14
Oleh : Fajri Ramadhan Herry Erwanto Randa Fernandes

Persentasi aqidah kel iii

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Persentasi aqidah kel iii

Oleh : Fajri RamadhanHerry ErwantoRanda Fernandes

Page 2: Persentasi aqidah kel iii

Uluhiyah adalah ibadah. Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah

melalui perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah, yang disyari’atkan.Artinya, proses penerapan Tauhid Uluhiyyah adalah melalui perbuatan seorang hamba yang mengesakan Allah dalam ibadah.

Ia hanya beribadah kepada Allah saja tidak kepada selain-Nya. Dan ibadah itu dilakukan untuk tujuan mendekatkan diri kepada-Nya.

Page 3: Persentasi aqidah kel iii

Contoh dari ibadah yang mendekatkan diri dengan cara yang disyariatkan itu adalah berdo’a, bernadzar, berkurban, raja’ (Mengharapkan Keridhaan Allah, mengharapkan rahmat, ampunan dan Surga-Nya),  khauf (takut terhadap kemarahan, adzab Allah, dan Neraka-Nya), tawakkal,  dan berbagai jenis ibadah lahir maupun batin yang disyariatkan dan dijelaskan tata caranya oleh Allah, melalui Nabi-Nya, Muhammad.

Page 4: Persentasi aqidah kel iii

1. Uluhiyah Adalah Ibadah.Tauhid uluhiyah adalah mengesakan Allah

 dengan perbuatan para hamba berdasarkan niat taqarrub (mendekatkan diri) dengan hal yang disyari’atkan seperti do’a, nadzar, qurban, roja’ (pengharapan), takut, tawakkal, raghbah (senang), rahbah (takut), dan inabah (kembali/taubat).

Dan jenis tauhid ini adalah inti dakwah para rasul, mulai rasul yang pertama hingga yang terakhir. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): ‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah taghut itu.” (An-Nahl: 36).

Page 5: Persentasi aqidah kel iii

2. Makna Syahadat الله ااّل7 اله اّلYaitu ber-i’tiqad (meyakini) dan berikrar

bahwasannya tidak ada yang berhak disembah dan menerima ibadah kecuali Allah , menta’ati hal tersebut dan mengamalkannya. La ilaaha menafikan hak penyembahan dari selain Allah , siapapun orangnya. Illallah adalah penetapan hak Allah semata untuk disembah.Jadi makna kalimat ini secara ijmal (global) adalah, “Tidak ada sesembahan yang haq selain Allah”.

Page 6: Persentasi aqidah kel iii

a.         الله ااّل7 اله :artinya اّل“Tidak ada sesembahan kecuali Allah”. Ini

adalah batil, karena maknanya: Sesungguhnya setiap yang disembah, baik yang haq maupun yang batil itu adalah Allah.

b.         الله ااّل7 اله :artinya اّل“Tidak ada pencipta selain Allah”. Ini

adalah sebagian dari arti kalimat tersebut. Akan tetapi bukan ini yang dimaksud, karena arti ini hanya mengakui tauhid rububiyah saja, dan itu belum cukup.

Page 7: Persentasi aqidah kel iii

c.         الله ااّل7 اله :artinya اّل“Tidak ada hakim (penentu hukum) selain

Allah”. Ini juga sebagian dari makna kalimat 7ااّل اله اّل Tetapi bukan itu yang dimaksud, karena makna .اللهtersebut belum cukup.

Semua tafsiran di atas adalah batil dan kurang. Kami peringatkan di sini karena tafsir-tafsir itu ada dalam kitab-kitab yang banyak beredar. Sedangkan tafsir yang benar menurut salaf dan para muhaqqiq (ulama peneliti) الله > ?اّل ا ?َحBٍّق@ ِب BَدFْوH َمBْعFُب B اّلtidak ada sesembahan yang haq selain Allah) seperti tersebut di atas.

Page 8: Persentasi aqidah kel iii

3.         Makna Syahadat  الله رسْول َمَحّم7د أّن7Yaitu mengakui secara lahir batin

bahwa beliau adalah hamba Allah dan Rasul-Nya yang diutus kepada manusia secara keseluruhan, serta mengamalkan konsekuensinya: menta’ati perintahnya, membenarkan ucapannya, menjauhi larangannya, dan tidak menyembah Allah  kecuali dengan apa yang disyari’atkan.

Page 9: Persentasi aqidah kel iii

a.         Ilmu (mengetahui), yang menafikan jahl (kebodohan). Artinya memahami makna dan maksudnya. Mengetahui

apa yang ditiadakan dan apa yang ditetapkan, yang menafikan ketidaktahuannya dengan hal tersebut. Allah  berfirman, “… akan tetapi (orang yang dapat member syafaat ialah) orang yang mengakui hak (tauhid) dan mereka meyakini (nya).” (QS. Az-Zukhruf: 86)

b.         Yaqin (yakin) yang menafikan syak (keraguan). Orang yang mengikrarkannya harus meyakini kandungan

syahadat ini. Manakala ia meragukannya maka sia-sia belaka persaksian itu. Allah  berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu …” (QS. Al-Hujurat: 15)

Kalau ia ragu maka ia menjadi munafik. Nabi  bersabda, “Siapa yang engkau temui di balik tembok (kebun) ini, yang menyaksikan bahwa tiada ilah (yang berhak disembah) selain Allah dengan hati yang meyakininya, maka berilah kabar gembira dengan (balasan) Surga.” (HR. Al-Bukhari). Maka siapa yang hatinya tidak meyakininya, ia tidak berhak masuk Surga.

Page 10: Persentasi aqidah kel iii

c.         Qabul (Menerima), yang menafikan radd (penolakan). Menerima kandungan dan konsekuensi dari syahadat;

menyembah Allah semata dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya. Siapa yang mengucapkan, tetapi tidak menerima dan menta’ati, maka ia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah , “Sesunggunya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: ‘Laa ilaaha illallah’ (tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. Dan mereka berkata: ‘Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan sesembahan-sesembahan kami karena seorang penyair gila?” (QS. Ash-Shafaat: 35-36)

d.         Inqiyaad (tunduk dan patuh dengan kandungan dan makna syahadat) yang menafikan tark (meninggalkan). Allah  berfirman, “Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah , sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh.” (QS. Luqman: 22).Makna ‘buhul tali yang kuat’ (Al-’Urwatul Wutsqa) pada ayat diatas adalah laa ilaaha illallah. Dan makna ‘menyerahkan dirinya’ (yuslim wajhahu) adalah yanqadu (patuh, pasrah).

Page 11: Persentasi aqidah kel iii

e.         Shidq (jujur), yang menafikan kadzib (dusta). Yaitu mengucapkan kalimat ini dan hatinya

juga membenarkannya. Manakala lisannya mengucapkan, tetapi hatinya mendustakan, maka ia adalah munafik dan pendusta.

f.          Ikhlas, yang menafikan syirik. Yaitu membersihakn amal dari segala debu-

debu syirik, dengan jalan tidak mengucapkannya karena mengingkari isi dunia, riya’ atau sum’ah. Dalam hadits ‘Itban , Rasulullah  bersabda, “Sesungguhnya Allah mengharamkan atas Neraka orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah karena menginginkan ridha Allah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Page 12: Persentasi aqidah kel iii

g.         Mahabbah (kecintaan), yang menafikan baghdha’ (kebencian).

Maksudnya mencintai kalimat ini serta isinya, juga mencintai orang-orang yang mengamalkan konsekuensinya. Allah  berfirman, “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah, adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)Maka ahluttauhid mencintai Allah  dengan cinta yang tulus bersih. Sedangkan ahlu syirik mencintai Allah  dan mencintai yang lainnya. Hal ini sangat bertentangan dengan isi kandungan laa ilaaha illallah.

Page 13: Persentasi aqidah kel iii

a. Mengkui kerasulannya dan meyakininya di dalam hati,b. Mengucapkan dan mengikrarkan dengan lisan,c.  Mengikutinya dan mengamalkan ajaran kebenaran yang telah dibawanya serta meninggalkan kebatilan yang telah dicegahnya,d. Membenarkan segala apa yang dikabarkan dari hal-hal yang ghaib, baik yang sudah lewat maupun yang akan datang,e. Mencintainya melebihi cintanya kepada dirinya sendiri, harta, anak, orang tua, serta seluruh umat manusia,f. Mendahulukan sabdanya atas segala pendapat dan ucapan orang lain serta mengamalkan sunnahnya.

Page 14: Persentasi aqidah kel iii