27
BADAN LEGISLASI DPR RI MARET 2011

Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

BADAN LEGISLASI DPR RIMARET 2011

Page 2: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

URGENSI KEBERADAAN ORMAS Pemenuhan kebutuhan sosial Sarana berserikat, berkumpul dan kebebasan

berpendapat. Partisipasi masyarakat Pengoganisasian masyarakat Pengkaderan dan memperkuat identitas

kebangsaan Penyalur aspirasi Pemberdayaan masyarakat (profesi/non profesi) Penyediaan jasa dan pelayanan Pelembagaan kontrol masyarakat

Page 3: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

ORMAS DALAM LINTASAN SEJARAH

Kesadaran berserikat dan berkumpul telah tumbuh sejak sebelum kemerdekaan.

Lahir berbagai Organisasi seperti Budi Utomo (1908); Syarikat Dagang Islam (1911); Muhammdiyah (1912); Jong Java, jong Celebes, jong Ambon dll (1918); Nahdlatul Ulama (1926); Indonesia Muda (1931); dll

Menumbuhkan benih-benih nasionalisme Memperkuat persatuan dan kesatuan Mampu memberdayakan masyarakat Sarana perjuangan kemerdekaan Tonggak kebangkitan nasional

Page 4: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

PENGATURAN ORMAS DALAM HUKUM POSITIF

Diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan; dan PP Nomor 18 Tahun 1985 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Keormasan.

Masuk dalam Paket Undang-Undang Politik; Terdapat peraturan perundang-undangan lain

yang terkait seperti Staatsblad 1870-64 tentang Perkumpulan, Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2001 tentang Yayasan jo. UU Nomor 28 Tahun 2004 tentang Perubahan UU Nomor 16 tahun 2001 ttg Yayasan, Undang-undang Nomor 40/2009 tentang Kepemudaan dll.

Page 5: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

IDENTIFIKASI KELEMAHAN UU ORMAS (UU 5/1985)

Paradigma penyusunannya masih dengan pola pikir sentralistis.

Tidak sesuai lagi dengan model pemerintahan desentralistis

Terdapat sejumlah kekosongan hukum dalam pengaturan Ormas.

Tidak mampu menciptakan tertib hukum secara optimal.

Tidak harmonis dengan undang-undang lain; Struktur dan teknis penyusunan belum mengacu

pada tehnis penyusunan undang-undang yang berlaku (UU Nomor 10 Tahun 2004).

Page 6: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

ARAH PERUBAHAN1. Memperkuat jaminan hak berserikat dan

berkumpul bagi warga negara.2. Penguatan sumber kader dan integrasi bangsa.3. Penguatan partisipasi masyarakat.4. Pemberdayaan dan Penguatan Ormas.5. Transparansi dan akuntabiitas Ormas.6. Membangun relasi intra/antar/ Ormas yang sehat.7. Kemandirian dan profesionalisme.8. Penyediaan mekanisme Penyelesaian konflik

kelembagaan. 9. Menciptakan tertib hukum dalam bidang Ormas.

Page 7: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

DASAR PERTIMBANGAN PERUBAHAN UU ORMAS

Filosofis: Hak berserikat dan berkumpul dalam rangka partisipasi masyarakat dalam mewujudkan tujuan berbangsa dan bernegara

Sosiologis: Ormas telah memberikan sumbangan yang besar dalam melahirkan negara kesatuan dan upaya pencapaian kemerdekaan. Selain itu, dinamika mayarakat mengakibatkan pertumbuhan dan relasi antarOrmas semakin kompleks.

Yuridis: undang-undang yang berlaku sebagai turunan Pasal 28 UUD 1945 tidak sesuai lagi kebutuhan hukum dalam masyarakat.

Berdasarkan Keputusan DPR Nomor /DPR RI/I/2010-2011 tentang Program Legislasi Nasional Rancangan Undang-Undang Prioritas Tahun 2011, Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1985 tentang Organisasi Kemasyarakatan terdaftar dalam nomor urut 29 (duapuluh sembilan) dengan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undangnya disiapkan oleh Badan Legislasi.

Page 8: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

DASAR HUKUMPasal 28, Pasal 28C ayat (2), dan Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 9: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

POKOK PIKIRAN RUU ORGANISASI MASYARAKAT

I. KETENTUAN UMUMMemuat pengertian/definisi yang digunakan dalam Rancangan Undang-Undang ini, seperti definisi tentang Organisasi Masyarakat, Organisasi Masyarakat Asing, AD, ART, Pemerintah, Pemerintah Daerah, Menteri.

Page 10: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

II. ASAS, CIRI, DAN SIFATBab ini memuat tentang asas yang mendasari pendirian Ormas, yaitu Pancasila atau asas lain yang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD Tahun 1945. Kemudian Ormas dapat mencantumkan ciri tertentu dari Ormas yang tidak bertentangan dengan Peraturan perundang-undangan. Selanjutnya juga ditegaskan tentang sifat Ormas yang independen, mandiri, nirlaba, bukan lembaga pemerintah, dan tidak berafiliasi pada partai politik.

Page 11: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

III. TUJUAN DAN FUNGSI Tujuan didirikannya Organisasi Masyarakat: untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat, mengembangkan kehidupan yang demokratis dan harmoni, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan nasional, menjaga kelestarian nilai budaya, sumber daya alam, dan lingkungan hidup, serta keutuhan sistem sosial kemasyarakatan. Fungsi Organisasi Masyarakat di antaranya sebagai wadah berkumpul dan menyalurkan aspirasi masyarakat, melakukan pendidikan politik, serta melakukan upaya penguatan masyarakat sipil.

Page 12: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

IV. BENTUK ORGANISASI MASYARAKAT

Bentuk Ormas dibedakan berdasarkan Ormas yang menghimpun organisasi-organisasi lain yang sejenis (federasi) atau Ormas tunggal, Ormas berdasarkan ruang lingkup kegiatan dan wilayah kerjanya, dan Ormas berdasarkan status berbadan hukum atau tidak berbadan hukum, memiliki massa atau tidak, dan terstruktur di tingkat nasional ke bawah atau tidak.

Page 13: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

V. PENDIRIAN ORGANISASI MASYARAKATBab ini mengatur tentang syarat dan ketentuan dalam pendirian Ormas sesuai dengan jenis dan bentuknya. Kemudian mengenai tata cara dan prosedur pendirian yang meliputi: ketentuan pendaftaran, perijinan, kewenangan pejabat/lembaga yang memberi ijin, dan limitasi waktu yang dibutuhkan untuk pendaftaran atau perijinan. Di samping itu diatur keharusan bahwa Ormas didirikan atas dasar kesamaan tujuan dan kepentingan Ormas sendiri dan tidak terkait atau menjadi underbouw partai politik.

Page 14: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

VI. HAK DAN KEWAJIBANBab ini mengatur tentang hak Ormas untuk mengurus organisasi secara berdaulat, mandiri, dan terbuka; memperoleh bantuan pemerintah untuk meningkatkan fungsi dan tujuan organisasi; mempertahankan hak hidup sesuai tujuan organisasi dan peraturan perundang-undangan; dan melakukan kerjasama dengan Ormas lain, pemerintah, swasta, dan Omas Asing. Kewajiban Organisasi Masyarakat di antaranya: melakukan kegiatan organisasi sesuai tujuan Ormas; memelihara kearifan lokal dan memberikan kemanfaatan bagi masyarakat; menjaga keutuhan NKRI, mendukung tercapainya tujuan pembangunan nasional; dan melakukan pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel.

Page 15: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

VII. ORGANISASI DAN KEDUDUKAN

Bab ini mengatur tentang struktur atau hierarkhi Ormas dan tempat kedudukannya dari tingkat pusat yang berkedudukan di ibukota negara, tingkat provinsi yang berkedudukan di ibukota provinsi, tingkat kabupaten/kota yang berkedudukan di ibukota kabupaten/kota, di tingkat kecamatan, hingga di tingkat desa/kelurahan. Diadiatur pula agar Ormas memiliki kantor atau sekretariat organisasi.

Page 16: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

VIII. KEANGGOTAANBab ini mengatur tentang syarat sebagai anggota Ormas; sifat keanggotaan yang sukarela, terbuka, setara, dan partisipatif; serta diatur juga mengenai mekanisme perekrutan dan pemberhentian anggota.Selanjutnya diatur hak dan kewajiban setiap anggota Ormas.

Page 17: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

IX. KEPENGURUSAN DAN KEPUTUSAN ORGANISASIBab ini mengatur tentang bentuk, susunan, dan komposisi kepengurusan Ormas dari tingkat pusat sampai tingkat desa/kelurahan; mekanisme pemilihan atau pergantian kepengurusan dan periodesasinya; mekanisme permusyawaratan dan pengambilan keputusan dalam organisasi.

Page 18: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

X. ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Ormas harus memiliki AD/ART yang memuat sekurang-kurangnya tentang: pendiri dan tanggal Ormas didirikan, asas, visi misi, nama dan lambang organisasi, tujuan dan fungsi, tempat kedudukan, kepengurusan, mekanisme permusyawaratan, dan keuangan, pengawasan internal dan mekanisme penyelesaian konflik lembaga. Kemudian diatur juga tentang tata cara perubahan dan pengesahan AD/ART. AD/ART menjadi peraturan Organisasi yang mengikat dan berlaku efektif.

Page 19: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XI. KEUANGANBab ini mengatur tentang sumber keuangan Ormas, baik yang berasal dari iuran anggota, sumbangan yang sah menurut peraturan perundang-undangan, bantuan dari pemerintah (APBN) atau pemerintah daerah (APBD), dan bantuan lain dari lembaga asing (luar negeri). Selanjutnya, diatur tentang mekanisme pengelolaan keuangan organisasi dan tanggung jawab pelaporan keuangan organisasi yang transparan dan akuntabel.

Page 20: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XII. PEMBERDAYAAN ORGANISASI MASYARAKATBab ini mengatur tentang peranan pemerintah dan pemerintah daerah memberikan bantuan materiil maupun teknis kepada Ormas; melibatkan Ormas dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan; mengembangkan komunikasi terbuka dan berkesinambungan; serta memnagun data base Ormas. Di samping itu untuk mendorong kemandirian dan diatur tentang dimungkikan Ormas mendirikan Badan Usaha untuk kelangsunagn dan mencapai tujuan organisasi.

Page 21: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XIII. ORGANISASI MASYARAKAT ASINGBab ini mengatur tentang dimungkinkannya keterlibatan organisasi masyarakat asing melakukan kegiatan di Indonesia, ketentuan atau larangan yang harus dipatuhi, seperti: dilarang melakukan spionase, merongrong kedaulatan dan kesatuan NKRI, berkantor di dalam kantor lembaga negara, mencampuri kebijakan Negara.Dalam pelaksanaan kegiatan diatur pula mengenai mekanisme keterlibatan dan kerjasamanya dengan Ormas lokal maupun pemerintah/pemerintah daerah.

Page 22: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XIV. PENGAWASANUntuk menjaga kredibilitas dan pencapaian visi dan misinya setiap Ormas didorong memiliki mekanisme pengawasan internal yang kuat dan efektif. Dalam rangka pengawasan, dimungkikan masyarakat dapat mengajukan keberatan apabila terdapat Ormas yang mengganggu ketertiban dengan mengajukan kepada pemerintah/pemerintah daerah.Pemerintah/Pemerintah daerah membentuk Tim untuk memverfikasi dan mencari penyelesain derngan pendekatan persuasi, mediasi, rekonsiliasi atau arbritase;pemerintah atau pemerintah daerah dapat mengajukan permohonan ke pengadilan (Mahkamah Konstitusi) dalam rangka pembekuan atau pembubaran Ormas.

Page 23: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XV. LARANGAN Bab ini mengatur hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh Ormas maupun organisasi masyarakat asing. Larangan antara lain melakukan kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD Tahun 1945, menganggu ketertiban umum dan keutuhan NKRI, memaksakan kehendak, menodai keyakinan agama, dan melakukan kekerasan atas kelompok lain, serta melakukan kegiatan yang melanggar peraturan perundang-undangan.

Page 24: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XVI. PENYELESAIAN SENGKETA ORGANISASI Bab ini mengatur tentang penyelesaian sengketa organisasi yang harus diselesaikan dengan musyawarah untuk mufakat. Apabila penyelesaian secara mufakat tidak tercapai, diupayakan penyelesaian melalui mediasi atau arbitrase. Selanjutnya, jika penyelesaian secara mediasi atau arbitrase tidak tercapai ditempuh upaya hukum melalui pengadilan.

Page 25: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XVII. SANKSIBab ini mengatur tentang sanksi administrasi yang dapat berupa teguran, denda/ganti kerugian, dan pembekuan atau pembubaran terhadap Ormas yang melanggar, serta ketentuan pidana terhadap setiap orang yang melakukan kekerasan dan menganggu ketertiban umum. Demikian juga sanksi kepada pejabat yang menyalagunakan kekuasaannya sehingga mengganggu masyarakat dalam mewujudkan hak kemerdekaan berserikat dan berkumpul.

Page 26: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

XVIII. KETENTUAN PENUTUPBab ini mengatur tentang pencabutan peraturan perundang-undangan yang ada sebelumnya dan pemberlakuan Undang-undang ini.

Page 27: Presentasi ruu-ormas-17-maret-2011-oke

SEKIAN&

TERIMA KASIH