10
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rayap merupakan serangga yang hidup berkelompok dan memiliki sistem kasta. Terdapat beberapa jenis rayap menurut tempat hidupnya yaitu rayap tanah, pohon, subteran, dan rayap kayu. Perbedaan antara rayap tanah dan kayu adalah tempat hidup rayap tersebut, pada rayap tanah hidup di tanah sedangkan rayap kayu biasa hidup di kayu. Diantara kedua jenis rayap tersebut, rayap kayu merupakan serangga yang sangat merugikan bagi umat manusia. Serangga ini bisa memakan perabot rumah tangga yang terbuat dari kayu. Umumnya serangan rayap kayu tidak secara langsung dapat diketahui, Karena rayap ini bersarang di dalam kayu dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan banyak kerugian secara ekonomi. Menurut data Suara Pembaruan, rayap hingga kini dikenal sebagai musuh kayu yang menakutkan. Kerugian akibat serangan rayap pada kayu di Indonesia setiap tahunnya mencapai sekitar Rp 250 miliar. Tidak hanya di Indonesia bahkan di negara – negara lain seperti Malaysia. Kerugian negara itu mencapai 50 juta ringgit Malaysia dan di dunia mencapai US$ 22 miliar. Pencegahan rayap kayu sebenarnya dapat dilakukan dengan minyak tanah maupun oli. Namun hal tersebut dirasa masih kurang efektif mengingat harga minyak yang terlalu tinggi. Jika serangan rayap kayu tidak

PKM Penelitian Rayap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PKM Penelitian

Citation preview

Page 1: PKM Penelitian Rayap

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rayap merupakan serangga yang hidup berkelompok dan memiliki sistem

kasta. Terdapat beberapa jenis rayap menurut tempat hidupnya yaitu rayap tanah,

pohon, subteran, dan rayap kayu. Perbedaan antara rayap tanah dan kayu adalah

tempat hidup rayap tersebut, pada rayap tanah hidup di tanah sedangkan rayap

kayu biasa hidup di kayu. Diantara kedua jenis rayap tersebut, rayap kayu

merupakan serangga yang sangat merugikan bagi umat manusia. Serangga ini bisa

memakan perabot rumah tangga yang terbuat dari kayu. Umumnya serangan rayap

kayu tidak secara langsung dapat diketahui, Karena rayap ini bersarang di dalam

kayu dan memakan kayu perabotan atau kerangka rumah sehingga menimbulkan

banyak kerugian secara ekonomi.

Menurut data Suara Pembaruan, rayap hingga kini dikenal sebagai musuh

kayu yang menakutkan. Kerugian akibat serangan rayap pada kayu di Indonesia

setiap tahunnya mencapai sekitar Rp 250 miliar. Tidak hanya di Indonesia bahkan

di negara – negara lain seperti Malaysia. Kerugian negara itu mencapai 50 juta

ringgit Malaysia dan di dunia mencapai US$ 22 miliar. Pencegahan rayap kayu

sebenarnya dapat dilakukan dengan minyak tanah maupun oli. Namun hal tersebut

dirasa masih kurang efektif mengingat harga minyak yang terlalu tinggi. Jika

serangan rayap kayu tidak ditangani secara serius dapat menambah kerugian dan

kerusakan bangunan.

Indonesia merupakan negara yang kaya dengan berbagai jenis tanaman.

Tanaman yang belum banyak dimanfaatkan adalah tanaman dengan nama Mimba.

Tanaman mimba termasuk ke dalam anggota famili Meliacea. Tanaman ini

merupakan tanaman tahunan yang berbentuk pohon dan dapat mancapai

ketinggian 20 m. Bunga mimba berukuran kecil berwarna keputih-putihan dan

berbau harum (Heyne, 1987). Dilihat dari segi kandungan kimianya, tanaman

mimba mengandung sembilan senyawa limonoid yang telah diindentifikasi

diantaranya adalah azadirachtin, meliantriol, salanin, nimbin dan nimbidin.

Azadirachtin dengan rumus kimia (C35H44O16) merupakan senyawa zat aktif yang

Page 2: PKM Penelitian Rayap

mengandung sekitar 17 komponen. Zat aktif ini dapat digunakan sebagai obat

pembasmi hama (Kardinan, 2002).

Berdasarkan fakta dilapangan dan kajian mengenai kandungan zat aktif

pada tanaman mimba, maka muncul ide kreatif untuk memanfaatkan tanaman

mimba sebagai obat pembasmi rayap kayu. Pemilihan daun mimba sebagai

insektisida alami karena kandungan zat aktif beracun diantaranya adalah

azadirachtin, salanin, meliantriol, nimbin dan nimbidin. Azadirachtin berperan

sebagai ecdyson blocker atau zat yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson.

Hormon ini berfungsi sebagai metamorfosa serangga. Jika hormon ini terhambat

oleh azadirachtin, maka proses metamorfosa akan gagal dan serangga mengalami

kematian (Chiu, 1988). Proses pemanfaatan tanaman mimba menjadi obat

pembasmi serangga cukup dengan penumbukam daun mimba dan pencampuran

dengan air. Hasil pencampuran disemprorkan pada kayu yang terserang oleh

rayap.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas diperoleh permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana cara membasmi rayap dengan tanaman mimba?

b. Bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat kematian rayap?

c. Bagiamana efektifitas pembasmi rayap berbasis mimba dengan obat

pembasmi rayap lainnya?

1.3 Tujuan

Tujaun penelitian ini antara lain:

a. Mengetahui cara membasmi rayap dengan tanaman mimba?

b. Mengetahui pengaruhnya terhadap tingkat kematian rayap?

c. Mengetahui efektifitas pembasmi rayap berbasis mimba dengan obat

pembasmi rayap lainnya?

1.4 Urgensi Penelitian

Penelitian ini penting dilakukan karena sudah banyak kerugian akibat

serangan rayap pada kayu bangunan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah

minimnya penelitian dan pemanfaatan tanaman mimba. Sehingga hasil penelitian

Page 3: PKM Penelitian Rayap

ini nantinya dapat mengatasi serangan rayap kayu dan meningkatkan nilai

ekonomis tanaman mimba.

1.5 Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan adalah publikasi dalam jurnal nasional dan

memberikan nilai tambah pada tanaman mimba sebagai alternatif pembasmi rayap

kayu yang ramah lingkungan.

1.6 Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh adalah informasi ilmiah kepada masyarakat dan

sivitas akademika mengenai pemanfaatan tanaman mimba sebagai obat pembasmi

rayap yang ramah lingkungan. Serta menambah kreativitas dan keterampilan

mahasiswa dalam mengembangkan soft skill di bidang penelitian dan

pengemabangan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rayap Kayu

Rayap termasuk binatang Arthropoda, kelas insecta yang berasal dari ordo

isoptera (Bhs Yunani, "iso" berarti sama dan "ptera" berarti sayap) yang dalam

perkembangan hidupnya mengalami metamorphosa gradual atau bertahap (Huda,

2012). Rayap merupakan serangga yang hidup dalam kelompok sosial dengan

sistem kasta yang berkembang sempurna. Rayap dalam biologi merupakan

sekelompok hewan dalam salah satu ordo yaitu ordo Isoptera dan kelas Artropoda.

Ordo Isotera yang beranggotakan sekitar 2000 spesies dan di Indonesia telah

tercatat sekitar 200 jenis (spesies). Nama lain dari rayap adalah anai – anai, semut

putih, rangas, dan laron (yang bersayap) (Tarumingkeng, 2004).

Berikut ini merupakan gambar rayap:

Gambar 1. Rayap kayu

Page 4: PKM Penelitian Rayap

Rayap kayu kering, seperti Cryptotermes sp. (famili Kalotermitidae). Hidup dalam

kayu mati yang telah kering. Hama ini umum terdapat di rumah – rumah dan

perabot – perabot seperti meja, kursi, dan lemari. Tanda serangan rayap kayu

adalah terdapatnya butir – butir kecil berwarna kecoklatan yang sering berjatuhan

di lantai atau disekitar kayu yang dimakan oleh rayap. Rayap kayu tidak

berhubungan dengan tanah karana hidup dihabitat kering (Huda, 2012).

2.2 Tanaman Mimba

Tanaman mimba termasuk ke dalam anggota famili Meliacea. Tanaman ini

merupakan tanaman tahunan yang berbentuk pohon dan dapat mancapai

ketinggian 20 m. Daun mimba berupa daun majemuk, letak anak daun berhadapan

dengan jumlah 9-17, berwarna hijau, anak daun berujung runcing. Bunga mimba

berukuran kecil berwarna keputih-putihan dan berbau harum. Buah mimba berbiji

satu, buah muda berwarna hijau dan yang telah masak berwarna kekuningan

berbentuk lonjong, panjangnya antara lain 1.5 –2.0 cm (Heyne, 1987).

Mimba dapat tumbuh baik di daerah panas dengan ketinggian 1-700 m

dari permukaan laut dan tahan cekaman air. Di daerah yang banyak hujan bagian

vegetatif sangat subur, tetapi sulit untuk menghasilkan biji (generatif) (Kardinan,

2002). Berikut ini merupakan gambar daun mimba:

Gambar 2. Tanaman mimba

2.3 Potensi Tanaman Mimba sebagai Insektisida

Tanaman mimba hidup tersebar di daerah beriklim tropis seperti Asia dan

Afrika. Di Indonesia, tanaman mimba tersebar secara luas di sepanjang pantai

utara Pulau Jawa dan Bali (Sastrodihardjo dan Aditya, 1990). Selain sebagai

bahan pestisida, mimba seringkali digunakan sebagai obat penyakit kulit dan

tonikum. Selain itu juga bisa digunakan sebagai obat untuk penyakit-penyakit

Page 5: PKM Penelitian Rayap

seperti kencing manis, disentri, malaria, masuk angin, eksim, ketombe, kanker

lever dan jerawat. Di negara Thailand, daun mimba yang masih muda digunakan

sebagai sayuran (Kardinan, 2002).

Pemilihan daun mimba sebagai insektisida alami tentu karena kandungan

zat-zat aktif yang beracun, diantaranya adalah azadirachtin, salanin, meliantriol,

nimbin dan nimbidin. Azadirachtin berperan sebagai ecdyson blocker atau zat

yang dapat menghambat kerja hormon ecdyson. Hormon ini berfungsi sebagai

metamorfosa serangga. Jika hormon ini terhambat oleh azadirachtin, maka proses

metamorfosa akan gagal dan serangga mengalami kematian (Chiu, 1988).

Meliantriol berperan sebagai penghalau yang mengakibatkan serangga rayap

teracuni saat menghirup cairan daun mimba (Sudarmadji, 1991). Nimbin dan

nimbidin berperan sebagai anti mikro organisme seperti anti-virus, bakterisida,

fungisida sangat bermanfaat untuk digunakan dalam mengendalikan hama rayap

(Ruskin, 1993).

BAB 3. METODE PENELITIAN

Page 6: PKM Penelitian Rayap

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

Page 7: PKM Penelitian Rayap

DAFTAR PUSTAKA

Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia Jilid I. Terjemahan dari De

Nuttige Planten Van Indonesie, oleh Balitbang Kehutanan Jakarta. Jakrta:

Yayasan Sarana Wana Jaya.

Huda, Syamsul. 2012. Tugas Terstruktur Biologi Tanah Rayap. Surabaya:

Universitas Airlangga. [on line]. http://syamsulhuda-fst09.web.unair.ac.id.

Diakses pada 10 Oktober 2013.

Kardinan, A. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: PT Penebar

Swadaya.

Ruskin. 1993. Pestisida Nabati. Ramuan Dan Aplikasi. P.T. Penebar Swadaya

Sastrodihardjo, S. dan Aditya, T. 1990. Bioactive Subtances From Neem

(Azadirachta indica A. Juss) With Pesticidal Properties. Di dalam :

Prosiding Seminar Hasil Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan Pestisida

Nabati. PAU-Ilmu Hayati, ITB, pp: 22

Sudarmadji, D. 1991. Mimba, insektisida alami. Trubus. Thn IV, no.44, hal 20-21.

Suara Pembaruan. 2012. Serangan Rayap Rugikan Indonesia Rp 250 miliar. [on

line]. http://www.suarapembaruan.com. Diakses pada 10 Oktober 2013.

Tarumingkeng, Rudi C. 2004. Biologi dan pengendalian Rayap Hama Bangunan

di Indonesia. Manajemen Deteriorasi Hasil Hutan. [on line].

http://www.rudyct.com/dethh/5_termite_biology_and_control.htm. Diakses

pada 10 Oktober 2013.

.