Upload
panji-kharisma-jaya
View
199
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
RENCANA KERJA DAN PETA INDIKATIF
PRIORITAS RESTORASI DI SUMATERA SELATAN
DEPUTI PERENCANAAN DAN KERJA SAMA
Palembang, 9 Agustus 2016
Badan Restorasi Gambut• Tujuan pembentukan: Percepatan pemulihan kawasan dan
pengembalian fungsi hidrologis gambut akibat kebakaran hutan danlahan.
• Dilakukan secara: khusus, sistematis, terarah, terpadu danmenyeluruh.
• BRG mempunyai tugas mengkoordinasikan dan memfasilitasirestorasi gambut pada Provinsi Riau, Provinsi Jambi, ProvinsiSumatera Selatan, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan dan Provinsi Papua.
• BRG wajib menyusun rencana dan pelaksanaan restorasi ekosistemgambut untuk jangka waktu 5 (lima) tahun seluas kurang lebih2.000.000 (dua juta) hektar
Tugas/Mandat BRG1. Pelaksanaan koordinasi dan penguatan kebijakan pelaksanaan
restorasi gambut;2. Perencanaan, pengendalian dan kerja sama penyelenggaraan
restorasi gambut;3. Pemetaan kesatuan hidrologis gambut;4. Penetapan zonasi fungsi lindung dan fungsi budidaya;5. Pelaksanaan konstruksi infrastruktur pembasahan (rewetting)
gambut dan segala kelengkapannya;6. Penataan ulang pengelolaan areal gambut terbakar;7. Pelaksanaan sosialisasi dan edukasi restorasi gambut;8. Pelaksanaan supervisi dalam konstruksi, operasi dan
pemeliharaan infrastruktur di lahan konsesi;
Misi BRG1) Merancang dan mendorong perlindungan dan pemanfaaatan
gambut yang berkelanjutan
2) Memperkuat kerjasama teknis dan keuangan untuk pelaksanaan restorasi gambut
3) Memfasilitasi pemulihan gambut yang terdegradasi, termasuksupervisi dan pengendalian kegiatan restorasi di lahan konsesi
4) Menggalang partisipasi masyarakat dalam pelaksanaanrestorasi gambut
5) Memfasilitasi riset aksi untuk mendukung pengelolaanekosistem gambut berkelanjutan.
Strategi Restorasi
Peningkatan upayapemulihan dan
penanggulangandegradasi lahan
gambut
Pemantapan basis perencanaan pengelolaan
lahan gambutberkelanjutan denganpendekatan ekologis, ekonomis dan sosial.
Penguatan koordinasilintas kementerian dan
lembaga dan lintasdaerah dalam
pengelolaan lahangambut berkelanjutan.
Peningkatan kepedulian, kemampuan, dan peranaktif stakeholders dalammengelola lahan gambut
berkelanjutan.
Pengarusutamaan dan internalisasi penguatan
pengelolaan lahan gambut berkelanjutan.
Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut
• upaya sistematis dan terpadu• untuk melestarikan fungsi dan mencegah terjadinya
kerusakan Ekosistem Gambut• Meliputi:
• perencanaan, • pemanfaatan, • pengendalian, • pemeliharaan, • pengawasan, dan• penegakan hukum.
Perencanaan Pengelolaan dan Perlindungan Ekosistem Gambut
a. inventarisasi Ekosistem Gambut; b. penetapan fungsi Ekosistem Gambut; danc. penyusunan dan penetapan rencana PPEG.
Perencanaan BRG:a) Rencana Strategis BRG lima tahunb) Rencana Aksi Restorasi Gambut (lintas K/L)c) Rencana Kerja Restorasi Gambut (lintas pusat dan daerah)
Koordinasi dan Fasilitasi Restorasi di Daerah
1) Untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi BRG di daerah, Gubernur menunjuk pejabat sebagai Koordinator Tim Restorasi Gambut Daerah.
2) Struktur Tim Restorasi Gambut Daerah menyesuaikan denganorganisasi BRG.
3) Tim Restorasi Gambut Daerah ditetapkan dengan KeputusanGubernur.
Faktor Kunci Koordinasi dan Fasilitasi• Kesepakatan atas terminology/definisi dan kriteria keberhasilan restorasi:
Restorasi gambut membutuhkan kejelasan dan kesamaan persepsi terkaitketentuan mengenai kriteria dan indicator agar terjadi synergi kegiatan danpengalokasian sumber daya dan kejelasan peranan lembaga dalam keseluruhanprogram pembangunan nasional
• Keterlibatan Stakeholder:Dibutuhkan engagement yg kuat untuk mendorong keterlibatan pemangkukepentingan dalam semua aspek restorasi gambut.
• Komunikasi:Komunikasi yang baik mendorong keterlibatan dan mobilisasi pemangkukepentingan. Selain itu, komunikasi meningkatkan kejelasan tentang harapan, perandan tanggung jawab, serta informasi tentang kemajuan dan kinerja.
• Monitoring dan evaluasi:Monitoring dan evaluasi restorasi gambut diperlukan untuk pengendalianpelaksanaan agar tetap on-track(target dan sumber dana). Reiterative proses perbaikan perencanaan periode berikutnya.
Alur Analisis Prioritas Restorasi
Kawasanbergambut
kondisitutupan
Sejarahkebakaran
KawasanLindung
Konsesi
KawasanBudidaya
Penugasan/kerjasama restorasi dg
perusahaan
Meninjau Izin dan menegakkan
hukum
Peta IndikatifRestorasi
Indikasipengembangan
kanal
UsulanMoratorium
Lahan belumteridentifikasi/
berijinresmi & lahan
masyarakat
Prioritas RestorasiRewetting dan
rehabilitasiekosistem
Prioritas RestorasiEkonomi/Sosial
Pengembanganbudidaya gambutbasah (alternative
komoditas)
1
2
3
Restorasi di HL/KSA/KPA
&Penegakan
hukum
Restorasi KawasanGambut:• Ekosistem dan
Hidrologis• Ekonomi• Sosial-budaya
Perencanaan dan pelaksanaan restorasi:• Inventarisasi, survey dan pemetaan ekosistem gambut• Penetapan zonasi• Perlindungan ekosistem gambut yang utuh• Perencanaan, pengendalian dan kerjasama restorasi• Pelaksanaan konstruksi infrastruktur pembasahan• Rehabilitasi ekosistem/revegetasi• Kerjasama restorasi pada kawasan lindung dan lahan
budidaya masyarakat• Kerjasama restorasi pada lahan konsesi
Penataan ulang Lahan Gambut terbakar:• Penataan ulang perijinan• Kerjasama dalam identifikasi kerusakan• Pengembangan perekonomian alternative bagi
usaha masyarakat di lahan gambut• Pengembalian fungsi lindung
Sosialisasi dan edukasi:• Peningkatan kesadaran masyarakat• Pelembagaan (institusionalisasi) perencanaan partisipatif• Pengembangan dan pelembagaan pengelolaan kolaboratif• Peningkatan kapasitas (pemberdayaan) masyarakat• Internalisasi restorasi dalam RKU/RKT Konsesi
Perencanaan Pelaksanaan Restorasi
Inventarisasi danpemetaan KHG
Kajian program/kegiatan dankebijakan yang terkait serta
tujuan/sasarannya
Kesepakatan mengenai key parties yang menjadi leading-role dalam bagian rangkaian restorasi berdasar pada peta dan kajian
program/kegiatan/kebijakan
Kesepakatan dengan key parties, pada rangkaian pemetaan gambut danwilayah prioritas restorasi, studi kelayakan, analisis biaya dan guna, disain
dan teknik pembasahan, community engagement, dll.
Pelaksanaan Restorasi:
Pemegang Konsesi Masyarakat lokal KPH dan/atau SKPD terkaitpada Pemerintah
provinsi/kabupaten
UPT terkait
Penguatan kebijakan dan penegakan hukum perlindunganekosistem gambut
PETA INDIKATIF PRIORITAS RESTORASI
SUMBER DATADATA WALI DATA SPESIFIKASI DATA TAMBAHAN INFORMASI
Lahan Gambut
Balai Besar PenelitianSumberdaya LahanPertanian (BBSDLP) 2015
Persebaran lahan gambut
Skala: 1:250,000Distribusi kedalaman gambut dengan batas >= 50cmD0 = < 50 cm; D1 = 50 - 100 cm; D2 = 100 - 200 cm;D3 = 200 - 300 cm; D4 = > 300 cm
KHG KLHK 2015Indikatif KHGIndikatif Kubah
Skala: 1:250,000
Penutupan Lahan KLHK 2015Citra satelit Landsat 8 Level 1G, 1GT, 1T (2015)
Data penutupan lahan 2015 dari KLHK. Hutan Primer, HutanSekunder, perubahan tutupan, infrastruktur, pola pemanfaatanlahan.
Kebakaran KLHK 2015Citra satelit Landsat 8 Level 1G, 1GT, 1T (1 Jan. s/d 30 Okt. 2015)
Data Kebakaran tahun 2015 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Kanal
KLHK 2015Citra satelit Landsat 8 Level 1G, 1GT, 1T (2015)
Data kanal diperoleh dari data penutupan lahan 2015 dariKLHK. Perkebunan, Hutan Tanaman Industri, Sawah dan Tambakdigolongkan sebagai area indikatif kanal.
Transparent World 2014
Citra satelit Landsat (primer) dan citra resolusi tinggiGoogle Maps, Bing Maps, atau Digital Globe (sekunder)
Data ini menampilkan tutupan lahan perkebunan berdasarkan tipe perkebunan dan jenis tanaman.
Tim Gambut UGMBing Map, Open Street Map,Quickbird.
Data kanal diperoleh dengan cara digitasi, kanal primer, sekunder, tersier. Kecuali areal yang tertutup awan. Provinsi: Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, Papua.
AdministrasiBadan InformasiGeospasial (BIG)
Provinsi dan Kab (PPBW)Peta Batas Wilayah Administrasi
DIAGRAM ALIR
KLASIFIKASI PRIORITAS RESTORASI• Prioritas Restorasi Pasca Kebakaran 2015
adalah area gambut terbakar pada tahun 2015, meliputi keseluruhan lahan bergambut berijinatau tidak berijin, berkubah atau tidak berkubah, berkanal atau tidak berkanal, kawasanbudidaya atau kawasan lindung.
• Prioritas Restorasi Kubah Gambut Berkanal zona lindungadalah kawasan bergambut pada kubah yang berindikasikan terdapat pembangunan kanalyang meskipun pada tahun 2015 tidak terbakar, tetapi secara historis pernah mengalamikebakaran.
• Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal zona lindungadalah kawasan bergambut pada kubah yang belum mengalami pembukaan/pembangunankanal baik pada kawasan gambut berijin maupun yang tidak/berijin. Area ini terdiri darikawasan gambut yang telah ditetapkan sebagai kawasan yang dimoratorium (PIPPIB Rev X) ditambah area gambut yang berijin yang masih utuh.
• Prioritas Restorasi Gambut non-kubah berkanal (zona budidaya); adalah kawasan bergambut non kubah yang sudah dibuka untuk dibudidayakan yang diindikasikan dengan adanya pembangunan kanal namun tidak mengalami kebakaran di tahun2015 ataupun tahun-tahun sebelumnya. Kawasan ini perlu dipantau pengelolaan hidrologinyaagar tidak mudah terbakar.
MATRIKS PENENTUAN KELAS
KEBAKARAN KUBAH KANAL HUTAN KELAS
1
1
11 Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0 (non) Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0
(non)
1 Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0 (non) Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0
(non)
11 Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0 (non) Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0
(non)
1 Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0 (non) Prioritas Restorasi Pasca kebakaran 2015
0
(non)
1
11 Prioritas Restorasi Kubah Gambut berkanal (zona lindung)
0 (non) Prioritas Restorasi Kubah Gambut berkanal (zona lindung)
0
(non)
1 Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal (zona lindung)
0 (non) Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal (zona lindung)
0
(non)
11 Prioritas Restorasi Gambut berkanal (zona budidaya)
0 (non) Prioritas Restorasi Gambut berkanal (zona budidaya)
0
(non)
1 Prioritas Restorasi Gambut tidak berkanal (zona lindung)
0 (non) Prioritas Restorasi Gambut tidak berkanal (zona budidaya)
Luas Indikatif KHG, Gambut dan Kubah
Provinsi Jumlah KHG Luas KHG (ha)Luas Gambut
Indikatif (ha)
Luas kubah
Gambut (ha)Luas non-
gambut (ha)
Riau 47 5.047.104 3.861.400 2.233.020 1.185.704
Jambi 12 1.409.314 617.561 1.073.057 791.753
Sumatera Selatan 25 2.006.659 1.206.195 533.655 800.464
Total Sumatera 84 8.463.077 5.685.156 3.839.732 2.777.921
Kalimantan Barat 91 2.985.778 1.679.950 885.199 1.305.828
Kalimantan Tengah 30 4.330.434 2.811.078 1.488.969 1.519.356
Kalimantan Selatan 4 379.960 103.556 101.383 276.404
Total Kalimantan 125 7.696.173 4.594.584 2.475.551
3.101.589
Papua 199 5.515.056 2.652.747 2.574.493 2.862.309
Total 7 Provinsi 408 21.674.305 12.932.487 8.889.777 8.741.818
Sumber Data: KLHK & BBSDLP
408 KHGdi 7 Provinsi
(21,674,305 ha)
LahanBergambut
(12,932,489 ha)
Lahan Tanah Mineral
(8,741,816 ha)
KawasanBudidaya
(10,065,057 ha)
KawasanLindung
(2,867,432 ha)
Kawasan PIPPIB Rev. X (7,233,435 ha)
non KK/HL (4,366,002 ha)
KSA/KPA dan HL(2,867,432 ha)
Lahan Berijin (HTI, HGU, HPH) atau Pemanfaatan
Lahan Lain(5,699,054 ha)
Diusulkan untuk dilindungisebagai kawasan dengan
fungsi lindung (1,709,894 ha)
LUASAN AREA
Luas Gambut 7 Prov 12,932,489
Prioritas Restorasi Pasca Kebakaran 2015 875,701
Prioritas Restorasi Kubah Gambut berkanal (zona lindung) 2,791,070
Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal (zona lindung) 6,174,492
Prioritas Restorasi Gambut berkanal (zona budidaya) 3,091,226
*Angka sementara tidak untuk dikutip, sedang dibahas dalam Rapat Terbatas Kabinet
ANALISIS PRIORITAS RESTORASI PADA PETA PIPPIB REV. X
• Terdapat 451 ribu ha area PIPPIB yang terbakar di tahun 2015. Area ini berindikasikan adanyapembukaan yang tidak berijin, atau penyebaran api dari area sekitarnya;
• Terdapat 1,4 juta ha area PIPPIB yang sudah dibuka dan dikerjakan, dengan adanya indikasipembangunan kanal, meskipun tidak berijin, dan juga meskipun tidak terbakar.
• Peta PIPPIB Rev X indikasi moratorium gambut di tujuh provinsi yang masih relatif utuhadalah 4,5 juta ha.
• Terdapat 1,7 juta hektar kawasan budidaya yang berada di lahan gambut yang masih utuhdan diusulkan untuk dilindungi, atau dikaji lebih lanjut untuk penyesuaian fungsinya.
Kelas Prioritas Restorasi di zona PIPPIB Luas (ha)
Prioritas Restorasi Pasca Kebakaran 2015 451,209
Prioritas Restorasi penutupan kanal pada Kubah Gambut (zona lindung) 895,457
Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal pemantapan fungsi lindung 4,464,598
Prioritas Restorasi Gambut berkanal untuk dikembalikan ke fungsi lindung 1,422,171
Luas Total (ha) 7,233,435
Usulan penambahan diluar PIPPIB revisi 10 Luas (ha)
Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal zona lindung 1,709,894
NasionalKHG 7 Provinsi(21,674,305 ha)
Non Gambut(8,741,816 ha)
Gambut(12,932,489 ha)
Budidaya (APL dan HP, HPT, HPK)
(5,699,054 ha)
Kawasan Lindung (HL, KSA dan KPA)(2,867,432 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut
berkanal (zona lindung)(1,895,613 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Kebakaran
2015(424,493 ha)
Prioritas Restorasi Gambut berkanal(zona budidaya)(1,669,055 ha)
Prioritas Restorasi(226,335 ha)
Konsesi HTI(216,041 ha)
Konsesi HPH(15,341 ha)
Konsesi HGU(23,047 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijinresmi /lahan masy.
(170,064 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal(zona lindung)(1,709,894 ha)
Konsesi HTI(822,596 ha)
Konsesi HPH(20,968 ha)
Konsesi HGU(319,121 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijinresmi /lahan masy.
(732,928 ha)
Konsesi HTI(606,935 ha)
Konsesi HPH(469,174 ha)
Konsesi HGU(20,420 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijinresmi /lahan masy.
(613,365 ha)
Konsesi HTI(504,369 ha)
Konsesi HPH(70,468 ha)
Konsesi HGU(176,374 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijinresmi /lahan masy.
(917,844 ha)
Next slide
Area PIPPIB Rev. X Gambut Non-
Kawasan Lindung(4,366,002 ha)
Usu
lan
tam
bah
anP
IPP
IB
Area PIPPIB Rev. X
*Angka sementara tidak untuk dikutip, sedang dibahas dalam Rapat Terbatas Kabinet
Gambut Budidayadan Konservasi(12,932,489 ha)
Budidaya (APL dan HP, HPT, HPK)
(5,699,054 ha)
Kawasan Lindung (HL, KSA dan KPA)(2,867,432 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut berkanal (zona
lindung)(1,895,613 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Kebakaran
2015(424,493 ha)
PrioritasRestorasi Gambut
berkanal (zona budidaya)
(1,669,055 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Karhutla
2015(226,335 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal(zona lindung)(1,709,894 ha)
Prioritas Restorasi Gambut ber
Kubah berkanal(pengembalian ke
zona lindung)(201,457 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal(pemantapanzona lindung)(2,175,048 ha)Prioritas Restorasi
Gambut non-Kubah berkanaldikembalikan ke
fungsi lindung(264,592 ha)
Area PIPPIB Rev. X Gambut Non-
Kawasan Lindung(4,366,002 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Karhutla 2015
(224,874 ha)
Prioritas Restorasi Gambut Kubah
berkanal (dialihkanke fungsi lindung)
(694,000 ha)
Prioritas Restorasi Gambut Kubah non-
kanal Penetapanfungsi lindung(2,289,550 ha)
Prioritas Restorasi Gambut non-Kubahberkanal dialihkanke fungsi lindung
(1,157,579 ha)
Nasional
*Angka sementara tidak untuk dikutip, sedang dibahas dalam Rapat Terbatas Kabinet
Sumatera SelatanKHG Sumatera Selatan
(2.006.659 ha)
Non Gambut(800,464 ha)
Gambut(1,206,195 ha)
Budidaya (APL dan HP, HPT, HPK)
(909,765 ha)
Kawasan Lindung(HL, KSA dan KPA)
(87,716 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut
berkanal (zona lindung)(440,004 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Kebakaran
2015(222,171 ha)
Prioritas Restorasi Gambut berkanal(zona budidaya)
(167,049 ha)
Prioritas Restorasi(41,277 ha)
Konsesi HTI(158,052 ha)
Konsesi HPH(3,458 ha)
Konsesi HGU(12,237 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijin resmi/lahan masy (48,424 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak
berkanal(80,540 ha)
Konsesi HTI(231,012 ha)
Konsesi HPH(9,134 ha)
Konsesi HGU(69,210 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijinresmi /lahan masy
(130,648 ha)
Konsesi HTI(34,983 ha)
Konsesi HPH(7,527 ha)
Konsesi HGU(403 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijin
resmi /lahanmasy(37,627 ha)
Konsesi HTI(84,323 ha)
Konsesi HPH(0 ha)
Konsesi HGU(13,842 ha)
Non HTI/Kebun/HPH, atau belum berijin
resmi /lahanmasy(68,884 ha)
Next slide
Area PIPPIB Rev. X Gambut Non-
Kawasan Lindung(208,715 ha)
Usu
lan
tam
bah
anP
IPP
IB
Area PIPPIB Rev. X
*Angka sementara tidak untuk dikutip, sedang dibahas dalam Rapat Terbatas Kabinet
Sumatera SelatanGambut Budidayadan Konservasi(1,206,195 ha)
Budidaya (APL dan HP, HPT, HPK)
(909,765 ha)
Kawasan Lindung (HL, KSA dan KPA)
(87,716 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut berkanal (zona
lindung)(440,004 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Kebakaran
2015(222,171 ha)
PrioritasRestorasi Gambut
berkanal (zona budidaya)
(167,049 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Karhutla
2015(41,277 ha)
Prioritas Restorasi Kubah Gambut tidak berkanal(zona lindung)
(80,540 ha)
09/08/2016
Prioritas Restorasi Gambut ber
Kubah berkanal(pengembalian ke
zona lindung)(10,427 ha)*
Pemantapan zona lindung pada
kawasan gambut utuh
(26,469 ha)
Prioritas Restorasi Gambut non-
Kubah berkanaldikembalikan ke
fungsi lindung(9,543 ha)*
Area PIPPIB Rev. X Gambut Non-
Kawasan Lindung(208,715 ha)
Prioritas Restorasi Pasca Karhutla 2015
(25,372 ha)
Prioritas Restorasi Gambut Kubah
berkanal (dialihkanke fungsi lindung)
(98,326 ha)*
Prioritas Restorasi Gambut Kubah
Penetapan fungsilindung
(35,591ha)
Prioritas Restorasi Gambut non-Kubahberkanal dialihkanke fungsi lindung
(49,426 ha)*
*Ada aspek penegakkan hukum untuk pembukaan lahan di kawasan lindung dan kawasan moratorium PIPPIB
TERIMA KASIH