RELATIV RELATIV ITAS ITAS Lena Damayanti, Mahmud Syarifudin, Maulidiyah Putri, Meliana Rahayu, Rachela Renanda, Restu Aditya Prayuda, Wildan Afta Mulya. (XII.IPA.2)
1. RELATIRELATI VITASVITAS Lena Damayanti, Mahmud Syarifudin,
Maulidiyah Putri, Meliana Rahayu, Rachela Renanda, Restu Aditya
Prayuda, Wildan Afta Mulya. (XII.IPA.2)
2. RELATIRELATI VITASVITASSuatu benda dianggap bergerak jika
telah ditetapkan suatu kerangka khusus yang dianggap sebagai
kerangka acuan. Contohnya saat seseorang didalam kereta melewati
orang yang sedang berdiri di pinggir jalan. Dari kejadian tersebut,
orang di dalam kereta sedang bergerak terhadap orang yang berdiri
di pinggir jalan, tetapi diam terhadap keretanya. Jadi, keadaan
diam atau bergerak adalah relatif. Menu Awal
3. Wah, dia bergerak melewati saya. Saya diem aja deh perasaan
Postulat Relativitas Menu Awal
4. Postulat Relativitas Pengamat Kerangka acuan adalah suatu
sistem koordiant di mana seorang pengamat melakukan pengamatan
terhadap suatu kejadian. Sistem koordinat pangamat tersebut: x, y,
dan z Apakah yang dimaksud dengan kerangka acuan? Menu Awal
5. y x z y x z Pengamat yang diam dengan pengamat yang bergerak
dalam kereta Kerangka Acuan Siapa yang bergerak? y x z Menu
Awal
6. Z'Z X = XO O Y S P Koordinat y dan z tidak mengalami
perubahan OP = OP OO x = x - vt z = z y = y Transformasi Galileo z
= y y = y x = x - vt t = t S vt x x Menu Awal Y
7. Kebalikan transformasi Galileo x = x + v.t y = y z = z t = t
x = x + v.t y = y z = z t = t Transformasi Galileo untuk kecepatan
dengan menurunkannya terhadap waktu dapat ditulis : Transformasi
kebalikannya Dengan demikian, transformasi Galileo untuk koordinat
dan waktu dituliskan sebagai berikut : x = x v.t y= y z= z t= t x =
x v.t y= y z= z t= t Dengan mendiferensiasikan kecepatan terhadap
waktu dapat diperoleh transformasi Galileo untuk percepatan dengan
persamaan sebagai berikut : Menu Awal
8. ey Menu Awal Percobaan ini untuk mengukur kecepatan eter
menggunakan InterferometerInterferometer. Sekaligus untuk
membuktikan eter itu ada atau tidak ada. Kesimpulan dari percobaan
ini yaitu : 1.Eter tidak ada 2.Cahaya merambat tanpa menggunakan
medium 3.Kecepatan cahaya sama besar dalam segala dan tidak
tergantung dari kerangka acuan penghemat.
9. Percobaan Michelson dan Morley, dilanjutkan Einstein yang
kemudian mengeluarkan dua postulat. Menu Awal
10. Postulat yang pertama : hukum-hukum fisika memiliki bentuk
yang sama pada semua kerangka acuan yang bergerak dengan kecepatan
tetap (kerangka acuan inersial) Postulat yang kedua : cahaya
merambat dalam ruang hampa dengan cepat rambat c = 3 x 108 m/s, dan
kelajuan cahaya tidak bergantung pada kelajuan sumber cahaya maupun
kelajuan pengamatnya Menu Awal
11. Pada tahun 1904 Hendrik Antoon Lorentz mengusulkan
persamaan yang kemudian disebut Transformasi Lorentz Hendrik Antoon
Lorentz Menu Awal Kekeliruan transformasi Galileo untuk kecepatan-
kecepan yang mendekati kecepatan cahaya merupakan anggapan bahwa
selang waktu pada kerangka S sama dengan selang waktu pada kerangka
acuan S. Untuk memasukkan konsep relativitas Einsten, selang waktu
tidaklah sama. Dengan menganggap transformasi ini linear maka
hubungan transformasinya akan mengandung suatu pengali yang disebut
tetapan transformasi. x= (x+vt) y= y z=z Kebalikannya x= (x-vt) y=
y z=z Dari persamaan transformasi untuk x dan x dapat diperoleh :
Ket : = konstanta Lorentz. Nilai > 1
12. Dengan memasukkan nilai ke dalam x dan x dapat diperoleh
transformasi baru, yaitu : Kebalikannya Menu Awal
13. Transformasi Lorentz untuk kecepatan Kecepatan dapat
diperoleh dari turunan pertama fungsi posisi terhadap waktu. Dengan
demikian, dapat diperoleh transformasi Lorentz untuk kecepatan :
Kebalikannya Penjumlahan Kecepatan Relativistik Berdasarkan
transformasi Lorentz tentang kecepatan, Einsten mengoreksi
kesalahan ini dengan memberikan persamaan untuk penjumlahan
kecepatan relativistik dalam gerak satu dimensi. Dengan : V1=
Kecepatan relatif benda 1 terhadap kerangka acuan V2 = Kecepatan
relatif benda 2 terhadap benda 1 V = Kecepatan relatif benda 2
terhadap kerangka acuan C = Kecepatan cahaya (3.108 ms-1 ) Menu
Awal
14. Menu Awal Panjang Relativistik Misalkan sebuah batang
dengan panjang L0 pada sumbu X dari kerangka acuan S. Batang
tersebut kemudian melekat pada kerangka acuan S , yang bergerak
dengan kecepatan v sejajar dengan arah memanjang batang terhadap
kerangka S sehingga panjang batang menjadi L. Sesuai dengan
transformasi Lorentz, hubungan L terhadap L0 dapat dituliskan sbb :
Keterangan: L = panjang relativistik (m) L0 = panjang sejati (m) v
= kecepatan pengamat bergerak thd benda dengan arah sejajar dengan
arah memanjang benda (m/s) c = kecepatan cahaya = 3 x 108 m/s
15. Menu Awal Waktu Relativistik Albert Einsten membuktikan
bahwa waktu merupakan besaran relatif untuk sistem benda yang
bergerak dengan kecepatan cahaya. Bentuk persamaannya sbb :
Keterangan : t = selang waktu relativistik (s) t0 = selang waktu
sejati (s) Oleh karena > 1, akibatnya t selalu lebih besar
daripada c. Hal ini berarti selang waktu relativistik selalu lebih
lama daripada selang waktu sejati. Peristiwa ini disebut pemuluran
waktu atau dilatasi waktu.
16. Menu Awal Einstein memberikan contoh untuk menunjukan efek
perlambatan waktu yang dia sebut Paradoks kembar E y n e S t i n
e
17. Menu Awal t1 = t + t0 t2 = t + t Dengan persamaan :
18. i Relativistik Menu Awal Massa Relativistik Einstein dapat
menunjukkan bahwa massa suatu benda bertambah jika kecepatannya
bertambah menggunakan hukum kekekalan momentum pada benda yang
bergerak relatif. Secara matematis dapat dituliskan sebagai
berikut. Keterangan : m0 = massa diam yang diukur dari kerangka
acuan yang diam terhadap benda (kg) m = massa relativistik yang
diukur dari kerangka acuan yang bergerak terhadap benda (kg) v =
kecepatan relativistik benda (m/s) c = kecepatan cahaya = 3 x 108
m/s = tetapan transformasi ( > 1)
19. i Relativistik Menu Awal Momentum Relativistik Benda yang
bergerak dengan kecepatan relativistik memiliki massa benda yang
tidak tetap. Einsten kemudian menurunkan persamaan momentum
Relativistik sbb : p = momentum relativistik (kg m/s)
20. i Relativistik Menu Awal
21. i Relativistik Menu Awal Hubungan energi dengan momentum
relativistik secara matematis. Dengan, E0 = energi diam (Joule) E =
energi total (Joule) Ek = energi kinetik (Joule)