16
Penjelajah Bahari Kelompok 1: M. Zainul Aris M. Pieter Lyrian Kotjek Reni Wulandari Riasi Novita

Penjelajah Bahari

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Penjelajah Bahari Kelompok 1: M. Zainul Aris M. Pieter Lyrian Kotjek Reni Wulandari Riasi Novita Topiknya apa? Indikasi Tertua Pelayaran Nusantara

Citation preview

Page 1: Penjelajah Bahari

Penjelajah Bahari

Kelompok 1:M. Zainul Aris

M. Pieter Lyrian KotjekReni Wulandari

Riasi Novita

Page 2: Penjelajah Bahari

Topiknya apa?Indikasi Tertua Pelayaran Nusantara

Page 3: Penjelajah Bahari

Pendapat-Pendapat yang ada dalam bukuDick-Read (penulis buku ini) berpendapat

bahwa para pelaut dari Timur melakukan penyebaran ke arah barat yang dilakukan orang-orang Austronesia-timbul budaya baru yang luar biasa di Indonesia bagian timur yang disebut sebagai orang-orang Lapita.

Page 4: Penjelajah Bahari

James Hornell berpendapat bahwa Polinesia yang kemungkinan menyebrang dari Sumatra, menempati wilayah India Selatan pada masa akhir 500 tahun SM, pada era pra-Dravida.

Page 5: Penjelajah Bahari

Bukti-Bukti yang Ditemukan PenulisBukti yang dikenali melalui barang-barang

gerabah/tembikar khas, dinamai sesuai dengan tempat pertama kali ditemukannya yaitu Kepulauan Bismarck

Page 6: Penjelajah Bahari

• Penemuan arkeolog Buccelati berupa sebuah wadah berisi benda seperti cengkih (1.700 SM di Terqa, Efrat Tengah)

• Penemuan sisa-sisa biri-biri atau kambing di bekas situs pemukiman pada masa yang kurang lebih sama ( 1.500 SM )

Page 7: Penjelajah Bahari

Siapa Pelaut Yang Membawa Kayu ManisHerodotus, Theophrastus, Ghatarchides-ArabPhilostratus, Strabo- indiaPapirus- Sekitar Barat Laut AfrikaPlinny mengatakan bahwa kayu manis datang

dari Ethiopia.

Page 8: Penjelajah Bahari

Dick-Read (penulis buku ini) berpendapat bahwa kayu manis datang dari Asia Tenggara, karena menurutnya tak satupun tanaman jenis kayu manis itu tumbuh di Ethiopia, Afrika, ataupun Arab. Malah tanaman tersebut tumbuh liar di Kepulauan Indonesia.

Page 9: Penjelajah Bahari

Plinny berpendapat bahwa Pelaut yang membawa kayu manis adalah orang Ethiopia dan Penghuni Gua (Orang Berber dan Arab).

Page 10: Penjelajah Bahari

Dick Read berpendapat, Pelaut yang membawa kayu manis adalah pelaut Indonesia. Bukti: Rakit yang dipakai sejenis kano multi-bagian yang memiliki platform, menggunakan perahu dayung sehingga tak ada kemudinya, mempunyai banyak awak perahu yang menggunakan dayung pendek.

Page 11: Penjelajah Bahari

Periplus berpendapat Pelaut yang membawa kayu manis berasal dari India. Karena pertengahan abad ke-1 ada dua kapal India yang merajai pelayaran pantai dan sungai. Salah satu kapalnya bernama Kolandianphonta (dari terminoligi Cina Kun-lun).

Page 12: Penjelajah Bahari

Dick Read membantah- “kun-lun adalah nama Cina untuk pulau Sumatra dan Jawa”, kapal ini bukan kapal India melainkan kapal Indonesia yang menyebrangi Teluk Benggala dan terus berlayar ke Pantai Timur dan Barat Daya India Selatan.

Page 13: Penjelajah Bahari

CinaSejarah kelautan Cina berkubang dalam teka-

teki dan pertentangan-pertentangan yang membangkitkan rasa ingin tahu

Politik tangan besi menahan laju perkembangan teknologi

Hingga tahun 500 SM Cina telah mengembangkan berbagai macam kapal

Page 14: Penjelajah Bahari

Betapapun bagusnya kapal atau beraninya para pelaut Cina mereka tidak pernah berlayar hingga jauh ke laut lepas

Sedikit ulasan mengenai perjalanan dan perubahan dalam perkembangan pelayaran Cina

Orang- orang lapita sudah lama mendiami pulau-pulau melanesia dan telah melakukan perdagangan obsidian dengan wilayah yang jauh selama hampor seribu tahun

Page 15: Penjelajah Bahari

Cengkeh yang dikirim dari Maluku nun jauh disana telah diketahui oleh bangsa Cina sejak beberapa abad sebelum masehi.

Cina hanya melakukan usaha sporadis dan tetap merangkul armada lautnya erat-erat

Pada abad ke-6 trjadi perkembangan perdagangan yang penting antara Persia Sasaniyah dan Cina

Terdapat indikasi bahwa bangsa Cina hanya mengenal pengiriman barang oleh bangsa Indonesia

Page 16: Penjelajah Bahari

KomentarPendapat Penulis tidak didukung kuat

oleh bukti arkeologBuku ini banyak memaparkan pendapat-

pendapat dari para ahli tanpa disertai bukti yang kuat/relevan.