Upload
kaisardatin
View
168
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
“REFUNGSIONALISASI & RESTRUKTURISASI
PERAN KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
PASCA 2014”
KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI
Jakarta, 6 Desember 2013
Latar Belakang Berdasarkan Undang Undan No. 18 Tahun 2002, Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (SINAs P3 Iptek) menekankan pentingnya: (1) Kepakaran; (2) Kekayaan Intelektual dan (3) Sarana & Prasana. Ke 3 unsur ini sangat mendasari efektif dan efisiennya suatu kegiatan Iptek dengan hasil yang dapat didayagunakan oleh Industri dan Masyarakat.
SINAS P3 Iptek, ditunjang adanya Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2005 (PP 20-2005), diharapkan adanya PP ini akan memberikan dampak
terjadinya Alih Teknologi hasil berbagai kegiatan
penelitian dan pengembangan Iptek dari Lembaga
Penelitian (LPNK/LPK) dan PT untuk
meningkatkan daya saing dan kemandirian
bangsa sehingga pemanfaatan Iptek akan lebih
efektif dan efisien dari adanya sumberdaya manusia
yg berkompetensi untuk pendayagunaan Iptek lebih
cepat.
POKOK PERMASALAHAN (1)Payung Hukum
Payung Hukum yang ada saat ini nampaknya dirasakan
Fungsi Koordinasi dan Otoritas KRT tidak dapat secara
maksimal menghasilkan suatu Kebijakan Iptek Nasional
yang kuat dan berkelanjutan yang didukung oleh berbagai
kegiatan penelitian dan pengembangan Iptek dari LPNK.
Hal ini sangat terlihat dalam penentuan Indikator Kegiatan
Utama (IKU), di KRT dan LPNK belum sinergis dan fokus.
(1)Data & Informasi Iptek Pendayagunaan hasil kegiatan penelitian dan
pengembangan Iptek saat ini masih dirasakan tumpang
tindih dan tidak maksimal, karena tidak adanya Data dan
Informasi Iptek Nasional yang sinergis dan terpadu antara
KRT dan LPNK.
STRATEGI PEMECAHAN MASALAH - Payung Hukum yg ada saat ini belum mampu mendorong
pendayaagunaan iptek secara maksimal karena beberapa
faktor belum menjadi 1 pintu (one gate policy) kebijakan
nasional. - Refungsionalisasi dan Restrukturisasi payung hukum yang
kuat setingkat UU, sehingga KRT tidak bersifat koordinasi
semata, sehingga IKU Iptek Nasional yang ditargetkan
oleh KRT menjadi 1 acuan LPNK/LPK/PT, yaitu dengan
menerapkan: (1) Adanya penganggaran (budgeting) penelitian satu pintu di
KRT yang berkaitan dengan IKU Nasional (2) Adanya pengawasan dan monitoring kegiatan penelitian
di LPNK sesuai arah pencapaian IKU Nasional
– Data & Informasi Iptek Nasional (1) Tersedianya Sistem Iptek Informasi Nasional (SIIN) yang up date di KRT yang bersifat interoperabilitas dan
open acces yang sinergis dengan data & informasi di
LPNK/LPK/PT sehingga dapat dengan efektif dan efisien
dalam membuat Kebijakan Iptek Nasional yang dapat
memberikan jawaban cepat akan kebutuhan Industri dan
Masyarakat (2) Adanya Chief Information Officer (CIO) setingkat Eselon 1 di KRT yang kuat sehingga pengolahan data dan
informasi dapat menjadi basis yang kuat dalam
menentukan Kebijakan Iptek Nasional
(3) Meningkatkan dan mempercepat INOVASI
UNDANG UNDANG
KRT
IKU ANGARAN
Pengawasa &
Monitoring
LPNK/LPK/PT
KESIMPULAN - Faktor Anggaran (Budgeting) tidak satu pintu di KRT akan
mempersulit terjadinya sinergitas dan fokus IKU Nasional yang
akan berdampak kurang berfungsinya pendayagunaan hasil-
hasil Penelitian, Pemanfaatan dan Pengembangan Iptek secara
cepat, efektif dan efisien; - Tersedianya Sistem Informasi Iptek Nasional menjadi suatu
keharusan, sehingga terjadinya up dating data dan informasi
iptek dari masing-masing LPNK/LPK/PT yang dapat
dimanfaatkan seluas-luasnya oleh Industri dan Masyarakat; - Idealnya KRT seperti Kementerian BUMN yang dapat mengatur
Badan Usahanya - Diperlukan KONSISTENSI implementasi kegiatan Iptek secara
NASIONAL yang didukung oleh POLITICAL WILL yang kuat
sehingga mempercepat Kemandirian dan Berdaya Saing Bangsa
secara global