90
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan yang pesat di bidang ilmu dan teknologi dewasa ini menuntut adanya kemampuan manusia dalam mempertimbangkan segala kemungkinan sebelum mengambil keputusan dan tindakan. Perkembangan naluriah atau dengan perkiraan-perkiraan kualitatif yang sederhana pada dasarnya hanya dapat dipertanggung jawabkan untuk keputusan-keputusan yang sederhana pula. Keputusan-keputusan terutama di dunia usaha, yang mengandung resiko besar, tentunya perlu didukung oleh perhitungan-perhitungan yang matang. Agar resiko kerugian dapat dihindari. Tentu saja pada keadaan tersebut pertimbangan-pertimbangan naluriah saja tidak cukup. Diperlukan peralatan-paralatan, teknik-teknik, atau metode-metode kuantitatif yang lebih lengkap untuk memecahkannya. Modul IV Gilank P. (0932010064) Kamis I/ D

penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Dalam praktikum Simulasi Sistem ini khususnya pada materi Simulasi Inventory (Untuk Single Produk) tujuan yang hendak dicapai adalah untuk memilih policy order inventory yang menghasilkan biaya inventory paling rendah.

Citation preview

Page 1: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan yang pesat di bidang ilmu dan teknologi dewasa ini

menuntut adanya kemampuan manusia dalam mempertimbangkan segala

kemungkinan sebelum mengambil keputusan dan tindakan. Perkembangan

naluriah atau dengan perkiraan-perkiraan kualitatif yang sederhana pada dasarnya

hanya dapat dipertanggung jawabkan untuk keputusan-keputusan yang sederhana

pula. Keputusan-keputusan terutama di dunia usaha, yang mengandung resiko

besar, tentunya perlu didukung oleh perhitungan-perhitungan yang matang. Agar

resiko kerugian dapat dihindari. Tentu saja pada keadaan tersebut pertimbangan-

pertimbangan naluriah saja tidak cukup. Diperlukan peralatan-paralatan, teknik-

teknik, atau metode-metode kuantitatif yang lebih lengkap untuk

memecahkannya.

Masalah pengendalian persediaan merupakan salah satu masalah penting

yang dihadapi oleh perusahaan. Pendekatan – pendekatan kuantitatif akan sangat

membantu dalam memecahkan masalah ini.

Alasan utama yang menyebabkan perhatian terhadap masalah

pengendalian persediaan adalah karena pada kebanyakan perusahaan persediaan

merupakan bagian atau porsi yang besar yang tercantum dalam neraca. Persediaan

yang terlalu besar atau terlalu kecil dapat menimbulkan masalah – masalah yang

pelik. Kekurangan persediaan bahan mentah akan mengakibatkan hambatan dalam

proses produksi. Kekurangan persediaan barang dagangan akan mengakibatkan

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 2: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

kekecewaan langganan dan mengakibatkan perusahaan kehilangan mereka.

Kelebihan persediaan akan menimbulkan biaya ekstra disamping resiko. Sehingga

dapat dikatakan persediaan yang efektif dapat memberikan sumbangan yang

berarti kepada keuntungan perusahaan.

Dengan alasan itulah diadakannya praktikum Simulasi Sistem Industri

yang mengacu pada dasar-dasar riset operasi khususnya dalam hal ini Simulasi

Inventory (Untuk Single Produk), serta untuk pengaplikasiannya didukung dengan

menggunakan program TPW.

1.2 Tujuan Praktikum

Dalam praktikum Simulasi Sistem ini khususnya pada materi Simulasi

Inventory (Untuk Single Produk) tujuan yang hendak dicapai adalah untuk

memilih policy order inventory yang menghasilkan biaya inventory paling rendah.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat yang diperoleh dalam praktikum modul 4 ini adalah:

1. Mengetahui perhitungan rata-rata dari biaya pemesanan, biaya simpan dan

biaya backlog.

2. Untuk mendapatkan total biaya rata-rata paling kecil.

3. Diharapkan nantinya dengan program tersebut kita dapat menentukan level

persediaan min untuk mengadakan pemesanan dan level persediaan max

yang diperoleh.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 3: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

1.4 Batasan Masalah

Dalam praktikum kali ini agar tidak memperluas masalah maka kami

memberi batasan sebagai berikut:

1. Untuk tugas praktikum nilai InitialInvLevel = 60; Nummonths = 120;

Numpolicies = 9; NumValuesDemand = 4; MeanInterDemand = 0.10;

SetupCost = 32; IncrementalCost = 3; HoldingCost = 3; ShortageCost = 1;

Minlag = 0.5; Maxlag = 1.00.

2. Untuk tugas laporan resmi nilai InitialInvLevel = 120; Nummonths = 80;

Numpolicies = 8; NumValuesDemand = 5; MeanInterDemand = 0.10;

SetupCost = 32; IncrementalCost = 3; HoldingCost = 3; ShortageCost = 1;

Minlag = 0.5; Maxlag = 1.00.

1.5 Sistematika Penulisan

Pada dasarnya, sistematika penulisan berisikan mengenai uraian yang akan

dibahas pada masing-masing bab. Sehingga dalam setiap bab akan memiliki

pembahasan topik tersendiri. Adapun sistematika penulisan laporan modul ini

sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini mengemukakan mengenai latar belakang, tujuan dan

manfaat dari Praktikum SSI, batasan masalah, serta sistematika

penulisan laporan resmi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini menjelaskan tentang definisi program yang

digunakan serta teori program yang dibuat.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 4: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

BAB III : PEMBAHASAN

Pada bab ini akan menjelaskan tentang listing program serta

flowchart.

BAB IV : ANALISA

Pada bab ini berisikan mengenai output program, perhitungan

manual serta analisa output program baik tugas praktikum

maupun tugas laporan resmi.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisikan tentang kesimpulan dari praktikum modul

2 serta berisi saran-saran untuk masukan yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 5: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Program yang Dibuat

Ketika program yang dibuat sudah terlalu panjang ratusan bahkan puluhan

ribu baris, sehingga kita mengalami kesulitan untuk memahami jalannya program

secara keseluruhan, maka ada baiknya bila program tersebut dipecah menjadi

beberapa bagian yang biasanya disebut modul, subprogram atau subrutin. Konsep

semacam ini biasa disebut dengan pemrograman prosedural. Dalam tulisan ini

selanjutnya akan digunakan kata modul supaya lebih ringkas. Turbo Pascal yang

digunakan pada percobaan ini adalah versi 7.1, bila anda menggunakan Turbo

Pascal 7.0 maka prosesnya tidak jauh berbeda.

Pascal merupakan salah satu bahasa pemrograman tingkat tinggi.

Pemrograman tingkat tinggi menandakan bahwa Pascal banyak menggunakan

bahasa manusia dalam penulisan sintaksnya.

Beberapa bahasa pemrograman tingkat tinggi lainnya yang ada yaitu

BASIC dan DELPHI.

Bahasa pemrograman yang digunakan pada metode Pembangkit Bilangan

Random ini adalah bahasa Turbo Pascal. Pascal adalah bahasa tingkat tinggi, dan

supaya dieksekusi pada sebuah komputer, bahasa tingkat tinggi memerlukan

program khusus yang dinamakan Interpreter / Compiler yang akan

menterjemahkan bahasa tersebut ke dalam urutan instruksi biner yang dapat

dimengerti oleh komputer.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 6: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Program dalam bahasa Pascal mempunyai bentuk / struktur tertentu.

Bentuk ini harus dipenuhi agar program tidak dapat disalahkan oleh compiler.

Program Pascal terdiri dari bagian-bagian :

1. Judul program

Judul program ialah sebuah statement di awal program yang diawali dengan

pengenal khusus program diikuti dengan nama program.

2. Deklarasi

Bagian ini berisi deklarasi pengenal maupun data yang dipergunakan di dalam

program. Bagian deklarasi akan mengingatkan pemrogram tentang variabel,

konstanta, fungsi maupun prosedur yang digunakan dalam program.

a. Deklarasi Const

Deklarasi ini berguna untuk mendeklarasikan nama pemgenal tertentu yang

berisi suatu konstanta.

b. Deklarasi Var

Deklarasi ini berguna untuk menyatakan bahwa nama pengenal tertentu

adalah suatu variabel, yaitu pengenal yang isinya dapat berubah.

c. Deklarasi Type

Deklarsi ini digunakan untuk menyusun suatu bentuk tipe data yang baru

sebagai hasil penggabungan dari tipe-tipe yang sudah ada sebelumnya.

d. Deklarasi Label

Deklarasi ini menjelaskan adanya nomer-nomer Label yang digunakan

dalam program.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 7: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

e. Deklarasi Function

Deklarasi ini berguna untuk mendeklarasikan suatu nama pengenal sebagai

fungsi.

f. Deklarasi Procedure

Deklarasi ini berguna untuk mendeklarasikan suatu nama pengenal sebagai

prosedur.

Aturan penulisan program Pascal sebagai berikut :

1. rogram Pascal boleh ditulis mulai kolom berapa saja dan diakhiri pada kolom

erapa saja.

2. Setiap statement diakhiri dengan tanda koma (;).

3. Beberapa statement boleh ditulis sekaligus dalam satu baris (setiap statement

diakhiri dengan tanda ;).

4. Akhir sebuah Program Pascal ditandai dengan tanda baca titik (.) setelah

perintah End yang terakhir.

5. Spasi antar pengenal diabaikan.

6.

Jenis / Tipe Data :

1. Tipe Integer

Tipe Integer adalah terdiri dari bilangan dan tidak mempunyai titik desimal.

Tanda plus / minus dapat mendahului bilangan tersebut. Data tipe ini

digunakan untuk pencacah.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 8: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

2. Tipe Real

Tipe Real adalah bilangan yang berisi paling sedikit satu digit titik desimal

sebelum atau sesudah titik desimal. Tidak boleh ada koma dan nilai dapat

positif atau negatif.

3. Tipe Char

Kata Char (Karakter) digunakan untuk mendefinisikan tipe data yang nilainya

berupa himpunan karakter yang dikenal komputer. Dalam pemrograman nilai

rinci data tipe Char ditulis diantara tanda petik.

4. Tipe Boolean

Tipe data Boolean memiliki dua nilai saja yaitu True / False. Nilai Boolean

sangat penting terutama untuk pengambilan keputusan dalam suatu program.

Statement Baca dan Tulis :

1. Statement Baca

Pascal mempunyai dua statement untuk membaca data yaitu statement Read

dan Readln. Statement Read tidak memperlihatkan batas baris, rinci data (yang

tersedia) akan selalu dibaca, tidak tergantung apakah mereka ada dibaris yang

sama atau tidak. Statement Readln memulai pembacaan data pada posisi baris

saat itu dan pergi ke awal baris baru setelah pembacaan selesai.

2. Statement Tulis

Pascal mempunyai dua statement keluaran yaitu Write dan Writeln. Untuk

kedua statement lebar baris dalam suatu baris yang bisa digunakan untuk

mencetak keluaran bervariasi sesuai dengan piranti keluaran yang digunakan.

Statement Write digunakan untuk mencetak pada baris yang sama dari

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 9: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

beberapa argumen. Sedangkan Writeln yang tidak diikuti argumen tidak akan

mencetak nilai argumen tersebut dan berpindah ke baris berikutnya.

Perintah Pengulangan :

1. Statement For

Statement For digunakan untuk melakukan operasi Loop. Dalam statement ini

cacah pengerjaan sejumlah statement dapat diketahui dengan pasti.

2. Statement While

Statement While digunakan untuk proses berulang dimana salah satu atau lebih

statement akan dieksekusi berulang kali sampai kondisi yang dinyatakan dalam

Statement While tidak dipenuhi.

3. Statement Repeat

Cara kerja Statement Repeat adalah kebalikan dari While. Perintah Repeat

dapat digunakan untuk mengulang sekelompok perintah dalam suatu program.

Sedangkan bahasa pemrograman tingkat rendah yaitu bahasa

pemrograman yang masih banyak menggunakan tanda-tanda sehingga bahasa ini

cenderung lebih “kotor”. Beberapa bahasa pemrograman tingkat rendah yang

sering digunakan adalah C, C++ dan Java.

Mari kita melihat perbedaan antara bahasa Pascal dan C untuk

pembanding dalam sintaks yang digunakan:

PASCAL

uses crt;

var a : integer;

begin

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 10: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

clrscr;

writeln('Masukkan nilai antara 0 sampai 100 : ');

readln(a);

if a > 5 then begin

writeln('Nilai a lebih besar dari 5');

writeln('Tekan sembarang tombol untuk keluar');

end

else begin

writeln('Nilai a lebih kecil atau sama dengan 5');

writeln('Tekan sembarang tombol untuk keluar');

end;

readkey;

end.

C

#include <stdio.h>

#include <conio.h>

int a;

void main() {

clrscr();

printf(“Masukkan nilai antara 0 sampai 100 : “);

scanf(“%d”, &a);

if (a > 5) {

printf(“Nilai a lebih besar dari 5\nTekan sembarang tombol untuk keluar”);

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 11: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

} else {printf(“Nilai a lebih kecil atau sama dengan 5\nTekan sembarang tombol

untuk keluar”);}

getch();

Memecah program menjadi modul-modul tentunya akan lebih

memudahkan dalam mencari kesalahan, memperbaiki serta membuat

dokumentasinya. Pembuatan modul di Turbo Pascal dibagi dua jenis yaitu :

Prosedur dan Fungsi. Prosedur atau Fungsi adalah suatu modul program yang

terpisah dari program utama, diletakan dalam blok tersendiri yang berfungsi

sebagai bagian dari program. Setiap prosedur diawali dengan kata cadangan

(reserver word) Procedure, sedangkan Fungsi diawali dengan kata cadangan

Function.

Prosedur atau Fungsi banyak digunakan pada program terstruktur, karena :

1. Merupakan penerapan konsep modular, yaitu memecah program menjadi

modul-modul atau subprogram-subprogam yang lebih sederhana.

2. Untuk hal-hal yang sering dilakukan berulang-ulang, cukup dituliskan sekali

saja dalam prosedur dan dapat dipanggil atau dipergunakan sewaktu-waktu bila

diperlukan.

Penulisan Prosedur (Procedure)

Prosedur memiliki struktur yang sama dengan struktur program, yaitu

terdiri dari nama prosedur, deklarasi-deklarasi dan bagian deskripsi (statement

atau aksi di dalam prosedur). Semua deklarasi di dalam prosedur bersifat lokal

sehingga hanya bisa digunakan oleh prosedur itu saja, sedangkan deklarasi di

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 12: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

dalam program utama bersifat global sehingga dapat dikenali di seluruh bagian

program. Struktur umum prosedur adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Cara Penulisan Prosedur di dalam Turbo Pascal

Struktur blok program utama beserta prosedur, adalah sebagai berikut :

Gambar 2. Struktur blok program beserta prosedur tanpa parameter

Dua penggalan program di atas akan menghasilkan program yang sama

persis yaitu meminta sebuah input berupa angka antara 0 sampai 100. Kemudian

sebuah tulisan akan muncul tergantung dari nilai input yang dimasukkan Dari 2

bahasa tersebut, dapat dilihat bahwa dalam bahasa Pascal lebih sederhana dan

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Procedure Nama_Prosedur (param_formal1:tipe_param1, param_formal2:tipe_param2,…);{Jika prosedur tidak memiliki parameter, tanda kurung tidak disertakan}var{bagian deklarasi prosedur, sifatnya lokal}begin

statement-1;statement-2;…………Statement-n;

end;

Program judul_program;var{bagian deklarasi prosedur, sifatnya global}

Procedure Nama_Prosedur; {Jika prosedur tidak memiliki parameter, tanda kurung tidak disertakan}var{bagian deklarasi prosedur, sifatnya lokal}begin

statement-1;statement-2;…………Statement-n;

end;

{program utama}begin Nama_Prosedur;end.

Page 13: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

lebih banyak menggunakan bahasa manusia. Sedangkan dalam bahasa C, lebih

banyak penggunaan simbol.

Turbo Pascal dan C merupakan program compiler. Compiler sendiri

berarti program yang menerjemahkan tulisan berupa kode program menjadi

bahasa mesin yang dapat dimengerti oleh komputer. Proses yang dilakukan

disebut compile atau compiling. Suatu program dapat di-compile dengan

menggunakan kombinasi tombol Alt + F9. Sedangkan untuk menjalankan

program, tombol yang dapat digunakan adalah Ctrl + F9. Bila selama proses

compile terdapat error atau kesalahan dalam penulisan program, maka Turbo

Pascal atau C akan memberitahukan letak kesalahan tersebut sehingga pengguna

dapat memperbaikinya di halaman editor.

Turbo Pascal merupakan bahasa yang case insensitive yang berarti

penulisan dalam huruf kapital maupun huruf kecil tidak dipermasalahkan. Akan

tetapi pada C yang case sensitive, maka penulisan huruf kapital atau kecil harus

benar-benar diperhatikan.

Untuk pembahasan berikutnya, kita akan menggunakan program Turbo

Pascal dengan bahasa pemrograman Pascal sebagai pengantar contoh. Perlu

diingat bahwa bila anda telah menguasai satu bahasa pemrograman, maka anda

akan dengan cukup mudah berpindah ke bahasa pemrograman lainnya selama

anda memiliki dasar algoritma dan logika yang baik. Oleh sebab itu, pada

pembahasan yang selanjutnya, yang akan ditekankan adalah algoritma dan logika,

bukan sintaks dan function / procedure yang terdapat dalam Turbo Pascal.

Function atau procedure yang telah disediakan oleh Turbo Pascal dapat anda

pelajari sendiri penggunaannya melalui Help yang terdapat di Turbo Pascal.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 14: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Struktur kode

Pada setiap kode pemrograman, terdapat aturan yang harus dipatuhi agar

program tersebut dapat menjalankan (compile) suatu program dengan baik tanpa

error. Struktur utama pada Turbo Pascal adalah sebagai berikut.

program ... ; {deklarasi nama program}

uses ... ; {deklarasi penggunaan unit}

label ... ; {deklarasi label}

const ... ; {deklarasi konstant}

type ... ; {deklarasi tipe data}

var ... ; {deklarasi variabel}

procedure ... ; {deklarasi procedure}

function ... ; {deklarasi function}

begin

statement; {program ditulis di sini}

...

end.

Tulisan yang diapit oleh tanda kurung kurawal {} adalah comment dan

tidak dianggap sebagai bagian program ketika di-compile oleh compiler. Pada

baris pertama, anda dapat mendeklrasikan nama program. Umumnya untuk

mengefisiensikan pengerjaan suatu program (khususnya pada lomba), baris

pertama dapat diacuhkan atau dilewatkan.

Baris kedua yaitu “USES” merupakan deklarasi penggunaan unit dalam

Turbo Pascal. Unit merupakan bagian dari program yang berisi kumpulan

function dan procedure. Contoh fungsi yang banyak digunakan adalah CRT,

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 15: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

dengan function yang terdapat di dalamnya yaitu clrscr dan readkey. Anda dapat

menjalankan suatu program tanpa menggunakan USES, akan tetapi anda hanya

dapat menggunakan function dan procedure yang sudah terkandung secara native

dalam Turbo Pascal. Contohnya anda tidak dapat menggunakan clrscr atau

readkey tanpa CRT, tetapi bisa menggunakan writeln dan readln tanpa CRT

tersebut karena CRT merupakan unit untuk pengolahan output ke layar dan input

dari keyboard.

Label digunakan bersamaan dengan keyword GOTO. GOTO sendiri

jarang digunakan karena tidak efisien dan cenderung membingungkan

penggunanya.

Const digunakan untuk mendeklarasikan suatu konstan. Konstan

merupakan suatu keyword yang memiliki nilai tertentu. Misalnya bila anda

mendeklrasikan PI sebagai 3.14, maka ketika anda menggunakan PI pada baris

program, PI akan digantikan dengan 3.14. Type digunakan untuk mendeklarasikan

suatu tipe data baru dari tipe data yang sudah ada sebelumnya. Berguna ketika

harus menggunakan pointer.

Var digunakan untuk mendeklarasikan suatu variabel. Variabel yang

dideklarasikan harus memiliki tipe data tertentu. Penjelasan dalam penggunaan

variabel akan dibahas di bagian berikutnya.

Procedure dan function merupakan sub-program. Procedure tidak

mengembalikan nilai, sedangkan function mengembalikan nilai. Procedure dan

function mengandung suatu penggalan program yang dapat dipanggil oleh

program utama atau sub-program yang lainnya. Bila anda belum mengerti maksud

dari “mengembalikan nilai” maka anda dapat membayangkan bahwa hasil dari

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 16: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

function dapat dimasukkan ke dalam suatu variabel atau menghasilkan suatu nilai,

sedangkan procedure hanya menjalankan suatu potongan program. Contoh

procedure adalah writeln dan clrscr karena kedua procedure tersebut tidak

mengembalikan nilai apapun. Sedangkan contoh function adalah “sqrt” yang akan

mengembalikan nilai berupa akar kuadrat dari bilangan yang dimasukkan.

Sebagai informasi: “procedure” adalah istilah yang digunakan pada Pascal. Pada

bahasa pemrograman yang lainnya, biasa disebut “function yang tidak

mengembalikan nilai” atau “void function”.

Program utama yang akan dijalankan oleh Turbo Pascal dapat ditulis

diantara BEGIN sampai dengan END.

Variabel dan tipe data

Terdapat beberapa tipe data yang dapat dipergunakan dalam suatu

variabel, di antaranya adalah (beserta range yang dapat diterima):

Integer

Integer (-2^15 sampai 2^15), word (0 sampai 2^16), shortint (-2^7 sampai 2^7),

byte (0

sampai 2^7), longint (-2^23 sampai 2^23)

Float / Real

Real (6 byte), singel (4 byte), double (8 byte), extended (10 byte), comp (8 byte)

Boolean

Bernilai TRUE atau FALSE (1 atau 0)

Char

Merupakan integer yang telah dikonversikan ke kode ASCII.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 17: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Array

Merupakan deretan suatu variabel yang bertipe data sama. Pembahasan yang lebih

lengkap akan terdapat di bagian tersendiri. String merupakan array dari char.

Algoritma dasar

Pada dasarnya terdapat beberapa algoritma yang harus dikuasai dalam

pemrograman yaitu:

1. Operator

2. Input/output: Bagaimana meminta suatu input dan menampilkan suatu output.

3. Selection: Bagaimana membuat program yang dapat memilih bagian yang akan

dijalankan.

4. Repetition / looping: Bagaimana membuat program yang dapat mengulang

suatu bagian program yang dijalankan.

Rangkuman operator

Dalam bahasa pemrograman, sebuah proses dibagi menjadi 2 yaitu

operand dan operator. Operand dapat berupa variabel atau nilai. Sedangkan

operator merupakan tanda-tanda yang dipakai untuk mengolah.

Terdapat banyak jenis operator, tapi 4 jenis yang perlu dipelajari untuk

saat ini adalah assignment operator, arithmatic operator, comparison operator,

logical operator.

Assignment operator ditandai dengan :=, dan digunakan untuk memberi nilai ke

suatu variabel.

Arithmatic operator ditandai dengan *, /, +, -, div, mod. Digunakan untuk

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 18: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

pengolahan nilai matematika.

Comparison / Relational operator ditandai dengan =, <, >, <=, >=, <>, dan IN.

Digunakan untuk perbandingan 2 nilai sehingga menghasilkan nilai true dan false.

Logical operator ditandai dengan AND, OR, XOR dan NOT. Digunakan untuk

perbandingan logika antara dua pernyataan atau lebih.

Penting: penggunaan = dan := harus diperhatikan karena penggunaan operator ini

erkadang salah tempat.

Input Output

Terdapat 2 jenis input/output secara umum yaitu layar/keyboard dan file.

Input menggunakan readln() dan read(). Dalam penggunaan melalui

keyboard, kedua procedure ini tidak berbeda. Akan tetapi bila input berasal dari

file, kedua procedure akan berbeda dalam mengambil input. Readln() akan

mengambil input dalam suatu baris, kemudian cursor akan dipindahkan ke baris

selanjutnya. Pada read() akan mengambil input dalam suatu baris, kemudian

cursor akan dipindahkan ke sebelah bagian yang diinput. Bila tidak ada lagi

bagian yang dapat diinput, maka cursor baru dipindah ke bawah.

Output menggunakan writeln() dan write(). Penggunaannya hampir sama

dengan yang read() dan readln(). Pada writeln dan write, keduanya akan

berpengaruh baik di file maupun di layar.

Contoh program:

uses crt;

var a,b: integer;

begin

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 19: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

clrscr;

write('Masukkan bilangan antara 1 - 100: ');

readln(a);

b:= a * 2;

writeln('Bilangan yang dimasukkan adalah ', a);

writeln('Bilangan setelah dikali 2 adalah ', b);

readkey;

end.

Rangkuman Repetition / Looping

Repetition dapat digunakan untuk menjalankan suatu bagian program

secara berulangulang sesuai dengan kondisi yang ada.

Looping pada Pascal menggunakan beberapa keyword seperti FOR...DO,

WHILE...DO dan REPEAT...UNTIL.

FOR...DO dipergunakan ketika nilai yang akan digunakan sudah

diketahui dengan nilai yang ada di dalamnya selalu ditambah atau dikurangi satu

ketika mengalami perulangan.

Sintaks:

FOR variable := startindex (TO/DOWNTO) endindex DO BEGIN

statement;

END;

Dari sintaks di atas, terdapat dua jenis perubahan yang dapat digunakan,

yaitu TO dan DOWNTO. TO akan menghasilkan nilai incremental atau

penambahan satu setiap kali terjadi perulangan. Sedangkan DOWNTO akan

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 20: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

menghasilkan nilai decremental atau pengurangan satu setiap kali terjadi

perulangan.

WHILE...DO dapat digunakan tanpa harus ada perubahan pada nilai

kondisi. Selama kondisi masih bernilai TRUE, maka perulangan akan dilakukan

terus.

Sintaks:

WHILE (condition) DO BEGIN

statement;

END;

REPEAT...UNTIL berfungsi hampir sama dengan WHILE...DO. Pada

REPEAT...UNTIL, looping akan berhenti justru ketika kondisi bernilai TRUE.

Selain itu kondisi akan diuji pada akhir perulangan sehingga blok di dalam

perulangan akan dijalankan minimal satu kali walaupun kondisi yang ada masih

FALSE.

Sintaks:

REPEAT

statement;

UNTIL (condition);

Dari penggalan program di atas, dapat dilihat bahwa REPEAT...UNTIL

tidak memerlukan BEGIN dan END untuk menjalankan suatu blok statement.

2.2 Teori Program yang Dibuat

Fungsi utama persediaan pengendalian persediaan adalah “menyimpan”

untuk melayani kebutuhan perusahaan akan barang mentah / barang jadi dari

waktu ke waktu. Fungsi ini ditentukan oleh berbagai kondisi seperti :

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 21: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Apabila jangka waktu pengiriman bahan mentah relative lama maka

perusahaan perlu persediaan bahan mentah yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan perusahaan selama jangka waktu pengiriman. Atau pada perusahaan

dagang, persediaan barang dagangan harus cukup untuk melayani permintaan

langganan selama jangka waktu pengiriman barang dari supplier atau produsen.

Seringkali jumlah yang dibeli atau diproduksi lebih besar daripada yang

dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena membeli dan memproduksi dalam

jumlah yang besar pada umumnya lebih ekonomis. Karenanya sebagian barang

/ bahan yang belum digunakan disimpan sebagai persediaan.

Apabila permintaan barang bersifat musiman sedangkan tingkat produksi setiap

saat adalah konstan maka perusahaan dapat melayani permintaan tersebut

dengan membuat tingkat persediaannya berfluktuasi permintaan. Tingkat

produksi yang konstan umumnya lebih disukai karena biaya – biaya untuk

mencari dan melatih tenaga kerja baru, upah lembur dan sebagainya (bila

tingkat produksi berfluktuasi) akan lebih besar daripada biaya penyimpanan

barang di gudang (bila tingkat persediaan berfluktuasi).

Selain untuk memenuhi permintaan langganan, persediaan juga diperlukan

apabila biaya untuk mencari barang / bahan pengganti atau biaya kehabisan

barang/ bahan (stockout cost) relative besar.

Komponen-Komponen Biaya Persediaan

Masalah utama yang ingin dicapai oleh pengendalian persediaan adalah

meminimumkan biaya operasi total perusahaan. Jadi, ada dua keputusan yang

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 22: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

perlu diambil dalam hal ini, yaitu berapa jumlah yang harus dipesan setiap kali

pemesanan, dan kapan pemesanan itu harus dilakukan.

Dalam menentukan jumlah yang dipesan pada setiap kali pemesanan, pada

dasarnya harus dipertemukan dua titik ekstrim yaitu memesan dalam jumlah yang

sebesar-besarnya untuk meminimumkan ordering cost dan memesan dalam

jumlah sekecil-kecilnya untuk meminimumkan carrying cost. Kedua titik ekstrim

ini mempunyai pengaruh yang tidak menguntungkan perusahaan. Hasil yang

terbaik akan memperoleh dengan mempertemukan keduanya.

Berbagai macam biaya yang perlu diperhitungkan disaat mengevaluasi

masalah persediaan. Diantara biaya-biaya tersebut, ada tiga kelompok utama,yaitu

:

a. Ordering Cost

Merupakan total biaya pemesanan dan pengadaan bahan sehingga siap untuk

dipergunakan atau diproses lebih lanjut dengan kata lain, mencakup pula biaya-

biaya pengangkutan, pengumpulan, pemilikan, penyusunan dan penempatan di

gudang, sampai kepada biaya-biaya manajerial dan klerikal yang berhubungan

dengan pemesanan sampai penempatan bahan/ barang di gudang.

b. Holding Cost

Timbul karena perusahaan menyimpan persediaan. Biaya ini sebagian besar

merupakan biaya penyimpanan (secara fisik), disamping pajak dan asuransi

barang yang disimpan. Unsur penting (dan merupakan proporsi yang besar)

dalam holding cost adalah opportunity cost dan pada dana yang tertahan di

dalam persediaan, yang mungkin akan lebih menguntungkan bila ditanamkan/

digunakan untuk keperluan lain.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 23: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

c. Shortage Cost

Timbul apabila ada permintaan terhadap barang yang kebetulan sedang tidak

tersedia di gudang. Untuk barang-barang tertentu, langganan dapat diminta

untuk menunda pembeliannya atau dengan kata lain langganan diminta untuk

menunggu. dalam hal ini shortage cost yang timbul selain biaya ekstra untuk

membuat lagi barang yang dipesan, juga berupa berkurangnya “good will”

langganan, apabila pesanannya terlambat dipenuhi.

Dalam mengevaluasi kebijaksanaan di bidang persediaan, biaya-biaya

yang disebutkan diatas harus diperhatikan. Satu hal yang perlu diingat adalah

bahwa yang diperhitungkan adalah biaya – biaya yang relevan (relevant cost)

yang meliputi seluruh biaya yang timbul karena kebijaksanaan persediaan

tersebut. Akibatnya beberapa biaya perlu diabaikan, misalnya sewa gudang tidak

dapat dikategorikan sebagai “Carrying Cost” apabila sewa gudang tetap dibayar

tanpa tergantung pada jumlah barang yang disimpan disana untuk kasus ini sewa

gudang harus diperlakukan sebagai unsur biaya overhead seperti halnya gaji.

Unsur overhead tidak diperhitungkan dalam perhitungan biaya persediaan. Dan

dalam praktek sangat tergantung pada keputusan manajemen perusahaan.

Model persediaan (Inventory Model) yang paling sederhana mengandung

ciri – ciri sebagai berikut :

barang / bahan mentah yang dipesan dan disimpan hanya satu macam,

kebutuhan / permintaannya per periode diketahui (tertentu),

barang / bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia, dan tidak ada “back

order”,

waktu ancang – ancang (lead time) bersifat konstan),

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 24: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

setiap pemesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat

digunakan,

tidak ada pemesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan

(shortage),

tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount)

Model persediaan yang sederhaan memakai parameter berikut ini :

k = ordering cost per pesanan

D = jumlah barang yang dibutuhkan dalam 1 periode (misal 1 tahun)

c = purchasing cost per satuan nilai persediaan

h = holding cost per satuan nilai persediaan per satuan waktu

T = waktu antara satu pesanan dengan lainnya

ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ)

Model persediaan (inventory model) yang paling sederhana mengandung

ciri-ciri sebagai berikut :

Barang / bahan mentah yang dipesan dan disimpan hanya satu macam.

Kebutuhan / permintaannya per periode diketahui (tertentu).

Barang / bahan mentah yang dipesan segera dapat tersedia, dan tidak ada “back

order”.

Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah (Q) setiap kali

pemesanan (EOQ) sehingga meminimasi biaya total persediaan dimana :

Secara grafis, model dasar persediaan ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 25: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Q – Dt

Tingkat persediaan

Q Titik saat pesanan diterima (order point)

Rata-rata persediaan = Q/2

Waktu

T=Q

D

Lamanya t sama dengan proporsi kebutuhan satu periode (D) yang dapat

dipenuhi oleh Q, sehingga dapat ditulis t=Q

D . Tujuan secara matematis model ini

kita mulai dengan komponen biaya ordering cost yang tergantung pada jumlah

(frekuensi) pemesanan dalam 1 periode, dimana frekuensi pemesanan tergantung

pada :

Jumlah kebutuhan barang selama 1 periode (D)

Jumlah setiap kali pemesanan (Q)

Dari keterangan diatas, kita bias tuliskan bahwa frekuensi pemesanan = D

Q .

Ordering cost setiap periode diperoleh dengan mengalikan

DQ dengan biaya setiap

kali pesan (k), sehingga :

Ordering Cost per-periode =( D

Q )k

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 26: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Komponen biaya kedua, yaitu Holding cost dipengaruhi jumlah barang

yang disimpan dan lamanya barang disimpan. Dalam hal ini perlu diperhatikan

adalah tingkat persediaan rata-rata. Karena persediaan bergerak dari Q unit ke nol

unit dengan tingkat pengurangan konstan (gradien-D) selama t waktu, maka

persediaan rata-rata untuk setiap siklus adalah :

Q+02

=Q2 , sehingga :

Holding cost per-periode =h(Q

2 )Komponen biaya ketiga, yaitu Purchasing cost merupakan kebutuhan

barang selama periode (D) dengan harga barang per-unit (c) sehingga :

Purchasing cost per periode = D.c

Dengan menggabungkan ketiga komponen biaya persediaan diatas, maka :

Biaya total persediaan (TC) =( D

Q )k+h(Q2 )+D . c

Tujuan model EOQ ini adalah menentukan nilai Q sehingga

meminimumkan biaya total persediaan. Komponen biaya ketiga, yaitu purchasing

cost dapat diabaikan karena biaya tersebut akan timbul tanpa tergantung pada

frekuensi pemesanan, sehingga tujuan model EOQ ini adalah meminimasi biaya

total persediaan dengan komponen biaya ordering cost dan holding cost saja,

atau :

Biaya Total Persediaan Incremental (TIC)=( D

Q )k+h(Q2 )

Jumlah pemesanan yang optimal (EOQ) secara matematis dihitung dengan

mendeferensialkan TIC terhadap Q, dan persamaan diferensial itu diberi harga

nol, sehingga :

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 27: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

TIC=(DQ )k+h(Q2 )

dTICdQ

=−DQ2

k+h2=0

DQ2

k=h2

Q2=2 Dkh

maka :

Q01=√ 2 Dk

h

Bila Q0 (Q optimal = EOQ) telah diperoleh, maka t optimal diperoleh

sebagai berikut :

t0=Q0

D

Besarnya TC dapat diperoleh dengan memasukkan harga Q0 pada TIC

sehingga diperoleh persamaan :

TIC=√2 Dkh

Gambar berikut menunjukkan posisi titik EOQ yang membentuk kurva TC

minimum :

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 28: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Re-Order Point

Setelah berapa banyak order telah diputuskan, maka akan dilihat

pertanyaan inventory yang kedua, kapan ordering dilakukan. Model inventory

sederhana menggunakan asumsi bahwa penerimaan sebuah order bersifat seketika.

Dengan kata lain, diasumsikan (1) bahwa suatu perusahaan akan menempatkan

sebuah order ketika tingkat inventory untuk item tertentu tersebut mencapai nol,

dan (2) bahwa ia akan menerima item yang dipesan dengan segera.

Pada kondisinya dilapangan, asumsi barang bersifat instaneous sulit

diterapkan karena diperlukan suatu tenggang waktu tertentu untuk mengirmkan

bahan yang dipesan karena mungkin produsenbarang yang dipesan tiak

mempunyai cukup persediaan pada saat pesanan datang. Tenggang waktu antara

saat dilakukan pemesanan dengan saat barang datang disebut lead time. Saat

dimana pemesanan kembali harus dilakukan agar barang yang dipesan datang

tepat pada saat yang dibutuhkan disebut titik pemesanan kembali (reorder point =

R).

Hal ini berarti perusahaan harus mengamati secaraterus meneus tingkat

persediaannya sampai reorder point tercapai. Mungkin ini sebabnya mengapa

model EOQ kadang-kadang dikalsifikasikan sebagai model “Model Pengulangan

Kontinyu’ (continues Review Model).

Reorder point ditentukan berdasarkan 2 variabel, yaitu Lead time (L) dan

tingkat kebutuhan selama lead time. Ada 2 kemungkinan Lead time (L) bila kita

bandingkan dengan waktu antara satu pemesanan ke pemesanan berikut (t), yaitu:

a. L < t

b. L > t

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 29: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Gambar – Perbandingan L dan t

Untuk kondisi L < t, maka R = L x D dan untuk kondisi L > t, maka R = (L-t) x D

Robustness

Manfaat model EOQ adalah bahwa EOQ robust. Robust berarti ia

memberikan jawaban yang memuaskan meskipun terdapat beragam variasi dalam

parameternya. Seperti yang telah diamati, seringkali sulit untuk menentukan

ordering cost dan holding cost yang akurat. Sebagai konsekuensinya, sebuah

model yang robust merupakan sebuah keberuntungan. Biaya total EOQ berubah

sedikit secara minimal. Kurvanya sangat dangkal. Hal ini berarti bahwa variasi

pada setup cost, holding cost, demand, atau bahkan EOQ relatif sedikit dalam

biaya total.

Penyebab dan Fungsi Persediaan

Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Penyebab

timbulnya persediaan adalah sebagai berikut (Baroto,Teguh. Hal 52):

1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan.

2. Keinginan untuk meredam ketidakpastian.

3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan besar

dari kenaikan harga di masa mendatang.

Beberapa fungsi persediaan adalah sebagai berikut :

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 30: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

1. Fungsi independensi

2. Fungsi ekonomis

3. Fungsi antisipasi

4. Fungsi fleksibilitas

Persediaan mempunyai beberapa fungsi dalam memenuhi kebutuhan,

diantaranya adalah sebagai berikut (Sofyan Assauri, 1993, hal. 219) :

1. Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang

dibutuhkan perusahaan.

2. Menghilangkan resiko dari material yang dipesan tidak baik sehingga harus

dikembalikan.

3. Untuk menumpuk bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga

dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.

4. Mempertahankan stabilitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus

produksi.

5. Mencapai penggunaan mesin yang optimal.

6. Memberikan pelayanan (service) kepada langganan dengan sebaik-baiknya,

dimana keinginan langanan pada suatu waktu dapat dipenuhi atau memberikan

jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut.

7. Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaan atau

penjualannya.

Jenis Persediaan

Persediaan dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu:

a. Persediaan bahan baku (raw materials stock) yaitu persediaan dari barang-

barang yang digunakan dalam proses produksi, dimana barang tersebut

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 31: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

diperoleh dari sumbersumber alam atau dibeli dari supplier yang menghasilkan

bahan baku bagi perusahaan yang menggunakannya.

b. Persediaan barang setengah jadi atau barang dalam proses (work in process)

yaitu persediaan barang-barang yang keluar dari tiap proses yang kemudian

diproses kembali menjadi barang jadi.

c. Persediaan barang-barang pembantu atau perlengkapan (supplier stock) yaitu

persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi untuk

membantu menghasilkan produk tetapi tidak merupakan bagian komponen dari

barang jadi.

d. Persediaan komponen produk (components stock) yaitu persediaan barang-

barang yang terdiri dari komponen-komponen diterima dari perusahaan lain,

yang dapat secara langsung di-assembling dengan komponen lain, tanpa

melalui proses produksi sebelumnya

e. Persediaan barang jadi (finished good stock) yaitu persediaan barang-barang

yang telah selesai diproses dan siap untuk dijual kepada pelanggan atau

perusahaan lain.

Ukuran Lot Dan Persediaan Pengaman

Ukuran lot adalah jumlah minimum pesanan, yang didasarkan atas

ketentuan pemasok. Hal ini hanya sebagian yang benar karena sebetulnya ukuran

lot ditentukan oleh beberapa faktor yaitu : (Indrajit, Eko & Djokopranoto,

Richardus, (2003), Grasindo-Jakarta. hal 246)

1. Ketentuan pemasok

2. Perhitungan ekonomis (EOQ)

3. Frekuensi pengiriman

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 32: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

4. Ukuran kontainer pengiriman

5. Total ukuran berat (tonase) atau volume (m3)

Dalam hal persediaan pengaman, perlu diperhatikan bahwa pengadaan

persediaan pengaman ini berbeda antara sistem distribusi satu tingkat atau tunggal

dengan sistem distribusi multitingkat. Dalam distribusi multitingkat, harus

dihindari adanya duplikasi penimbunan persediaan pengaman.

Teknik- teknik penentuan ukuran lot diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Economic Order Quantity ( EOQ ).

2. Lot for Lot ( LFL ).

3. Fixed Order Interval ( FOI)

4. Period Order Quantity ( POQ ).

5. Least Uni Cost.

6. Least Total Cost.

7. Part Period Balancing.

8. Wagner Within Algoritma.

9. Fixed Period Requirement.

Ukuran lot tidak didasarkan pada minimasi biaya pemesanan dan biaya

penyimpanan, bila biaya penyimpanan tidak didefinisikan baik secara marginal

maupun incremental.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 33: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Listing Program Bilangan Acak

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 34: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

3.2 Listing Program

3.2.1 Listing Program Praktikum

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 35: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 36: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 37: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

3.2.2 Listing Program Laporan Resmi

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 38: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 39: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 40: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 41: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

3.3 Flowchart

3.3.1 Flowchart Main Program Inventory

A. Flowchart Main Program Inventory Tugas Praktikum

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

amount, bigs, demandindex, initialinvlevel,invlevel, nexteventtype, numevents, nummonths,numpolicies, numvaluesdemand, policy, smalls

areaholding, areashortage,

holdingcost,incrementalcost, maxlag,

meaninterdemand, minlag, setupcost, shortagecost,

Data Input : InitialInvLevel:=60; NumMonths:=120; NumPolicies:= 9; NumValuesDemand:=4; MeanInterdemand:= 0.10; SetupCost:= 32; IncrementalCost:=3; HoldingCost:= 1; ShortageCost:=5; Minlag:=0.5; Maxlag:=1.00;

START

Prtocedure Randdf

Procedure Initialize

A

Page 42: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Gambar 3.1. Flowchart Main Program Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Next Event Type ≥ 1

Policy := to Num Policies do

Tidak

Ya

END

Procedure Timing

ProcedureOrderArrival Procedure Demand Procedure Evaluate

Procedure Report

Prosedure Update Time AVGStats

Function Expon

Function RandomInteger

Function Uniform

A

Page 43: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

B. Flowchart Main Program Inventory Tugas Resmi

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

amount, bigs, demandindex, initialinvlevel,invlevel, nexteventtype, numevents, nummonths,numpolicies, numvaluesdemand, policy, smalls

areaholding, areashortage,

holdingcost,incrementalcost, maxlag,

meaninterdemand, minlag, setupcost, shortagecost,

Data Input : InitialInvLevel:=120; NumMonths:=180; NumPolicies:= 7; NumValuesDemand:=5; MeanInterdemand:= 0.10; SetupCost:= 32; IncrementalCost:=3; HoldingCost:= 1; ShortageCost:=5; Minlag:=0.5; Maxlag:=1.00;

Prtocedure Randdf

Procedure Initialize

A

START

Page 44: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Gambar 3.2 Flowchart Main Program Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Next Event Type ≥ 1

Policy := to Num Policies do

Tidak

Ya

END

Procedure Timing

ProcedureOrderArrival Procedure Demand Procedure Evaluate

Procedure Report

Prosedure Update Time AVGStats

Function Expon

Function RandomInteger

Function Uniform

A

Page 45: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Function Rand (Stream:Integer):Real;

Procedure Randst (Zset:Integer;Stream:Integer);

Function Randgt (Stream: Integer):Integer;

RANDDF

RETURN

Time :=0.0;

TimeNextEvent[1] := );1.0e+30;TimeNextEvent[2] := Time + Expon( MeanInterDemand);

TimeNextEvent[3] := NumMonths;TimeNextEvent[4] := 0.0;

INITIALIZE

RETURN

3.3.2 Flowchart procedure Randdf Inventory

Gambar 3.3. Flowchart Procedure Randdf Inventory.

3.3.3 Flowchart Procedure Initialize Inventory

Gambar 3.4. Flowchart Procedure Initialize Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 46: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

3.3.4 Flowchart Procedure Timing Inventory

Gambar 3.5. Flowchart Procedure Timing Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Yes

No

Writeln('Event list empty at time',Time); halt

I, MinTimeNextEvent

MinTimeNextEvent =1.0e+29;NextEventType :=0;for i := 1 to NumEvents do

TIMING

Next EventType =

0

No

Time := MinTimeNextEvent

Yes

RETURN

TimeNextEvent <

MinTimeNextEven

MinTimeNextEvent := TimeNextEvent[i];NextEventType := i;

Page 47: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

ORDER ARRIVAL

RETURN

InvLevel :=InvLevel +AmountTimeNextEvent [1] := 1.0e +30

3.3.5 Flowchart Procedure OrderArrival Inventory

Gambar 3.6. Flowchart Procedure OrderArrival Inventory

3.3.6 Flowchart Procedure Demand Inventory

Gambar 3.7. Flowchart Procedure Demand Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Save Demand

DEMAND

SaveDemand := RandomInteger (ProbDistribDemand);InvLevel := InvLevel – SaveDemand;

TimeNextEvent[2] := Time + Expon (Mean InterDemand)

RETURN

Page 48: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

AvgHoldingCost, AvgOrderingCost, AvgShortageCost, AvgTootCost

REPORT

AvgOrderingCost := TotalOrderingCost / NumMonths ;AvgHoldingCost := HoldingCost * AreaHolding / NumMonths AvgShortageCost := ShortageCost * AreaShortage / NumMonths AvgTotCost := AvgOrderingCost + AvgHoldingCost + AvgShortageCost;

RETURN

3.3.7 Flowchart Procedure Evaluate Inventory

Gambar 3.8. Flowchart Procedure Evaluate Inventory

3.3.8 Flowchart Procedure Report Inventory

Gambar 3.9. Flowchart Procedure Report Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

EVALUATE

InvLevel <

Amount := Bigs – InvLevel ;TotalOrderingCost := Total OrderingCost + SetupCost + IncrementalCost * Amount;

TimeNextEvent [1] := Time + Uniform (Minlag, Maxlag)TimeNextEvent [4] := Time + Uniform (Minlag, Maxlag)

RETURN

Tidak

Ya

Page 49: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Time Since Last Event :real;

TimeSinceLastEvent := Time - TimeLastEvent;TimeLastEvent :=Time;

UPDATE TIME AVGSTATS

RETURN

InvLevel < 0

AreaShortage := AreaShortage – InvLevel * Time SinceLastEvent

InvLevel > 0

AreaShortage := AreaShortage – InvLevel * Time SinceLastEvent

Ya Ya

3.3.9 Flowchart Procedure Update Time AvgStats Inventory

Gambar 3.10. Flowchart Prosedure Update Time Avg Stats Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Tidak Tidak

Page 50: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

U ,I

U := Rand(1);I := 0;

FUNCTION EXPON

RETURN

RepeatI := I+1Until U < ProbDistribDemand [1];RandomInteger := I

3.3.10 Flowchart Prosedure Function Expon Inventory

Gambar 3.11. Flowchart Function Expon Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 51: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Ya

Tidak

Ya

Tidak

I : Integer;U : Real;

START

RETURN

U:= Rand [1];I:=0;

I:= I + 1;

U < Prob DistribDemand[I]

Random Integer := 1;

I : Integer;U : Real;

START

RETURN

U:= Rand [1];I:=0;

I:= I + 1;

U < Prob DistribDemand[I]

Random Integer := 1;

FUNCTION UNIFORM

U := Rand [1];

U

Uniform := A+U*(B-A)

RETURN

3.3.11 Flowchart Procedure Function Random Integer

Gambar 3.12. Flowchart Procedure Function Random Integer Inventory

3.3.12 Flowchart Procedure Function Uniform Inventory

Gambar 3.3.13 Flowchart Function Uniform Inventory

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 52: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

BAB IV

ANALISA

4.1 Tugas Praktikum

4.1.1 Input Program

4.1.2 Output Program

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 53: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Keterangan :

1. Intitial inventory level = jumlah inventory awal

2. Number of demand = jumlah permintaan

3. Distribution function of demand sizes = fungsi distribusi ukuran permintaan

4. Mean inter demand time = rata – rata waktu permintaan

5. Delivery lag range = rata - rata waktu pengiriman

6. Length of simulation = panjang simulasi

7. k = biaya tetap

8. i = biaya tidak tetap

9. h = biaya holding

10. pi = shortage cost

4.1.3 Analisa Output Program

Dengan menginput variabel: Jenis inventory awal sebanyak 60 item, jumlah

permintaan sebanyak 4, rata-rata waktu permintaan 0,10 bulan, rata-rata

pengiriman 0,50 bulan

Maka diperoleh output sebagai berikut :

1. Untuk order inventory (20,40)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 9,25

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 18,10

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 126,61

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 99,26

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 54: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

2. Untuk order inventory (20,60)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 17,39

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 14,83

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 122,74

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 90,52

3. Untuk order inventory (20,80)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 26,24

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 10,26

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 123,86

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 87,36

4. Untuk order inventory (20,100)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 36,00

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 7,95

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 125,32

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 81,37

5. Untuk order inventory (40,60)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 25,99

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 1,95

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 126,37

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 98,43

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 55: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

6. Untuk order inventory (40,80)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 35,92

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 1,14

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 125,46

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 88,40

7. Untuk order inventory (40,100)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 46,42

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 1,30

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 132,34

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 84,63

8. Untuk order inventory (60,80)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 44,02

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 0,31

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 150,02

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 105,69

9. Untuk order inventory (60,100)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 53,91

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 0,24

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 143,20

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 89,05

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 56: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Analisa : Jika dilihat ke 9 police pada output diatas terlihat bahwa yang

mempunyai total cost paling kecil adalah police ke 4. Dengan level persediaan

minimal untuk mengadakan pemesanan sebesar 20 dan level persediaaan

maksimal yang diperoleh sebesar 100. Sehingga diperoleh (20,100) dengan

average total cost 81,37.

4.2 Tugas Laporan Resmi

4.2.1 Input

4.2.2 Output

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 57: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Keterangan :

1. Intitial inventory level = jumlah inventory awal

2. Number of demand = jumlah permintaan

3. Distribution function of demand sizes = fungsi distribusi ukuran permintaan

4. Mean inter demand time = rata – rata waktu permintaan

5. Delivery lag range = rata - rata waktu pengiriman

6. Length of simulation = panjang simulasi

7. k = biaya tetap

8. i = biaya tidak tetap

9. h = biaya holding

10. pi = shortage cost

4.2.3. Analisa Output Program

Dengan menginput variabel: Jenis inventory awal sebanyak 120 item,

jumlah permintaan sebanyak 5, rata – rata waktu permintaan 0,10 bulan, rata-rata

pengiriman 0,5 bulan.

Maka diperoleh output sebagai berikut :

a. Untuk order inventory (20,40)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 9,42

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 18,19

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

128,15

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 100,54

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 58: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

b. Untuk order inventory (20,60)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 18,89

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 12,03

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

119,40

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 88,48

c. Untuk order inventory (20,80)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 28,43

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 8,84

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

121,96

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 84,69

d. Untuk order inventory (20,100)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 36,56

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 7,47

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

124,33

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 80,30

e. Untuk order inventory (40,60)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 26,13

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 1,81

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

128,79

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 100,84

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 59: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

f. Untuk order inventory (40,80)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 34,32

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 2,19

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

129,83

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 93,32

g. Untuk order inventory (40,100)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 47,79

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 0,33

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

128,17

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 80,06

Analisa : Jika dilihat ke 7 police pada output diatas terlihat bahwa yang

mempunyai total cost paling kecil adalah police ke 7. Dengan level persediaan

minimal 40 untuk mengadakan pemesanan sebesar dan level persediaaan

maksimal yang diperoleh sebesar 100 Sehingga diperoleh (40,100) dengan

average total cost 80,06.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 60: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penggunaan program Simulasi Sistem

Antrian Single Server adalah sebagai berikut :

1. Tugas Praktikum

a. Untuk order inventory (20,40)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 9,25

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 18,10

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 126,61

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 99,26

b. Untuk order inventory (20,60)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 17,39

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 14,83

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 122,74

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 90,52

c. Untuk order inventory (20,80)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 26,24

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 10,26

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 123,86

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 61: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 87,36

d. Untuk order inventory (20,100)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 36,00

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 7,95

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 125,32

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 81,37

e. Untuk order inventory (40,60)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 25,99

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 1,95

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 126,37

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 98,43

f. Untuk order inventory (40,80)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 35,92

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 1,14

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 125,46

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 88,40

g. Untuk order inventory (40,100)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 46,42

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 1,30

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 132,34

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 62: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 84,63

h. Untuk order inventory (60,80)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 44,02

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 0,31

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 150,02

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 105,69

i. Untuk order inventory (60,100)

Average ordering cost ( rata – rata biaya pemesanan ) = 53,91

Average holding cost ( rata – rata biaya simpan ) = 0,24

Average shortage cost ( rata – rata biaya karena pembelian tidak terlayani )

= 143,20

Average total cost ( rata – rata biaya inventory ) = 89,05

Jika dilihat ke 9 police pada output diatas terlihat bahwa yang mempunyai

total cost paling kecil adalah police ke 4. Dengan level persediaan minimal untuk

mengadakan pemesanan sebesar 20 dan level persediaaan maksimal yang

diperoleh sebesar 100. Sehingga diperoleh (20,100) dengan average total cost

81,37.

2. Analisa Tugas Laporan Resmi

a. Untuk order inventory (20,40)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 9,42

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 18,19

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 63: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

128,15

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 100,54

b. Untuk order inventory (20,60)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 18,89

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 12,03

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

119,40

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 88,48

c. Untuk order inventory (20,80)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 28,43

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 8,84

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

121,96

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 84,69

d. Untuk order inventory (20,100)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 36,56

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 7,47

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

124,33

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 80,30

e. Untuk order inventory (40,60)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 26,13

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 1,81

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 64: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

128,79

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 100,84

f. Untuk order inventory (40,80)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 34,32

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 2,19

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

129,83

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 93,32

g. Untuk order inventory (40,100)

Average ordering cost (rata-rata biaya pemesanan) = 47,79

Average holding cost (rata-rata biaya simpan) = 0,33

Average shortage cost (rata-rata biaya karena pembelian tidak terlayani) =

128,17

Average total cost (rata-rata biaya inventory) = 80,06

Jika dilihat ke 7 police pada output diatas terlihat bahwa yang mempunyai

total cost paling kecil adalah police ke 7. Dengan level persediaan minimal 40

untuk mengadakan pemesanan sebesar dan level persediaaan maksimal yang

diperoleh sebesar 100 Sehingga diperoleh (40,100) dengan average total cost

80,06.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 65: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan sebagai masukan dari penggunaan program

Simulasi Sistem Antrian Single Server adalah sebagai berikut:

a. Hal-hal yang menyangkut kesalahan dalam penulisan program sebaiknya

diketahui terlebih dahulu sehingga tidak memakan waktu saat praktikum

sedang berlangsung.

b. Selalu dibina hubungan saling kekeluargaan antara praktikan dengan

pembimbing.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D

Page 66: penggunaan program Simulasi Sistem Antrian Single Server

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Praktikum Simulasi Sistem industri, Jurusan Teknik Industri, 2012Kelton, W.David, Simulation Modeling and Analysis, third edition, McGraw-Hill,

Newyork ,2000O’BRIEN, Stephen K., Turbo Pascal 6: The Complete Reference, Borland

International Inc., USA, 1994.Pidd,S, Computer Simulasi In Managementb Science, John Willey and Sooons

itd, Singapura, 1991QUALIMETRICS, Manual for Recording Wind System Model 2362, Qualimetrics,

Inc., Sacramento, 1982.

Modul IVGilank P. (0932010064)Kamis I/ D