Upload
zakiyul-mumin
View
370
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
ANALISIS NOTA KEUANGAN DAN APBN 2015Disusun Oleh :Tawakkal BahrudinAndhi Nur RahmadiZakiyudin Fikri
Perencanaan Penganggaran Di Indonesia
Open Governement Partnership reformasi penganggaran di Indonesia merupakan agenda utama yang perlu didorong bersama untuk meningkatkan derajat transparansi, partisipasi dan akuntabilitas penganggaran di Indonesia
Landasan yang digunakan
• UU No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara adalah pasal 23 ayat (1) UUD 1945 yang mengatur soal keuangan negara “Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan anggaran negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”.
Namun dibandingkan dengan ayat lain pada
pasal 23, ayat ini dapat dikatakan yang paling minim penjabarannya dalam UU ini. Bahkan UU Keuangan Negara sama sekali tidak mengatur penjabaran ataupun membuat parameter yang jelas dari kalimat “sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat”.
Tahapan/Siklus
• Penyusunan dan pengajuan rancangan anggaran (RUU APBN) oleh pemerintah kepada DPR
• Pembahasan dan persetujuan DPR atas RUU APBN dan penetapan UU APBN
• Pelaksanaan anggaran, akuntansi dan pelaporan keuangan oleh Pemerintah
• Pemeriksaan pelaksanaan anggaran dan akuntansi oleh aparat pengawasan fungsional
• Pembahasan dan persetujuan DPR atas perhitungan anggaran negara (PAN) dan penetapan UU PAN
Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok
kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun berjalan
Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat membahas kerangka ekonomi makro dan pokok-pokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya.
Penyusunan dan Penetapan APBN
Berdasarkan kerangka ekonomi makro dan pokok-
pokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.
Dalam rangka penyusunan rancangan APBN, menteri/ pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran/pengguna barang menyusun rencana kerja dan anggaran kementerian negara/lembaga tahun berikutnya.
Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan prestasi kerja yang
akan dicapai, disertai dengan prakiraan belanja untuk tahun berikutnya
setelah tahun anggaran yang sedang disusun yang diatur dengan
Peraturan Pemerintah
Rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada Dewan Perwakilan
Rakyat untuk dibahas dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN
Hasil pembahasan rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada
Menteri Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan undang-
undang tentang APBN tahun berikutnya.
Pemerintah Pusat mengajukan Rancangan Undang-undang tentang
APBN, disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada bulan Agustus tahun sebelumnya
embahasan Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan sesuai
dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan Dewan
Perwakilan Rakyat
Dewan Perwakilan Rakyat dapat mengajukan usul yang mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam Rancangan
Undang-undang tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
Rancangan Undang-undang tentang APBN dilakukan selambat-
lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan
dilaksanakan.
APBN yang disetujui oleh DPR terinci sampai dengan unit organisasi,
fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja.
Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui Rancangan
Undang-undang maka Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran
setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya.
GOOD MANAGEMENT OF GOVERNMENT BUDGET
Yang dimaksud dengan Good management of government budget
adalah proses manejemen pemerintah dalam mengelola keuangan Negara
berazaskan 4 unsur yaitu: Government revenue, expenditure, debt
management, dan reimbursement.
PENINGKATA EFISIENSI APBN 2015 TERHADAP 2014
Berdasar table diatas tidak ada efiensi anggaran dalam APBN 2015 hal tersebut dicerminkan dari pendapatan Negara yang pada tahun 2014 mencapa 1.635.378,5 dan pada tahun 2015 1.793.588,9. Sedangkan pengeluaran Negara pada 2014 1.876.872,8 dan pada 2015 2.039.483,6. Hal tersebut berdampak pada deficit PDB sebesar pada tauhn 2014 2,40% dan pada tahun 2015 sebesar 2,21%. Dari perbandingan angkat tahun 2014 dengan 2015 dapat disimpukan bahwa APBN 2015 mengalami difisit seberar 0,19%.
UPAYA PEMERINTAH DALAM MENGONTROL ANGGARAN
Kebiajakan Moneter Politik diskonto (Politik uang ketat) Politik pasar terbuka Peningkatan cash ratio
Kebijakan Fiskal Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah,
sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian bisa dikendalikan. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak. Dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang
Kebijakan Non-Moneter
Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.Cara ini cukup efektif mengingat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah barang konsumsi tidak seimbang dengan jumlah uang yang beredar. Oleh karena itu pemerintah membuat prioritas produksi atau memberi bantuan (subsidi) kepada sektor produksi bahan bakar, produksi beras
Menekan tingkat upah tidak lain merupakan upaya menstabilkan upah/gaji, dalam pengertian bahwa upah tidak sering dinaikan karena kenaikan yang relatif sering dilakukan akan dapat meningkatkan daya beli dan pada akhirnya akan meningkatkan permintaan terhadap barang-barang secara keseluruhan dan pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.Dimaksudkan agar harga tidak terjadi kenaikan, hal ini seperti yang dilakukan pemerintah dalam menetapkan harga tertinggi (harga eceran tertinggi/HET).
Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang).