27
PER PER PAJAK PAJAK AN AN

pengantar perpajakan

Embed Size (px)

Citation preview

PERPERPAJAKPAJAKANAN

Pengertian Pajak (Prof. Dr. Rochmat Pengertian Pajak (Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH), SH)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran

umum.

Pengertian Pajak (Prof. Dr. Rochmat Pengertian Pajak (Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH), SH)

Setelah disempurnakan:

Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat

kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran

rutin dan “surplus” – nya digunakan untuk public

saving yang merupakan sumber utama untuk

membiayai public insvestment.

Pengertian Pajak (Pengertian Pajak (Dr. N. J. FeldmannDr. N. J. Feldmann))

Pajak adalah prestasi yang dipaksakan sepihak

oleh dan terutang kepada penguasa (menurut

norma-norma yang ditetapkan secara umum),

tanpa adanya kontraprestasi, dan semata-mata

digunakan untuk menutup pengeluaran-

pengeluaran umum.

Unsur-unsur Pajak:Unsur-unsur Pajak:

Iuran dari rakyat kepada negaraIuran dari rakyat kepada negara Berdasarkan undang-undangBerdasarkan undang-undang Tanpa jasa timbal atau Tanpa jasa timbal atau

kontraprestasi dari negara yang kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk.secara langsung dapat ditunjuk.

Digunakan untuk membiayai rumah Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran-tangga negara, yakni pengeluaran-pengeluaran yang bermanfaat bagi pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.masyarakat luas.

Fungsi PajakFungsi Pajak

Fungsi budgetairFungsi budgetairPajak sebagai sumber dana bagi pemerintah Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluarannya.untuk membiayai pengeluarannya.

Fungsi mengatur (regulerend)Fungsi mengatur (regulerend)Pajak sebagai alat untuk mengatur atau Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi.bidang sosial dan ekonomi.

Syarat Pemungutan PajakSyarat Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak harus adil (syarat Pemungutan pajak harus adil (syarat keadilan)keadilan)

Pemungutan pajak harus berdasarkan Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (syarat yuridis)undang-undang (syarat yuridis)

Tidak mengganggu perekonomian (syarat Tidak mengganggu perekonomian (syarat ekonomis)ekonomis)

Pemungutan pajak harus efisien (syarat Pemungutan pajak harus efisien (syarat finansiil)finansiil)

Sistem pemungutan pajak harus Sistem pemungutan pajak harus sederhana.sederhana.

Teori-teori yang mendukung Teori-teori yang mendukung pemungutan pajakpemungutan pajak Teori AsuransiTeori Asuransi Teori KepentinganTeori Kepentingan Teori daya pikul. Teori ini mengukur Teori daya pikul. Teori ini mengukur

dari dua pendekatan yaitu unsur dari dua pendekatan yaitu unsur objektif dan subjektif.objektif dan subjektif.

Teori BaktiTeori Bakti Teori asas daya beliTeori asas daya beli

Kedudukan Hukum Pajak Kedudukan Hukum Pajak (Rochmat Soemitro)(Rochmat Soemitro)

Sebagai hukum Perdata, mengatur Sebagai hukum Perdata, mengatur hubungan antara satu individu dengan hubungan antara satu individu dengan individu lainnya.individu lainnya.

Sebagai hukum Publik, mengatur hubungan Sebagai hukum Publik, mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. antara pemerintah dengan rakyatnya. Hukum ini dapat dirinci lagi sebagai berikut:Hukum ini dapat dirinci lagi sebagai berikut:

1. Hukum Tata Negara1. Hukum Tata Negara

2. HUkum Tata Usaha (Hukum Administrasi)2. HUkum Tata Usaha (Hukum Administrasi)

3. Hukum Pajak3. Hukum Pajak

4. Hukum Pidana4. Hukum Pidana

Macam Hukum Pajak:Macam Hukum Pajak:

Hukum Pajak Materiil, memuat norma-Hukum Pajak Materiil, memuat norma-norma yang menerangkan antara lain norma yang menerangkan antara lain keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang keadaan, perbuatan, peristiwa hukum yang dikenai pajak (objek pajak), segala sesuatu dikenai pajak (objek pajak), segala sesuatu tentang timbul dan hapusnya utang pajak, tentang timbul dan hapusnya utang pajak, dan hubungan hukum antara pemerintah dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak. Contoh: UU Pajak dan wajib pajak. Contoh: UU Pajak Penghasilan.Penghasilan.

Hukum Pajak Formil, memuat bentuk/tata Hukum Pajak Formil, memuat bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materiil cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan. menjadi kenyataan.

Hukum Pajak Formil memuat antara lain:Hukum Pajak Formil memuat antara lain:

Tata cara penyelenggaraan (prosedur) Tata cara penyelenggaraan (prosedur) penetapan suatu utang pajak.penetapan suatu utang pajak.

Hak-hak fiskus untuk mengadakan Hak-hak fiskus untuk mengadakan pengawasan terhadap para wajib pajak pengawasan terhadap para wajib pajak mengenai keadaan, perbuatan dan mengenai keadaan, perbuatan dan peristiwa yang menimbulkan utang pajak.peristiwa yang menimbulkan utang pajak.

Kewajiban wajib pajak misalnya Kewajiban wajib pajak misalnya menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, menyelenggarakan pembukuan/pencatatan, dan hak-hak wajib pajak misalnya dan hak-hak wajib pajak misalnya mengajukan keberatan dan banding.mengajukan keberatan dan banding.

Pengelompokkan Pajak:Pengelompokkan Pajak:

Menurut golongannyaMenurut golongannya

Menurut sifatnyaMenurut sifatnya

Menurut lembaga pemungutnyaMenurut lembaga pemungutnya

Pengelompokkan Pajak menurut Pengelompokkan Pajak menurut golongannya:golongannya: Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus Pajak Langsung, yaitu pajak yang harus

dipikul sendiri oleh WP dan tidak dapat dipikul sendiri oleh WP dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Cont: Pajak Penghasilanorang lain. Cont: Pajak Penghasilan

Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang Pajak tidak langsung, yaitu pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain. Cont: dilimpahkan kepada orang lain. Cont: Pajak Pertambahan Nilai.Pajak Pertambahan Nilai.

Pengelompokkan Pajak menurut Pengelompokkan Pajak menurut sifatnya:sifatnya: Pajak subjektif, yaitu pajak yang Pajak subjektif, yaitu pajak yang

berpangkal atau berdasarkan pada berpangkal atau berdasarkan pada subjeknya, dalam arti memperlihatkan subjeknya, dalam arti memperlihatkan keadaan diri wajib pajak. Cont: Pajak keadaan diri wajib pajak. Cont: Pajak Penghasilan.Penghasilan.

Pajak objektif, yaitu pajak yang Pajak objektif, yaitu pajak yang berpangkal pada objeknya, tanpa berpangkal pada objeknya, tanpa memperlihatkan keadaan dari Wajib memperlihatkan keadaan dari Wajib Pajaknya. Cont: Pajak Pertambahan Nilai, Pajaknya. Cont: Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Perjualan atas Barang Mewah.Pajak Perjualan atas Barang Mewah.

Pengelompokkan Pajak menurut Pengelompokkan Pajak menurut Lembaga Pemungutnya:Lembaga Pemungutnya: Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut Pajak pusat, yaitu pajak yang dipungut

oleh pemerintah pusat dan digunakan oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara. untuk membiayai rumah tangga negara. Cont: PPN, PPnBM, Bea Materai.Cont: PPN, PPnBM, Bea Materai.

Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut Pajak daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh Pemerintah daerah dan digunakan oleh Pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. untuk membiayai rumah tangga daerah. Cont: Pajak Propinsi (Pajak Kendaraan Cont: Pajak Propinsi (Pajak Kendaraan Bermotor), Pajak Kabupaten/Kota (Pajak Bermotor), Pajak Kabupaten/Kota (Pajak Hotel, Restoran, Hiburan)Hotel, Restoran, Hiburan). PBB.. PBB.

Tata cara pemungutan pajak:Tata cara pemungutan pajak:

Harus memperhatikan hal-hal berikut:Harus memperhatikan hal-hal berikut:

Stelsel PajakStelsel Pajak

Asas Pemungutan PajakAsas Pemungutan Pajak

Sistem Pemungutan PajakSistem Pemungutan Pajak

Pemungutan pajak dapat dilakukan Pemungutan pajak dapat dilakukan berdasarkan 3 stelsel:berdasarkan 3 stelsel: Stelsel nyata, pengenaan pajak didasarkan pada Stelsel nyata, pengenaan pajak didasarkan pada

objek (penghasilan yang nyata), sehingga objek (penghasilan yang nyata), sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak, yaitu setelah penghasilan yang tahun pajak, yaitu setelah penghasilan yang sesungguhnya diketahui.sesungguhnya diketahui.

Stelsel anggapan, pengenaan pajak didasarkan Stelsel anggapan, pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur undangpada suatu anggapan yang diatur undang22. Mis: . Mis: penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan penghasilan suatu tahun dianggap sama dengan tahun sebelumnya, sehingga pada awal th pajak tahun sebelumnya, sehingga pada awal th pajak dpt ditetapkan besarnya pajak yang terutang.dpt ditetapkan besarnya pajak yang terutang.

Stelsel campuran, merupakan kombinasi dari dua Stelsel campuran, merupakan kombinasi dari dua stelsel. Pada awal th, besarnya pajak dihitung stelsel. Pada awal th, besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada berdasarkan suatu anggapan, kemudian pada akhir th besarnya pajak disesuaikan dengan akhir th besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan sebenarnya.keadaan sebenarnya.

Asas pemungutan pajak:Asas pemungutan pajak: Asas domisili, negara berhak mengenakan pajak Asas domisili, negara berhak mengenakan pajak

atas seluruh penghasilan WP yg bertempat atas seluruh penghasilan WP yg bertempat tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang tinggal di wilayahnya, baik penghasilan yang berasal dari dalam maupun dari luar negeri. berasal dari dalam maupun dari luar negeri. Asas ini berlaku utk WP dlm negeri.Asas ini berlaku utk WP dlm negeri.

Asas sumber, negara berhak mengenakan pajak Asas sumber, negara berhak mengenakan pajak atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya atas penghasilan yang bersumber di wilayahnya tanpa memperhatikan tempat tinggal WP.tanpa memperhatikan tempat tinggal WP.

Asas kebangsaan, pengenaan pajak Asas kebangsaan, pengenaan pajak dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara.

Sistem pemungutan pajak:Sistem pemungutan pajak: Official assesment system, adalah suatu sistem Official assesment system, adalah suatu sistem

pemungutan yang memberi wewenang kepada pemungutan yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya yang terutang oleh WP.yang terutang oleh WP.

Self assesment system, adalah suatu sistem Self assesment system, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.besarnya pajak yang terutang.

With holding system, adalah suatu sistem With holding system, adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan WP) kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan WP) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh WP.oleh WP.

Ciri-ciri official assesment system:Ciri-ciri official assesment system:

Wewenang untuk menentukan besarnya Wewenang untuk menentukan besarnya

pajak terutang ada pada fiskus.pajak terutang ada pada fiskus.

Wajib pajak bersifat pasif.Wajib pajak bersifat pasif.

Utang pajak timbul setelah dikeluarkan Utang pajak timbul setelah dikeluarkan

surat ketetapan pajak oleh fiskus.surat ketetapan pajak oleh fiskus.

Ciri-ciri self assesment system:Ciri-ciri self assesment system:

Wewenang untuk menentukan besarnya Wewenang untuk menentukan besarnya

pajak terutang ada pada WP sendiri.pajak terutang ada pada WP sendiri.

Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung, Wajib pajak aktif, mulai dari menghitung,

menyetor dan melaporkan sendiri pajak menyetor dan melaporkan sendiri pajak

yang terutang.yang terutang.

Fiskus tidak ikut campur dan hanya Fiskus tidak ikut campur dan hanya

mengawasi.mengawasi.

Ciri-ciri with holding system:Ciri-ciri with holding system:

Wewenang menentukan besarnya

pajak yang terutang ada pada

pihak ketiga, pihak selain fiskus

dan WP.

Dua ajaran yang mengatur Dua ajaran yang mengatur timbulnya hutang pajak:timbulnya hutang pajak: Ajaran Formil, utang pajak timbul Ajaran Formil, utang pajak timbul

karena dikeluarkannya surat ketetapan karena dikeluarkannya surat ketetapan pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pajak oleh fiskus. Ajaran ini diterapkan pada official assesment system.pada official assesment system.

Ajaran Materiil, utang pajak timbul Ajaran Materiil, utang pajak timbul karena berlakunya undang-undang. karena berlakunya undang-undang. Seseorang dikenai pajak karena suatu Seseorang dikenai pajak karena suatu keadaan dan perbuatan. Ajaran ini keadaan dan perbuatan. Ajaran ini diterapkan pada self assesment diterapkan pada self assesment system.system.

Hapusnya hutang pajak:Hapusnya hutang pajak:

PembayaranPembayaran

KompensasiKompensasi

DaluwarsaDaluwarsa

Pembebasan dan penghapusanPembebasan dan penghapusan

Hambatan pemungutan pajak (perlawanan Hambatan pemungutan pajak (perlawanan pasif dan perlawanan aktif):pasif dan perlawanan aktif):

Perlawanan pasif, masyarakat enggan (pasif) Perlawanan pasif, masyarakat enggan (pasif) membayar pajak yang dapat disebabkan antara membayar pajak yang dapat disebabkan antara lain: perkembangan intelektual dan moral lain: perkembangan intelektual dan moral masyarakat, sistem perpajakan yang mungkin sulit masyarakat, sistem perpajakan yang mungkin sulit dipahami, sistem kontrol tdk dpt dilakukan atau dipahami, sistem kontrol tdk dpt dilakukan atau dilaksanakan dengan baik.dilaksanakan dengan baik.

Perlawanan aktif, meliputi semua usaha dan Perlawanan aktif, meliputi semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak, fiskus dengan tujuan untuk menghindari pajak, bentuknya antara lain: tax avoidance (usaha bentuknya antara lain: tax avoidance (usaha meringankan beban pajak dengan tidak melanggar meringankan beban pajak dengan tidak melanggar UU), tax evasion (usaha meringankan beban pajak UU), tax evasion (usaha meringankan beban pajak dengan cara melanggar UU seperti menggelapkan dengan cara melanggar UU seperti menggelapkan pajak).pajak).

Tarif PajakTarif Pajak Tarif sebanding/proposional, tarif berupa prosentase Tarif sebanding/proposional, tarif berupa prosentase

tetap, terhadap jumlah yang dikenai pajak sehingga tetap, terhadap jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang proposional terhadap besarnya pajak yang terutang proposional terhadap besarnya nilai yang dikenai pajak. Mis: PPN 10%.besarnya nilai yang dikenai pajak. Mis: PPN 10%.

Tarif tetap, tarif berupa jumlah yang tetap (sama) Tarif tetap, tarif berupa jumlah yang tetap (sama) terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak terhadap berapapun jumlah yang dikenai pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. Cont. sehingga besarnya pajak yang terutang tetap. Cont. Bea Materai.Bea Materai.

Tarif progresif, prosentase tarif yang digunakan Tarif progresif, prosentase tarif yang digunakan semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar. Cont. PPh Ps 21. s/d 25 jt : 5%, >25 jt semakin besar. Cont. PPh Ps 21. s/d 25 jt : 5%, >25 jt s/d 50 jt : 10%, > 50 jt s/d 100 jt : 15%, >100 jt s/d s/d 50 jt : 10%, > 50 jt s/d 100 jt : 15%, >100 jt s/d 200 jt : 25%, >200 jt : 35%.200 jt : 25%, >200 jt : 35%.

Tarif degresif, prosentase tarif yang digunakan Tarif degresif, prosentase tarif yang digunakan semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin semakin kecil bila jumlah yang dikenai pajak semakin besar.besar.

Tarif progresif dibagi:Tarif progresif dibagi:

Tarif progresif progresif : kenaikan Tarif progresif progresif : kenaikan prosentase semakin besar.prosentase semakin besar.

Tarif progresif tetap : kenaikan Tarif progresif tetap : kenaikan prosentase tetap.prosentase tetap.

Tarif progresif degresif : kenaikan Tarif progresif degresif : kenaikan prosentase semakin kecil.prosentase semakin kecil.