4
TUGAS CERPEN Outline Oleh Oki Feri Juniawan 120210402021 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember 2013

Outline Cerpen Sura & Baya

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Outline Cerpen Sura & Baya

TUGAS CERPEN

Outline

Oleh

Oki Feri Juniawan

120210402021

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Jember

2013

Page 2: Outline Cerpen Sura & Baya

1. Tema

Tema yang disuguhkan dalam cerpen ini ialah: Tragedi cinta di tengah pertentangan.

Cerpen ini menceritakan asal-usul nama Surabaya. Namun sesuai dengan temanya, cerpen ini bukan menceritakan asal-usul nama Surabaya yang sudah dikenal saat ini, namun cerpen ini menceritakan asal-usul nama Surabaya dari tragedi cinta seorang

pangeran yang bernama Raden Sura dari kerajaan Purbawesa dengan Putri Baya dari kerajaan Kuncara.

2. Alur

Alur yang digunakan adalah alur maju, dengan tahap sebagai berikut:

1) Pengenalan cerita: Dikisahkan di daerah ujung Jawa Timur terdapat dua kerajaan yang

masing-masing sangat kuat dan merupakan kerajaan yang saling bermusuhan sejak lama. Dua kerajaan tersebut sering berperang,

namun karena keduanya sangat kuat dan tangguh, maka tidak ada yang menang dan kalah dalam setiap peperangan tersebut.

Kerajaan Purbawesa dipimpin oleh raja Cakrabirawa dan memiliki

seorang pangeran bernama Radan Sura. Sedangkan kerajaan Kuncara dipimpin oleh raja Baskara dan memiliki seorang putri bernama Putri

Baya. 2) Timbulnya konflik:

Raja Cakrabirawa sangat haus kekuasaan dan ingin menguasai

kerajaan Kuncara, maka ia mengutus anaknya yaitu Raden Sura untuk pergi ke kerajaan Kuncara untuk mendekati Putri Baya, dan

menyuruhnya untuk mendapatkan hati sang putri. Karena jika Putri Baya akhirnya mau menikah dengan Raden Sura, maka Raden Sura akan mendapatkan posisi sebagai calon penerus tahta kerajaan

Kuncara dengan demikian Keajaan Kuncara dapat dipersatukan dan dapat dikuasi oleh kerajaan Purbawesa.

Berangkatlah Raden Sura ke kerajaan Kuncara dengan menyamar sebagai pelatih menunggang kuda Sang Putri. Pertama niat Raden Sura hanya untuk mendekati dan membuat jatuh cinta sang putri

kepadanya, namun saat Raden Sura pertama kali bertemu dengan Putri Baya, dialah yang pertama kali jatuh cinta kepada sang putri,

karena paras sang putri yang sangat cantik dan sifatnya yang sangat lembut.

Karena Putri Baya sering berlatih menunggang kuda dengan Rade

Sura, ia akhirnya jatuh cinta juga pada Raden Sura. Ia terpesona dengan sifat dan sikap Raden Sura yang sangat baik.

Kisah cinta dimulai. Meraka sering bersama-sama melewatkan pagi hari untuk berlatih kuda dan pada malam hari mereka bedua diam-diam pergi ke pinggir sungai di belakang istana kerajaan hanya untuk

menikmati indahnya bulan. Hubungan mereka diketahui oleh Raja Baskara. Raja Baskara marah

dan memerintahkan kepada parajurit untuk menghukum Raden Sura, yang pada saat itu seluruh kerajaan belum mengetahui identitas asli Raden Sura, termasuk putri baya karena Raden Sura selalu

merahasiakannya. Karena bujukan sang putri, akhirnya Raden Sura tidak jadi dihukum, tetapi hanya diusir dari Kerajaan Kuncara untuk

selamanya.

Page 3: Outline Cerpen Sura & Baya

3) Puncak konflik: Raja Cakrabirawa yang marah karena Raden Sura diusir dengan hina

dari kerajaan Kuncara menjadi tidak terima dan memutuskan untuk

mengadakan perang dengan kerajaan Kuncara. Utusan dikirim, dan memberi alasan diadakannya perang. Putri Baya

yang kebetulan hadir saat kerajaan menerima berita perang dari kerajaan Purbawesa terkejut mendengar bahwa orang yang selama ini ia cintai adalah musuh bebuyutan kerajaan Kuncara dan putri mengira

raden Sura mendakatinya hanya untuk memata-matai kerajaannya. Ia sangat kecewa dan sakit hati, namun rasa cintanya masih tetap ada.

Dan Marah pulalah Raja Baskar karena selama ini ada musuh bebuyutannya sedang mengitai dan berani mendekati putrinya.

Perangpun terjadi selama 10 hari, namun Raden Sura memilih untuk

tidak mengikuti perang karena ia masih merasa cinta kepada putri Baya. Dan pada hari ke-10 raja Cakrabirawa tewas di tangan raja

Baskara. Raden Sura yang menerima kabar kematian ayahandanya menjadi sangat marah dan kesal, kemudian ia memilih untuk mengorbankan cintanya untuk membela rakyat dan membalas

dendam ayahandanya. Ia berangkat ke medan tempur, dan berduel dengan Raja Baskara.

Akhirnya Raja Baskara dapat dikalahkan oleh Raden Sura dengan mudah. Mendengar kematian ayahandanya, Putri Baya langsung menuju ke medan pertempuran utuk melihat kondisi mayat ayahnya.

Betapa terkejutnya ia bahwa orang yang telah membunuh ayahnya ternyata Raden Sura.

Raden Sura terpaku melihat Putri Baya. Ia menyesal telah membunuh ayah dari orang yang masih dicintainya.

Kemudian Putri Baya mengambil keris pusaka yang ia bawa, dan

menusukannya kepada perut Raden Sura. Raden Sura hanya diam tanpa melawan. Ia rela dibunuh oleh Putri Baya.

4) Penyelesaian: Kini orang yang dicintai oleh Putri Baya (Raja Baskara dan Raden

Sura) telah tiada. Saat itu juga tanpa segan Putri Baya menusuk

perutnya dengan keris yang ia tusukan kepada perut Raden Sura. Matilah ia diatas mayat Raden Sura.

Kemudian orang-orang menyebut medan pertempuran yang menewaskan Raden Sura dan Putri Baya dengan nama Surabaya.

3. Tokoh

Raden Sura

Fisik: Tinggi, gagah, tegap, tampan, berkulit cokelat Psikis: Baik, penurut Sosial: Mudah bersosialisasi

Putri Baya Fisik: Tinggi semampai, putih, cantik, berambut panjang, bermata indah

Psikis: Baik, lembut, ramah Sosial: Suka bergaul dengan orang-orang di istana

Raja Cakrabirawa Fisik: Tinggi, besar, gagah, berkulit hitam, berwajah buas

Psikis: Rakus, jahat, licik Sosial: Suka menyuruh dan memerintah.

Page 4: Outline Cerpen Sura & Baya

Raja Baskara Fisik: Tinggi, besar, gagah, berkulit cokelat, tampan.

Psikis: Pemarah namun penyayang. Sosial: Memerintah kerajaan dengan baik.

4. Sudut Pandang Sudut pandang orang ketiga.

5. Setting

Tempat: Aula kerajaan, lapangan kuda kerajaan, sungai, medan perang.

Waktu: Pagi, siang, malam.

Suasana: Mengembirakan, menegangkan, mengharukan.