32
TUGAS DAN FUNGSI DI KEMENTERIAN KEUANGAN Kelompok 3: 1. Aditya Ritosativa (1) 2. Arsdy Novalentio (8) 3. Fandy Anggara Putra (13) 4. Fitroh Atikah (14) 5. Octivia Rian Fatmawati (22) 6. Randi Hermawan (25)

Makalah tusi kementerian keuangan part 2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Tugas dan fungsi di kementerian keuangan

Kelompok 3:

1. Aditya Ritosativa (1)2. Arsdy Novalentio (8)

3. Fandy Anggara Putra (13)4. Fitroh Atikah (14)

5. Octivia Rian Fatmawati (22)6. Randi Hermawan (25)

Page 2: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Sekretaris Jenderal Kementerian KeuanganTugas:

Sekretariat Jenderal mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas,

pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan

Kementerian Keuangan

Fungsi:

koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan;

koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran Kementerian Keuangan;

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian,

keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi

Kementerian Keuangan;

pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;

koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi

hukum;

penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan

barang/jasa; dan

pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Struktur organisasi:

1. Biro Perencanaan dan Keuangan

Biro Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas menyiapkan penyusunan rencana jangka

menengah, jangka pendek, strategis, dan rencana kerja tahunan, mengolah, menelaah, dan

mengkoordinasikan perumusan kebijakan yang berhubungan dengan kegiatan Kementerian,

penyusunan anggaran Kementerian, pengelolaan dan pembinaan perbendaharaan

Kementerian, dan melaksanakan sistem akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan

Kementerian.

2. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan

penataan organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional pada semua satuan organisasi di

lingkungan Kementerian.

3. Biro Hukum

Biro Hukum mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan perumusan peraturan

perundang-undangan dan memberikan pertimbangan hukum dalam rangka penyelesaian

masalah hukum yang berkaitan dengan tugas Kementerian

4. Biro Bantuan Hukum

Page 3: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Biro Bantuan Hukum mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan penelaahaan

kasus hukum, memberikan bantuan hukum, pendapat hukum, pertimbangan hukum yang

berkaitan dengan tugas Kementerian, eks Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN),

Bank Dalam Likuidasi (BDL), Hak Uji Materiil dan Sengketa Kepegawaian, serta Sengketa

Internasional, Arbitrase, pemulihan aset negara dan menganalisa peraturan perundang-

undangan terkait tugas Kementerian.

5. Biro Sumber Daya Manusia

Biro Sumber Daya Manusia yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Biro SDM

mempunyai tugas melaksanakan dan mengkoordinasikan penyiapan pembinaan dan

pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan Kementerian sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

6. Biro Komunikasi dan Layanan Informasi

Biro Komunikasi dan Layanan Informasi mempunyai tugas mengkoordinasikan aktivitas

komunikasi, layanan informasi kebijakan pengelolaan keuangan dan kekayaan negara serta

kebijakan Kementerian Keuangan di bidang lainnya kepada para stakeholders,

penyelenggaraan rapat pimpinan dan pembahasan RUU, penyusunan strategi komunikasi

kehumasan, penyusunan program komunikasi publik, monitoring opini publik, pengelolaan

Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID), dan pengelolaan pusat referensi

Kementerian Keuangan.

7. Biro Perlengkapan

Biro Perlengkapan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan administrasi dan

pengelolaan perlengkapan/kekayaan Kementerian berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

8. Biro Umum

Biro Umum mempunyai tugas membina pelaksanaan ketatausahaan Kementerian dan

melaksanakan urusan tata usaha, rumah tangga serta pemberian pelayanan pelaksanaan

tugas kantor pusat Kementerian

Risiko Tugas

1. Dalam fungsi perencanaan keuangan yang diselenggarakan oleh Sekretaris Jenderal,

terdapat risiko dimana perencanaan yang dibuat tidak berdasar data yang relevan atau

tercampuri dengan urusan pribadi atau golongan. Terkait dengan hal ini perlu adanya

pengendalian yang baik yang dilakukan pada saat perumusan anggaran. Anggaran juga perlu

dikaji oleh bagian yang berwenang sebelum ditetapkan.

Page 4: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

2. Dalam fungsi komunikasi dan layanan informasi, terdapat risiko dimana informasi yang

belum terverifikasi disebarluaskan tanpa otorisasi pejabat yang berwenang. Dalam era

media sosial yang berkembang dengan pesat, informasi akan dengan cepat menyebar.

Proses penyebaran informasi ini akan lebih cepat apabila info yang diberikan bersifat

sensitif. Oleh karena ini, organisasi perlu memiliki mekanisme yang jelas terkait dengan

penyampaian informasi sehingga masyarakat akan lebih percaya pada informasi yang

disampaikan secara resmi.

3. Dalam fungsi bantuan hukum, terdapat risiko permainan hukum oleh pihak eksternal yang

merugikan organisasi. Hal ini diakibatkan belum sempurnanya penegakan hukum yang ada di

Indonesia. Organisasi dapat mengatasinya dengan menguatkan divisi hukum terkait agar

mampu menangani masalah hukum yang melibatkan Kementerian Keuangan.

4. Dalam hal managemen sumber daya manusia, terdapat risiko dimana kementerian merekrut

pegawai yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Risiko ini dapat disebabkan oleh berbagai

hal antara lain prosedur penyelenggaraan rekrutmen yang tidak mampu menangani risiko

tersebut atau terdapat prosedur rekrutmen yang dilanggar oleh penyelenggara.

Inspektorat JenderalVisi dan Misi

Inspektorat Jenderal memiliki visi “Menjadi unit audit yang profesional dan berintegritas untuk

mewujudkan kepercayaan publik terhadap pengelolaan keuangan negara.”

Dalam upaya mencapai visi tersebut, Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan menetapkan

6 (enam) misi sebagai berikut:

1. Tata Kelola; mewujudkan sistem pengendalian intern, manajemen risiko, dan tata kelola yang

baik.

2. Efisiensi dan Efektifitas; mendorong efisiensi dan efektivitas pengelolaan Kementerian

Keuangan.

3. Kepatuhan; mendorong ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

4. Akuntabilitas; mewujudkan pengelolaan keuangan yang berkualitas, transparan, dan dapat

dipertanggungjawabkan.

5. Pelayanan; mendukung reformasi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik.

6. Integritas; mencegah dan menindak penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang

Tugas dan Fungsi

Page 5: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Berdasarkan Bab XII Peraturan Menteri Keuangan nomor 184/PMK/2010, Inspektorat Jenderal

mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Inspektorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

1. Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan

2. Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya

3. Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Keuangan

4. Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Keuangan

5. Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal.

Struktur Organisasi

Adapun struktur organisasi Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan terdiri atas:

1. Sekretariat

Sekretariat Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan

tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di

lingkungan Inspektorat Jenderal. Di bawah sekretariat ini sendiri terdapat lima bagian yaitu:

a. Bagian Organisasi dan Tata Laksana,

b. Bagian Perencanaan dan Keuangan,

c.Bagian Kepegawaian,

d. Bagian Sistem Informasi Pengawasan,

e. Bagian Umum.

2. Inspektorat I

Inspektorat I mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan

intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri, pengawasan intern

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya pada unit yang menangani bidang pajak, serta penyusunan laporan hasil

pengawasan.

3. Inspektorat II

Inspektorat II mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan

intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri, pengawasan intern

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya pada unit yang menangani kepabeanan dan cukai, serta penyusunan

laporan hasil pengawasan.

Page 6: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

4. Inspektorat III

Inspektorat III mempuyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan

intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri, pengawasan intern

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya pada unit yang menangani bidang perbendaharaan dan pengelolaan

utang, serta penyusunan laporan hasil pengawasan.

5. Inspektorat IV

Inspektorat IV mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan

intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri, pengawasan intern

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya pada unit yang menangani bidang kekayaan negara dan kebijakan fiskal,

serta penyusunan laporan hasil pengawasan.

6. Inspektorat V

Inspekorat V mempuyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan

intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri, pengawasan intern

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya pada unit yang menangani bidang anggaran dan perimbangan keuangan,

serta penyusunan laporan hasil pengawasan.

7. Inspektorat VI

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Kementerian Keuangan, Inspekorat VI mempuyai tugas melaksanakan penyiapan

perumusan kebijakan pengawasan intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan

Menteri, pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi,

pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya pada unit yang menangani bidang pembinaan

dan pemberian dukungan administrasi, pengawasan pasar modal dan lembaga keuangan, dan

bidang pendidikan dan pelatihan keuangan, serta penyusunan laporan hasil pengawasan.

8. Inspektorat VII

Inspektorat VII mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan pengawasan

intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri, pengawasan intern

terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya pada unit yang menangani bidang pengawasan intern, serta penyusunan

laporan hasil pengawasan.

9. Inspektorat Bidang Investigasi

Page 7: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Inspektorat Bidang Investigasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan

kebijakan pengawasan intern, pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri,

pengawasan intern terhadap kinerja dan keuangan melalui audit investigasi, pemantauan, dan

kegiatan pengawasan lainnya terhadap unsur Kementerian Keuangan, serta penyusunan

laporan hasil pengawasan.

Risiko dan Hambatan di Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai unit yang melaksanakan pengawasan intern

di lingkungan Kementerian Keuangan, pegawai pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

dapat menghadapi berbagai risiko dan hambatan. Beberapa risiko dan hambatan yang dapat

dihadapi oleh pegawai di Inspektorat Jenderal adalah sebagai berikut.

1. Terganggunya Independensi Auditor Intern

Sebagian besar pegawai pada Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan merupakan auditor

intern yang bertugas untuk melakukan pengawasan dan pemeriksaan pada instansi-instansi di

bawah Kementerian Keuangan. Secara ideal, auditor intern dikatakan independen apabila dapat

melaksanakan tugasnya secara bebas dan obyektif. Dengan kebebasannya, memungkinkan internal

auditor untuk melaksanakan tugasnya dengan tidak berpihak.

Sebagai pegawai pada Kementerian Keuangan, internal auditor mendapatkan penghasilan dari

organisasi di mana dia bekerja, hal ini berarti internal auditor sangat bergantung kepada

organisasinya sebagai pemberi kerja. Disini internal auditor menghadapi ‘ketergantungan’ hasil kerja

dan kariernya dengan hasil auditnya. Internal auditor sebagai pekerja di dalam organisasi yang

diauditnya akan menghadapi dilema ketika harus melaporkan temuan-temuan yang mungkin

mempengaruhi atau tidak menguntungkan kinerja dan karirnya.

2. Penyalahgunaan Informasi Rahasia Auditi

Dalam melakukan tugasnya sebagai auditor intern, pegawai Inspektorat Jenderal sering

mendapatkan informasi yang bersifat rahasia. Hal ini tentu dapat menimbulkan risiko berupa

penyalahgunaan data dan informasi yang bersifat rahasia tersebut untuk kepentingan pribadi

maupun kepentingan golongan. Seorang auditor intern juga diwajibkan untuk dapat menjaga

informasi rahasia yang diperolehnya agar tidak dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang tidak

bertanggung jawab.

3. Adanya Suap dan Gratifikasi

Dalam melaksanakan kegiatan pemeriksaan dan pengawasan, auditor intern pada Inspektorat

Jenderal dapat berisiko memperoleh suap dan gratifikasi dari auditi agar auditor dapat mengubah

hasil audit yang diperolehnya. Hal-hal yang masih dalam batasan pemberian yang diperbolehkan

Page 8: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

diantaranya adalah pemberian makanan dan minuman yang disediakan kantor auditi dan

penyediaan sarana transportasi oleh auditi. Jika auditor menerima barang atau fasilitas lebih dari itu,

patut diduga barang atau fasilitas ersebut merupakan suap.

4. Hilangnya Bukti Audit

Auditor diwajibkan untuk menjaga kertas kerja audit beserta bukti-bukti audit dengan baik,

baik dalam bentuk softcopy maupun hardcopy-nya. Apabila kertas kerja audit beserta bukti-bukti

audit tidak dijaga dengan baik, maka akan mengakibatkan kertas kerja dan bukti audit tersebut jatuh

ke tangan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, sehingga dapat mempengaruhi keputusan

hasil audit.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR)

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro telah mengukuhkan organisasi Direktorat Jenderal

Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJP2R), yang semula menggunakan nomenklatur Direktorat

Jenderal Pengelolaan Utang. perubahan nomenklatur organisasi DJPU menjadi DJP2R bertujuan

untuk mengefektifkan dan mempertajam tugas serta fungsi dalam pengelolaan pembiayaan dan

risiko.

Visi

DJPPR memiliki visi untuk Menjadi unit yang profesional dalam mendukung

pembiayaan APBN secara efisien dengan risiko yang terukur untuk mempertahankan

kesinambungan fiscal.

Misi

Dalam upayanya mencapai visi nya, DJPPR menetapkan beberapa misi yang hendak diraih,

yakni:

Mewujudkan pengelolaan portofolio utang pemerintah yang efektif, transparan, dan

akuntabel;

Mengendalikan pengadaan/penerbitan utang melalui penetapan kapasitas berutang

yang mendukung stabilitas fiskal;

Mewujudkan kemandirian pembiayaan pembangunan nasional melalui upaya

mengedepankan sumber-sumber dalam negeri dan pengembangan pasar keuangan

domestik yang efisien dan stabil;

Mewujudkan kerjasama internasional dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan

alternatif, sekaligus mendukung stabilitas pasar keuangan regional.

Tugas Pokok dan Fungsi

Page 9: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan pembiayaan dan risiko.

Dalam melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang menyelenggarakan

fungsi :

perumusan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan dan risiko;

pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan pembiayaan dan risiko;

penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan pembiayaan

dan risiko;

pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan pembiayaan dan risiko;

dan

pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko.

Susunan Organisasi

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko terdiri dari :

Sekretariat Direktorat Jenderal;

Direktorat Pinjaman dan Hibah;

Direktorat Surat Utang Negara;

Direktorat Pembiayaan Syariah;

Direktorat Pengelolaan Risiko Keuangan Negara;

Direktorat Pengelolaan Dukungan Pemerintah dan Pembiayaan Infrastruktur;

Direktorat Starategi dan Portofolio Utang;

Direktorat Evaluasi, Akuntansi dan Setelmen.

Bagian yang Memiliki Risiko Penyalahgunaan Wewenang

Pekerjaan yang memiliki risiko terpapar korupsi atau tindakan penyalaghunaan wewenang dalam

DJPR ini antara lain pekerjaan yang terkait dengan :

• Pengadaan barang Jasa

• Bagian Keuangan

• Penetapan yield imbalan SBN dan Lelang SBN

Hambatan Yang Dihadapi DJPPR

Hambatan yang dihadapi DJPPR dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sangat banyak.

Namun yang paling signifikan adalah rendahnya Penyerapan Hutang LN, sehingga menghambat

upaya pngelolaan utang yang efektif dan efisien.

Page 10: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Sistem yang belum terintegrasi, baik internal maupun eksternal (misal penerimaan hibah oleh

kementerian lain yng tidak dilaporkan) dalam mewujudkan pengelolaan utang negara yang efektif

dan efisien

Direktorat Jenderal Bea dan CukaiTugas dan Fungsi

Tugas Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sesuai amanat Peraturan Menteri Keuangan Nomor

184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan adalah

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang kepabeanan

dan cukai. Dalam mengemban tugas tersebut, DJBC melaksanakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai;

c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang kepabeanan dan cukai;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kepabeanan dan cukai; dan

e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

Selain melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut, DJBC juga mempunyai tugas sebagai

berikut:

a. menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan dan

perdagangan illegal (community protector);

b. memfasilitasi perdagangan dan industri (trade facilitator);

c. melaksanakan tugas titipan dari instansi-instansi lain yang berkepentingan dengan lalu

lintas barang yang melampaui batas-batas negara;

d. memungut bea masuk dan pajak dalam rangka impor secara maksimal untuk

kepentingan penerimaan keuangan negara (revenue collector)

Risiko Tugas dan Fungsi DJBC

Risiko Tugas dan Fungsi DJBC antara lain sebagai berikut:

a. Risiko operasional (Operational risk): risiko kegagalan proses, orang, dan sistem,

misalnya

Sehubungan dengan salah satu fungsi DJBC yaitu memfasilitasi perdagangan dan

meningkatkan kelancaran arus barang dan dokumen, untuk itu DJBC memberikan

pelayanan kepada pengguna jasa selama 7 hari 24 jam. Sementara dengan

Page 11: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

terbatasnya jumlah pegawai, mengakibatkan bertambahnya jam kerja beberapa

pegawai menjadi 12 jam.

b. Risiko keuangan (Financial risk): risiko kegagalan pihak ketiga dalam memenuhi

kewajibannya, misalnya berkaitan dengan salah satu tugas DJBC yaitu sebagai

revenue collector. Adakalanya pihak ketiga tidak memenuhi kewajibannya untuk

membayar utang Bea Masuk dan Pajak dalam rangka impor, sehingga Juru Sita Bea

Cukai melakukan tugasnya menagih kepada pihak tersebut. Namun dalam

pelaksanaanya sering kali terjadi perlawanan dari pihak terutang sehingga

keselamatan jiwa Juru Sita Bea Cukai terancam.

c. Risiko strategis dan kebijakan (Strategic and policy risk): DJBC sebagai community

protector melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan obat–obatan

terlarang selalu berhadapan dengan mafia Internasional.

d. Risiko kecurangan (Fraud risk): adanya risiko tindakan fraud, misalnya berkaitan

dengan salah satu tugas DJBC sebagai revenue collector, importir tidak mengisi

pemberitahuan impor barang dengan benar, baik itu jumlah barang, jenis barang

maupun harga barang impor tersebut sehingga mengakibatkan berkurangnya

penerimaan negara.

e. Risiko kepatuhan (Compliance risk): pelanggaran terhadap peraturan dan ketentuan

yang berlaku, misalnya: terjadinya penyelundupan barang impor.

Hambatan Tugas dan Fungsi DJBC

a. Masih minimnya pemahaman masyarakat mengenai aturan kepabeanan dan cukai;

b. Kurangnya jumlah SDM yang ada;

c. Luasnya wilayah NKRI menyebabkan sulitnya pengawasan terhadap keluar atau

masuknya barang larangan dan pembatasan;

d. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak;

e. Sarana prasarana yang terbatas;

f. Dilematis, pengawasan vs. pelayanan;

Struktur Organisasi Kantor Pusat DJBC

1. Sekretariat Direktorat Jenderal,

Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi

pelaksanaan tugas serta pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada

semua unsur di lingkungan direktorat jenderal.

Page 12: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Melakukan fungsi :

a) koordinasi kegiatan direktorat jenderal;

b) penyelenggaraan pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan,

kepegawaian dan keuangan, dan pembinaan jabatan fungsional pada direktorat

jenderal;

c) pelaksanaan tata usaha, kearsipan, dan dokumentasi direktorat jenderal; dan

d) pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan direktorat jenderal.

Tugas Bagian-bagian dari Sekretariat Direktorat Jenderal

a) Bagian Organisasi dan Tata Laksana : melaksanakan penyiapan koordinasi

penyusunan rancangan kebijakan dan standardisasi teknis Direktorat Jenderal,

penataan organisasi, ketatalaksanaan, analisa jabatan, analisa beban kerja,

evaluasi peringkat jabatan, pengembangan kinerja organisasi, dan penyusunan

jabatan fungsional.

b) Bagian Kepegawaian : melaksanakan urusan kepegawaian Direktorat Jenderal.

c) Bagian Keuangan : melaksanakan urusan keuangan di lingkungan Direktorat

Jenderal

d) Bagian Perlengkapan : melaksanakan urusan perlengkapan Direktorat Jenderal.

e) Bagian Umum : melaksanakan urusan tata usaha, kearsipan, dan rumah tangga

kantor pusat Direktorat Jenderal.

2. Direktorat Teknis Kepabeanan;

Direktorat Teknis Kepabeanan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

kebijakan dan standardisasi teknis di bidang teknis kepabeanan

Fungsi :

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang teknis kepabeanan;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang teknis kepabeanan;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang teknis

kepabeanan;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang teknis

kepabeanan; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Tugas-tugas Sub-Direktorat Teknis Kepabeanan :

Page 13: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

a) Subdirektorat Impor mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan

rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi

pelaksanaan di bidang impor, Tempat Penimbunan Sementara dan Tempat

Penimbunan Pabean serta pelaksanaan di bidang penangguhan pembayaran bea

masuk.

b) Subdirektorat Ekspor mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan

rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan evaluasi

pelaksanaan di bidang ekspor dan bea keluar

c) Subdirektorat Klasifikasi Barang mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi

dan pelaksanaan di bidang identifikasi dan klasifikasi barang, profil komoditi, dan

tarif bea masuk.

d) Subdirektorat Nilai Pabean mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi

dan pelaksanaan di bidang nilai pabean dan data harga.

e) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan

dinas, kearsipan, rumah tangga, dan kepegawaian serta menyusun rencana

strategik dan laporan akuntabilitas Direktorat.

3. Direktorat Fasilitas Kepabeanan;

Direktorat Fasilitas Kepabeanan mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan

kebijakan dan standardisasi teknis di bidang fasilitas kepabeanan.

Fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang fasilitas kepabeanan;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang fasilitas kepabeanan;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang fasilitas

kepabeanan;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang fasilitas

kepabeanan; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Tugas-tugas Sub-Direktorat Fasilitas Kepabeanan :

Page 14: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

a) Subdirektorat Pembebasan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi

dan pelaksanaan di bidang pembebasan atau keringanan bea masuk.

b) Subdirektorat Fasilitas Pertambangan mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis,

evaluasi dan pelaksanaan fasilitas kepabeanan di bidang pertambangan.

c) Subdirektorat Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan Tempat Penimbunan Berikat

mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan rumusan kebijakan,

standardisasi dan bimbingan teknis, evaluasi pelaksanaan di bidang kemudahan

impor tujuan ekspor dan tempat penimbunan berikat, serta pelaksanaan

pemberian perijinan dan fasilitas di bidang tempat penimbunan berikat.

d) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan

dinas, kearsipan, rumah tangga dan kepegawaian, serta menyusun rencana

strategik dan laporan akuntabilitas

4. Direktorat Cukai

Tugas : merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang cukai.

Fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang cukai;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang cukai;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang cukai;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang cukai; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Tugas-tugas Sub-Direktorat Cukai :

a) Subdirektorat Cukai Hasil Tembakau mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan

evaluasi pelaksanaan di bidang cukai hasil tembakau, pelaksanaan pengkajian

tarif cukai, harga dasar, produksi, ekspor, impor, perkembangan harga pasar

dalam rangka intensifikasi cukai dan pemberian fasilitas di bidang cukai hasil

tembakau.

b) Subdirektorat Aneka Cukai mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan bimbingan teknis, dan

Page 15: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

evaluasi pelaksanaan di bidang cukai etil alkohol, minuman mengandung etil

alkohol dan Barang Kena Cukai lainnya, pelaksanaan pengkajian tarif cukai, harga

dasar, produksi, ekspor, impor, perkembangan harga pasar dalam rangka

intensifikasi cukai, pemberian fasilitas di bidang Aneka Cukai serta penambahan

dan pengurangan jenis Barang Kena Cukai.

c) Subdirektorat Pita Cukai dan Tanda Pelunasan Cukai Lainnya mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan penyusunan rumusan kebijakan, standardisasi dan

bimbingan teknis, dan evaluasi pelaksanaan di bidang pita cukai dan tanda

pelunasan cukai lainnya, serta pelaksanaan urusan penyediaan, penyimpanan,

pendistribusian dan pengembalian pita cukai dan tanda pelunasan cukai lainnya.

d) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan tata persuratan

dinas, kearsipan, rumah tangga dan kepegawaian serta menyusun rencana

strategik dan laporan akuntabilitas Direktorat.

5. Direktorat Penindakan dan Penyidikan;

tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

penindakan dan penyidikan kepabeanan dan cukai.

fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang penindakan dan penyidikan

kepabeanan dan cukai;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penindakan dan penyidikan

kepabeanan dan cukai;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

penindakan dan penyidikan kepabeanan dan cukai;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penindakan dan

penyidikan kepabeanan dan cukai; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

6. Direktorat Audit;

Tugas : merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang audit kepabeanan dan cukai.

fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang audit kepabeanan dan cukai;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang audit kepabeanan dan cukai;

Page 16: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang audit

kepabeanan dan cukai;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang audit kepabeanan

dan cukai; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

7. Direktorat Kepabeanan Internasional;

Tugas :

merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang

penerimaan dan peraturan kepabeanan dan cukai.

fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang penerimaan dan peraturan

kepabeanan dan cukai;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerimaan dan peraturan

kepabeanan dan cukai;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

penerimaan dan peraturan kepabeanan dan cukai;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penerimaan dan

peraturan kepabeanan dan cukai; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

8. Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai; dan

Tugas : merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang penerimaan

dan peraturan kepabeanan dan cukai.

fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang penerimaan dan peraturan

kepabeanan dan cukai;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penerimaan dan peraturan

kepabeanan dan cukai;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang

penerimaan dan peraturan kepabeanan dan cukai;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penerimaan dan

peraturan kepabeanan dan cukai; dan

Page 17: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

9. Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai.

Tugas : merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di

bidang informasi kepabeanan dan cukai.

Fungsi:

a) penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi kepabeanan dan cukai;

b) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi kepabeanan dan cukai;

c) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang informasi

kepabeanan dan cukai;

d) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang informasi

kepabeanan dan cukai; dan

e) pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Jenderal Perimbangan KeuanganDirektorat Jenderal Perimbangan Keuangan mempunyai tugas merumuskan serta

melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang perimbangan keuangan. Dalam

melaksanakan tugas, Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan;

c. penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang perimbangan keuangan;

d. pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perimbangan keuangan; dan

e. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan.

Susunan Organisasi

Menurut PMK nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan, struktur organisasi di DJPK adalah sebagai berikut:

a. Sekretariat Direktorat Jenderal

b. Direktorat Dana Perimbangan

c. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

d. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah

e. Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Fungsi Dan Tugas Struktur Organisasi DJPK

a. Sekretariat Direktorat Jenderal

Page 18: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan dan

pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan direktorat Jenderal.

Sekretariat Direktorat Jenderal menyelenggarakan fungsi:

koordinasi kegiatan direktorat jenderal;

koordinasi dan fasilitasi penyusunan peraturan di bidang hubungan keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah;

penyelenggaraan pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan, kepegawaian, dan

keuangan serta pembinaan jabatan fungsional pada direktorat jenderal;

koordinasi penyusunan rencana kerja, rencana anggaran, rencana strategik, dan laporan

akuntabilitas kinerja direktorat jenderal;

koordinasi dan pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan aparat pengawasan fungsional

dan pengawasan masyarakat;

koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan pendampingan hukum dan pertimbangan hukum;

pelaksanaan tata usaha, kearsipan, dokumentasi, dan perpustakaan direktorat jenderal; dan

pelaksanaan urusan rumah tangga dan perlengkapan direktorat jenderal.

Sekretariat Direktorat Jenderal terdiri atas:

Bagian Perencanaan dan Organisasi;

Bagian Kepegawaian;

Bagian Keuangan;

Bagian Umum; dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Direktorat Dana Perimbangan

Mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang dana perimbangan. Direktorat Dana Perimbangan menyelenggarakan fungsi:

penyiapan perumusan kebijakan di bidang dana perimbangan;

penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang dana perimbangan;

penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang dana perimbangan;

penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang dana perimbangan; dan

pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Dana Perimbangan terdiri atas:

Subdirektorat Dana Bagi Hasil Pajak;

Subdirektorat Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam;

Subdirektorat Dana Alokasi Umum;

Subdirektorat Dana Alokasi Khusus;

Page 19: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Subdirektorat Pelaksanaan Transfer I;

Subdirektorat Pelaksanaan Transfer II;

Subbagian Tata Usaha; dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

c. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

Mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang pajak daerah dan retribusi daerah. Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

menyelenggarakan fungsi:

penyiapan perumusan kebijakan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah;

penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pajak daerah dan retribusi daerah;

penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pajak daerah dan

retribusi daerah;

penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pajak daerah dan retribusi

daerah; dan

pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terdiri atas:

Subdirektorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah I;

Subdirektorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah II;

Subdirektorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah III;

Subdirektorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah IV;

Subdirektorat Sinkronisasi dan Dukungan Teknis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

Subbagian Tata Usaha; dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

d. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah

Mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang pembiayaan dan kapasitas daerah. Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah

menyelenggarakan fungsi:

penyiapan perumusan kebijakan di bidang pembiayaan dan kapasitas daerah;

penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang pembiayaan dan kapasitas daerah;

penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang pembiayaan dan

kapasitas daerah;

Page 20: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pembiayaan dan kapasitas

daerah; dan

pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah terdiri atas:

Subdirektorat Pinjaman Daerah;

Subdirektorat Hibah Daerah;

Subdirektorat Pembiayaan Penataan Daerah;

Subdirektorat Investasi dan Kapasitas Keuangan Daerah;

Subdirektorat Penatausahaan Pembiayaan Daerah;

Subbagian Tata Usaha; dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

e. Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah

Mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis

di bidang evaluasi pendanaan dan informasi keuangan daerah. Direktorat Evaluasi Pendanaan

dan Informasi Keuangan Daerah menyelenggarakan fungsi:

penyiapan perumusan kebijakan di bidang evaluasi pendanaan dan informasi keuangan

daerah;

penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang evaluasi pendanaan dan informasi keuangan

daerah;

penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang evaluasi pendanaan

dan informasi keuangan daerah;

penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang evaluasi pendanaan dan

informasi keuangan daerah; dan

pelaksanaan urusan tata usaha direktorat.

Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah terdiri atas:

Subdirektorat Evaluasi Dana Desentralisasi dan Perekonomian Daerah;

Subdirektorat Evaluasi Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;

Subdirektorat Akuntansi dan Pelaporan Transfer ke Daerah;

Subdirektorat Data Keuangan Daerah;

Subdirektorat Informasi dan Dukungan Teknis;

Subbagian Tata Usaha; dan

Kelompok Jabatan Fungsional.

Page 21: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

f. Kelompok Jabatan Fungsional

Mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam

berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

2) Setiap kelompok tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh

Direktur Jenderal.

3) Jumlah jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan perundangundangan

yang berlaku.

Melihat struktur organisasi Direktorak Jenderal Perimbangan yang begitu komplek dan besar

merupakan hal yang sesuai bila dibandingkan dengan tugasnya sebagai pengatur keseimbangan

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Mengingat pentingnya tugas tersebut dan sangat

rawan dengan penyalahgunaan wewenang oleh pejabat pengatur, tentu dibutuhkan suatu sistem

yang mampu mengatasi risiko tersebut. Dilihat dari struktur organisasinya, DJPK memiliki pembagian

yang cukup detail disertai dengan evaluasi yang dilaksanakan Direktorat Evaluasi dan Pendanaan. Hal

itu merupakan pertanda bahwa DJPK telah mempunyai alat control dalam pelakasanaan tugasnya

sehingga tidak terjadi penyalahgunaan wewenang dalam pelaksanaan tugas.

Badan Kebijakan FiskalTugas dan Fungsi BKF

Badan Kebijakan Fiskal mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan, penetapan, dan pemberian

rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor keuangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dalam melaksanakan tugasnya, Badan Kebijakan Fiskal menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis dan perumusan rekomendasi

kebijakan fiskal dan sektor keuangan serta kerja sama ekonomi dan keuangan internasional;

b. pelaksanaan analisis dan perumusan rekomendasi kebijakan fiskal dan sektor keuangan;

c. pelaksanaan kerja sama ekonomi dan keuangan internasional;

d. pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kebijakan fiskal dan sektor keuangan serta kerja sama

ekonomi dan keuangan internasional;

e. pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Fiskal; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

Struktur Organisasi

Page 22: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

Badan Kebijakan Fiskal terdiri atas:

1. Sekretariat Badan;

Sekretariat Badan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta

pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada semua unsur di lingkungan badan.

2. Pusat Kebijakan Pendapatan Negara;

Pusat Kebijakan Pendapatan Negara mempunyai tugas melaksanakan analisis, evaluasi dan

perumusan rekomendasi kebijakan di bidang pendapatan negara terkait subjek, objek, dan tarif.

3. Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;

Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara mempunyai tugas melaksanakan

analisis, pemantauan, perumusan rekomendasi, proyeksi, dan evaluasi kebijakan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara.

4. Pusat Kebijakan Ekonomi Makro;

Pusat Kebijakan Ekonomi Makro mempunyai tugas melaksanakan analisis, pemantauan,

evaluasi, proyeksi dan perumusan rekomendasi kebijakan ekonomi makro.

5. Pusat Kebijakan Sektor Keuangan;

Pusat Kebijakan Sektor Keuangan mempunyai tugas melaksanakan analisis, evaluasi, dan

perumusan rekomendasi kebijakan, serta penyusunan peraturan perundang-undangan di

bidang jasa keuangan, pemantauan dan analisis kondisi sistem keuangan, serta analisis dan

evaluasi kebijakan pemeliharaan stabilitas sistem keuangan.

6. Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral; dan

Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral mempunyai tugas melaksanakan

analisis, evaluasi, dan perumusan rekomendasi kebijakan perubahan iklim, serta analisis,

evaluasi, perumusan rekomendasi kebijakan, koordinasi, pelaksanaan, dan pemantauan kerja

sama ekonomi dan keuangan pada forum G20, multilateral, dan OECD.

7. Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral.

Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral mempunyai tugas melaksanakan analisis, evaluasi,

perumusan rekomendasi kebijakan, koordinasi, pelaksanaan, dan pemantauan kerja sama

ekonomi dan keuangan ASEAN, interregional, bilateral, dan kerjasama perdagangan.

Risiko Tugas dan Fungsi BKF

a. Kesiapan BKF dalam menjalankan tugas tambahan yaitu memberikan rekomendasi kebijakan

fiskal dan sektor keuangan. Dalam Perpres Nomor 14 Tahun 2014, Presiden merumus ulang

tugas dari BKF yang sebelumnya bertugas melakukan analisa pada bidang fiskal dan sektor

keuangan, kini ikut pula melakukan rekomendasi dalam pelbagai bidang fiskal ataupun sektor

keuangan. Tambahan tugas ini menjadi resiko tersendiri bagi BKF.

Page 23: Makalah tusi kementerian keuangan   part 2

b. Resiko integritas, terkait banyaknya informasi penting di tingkat pembuat kebijakan. Informasi

penting ada yang sifatnya rahasia, hal ini perlu dijaga oleh para pegawai yang terlibat langsung

dengan pembuat keputusan agar tidak bocor kepada pihak yang tidak bertanggungjawab.

c. Resiko fraud. Terkait adanya kepentingan pribadi atau golongan terkait perumusan

rekomendasi di bidang kebijakan fiskal dan sektor keuangan.

d. Resiko Finansial. Resiko terjadinya pemborosan anggaran dan tenaga kerja dalam

melaksanakannya.

e. Risiko operasional. BKF tidak dapat menjalankan fungsinya secara efektif dan maksimal.

Hambatan Tugas dan Fungsi BKF

a. Organisasi tidak memenuhi kriteria ideal terkait dalam hal komposisi pegawai. BKF dipenuhi

oleh orang-orang berkompetensi tinggi di bidang ekonomi, keuangan, dan moneter sedangkan

yang dibutuhkan adalah komposisi pegawai dengan berbagai level kompetensi dan keilmuan.

b. Pegawai tidak menyadari tugas, fungsi dan perannya di dalam organisasi secara optimal.

Seharusnya setiap pegawai mempunyai kesadaran yang tinggi akan tugas fungsi dan perannya

di dalam institusi, sehingga dapat memberikan hasil kerja yang maksimal dan handal.

c. Pegawai tidak dapat menjalankan tugasnya secara efektif sesuai masing-masing bidang karena

formasi sdm yang tidak proporsional.

d. Uncontrollable factor. Adanya variabel-variabel yang tidak dapat dikendalikan oleh pemerintah.

Misalnya perekonomian dunia yang tidak dapat diprediksi. Hal tersebut dapat menyebabkan

pelaksanaan tugas dan fungsi BKF terhambat.