Click here to load reader
Upload
kp2kppacitan
View
2.459
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penunjukan BUMN sebagai pemungut PPN atau PPN dan PPnBM berdasarkan PMK 85/PMK.03/2012 tanggal 6 Juni 2012.
Citation preview
Berlaku mulai
tgl 1 Juli 2012
PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor 85/PMK.03/2012Tanggal 6 Juni 2012
tentangPenunjukan BUMN untuk Memungut, Menyetor, dan Melaporkan PPN atau PPnBM. Serta tata cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya
Created by Andika D.S |KP2KP Pacitan
PENGERTIAN
Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
• Badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan
Dasar Pengenaan Pajak
• Jumlah harga jual, penggantian, atau nilai lain yang dipakai sebagai dasar untuk menggitung PPN atau PPN dan PPnBM yang terutang
DITUNJUK SEBAGAI PEMUNGUT PPN ATAU PPN DAN PPnBM
Penyerahan yang tidak dipungut PPN atau PPN dan PPnBM 1
• Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 10.000.000,- termasuk PPN atau PPN dan PPnBM dan tidak meruoakan pembayarna yang terpecah-pecah
2
• Pembayaran atas penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan dibidang perpajakan mendapat fasilitas PPN tidak dipungut atau dibebaskan dari pengenaan PPN
3 •Pembayaran atas penyerahan bahan bakar minyak dan bahan bakar bukan minyakj oleh PT Pertamina (Persero)
4. • Pembayaran atas rekening telepon
5. •Pembayaran atas jasa angkutan udara yang diserahkan oleh perusahaan penerbangan, dan/atau
6. • Pembayaran lainnya untuk penyerahan barang dan.atau jasa yang menurut ketentuan perundang-undangan di bidang perpajakan tidak dikenai PPN atau PPN dan PPnBM
Besarnya PPN atau PPN dan PPnBM yang Dipungut
Jumlah Pajak Pertambahan Nilai yang harus dipungut oleh BUMN adalah sebesar 10% dikalikan
Dasar Pengenaan Pajak
Dalam hal atas penyerahan Barang Kena Pajak selain terutang PPN juga terutang PPnBM, jumlah
PPnBM yang harus dipungut oleh BUMN adalah sebesar tarif PPnBM yang berlaku dikalikan Dasar
Pengenaan Pajak
Contoh Penghitungan :a. Dalam Hal Penyerahan BKP Hanya Terutang PPNJumlah Pembayaran Rp 11.000.000,
-
Dasar Pengenaan Pajak = 100/110 x Rp 11.000.000
Rp 10.000.000,-
PPN yang harus dipungut = 10% x 10.000.000,-
Rp 1.000.000,-
Sisa yg dibayarkan kepada Rekanan Rp 11.000.000 – Rp 1.000.000,- Rp 10.000.000,
-
a. Dalam Hal Penyerahan BKP selain terutang PPN juga terutang PPnBM (misal tarif PPnBM = 50%)
Jumlah Pembayaran Rp
16.000.000,-
Dasar Pengenaan Pajak = 100/160 x Rp 11.000.000,-
Rp
10.000.000,-
PPN yang harus dipungut = 10% x Rp 10.000.000,-
Rp
1.000.000,-
PPnBM yang harus dipungut = 50% x Rp 10.000.000,-
Rp
5.000.000,-
Sisa yg dibayarkan kepada Rekanan Rp 11.000.000 – (Rp 1.000.000,- + Rp 5.000.000,-)
Rp
10.000.000,-
TATA CARA PEMUNGUTAN & PENYETORAN1. Rekanan wajib membuat faktur pajak dan SSP atas setiap
penyerahan BKP dan/atau JKP kepada BUMN
2. Faktur Pajak dibuat rangkap 3 (tiga) dengan peruntukan sebagai berikut :
a. Lembar kesatu untuk BUMN
b. Lembar kedua untuk Rekanan/PKP
c. Lembar ketiga untuk BUMN yang dilampirkan dalam SPT Masa PPN Bagi Pemungut
3. SSP diisi dengan membubuhkan NPWP serta identitas Rekanan/PKP, tetapi penandatangan SSP dilakukan oleh BUMN sebagai penyetor atas nama Rekanan
4. BUMN yang melakukan pemungutan harus membubuhkan cap “Disetor tanggal.........” pada faktur pajak dan menandatangani nya.
5. Faktur Pajak dan SSP merupakan bukti pemungutan dan penyetoran PPN atau PPN dan PPnBM
6. BUMN wajib menyetorkan PPN atau PPN dan PPnBM yang telah dipungut ke Kantor Pos/Bank Persepsi paling lama tanggal 15 bulan berikutnya
TATA CARA PELAPORAN1. BUMN wajib melaporkan PPN atau PPN dan PPnBM yang
telah dipungut dan disetor ke Kantor Pelayanan Pajak/KP2KP tempat BUMN terdaftar paling lama pada akhir bulan berikutnya setelah berakhirnya masa pajak
2. Pelaporan atas pemungutan dan pelaporan PPN atau PPN dan PPnBM dilakukan setiap bulan dengan menggunakan “SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (1107 PUT)”
3. BUMN Wajib melaporkan SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN (1107) PUT baik itu ada pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM ataupun tidak ada pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM
Catatan :
Formulir SPT Masa PPN bagi Pemungut PPN (1107) PUT dapat diunduh di http://kp2kppacitan.wordpress.com/formulir-perpajakan/spt-masa/
SANKSI
BUNGA 2% perbulan
DENDA Rp 500.000,- perbulan
TELAT SETOR/BAYAR TELAT LAPOR
KP2KP PacitanJalan Cut Mutia No. 4 Pacitan
Telepon/Faksimili : 0357-881209http://
www.kp2kppacitan.wordpress.com