Upload
budi-supomo
View
68
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN
Jakarta, 2 Februari 2017
PERMEN ESDM NO. 12 TAHUN 2017
TENTANG
PEMANFAATAN SUMBER ENERGI TERBARUKAN
UNTUK PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK
DITJEN GATRIK
KEMENTERIAN ESDM1
PENGATURAN SECARA UMUM
• Pembelian tenaga listrik dari pembangkit energi terbarukan yangmemanfaatkan sumber energi terbarukan berbasis teknologi tinggi,efisiensi sangat variatif, dan sangat tergantung pada tingkat irradiasiatau cuaca setempat seperti energi sinar matahari dan angindilakukan dengan sistem portofolio atau pelelangan.
• Pembelian tenaga listrik dari pembangkit energi terbarukan dilakukandengan mekanisme harga patokan atau pemilihan langsung
• PLN wajib mengoperasikan pembangkit energi terbarukan dengankapasitas s.d. 10 MW secara terus menerus (must run).
DITJEN GATRIK
KEMENTERIAN ESDM2
PEMBELIAN LISTRIK DARI PLTS FOTOVOLTAIK (SinarMatahari) DAN PLTB (Angin)
• Dilakukan oleh PLN dalam hal:
o Sistem kelistrikan setempat dapat menerima pasokan tenaga listrik yang menggunakansumber energi sinar matahari;
o Dimaksudkan untuk menurunkan BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat; atau
o Memenuhi kebutuhan tenaga listrik di lokasi yang tidak ada sumber energi primer lain.
• Pembelian dilakukan melalui sistem pelelangan berdasarkan kuota kapasitas yang ada di RUPTLdengan minimum total paket yang ditawarkan adalah sebesar 15 MW dan lokasi pemasangandapat tersebar dibeberapa lokasi.
• Harga pembelian tenaga listrik dari PLTS/PLTB untuk sistem kelistrikan yang:
o BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat di atas rata-rata BPP pembangkit nasionalmaka harga pembelian listrik adalah paling tinggi 85% dari BPP pembangkit di sistemkelistrikan setempat.
o BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat sama atau di bawah rata-rata BPP pembangkit nasional maka harga pembelian listrik adalah sama dengan BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat.
• BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat yang dipergunakan sebagai harga pembelianlistrik dalam perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) adalah BPP pembangkit di sistem kelistrikansetempat pada tahun sebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM atas usulan PLN.
DITJEN GATRIK
KEMENTERIAN ESDM3
PEMBELIAN LISTRIK DARI Tenaga Air (Hidro)• Pembelian listrik oleh PLN dari pengembang pembangkit listrik (PPL) dapat berasal dari hidro yang
memanfaatkan tenaga dari aliran/terjunan air sungai atau memanfaatkan tenaga air dari waduk/bendunganyang pembangunannya bersifat multiguna atau saluran irigasi.
• Pembelian listrik dari hidro dilakukan menggunakan harga patokan atau pemilihan langsung.
• Hidro dengan kapasitas maksimal 10 MW, harus mampu beroperasi dengan faktor kapasitas minimal 65%, sedangkan >10 MW faktor kapasitasnya tergantung kebutuhan sistem.
• Harga patokan pembelian tenaga listrik dari tenaga air untuk sistem kelistrikan yang:
o BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat di atas rata-rata BPP pembangkit nasional maka hargapembelian listrik adalah paling tinggi 85% dari BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat.
o BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat sama atau di bawah rata-rata BPP pembangkit nasionalmaka harga pembelian listrik adalah sama dengan BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat.
• BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat yang dipergunakan sebagai dasar harga patokan dalamperjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) adalah BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat pada tahunsebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM atas usulan PLN.
• Pembelian listrik dari hidro menggunakan skema BOOT.
• Pembangunan jaringan listrik untuk evakuasi daya dari hidro ke titik sambung PLN dapat dilakukan PPL berdasarkan mekanisme business to business.
DITJEN GATRIK
KEMENTERIAN ESDM4
PEMBELIAN LISTRIK DARI PLTBm (Biomassa) DAN PLTBg (Biogas)
• Pembelian listrik oleh PLN hanya dapat dilakukan kepada pengembang pembangkit listrik (PPL) yang memilikisumber pasokan bahan bakar (feedstock) yang cukup untuk kelangsungan operasi PLTBm/PLTBg selama masa perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL).
• Pembelian listrik dari PLTBm/PLTBg dengan kapasitas maksimal 10 MW dengan menggunakan harga patokan, sedangkan >10 MW menggunakan mekanisme pemilihan langsung
• Harga patokan pembelian tenaga listrik dari PLTBm/PLTBg untuk sistem kelistrikan yang:
o BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat di atas rata-rata BPP pembangkit nasional maka hargapembelian listrik adalah paling tinggi 85% dari BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat.
o BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat sama atau di bawah rata-rata BPP pembangkit nasionalmaka harga pembelian listrik adalah sama dengan BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat.
• BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat yang dipergunakan sebagai dasar harga patokan dalamperjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) adalah BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat pada tahunsebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM atas usulan PLN.
• Pembangunan jaringan listrik untuk evakuasi daya dari PLTBm/PLTBg ke titik sambung PLN dapat dilakukanPPL berdasarkan mekanisme business to business.
DITJEN GATRIK
KEMENTERIAN ESDM5
PEMBELIAN LISTRIK DARI PLTSa (SampahKota)• PLN wajib membeli listrik dari PLTSa dalam rangka membantu pemerintah dan /atau
pemerintah daerah dalam mengatasi atau menangani persoalan sampah kota.
• PLTSa dapat menggunakan teknologi pengumpulan dan pemanfaatan gas metana denganteknologi sanitary landfill, anaerob digestion, atau yang sejenis dari hasil penimbunansampah atau melalui pemanfaatan panas/termal dengan menggunakan teknologithermochemical.
• Pengembang dapat diberikan fasilitas berupa insentif yang akan diatur dalam peraturan tersendiri
• Pembelian listrik dari PLTSa dilakukan menggunakan harga patokan.
• Dalam hal BPP Pembangkitan di sistem ketenagalistrikan setempat di atas rata-rata BPP Pembangkitan nasional,harga patokan pembelian tenaga listrik dari PLTSa paling tinggisebesar BPP Pembangkitan di sistem ketenagalistrikan setempat
• Dalam hal BPP Pembangkitan di sistem ketenagalistrikan di wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali atau sistem ketenagalistrikan setempat lainnya sama atau di bawah rata-rata BPP Pembangkitan nasional, harga pembelian tenaga listrik dari PLTSa ditetapkan berdasarkankesepakatan para pihak.
• BPP pembangkit di sistem kelistrikan setempat yang dipergunakan sebagai harga patokandalam perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBL) adalah BPP pembangkit di sistem kelistrikansetempat pada tahun sebelumnya yang telah ditetapkan oleh Menteri ESDM atas usulan PLN.
DITJEN GATRIK
KEMENTERIAN ESDM6
PEMBELIAN LISTRIK DARI PLTP (Panas Bumi)• Pembelian listrik oleh PLN hanya dapat dilakukan kepada pengembang pembangkit
listrik (PPL) yang memiliki wilayah kerja panas bumi sesuai dengan cadangan terbukti setelah ekplorasi.
• Pembelian listrik dari PLTP dilakukan menggunakan harga patokan.
• Dalam hal BPP Pembangkitan di sistem ketenagalistrikan setempat di atas rata-rata BPP Pembangkitan nasional, harga patokan pembelian tenaga listrik dari PLTP paling tinggi sebesar BPP Pembangkitan di sistem ketenagalistrikan setempat.
• Dalam hal BPP Pembangkitan di sistem ketenagalistrikan Sumatera, Jawa, dan Bali atau sistem ketenagalistrikan setempat lainnya, harga pembelian tenaga listrik dari PLTP ditetapkan berdasarkan kesepakatan para pihak.
• Pembangunan jaringan listrik untuk evakuasi daya dari PLTP ke titik sambung PLN dapat dilakukan PPL berdasarkan mekanisme business to business.
• Pembelian listrik dari PLTP menggunakan skema BOOT
7Kementerian ESDM Republik Indonesia
5.57 5.65 5.81 5.90 6.33
6.85 6.88 6.99 8.03
8.76 9.01
10.00
11.67 12.41
13.54 13.67 14.18 14.45 14.72
16.62 16.94
cUSD/kwh
BPP
pembangkitan
rata-rata
cUSD 7.5/kWh
BPP PEMBANGKITAN 2015 (Audited)
rata-rata per Wilayah
Keterangan:
Asumsi Kurs Rp. 13.300/USD
TERIMA KASIH
DITJEN GATRIKJL. H. R. Rasuna Said Blok X2 Kav 7 & 8 Kuningan, Jakarta
Telp : (021) 5225180
Fax : 5256044
Website : www.djk.esdm.go.id