27

Analisis Distribusi Pendapatan 2014 Kota Palangka Raya

Embed Size (px)

Citation preview

DISTRIBUSI PENDAPATAN KOTA PALANGKA RAYA 2014 ISSN : No. Publikasi : Katalog BPS : Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : iii + 20 halaman Naskah: Penanggung Jawab Umum : Sindai M.O Sea, SE Penulis : Rosalinda N Gambar Kulit dan Tata Letak Rosalinda N Diterbitkan Oleh: Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya

KATA PENGANTAR

Buku Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 ini me-

rupakan publikasi yang diterbitkan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kota Palangka Raya bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya.

Buku ini diterbitkan sebagai respon terhadap permintaan data baik untuk kepentin-

gan pemerintah maupun masyarakat pengguna data.

Penyajian publikasi ini memuat data dan informasi untuk mengukur tingkat

pemerataan pendapatan penduduk Kota Palangka Raya beserta analisisnya seperti

penentuan tingkat ketimpangan pendapatan berdasarkan Kriteria Bank Dunia dan

Koefisien Gini Rasio (Metode Oshima) keadaan tahun 2014. Diharapkan buku ini

dapat memberikan informasi sebagai acuan dalam rangka perencanaan dan

evaluasi hasil-hasil pembangunan di Kota Palangka Raya.

Meskipun publikasi ini telah diupayakan kelengkapan dan penyempurnaan

data yang disajikan, namun masih belum dapat memenuhi kebutuhan pemakai

data secara maksimal. Untuk perbaikan publikasi ini tanggapan dan saran-saran

dari pemakai sangat diharapkan.

Semoga penyajian data statistik ini dapat bermanfaat bagi kita semua,

terutama dalam rangka menyusun dan melaksanakan pembangunan yang kita cita-

citakan.

Palangka Raya, Desember 2015

i

Kepala Bappeda Kota Palangka Raya

Selaku Penanggung Jawab

H. RAHMADI HN

NIP. 19590518 198603 1 013

Kepala BPS Kota Palangka Raya

Selaku Ketua Tim Penyusun

SINDAI M.O. SEA, SE

NIP. 19580910 197803 2 001

Uraian Hal

Kata Pengantar ……………………………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………………………….. ii

Daftar Tabel ………………………………………………………………………………………………….. iii

Daftar Gambar ………………………………………………………………………………………………. iv

BAB I. Pendahuluan ………………………………………………………………………………………. 1

1. Latar Belakang ………………………………………………………………………………………… 1

2. Tujuan Penghitungan Rasio Gini dan Distribusi Pedapatan ……………………... 4

3. SUmber Data ……………………………………………………………………………………………. 4

4. Metologi Pengukuran Tingkat Pemerataan …………………………………………….. 5

4.1. Kriteria Bank DUnia ……………………………………………………………………………... 5

4.2 Kurva Lorenz ……………………………………………………………………………………….… 6

4.3. Gini Rasio ……………………………………………………………………………………………. 7

BAB II. DIstribusi Pendapatan ……………………………………………………………………….. 8

1. Pertumbuhan Ekonomi …………………………………………………………………………… 8

2. Proporsi Pendapatan ……………………………………………………………………………… 9

BAB III. Analisis Gini Rasio dan DIstribusi Pendapatan ………………………………….. 10

1. Gini Rasio ………………………………………………………………………………………………. 10

2. Distribusi Pendapatan Penduduk ……………………………………………………………. 13

3. Kurva Lorenz ………………………………………………………………………………………….. 14

BAB IV. Penutup …………………………………………………………………………………………….. 17

Lampiran ………………………………………………………………………………………………………. 19

DAFTAR ISI

ii Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

DAFTAR TABEL

iii

Tabel Uraian Hal

1. Gini Rasio Kota Palangka Raya, 2012-2014 19

2. Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut

Kriteria Bank Dunia, 2012-2014 19

3. Gini Rasio Kota Palangka Raya Menurut Tipe Daerah,

2014 19

4. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja

Menurut Lapangan Usaha, Kota Palangka Raya 2014 20

5. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja

Menurut Status Pekerjaan, Kota Palangka Raya 2014 20

6. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Menurut

Pendidikan Yang Ditamatkan, 2014 21

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

DAFTAR GAMBAR

Gambar Uraian Hal

1. Kurva Lorenz 6

2. Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya 2011-2014 (persen) 8

3. Perkembangan Gini Rasio Kota Palangka Raya 2011-2014 10

4. Perkembangan Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya

Menurut Kriteria Bank Dunia, 2011-2014 14

5. Kurva Lorenz Kota Palangka Raya, 2014 15

6. Kurva Lorenz Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja, 2014 16

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 iv

1. Latar Belakang

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan penda-

patan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Oleh

karenanya strategi pembangunan ekonomi suatu daerah pada umumnya diarahkan

pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk mengukur pertumbuhan ekonomi

umumnya menggunakan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga kon-

stan. PDRB ini merupakan gambaran dari produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh

sektor-sektor produksi pada suatu daerah dalam kurun waktu satu tahun. Pertumbu-

han ekonomi mensyaratkan PDRB yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi merupakan suatu indikator yang digunakan untuk

mengukur keberhasilan pembangunan pada suatu daerah.

Sejalan dengan salah satu tujuan pembangunan ekonomi yaitu untuk mening-

katkan taraf hidup masyarakat disertai pendistribusian pendapatan yang adil dan mer-

ata, maka yang menjadi tujuan dasar pembangunan ekonomi tidak hanya untuk

mengejar pertumbuhan ekonomi, namun juga untuk menciptakan pemerataan penda-

patan antar lapisan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi belum tentu mem-

berikan manfaat yang berarti bagi anggota masyarakat yang paling miskin dan paling

membutuhkan perbaikan taraf hidup. Dengan kata lain pembangunan akan dikatakan

berhasil apabila pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai dengan pendistribusian

pendapatan (income distribution) yang merata pada seluruh lapisan masyarakat.

Fenomena ketimpangan distribusi pendapatan masih merupakan persoalan

kompleks yang dihadapi oleh negara-negara miskin dan berkembang di seluruh dunia

termasuk Indonesia. Dalam skala yang lebih kecil, persoalan ini juga dihadapi oleh

daerah-daerah di Indonesia hingga ke tingkat kabupaten/kota.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 1

BAB I

PENDAHULUAN

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

Seperti halnya dalam pembangunan ekonomi nasional, pembangunan ekonomi

daerah juga bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat di daerah. Pemer-

intah daerah memiliki tanggung jawab besar untuk meningkatkan kinerja perekono-

mian daerah serta memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat. Strategi pemban-

gunan yang dilaksanakan di daerah harus mengacu pada karakteristik yang dimiliki

daerah dengan mendayagunakan potensi sumber daya manusia, sumber-sumber fisik

serta kelembagaan lokal. Peran pemerintah daerah dalam bentuk kebijakan pemban-

gunan memiliki arti penting dalam menentukan keberhasilan tujuan pembangunan eko-

nomi.

Kota Palangka Raya yang sedang membangun dalam kerangka otonomi daerah,

juga memikul tanggung jawab besar bagaimana mewujudkan perekonomian yang baik

tidak hanya mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun juga harus mampu

mewujudkan distribusi pendapatan yang merata diantara golongan masyarakat .

Untuk dapat menyusun perencanaan pembangunan yang kokoh yang bermuara

pada kepentingan rakyat pada umumnya, dan khususnya pada peningkatan kese-

jahteraan rakyat, pemerintah daerah memerlukan dukungan ketersediaan data dan in-

formasi yang lengkap, akurat, dan up to date. Salah satu data yang sangat penting dan

berguna dalam rangka perencanaan pembangunan tersebut adalah Rasio Gini

(Koefisien Gini) yang menggambarkan tingkat ketimpangan pendapatan antarpenduduk

dan Distibusi Pendapatan menurut kriteria Bank Dunia (World Bank Criteria).

Setiap wilayah baik negara, provinsi maupun kabupaten/kota yang melakukan

pembangunan pada akhirnya akan menuju pada peningkatan kemakmuran dan kese-

jahteraan masyarakat secara merata. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menjadi

lebih berarti jika diikuti pemerataan atas hasil-hasil pembangunan. Berbagai kebijakan

ekonomi untuk peningkatan produksi akan lebih berarti jika manfaatnya dapat

dirasakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu orientasi pemerataan hasil-hasil

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 2

pembangunan seharusnya menjadi muara dari seluruh kegiatan perekonomian suatu

daerah.

Salah satu keluhan pembangunan yang sering dibicarakan bahkan dirasakan

sampai lapis bawah adalah bahwa hasil-hasil pembangunan tidak bisa ternikmati secara

merata, antara desa dan kota, antar daerah, antar sektor dan antar golongan

pendapatan. Hal inilah yang biasa disebut ketimpangan ekonomi dan kesenjangan

sosial, dan lebih lanjut kalau tidak dicegah secara cermat akan mengarah kepada

keangkuhan dan menimbulkan kecemburuan sosial.

Dengan memperhatikan perkembangan sosial ekonomi yang terjadi selama ini,

banyak ahli ekonomi berpendapat bahwa penanggulangan ketimpangan pendapatan ini

tidak saja penting dan perlu ditinjau dari sudut pertimbangan moral, tetapi mendesak

pula untuk ditinjau dari ancaman ketegangan sosial atau kecemburuan sosial yang

terselubung didalamnya. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi seringkali dibarengi

kenaikan atau membesarnya tingkat ketimpangan pendapatan (semakin tidak merata).

Pertumbuhan ekonomi yang pesat bukan saja membawa ketimpangan pendapatan

yang tinggi tetapi juga menimbulkan kemiskinan pada sebagian penduduk.

Hal yang patut dipertanyakan ”seberapa jauh jarak antara kelompok masyarakat

berpenghasilan tinggi dan rendah berdasarkan wilayah pembangunan di Kota Palangka

Raya?”, oleh karena itu, informasi terkait tentunya yang dapat menunjang perencanaan

pembangunan. Ada banyak indikator yang dapat mengukur indikator yang sering

digunakan untuk mengetahui kesenjangan distribusi pendapatan adalah Rasio Gini (Gini

Ratio) dan Kriteria Bank Dunia. Melalui penyusunan publikasi ini gambaran mengenai

kesenjangan dan distribusi pendapatan penduduk Kota Palangka Raya dapat dijadikan

sebagi tolak ukur dan bahan evaluasi pembangunan yang telah dan sedang dilakukan

oleh Pemerintah Daerah selama ini.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 3 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

2. Tujuan Penghitungan Rasio Gini dan Distribusi Pendapatan

Penghitungan Rasio Gini dan Distribusi Pendapatan (menurut kriteria Bank

Dunia) penduduk Kota Palangka Raya adalah untuk mendapatkan data/informasi

tentang besarnya ketimpangan pendapatan masyarakat dan tingkat pemerataannya

pada tahun 2014. Untuk memperoleh informasi yang lebih detail, dihitung pula Rasio

Gini penduduk berumur 10 tahun ke atas yang bekerja menurut tingkat pendidikan

yang ditamatkan, jenis lapangan usaha utama dan status pekerjaan pada lapangan

usaha utama. Informasi ini sangat dibutuhkan untuk memperoleh gambaran mengenai

tingkat pemerataan pendapatan pada masing-masing sektor ekonomi dan tingkatan

pendidikan terutama pada penduduk usia 10 tahun ke atas yang bekerja.

3. Sumber Data

Sumber data utama yang digunakan dalam penghitungan Rasio Gini dan Distri-

busi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya tahun 2014 adalah jumlah penduduk

dan rata-rata pendapatan per kapita yang sudah dikelompokkan menurut kelasnya.

Data ini diperoleh dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). SUSENAS secara

rinci mengumpulkan data dan informasi tentang keadaan rumah tangga dan anggota

rumah tangga (individu) dan pengeluaran makanan dan non makanan rumah tangga.

Dalam penghitungan gini rasio dan distribusi pendapatan, idealnya adalah

menggunakan data pendapatan. Namun karena sulitnya mendapatkan informasi pen-

dapatan yang lengkap dari responden, menyebabkan data pengeluaran lebih banyak

dipakai. Data pengeluaran dipakai sebagai proksi untuk memperoleh data pendapatan,

meskipun data pengeluaran masih mengandung beberapa keterbatasan, antara lain

kurang terekamnya pengeluaran konsumsi di luar rumah dan kurang mencakup

kelompok lapisan atas. Namun data pengeluaran yang dikumpulkan ini masih relatif

lebih mendekati keadaan sebenarnya dibandingkan dengan data pendapatan.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 4

Penggunaan data pengeluaran sebagai proksi pendapatan sering menimbulkan

perdebatan. Permasalahan yang sering timbul adalah :

a. kebiasaan seseorang/rumahtangga yang selalu memenuhi kebutuhan konsumsinya

dengan sistem utang sehingga pengeluaran konsumsi rumahtangga tidak

mencerminkan pendapatan rumahtangga yang sesungguhnya,

b. pada suatu level tertentu konsumsi seseorang/rumahtangga kemungkinan tidak

banyak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, sehingga apabila data ini

digunakan untuk membandingkan tingkat perubahan pemerataan pendapatan dari

waktu ke waktu hampir tidak berubah.

Namun demikian bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, data Susenas ini

dirasakan adalah yang paling mendekati kondisi sosial ekonomi masyarakat.

4. Metodologi Pengukuran Tingkat Pemerataan

Dari berbagai studi yang dilakukan oleh para ahli mengenai pemerataan penda-

patan penduduk, terdapat beberapa metode untuk mengukur tingkat pemerataan

pendapatan. Mulai dari metode statistik yang sederhana (seperti range, standar devi-

asi, indeks bowley, koefisien variasi, dan lain sebagainya) sampai pada metode empiris

(seperti indeks Theil, indeks Oshima, indeks Kuznet, kurva Lorenz dan lain-lain). Dian-

tara metode-metode tersebut di atas, terdapat dua metode yang populer digunakan

baik di Indonesia maupun di beberapa negara, yaitu ukuran kriteria Bank Dunia dan Ra-

sio Gini (Gini Ratio).

4.1 Kriteria Bank Dunia

Ukuran ketimpangan pendapatan dengan menggunakan kriteria Bank Dunia cu-

kup sederhana dan mudah penghitungannya, yaitu berdasarkan persentase penda-

patan yang diterima oleh 40 persen penduduk berpendapatan rendah terhadap total

pendapatan seluruh penduduk.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 5 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

Kriteria ketimpangan menurut Bank Dunia adalah sebagai berikut:

a. Bila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima kurang dari 12

persen dari pendapatan total, maka ketimpangan pendapatan yang terjadi di

suatu daerah adalah tinggi.

b. Bila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima 12 - 17 persen

dari pendapatan total, maka ketimpangan pendapatan yang terjadi di suatu

daerah adalah sedang.

c. Bila 40 persen penduduk dengan pendapatan terendah menerima lebih dari 17

persen dari pendapatan total, maka ketimpangan pendapatan yang terjadi di

suatu daerah adalah rendah.

Kriteria Bank Dunia tersebut dihitung berdasarkan rumus statistik, yaitu

perhitungan “desil”.

4.2 Kurva Lorenz

Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase pen-

erimaan pendapatan penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar

diperoleh selama kurun waktu tertentu.

Dari gambar di atas, sumbu horizontal menggambarkan persentase kumu-

latif penduduk, sedangkan sumbu vertikal menyatakan bagian dari total penda-

patan yang diterima masing-masing persentase penduduk tersebut.

Gambar

1.1 Kurva Lorenz

% p

end

apat

an

% penduduk

Garis

Kem

iringa

n Sem

purna

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 6

Sedangkan garis diagonal di tengah disebut garis kemerataan sempurna. Setiap titik

pada garis diagonal merupakan tempat kedudukan persentase penduduk yang sama

dengan persentase penerimaan pendapatan.

Semakin jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat

ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak kurva Lorenz dari garis diagonal,

semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi pendapatannya.

4.3 Rasio Gini

Formula yang digunakan untuk menghitung tingkat pemerataan pendapatan dari

koefisien gini atau Rasio (Gini GR) adalah :

dimana : G = GR (Gini Ratio) P = Persentase penduduk Q = Persentase kumulatif pengeluaran

Nilai Rasio Gini berada antara 0 dan 1. Bila nilai GR bergerak mendekati 0 (nol)

berarti tingkat pemerataan bertambah baik atau tingkat ketimpangan yang terjadi

rendah, dan apabila nilai GR bergerak mendekati 1 (satu) berarti tingkat ketimpangan

yang terjadi tinggi.

Ketimpangan pendapatan berdasarkan nilai Rasio Gini menurut Oshima sebagai

berikut:

a. Tingkat ketimpangan pendapatan dikatakan rendah apabila nilai GR antara 0 – 0,3

b. Tingkat ketimpangan pendapatan kategori sedang apabila nilai GR antara 0,3 – 0,5

c. Tingkat ketimpangan pendapatan tinggi apabila nilai GR lebih besar dari 0,5

000.10

)(

1

1

1

ii

k

i

i QQP

G

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 7 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

1. Pertumbuhan Ekonomi

Proses pembangunan ekonomi selalu dihadapkan pada permasalahan antara

lain tentang pertumbuhan ekonomi, keseimbangan dalam struktur ekonomi, serta

pemerataan distribusi pendapatan. Beberapa pakar ekonomi merasa khawatir bahwa

pertumbuhan ekonomi yang tinggi bisa mempertegas ketimpangan distribusi penda-

patan dan memanasnya suhu perekonomian suatu wilayah.

Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah gambaran makro mengenai hasil

dari proses pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh seluruh stake holders, baik

pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat menuju keadaan yang lebih baik. Pereko-

nomian Palangka Raya pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan per-

tumbuhan tahun-tahun sebelumnya, meski demikian seluruh kategori ekonomi PDRB

pada tahun 2014 mencatat pertumbuhan yang positif.

Laju pertumbuhan ekonomi Palangka Raya tahun 2014 mencapai 6,91 persen,

sedangkan tahun 2013 sebesar 7,47 persen.

BAB II

DISRIBUSI PENDAPATAN

Gambar 2.1 Pertumbuhan Ekonomi Kota Palangka Raya 2011-2014 (persen)

Sumber: BPS Kota Palangka Raya

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 8

Perlambatan pertumbuhan ekonomi ini memberi petunjuk agar pemerintah daerah ha-

rus lebih giat lagi dalam pembinaan perekonomian terutama memperkuat sumber per-

tumbuhan yang bersifat jangka panjang.

2. Proporsi Pendapatan

Distribusi pendapatan dalam suatu masyarakat idealnya harus merata. Menurut

Kuznet, distribusi pendapatan dikatakan betul-betul merata apabila setiap kelompok

rumahtangga atau penduduk dalam setiap desil proporsi pendapatannya harus sama

dengan 1/10 (10 persen). Hal ini berarti bahwa mereka yang menerima 10 persen pen-

dapatan paling bawah jumlahnya kira-kira sama dengan 10 persen jumlah penduduk;

yang menerima pendapatan 20 persen paling bawah jumlahnya sama dengan 20 per-

sen jumlah penduduk, dan begitu seterusnya.

Namun pada kenyataan tidaklah semudah itu penerapannya pada suatu

wilayah. Kesenjangan distribusi pendapatan untuk kelompok tertentu tetap masih ada.

Hal ini salah satunya disebabkan oleh monopoli pada berbagai bidang usaha oleh

sekelompok orang yang memiliki modal besar, sehingga kelompok ini mendominasi

pendapatan. Sementara itu kelompok dengan pendapatan rendah akan semakin mem-

peroleh proporsi yang lebih kecil. Seringkali kelompok dengan pendapatan rendah ini

tidak merasakan adanya ketimpangan karena merasa pendapatan mereka secara abso-

lut meningkat dari waktu ke waktu. Namun apabila dihitung menurut porsi pendapatan

yang mereka terima terhadap total pendapatan di suatu daerah, porsi pendapatan

mereka mengalami penurunan atau dengan kata lain ketimpangan pendapatan makin

melebar.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 9 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 10

BAB III

ANALISIS RASIO GINI

DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN

KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2014

Gini Ratio (GR) dan distribusi pendapatan kriteria Bank Dunia ini dihitung

berdasarkan data pengeluaran yang diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional

(Susenas) Tahun 2014. Data tersebut disajikan menurut berbagai karakteristik, yaitu :

GR menurut total penduduk

GR menurut daerah perkotaan dan perdesaan

GR menurut lapangan usaha utama

GR menurut status pekerjaan utama

GR menurut tingkat pendidikan yang ditamatkan

1. Gini Rasio (GR)

Secara umum tingkat ketimpangan di Kota Palangka Raya termasuk dalam kate-

gori sedang, atau dengan kata lain pembagian pendapatan yang diterima penduduk

agak kurang merata. Hal ini tergambar dari GR Kota Palangka Raya pada tahun 2014

sebesar 0,358.

Gambar 3.1 Perkembangan Gini Rasio Kota Palangka

Raya 2011-2014 (persen)

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

Jika dilihat perkembangannya selama kurun waktu empat tahun terakhir, terda-

pat kecenderungan tingkat ketidakmerataan pendapatan penduduk di Kota Palangka

Raya semakin meningkat. Hal ini terlihat dari nilai GR yang semakin menjauhi angka nol.

GR penduduk umur 10 tahun ke atas yang bekerja termasuk dalam kategori se-

dang, yaitu sebesar 0,355. Artinya bahwa tingkat ketimpangan pendapatan untuk pen-

duduk yang bekerja tergolong sedang, atau pembagian pendapatan penduduk untuk

kelompok ini agak kurang merata.

a. Gini Rasio antar daerah perkotaan dan perdesaan

Kota Palangka Raya walaupun termasuk dalam wilayah administrasi kota namun

tidak semua daerahnya termasuk dalam kategori perkotaan. Dari segi ketersedia-

an fasilitas umum dan akses wilayah masih ada beberapa daerah di Kota Palangka

Raya yang termasuk dalam kategori perdesaan. Tingkat ketimpangan pendapatan

antara daerah perkotaan dan perdesaan pun berbeda. Di daerah perkotaan pem-

bagian pendapatan cenderung kurang merata dibanding daerah perdesaan. Di

daerah perdesaan tingkat ketimpangan pendapatan tergolong rendah. Hal ini ter-

lihat dari nilai GR daerah perkotaan sebesar 0,363 sedangkan nilai GR daerah per-

desaan hanya sebesar 0,308.

b. Gini Rasio antar lapangan usaha

Tingkat ketimpangan pendapatan pada masing-masing lapangan usaha menurut

kriteria Oshima bervariasi antar lapangan usaha. Dari 9 lapangan usaha, 4 sektor

diantaranya tingkat ketimpangan pendapatannya termasuk dalam kategori ren-

dah, 4 sector lainnya berkategori sedang dan 1 sector yang masuk dalam kategori

tinggi. Nilai GR untuk 4 sektor kategori rendah dalam rentang 0 - 0,3 yaitu sektor

Pertambangan dan Penggalian; Industri Pengolahan; Konstruksi; Keuangan dan

asuransi. Sektor yang masuk dalam kategori sedang ialah sektor Pertanian; Per-

dagangan, hotel, dan rumah makan; Transportasi, pergudangan, informasi, dan

komunikasi; Jasa dan lainnya.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 11 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

GR tertinggi yaitu pada sektor Listrik dan Gas sebesar 0,537. Hal ini berarti tingkat

ketimpangan pendapatan diantara penduduk yang bekerja di sektor Listrik dan

Gas sangat tinggi. Nilai GR tertinggi kedua adalah sektor Pertanian sebesar 0,369.

Kedua sektor ini nilai GRnya diatas nilai GR total penduduk yang bekerja.

c. Gini Rasio antar status pekerjaan

Berdasarkan hasil Susenas 2014 Kota Palangka Raya, penduduk Kota Palangka Ra-

ya terbanyak pertama berstatus berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar

sedangkan terbanyak kedua adalah penduduk yang bekerja berstatus sebagai bu-

ruh/karyawan/pegawai. Jika dilihat tingkat ketimpangan pendapatannya, pada

masing-masing status pekerjaan masih tergolong rendah dan sedang. Tingkat ke-

timpangan pendapatannya adalah yang terendah dengan nilai GR 0,239 yaitu pen-

duduk yang berstatus berstatus berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar.

d. Gini rasio antar tingkat pendidikan yang ditamatkan

Pembagian pendapatan menurut angka GR untuk penduduk 10 tahun ke atas

dengan latar belakang pendidikan yang berbeda cenderung sama. Nilai GR ini ter-

golong sedang menurut Oshima untuk seluruh latar belakang pendidikan, kecuali

untuk mereka yang berpendidikan Diploma tingkat ketimpangan pendapatannya

tergolong rendah.

Bila ditinjau menurut besar kecilnya angka GR maka dua jenis golongan pendidi-

kan dengan GR yang paling rendah adalah Diploma IV/S1/S2/S3 (0,299). Rendahn-

ya GR pada latar belakang pendidikan ini menunjukkan upah yang diterima relatif

merata. Sedangkan GR terbesar adalah penduduk yang bekerja dengan latar bela-

kang pendidikan SD kebawah (0,354) dan berpendidikan SMA sederajat (0,339).

12 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

2. Distribusi Pendapatan Penduduk

Selain berdasarkan nilai Gini Ratio, tingkat pemerataan pendapatan penduduk

dapat juga ditentukan berdasarkan kriteria Bank Dunia. Pada tahun 2014 menurut total

penduduk, kelompok 40 persen penduduk berpenghasilan rendah (masyarakat lapis

bawah) menyerap sebanyak 17,57 persen dari total pendapatan, kelompok 40 persen

penduduk berpenghasilan menengah mendapat 39,16 persen dan kelompok 20 persen

penduduk berpenghasilan tinggi mendapat 43,27 persen. Apabila diumpamakan den-

gan pembagian 100 potong kue, maka pembagian kue adalah 40 orang berpenghasilan

terendah hanya mendapat 18 potong kue, 40 orang berpenghasilan menengah menda-

pat 39 potong kue dan 20 orang dengan penghasilan tertinggi medapat 43 potong kue.

Berdasarkan kriteria Bank Dunia, kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa distibusi pen-

dapatan di Kota Palangka Raya tahun 2014 masih tergolong merata, dimana penduduk

kelompok berpenghasilan rendah menerima lebih dari 17 persen dari total pendapatan.

Sejalan dengan perkembangan nilai GR selama tiga tahun terakhir, tingkat pemerataan

pendapatan menurut kriteria Bank Dunia pada periode yang sama juga menunjukkan

kecenderungan semakin menurunnya tingkat pemerataan pendapatan penduduk di

Kota Palangka Raya. Hal ini ditandai dengan menurunnya porsi pendapatan yang diteri-

ma kelompok lapis bawah. Pada tahun 2012 kelompok lapis bawah masih menikmati

20,07 persen dari total pendapatan. Namun di tahun 2014 porsi yang diterima oleh ke-

lompok ini semakin menurun menjadi 17,57 persen dari total pendapatan. Sedangkan

kelompok lapisan atas pada tahun 2011 menikmati 40,80 persen dari total pendapatan,

namun ditahun 2014 porsi yang diterima oleh kelompok ini meningkat menjadi 43,27

persen. Walaupun masih tergolong merata distribusi pendapatannya, dikhawatirkan

beberapa tahun ke depan porsi pendapatan yang diterima kelompok lapis bawah akan

semakin menurun. Hal ini akan berakibat pada meningkatnya ketimpangan dalam dis-

tribusi pendapatan penduduk di Kota Palangka Raya.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 13 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

3. Kurva Lorenz

Kurva Lorenz memperlihatkan hubungan kuantitatif antara persentase peneri-

maan pendapatan penduduk dengan persentase pendapatan yang benar-benar dipero-

leh selama kurun waktu tertentu. Semakin jauh jarak garis kurva Lorenz dari garis di-

agonal, semakin tinggi tingkat ketidakmerataannya. Sebaliknya semakin dekat jarak

kurva Lorenz dari garis diagonal, semakin tinggi tingkat pemerataan distribusi penda-

patannya.

Tingkat pemerataan pendapatan penduduk Kota Palangka Raya pada tahun

2014 jika digambarkan dengan Kurva Lorenz terlihat seperti gambar berikut.

14 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

Gambar 3.2 Perkembangan Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya

Menurut Kriteria Bank Dunia, 2012-2014

Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Tengah

Kurva Lorenz Kota Palangka Raya tahun 2014 terlihat berhimpit dengan garis diagonal

(garis pemerataan sempurna). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pemerataan penda-

patan Kota Palangka Raya termasuk dalam kategori merata.

Untuk Kurva Lorenz penduduk 10 tahun keatas yang bekerja garis kurva tidak

berhimpit dengan garis pemerataan sempurna, seperti terlihat pada gambar berikut.

Namun demikian masih bisa dikategorikan merata karena garis kurva tidak terlalu jauh

dari garis diagonal.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 15 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

Gambar 3.3 Kurva Lorenz Kota Palangka Raya, 2014

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

% Penduduk

%P

en

dap

atan

16 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

0% 20% 40% 60% 80% 100%

% Penduduk

% P

end

apat

anGambar 3.4 Kurva Lorenz Penduduk 10 Tahun Keatas Yang Bekerja, 2014

Salah satu indikator dari keberhasilan pembangunan ekonomi adalah

pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut

harus dibarengi dengan pemerataan pendapatan masyarakat, sehingga hasil-hasil

pembangunan tersebut dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat agar tidak

berdampak pada kesenjangan sosial.

Untuk mengukur itu semua, penghitungan distribusi pendapatan dan Rasio

Gini sangat diperlukan. Dari analisis distribusi pendapatan dan Rasio Gini Kota Palangka

Raya tahun 2014, digambarkan bahwa secara umum tingkat ketimpangan pendapatan

penduduk tergolong sedang apabila merujuk pada kriteria Oshima. Hal ini terbukti

dengan angka GR yang hampir seluruhnya bernilai 0,3 – 0,5, baik untuk total penduduk,

maupun antar lapangan usaha, pendidikan dan status pekerjaan. Namun menurut

kriteria Bank Dunia, distribusi pendapatan penduduk Kota Palangka Raya tahun 2014

sudah terbagi secara merata. Hal ini terlihat dengan porsi pendapatan yang diterima

oleh kelompok lapis bawah porsinya lebih dari 17 persen dari total pendapatan

penduduk.

Dan sejalan dengan konsep Rasio Gini nilai GR selama 2012-2014 yang

nilainya semakin menjauhi nol. Demikian pula menurut kriteria Bank Dunia, porsi

pendapatan yang diterima kelompok lapis bawah semakin menurun persentasenya.

Juga ditandai dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Kota Palangka Raya yang. Hal ini

harus menjadi perhatian bagi pemerintah daerah dalam mengambil langkah kebijakan

agar keberhasilan pembangunan ekonomi dibarengi pula dengan pemerataan

pendapatan masyarakat sehingga tujuan pembangunan yaitu terwujudnya Masyarakat

Sejahtera dapat tercapai.

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 17 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

BAB IV

PENUTUP

Tabel 1. Gini Rasio Kota Palangka Raya , 2011-2014

Tabel 2. Distribusi Pendapatan Kota Palangka Raya Menurut Kriteria Bank Dunia,

2012-2014

Tabel 3. Gini Rasio Kota Palangka Raya Menurut Tipe Daerah, 2014

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 18 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

LAMPIRAN

No. Kelompok penduduk 2012 2013 2014

1 2 3 4 5

1 40 % Kelompok penduduk penghasilan rendah

20,07 18,50 17,57

2 40 % Kelompok penduduk penghasilan menengah

39,13 38,09 39,16

3 20 % Kelompok penduduk penghasilan tinggi

40,80 43,41 43,27

No. Tahun Gini Rasio

1 2 3

1 2012 0,319

2 2013 0,352

3 2014 0,358

No. Tipe daerah Gini Rasio

1 2 3

1 Kota 0,363

2 Desa 0,307

3 Kota+Desa 0,358

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

Tabel 4. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Palangka Raya 2014

Tabel 5. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan, Kota Palangka Raya 2014

19

No. Lapangan Usaha Gini Rasio

1 2 3

1 Pertanian 0,369

2 Pertambangan & Penggalian 0,273

3 Industri Pengolahan 0,204

4 Listrik & Gas 0,537

5 Konstruksi 0,268

6 Perdagangan, Hotel dan Rumah Makan 0,335

7 Transportasi, Pergudangan, Informasi, dan Komunikasi

0,384

8 Keuangan & asuransi 0,204

9 Jasa dan lainnya 0,338

No. Status Pekerjaan Gini Rasio

1 2 3

1 Berusaha sendiri 0,361

2 Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar

0,299

3 Berusaha dibantu buruh tetap/dibayar 0,239

4 Buruh/karyawan/pegawai 0,361

5 Pekerja bebas 0,356

6 Pekerja keluarga/tidak dibayar 0,290

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

Tabel 6. Gini Rasio Penduduk 10 tahun Keatas Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan,

2014

Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014 20 Distribusi Pendapatan Penduduk Kota Palangka Raya Tahun 2014

No. Tingkat Pendidikan Gini Rasio

1 2 3

1 SD ke bawah 0,355

2 SMP sederajat 0,328

3 SMA sederajat 0,339

4 DI/DII/DIII 0,303

5 D4/S1/S2/S3 0,299