39
1 MEDIA PEMBELAJARAN OLEH : TRIAS TITIAN PILTIAN 13010102001 SITTI AL AKHYAR 13010102030 FAKULTAS TARBIYAH / PBA/III/A INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KENDARI 2014

Pemilihan media pembelajaran

Embed Size (px)

Citation preview

1

MEDIA PEMBELAJARAN

OLEH :

TRIAS TITIAN PILTIAN

13010102001

SITTI AL AKHYAR

13010102030

FAKULTAS TARBIYAH / PBA/III/A

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

KENDARI

2014

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas

rahmat dan karunia-Nya akhirnya makalah ini dapat penulis susun.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Media Pembelajaran. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan

makalah ini jauh dari kesempurnaan, semua ini dikarenakan

kemampuan penulis yang terbatas. Walaupun demikian penulis

berharap mudah-mudahan makalah ini ada manfaatnya. Tidak lupa

penulis ucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak

yang telah membantu baik moril maupun materil sehingga makalah

ini dapat diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.

Kendari, 30 September 2014

Penulis

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................2

DAFTAR ISI .........................................................................................3

BAB I .....................................................................................................4

PENDAHULUAN .................................................................................4

BAB II ...................................................................................................6

MEDIA PEMBELAJARAN .................................................................6

A. Pemlihan Media Pembelajaran .....................................................6

B. Kriteria Pemilihan Media ............................................................14

BAB III ................................................................................................22

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB .................................22

A. Konsep Pembelajaran Berbasis Web ..........................................22

B. Manfaat dan Fungsi Pembelajaran berbasis Web .......................28

C. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web ..........34

BAB IV ................................................................................................37

PENUTUP ...........................................................................................37

A. Kesimpulan .................................................................................37

B. Saran ............................................................................................38

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................39

4

BAB I

PENDAHULUAN

Media sangat diperlukan dalam suatu proses pembelajaran,

ketepatan pemilihan media dapat menunjang tujuan

pembelajaran yang diinginkan. Ada faktor-faktor tertentu yang

perlu dipertimbangkan dalam pemilihan dan penggunaan media

dalam pembelajaran seperti halnya yang berkenaan dengan

tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa atau

sasaran, jenis rancangan belajar yang diinginkan apakah bersifat

audio, atau visual atau kedua-duanya, atau mungkin media yang

bersifat diam sesuai dengan kondisi setempat, dan luasnya

jangkauan yang ingin dilayani.

Perkembangan Teknologi Informasi (TI) beberapa tahun

belakangan ini berkembang dengan kecepatan yang cukup

tinggi, sehingga perkembangan ini telah mengubah paradigma

masyarakat dalam mencari dan mendapatkan informasi, yang

tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual

elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya seperti

melalui jaringan internet.

Salah satu bidang yang mendapatkan dampak cukup

berarti dari perkembangan (TI) ini adalah bidang pendidikan,

dimana pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses

komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik

5

yang berisi informasi-informasi pendidikan yang memiliki

unsur-unsur: (1) pendidik sebagai salah satu sumber informasi,

(2) media sebagai sarana penyajian ide dan (3) gagasan dan

materi pendidikan serta (4) peserta didik itu sendiri.

Perkembangan TI dan penerapannya dalam pendidikan

menjadi wacana yang berkembang saat ini. Integrasi teknologi

informasi kedalam pendidikan salah satunya dalam bentuk

Pembelajaran Berbasis Web (PBW). Terdapat berbagai

keunggulan penerapan PBW disamping beberapa catatan

kelemahannya bila dibandingkan dengan pembelajaran

konvensional.

Terkait dengan masalah tersebut, sudah seharusnya guru

zaman sekarang ini mulai memanfaatkan internet sebagai

sumber belajar. Dengan pembelajaran seperti ini diharapkan

pengetahuan guru maupun siswa akan berkembang. Selain itu

guru maupun siswa juga akan terbiasa mengoperasikan

perangkat komputer tersebut, sehingga tidak ada lagi istilah guru

gaptek (Gagap Teknologi) maupun siswa gaptek.

6

BAB II

MEDIA PEMBELAJARAN

A. Pemlihan Media Pembelajaran

1. Alasan Teoritis Pemilihan Media

Dalam suatu proses pembelajaran, ketepatan pemilihan media

dapat menunjang tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Pemilihan media biasa dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Merancang format yang cepat

b. Menyeleksi, memodifikasi, materi-materi yang spesifik

Dengan memperhatikan kriteria atau pedoman pemilihan

media, maka pelajar terhindar dari kecerobohan dalam

pemilihan media dan akan menunjang keefektifan prosees

pembelajaran.1

Pemilihan media didasarkan atas berbagai macam

pertimbangan.Pertimbangan yang utama biasanya adalah

faktor biaya, waktu, tenaga, keefektifan dan keefesienan.

Seiring dengan lajunya perkembangan perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi modern yang baik untuk diangkat

secara utuh dengan modifikasi seperlunya, maupun

diadaptasikan dengan keadaan setempat.2

Ada faktor-faktor tertentu yang perlu dipertimbangkan dalam

pemilihan dan penggunaan media dalam pembelajaran seperti

1 Hadi Machmud, Media Pembelajaran, (Istana Profesional : Kendari), 2006, h.105

2 Ibid

7

halnya yang berkenaan dengan tujuan instruksional yang ingin

dicapai, karakteristik siswa atau sasaran, jenis rancangan

belajar yang diinginkan apakah bersifat audio, atau visual atau

kedua-duanya, atau mungkin media yang bersifat diam sesuai

dengan kondisi setempat, dan luasnya jangkauan yang ingin

dilayani

Pada tingkat yang menyeluruh dan umum pemilihan media

dapat dilakukan dengan mempertimbangkan faktor-faktor :

a. Hambatan pengembangan dan pembelajaran yang

meliputi faktor-faktor dana, fasilitas dan peralatan yang

telah tersedia, waktu mengajar dan pengembangan materi

dan media, sumber-sumber yang tersedia (manusia dan

materi).

b. Persyaratan isi, tugas, dan jenis pembelajaran. Isi

pembelajaran beragam dari sisi tugas yang ingin

dilakukan siswa, misalnya penghafalan, penerapan

keterampilan, pengertian hubungan-hubungan, atau

penalaran dan pemikiran tingkatan yang lebih tinggi oleh

karena itu membutuhkan perilaku yang berbeda, tekhnik

dan media penyajian yang berbeda pula.

c. Hambatan dari siswa dan mempertimbangkan

kemampuan dan keterampilan awal, seperti membaca,

mengetik dan menggunakan komputer, serta karekteristik

siswa lainnya.

8

d. Pertimbangan lainnya adalah tingkat kesenjangan

(preferensi lembaga, guru, dan pelajar) dan keefetifan

biaya.

e. Pemilihan media sebaiknya mempertimbangkan pula :

1. Kemampuan mengakamodasi penyajian stimulus

yang tepat (visual atau audio)

2. Kemampuan mengakomodasikan respons siswa

yang tepat (tertulis, audio, kegiatan fisik)

3. Kemampuan mengakomodasikan umpan balik

4. Pemilihan media utama dan stimulus, dan untuk

latihan atau tes (sebaiknya menggunakan media

yang sama) misalnya untuk tujuan belajar yang

melibatkan penghafalan

f. Media sekunder harus mendapat perhatian karena

pembelajaran yang berhasil menggunakan media yang

beragam. Dengan penggunaan media yang beragam

siswa memiliki kesempatan untuk menghubungkan dan

berinteraksi dengan kebutuhan belajar mereka secara

perorangan3

3Hadi Machmud, Media Pembelajaran, (Istana Profesional: Kendari), 2006, h. 105-106.

9

Pentingnya pemilihan media dengan melihat kedudukan media

dalam pembelajaran dapat kita lihat dengan model sistem

pembelajaran yang dikemukakan oleh Gerlach dan Elly, sbb:

Prosedur pengembangan pembelajaran menurut Gerlach

dan Elly dengan menggunakan pendekatan sistem dapat

dijelaskan bahwa tujuan fungsional merupakan langkah pertama

dalam metencanakan pembelajaran sebagai rumusan tingkah

laku yang harus dimiliki oleh siswa setelah selesai mengikuti

mata pelajaran.Langkah kedua adalah merinci materi

pembelajaran yang mengucapkan dapat menunjang pencapaian

tujuan yang telah ditentukan.Perlu juga dilakukan tes “entering

behavoiur level” yaitu untuk mengetahui kemampuan awal

siswa yang sesuai dengan tujuan pembelajaran sebagai dasara

Rancangan Isi

Umpan Balik

Menentukan Strategi

Pembelajaran

Menentukan

Kelompok Belajar

Siswa

Penilaian Entery

Behaviour Level

Perumusan Tujuan Penilaian

Performance

Pemilihan Media

Pembelajaran

Mengalokasikan

Ruang Belajar

Mengalokasikan

Waktu

10

untuk menentukan darimana guru harus mengawali

pembelajaran.4

Tujuan, isi dan entry behaviour level menjadi dasara untuk

menetapkan komponen pembelajaran yang lainnya, yaitu :

Menentukan strategi yang harus sesuai dengan karakteristik

tujuan maupun materi yang diberikan juga termasuk mengatur

dan mengelompokan siswa. Pengelompokan siswa diselaraskan

dengan waktu yang tersedia, dan ruang belajara yang tersedia.

Penentuan media yang akan digunakan merupakan langkah

selanjutnya.Bagaimana siswa agar mampu menguasai materi

sesuai tujuan, media yang cocok digunakan, apakah media

cetak?, atau media elekronik? Apakah media tersebut digunakan

seperti OHP, TV Slide Proyektor, Multimedia Projektor, atau

digunakan sepenuhya oleh siswa dengan bimbingan guru seperti

pembelajaran berbasis komputer (CBI dan CBI). Menentukan

media yang cocok digunaan dalam pembelajaran disesuaikan

dengann tujuan, strategi, waktu yang tersedia, dan fasilitas

pendukung lainnya. Seluruh kegiatan pembelajaran diakhiri

dengan penilaian fenadap penampilan (performance) siswa

disesuaikan denga tujuan yang diharapkan, dari penilaian ini

guru dapat menentukan umpan balik untuk melakukan revisi

rencana dan pelaksanaan pembelajaran.5

4 Nurseha Ghazali dkk, Media Pembelajaran, (Membumi publishing : Makassar), 2009, h.83

5 Nurseha Ghazali dkk, Media Pembelajaran, (Membumi publishing : Makassar), 2009, h.84

11

2. Alasan Praktis Pemilihan Media

Alasan praktis berkaitan denagan pertimbanga-pertimbangan

dan alasan si pengguna, seperi guru, dosen, instruktur,

mengapa menggunakan media dalam pembelajaran. Terdapat

beberapa penyebab orang memilih media, antara lain :

dijelaskan oleh Arif Sadiman (1996:84) sebagai berikut :

a. Demonstrasi

Dalam hal ini media dapat digunakan sebagai alat

untuk mendemostrasikan sebuah konsep, alat, objek,

kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain. Media

berfungsi sebagai alat peraga pembelajaran, misalnya

seorang dosen sedang menerangkan teknik

mengoperasikan Overhead Projektor (OHP), pada saat

menjelaskannya mengggunakan alat berupa OHP, dengan

cara mendemostrasikan dosen tersebut menjelaskan,

menunjukan dan memperlihatkan cara mengoperasikan

OHP

b. Familiar

Pengguna media pembelajaran memiliki alasa

pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena

karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut,

merasa sudah menguasai media tersebut, jika

menggunakan media yang lain belum tentu bisa dan untuk

mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya,

sehingga secara terus menerus ia menggunakan media

12

yang sama. Misalnya seorang doosen yang sudah biasa

menggunakan media OverHead Projektor (OHP) dan Over

Head Transparancy (OHT) kebiasaan menggunakan media

tersebut didasarkan atas alasan karena sudah akrab dan

menguasai detil dari media tersebut, meski seorang guru

lebih variatf dalam memilih media, dalam konsepnya tidak

ada satu media yang sempurna, dalam arti kata tidak media

yang sesuai denagan semua tujuan pembelajaran, sesuai

denagn semua situasi dan sesuai dengan semua

karakteristik siswa.

c. Klaritas

Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media

adalah untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan

memberikan penjelasan yang konkrit. Pada praktek

pembelajaran, masih banyak guru tidak menggunakan

media atau tanpa media, metode yang digunakan dengan

ceramah (ekspository), cara seperti ini memang tidak

merepotkan guru untuk menyiapkan media, cukup dengan

menguasai materi, maka pembelajaran dapat berlangsung.

Cara seperti ini cenderung akan mengakibatkan verbalistis,

yaitu pesan yang disampaikan guru tidak sama dengan

persepsi siswa, hal ini terjadi karena informasi tidak

bersifat konkrit, jika guru tidak mampu secara detil dan

spesifik menjelaska pesan pembelajaran,maka verbilitas

akan terjadi. Misalnya seorang guru IPA di sekolah dasar

13

sedang menjelaskan ciri-ciri makhluk hidup, jika guru

tidak cermat dalam mengemas informasi dengan baik

hanay berceramah saja maka siswa yang tidak pernah

nelihat bentuk paru-paru dan insang maka siswa akan

membayangkan bentuk-bentuk lain yang tidak sesuai

dengan bentuk aslinya.6

d. Belajar Aktif

Media dapat berbuat lebih dari yang bisa silakukan

oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh

guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan

secara aktif, baik fisik, mental maupun emosional. Dalam

prakteknya guru tidak selamanya mampu membuat siswa

aktif hanya dengan ceramah, tanya jawab dan lain-lain

namun diperlukan media untuk menarik minat atau gairah

belajar siswa. Briggs menyatakan media adalah “alat untuk

memberi perangsang bagi peserta didik supaya terjadi

proses belajar siswa. Sedangkan menganai efektifitas

media, Brown (1970) menggaris bawahi bahwa media

yang digunakan guru atau siswa dengan baik dapat

mempengaruhi efektifitas program belajar mengajar.

Sebagai contoh seorang guru memanfaatkan teknologo

komputer berupa CD interaktif ntuk mengajarkan materi

fisika. Dengan CD interaktif siswa dapat lebih aktik

mempelajari materi dan menumbuhkan kemandirian

6 Nurseha Ghazali dkk, Media Pembelajaran ( Membumi publishing : Makassar), 2009, h. 85

14

belajar, guru hanya mengawasi dan mereview penguasaan

materi oleh siswa.7

B. Kriteria Pemilihan Media

1. Kriteria Umum pemilihan Media

Terdapat beberapa kriteria umum yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan media. Namun demikian

secara teoritis bahwa setiap media memiliki kelebihan dan

kelemahan yang akan memberikan pengaruh kepada

efektifitas program pembelajaran. Sejalan dengan hal ini,

pendekatan yang dilakukan adalah dengan mengkaji sebagai

bagian integral dalm proses pendidikan yang kajiannya akan

sangat dipengaruhi oleh beberapa kriteria umum sebagai

berikut :8

a. Kesesuaian dengan Tujuan (Instructioanal goals)

Artinya, media pembelajaran dipih atas dasar instruksional

yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang

berisikan isi-isi pemahaman, aplikasi, analisis sintesis,

lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran

Artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip konsep

dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar

lebih mudah dipahami peserta didik.

7 Nurseha Ghazali dkk, Media Pembelajaran ( Membumi publishing : Makassar), 2009, h. 86

8 Ibid, h. 88

15

c. Kemudahan memperoleh media.

Artinya media yang diperlukan mudah diperoleh setidak-

tidaknya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang mahal,

disamping sederhana dan praktis penggunaanya.

d. Keterampilan guru mempergunakannya, apa pun jenis

media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat

menggunakanna dalam proses pembelajaran. Nilai dan

manfaat yang diharapkan bukan pada medianya tetapi

dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya

interaksi belajar peserta didik dengan lingkungannya.

Adanya OHP, proyektor film, komputer dan alat-alat

canggih lainnya tidak mempunyai arti apa-apa bila guru

tidak dapat menggunakannya dalam pembelajaran untuk

mempertinggi kualitas pembelajaran.

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya sehinnga media

tersebut dapat bermanfat bagi peserta didik selama

pembelajaran berlangsung.

f. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik. Memilih media

untuk pendidikan dan pembelajaran harus sesuai dengan

tarap berpikir peserta didik, sehingga makna yang

terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para peserta

didik. Menyajikan grafik yang berisi data dan angka atau

proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas

rendah tidak ada manfaatnya. Mungkin lebih tepat dalam

bentuk gambar atau poster. Demikian juga dengan gambar

16

yang menjelaskan alur hubungan suatu konsep atau prinsip

hanya bisa dilakukan bagi siswa yang telah memiliki kadar

berpikir yang tinggi.9

Asnawir dan Basyiruddin menjelaskan kriteria yang

dikemukakan Dick dan Carey, dimana ada empat kriteria

pemilihan media yang perlu diperhatika. Pertama,

ketersediaan sumber setempat, artinya bila media tersebut

tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, maka harus

dibeli atau dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli

dan fasilitasnya. Ketiga, faktor yang menyangkut

keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang

digunakan untuk jangka waktu lama, artinya bila digunakan

dimana saja dengan peralatan yang ada di sekitarnya dan

kapan pun serta mudah dibawa. Keempat, efektifitas dan

efisiensi biaya dalam jangka waktu yang cukup panjang,

sekalipun nampaknya mahal namun mungkin lebih murah

dibanding media lainnya yang hanya dapat digunakan

sekali pakai.10

2. Kriteria Khusus Pemilihan Media

Sejumlah kriteria khusus dalam memilih media pembelajaran

yang tepat dapat dirumuskan dalam satu kata ACTION, yaitu

akronim dari ; access, cost, technology, interactivity,

organization, dan novelty.

9 Hadi Machmud, Media Pembelajaran ( Istana Profesional : Kendari ), 2006, h. 109-110

10 Nurseha Ghazali dkk, Media pembelajaran ( Membumi Publishing : Makassar ), 2009, h. 91

17

a. Access

Akses menjadi perttimbangan pertama dalam memilih

media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah,

dan dapat dimanfaatkan oleh murid?.Misalnya, kita ingin

menggunakan media internet, perlu dipertimbangkan terlebih

dahulu apakah ada saluran untuk koneksi ke internet?. Akses

juga menyangkut aspek kebijakan, misalnya apakah murid

diizinkan untuk menggunakanya? Komputer yang terhubung

ke internet jangan hanya digunakan untuk kepala sekolah,

tapi juga guru, dan yang lebih penting adalah murid. Murid

harus memperoleh akses. Dalam hal ini media harus

merupakan bagian dari interaksi dan aktivitas siswa, bukan

hanya guru yang menggunakan media tersebut.

b. Cost

Banyak jenis media yang dapat menjadi pilhan kita, pada

umumnya media canggih cenderung mahal. Namun,

mahalnya media tersebut harus harus dihitung dengan aspek

manfaatnya. Semakin banyak yang menggunakan, maka unit

cost dari sebuah media akan semakin menurun. Media yang

efektif tidak selalu mahal, jika guru kreatif dan menguasai

betul materi pelajaran maka akan objek-objek untuk

dijadikan sebagai media biaya yang muarah namun efektif.

c. Technology

Mungkin saja kita tertarik dengan satu media tertentu. Tapi

yang perlu kita perhatikan apakah teknologinya tersedia dan

18

mudah untuk digunakan? Katakanlah kita ingin

menggunakan media audio visual di kelas. Perlu kita

pertimbangkan apakah ada listrik, Voltase listrik cukup dan

sesuai?

d. Interactivity

Media yang baik adalah media yang memunculkan

komunikasi dua arah dan interaktivitas. Setiap kegiatan

pembelajaran yang anda kembangkan tenyu saja memerlukan

media yang sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.

Jadika media itu sebagai alat bantu siswa dalam beraktivitas,

misalnya puzzel untuk anak SD, siswa dapat menggunakan

sendiri, menyusun gambar hingga lengkap, flash card dapat

dikondisika dalam bentuk permainan dan semua siswa

terlibat baik secara fisik, intelektual maupun mental.

e. Organization

Pertimbangan yang juga penting adalah dukungan

organisasi. Misalnya, Apakah pimpinan sekolah atau yayasan

mendukung? Bagaimana pengorganisasiannya. Apakah

disekolah ini tersedia satu unit yang disebut pusat sumber

belajar?

f. Novelity

Kebaruan dari media yang anda pilih juga haris menjadi

pertimbangan. Media yang baru biasanya lebih baik dan

lebih menarik bagi siswa. Diantar media yang lebih relatif

19

baru adalah media yang memanfaatkan teknologi informasi

dab komunikasi khususnya penggunaan internet.11

3. Prinsip Penggunaan Media

Seorang pengajar dalam mempergunakan media

seharusnya mengetahui prinsip-prinsip umum penggunaan

media pembelajaran, sehingga setelah dapat memilih dengan

tepat media yang akan digunakan, diharapkan pula dapat

menggunakanya dengan baik dan tepat. Yusuf Miarso (1984)

mengemukakan prinsip-prinsip umum penggunaan media

pembelajaran sebagai berikut :

a. Media harus merupakan bagian integral dari sistem

pembelajaran

b. Tidak ada satu metode dan media yang haris digunakan

dengan meniadakan yang lain.

c. Media tertentu cenderung untuk lebih tepat dipakai

dalam menyajikan sesuatu unit pelajaran daripada

media yang lain

d. Tidak ada satupun media yang dapat sesuai untuk

segala macam kegiatan belajar

e. Penggunaan telalu banyak sekaligus justru akan

membingungkan dan tidak memperjelas pelajaran

f. Harus senantiasa dilakukan persiapan yang cukup untuk

menggunakan media pembelajaran. Kesalahan yang

11

Nurseha Ghazali dkk, Media Pembelajaran (Membumi Publishing : Makassar), 2009, h. 92-94

20

sering terjadi adalah timbulnya anggapan bahwa dengan

menggunakan media pembelelajaran, pengajar tidak

perlu membuat persiapan mengajar terlebih dahulu

g. Pelajar harus dipersiapkan dan diperlakukan sebagai

peserta yang aktif. Peserta didik harus ikut serta

bertanggung jawab untuk apa yang terjadi selama

pembelajaran berlangsung. Peserta didik setelah

membaca buku harus menjawab pertanyaan, setelah

melakukan widya-wisata harus membuat laporan dan

sebagiamya.

h. Secara umum harus diusahakan penampilan yang pisitif

daripada yang negatif. Bilamana guru berdemonstrasi,

memberikan contoh, menunjukan model atau

mempragakan sesuatu hendaknya selalu mengambil

segi yang positif, Karena bila ditampilkan yang negatif

akan cepat ditiru, ditangkap atau dicoba oleh peserta

didik, yang mula-mula sebagai selingan akhirnya

menjadi biasa

i. Hendaknya tidak menggunakan media pembelajaran

sekedar sebagai selingan hiburan atau pengisi waktu,

kecuali kalau memang tujuan pembelajarannya

demikian12

12

Hadi Machmud, Media Pembelajaran (Istana Profesional : Kendari ), 2006, h. 114-115

21

j. Pergunakan kesempatan menggunakan media yang

dapat di anggap baik untuk melatih perkembangan

bahasa, baik lisan ataupun tulisan. Misalnya dengan

menggunakan diagram, denah dan lain-lain, anak

dilatih untuk mengungkapkan isi diagram atau denah itu

baik secara lisan maupun tulisan.13

13

Hadi Machmud, Media Pembelajaran (Istana Profesional : Kendari ), 2006, h. 115

22

BAB III

MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB

A. Konsep Pembelajaran Berbasis Web

Mungkin terdapat sedikit kerancuan dengan berbagai istilah

seperti e-learning, online/internet learning, dan web based

learning. Penulis mencoba menguraikan sedikit perbedaan

yang tampak pada ketiga istilah tersebut. E- learning adalah

suatu konsep belajar berbasiskan teknologi baik itu teknologi

informasi, telekomunikasi, maupun digital. Sedangkan

online/internet learning mempunyai batasan yang lebih

sempit, dimana teknologi yang digunakan adalah teknologi

informasi khususnya Internet. Belajar melalui e-mail, situs

web tertentu, dan semua aplikasi berbasis Internet.

Sedangkan web based learning adalah suatu sistem belajar

jarak jauh berbasis teknologi informasi dengan antarmuka

web. Yang lebih ditekankan dalam artikel ini adalah suatu

sistem belajar-jarak jauh berbasiskan teknologi informasi

dengan antar muka web.

Perkembangan teknologi Internet berjalan sangat cepat dan

hampir semua orang yang sudah mengenalnya ingin

beraktifitas dengan fasilitas yang disediakan oleh teknologi

ini. Berbagai Informasi dapat diakses melalui halaman-

halaman di alamat situs web Internet tersebut. Kemudian

apakah perbedaan antara situs web yang hanya

menyampaikan informasi saja, dengan sebuah situs web yang

23

menyampaikan suatu bahan ajar tertentu. Di bawah ini

merupakan beberapa perbedaan pokok antara program atau

situs web yang hanya menyampaikan infromasi dan situs web

yang menyampaikan materi pembelajaran, yaitu:

Suatu situs web yang hanya menampilkan informasi, tidak

akan menyebabkan penerima informasi merasa bertanggung

jawab untuk melakukan suatu perbuatan atau penampilan

yang dapat diukur atau dinilai. Seringkali situs web seperti ini

menyajikan sesuatu yang umum untuk memberikan deskripsi

mengenai gagasan maupun tentang materi tertentu.

Tujuannya mungkin untuk memperkuat minat, memberikan

orientasi (tetapi apabila si penerima melakukan suatu

perbuatan yang dapat diukur dan dipertanggung jawabkan,

maka situs web ini sudah melakukan tugas instruksional).

Sedangkan situs web yang hanya menampilkan suatu

pembelajaran, menyebabkan para penerima program dapat

membuktikan bahwa mereka telah melakukan proses belajar.

Para pengembang konten (content developer), instruktur dan

siswanya bertanggung jawab atas keberhasilan program

instruksional tersebut dan harus dapat menunjukan bukti

keberhasilannya.

Bahkan untuk situs web yang menyampaikan aspek

pembelajaran pun sangat bervariasi, maka klasifikasi sangat

diperlukan agar mudah untuk ditelaah dan dianalisa.

Berdasarkan media dan tingkat interaktifitas web based

24

learning, Web based Learning yang telah diidentifikasikan

terdiri dari:

1. Teks dan Grafik Web based Learning.

Teks dan Grafik adalah bentuk yang paling sederhana

dalam web based training program. Instruktur hanya

menyimpan materi-materi kursus atau pelatihannya d

idalam web, dan murid dapat mengaksesnya dengan

mudah. Karena hanya menampilkan teks dan grafik saja,

level interaktifitas dari model web learning seperti ini

sangat rendah.

2. Interactive Web based Learning.

Model web learning seperti ini memiliki level interaktifitas

yang lebih tinggi dibanding model yang pertama. Biasanya

model ini dilengkapi dengan sarana-sarana latihan atau

self-test, text entry, column matching, dan lain-lain.

3. Interactive Multimedia Web based Learning.

Kebanyakan program pelatihan atau belajar dengan

menggunakan model seperti ini biasanya bisa membuat

interaksi antara guru dan murid secara real-time melalui

audio dan video streaming, interactive web discussion,

bahkan audio/video desktop conference. Level

interaktifitas model ketiga ini paling tinggi diantara yang

lainnya dan paling rumit dalam pelaksanaannya, tetapi

model ini diharapkan dapat mencakup semua kondisi

belajar-mengajar pada kelas tatap muka.

25

Himpunan Masyarakat Amerika untuk Kegiatan Pelatihan dan

Pengembangan (The American Society for training and

Development/ ASTD) (2009), mengemukakan definisi e-

learning sebagai berikut :

"E-learning is a broad set of applications and processes which

include web-based-learning, computer-based-learning, virtual

and digital classrooms. Much of this delivered via the internet,

intranets, audio and videotape, satellite broadcast, interactive

TV, and CD-ROM. The definition of e-learning varies depending

on the organization and how it is used but basically it is involves

electronic means communication, education, and training".

Definisi ini juga menyiratkan simpulan yang menyatakan

bahwa e-leraning pada dasarnya adalah pengaplikasian

kegiatan komunikasi pendidikan dan pelatihan secara

elektronik. E-learning memiliki karakteristik-karakteristik

sebagai berikut :

1. Interactivity (Interaktivitas); tersedianya jalur

komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung

(synchronous), seperti chatting atau messenger atau tidak

langsung (asynchronous), seperti forum, mailing list atau

buku tamu.

2. Independency (Kemandirian); flesibilitas dalam aspek

penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal

26

ini menyebabkan pembelajaran lebih terpusat kepada

siswa (student-centered learning).

3. Accessibility (aksesibilitas); sumber-sumber belajar jadi

lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan

internet dengan akses yang lebih luas daripada

pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran

konvensional.

4. Enrichment (Pengayaan); kegiatan pembelajaran,

presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai

pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat

teknologi informan seperti video streaming, simulasi dan

animasi.

Dalam e-learning, daya tangkap siswa terhadap materi

pembelajaran tidak lagi tergantung pada instruktur/ guru,

karena siswa mengkonstruksi sendiri ilmu pengetahuannya

melalui bahan-bahan ajar yang disampaikan melalui

interfaces situs web. Dalam e-learning pula, sumber ilmu

pengetahuan tersebar dimana-mana serta dapat diakses

dengan mudah oleh setiap orang. Hal ini dikarenakan sifat

media internet yang mengglobal dan bisa diakses oleh

siapapun yang terkoneksi didalamnya. Terakhir, dalam e-

learning pengajar/lembaga pendidikan berfungsi sebagai

salah satu sumber ilmu pengetahuan.

27

E-learning adalah segala aktivitas belajar yang menggunakan

bantuan teknologi elektronik. E-learning juga dapat

diaplikasikan dalam pendidikan konvensional dan pendidikan

jarak jauh. Web-based learning, merupakan salah satu bentuk

e-learning yang materi maupun cara penyampaiannya

(delivery method) melalui internet (web).

Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran berbasis web adalah sebuah pengalaman

belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk

berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran.

Web dapat menciptakan sebuah lingkungan belajar maya

(Virtual Learning Environment). Lingkungan belajar yang

disediakan oleh web dilengkapi dengan beberapa fasilitas

yang dapat kita kombinasikan penggunaannya untuk

mendukung proses pembelajaran, antara lain forum diskusi,

chat, penilaian online, dan sistem administrasi. Lingkungan

belajar maya yang disediakan oleh web berfungsi

sebagaimana lingkungan belajar konvensional yang dapat

menyampaikan informasi kepada pembelajar.

Salah satu nilai penting dari penggunaan web sebagai media

web dilengkapi dengan hyperlink yang memungkinkan untuk

mengakses informasi secara acak (non linear) yang

berdampak pada kecepatan kita untuk memperoleh informasi

yang ada di dalam web.

28

B. Manfaat dan Fungsi Pembelajaran berbasis Web

Bagi siswa pembelajaran yang menarik adalah dimana

mereka diikutsertakaan secara aktif didalam kelas. Terjadinya

interaksi yang saling menguntungkan dalam pembelajaran

dan siswa serta guru dapat saling memotivasi. Sehingga siswa

yang awalnya media pembelajaran yang diberikan oleh guru

disekolah monoton atau terpaku pada satu media atau buku

pembelajaran saja mereka akan merasa cepat bosan dan

kurang ketertarikan dalam belajar. Untuk itu Fungsi Media

Pembelajaran seperti Internet sangat dibutuhkan pada saat ini.

salah satu fungsi Internet sebagai media pembelajaran oleh

siswa di sekolah yang dapat diberikan oleh guru adalah:

Pemanfaatan internet dalam kegiatan pembelajaran

selain sebagai salah satu inovasi di bidang pendidikan

yang menyesuaikan dengan kemajuan zaman, juga

karena melalui internet makin terbuka lebar wawasan

pengetahuan dan keilmuan yang tanpa batas. Dikatakan

demikian karena dengan internet sudah tidak ada lagi

jarak ruang dan waktu bagi penggunanya untuk

menjelajah segala hal yang ingin diketahuinya. Sekolah

(lebih khusus lagi guru), sudah tidak ada istilah lagi

sebagai sumber ilmu, tidak bisa lagi menutup diri dan

puas terhadap apa yang telah dimiliki atau diketahuinya.

Manfaat teknologi komunikasi (internet) dalam kegiatan

pembelajaran dapat diaplikasikan dalam kegiatan berikut:

29

1. Mengembangkan dan memperkaya materi pelajaran.

Dengan memanfaatkan media internet, muatan materi

pelajaran yang disampaikan guru tidak hanya terpaku pada

buku sumber/buku pegangan yang ada, bahkan terhadap

tuntutan kurikulum yang mungkin memasung kreativitas

guru dalam mengembangkan materi pelajaran untuk

memperkaya wawasan pengetahuan siswanya. Hal ini

dimungkinkan karena kurikulum dibuat sebagai standar

pencapaian yang disesuaikan dengan kemampuan rata-rata

peserta didik serta jangkauan sasarannya yang lebih

berorientasi pada kebutuhan peserta didik secara nasional

sehingga perlu ditetapkannya kurikulum yang berisi materi

yang berstandar nasional. Melalui internet, guru bisa

mencari materi pelajaran dalam bentuk tulisan, gambar,

audio, maupun audio visual untuk memperkaya

kompetensi siswanya jika mereka telah mencapai

kompetensi dasar yang ditargetkan pada kurikulum.

Bahkan melalui situs tertentu guru dapat melakukan

kegiatan berbagi file/dokumen materi pelajaran. Melalui

kegiatan tersebut guru dapat mendownload file materi

pelajaran yang telah dibuat orang lain, di satu sisi guru pun

dapat mempublikasikan hasil karyanya.

30

2. Sarana belajar online.

Dengan fungsinya ini guru bisa memanfaatkan sarana

internet untuk kegiatan berikut:

a. Membuat bahan presentasi materi pelajaran atau soal

latihan yang diharapkan dipelajari siswa. Kemudian

materi soal latihan tersebut diupload di blog guru atau

website sekolah. Dengan demikian siswa dapat

mempelajari materi pelajaran atau soal latihan tersebut

di tempat terpisah (di rumah); sehingga memungkinkan

terjadinya kegiatan pembelajaran tanpa tatap muka.

Dengan ini maka kegiatan belajar mengajar siswa dan

guru tidak terbatas oleh tempat dan waktu, karena siswa

dapat mempelajari materi tersebut kapan dan dimana

saja.

b. Mengarahkan siswa untuk mengunjungi situs tertentu

yang menurut guru situs tersebut layak dikunjungi oleh

siswa karena terdapat materi yang berkaitan dengan

materi yang sedang diajarkan guru di kelas. Tapi tentu

sebelumnya guru harus mengetahui dan memahami

lebih dalam mengenai situs tersebut, terutama kaitannya

dengan kompetensi yang diharapkan dikuasai oleh

siswa. Selanjutnya, pada blog guru atau website sekolah

guru tinggal membuat link terhadap situs yang

dimaksud.

31

c. Memberikan tugas atau pekerjaan rumah (PR). Dengan

memanfaatkan internet sebagai sarana untuk

memberikan tugas kepada siswa, maka terjadi

fleksibilitas bagi guru untuk mengoreksi sekaligus

memberikan feed back pada hasil pekerjaan siswa dan

fleksibilitas bagi siswa sendiri dalam mengerjakan

tugas-tugas tersebut.

d. Melaksanakan pembelajaran proyek yang berbasis

internet. Sebagaimana dimaklumi bahwa Pembelajaran

Berbasis Proyek atau Project Based Learning (PBL)

adalah salah satu metode pembelajaran yang menggali

potensi siswa untuk mencari dan menemukan sendiri

konsep-konsep materi pelajaran; sehingga diharapkan

dengan PBL tersebut pemahaman siswa akan materi

pelajaran lebih mendalam dan optimal. Kegiatan belajar

proyek (PBL) terutama dilakukan untuk materi

pelajaran yang baru dan cakupannya cukup luas,

sehingga dituntut adanya kerjasama siswa dalam

kelompok untuk melaksanakannya. Jika kegiatan PBL

ini dapat dilaksanakan dengan baik maka tidak hanya

penguasaan konsep materi yang didapat oleh siswa,

tetapi berbagai keterampilan lain dapat dioptimalkan;

seperti kerjasama team (teamwork), berfikir kritis

(critical thinking), kemampuan berkomunikasi

(communication), kreativitas (creativity), dll.

32

Keterampilan-keterampilan tersebut tidak diajarkan

sebagai bagian dari materi yang ada pada kurikulum

sekolah, tetapi dengan melakukan kegiatan PBL maka

secara otomatis siswa akan menguasainya.

3. Sarana komunikasi antara sekolah dengan orang tua.

Dengan memanfaatkan internet; sekolah bisa

menyampaikan berbagai informasi yang perlu diketahui

oleh orang tua atau bahkan khalayak yang lebih luas.

Informasi yang disampaikan lewat media internet tentunya

memiliki berbagai kelebihan dibandingkan informasi yang

disampaikan secara konvensional melalui surat tertulis.

Selanjutnya, sarana internet juga bisa digunakan oleh

orang tua untuk memberikan informasi atau kontribusi

pemikiran bagi sekolah.

Di zaman modern yang memungkinkan orang melakukan

komunikasi tanpa batas ini, sepertinya sesuatu hal yang

naïf sekali jika sekolah menutup diri terhadap segala

masukan yang datangnya dari orang tua siswa. Bagaimana

tidak; orang tua siswa adalah sebagai mitra sekolah dalam

memajukan pendidikan siswa. Orang tua siswa yang kalau

dilihat dari segi latar belakang pendidikannya memiliki

disiplin ilmu yang beraneka ragam; tentunya punya sudut

pandang dan wawasan keilmuan berbeda sehingga dapat

33

dimanfaatkan berbagai masukannya dalam kontribusinya

terhadap kemajuan pendidikan khususnya sekolah sebagai

lembaga pendidikan.

Uraian di atas menunjukkan betapa internet bisa kita

manfaatkan untuk hal-hal yang positif, khususnya

kemanfaatannya di lingkungan pendidikan. Selain itu

internet juda dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

pembelajaran sebagai berikut :

1. Pengembangan Profesional

Meningkatkan pengetahuan

Berbagi sumber informasi diantara rekan sejawat/

sedepartemen

Berkomunikasi keseluruh belahan dunia

Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan

secara langsung

Mengatur komunikasi secara teratur

Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik

local maupun internasional.

2. Sumber Belajar/Pusat Informasi

Informasi media dan metodologi pembelajaran

Bahan baku & bahan ajar untuk segala bidang

pelajaran

Akses informasi IPTEK

Bahan Pustaka/referensi

34

3. Belajar sendiri secara cepat :

Meningkatkan pengetahuan

Belajar berinteraktif

Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian

4. Menambah wawasan, pergaulan, pengetahuan,

pengembangan karier

Meningkatkan komunikasi dengan seluruh

masyarakat lain

Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang

ada diseluruh dunia

Informasi beasiswa, lowongan pekerjaan, pelatihan.

Hiburan, dsb

C. Kekurangan dan Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web

Kelebihan Pembelajaran Berbasis WEB

1. Memungkinkan setiap orang dimanapun, kapanpun,

untuk mempelajari apapun.

2. Pebelajar dapat belajar sesuai dengan karaktristik dan

langkahnya dirinya sendiri karen apembelajaran

berbasis web membuat pembela-jaran menjadi

bersifat individual.

3. Kemampuan untuk membuat tautan (link), sehingga

pebelajar dapat mengakses informasi dari berbagai

35

sumber, baik di dalam maupun luar lingkungan

belajar.

4. Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi

pebelajar yang tidak memiliki cukup waktu untuk

belajar.

5. Dapat mendorong pebelajar lebih aktif dan mandiri

di dalam belajar.

6. Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat

digunakan untuk memperkaya materi pemeblajaran.

7. Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan

untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.

8. Isi materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis WEB

1. Keberhasilan pembelajaran berbasis web tergantung

paa kemandirian dan motivasi pembelajar.

2. Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi

pembelajar.

3. Pembelajar dapat cepat merasa bosan dan jenuh jika

mereka tidak dapat mengakses informasi,

dikarenakan tidak terdapat peralatan yang memadai

dan yang cukup.

36

4. Dibutuhkannya panduan bagi pembelajar untuk

mencari informasi yang elevan, karena informasi

yang terdapat di dalam web sangat beragam.

5. Dengan menggunakan pembelajaran berbasis web,

pembelajar terkadang merasa terisolasi, terutama jika

terdapat keterbatasan dalam fasilitas komunikasi.

37

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

o Dalam proses pembelajaran media sangat diperlukan untuk

menunjang tercapainya tujuan pembelajaran.Oleh sebab itu,

Pengajar (guru) harus cermat dalam memilih media yang akan

digunakan dalam proses belajar mengajar. Media juga dapat

membantu membangkitkan motivasi belajar peserta didik.

Media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar

tidak harus media yang bersifat elektronik, seperti Laptop dll.

Media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar

bisa berupa buku atau alat peraga lainnya yang dapat

membantu pemahaman peserta didik. Dalam proses belajar

mengajar, media yang harus digunakan harus sesuai dengan

materi, strategi yang digunakan, dan karakteristik siswa.

o Semua pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi internet

dan selama proses belajar dirasakan terjadi oleh yang

mengikutinya maka kegiatan itu dapat disebut sebagai

pembelajaran berbasis web. Untuk dapat menghasilkan e-

learning yang menarik dan diminati dalam meningkatkan

kualitas pembelajaran, ada tiga syarat hal yang wajib dipenuhi

dalam merancang e-learning, yaitu:

1. Sederhana, sistem yang sederhana akan memudahkan

peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu

38

yang ada, dengan kemudahan pada panel yang disediakan,

waktu belajar peserta akan lebih efisien.

2. Personal, pengajar/dosen dapat berinteraksi dengan baik

dengan mahasiswanya, seperti layaknya berkomunikasi di

depan kelas. Dengan pendekatan dan interaksi yang lebih

personal, peserta didik diperhatikan kemajuanya, serta

dibantu segala persoalan yang dihadapi.

3. Cepat, layanan yang ditunjang dengan kecepatan, respon

yang cepat terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik,

sehingga perbaikan pembelajaran dapat dilakukan secepat

mungkin oleh pengajar atau pengelola. Meskipun

pembelajaran berbasis web ini dapat menjawab kebutuhan

pembelajaran global, tapi harus tetap disadari bahwa

pembelajaran berbasis web atau e-learning tidak dapat

sepenuhnya menggantikan pembelajaran tradisional.

B. Saran

Kami sadar masih banyak kekurangan dalam makalah ini, untuk

itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami

harapkan dari pembaca yang budiman, demi kesempurnaan

makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan memberikan

manfaat bagi pembaca dan pembuatnya. Pada akhirnya selamat

membaca, memahami dan mampu mengamalkannya. Amin.

39

DAFTAR PUSTAKA

Machmud, Hadi . Media Pembelajaran. Kendari : Istana Profesional.

2006.

Ghazali, Nurseha dkk. Media Pembelajaran. Makassar : Membumi

Publishing. 2009

http://ketrin-manullang.blogspot.com/2012/05/pengembangan-

pembelajaran-berbasis-web_11.html

http://www.solopos.com/2014/10/16/pendidikan-di-karanganyar

karanganyar-kekurangan-guru-agama-islam-544855

http://desicahyani.wordpress.com/2013/06/07/fungsi-internet-sebagai-

media-pembelajaran-oleh-siswa-di-sekolah/

http://muh-arsyad92.blogspot.com/2013/06/manfaat-internet-dalam-

pembelajaran.html

http://spelanta-tik.blogspot.com/2008/01/konsep-pembelajaran-

berbasis-web.html