15
Metodelogi Penelitian | 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key instruments. Instrumen penelitian digunakan untuk nilai variabel yang diteliti. Dengan demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya liam, maka jumlah instrumen yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat oleh seorang peneliti. Karena instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitaif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Teknik membuat skala, menurut Nazir (1999) serta Good dan Hatt (1952) adalah cara mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek atau subjek penelitian menjadi urutan kuantitatif. Pembuatan skala pengukuran ini dibuat dengan mendasarkan pada dua asumsi, yaitu ilmu pengetahuan pada akhir-akhir ini lebih cenderung menggunakan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan semakin menuntut presisi yang lebih baik utamanya dalam hal mengukur gradasi. Dalam membuat skala, peneliti harus mengasumsikan bahwa fakta dalam fakta mengandung suatu kontinum yang nyata berasal dari sifat-sifat objek yang diteliti. B. Rumusan Masalah 1. Apakah yang dimaksud dengan skala pengukuran serta macam-macam bentuknya ? 2. Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian ? 3. Bagaimana cara menyusun instrumen penelitian ? 4. Bagaimanakah yang dimaksud dengan validitas dan reliabilitas instrumen ? 5. Bagaimanakah cara pengujian validitas dan reliabilitas instrumen ? C. Tujuan Penulisan Makalah 1. Agar dapat mengetahui macam-macam dari skala pengukuran. 2. Dapat membedakan antara validatas dan reliabilitas sebuah instrumen. 3. Dapat mengetahui cara membuat instrumen dengan skala pengukuran yang tepat.

makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

berbagai cara untuk menentukan skala pengukuran dalam melakukan sebuah penelitian

Citation preview

Page 1: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen untuk

mengumpulkan data, sedangkan dalam penelitian kualitatif-naturalistik peneliti akan lebih

banyak menjadi instrumen, karena dalam penelitian kualitatif peneliti merupakan key

instruments. Instrumen penelitian digunakan untuk nilai variabel yang diteliti. Dengan

demikian, jumlah instrumen yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada

jumlah variabel yang diteliti. Bila variabel penelitiannya liam, maka jumlah instrumen

yang digunakan untuk penelitian juga lima. Instrumen-instrumen penelitian sudah ada

yang dibakukan, tetapi masih ada yang harus dibuat oleh seorang peneliti. Karena

instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan

menghasilkan data kuantitaif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala.

Teknik membuat skala, menurut Nazir (1999) serta Good dan Hatt (1952) adalah cara

mengubah fakta-fakta kualitatif yang melekat pada objek atau subjek penelitian menjadi

urutan kuantitatif. Pembuatan skala pengukuran ini dibuat dengan mendasarkan pada dua

asumsi, yaitu ilmu pengetahuan pada akhir-akhir ini lebih cenderung menggunakan

prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan semakin menuntut presisi yang lebih

baik utamanya dalam hal mengukur gradasi. Dalam membuat skala, peneliti harus

mengasumsikan bahwa fakta dalam fakta mengandung suatu kontinum yang nyata berasal

dari sifat-sifat objek yang diteliti.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan skala pengukuran serta macam-macam bentuknya ?

2. Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian ?

3. Bagaimana cara menyusun instrumen penelitian ?

4. Bagaimanakah yang dimaksud dengan validitas dan reliabilitas instrumen ?

5. Bagaimanakah cara pengujian validitas dan reliabilitas instrumen ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

1. Agar dapat mengetahui macam-macam dari skala pengukuran.

2. Dapat membedakan antara validatas dan reliabilitas sebuah instrumen.

3. Dapat mengetahui cara membuat instrumen dengan skala pengukuran yang tepat.

Page 2: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 2

BAB II

SKALA PENGUKURAN DAN INSTRUMEN PENELITIAN

A. Macam-Macam Skala Pengukuran

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur

tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Sebagai

contoh, misalnya timbangan emas sebagai instrumen untuk mengukur berat emas, dibuat

dengan skala mg dan akan menghasilkan data kuantitatif berat emas dalam satuan mg bila

digunakan untuk mengukur. Berbagai skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian

Administrasi, Pendidikan dan Sosial antara lain adalah :

1. Skala Likert

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang

atau sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik

oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala likert,

maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Jawaban setiap

item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif

sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain :

a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Ragu-ragu

d. Tidak setuju

e. Sangat tidak setuju

Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat diberi skor, misalnya :

1) Sangat Setuju diberi skor 5

2) Setuju diberi skor 4

3) Ragu-ragu diberi skor 3

4) Tidak setuju diberi skor 2

5) Sangat tidak setuju 1

Page 3: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 3

Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk

checklist ataupun pilihan ganda.

a. Contoh Bentuk Checklist

Berilah jawaban pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat anda, dengan cara

memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia.

No Pertanyaan Jawaban

SS ST RG TS STS

1

Prosedur kerja yang baru itu

akan segera diterapkan di

perusahaan anda

2 ..................

SS = Sangat Setuju diberi skor 5

ST = Setuju diberi skor 4

RG = Ragu-ragu diberi skor 3

TS = Tidak Setuju diberi skor 2

STS = Sangat Tidak Setuju diberi skor 1

b. Contoh Bentuk Pilihan Ganda

Berilah salah satu jawaban terhadap pertanyaan berikut sesuai dengan pendapat

anda, dengan cara memberi tanda lingkaran pada nomor jawaban yang tersedia.

Prosedur kerja yang baru itu akan segera diterapkan di lembaga anda ?

a) Sangat tidak setuju

b) Tidak setuju

c) Ragu-ragu

d) Setuju

e) Sangat setuju

Page 4: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 4

2. Skala Guttman

Skala pengukuran dengan tipr ini akan sisapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-

tidak”, “benar-salah”, dan lain-lain. Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan

bila ingin mendapatkan jawaban yang tegtas terhadap suatu permasalahan yang

ditanyakan.

Contoh:

1) Bagaimana pendapat anda, bila orang itu menjabat pimpinan di perusahaan ini ?

a. Setuju

b. Tidak Setuju

2) Pernahkah pimpinan melakukan pemeriksaan di ruang kerja anda ?

a. Tidak Pernah

b. Pernah

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat

dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol.

3. Semantic Defferensial

Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan

ganda maupun checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang jawaban

“sangat positifnya” terletak dibagian kanan garis, dan jawaban yang “sangat negatif”

terletak dibagian kiri garis. Data yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya

skala ini digunakan untuk mengukur sikap/karakteristik tertentu yang dipunyai oleh

seseorang.

Contoh :

Bersahabat 5 4 3 2 1 Tidak bersahabat

Tepat Janji 5 4 3 2 1 Lupa Janji

Bersaudara 5 4 3 2 1 Memusuhi

Memberi Pujian 5 4 3 2 1 Mencela

Mempercayai 5 4 3 2 1 Mendominasi

Beri nilai gaya kepemimpinan

Manajer Anda

Page 5: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 5

4. Rating scale

Dari ke tiga skala pengukuran seperti yang telah dikemukakan, data yang

diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang dikemudian dikuantitatifkan. Tetapi

dengan rating scale data mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan

dalam pengertian kualitatif.

Yang penting bagi penyusun instrumen dengan rating scale adalah harus dapat

mengartikan setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada setiap item

instrumen.

Contoh :

Seberapa baik data ruang kerja yang ada di Perusahaan A ?

Berilah jawaban dengan angka :

4. bila tata ruang itu sangat baik

3. bila tata ruang itu cukup baik

2. bila tata ruang itu kurang baik

1. bila tata ruang itu sangat tidak baik

Jawablah dengan melingkari nomor jawaban yang tersedia sesuai dengan

keadaan yang sebenanrnya

No. Item Pertanyaan tentang tata ruang kantor Interval Jawaban

1. Penataan meja kerja sehingga arus kerja menjadi pendek

4 3 2 1

2. Pencahayaan alam tiap ruangan 4 3 2 1

3. Pencahayaan buatan/listrik tiap ruang sesuai dengan kebutuhan

4 3 2 1

4. Warna lantai sehingga tidak menimbulkan

pantulan cahaya yang dapat menganggu pegawai

4 3 2 1

5. Sirkulasi udara setiap ruangan 4 3 2 1

6. Keserasian warna alat-alat kantor, perabot

dengan ruangan 4 3 2 1

7. Penempatan lemari arsip 4 3 2 1

8. Penempatan ruangan pimpinan 4 3 2 1

9. Meningkatkan keakraban sesama pegawai 4 3 2 1

10. Kebersihan ruangan 4 3 2 1

Bila instrumen tersebut digunakan sebagai angket dan diberikan kepada 30

responden, maka sebelum dianalisis, data dapat ditabulasikan seperti pada tabel 6.1

Page 6: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 6

(terlampir). Jumlah skor kriterium (bila setiap butir mendapat skor tertimggi) = 4 x 10

x 30 = 1200. Untuk ini skor tertinggi tiap butir = 4, jumlah butir pertanyaan = 10 dan

jumlah responden = 30. Jika skor hasil pengumpulan data = 818. Dengan demikian

kualitas tata ruang kantor lembaga A menurut persepsi 30 responden itu 818, 1200 =

68% dari kriteria yang ditetapkan. Hal ini secara kontinum dapat dibuat kategori

sebagai berikut :

Nilai 818 termasuk dalam kategori interval “kurang baik dan cukup baik”. Tetapi

lebih mendekati cukup baik.

Selain instrumen seperti yang telah dibicarakan di atas, ada instrumen penelitian yang

digunakan untuk mendapatkan data nominal dan ordinal.

1. Instrumen untuk menjaring data nominal

Contoh :

a. Berapakah jumlah pegawai di tempat anda bekerja ............... pegawai.

b. Berapakah orang yang dapat berbahasa Belanda ........... orang.

c. Berapakah orang pemimpin yang Anda sukai .................. orang.

2. Instrumen untuk menjaring data ordinal

Contoh :

Berilah rangking terhadap sepuluh pegawai di bidang pelayanan rumah sakit

sebagai berikut.

Tabel 6.2

Rangking Terhadap Sepuluh Pegawai Di Bidang

Pelayanan Rumah Sakit

Nama Pegawai Rangking Nomor

A ...............................

B ...............................

. . . . 300 600 900 1200

818 .

Sangat

tidak

baik

Kurang

baik

Cukup

baik

Sangat

baik

Page 7: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 7

C ...............................

D ...............................

E 1

F ...............................

G ...............................

H ...............................

I ...............................

J ...............................

Misalnya pegawai E adalah yang paling baik kinerjanya, maka pegawai tersebut

diberi rangking 1.

B. Instrumen Penelitian

Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial

maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat kalau dinamakan membuat

laporan daripada melakukan penelitian. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan

instrumen penelitian. Jadi, instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan

mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (variabel penelitian). Instrumen-

instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam ilmu alam sudah banyak

tersedia dan telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Seperti variabel-variabel dalam ilmu

alam misalnya panas, maka instrumennya adalah calorimeter. Jumlah instrumen penelitian

tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan utnuk diteliti. Misalnya

akan meneliti tentang “Pengaruh Kepemimpinan dan Iklim Kerja Lembaga Terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai”. Dalam hal ini ada tiga instrumen yang perlu dibuat, yaitu :

1. Instrumen untuk mengukur kepemimpinan.

2. Instrumen untuk mengukur iklim kerja.

3. Instrumen untuk mengukur produktivitas kerja pegawai.

Page 8: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 8

C. Cara Menyusun Instrumen

Instrumen-instrumen penelitian dalam bidang sosial umunya dan khususnya bidang

administrasi yang sudah baku sulit ditemukan. Titik tolak dari penyusunan adalah

variabel-variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Dari variabel-variabel tersebut

diberikan definisi operasionalnya, dan selanjutnya ditentukan indikator yang akan diukur.

Dari indikator ini kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan.

Untuk memudahkan penyusunan instrumen, maka perlu digunakan “matrik

pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen”. Untuk bisa menetapkan

indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti, maka diperlukan wawasan yang luas

dan mendalam tentang variabel yang diteliti, dan teori-teori yang mendukungnya.

Penggunaan teori untuk menyusun instrumen harus secermat mungkin agar diperoleh

indikator yang valid. Caranya dapat dilakukan dengan membaca berbagai referensi,

membaca hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenisnya, dan konsultasi pada orang

yang dipandang ahli.

D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul

dengan data yang sesungguhnya terjadi objek yang diteliti. Selanjutnya, hail penelitian

yang reliabel bila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Kalau dalam objek

kemarin berwarna merah, maka sekarang dan besok tetap berwarna merah. Instrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid1.

Contohnya yaitu meteran yang valid dapat digunakan untuk mengukur panjang dengan

teliti, karena meteran alat untuk mengukur panjang. Instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama.

Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen, yaitu instrumen berbentuk test untuk

mengukur prestasi belajar dan instrumen yang non-test untuk mengukur sikap. Instrumen

yang berbentuk test jawabannya adalah “salah atau benar”, sedangkan instrumen sikap

jawabannya adalah “positif atau negatif”. Instrumen yang valid harus mempunyai validitas

internal dan eksternal. Instrumen yang mempunyai validitas internal atau eksternal, bila

kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa

1 Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Page 9: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 9

yang diukur. Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan

merupakan fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Misalnya meteran yang

putus dibagian ujungnya, bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang sama

(reliabel) tetapi selalu tidak valid. Hal ini disebabkan karena instrumen (meteran) tersebut

rusak.

Penelitian yang mempunyai validitas internal, bila data yang dihasilkan merupakan

fungsi dari rancangan dan instrumen yang digunakan. Validitas internal instrumen yang

berupa test harus memenuhi construct validity dan content validity. Sedangkan instrumen

yang nontest cukup construct validity.2

E. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Pengujian Validitas Instrumen

a. Pengujian Validitas Kontruksi (Construct Validity)

Validitas konstruk merupakan derajat yang menunjukkan suatu tes mengukur

sebuah konstruk sementara. Konstruk, secara definitif, merupakan suatu sifat yang

tidak dapat diobsevasi, tetapi kita dapat merasakan pengaruhnya melalui satu atau

dua indera kita. Contoh suatu konstruk dalam lingkup pendidikan teknologi

kejuruan misalnya, implikasi orang terampil atau memiliki skill, dapat dilihat

dengan melalui tingkah laku dia ketika seseorang tersebut melakukan

pekerjaannya. Konstruk tidak lain adalah merupakan “temuan” atau suatu

pendekatan untuk menerangkan tingkah laku.

Proses melakukan validasi konstruk dapat dilakukan dengan cara melibatkan

hipotesis testing yang dideduksi dari teori yang menyangkut dengan konstruk yang

relevan.

b. Pengujian Validitas Isi

Yang dimaksud dengan validitas isi adalah derajat di mana sebuah tes

mengukur cakupan substansi yang ingin diukur. Untuk mendapatkan validitas isi

memerlukan dua aspek penting, yaitu valid isi dan valid samplingnya. Valid isi

mencakup khususnya, hal-hal yang berkaitan dengan apakah item-item itu

menggambarkan pengukuran dalam cakupan yang ingin diukur. Sedangkan

2 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D,(Bandung: ALFABETA, 2010), cet. Ke-10,

hal. 92-123

Page 10: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 10

validitas sampling pada umumnya berkaitan dengan bagaimanakah baiknya suatu

sampel tes merepresentasikan total cakupan isi. Validitas isi juga mempunyai peran

yang sangat penting untuk tes pencapaian. Validitas isi pada umunya ditentukan

melalui pertimbangan para ahli.

c. Validitas Konkuren

Validitas konkuren adalah derajat dimana skor dalam suatu tes dihubungkan

dengan skor lain yang telah dibuat. Tes dengan validitas konkuren biasanya

diadministrasi dalam waktu yang sama atau dengan kriteria valid yang sudah ada.

Cara-cara membuat tes dengan validitas konkuren dapat dilakukan dengan

beberapa langkah seperti berikut :

1) Adminsitrasikan tes yang baru dilakukan terhadap guru atau anggota

kelompok.

2) Catat tes baku yang ada termasuk berapa koefisien validitasnya jika ada.

3) Hubungkan atau korelasikan due skor tes tersebut.

Metode pembeda merupakan validitas konkuren yang melibatkan penentuan

suatu tes. Jika skor tes dapat digunakan untuk membedakan antara orang yang

memiliki sifat-sifat tertentu yang diinginkan dengan seseorang yang tidak memiliki

sifat tersebut3. Untuk menguji daya pembeda secara signifikan digunakan rumus t-

test sebagai berikut :4

3 Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan,(Jakarta: Bumi Aksara,2003), hal. 123-124 4 Sugiyono, Op.Cit., hal.128

𝑡 =𝑥2− 𝑥1

𝑆𝑔𝑎𝑏 √1𝑛1

+1𝑛2

Dimana

𝑆𝑔𝑎𝑏 = √(𝑛1 − 1)𝑠1

2 + (𝑛2 − 1)𝑠22

(𝑛1 + 𝑛2) − 2

Page 11: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 11

d. Validitas Prediksi

Validitas prediksi adalah derajat yang menunjukkan suatu tes dapat

memprediksi tentang bagaimana seseorang akan melakukan suatu prospek tugas

atau pekerjaan yang direncanakan. Validitas prediksi suatu tes pada umumnya

ditentukan dengan membangun hubungan antara skor tes dan beberapa ukuran

keberhasilan dalam situasi tertentu yang digunakan untuk memprediksi

keberhasilan, yang selanjutnya disebut dengan predictor. Sedangkan tingkah laku

yang hendak diprediksi pada umumnya disebut sebagai criterion. Dalam membuat

validasi prediksi, suatu tes biasanya mempunyai sekuensi seperti berikut :

1) Mengidentifikasi dan mendefinisikan secara teliti criterion yang hendak

diinginkan.

2) Ketika kriteria telah diidentifikasikan dan ditentukan, prosedur selanjutnya

menentukan validitas prediksi suatu tes dengan cara seperti berikut :

1. Buat item tes sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

2. Tentukan grup yang dijadikan subjek dalam pilot study.

3. Identifikasi criterion prediksi yang hendak dicapai.

4. Tunggu sampai tingkah laku yang diprediksi muncul dan terpenuhi

dalam grup yang telah ditentukan.

5. Capai ukuran-ukuran criterion tersebut.

6. Korelasikan dua set skor yang dihasilkan.5

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

a. Test-retest

Dilakukan dengan cara mencobakan instrumen beberapa kali pada responden

ataupun derajat yang menunjukkan konsistensi hasil sebuah hasil sebauh tes dari

waktu ke waktu. Jadi dalam hal ini instrumennya sama, respondennya sama dan

waktunya yang berbeda. Pengujian cara ini sering juga disebut stability.6

Reliabilitas test-retest dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Selenggarakan tes pada suatu grup yang tepat sesuai dengan rencana.

5 Sukardi, Op.Cit., hal.125-126 6 Sugiyono, Op.Cit., hal.130

Page 12: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 12

2. Setelah selang waktu tertentu, misalnya satu minggu atau dua minggu,

lakukan kembali penyelenggaraan tes yang sama dengan grup yang sama

tersebut.

3. Korelasikan hasil kedua tes tersebut.7

b. Ekuivalen

Instrumen yang ekuivalen adalah pertanyaan yang secara bahasa berbeda,

tetapi maksudnya sama. Sebagai contoh (untuk satu butir saja); Berapa tahun

pengalaman kerja anda di lembaga ini ?. pertanyaan tersebut dapat ekuivalen

dengan pertanyaan berikut : Tahun berapa anda mulai bekerja di lembaga ini ?.

pengujian reliabilitas dengan cara ini cukup dilakukan sekali, tetapi instrumennya

dua, pada responden yang sama, waktu yang sama, instrumen berbeda.

Reliabilitas instrumen dihitung dengan cara mengkorelasikan antara data

instrumen yang satu dengan data instrumen yang dijadikan ekuivalen.

c. Gabungan

Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan cara mencobakan dua instrumen

yang equivalent itu beberapa kali, ke responden yang sama. Jadi ini merupakan

gabungan antara tes-retest dan equivalent.

d. Internal Consistency

Pengujian reliabilitas dengan internal consistency, dilakukan dengan cara

mencobakan instrumen sekali saja, kemudian yang data diperoleh dianalisis

dengan teknik tertentu. Hasil analisis dapat digunakan untuk memprediksi

reliabilitas instrumen. Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan

teknik belah dua dari Spearman Brown, KR 20, KR 21 dan Anova Hoyt. Berikut

diberikan rumus-rumusnya.

1) Rumus Spearman Brown

7 Sukardi, Op.Cit., hal. 129

𝑟𝑖 = 2𝑟𝑏

1 + 𝑟𝑏

Dimana:

𝑟𝑖 = reliabilitas internal seluruh instrumen 𝑟𝑏 = korelasi product moment antara belahan pertama dan kedua

Page 13: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 13

2) Rumus KR. 20 (Kuder Richardson)

3) Rumus KR.21

4) Analisis Varians Hoyt (Anova Hoyt)8

8 Sugiyono, Op.Cit., hal. 130-132

𝑟𝑖 =𝑘

(𝑘 − 1){

𝑠𝑡2 − ∑ 𝑝𝑖𝑞𝑖

𝑠𝑡2

}

Dimana : k = jumlah item dalam instrumen pi = proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 qi = 1 – pi

s2i = varians total

𝑟𝑖 = 𝑘

𝑘 − 1{1 −

𝑀(𝑘 − 𝑀)

𝑘𝑠𝑡2

}

Dimana: K = jumlah item dalam instrumen. M = means skor total.

S2t = varians total.

𝑟𝑖 = 1 − 𝑀𝐾𝑒

𝑀𝐾𝑠

Dimana: MKs = mean kuadrat antara subyek. MKe = mean kuadrat kesalhan. Ri = reliabilitas instrumen.

Page 14: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk

menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur

tersebut bila digunakan dalam pengukuran akanm menghasilkan data kuantitatif. Berbagai

skala sikap yang dapat digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial

yaitu skala likert, skala Guttman, Rating Scale dan Semantic Defferential. Dalam

pembuatan instrumen penelitian pada umumnya perlu mempunyai dua syarat penting yaitu

valid dan reliabel.

B. Saran

Berdasarkan uraian diatas mengenai skala pengukuran dan instrumen penelitian, maka

pemakalah menyampaikan sarannya sebagai berikut :

1. Untuk pendidik, agar lebih fokus dalam menilai sikap peserta didiknya (siswa)

berdasarkan skala pengukuran yang telah tersedia.

2. Untuk mahasiswa, agar lebih teliti dalam membuat sebuah instrumen penelitian

dalam proses penelitian yang dilakukan.

Page 15: makalah tentang skala pengukuran dan instrumen penelitian

Metodelogi Penelitian | 15

DAFTAR PUSTAKA

Sukardi. 2003. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D. Cet. Ke-10. Bandung :

ALFABETA.

Usman, Husaini dan Setiady Akbar, Purnomo. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta :

Bumi Aksara.