12
Perang Puputan dan Nilai- Nilai Perjuangannya Kelompok 5: 1. Dewi Purnamasari (12) 2. Kurniawan Sutisno Hadi (22) 3. Nonik Nugrahaini (27) 4. Paulina Kinpika A. C. (28)

Perang puputan dan nilai perjuangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perang puputan dan nilai perjuangan

Perang Puputan dan Nilai-Nilai Perjuangannya

Kelompok 5:1. Dewi Purnamasari (12)2. Kurniawan Sutisno Hadi (22)3. Nonik Nugrahaini (27)4. Paulina Kinpika A. C. (28)

Page 2: Perang puputan dan nilai perjuangan

Artinya

Perang Puputan adalah Pertempuran sampai titik darah terakhir yang berlangsung di daerah Bali

Page 3: Perang puputan dan nilai perjuangan

Latar Belakang

• Abad ke-19 di Bali sudah berkembang kerajaan-kerajaan yang berdaulat.

• Pemerintah Hindia-Belanda ingin menanamkan pengaruh dan kekuasaan di Bali.

Page 4: Perang puputan dan nilai perjuangan

Langkah Pemerintah Belanda

1. Mengirim G.A. Granpre Moliere untuk misi ekonomi.2. Mengirim Huskus Koopman mengemban misi politik.3. Menuntut agar Buleleng membayar ganti rugi atas kapal Belanda yang dirampas penduduk.

Akhirnya, dicapai perjanjian atau kontrak antara raja-raja di Bali dengan Belanda, terutama engenai Hukum Tawan Karang

Page 5: Perang puputan dan nilai perjuangan

Namun, Gusti Ngurah Made Karangasem mendapat dukungan dari patihnya yaitu I Gusti Ketut Jelantik, dengan tegas menolak tuntutan Belanda tersebut. Bahkan ibu I Ketut Jelantik sudah melakukan latihan dan menghimpun kekuatan untuk melawan Belanda dan perangpun terjadi.

Page 6: Perang puputan dan nilai perjuangan

Ketut Jelantik terus mempersiapkan prajurit untuk menjaga pos pertahanan. Benteng pertahanan jebol, Raja dan Ktut Jelantik terpaksa mundur sampai desa Jagaraga. Belanda terus mendesak raja Buleleng untuk menandatangi perjanjian.

Akhirnya, perjanjian di tandatangani pada tanggal 6 Juli 1846.

Page 7: Perang puputan dan nilai perjuangan

Isi Perjanjian

1. Dalam waktu tiga bulan, Raja Buleleng harus menghancurkan semua benteng Buleleng yang pernah digunakan dan tidak boleh membangun benteng baru, 2. Raja Buleleng harus membayar ganti rugi dari biaya perang yang telah dikeluarkan Belanda, sejumlah 75.000 gulden dan harus menyerahkan I Gusti Ktut Jelantik kepaa pemerintah Belanda, dan3. Belanda diizinkan menempatkan pasukannya di Buleleng.

Page 8: Perang puputan dan nilai perjuangan

Serangan Belanda menuai kekalahan. Hal ini membuat pimpinan Belanda sakit hati dan melakukan serangan kedua pada 15 April 1849, semua kekuatan dikerahkan untuk menyerang Jagaraga. Akhirnya Jagaraga mampu dilumpuhkan dan Raja Buleleng serta Ktut Jelantik berhasil dibunuh.

Pertempuran demi pertempuran terus terjadi. Tahun 1906 terjadi Perang Puputan di Badung, tahun 1908 terjadi Perang Puputan di Klungkung.

Page 9: Perang puputan dan nilai perjuangan

Namun, Raja Buleleng tidak mematuhi isi perjanjian tetapi dia memperkuat pasukannya di Jagaraga dengan membangun benteng yang kuat bagaikan gelar supit urang. Belanda kemudian memperkuat pasukannya.

Pada tanggal 7 dan 8 Juni 1848 datang bala bantuan Belanda. Tepat pada tanggal 8 Juni Belanda melakukan serangan.

Page 10: Perang puputan dan nilai perjuangan

Nilai-nilai Perjuangan

1. Berjuang untuk daerahya sampai titik darah penghabisan.2. Semangat pantang menyerah3. Keberanian dengan Jiwa Ksatria4. Rela berkorban

Page 11: Perang puputan dan nilai perjuangan

Kesimpulan

Kita telah mengetahui bagaimana perjuangan para pahlawan dalam memperjuangkan bangsa ini. Sehingga kita sebagai generasi muda harus mempertahankannya agar kita akan terus merdeka tanpa dikuasai oleh negara asing. Karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menghargai jasa para pahlawan.

Page 12: Perang puputan dan nilai perjuangan

Sumber

http://adisanjaya24.blogspot.co.id/2011/03/memaknai-nilai-sejarah-puputan-sebagai.html