan suatu masalah baru khusus nya di

kawasan Jl. Sultan Adam Kayu Tangi. Sebelum BTM Ta’awun

Muhammadiyah berdiri, pengusaha-pengusaha kecil banyak mengajukan

pembiayaan untuk modal kerjanya ke Bank Konvensional, bahkan ada juga

ke Rentenir.

Dengan modal awal yang terkumpul sekitar 7 juta rupiah, BTM

Ta’awun Muhammadiyah mulai melaksanakan operasionalnya pada bulan

maret 2002 dengan badan hukum menginduk pada K0PNAKER. Selain itu,

operasional BTM pada waktu itu tidak dalam ruang lingkup besar akan tetapi

hanya dalam ruang lingkup Jama’ah Muhammadiyah saja. Dengan situasi

dan keadaaan yang seadanya serta sederhana ditambah juga pembukuannya

masih secara manual.

Dengan perkembangan seperti itu, untuk mengoptimalkan pelayanan,

tentunya sarana pun harus mendukung. Maka dari itu sejak beroperasional

12

Page 13: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

kepasar, pembukuannya pun sudah menggunakan komputerisasi, begitu pula

dengan printer pass book dan peralatan lainnya yang mendukung. Bahkan

untuk memudahkan para nasabah yang sebagian besar adalah para pedagang,

praktek menyimpan dan mengambil tabungannya pun dilakukan ditempat

nasabah.

Dengan bimbingan dan Ridho Allah swt, tentunya BTM Ta’awun

Muhammadiyah berharap dapat lebih baik lagi. Sehingga banyak anggota

masyarakat yang merasa terbantu dan merasakan manfa’atnya. Apalagi BTM

Ta’awun Muhammadiyah mempunyai motto “Bersama Menuju Ridha Ilahi”.

B. Struktur Organisasi

Pelaksana operasional harian BTM. Pengelola terdiri dari ketua

pengurus, Manajer, Pembiayaan, Administrasi pembukuan, teller,

Penghimpunan Dana dan account officer atau petugas dinas lapangan.

Manajer, bertugas:

1. Memimpin operasional BTM sesuai dengan tujuan dan kebijakan umum

yang digariskan oleh pengurus.

2. Membuat rencana kerja tahunan, bulanan, dan mingguan, yang meliputi :

Rencana pemasaran.

Rencana pembiayaan.

Rencana biaya operasi.

Rencana keuangan.

Laporan Penilaian Kesehatan BTM

3. Membuat kebijakan khusus sesuai dengan kebijakan umum yang

digariskan oleh pengurus,

4. Memimpin dan mengarahkan kegiatan yang dilakukan oleh stafnya.

5. Membuat laporan bulanan, tahunan, penilaian kesehatan BTM serta

mendiskusikannya dengan pengurus, berupa:

Laporan pembiayaan baru.

13

Page 14: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Laporan perkembangan pembiayaan.

Laporan keuangan, neraca, dan Laba Rugi

Laporan Kesehatan BTM

6. Membina usaha anggota BTM, baik perorangan maupun kelompok.

Bagian Pembiayaan, bertugas:

1. Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada peminjam.

2. Menyusun rencana pembiayaan.

3. Menerima berkas pengajuan pembiayaan.

4. Melakukan Analisis pembiayaan.

5. Mengajukan berkas pembiayaan hasil Analisis kepada komisi pembiayaan.

6. Melakukan administrasi pembiayaan.

7. Melakukan pembinaan anggota pembiayaan agar tidak macet.

8. Membuat laporan perkembangan pembiayaan

Bagian Administrasi dan Pembukuan, bertugas:

1. Menangani administrasi keuangan.

2. Mengerjakan jurnal dan buku besar.

3. Menyusun neraca percobaan.

4. Melakukan perhitungan bagi hasil/bunga simpanan.

5. Menyusun laporan keuangan secara periodik.

Bagian Teller/Kasir, bertugas :

1. Bertindak sebagai penerima uang dan juru bayar (kasir).

2. Menerima/menghitung uang dan membuat bukti penerimaan.

3. Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah manajer.

4. Melayani dan membayar pengambilan tabungan.

5. Membuat buku kas harian.

6. Setiap awal dan akhir jam kerja menghitung uang yang ada.

Bagian Penghimpunan Dana, bertugas :

1. Melakukan kegiatan Penghimpunan tabungan anggota/masyarakat.

2. Menyusun rencana Penghimpunan tabungan.

3. Merencanakan pengembangan produk-produk tabungan.

4. Melakukan Analisis data tabungan.

14

Page 15: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

5. Melakukan pembinaan anggota penabung.

6. Membuat laporan perkembangan tabungan.

7. mendiskusikan strategi Penghimpunan dana bersama manajer dan

pengurus

Bagian Pembinaan Anggota, bertugas :

1. Memberikan pembinaan kepada anggota mengenai:

Administrasi dan kualitas usaha anggota.

Pengembangan skala usaha anggota.

2. Sebagai motivator usaha anggota.

3. Membina Sumberdaya Manusia Anggota.

C. Sistem Penggajian

Di BTM Ta’awun Muhammadiyah, sistem penggajian adalah bulanan.

Jadi para karyawan BTM Ta’awun Muhammadiyah setiap bulannya

menerima gaji.

D. Disiplin Kerja Karyawan

Semua karyawan di BTM Ta’awun Muhammadiyah bekerja sesuai

pekerjaannya Dan memenuhi semua kriteria yang ada BTM Ta’awun

Muhammadiyah. Dimulai dari pukul 08.00 WITA sampai pukul 16.00 WITA,

karyawan BTM Ta’awun Muhammadiyah dapat menyelesaikan semua

pekerjaannya.

Jadwal masuk kerja di BTM Ta’awun adalah dari hari senin sampai

jum’at. Sedangkan jam masuknya adalah jam 08.00 – 12.00. kemudian

istirahat sholat dan Makan, dan kemudian masuk kembali pada jam 02.00-

04.00 sore.

RINCIAN KEGIATAN LEMBAGA

15

Page 16: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BTM TA’AWUN

A. Produk-Produk BTM Ta’awun Muhammadiyah

Dalam kinerja sehari-hari, BTM Ta’awun Muhammadiyah secara

umum melakukan dua transaksi produk yaitu penghimpunan dana dan

pembiayaan atau penyaluran dana.

Kegiatan bisnis atau Baitut Tamwil adalah kegiatan utama dan inti

dari BTM Ta’awun Muhammadiyah. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu

pembiayaan yang dipergunakan sebagai modal dalam rangka pengembangan

usaha. Tumbuh dan berkembangnya BTM sangat bergantung pada

kepercayaan dan motivasi masyarakat untuk menyimpan dananya di BTM

serta kemampuan profesionalisme pengelola BTM. Kekuatan BTM sebagai

lembaga keuangan (Baitut Tamwil) akan semakin mantap dan kuat apabila

BTM menghimpun dana dari anggota masyarakat (nasabah) atau lembaga

lainnya disertai dengan manajemen yang disiplin, tertib dan profesional,

produk di BTM Ta’awun terbagi dalam dua golongan, yaitu:

1. Produk Penghimpunan Dana

BTM Ta’awun Muhammadiyah dapat menghimpun dana dari

beberapa produk atau cara, diantaranya:

1. Simpanan suka rela berjangka (Sisuka)

2. Tabungan wadiah ummat (Tawadhu)

3. Tabungan santri bisa diraih (Tasbih)

4. Tabungan persiapan qurban (Tasaqur)

1) Sisuka

16

Page 17: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Adalah simpanan suka rela berjangka, keutamaan yang didapat dari

tabungan ini adalah:

Sebagai sarana investasi jangka panjang,

Dapat dijadikan jaminan pinjaman pembiayaan pada KJKS BTM

TA’AWUN,

Dilengkapi dengan layanan jemput bola, untuk kemudahan

bertransaksi baik setoran maupun penarikan bisa dilayani langsung

oleh petugas,

Berhak ikut dalam undian (rekening yang aktif),

Jangka waktu beragam dan bagi hasil kompetitif serta menguntungkan

dengan skema:

3 bulan = 40% : 60%

6 bulan = 45% : 55%

12 bulan = 50% : 50%

Sisuka ini didasarkan pada akad Mudharabah, yaitu akad antara

dua belah pihak, satu pihak sebagai Shahibul Maal ( penyedia modal ) dan

pihak lain sebagai Mudharib ( Pengelola Modal ). Atas kerjasama ini

berlaku bagi hasil dengan nisbah yang disepakati.

Simulasi Penghitungan Bagi Hasil nya:

Misal saldo rata-rata sisuka saudara A Rp. 1 juta. Total dana Rp. 1 milyar

dengan jangka 1 tahun. Pendapatan BTM Ta’awun Rp. 25 juta, Nisbah

bagi hasil Sisuka 50% ; 50%, maka penghitungan bagi hasil Sisuka

saudara A sebagai berikut:

= Saldo sisuka Suadara A x Pendapatan x Nisbah Total Danadi BTM

= Rp. 1000.000 X Rp. 25.000.000 X 50% Rp.1000.000.000= Rp.12.500,-

2) Tawadhu

17

Page 18: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Tawadhu adalah tabungan wadiah ummat dengan keutamaan:

Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan setiap saat.

Dapat dijadikan jaminan pinjaman pembiayaan pada KJKS BTM

TA’AWUN,

Dilengkapi dengan layanan jemput bola, untuk kemudahan bertransaksi

baik setoran maupun penarikan bisa dilayani langsung oleh petugas,

Sebagai salah satu persyaratan pembiayaan pada KJKS BTM Ta’awun,

Berhak ikut dalam undian,

Memperoleh keuntungan berupa bonus setiap bulan,

Kenyamanan perasaan karena dilaksanakan berdasarkan prinsip Syariah.

Akad yang digunakan adalah Wadiah, yaitu akad antara dua belah

pihak, satu pihak yang menitipkan dana memberi izin kepada pihak yang

dititipi agar dapat memanfaaatkan dana yang dititipkan untuk dikelola.

3) Tasbih

Tasbih adalah Tabungan Santri Bisa Diraih, khusus untuk pelajar atau

santri, keutamaanya adalah:

Penyetoran dan penarikan dapat dlakukan setiap saat.

Dilengkapi dengan layanan jemput bola, untuk kemudahan

bertransaksi baik setoran maupun penarikan bisa dilayani langsung

oleh petugas,

Memperoleh keuntungan berupa bonus setiap bulan,

Kenyamanan perasaan karena dilaksanakan berdasarkan prinsip

Syariah,

Mengajarkan kepada anak untuk berhemat dan mandiri

Membantu orang tua meringankan beban biaya pendidikan

Berhak ikut dalam undian.

Akad yang digunakan adalah Wadiah, yaitu akad antara dua belah

pihak, satu pihak yang menitipkan dana memberi izin kepada pihak yang

dititipi agar dapat memanfaaatkan dana yang dititipkan untuk dikelola.

18

Page 19: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

4) Tasaqur

Tasaqur adalah Tabungan Persiapan Qurban, keutamaannya adalah:

Penyetoran dapat dilakukan setiap saat,

Penarikan simpanan dilakukan secara periodik satu tahun sekali yaitu pada

bulan Dzulhijjah,

Dilengkapi dengan layanan jemput bola, untuk kemudahan bertransaksi

baik setoran maupun penarikan bisa dilayani langsung oleh petugas,

Peruntukanya khusus dana untuk melaksanakan ibadah qurban,

Berhak ikut dalam undian,

Nisbah bagi hasil = 35% ; 65%

Bebas biaya administrasi bulanan.

Tasaqur ini didasarkan pada akad Mudharabah, yaitu akad antara dua

belah pihak, satu pihak sebagai Shahibul Maal ( penyedia modal ) dan pihak

lain sebagai Mudharib ( Pengelola Modal ). Atas kerjasama ini berlaku bagi

hasil dengan nisbah yang disepakati.

5) Siwajib

Siwajib adalah Simpanan Wajib yang diberlakukan bagi nasabah

pembiayaan ketika membayar cicilan, setiap nasabah pembiayaan berhak

menarik tabungannya ketika lunas dalam pembiayan yang besarnya

simpanan tersebut telah ditentukan sesuai dengan ketentuan yang

disepakati.

2. Produk Penyaluran Dana atau Pembiayaan

Dalam UU Perbankan No.7 tahun 1992 disebutkan bahwa

pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga,

imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

19

Page 20: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Pembiayaan adalah fasilitas yang diberikan BMT kepada anggotanya

untuk menggunakan dana yang telah dikumpulkan oleh pengelola BMT dan

berasal dari anggota pula.

a) Pembiayaan

Pembiayaan murabahah, yaitu pembiayaan berupa talangan dana

yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang dengan kewajiban

mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah margin

keuntungan bank pada saat jatuh tempo. BTM Ta’awun memperoleh margin

keuntungan berupa selisih harga beli dari pemasok dengan harga jual BTM

kepada nasabah.7

Landasan jual beli dengan akad murabahah dinyatakan dalam firman

Allah (QS.An-Nisa [4]:29).

ها يا ي ن أ ذي ل نوا ا م لوا ل آ ك أ م ت ك ل وا م م أ نك ي ل ب ط با ل ن إل با أ

ن كو ة ت ر جا ن ت ض ع را م ت ك ن ... م

“ Hai orang orang yang beriman , jangan lah kamu memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang

berlaku dengan suka sama suka di antara kamu...” (Q.S An Nissa 4:29)

Adapun hadits yang dijadikan landasan hukum jual beli dengan akad

murabahah adalah HR. Al-Bazzar:

“dari rafi’ah bin rafi’ r.a bahwasanya Rasullulah SAW ditanya:

pekerjaan apakah yang paling baik? Rasullulah menjawab : “ pekerjaan orang

dengan tangannya sendiri dan semua jual beli yang mabrur. (Bulugul

Maram, 1978:2).

Aqad murabahah ini merupakan salah satu bentuk natural certainty

contract, karena dalam murabahah ditentukan beberapa required rate of

profit-nya (keuntungan yang ingin di peroleh.8

Berdasarkan pengertian dari beberapa pakar dan di lihat dari

gambaran implementasi murabahah diperbankan maka dapat disimpulkan

bahwasanya murabahah adalah suatu transaksi jual beli dengan keuntungan 7 Wirdyaningsih, dkk, 2006:1068 Anisykurlillah, Kajian Muammalat 2010

20

Page 21: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

(laba) yang diketahui (transparansi) antara pembeli dan penjual, di mana

pihak bank sebagai penjual bekerjasama dengan supplier sebagai perantara

yang menyediakan barang yang dibutuhkan oleh nasabah sebagai pembeli.

Harga jual yang ditetapkan adalah harga beli bank dari supplier atau pemasok

dengan penambahan keuntungan yang diketahui dan disepakati oleh kedua

belah pihak

Peraturan pembiayaan murabahah tertuang dalam pasal 1 angka 13

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Ketentuan secara

teknis dapat dijumpai dalam pasal 36 huruf b PBI No.6/241PBI/2004 tentang

Bank umum yang melaksanakan kegiaan usaha berdasarkan Prinsip Syariah,

yang intinya menyatakan bahwa bank wajib menerapkan prinsip Syariah dan

prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usahanya yang meliputi penyaluran dana

melalui prinsip jual beli berdasarkan akad murabahah.9

Pembiayaan murabahah telah diatur dalam Fatwa DSN No. 04/DSN-

MUI/IV/2000. Dalam fatwa tersebut disebutkan ketentuan umum mengenai

murabahah, yaitu sebagai berikut :

1. Bank dan nasabah harus melakukan akad murabahah yang bebas riba.

2. Barang yang diperjualbelikan tidak diharam oleh syariat islam.

3. Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah

disepakati kualifikasinya.

4. Bank membeli barng yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri dan

pembelian ini harus syah dan bebas riba.

5. Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian,

misalnya jika pembelia dilakukan secara hutang.

6. Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah pemesan dengan

harga jual senilaiharga beli plus keuntungannya. Dalam kaitan ini bank

harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada nasabah berikut

biaya yang diperlukan.

7. Nasabah membayar harga barang yang telah disepakati tersebut pada

jangka waktu tertentu yang telah disepakati.

9 Abdul Gofur Ansyari, 2007: 102

21

Page 22: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

8. Untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan atau kerusakan akad tersebut,

pihak bank dapat mengadakan perjanjian khusus dengan nasabah.

9. Jika ban henak mewakilkan kepada nasabah untuk membeli barang dari

pihak ketiga, akad jual beli murabahah harus dilakukan setelah barang,

secara prinsip, menjadi milik bank.10

Aturan yang dikenakan kepada nasabah dalam murabahah ini dalam fatwa

adalah sebagai berikut :

1. Nasabah mengajukan permohonan dari perjanjian pembelian suatu barang

atau suatu aset kepada bank.

2. Jika bank menerima permohonan tersebut ia harus membeli terlebih dahulu

aset yang dipesannya secara syah dengan pedagang.

3. Bank kemudian menawarkan aset tersebut kepada nasabah dan nasabah

harus menerima membelinya sesuai dengan perjanjian tersebut mengikat,

kemudian kedua belah pihak harus membuat kontrak jual beli.

4. Dalam jual beli ini bank dibolehkan meminta nasabah untuk membayar

uang muka saat mendatangani kesepakatan awal pemesan.

5. Jika nasabah kemudain menolak membeli barang tersebut, biaya riil bank

harus dibayar dari uang muka tersebut.

6. Jika nilai uang muka kurang dari kerugian yang harus ditanggung oleh

bank, bank dapat meminta kembali sisa kerugian kepada nasabah.

7. Jika uang muka memakai kontrak ’urbun’ sebagai alternatif dari uang

muka, maka: (a) jika nasabah memutuskan untuk membeli barang tersebut,

ia tinggal membayar sisa harga atau (b) jika nasabah batal membeli, uang

muka menjadi milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh

bank akibat pembatalan tersebut dan jika uang muka tidak mencukupi,

nasabah wajib melunasi kekuranganya.11

Potensi pembiayaan murabahah dari perbankan syariah untuk

nasabah semakin meningkat, maka perlu dirumuskan dan dijabarkan

implementasi strategi dan program-program yang jelas untuk mencapainya.

10 Wirdyaningsih, dkk.,2006: 10711 Wirdyaningsih,dkk., 2006:108

22

Page 23: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Peningkatan pembiayaan murabahah akan efektif paling tidak harus disertai

strategi yang mencakup:

1. Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif

2. Peningkatan kemampuan kewirausahaan.

3. Peningkatan dalam jumlah dan kemudahan persyaratan dalam pembiayaan

perbankan.

4. Pengembangan perangkat penunjang bagi peningkatan pembiayaan seperti

penjaminan pembiayaan.

5. Peningkatan jaringan informasi baik pusat maupun daerah.

Dalam praktiknya, murabahah dapat dilakukan langsung oleh si

penjual dan si pembeli tanpa melalui pesanan. Akan tetapi murabahah, dapat

juga dilakukan dengan cara melakukan pesanan terlebih dahulu.12

B. Prosedur Penyaluran Pembiayaan Untuk Pengusaha kecil Pada BTM

Ta’awun

1. Persyaratan dan Prosedur

Untuk menjaga kedisiplinan dan kepatuhan, bagi setiap calon nasabah

pembiayaan BTM Ta’awun Muhammadiyah haruslah mengikuti langkah-

langkah dan prosedur proses persetujuan pembiayan yang meliputi:

1) Mengisi formulir Pendaftaran pembiayaan

2) KTP pemohon, suami/istri dan penjamin (avalist).

3) Kartu keluarga atau surat nikah/cerai.

4) Mengisi dan menyerahkan surat Permohonan pembiayaan, data keuangan,

dan analisis pembiayaan yang telah disediakan.

5) Agunan/jaminan (sertifikat tanah dan bangunan atau BPKB).

6) Tanda Daftar Perusahaan, Akta Pendirian Usaha, SIUP (Surat Ijin Usaha

Perdagangan), TDP (Tanda Daftar Perusahaan) Atau surat keterangan

usaha dari RT/Desa/Kecamatan (Usaha telah berjalan minimal 2 tahun)

7) NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).

8) Rekening telepon dan listrik.

12 A. Karim,2001 :87

23

Page 24: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

9) Bersedia disurvey ketempat usaha/ tempat tinggal.

• Ketentuan Data Pemohon (Individu)

Copy KTP Suami/Isteri

Proposal Permohonan Pembiayaan

Copy Surat Nikah dan Kartu Keluarga

Surat Penawaran/Rencana Anggaran Biaya

• Ketentuan Data Legalitas Usaha (Lembaga)

Copy KTP Para Pengurus,

NPWP,

Neraca dan Laporan Laba Rugi 2 Tahun Terakhir

• Ketentuan Data Agunan/ jaminan

Copy Agunan

Bukti Lunas PBB Tahun Terakhir

Copy KTP Pemilik Agunan

Copy Surat Nikah dan kartu keluarga Pemilik Agunan

Surat Keterangan Harga Tanah dan Bangunan/Kendaraan

10) Nasabah menyampaikan tujuan meminta BTM Ta’awun untuk membeli

barang/alat produksi/mesin yang dibutuhkan, kegunaan barang tersebut

dalam usaha bisnisnya serta sumber dana dan cara untuk melunasi

pembelian barang tersebut. Serta menyertakan data-data: legalitas, laporan

keuangan (3 bulan terakhir), data jaminan dan hubungan hukum nasabah

usaha dengan jaminan, serta persyaratan lain yang diperlukan oleh BTM

Ta’awun. Nasabah/nasabah juga melampirkan informasi barang/alat

produksi/mesin yang dibutuhkan yaitu tipe, jumlah, warna, dan ukuran

serta penjual/supplier barang tersebut.

11) Account Officer/ Tim Survey/PDL13 menganalisis kelayakan bisnis

Nasabah usaha, historis usaha nasabah baik dari segi kualitatif maupun

kuantitatif. Jika nasabah usaha tidak mempunyai usulan/ calon supplier,

maka account officer berhak utuk mencarikan supplier.

13 Petugas dinas lapangan

24

Page 25: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

12) Komite Pembiayaan memutuskan diterima atau ditolaknya permintaan dari

nasabah usaha. Bila permintaan nasabah usaha dianggap tidak layak, maka

seluruh permintaan ini dapat dianggap tidak layak untuk menapat fasilitas

murabahah. Seluruh dokumen harus dikembalikan pada nasabah usaha

dan account officer menyampaikan surat penolakan kepada nasabah usaha.

Bila permintaan nasabah usaha dianggap layak serta memenuhi kriteria,

komite akan memberikan persetujuan khususnya menyangkut:

Harga beli barang dari supplier

Harga jual pada nasabah usaha

angka waktu pelunasan barang

Besarnya uang muka yang harus diserahkan oleh nasabah usaha

Penunjukan supplier/ penjual barang

Jaminan bila diperlukan dan

13) Persyaratan lain yang harus dipenuhi nasabah usaha, yaitu:

a) PDL ( petugas dinas lapangan) berdasarkan persetujuan komite,

menyampaikan surat persetujuan pembiayaan murabahah kepada

nasabah usaha. Kemudian menghubungi supplier dan meminta surat

pernyataan sanggup dari supplier untuk memastikan bahwa supplier

sanggup untuk menyediakan barang sesuai kriteria yang disampaikan

account officer pada saat melakukan konfirmasi tersedianya barang.

b) Nasabah usaha menyatakan persetujuannya atas seluruh persyaratan

yang diajukan termasuk melengkapi seluruh dokumen yang diminta

BTM Ta’awun akan mengeluarkan tanda terima uang muka

murabahah.

c) Proses selanjutnya adalah proses monitoring terhadap nasabah yang

mendapatkan pembiayaan, monitoring ini dilakukan untuk memantau

nasabah dalam merealisasikan dana yang didapatnya untuk

menghindari penyimpangan-penyimpangan dalam melakukan

usahanya.

25

Page 26: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Besar pembiayaan bagi golongan pengusaha kecil berkisar dari

400.000 sampai 5 juta.

2. Proses Realisasi Pembiayaan

Proses realisasi adalah proses pencairan dana atau pembelian barang

nasabah setelah diproses dan diputuskan oleh komite/ manajer pembiayaan.

Penggunaan dana untuk pembiayaan murabahah dinamakan pembayaran.

Pemeriksaan kepatuhan ketentuan intern dan ekstern yang berlaku yang

menjamin perlindungan bagi koperasi telah dipenuhi dan diselesaikan.

Dokumen pendukung pembayaran:

1) Surat persetujuan prinsip

2) Perjanjian pembiayaan ( Wakalah dan Murabahah )

3) Surat sanggup angsuran ( akad piutang )

4) Pengikat jaminan

5) Diberikan Nomor Akad/rekening

6) Jadwal angsuran

7) Kartu Angsuran Anggota Pembiayaan

8) Promise Tanda terima uang Nasabah (warna hijau)

3. Analisis kelayakan Pembiayaan

Setiap calon nasabah yang telah memenuhi persyaratan kelengkapan

dokumen umum permohonan pembiayaan harus dilakukan analisis secara

tertulis dengan mengedepankan analisis menggambarkan semua informasi

yang berkaitan erat dengan usaha dan data pemohon, termasuk (jika

diperlukan) hasil penelitian pada pembiayaan bermasalah, analisis

menyajikan penilaian yang objektif dan tidak dipengaruhi oleh pihak-pihak

lain uang berkepentingan dengan permohonan pembiayaan, dan analisis

pembiayaan dilakukan secara konsisten dan professional dan tidak hanya

untuk memenuhi prosedur pembiayaan.

Faktor-faktor analisis pembiayaan meliputi:

1) Kemampuan/ Niat Bayar (Willingness To Pay)

26

Page 27: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Analisis ini penting dilakukan oleh Account Officer untuk

memperoleh informasi yang benar terhadap calon nasabah tentang:

a) Character (Akhlak)

Akhlak calon nasabah pembiayaan hendaknya diketahui secara baik

oleh Account Officer/PDL. Mereka tidak termasuk orang yang berperilaku

boros, tidak amanah, tidak suka berspekulasi dalam berusaha.

b) Integritas

(1) Untuk mengetahui apakah calon nasabah pembiayaan mempunyai

komitmen yang baik terhadap janji, waktu, tat nilai-aturan, hutang

ucapannya tidak banyak menyimpang dari perbuatannya.

(2) Untuk mengetahui karakter dan integritas calon nasabah dilakukan

melalui teknik wawancara dan cross check kepada keluarga, tetangga,

sesame pengusaha, dan ustadz (mu’alim) setempat dan atau karena

calon nasabah sudah dikenal dengan sangat baik oleh penjabat

koperasi.

2) Kemampuan Bayar (Ability To Pay)

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan kemampuan

usaha calon nasabah yang meliputi:

a) Tujuan Penggunaan Pembiayaan

Account Officer harus mengetahui secara pasti tentang tujuan

penggunaan dana oleh calon nasabah, apakah untuk modal kerja, investasi

atau multiguna.14

b) Analisis Keberadaan Usaha

Yaitu analisis keberadaan dan kelangsungan usaha dan calon nasabah yang

meliputi:

1) Analisis Syariah

14 Kasmir, 2008:106

27

Page 28: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Menilai apakah usaha yang dikelola oleh calon nasabah tidak

bertentangan dengan nilai-nilai syariah. Apakah produk, proses produksi,

sistem penjualan tidak ada yang melanggar nilai-norma dan syariah.

2) Analisis Yuridis

Identitas calon nasabah dan usahanya harus dinilai aspek legalnya

apakah (KTP/SIM/KK/Surat Nikah) masih berlaku, dan apakah usaha calon

nasabah (peroranagan atau badan usaha) tidak menggangu tetangga-warga

setempat dan memperoleh legalitas (perizinan) dari instansi yang berwenang

(SIUP, TDP, TDR, NPWP, Akta Pendirian, dll)

3) Analisis Kondisi Usaha

Untuk mengetahui apakah usaha yang dijalankan oleh calon nasabah

cukup baik, dalam artian hasilnya mampu untuk mencukupi kebutuhan hidup

keluarganya secara wajar, mampu menutupi biaya operasional usaha dan ada

kelebihan pendapatan yang bisa dijadikan sebagai akumulasi modal, sehingga

usahanya akan terus berkembang. Dan apabila kebutuhan modal usahanya

tersebut mampu membayar kembali kepada koperasi dan mampu

berkembang sehingga volume usahanya semakin meningkat.

4) Analisis Kemampuan Usaha dan Manajemen

Calon nasabah haruslah memiliki kemampuan mengelola usaha secara

professional, tangguh dan ulet. Pengusaha akan memiliki kemampuan

mengatasi pemasalahan dalam usahanya apabila telah memiliki pengalaman

sekurang-kurangnya 5 bulan. Oleh karena itu, kebijakan di BTM Ta’awun

hanya diberikan apabila calon nasabah telah memiliki pengalaman dalam

bidang usahanya minimal 5 bulan. Selain itu, calon nasabah harus memiliki

kecakapan dalam hal produksi, penjualan-pemasaran dan mengatur keuangan

berdasar skala dan sektor usahanya.

5) Analisis Jaminan

Jaminan (agunan) dalam pembiayaan adalah sebagai komplemen dalam

perikatan setelah diyakini benar atas kelayakan usaha calon nasabah. Fungsi

28

Page 29: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

jaminan dapat dijadikan sebagai sumber terakhir pengganti pelunasan

pembiayaan, apabila nasabah sudah nyata tidak mempunyai kemampuan lagi

untuk membayar walau sebelumnya pihak koperasi telah berupaya

memberikan masa tangguh dan upaya lain agar tidak terjadi pengambilan

jaminan sebagai sumber pembayaran pelunasan pembiayaan. Jaminan

(agunan) dijadikan sebagai pelunasan pembiayaan apabila nasabah

melakukan ingkar janji dengan kesengajaan.

Kegiatan Sosial adalah kegiatan layanan masyarakat yang bertujuan

membantu meringankan beban ekonomis dengan tidak mengambil

keuntungan financial. Kegiatan ini dilakukan oleh BTM untuk menunjang

kegiatan bisnis karena kelompok sasaran BTM Ta’awun Muhammadiyah

adalah pengusaha kecil yang sangat rentan dalam menghadapi tantangan

hidup dan belum mempunyai bekal yang cukup baik dalam mengembangkan

usahanya.

C. Kegiatan Relegius BTM Ta’awun

BTM Ta’awun merupakan Lembaga jasa keuangan berbasis syariah,

tentunya kegiatan harian, mingguan, bulanan serta tahunan haruslah

mencerminkan prinsip orang islam.

Pada tiap hari jum’at para karyawan diwajibkan untuk mengaji dan

mengakaji Al-quran secara berjamaah dipagi dari jam 08.00 sampai selesai.

Ini merupakan kegiatan mingguan. Dan pada setiap sebulan sekali diadakan

pengajian dengan mengundang penceramah atau uztad dirumah karyawan

dengan sistem bergiliran. Ini merupakan kegiatan bulanan. Sedangkan pada

tiap harinya, para karyawan diwajibkan sholat dhuha, baik berjamaah

ataupun sendirian dikantor serta diwajibkan berjamaah pada waktu zuhur

dimasjid sekitar kantor atau dikantor bagi karyawati.

D. PDL ( Petugas Dinas Lapangan )

Petugas dinas lapang atau account officer adalah karyawan yang

bertugas kelapangan langsung, yaitu meliputi penagihan nasabah, survey

nasabah, ataupun pencarian nasabah/marketing.

29

Page 30: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Kami sebagai peserta magang, selama magang di BTM Ta’awun telah

mencoba terjun langsung kelapangan untuk membantu dan melihat

prakteknya. Baik itu penagihan, penawaran produk dan pembinaan usaha

bagi para nasabah pembiayaan.

Semua itu dilakukan dalam prinsip syariah, tidak ada sistem

pemaksaan terhadap nasabah yang tidak bisa mampu membayar pada hari itu,

karena sistem pembayaran pada BTM Ta’awun menggunakan sistem Harian

dan mingguan. Hal ini dilakukan agar para nasabah cepat lunas dan tidak

menjadi beban.

Disamping itu tugas PDL selain kelapangan, dia bertugas mengisi dan

membuat laporan hasil target dan pokok angsuran yang ditagih dari para

nasabah pembiayaan, berikut bentuk dan cara mengisi laporan tersebut:

Contoh :

LAPORAN HARIAN TARGET DAN ANGSURAN

KJKS BTM TA’AWUN

Hari / Tanggal : Wil/ Petugas :

NO KE NO.AKADTARGET TAGIHAN HASIL TAGIHANPOKOK MARKUP POKOK MARKUP SIWAJIB INFAQ

1 5 5043 25.000 6000 25.000 6000 3400 6002 7 5044 8,334 2,200 8,334 2,200 1,300 166

Jumlah pokok Rp.33,334 Persentase Anggota %Kepala Unit

Jumlah Mark Up Rp.8200 Persentase Tagihan %Jumlah Siwajib Rp.4700Jumlah Infaq Rp.766 ......................

Total Rp. 47000

Tabel laporan diatas ini, di isi dengan data nasabah pembiayaan BTM

Ta’awun dibawah ini, yang terbagi penagihan harian dan mingguan. Dan

kegiatan ini dilakukan setiap hari oleh PDL setelah melakukan penagihan.

30

Page 31: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Note:

*Siwajib adalah simpanan yang wajib dibayarkan oleh nasabah yang besarnya

sudah ditentukan oleh pihak BMT untuk kepentingan pihak nasabah jika

nantinya sudah lunas maka simpanan tersebut akan diserahakan kepada

nasabah, jadi nasabah disamping meminjam dia juga menabung.

DAFTAR NASABAH PEMBIAYAAN BTM TA’AWUN

MINGGUAN DAN HARIAN

Contoh Mingguan Senin;

SENINNO AKAD POKOK MARGIN / MARK UP

5045 / MARBUDIN 33,334 11,000

5075 / SYAFRUDDIN 76,923 20,000

110,257 31,000141,257

Contoh Harian;

Nama Petugas : Fadli

HARIAN MELAYUNO.AKAD NAMA

NASABAH

POKOK MARGIN SIWAJIB INFAQ

5043 Rusinah 25,000 6,000 3,400 6005044 Muliani 8,334 2,200 1,300 1665045 Rusfitriani 8.334 2,200 1,300 1665047 Mariana 16,667 3,600 1,600 1335065 Marsiyah 16,667 3,600 1,600 1335068 Putrawan Jaya 16,667 4,000 1,200 1335069 Sabariah 16,667 2,200 1,000 1335071 Halimah 16,667 2,200 1,000 1335074 Yuliani 16,667 4,000 1,200 1335079 Sumiyati 25,000 6,000 3,400 6005080 Elmi Norsehan 11,667 3,000 1,200 133

31

Page 32: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

Sumber: BTM Muhammadiyah Ta’awun, Tgl. 25 februari,2013.

Jumlah pembiayaan rata-rata yang disalurkan kepada nasabah berkisar

dari 400.000.000 sampai 5 juta. Dan tempo pembayarannya bisa dengan

harian atau mingguan.

KARTU ANGSURAN PEMBIAYAANBTM TA’AWUN BANJARMASIN

Pinjaman Ke : Baru No.Pemby/Anggota: 5083Nama Nasabah : Siti Hawa Cicilan Pokok Rp. 13,334Alamat : Jl. Akt, Rt.15 Mark-Up Rp. 3,000Tgl Pembayaran : Cadangan ResikoRp. 2,000Tgl Jatuh Tempo : Infaq Rp. 666Besar Pembiayaan : 800,000 Total AngsuranRp. 19,000Mark-Up : 180,000Total : 980,000

TanggalAngs

ke

Cicilan

pokok

Bagi

HasilSimpanan Infaq

Saldo

Pinjaman

Validasi /

Saldo

Markup29-1-13 1 13,334 3,000 2,000 666 786,666 177,00030-1-13 2 13,334 3,000 2,000 666 773,332 174,00031-1-13 3 13,334 3,000 2,000 666 759,998 171,00001-2-13 4 13,334 3,000 2,000 666 746.664 169,00004-2-13 5 13,334 3,000 2,000 666 733,330 167,00005-2-13 6 13,334 3,000 2,000 666 719,996 165,00006-2-13 7 13,334 3,000 2,000 666 709,662 163,000

Manajer Banjarmasin, 25, 01, 2013Petugas

Fadli

OPERASIONALISASI KONSEP

A. Murabahah

Akad yang digunakan dalam pembiayaan di BTM Ta’awun adalah

akad murabahah, yaitu aka jual beli antara BTM Ta’awun dengan nasabah

32

60 hari

Page 33: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BTM Ta’awun untuk membeli barang yang diperlukan nasabah atau

pembiayaan berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli

suatu barang dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut

seluruhnya ditambah margin keuntungan BTM Ta’awun pada saat jatuh

tempo dengan ketentuan margin yang sudah disepakati oleh kedua belah

pihak.15

BTM Ta’awun sudah maksimal melaksanakan konsep dari akad

murabahah tersebut. Artinya lembaga ini telah melaksanakan tugas sebagai

lembaga jasa keuangan islam dengan benar sesuai dengan ketentuan syariah.

Ketentuan margin yang ditawarkan oleh BTM Ta’awun sangat lah

kecil, mengingat para nasabahnya adalah dari para golongan kelas bawah dan

menengah.

B. Mudharabah

Akad yang digunakan BTM Ta’awun dalam penghimpunan dana

atau tabungan adalah akad mudharabah. Mudharabah adalah akad antara

dua belah pihak, satu pihak sebagai Shahibul Maal ( penyedia modal ) dan

pihak lain sebagai Mudharib ( Pengelola Modal ). Atas kerjasama ini

berlaku bagi hasil dengan nisbah yang disepakati.16

BTM Ta’awun mengunakan akad ini dalam macam-macam

produknya, yaitu Sisuka (Simpanan suka rela berjangka )dan Tasaqur

( tabungan persiapan qurban). Akad tersebut sudah dijalankan dengan baik

oleh BTM Ta’awun sesuai dengan prinsip syariah.

C. Wadiah

Wadiah adalah akad antara dua belah pihak, satu pihak yang

menitipkan dana memberi izin kepada pihak yang dititipi agar dapat

memanfaatkan dana yang dititipkan untuk dikelola.

15 Hilmy, penjelasan singkat sistem penghimpunan dan penyaluran dana BTM Ta’awun, h.22

16 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, Jakarta: Rajawali Pers, ed. 1—6, 2010. H. 138.

33

Page 34: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BTM Ta’awun menggunakan akad ini dalam produknya yang

dinamakan Tasbih ( tabungan santri bisa diraih ) dan Tawadhu ( tabungan

wadiah Ummat ).

Contoh brosur produk-produk BTM Ta’awun:

Contoh Surat-surat perjanjian di BTM Ta’awun:

34

Page 35: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

35

Page 36: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

PRAKTEK MAGANG DALAM PHOTO

Magang Dalam Photo

36

Page 37: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

BTM memiliki dasar hukum operasional yakni Al Qur’an dan Al

Hadist. Sehingga dalam operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip

dasar seperti diperintahkan oleh Allah SWT, juga nilai dasar seperti yang

dicontohkan Rasulullah SAW.

Dengan adanya lembaga keuangan Islam seperti KJKS Kopsyah

BTM Ta’awun Muhammadiyah ini sangat membantu para usaha kecil

yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal

37

Page 38: laporan magang/praktikum di lembaga keuangan syariah

kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak pengelola BTM akan dapat

mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

B. Saran/rekomendasi

Dalam operasional BTM pihak-pihak yang terlibat didasarkan pada

asas an taradhin, sehingga antara pihak-pihak khususnya pengelola BTM

dan nasabah harus saling percaya, bahwa mereka sama-sama beritikad

baik dan jujur dalam bekerjasama. BTM dengan sistem ini terlalu

berprasangka baik kepada semua nasabah dan berasumsi bahwa semua

orang yang terlibat adalah jujur. Dengan demikian, BTM rawan terhadap

mereka yang beritikad tidak baik sehingga diperlukan usaha tambahan

untuk mengawasi nasabah yang menerima pembiayaan dari BTM karena

tidak dikenal bunga, denda keterlambatan dan sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Wawancara dan tanya jawab kepada karyawan BTM Ta’awun.

Data-data di BTM Ta’awun.

http://alvfirgiena.blogspot.com/2012/04/laporan-tugas-akhir

pembiayaan.html.

Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, 2010. Jakarta: Rajawali Pers.ed. 1—6.

Hilmy, penjelasan singkat sistem penghimpunan dan penyaluran dana BTM

Ta’awun.

38