9
Oleh : Irwantoro KAJIAN EVALUASI KELEMBAGAAN BUMDes DALAM MENDUKUNG KEMANDIRIAN DESA

Kajian Evaluasi Kelembagaan BUMDes

Embed Size (px)

Citation preview

Oleh : Irwantoro

KAJIAN EVALUASI KELEMBAGAAN BUMDes DALAM

MENDUKUNG KEMANDIRIAN DESA

LATAR BELAKANGIndonesia adalah negara berbasis desa, sebab 82,3%

wilayah Indonesia merupakan kawasan perdesaan. Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan diketahui bahwa jumlah desa di Indonesia adalah sebanyak 74.754 (tujuh empat ribu tujuh ratus lima puluh empat) desa, sedangkan di Jawa Timur terdapat 7.724 desa pada tahun 2015.

Kondisi kemiskinan antara kota dan desa di Jawa Timur menurut data BPS pada September 2014 dapat digambarkan bahwa jumlah penduduk miskin di perkotaan mencapai 1,531 juta jiwa, sementara pada Maret 2015 jumlah tersebut turun 0,11 persen menjadi 1,524 juta jiwa. Sedangkan di pedesaan, jumlah penduduk miskin pada September 2014 mencapai 3,216 juta jiwa dan pada Maret 2015 melejit menjadi 3,264 juta jiwa.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang merupakan produk dari era reformasi telah menandai dimulainya suatu era menuju kemandirian desa, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun dalam pengelolaan keuangan desa. Tujuan pembangunan desa sesuai pasal 78 adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang merupakan produk dari era reformasi telah menandai dimulainya suatu era menuju kemandirian desa, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun dalam pengelolaan keuangan desa. Tujuan pembangunan desa sesuai pasal 78 adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Desa, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Pada Pasal 85 Ayat (1) Pembangunan Kawasan Perdesaan dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui satuan kerja perangkat daerah, Pemerintah Desa, dan/atau BUM Desa dengan mengikutsertakan masyarakat Desa. Hasil Usaha BUM Desa Pasal 89 yaitu: (1)   Hasil usaha BUM Desa dimanfaatkan untuk: a) pengembangan usaha; dan; b) Pembangunan Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan pemberian bantuan untuk masyarakat miskin melalui hibah, bantuan sosial, dan kegiatan dana bergulir yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.

Berkaitan dengan semakin besarnya peran pemerintah desa dalam pemberdayaan masyarakat desa sebagai amanat UU Nomor 6 Tahun 2014 maka pemerintah desa dituntut kesiapannya terutama dalam penguatan kelembagaan ekonmi pedesaan yang ditujukan untuk pengentasan kemiskinan.

PERMASALAHAN

Bagaimana kondisi pemerintah desa dalam penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan sebagai upaya pengentasan kemiskinan sesuai UU Nomor 6 Tahun 2014

Kendala-kendala kesiapan pemerintah desa dalam penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan upaya pengentasan kemiskinan sesuai UU Nomor 6 Tahun 2014

Bagaimana upaya maupun strategi yang dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pemerintah desa dalam penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan upaya pengentasan kemiskinan sesuai UU Nomor 6 Tahun 2014

TUJUAN

Mengidentifikasi kondisi pemerintah desa dalam penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan

Mengidentifikasi kendala kesiapan pemerintah desa dalam penguatan kelembagaan ekonomi pedesaan

Merumuskan strategi peningkatan kapasitas pemerintah desa dalam penguatan lembaga ekonomi pedesaan.

METODOLOGI

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu suatu penelitian kontekstual yang menjadikan manusia sebagai instrumen dan disesuaikan dengan situasi yang wajar dalam kaitannya dengan pengumpulan data yang pada umumnya bersifat kualitatif. Menurut Bogdan dan Tylor (Moleong, 2009:3) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang - orang dan perilaku yang dapat diamati. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan data yang ada di lapangan dengan tujuan untuk mengetahui faktor-faktor, unsur-unsur bentuk, dan suatu sifat dari fenomena di masyarakat.

HASIL YANG DIHARAPKANMemperoleh data maupun informasi tentang kondisi pemerintah desa maupun kendala-kendala kesiapan pemerintah sehingga dapat dirumuskan strategi maupun upaya dalam penguatan lembaga ekonomi desa sebagai upaya pengentasan kemiskinan sesuai UU Nomor 6 Tahun 2014.

  PEMANFAATAN OLEH SKPD/Masyarakat Sebagai bahan referensi bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur

dalam hal ini Biro Pemerintahan, Pemerintah Kabupaten maupun SKPD terkait dalam meningkatkan kapasitas pemerintah desa dalam penguatan lembaga ekonomi desa sebagai upaya pengentasan kemiskinan

Sebagai referensi bagi lembaga ekonomi pedesaan dalam penguatan kelembagaan yang meliputi organisasi, permodalan, manajemen maupun SDM

Sebagai referensi bagi pemerintah desa dalam hal peningkatan PADes dan memberikan kontribusi pada pertumbuhan ekonomi desa guna meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat maupun meminimalisir ketimpangan distribusi pendapatan di desa serta berorientasi pada upaya pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara berkelanjutan.