6
Nama : Siti Nurjanah NPM/Kelas : 180110120006/B Mata Kuliah : Telaah Teater dan Drama Dosen : Dr. Lina Meilinawati Rahayu, M.Hum Prodi : Sastra Indonesia (Universitas Padjadjaran) Kejahanaman Tokoh pada Satu Malam Malam Jahanam merupakan salah satu karya dari seniman sastra yaitu Motinggo Boesje. Menurut saya, Boesje memberikan judul malam jahanam sesuai dengan keterkutukan tokoh pada satu malam akibat perilakunya. Oleh karena itu, Boesje menamainya dengan Malam Jahanam. Pada malam itu, para tokoh sudah terkutuk dengan apa yang sudah dilakukannya dan semua kebohongan terbongkar. Seperti Paijah yang berselingkuh dengan Soleman dan menghasilkan seorang anak yang diketahui Mat Kontan sebagai anaknya. Padahal seperti sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Mat Kontan mandul dan tidak bisa memiliki anak. Mat Kontan sangat bangga sehingga ia menceritakan kepada orang-orang kalau dia saat ini punya anak dan Mat Kontan belum mengetahui bahwa anak tersebut bukanlah darah dagingnya. Namun, pada akhirnya Mat Kontan mengetahuinya karena Soleman sudah sakit hati dengan kesombongan Mat Kontan yang tidak sah itu. Perilaku Paijah dan Soleman tersebut merupakan perilaku yang jahanam.

Telaah Naskah Drama Malam Jahanam

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Analisis naskah drama "Malam Jahanam"

Citation preview

Page 1: Telaah Naskah Drama Malam Jahanam

Nama : Siti Nurjanah

NPM/Kelas : 180110120006/B

Mata Kuliah : Telaah Teater dan Drama

Dosen : Dr. Lina Meilinawati Rahayu, M.Hum

Prodi : Sastra Indonesia (Universitas Padjadjaran)

Kejahanaman Tokoh pada Satu Malam

Malam Jahanam merupakan salah satu karya dari seniman sastra yaitu Motinggo Boesje.

Menurut saya, Boesje memberikan judul malam jahanam sesuai dengan keterkutukan tokoh pada

satu malam akibat perilakunya. Oleh karena itu, Boesje menamainya dengan Malam Jahanam.

Pada malam itu, para tokoh sudah terkutuk dengan apa yang sudah dilakukannya dan

semua kebohongan terbongkar. Seperti Paijah yang berselingkuh dengan Soleman dan

menghasilkan seorang anak yang diketahui Mat Kontan sebagai anaknya. Padahal seperti

sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Mat Kontan mandul dan tidak bisa memiliki anak. Mat

Kontan sangat bangga sehingga ia menceritakan kepada orang-orang kalau dia saat ini punya

anak dan Mat Kontan belum mengetahui bahwa anak tersebut bukanlah darah dagingnya.

Namun, pada akhirnya Mat Kontan mengetahuinya karena Soleman sudah sakit hati dengan

kesombongan Mat Kontan yang tidak sah itu. Perilaku Paijah dan Soleman tersebut merupakan

perilaku yang jahanam.

Perilaku yang jahanam dan terbongkar pada malam itu juga pada saat Soleman mengakui

bahwa burung beo milik Mat Kontan yang mati juga ulah Soleman. Soleman mengakuinya

kepada Paijah, “Sekarang saya lebih baik mengaku saja. (Mereka kini saling berpandang) Saya

juga punya takut. (Diam) Mungkin juga Nabi, tapi Jah, saya bunuh beo itu karena binatang

jahanam itu menyiksa saya.” Pengakuan tersebut memang sangat membuat Paijah terkejut.

Namun, pada saat Mat Kontan tidak bisa menahan emosinya dan memaksa Paijah menjelaskan

alasan burung beo tersebut bisa mati di hadapan Soleman, Soleman hanya bisa diam tanpa

berkata-kata hingga Paijah meludahi Soleman karena Soleman tidak mau mengakuinya di

hadapan Mat Kontan. Namun, Soleman pun menjadi geram dan mengakuinya bahwa dia sudah

membunuh beo itu. Sikap membunuh hewan itu merupakan salah satu sikap jahanam yang

dimiliki oleh Soleman. Akibat perilakunya, Soleman pun hampir di bunuh oleh Mat Kontan,

Page 2: Telaah Naskah Drama Malam Jahanam

tetapi Soleman menceritakan kembali kejadian saat Soleman membantu Mat Kontan dari

mautnya sehingga Mat Kontan tidak jadi membunuh Soleman dan Mat Kontan pergi dengan

Utai. Namun, Mat Kontan kembali lagi karena kepergiannya bukan merelakan isteri dan anaknya

melainkan untuk mengasah golok yang dipegangnya demi membunuh Soleman.

Kejahanaman Soleman tersebut didasari oleh rasa irinya kepada Mat Kontan. Soleman

sangat iri karena apa yang dimiliki oleh Mat Kontan. Terlihat pada dialog Soleman yang

mengatakan, “Ya, saya iri pada semua yang kau punya. Pada uangmu, pada binimu, pada

anakmu, pada burungmu, dan pada kesombongan kamu!” Sikap keiriannya itu yang menjadi

petaka bagi Soleman karena tidak bisa mengontrol emosinya sehingga ia membunuh beo milik

Mat Kontan.

Selain Paijah dan Soleman, Mat Kontan juga jahanam karena perilakunya yang tidak

peduli dengan isteri dan anaknya. Menurut Mat Kontan, burung-burungnya sangatlah berharga.

Pada saat anaknya sakit, Mat Kontan hanya beranggapan bahwa anak kecil sedang musim sakit

jadi ia menganggapnya biasa saja. Mat Kontan juga jarang di rumah sehingga dia tidak tahun

bahwa Paijah berselingkuh. Mat Kontan yang seharusnya menjadi kepala keluarga malah

menyia-nyiakan keluarga kecilnya. Mat Kontan juga terkenal sangat sombong. Akibat

kesombongannya, Mat Kontan harus menerima kepahitan karena anaknya yang dikira anak

kandungnya ternyata bukan. Padahal dia sudah menyombongkannya kepada teman-teman yang

pernah mengejeknya bahwa ia mandul.

Kejahanaman sikap Mat Kontan juga terlihat pada sifatnya yang pendendam. Mat Kontar

sangat benci terhadap Soleman yang mengambil isterinya dan mengakui bahwa anaknya

merupakan anak Soleman. Awalnya, Mat Kontan rela menyerahkan isteri dan anaknya lalu ia

pergi meninggalkan rumahnya bersama Utai. Namun, Mat Kontan kembali ke rumah dengan

membawa golok yang sudah diasahnya untuk membunuh Soleman.

Kejahanaman lain juga terdapat pada penokohan tokoh Utai. Utai selalu membuat Mat

Kontan, Paijah, dan Soleman emosional. Tawa Utai selalu dianggap mengejek. Utai juga selalu

ikut campur dalam apa yang sedang terjadi. Utai juga dapat memancing adanya pertikaian yang

memanas.

Pada dasarnya, kejahanaman tokoh di dasari oleh sifat yang emosinal. Sifat tersebut

membuat si tokoh kehilangan kontrol sehingga dapat menyebabkan tokoh rela melakukan

apapun, tetapi si tokoh menerima akibatnya sendiri. Seperti pada saat Paijah yang kesal ketika

Page 3: Telaah Naskah Drama Malam Jahanam

Soleman tidak membantu membelanya sehingga membuat Paijah lepas kendali untuk

menceritakan siapa yang membunuh beo milik Mat Kontan. Namun, Paijah kemudian

tersudutkan ketika Soleman membongkar perselingkuhannya dengan Paijah. Keemosional lain

juga terlihat pada tokoh Soleman yaitu pada saat Soleman sudah geram dengan perilaku

sahabatnya itu dan membuatnya jadi menceritakan secara detil dan jujur dengan apa yang sudah

terjadi. Kemosionalan Soleman juga memuncak pada saat Utai dan Mat Kontan menghakiminya

sehingga membuatnya kabur meninggalkan Paijah, tetapi Utai dan Mat Kontar mengejarnya.

Namun, nasib Utai yang menjadi korbannya. Utai di bunuh oleh Soleman.

Keemosionalan lain juga terjadi pada Mat Kontan. Emosi Mat Kontan setelah tahu apa

yang terjadi sebenarnya, Mat Kontan pergi bersama Utai untuk mengasah golok yang di

bawanya. Namun, Emosi para tokoh membuatnya lupa dengan anak Paijah yang sakit sehingga

membuatnya meninggal sebelum mendapatkan perawatan.

Kejahanaman tersebut menggambarkan sifat yang tidak terpuji yang dimiliki oleh tokoh.

Boesje membuat suatu malam terasa begitu jahanam dengan sifat tokoh yang sangat terkutuk.

Tokoh yang terdapat dalam teks juga dapat menggambarkan tentang keadaan sosial manusia

yang tidak jauh dari sifat-sifat tersebut. Tidak hanya pada tahun di terbitkannya teks tersebut,

melainkan sampai tahun ini pun banyak orang yang masih memiliki sifat dan sikap tersebut.

Seperti kesombongan, adanya perselingkuhan, kebohongan, dll. Boesje pun menyampaikan

pesan yang tersirat bahwa kebohongan apapun akan terungkap, maka kita harus selalu bersifat

jujur tentang segala hal dan tidak boleh sombong secara berlebihan yang membuat orang lain

menjadi iri.

Selain itu, menurut saya, nama Mat Kontan di ambil karena sifatnya yang sombong dan

sangat kaya sehingga membuatnya mudah mengeluarkan uang dan selalu membayar apa yang

sudah dibelinya secara kontan. Nama kontan dapat membuktikan bahwa betapa kayanya Mat

Kontan.

Cerita tersebut di akhiri oleh meninggalnya anak Paijah. Mengapa? Menurut saya,

kematian adalah adegan yang pas untuk mengakhiri jalannya suatu cerita. Anak Paijah di buat

meninggal oleh Boesje karena Boesje ingin menceritakan bahwa tidak ada yang abadi di dunia

dan anak yang tidak berdosa atau orang baik lebih baik kembali ke alam-Nya sebelum

diperebutkan oleh orang-orang yang Jahanam.

Page 4: Telaah Naskah Drama Malam Jahanam

Cerita tersebut berlatarkan keadaan pada malam hari karena menurut saya, malam yang

sunyi dapat membuat suasanya menjadi lebih tegang sehingga pertikaian yang terjadi antara

tokoh dapat semaksimal mungkin. Cerita ini juga menceritakan perselingkuhan dengan tetangga

rumah. Menurut saya, Boesje ingin menceritakan bahwa tidak selamanya keadaan bertetangga

akan rukun dan baik. Selain itu, Boesje juga ingin memberi tahu bahwa orang terdekat bisa lebih

berkhianat. Oleh karena itu, Boesje memasukkan amanat yang tersirat bahwa jangan terlalu

percaya dengan seseorang karna bisa saja orang yang sangat di percaya akan lebih mudah

menyakiti.