Upload
yohanes-meor
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
DefinisiInfeksi :Merupakan suatu keadaan dimana ditemukan
adanya agen infeksi (organisme) dimana terdapat respon imun, tetapi tidak disertai gejala klinik.
Infeksi Asimptomatik :Mikroorganisme gagal menyebabkan cedera
yang serius terhadap sel atau jaringan.
Rantai Infeksia. Agen infeksi dalah mikroorganisme yg dpt
menyebabkan infeksi.Pada manusia agen infeksi dapat berupa bakteri,virus, ricketsia, jamur dan parasit. Tiga faktor pada agen penyebab yang mempengaruhi terjadinya infeksi yaitu:
1. Patogenitas2. Virulensi3. Jumlah
b. Reservior atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembangbiak dan siap di tularkan kepada orang. Reservior yg paling umum adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air, dan bahan-bahan organik lainnya. Pada orang sehat permukaan kulit, selaput lendir, saluran nafas atas, usus, dan vagina, merupakan reservior yang umum.
Untuk berkembang dg cepat organisme memerlukan lingkungan yg sesuai, termasuk makanan, oksigen, air, suhu, pH, cahaya.
c. Pintu Keluar (portal of exit) adalah jalan dari mana agen infeksi meninggalkan reservior. Pintu keluar meliputi:
1. Saluran pernapasan2. Saluran pencernaan3. Saluran kemih dan kelamin4. Kulit dan membran mukosa5. Transplasenta dan6. Darah7. Cairan tubuh lainnya
d. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana agen transport agen infeksi ke penderita (yg suseptibel). Beberapa cara penularan:
1. Kontak langsung2. Kontak tdk langsung3. Droplet4. Airborne5. Melalui vehikulum (makanan, air/minuman,
darah)6. Melalui vektor
e. Pintu Masuk (portal of entri) adalah tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu yang suseptibel. Pintu masuk bisa melalui saluran pernapasan, pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yg tdk utuh.
f. Pejamu (host) yg suseptibel adalah orang yg tdk memiliki daya tahan tubuh yg cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah terjadinya infeksi/penyakit. Faktor yg khusus dpt mempengaruhi adalah:
1. Umur 2. Status gizi3. Status imunisasi4. Penyakit kronis5. Luka bakar yg luas6. Trauma/pembedahan7. Pengobatan dg imunosupresan.Faktor lain yg mgkn berpengaruh adalah: jenis
kelamin, ras, status ekonomi, gaya hidup, pekerjaan, herediter.
Pencegahan dan Pengendalian InfeksiProses terjadinya infeksi bergantung kpd
interaksi antara suseptibilitas pejamu, agen infeksi (patogenitas, virulensi, dosis) serta cara penularan. Identifikasi faktor resiko pd pejamu dan pengendalian terhadap infeksi tertentu dpt mengurangi insiden terjadinya infeksi, baik pada pasien ataupun pd petugas kesehatan.
Proses Infeksi Berdasarkan Tahap
PERIODE INKUBASIInterval antara masuknya patogen ke dalam
tubuh dan munculnya gejala pertama.TAHAP PRODROMALAdalah interval dari awitan tanda dan gejala
non-spesifik (malaise, demam ringan, keletihan) sampai gejala yg spesifik.
TAHAP SAKITInterval saat klien memanifestasikan tanda dan
gejala yg spesifik thdp jenis infeksi.PEMULIHANInterval saat munculnya gejala akut infeksi.
Pertahanan Terhadap InfeksiTubuh memiliki pertahanan normal trhdp
infeksi berupa:1.Flora Normal Tubuh2.Proses Peradangan3.Sistem Pertahanan Tubuh
Sistem Pertahanan Tubuh
Kulit : permukaan, lapisan yg utuh, sebum, pergantian lapisan kulit paling luar.
Mulut : Lapisan mukosa, saliva. Saluran pernafasan : Silia, makrofag. Saluran urinari : tindakan pembilasan dari
aliran urine, lap epitel yg utuh. Saluran GI : keasaman sekresi gaster,
peristaltik. Vagina : sekresi vagina untuk mencapai pH
yg rendah.
Inflamasi
A/ reaksi protektif vaskuler dng menghancurkan cairan, produk darah dan nutrien ke jaringan interstisial ke daerah cidera.
Proses tsb menetralisasi & mengeliminasi patogen atau nekrotik & memulai cara perbaikan sel & jaringan tubuh.
Tanda inflamasi : bengkak, kemerahan, panas, nyeri, fungsiolase.
Inflamasi sistemik : demam, lekositosis, malaise, anoreksia, mual, muntah, pembesaran kelj limfe.
Respon inflamasi disebabkan oleh : agen fisik, kimia.
Respon Inflamasi
Respon vaskuler dan seluler.Eksudat inflamasi.Perbaikan jaringan.
Respon Vaskuler Dan Seluler
Cedera, arteriol berdilatasi , darah & SDP >> sirkulasi lokal, kemerahan & hangat.
Cedera nekrosis jaringan mediator kimiawi (histamin, bradikinin, prostaglandin, serotonin) meningkatkan permeabilitas pembuluh darah kecil, cairan,protein, sel interstisial oedem.
Nyeri.Respon seluler : Cidera meningkatkan SDP (neutropil
& monosit) fagositosis.
Eksudat InflamasiAkumulasi cairan & sel mati, SDP
eksudat pd daerah inflamasi.Eksudat (serosa,sanguinosa, purulen )
drainase limfatik.Trombosit & protein plasma ( fibrinogen)
matriks mencegah penyebaran.Perbaikan Jaringan
Bertahan, rekonstruksi, maturasi.
Respon Imun
Mikroorganisme penginvasi tubuh monosit.
Antigen yg tertinggal respon yg berubah ( respon imun).
Respon imun normal, antigen dinetralisir, duhancurkan / dimusnahkan.
Setelah Antigen masuk ke dlm tubuh, antigenbergerak ke darah / limfe, dan memulai imunitas seluler / humoral.
Imunitas Seluler
Ada dua kelas limfosit : Limfosit T ( CD4T) dan limfosit B ( sel B)Limfosit T memainkan peran utama dlm
imunitas seluler .Permukaan CD4T reseptor Antigen bertemu dng reseptor yg permukaannya
sama ikatan mengaktivasi limfosit CD4T.
CD4T membagi diri dng cepat sel yg peka bergerak ke daerah yg cidera, berikatan dng antigen, melepaskan limfokin.
Limfokin menarik & menstimulasi makrofag u/menyerang antigen antigen dimatikan .
Respon seluler tsb diubah oleh HIV AIDS .
Imunitas Humoral
Stimulasi sel B memicu respon imun humoral, menyebabkan sintesis imunoglobulin / antibodi yg membunuh antigen.
Setelah sel B berikatan dng 1 antigen pembentukan sel B plasma & memori.
Sel B plasma mensintesis & mensekresi antibodi dlm jlh besar ( protein yg normalnya ditemukan dlm tubuh yg menyediakan imunitas)
Sel B memori mempersiapkan tubuh melawan invasi antigen.
Antigen masuk lagi ke dlm tubuh, antibodi terbentuk >> cpt dr pd saat pertama kali terpapar, & kadar imunoglobulin tetap tinggi
Antibodi
Antibodi merupakan protein besar.Ada 5 kelas antibodi Imunoglobulin : IgM, IgG, IgA, IgE, IgD.Pembentukan antibodi merupakan dasar dari
imunisasi terhadap penyakit &merupakan kejadian natural / buatan.
Imunitas natural : dihasilkan setelah terkena penyakit ttt, bertahan selama hidup.
Imunitas buatan : didapat setelah menerima vaksin.
Imunitas pasif berdurasi pendek & dpt diperoleh melalui transplasenta
Infeksi Nosokomial (HAIs)
Infeksi yg didapat saat dirawat di RS.Infeksi Iatrogenik : infeksi nosokomial yg
diakibatkan oleh prosedur diagnostik.Infeksi Eksogen : Inos di dpt
darimikroorganisme eksternal thd individu (Salmonella, Clostridium tetani).
Infeksi Endogen : Inos karena flora normal klien berubah & tertjadi pertumbuhan berlebih (Enterococcus, Ragi, Streptococcus).
Jlh mikroorganisme yg dpt menyebabkan Inos tergantung pada : virulensi , kerentanan hospes, daerah yg diinfeksi.
Konsep AsepsisAsepsis : tdk ada patogen.Asepsis medis atau tehnik bersih : cuci
tangan, mengganti lenen, menggunakan cangkir untuk obat.
Asepsis bedah atau tehnik steril : sterilisasi, invasif bedah.
Proses Keperawatan
Pengkajian :1. Status mekanisme pertahanan.2. Kerentanan klien.3. Pengetahuan klien mengenai infeksi.
Status Mekanisme Pertahanan
Pertahanan primer tdk adekuat : Kulit / mukosa rusak. Jaringan trauma. Penurunan kerja siliar. Obstruksi aliran urine. Gangguan peristaltik. Perubahan pada pH sekresi. Penurunan mobilitas.
Pertahanan Sekunder Tidak Adekuat
Penurunan kadar HbSupresi SDP.Supresi respon inflamasi.Leukopenia
Kerentanan Klien Usia : bayi, dewasa, lansia.Status nutrisi.Stres. Heriditas. Proses penyakit (Leukemia, AIDS, Limfoma,
Anemia Aplastik, DM, Luka Bakar, Bronkitis). Terapi medis (kortikosteroid, sitotoksik).
Penampilan klinis.Data Laboratorium Jlh SDP LED Kadar Fe ( menurun) Kultur urine & darah, kultur luka, sputum,
tenggorokNeutrofil , limfosit, monosit, eosinofil,
basofil (meningkat)
Diagnosa KeperawatanRisiko Infeksi yg berhubungan dng : Ggn Imunitas, kerusakan jaringan, malnutrisiRisiko cidera yg berhubungan dng ggn imunitas.Kerusakan integritas kulit yg berhub dng
gangguan sirkulasi, paparan thd iritan.Gangguan membran mukosa oral yg berhub dng
iritasi traumatik dr NGT, hygiene oral yg tdk adekuat.
Ggng nutrisi kurang dr kebutuhan tubuh yg berhub dng kebiasaan diit yg jelek, ggnfungsi GI track.
Isolasi sosial yg berhub dng kesalahan konsep tentang penyakit yg ditularkan scr seksual.
Ggng gambaran tubuh yg berhub dng ketidaksukaan klien thd luka yg terbuka.
Rencana Keperawatan
Dx : Risiko infeksi yg berhub dng ggng imunitas.
Tujuan : Klien bebas dari inos.Hasil yg diharapkan :1. Daerah tusukan jarum tdk terinfeksi.2. Klien tdk demam selama dirawat.3. Urine klien jernih tanpa
pertumbuhanpatogen selama dirawat. Intervensi :1. Ganti kateter IV perifer setiap 48 – 72 jam.
Balut tempat tusukan dng balutan steril.
2. Ganti balutan bila lembab, bersihkan tempat tusukan dng aseptik.
3. Lakukan hygiene perineal dng menggunakan sabun dan air setiap hari.
4. Fiksasi kateter urine u/ mencegah pergerakan naik turun.
5. Pertahankan sambungan kateter urine dan kantong drainase tertutup.
1. Kontrol / Eliminasi Agen Infeksius Pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi.2. Kontrol / Eliminasi Reservoar Mandi,mengganti balutan, benda
terkontaminasi, jarum terkontaminasi, tempat tidur, larutan dlm botol, luka bedah, botol dan kantong drainase.
3. Kontrol Thd Portal Keluar Saluran nafas : perawat menghindari u/
berbicara langsung menghadap wajah klien, berbicara, batuk, bersin di atas luka bedah atau area balutan steril, pakai masker, etika batuk, pakai sarung tangan, kacamata.
3. Pengendalian Penularan Hand Hygiene, Five Moment Hand Hygiene.
5. Kontrol Terhadap Portal Masuk Kulit dijaga agar tetap utuh. Lenen tetap kering & tdk ada lipatan. Hygiene perineal. Buang jarum suntik pada tempatnya. Penanganan kateterurine & drainase yg
benar. Membersihkan luka.6. Perlindungan Terhadap Pejamu Yg
Rentan Isolasi. Lingkungan yg protektif : skort atau gown,
masker, sarung tangan, kacamata pelindung. Pengumpulan spesimen. Memindahkan klien.
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Untuk Petugas
Pemeriksaan rutin untuk mengontrol paparan.
APD yg terstandar.House keeping.SPO bila terkena paparan.Pelatihan.
Pendidikan Klien
Kerentanan klien thd infeksi.Rantai infeksi dan penyebarannya.Praktek hygienes untuk meminimalkan
pertumbuhan dan penyebaran mikroorganisme.
Metode penyimpanan makanan.Anggota keluarga yg berisiko terkena
infeksi.
Asepsis BedahAsepsis bedah mengharuskan tindakan tdk
adanya mikroorganisme ( patogen dan spora) dari suatu obyek.
Indikasi penggunaan tehnik steril : prosedur invasif ( insersi kateter IV, Injeksi) Integritas kulit rusak , karena trauma, insisi
bedah, luka bakar.Pembedahan.• Persiapan klien u/ menghindari kontaminasiHindari u/ menggerakkan secara tiba – tiba
bagian tbh yg tertutup kain steril. Jangan menyentuh steril.peralatan, kain,
sarung tangan dan gown perawat yg steril.Hindari batuk, bersin / bicara pada area
Prinsip Asepsis BedahObyek yg steril tetap steril, kecuali bila
disentuh oleh benda yg tdk steril. Steril menyentuh steril adalah tetap steril. Steril menyentuh yg bersih menjadi
terkontaminasi. Steril menyentuh yg terkontaminasi menjadi
terkontaminasi.Steril yg diragukan dianggap terkontaminasi.• Hanya obyek steril yg dpt diletakkan di area
steril.• Obyek/ area steril diluar lapang penglihatan /
obyek dipegang dibawah pinggang individu.• Obyek / area steril menjadi terkontaminasi
karena paparan yg lama terhadap udara.
Pada saat permukaan steril bersentuhan dg permukaan yg basah, terkontaminasi, obyek atau area steril menjadi terkontaminasi krn proses kapilarisasi.
Cairan mengalir sesuai dg arah gravitasi.Bagian tepi dari area steril dinyatakan
terkontaminasi.
Melakukan Prosedur Steril
1. Mengenakan dan membuka Kap, Masker, dan Kacamata.
2. Membuka kemasan steril.3. Membuka peralatan steril pada permukaan
datar.4. Membuka peralatan steril sambil
memegangnya.5. Mempersiapkan area steril.6. Menuangkan larutan steril.7. Scrub bedah.8. Memakai sarung tangan steril.9. Menggunakan gown steril.